Anda di halaman 1dari 49

MINI PROJECT

JUNI-JULI 2018

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DAERAH BINAAN
PUSKESMAS WAIHAONG

Di
S
U
S
U
N

Disusun oleh:
Dr. Ayu Arifitriana Dewi

PEMBIMBING :

Dr. Augie

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS INTERNSHIP STASE


PUSKESMAS
AMBON
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karuniaNya, maka saat ini penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Daerah Binaan

Puskesmas Waihaong. Penelitian ini dibuat dalam rangka tugas internship stase

puskesmas periode 2018

Penulis menyadari bahwa mini project ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan, dan semoga

penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas segala pihak yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian pembuatan mini project ini.

Ambon, Juni-Agustus 2018

Penulis

ii
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DAERAH BINAAN
PUSKESMAS WAIHAONG

ABSTRAK

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas


kesadaransehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidangkesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. PHBS rumah tangga merupakan salah satu PHBS yang dapat
dilakukan di dalam keluarga. Pengetahuan mengenai PHBS rumah tangga dapat
menjadi indikator keluarga sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di daerah binaan
puskesmas waihaong. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan cross sectional dimana data diolah dengan menggunakan exel.
Pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner PHBS rumah tangga. Hasil
analisis didapatkan Pengetahuan ibu rumah tangga di daerah binaan puskesmas
waihaong tentang PHBS rumah tangga sebagian besar dalam kategori baik yakni
sebanyak 25 orang (83,4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
ibu rumah tangga di daerah binaan puskesmas waihaong mengerti dan memahami
tentang PHBS rumah tangga.

Kata Kunci: Pengetahuan, hidup bersih dan sehat (PHBS), PHBS tumah tangga
indikator PHBS rumah tangga.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….……………………………………………….. I

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. Ii

ABSTRAK …………………………………………………………………... Iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... Iv

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang …………………………………………………………........ 1

A. Perumusan Masalah ……………………………………………………... 2

B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 2

C. Manfaat Penelitian …………………………………………………......... 2

D. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

Pengetahuan ....................………………………………………………... 4

A. Definisi ................................................................................................ 4

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ................................. 5

2. Ibu rumah tangga 5

B. Definisi ……………………………………………………………… 6

1. Peran ibu rumah tangga dalam keluarga ............................................. 6

2. Tugas ibu rumah tangga ...................................................................... 7

3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga 9

C. Definisi ………………………………………………………………

1. Tujuan ...………………………………………………..………......... 10

iv
2. Manfaat ………………………………………………….................... 10

3. Sasaran ……………………………………………............................. 11

4. Indikator PHBS rumah tangga ......………………………………….. 12

5. Kerangka Teori …………………………………………………….... 23

D. Kerangka Konsep ……………………………………………………….. 24

E. BAB III METODE PENELITIAN 25

Rancangan Penelitian .………………………………………………….. 26

A. Populasi dan Subjek Penelitian ……….…………………………………. 26

B. Instrumen Penelitian dan Cara Pengambilan Data…………………….... 26

C. Alur Penelitian …………………………………………………………... 27

D. Definisi Operasional …………………………………………………….. 28

E. Manajemen dan Analisis Data …………………………………………... 28

F. Etika Penelitian ………………………………………………………….. 28

G. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29

Hasil Penelitian …………………………………………………………. 29

A. Pembahasan ..............................………………………………… 32

B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………. 37

C. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 39

D. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 40

E. LAMPIRAN ............................................................................................ 42

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena dalam tubuh yang sehat akan menghasilkan jiwa dan raga

yang sehat serta dapat meningkatkan produktivitas di berbagai kegiatan.

Dalam rangka mengoperasionalkan paradigma sehat khususnya yang

berkaitan dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan

Republik Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat. Tujuan peraturan ini adalah adanya upaya peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS ) di seluruh Indonesia.1,2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang

dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan

berperilaku sehat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di

dasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari perilaku yang tidak di dasari

oleh pengetahuan. Terdapat 2 jenis penerapan PHBS yaitu jenis pertama

PHBS di Institusi yang terdiri dari PHBS di Institusi Kesehatan, PHBS di

Institusi Pendidikan (sekolah), PHBS di tempat-tempat umum, dan PHBS di

Tempat kerja. Jenis kedua yaitu PHBS di rumah tangga.3,4

Menurut profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 di peroleh, rumah

tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sejumlah 63,89% (Kemenkes

1
RI, 2013). Menurut RISKESDAS tahun 2013 rumah tangga yang berperilaku

hidup bersih dan sehat sebanyak 87,83%.

B. Perumusan masalah

1. Bagaimana pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di

Daerah Binaan Puskesmas Waihaong

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di desa

Daerah Binaan Puskesmas Waihaong

2. Tujuan Khusus

Mengetahui sebaran frekuensi mengenai karakteristik dan tingkat

pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di Daerah Binaan

Puskesmas Waihaong

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Sebagai tambahan referensi tentang pengetahuan ibu mengenai

PHBS dalam rumah tangga

2. Manfaat praktis

1) Bagi tenaga kesehatan

2
Penelitian ini memberikan gambaran pengetahuan mengenai PHBS

dalam rumah tangga. Sehingga dalam rangka mewujudkan kesehatan

masyarakat yang mandiri dapat dilakukan pendekatan terutama kepada

ibu-ibu rumah tangga sebagai pilar kedua dalam mengurus

keluarganya.

2) Bagi masyarakat

Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa PHBS dalam rumah

tangga merupakan hal yang penting. Dengan penerapan pengetahuan

pola perilaku hidup sehat yang baik dalam kelurga dapat

diwujudkannya keluarga yang sehat.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terbentuk setelah

seseorang melakukan pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Terdapat beberapa tingkatan dari pengetahuan yakni:6,7

a. Tahu. Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dalam

dilakukan dalam beberapa hal seperti penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, dan prinsip.

d. Analisis. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah. Salah satu tanda

seseorang sudah mencapai tahap ini adalah orang tersebut mampu

4
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, atau membuat diagram

terhadap suatu obyek.

e. Sintesis. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Secara lebih sederhana, sintesis adalah

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap obyek tertentu. Penilaian tersebut didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada sebelumnya

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan

eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan, minat,

pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi,

dan kebudayaan.6,7

B. Ibu rumah tangga

1. Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu dapat diartikan

sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraanberbagai macam

pekerjaan rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri

5
(ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumahtangga

(tidak bekerja di kantor).8,9

Ibu rumahtangga merupakanistilah yang digunakan untuk

menggambarkan seorang wanita yang telah menikah serta menjalankan

pekerjaan rumah keluarga, merawat anak-anaknya, memasak,

membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Seorang ibu

rumah tangga sebagai wanita menikah yang bertanggung jawab atas

rumah tangganya.8,9

2. Peran ibu rumah tangga dalam keluarga

Peranan wanita dalam aktivitas rumah tangga berarti wanita

sebagai ibu rumah tangga. Dalam hal ini wanita memberikan peran yang

sangat penting bagi pembentukan keluarga sejahtera sebagai unit terkecil

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan

yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan

sehari-hari.8,9

Untuk menciptakan suatu keluarga yang sehat dan sejahtera, semua

anggota keluarga harus hidup saling mempengaruhi dan menunjang satu

sama lain. Misalnya seorang ayah dan ibu harus menciptakan kondisi

yangharmonis dalam kehidupan keluarga, menciptakan komunikasi yang

baik untuk semua anggota keluarga, membagi tugas rumah tangga

dengan baik agar tercipta suasana gotong royong antar anggota keluarga,

menentukan pendidikan yang baik bagi putra putrinya, dan ibu rumah

6
tangga harus mandiri dalam mengelola kehidupan rumah tangganya.

Oleh karena itu wanita sebagai ibu rumah tangga harus mampu untuk

berpikir secara positif agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki

guna menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Seorang wanita

sebagai ibu rumah tangga harus dapat menyiasati adanya perubahan nilai

dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini wanita sebagai ibu rumah

tangga harus dapat mengubah pandangan masyarakat yang tidak sesuai

dengan perkembangan zaman, seperti wanita yang bekerja diluar rumah,

berwiraswasta, dan lain-lain. Berdasarkan ketentuan bahwa semua itu

merupakan kesepakatan antara seluruh anggota keluarga. Disamping

tujuan yang mulia untuk menuju keluarga yang bahagia sejahtera, karena

kehidupan sekarang menuntut wanita untuk dapat berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan pembangunan bangsa.8,9,10

3. Tugas ibu rumah tangga

Banyak fakta yang menunjukkan bahwa presentase wanita yang

memiliki kesempatan untuk bekerja di sektor publik, misalnya dokter,

penjahit, pedagang dan sebagainya. Dilain pihak wanita yang bekerja

untuk menopang penghasilan keluarga memiliki beban kerja yang sangat

berat, karena selain bekerja disektor formal maupun nonformal

masihharus menyelesaikan pekerjaan domestik tanpa bantuan dan

campur tangan lelaki. Wanita sebagai bagian dari keluarga mempunyai

tugas-tugas antara lain sebagai istri, sebagai ibu rumah tangga, sebagai

7
pendidik bagi anak-anaknya. Tugas yang disandang oleh seorang wanita

yaitu:9,10

a. Wanita sebagai istri

Wanita tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai

pendamping suami seperti sebelum menikah, sehingga dalam rumah

tangga tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sayang yang

sejati. Wanita sebagai istri dituntut untuk setia pada suami agar dapat

menjadi motivator kegiatan suami.

b. Wanita sebagai ibu rumah tangga

Sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab secara terus-

menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah

tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk

meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa

nyaman, aman tentram, dan damai bagi seluruh anggota keluarga.

c. Wanita sebagai pendidik

Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi

putra-putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada

lingkungankeluarga, peran ibu sangat menentukan perkembangan

anak yang tumbuh menjadi dewasa sebagai warga negara yang

berkualitas dan pandai.

8
C. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga

1. Definisi

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaransehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat.Perilaku hidup bersih dan sehat

merupakan cerminan pola hidup keluarga yangsenantiasa memperhatikan

dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.PHBS adalah semua

perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

danberperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Mencegah lebihbaik daripada mengobati, prinsip kesehatan inilah yang

menjadi dasar pelaksanaan program PHBS.10,11

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggotarumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku

hidup bersih dansehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di

masyarakat. PHBS diRumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah

Tangga Sehat. Rumah tanggasehat berarti mampu menjaga,

meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiapanggota rumah tangga

dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yangkurang kondusif

untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). PHBS merupakan salahsatu

strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di

bidangkesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya

9
harus adakomunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk

memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI,

2007).3

2. Tujuan

Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat

didesa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan khususnya

untukmeningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota

rumah tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan

PHBS di masyarakat(Depkes RI, 2007).3

3. Manfaat

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi rumah

tanggaadalah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak

mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota

keluarga meningkat, dandengan meningkatnya kesehatan anggota rumah

tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat

dialihkan untuk biaya investasi sepertibiaya pendidikan, pemenuhan gizi

keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.3,11

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat

antaralain masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat,

masyarakat mampumencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan, masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,

10
masyarakat mampumengembangkan upaya kesehatan bersumber

masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,

tabungan bersalin (Tabulin),arisan jamban, kelompok pemakai air,

ambulans desa dan lain- lain.11

4. Sasaran

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan dan terbagi dalam:3,12

b. Sasaran Primer

Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang

akandirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah

(individu dalam keluarga yang bermasalah)

c. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu

dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu,

orangtua,tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat,

petugas kesehatandan lintas sektor.

d. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembantu dalam tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala

desa,lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, dan tokoh masyarakat.

11
5. Indikator PHBS rumah tangga

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai permasalahan

kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu Standar Pelayanan

Minimal (SPM)bidang kesehatan yaitu:12,14

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh

tenagakesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).

Tenaga kesehatanmerupakan orang yang sudah ahli dalam

membantu persalinan, sehinggakeselamatan Ibu dan bayi lebih

terjamin. Apabila terdapat kelainan dapatdiketahui dan segera

ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.Persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yangaman,

bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan

bahayakesehatan lainnya.

b. ASI eksklusif

Menurut PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif. Dalam Bab I pasal 1 ayat 2 PP tersebut, pengertian ASI

Eksklusif yakniASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain.Pemberian ASI secara mutlak,

penting dilakukan, mengingat manfaat yang akandiperoleh si bayi.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) hal ini untuk menghindari

12
alergi dan menjamin kesehatan bayi secara optimal. Karena di

usiaini, bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna untuk

mencerna makananatau minuman lain. Selain itu, ASI jauh lebih

sempurna dibandingkan susu formula mana pun.

Keunggulan ASI:

1. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan

dan perkembangan fisik serta kecerdasan.

2. Mengandung zat kekebalan.

3. Melindungi bayi dari alergi

4. Aman dan terjamin kebersihannya karena disusui kepada bayi

dalam keadaan segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu

yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.

5. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan

pernafasan bayi.

c. Bawa bayi dan balita ke posyandu

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan

balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi

gizi kurang atau gizi buruk. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang

Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, perubahan berat

badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau

pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari

yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan

13
mengalami kekurangan gizi, sebaliknya bila kenaikan berat badan

lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan

gizi.

d. Menggunakan air bersih

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-

syaratdan pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang digunakan

untuk keperluan sehari–hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes

RI,1990). Air yang kita pergunakan sehari-hariuntuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-

alatdapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita

tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.

Air sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebihcepat

meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di

dalamtubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk

anak–anak sekitar65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan

manusia akan air sangat kompleksantara lain untuk minum, masak,

mandi, mencuci (bermacam–macam cucian). Airyang kita pergunakan

sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,membersihkan

lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkanbahan

makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar

dar penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra

kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski

14
terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman

penyakit dalam air mati pada suhu 100oC. (saat mendidih). Syarat –

syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak menyebabkan

penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan

sebagai berikut:

1. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah

bening(tidak berwarna ), tidak berasa.

2. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus

bebas darisegala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini untuk

mengetahui apakahair minum terkontaminasi oleh bakteri

pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut dan bila

dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli

maka air tersebut sudah memenuhi kesehatan.

3. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat

tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada

saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa

menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan

membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan (Departemen Kesehatan RI, 2007). Mencuci

tangan dapat dilakukan setiap kali kita kotor (setelah memegang uang,

15
memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah

menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak,

sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi. setelah bersin,

batuk dan mengeluarkan ingus.

Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus

anti bakteri.

2. Gosok tangan setidaknya selama 15–20 detik

3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela–sela

jari dankuku.

4. Memasuh tangan sampai bersih dengan air mengalir

5. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering

6. Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan

kran air.

Manfaat mencuci tangan adalah:

1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

2. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri,

typus,kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Aku

(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS).

3. Tangan menjadi bersih dan bebas kuman

16
f. Menggunakan jamban sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher

angsadan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai

penampung akhir.Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran

penyakit yang multikompleksyakni melalui berbagai macam jalan atau

cara. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia

antara lain: tipus, disentri, kolera, bermacam-macamcacing (gelang,

kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.Untuk

mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja

terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus

dikelola dengan baik,maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu

tempat tertentu atau jamban yangsehat.

Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-

syaratsebagai berikut (Depkes RI, 2004):

1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung

berjarak 10-15meter dari sumber air minum.

2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun

tikus.

3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga

tidakmencemari tanah sekitar.

4. Mudah di bersihkan dan aman penggunannya.

5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan

warna.

17
6. Cukup penerang

7. Lantai kedap air

8. Ventilasi cukup baik

9. Tersedia air dan alat pembersih.

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban

yangbaik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa

hal, yaitu :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana

yang aman.

3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.

4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan

lingkungan.

Dengan menggunakan jamban maka dapat menjaga lingkungan bersih,

sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada

disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang

dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus,

kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakitkulit, dan

keracunan. Jenis jamban yang digunakan adalah jamban cemplung

dan jamban tangki septik atau leher angsa (Departemen Kesehatan RI,

2007).

18
g. Memberantas jentik nyamuk

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah

kegiatan mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular

DBD (Aedes Aegypti) di tempat–tempat perkembangbiakannya

(Depkes RI,2005). Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan

cara 3M plus, yaitu :

1. Menguras dan menyikat tempat–tempat penampungan air, seperti

bakmandi/wc, drum, dll seminggu sekali.

2. Menutup rapat–rapat tempat penampungan air, seperti gentong

air/tempayan, dan lain-lain.

3. Mengubur dan menyingkirkan barang–barang bekas yang dapat

menampungair hujan (M3).

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

1. Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat

lainnya yangsejenis seminggu sekali.

2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.

3. Menutup lubang–lubang pada potongan bambu /pohon, dll.

4. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat–tempat yang

sulit di kurasatau di daerah yang sulit air.

5. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak–bak penampung

air.

6. Memasang kawat kasa.

7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

19
8. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

9. Menggunakan kelambu.

10. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

h. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap

hari).

Menurut Depkes RI, 2006 menu seimbang adalah makanan yang

beranekaragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pola menu 4 sehat 5

sempurna adalah pola menu seimbangyang bila disusun dengan baik

mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan olehtubuh.

Membiasakan anggota keluarga mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur

dan3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak harus mahal, yang

penting memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk

dimakan, terutama sayuranyang berwarna (hijau tua, kuning, oranye)

seperti bayam, kangkung, daun katuk,kacang panjang, selada hijau

atau daun singkong. Begitu pula dengan buah, semuabagus untuk

dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti

mangga,papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung

vitamin dan mineralserta seratnya.

i. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang

danbertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani. Dengan

demikian akan menentukan status kesehatan seseorang khususnya

20
anak-anak pada masa pertumbuhan. Dorongan olahraga secara teratur

dapat memelihara jantung, peredaran darah dan frekuensi nadi.

Macam-macam olah raga dapat kita lakukan antara lain bersepeda,

lari, berenang dan senam.

Anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik

30menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya.

Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam

sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh

lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah

makan.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang

diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di

antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon

Monoksida (CO).

1. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran

darah.

2. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.

3. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa

oksigen,sehingga sel-sel tubuh akan mati.

4. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok.

Perokokpasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup

asap rokok orang lain atauorang yang berada dalam satu ruangan

21
tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat

berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokokpasif harus berani

menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.

22
D. Kerangka Teori

Pengetahuan

Perilaku

10 indikator PHBS rumah tangga

Penerapan dicetus oleh pilar


kedua dalam keluarga (ibu)

Keluarga sehat

Gambar 2.1 Bagan kerangka teori

. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di dasari oleh

pengetahuan akan lebih bertahan dari perilaku yang tidak di dasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan terhadap 10 indikator PHBS dan penerapannya yang

baik dalam keluarga, terutama dicetuskan oleh salah satu anggota keluarga yang

berperan penting dalam kehidupan sehari-hari suatu keluarga (ibu), diharapkan

dapat terwujudnya keluarga sehat dan masyarakat sehat.

23
E. Kerangka Konsep

Ibu rumah tangga

10 indikator PHBS rumah tangga

Pengetahuan

Keterangan:

Variabel utama yang diteliti

Gambar 2.1 Bagan kerangka teori

Penelitian ini untuk menggambarkan pengetahuan ibu rumah tangga

mengenai 10 indikator PHBS rumah tangga.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross

sectional.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Daerah Binaan Puskesmas Waihaong

juni-agustus 2018

B. Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah semua ibu rumah tangga di Daerah Binaan

Puskesmas Waihaong Juni-Agustus 2018

2. Sampel

Sampel adalah semua ibu rumah tangga yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 30 orang.

25
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria inklusi

1) Ibu rumah tangga yang masih mengurus keluarga dari daerah

binaan puskesmas waihaong

a. Kriteria eksklusi

1) Ibu rumah tangga yang tidak bisa membaca

2) Ibu rumah tangga yang sudah janda dan tinggal sendiri

4. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah secara

stratified random sampling,

Instrumen Penelitian dan Cara Pengambilan Data

Penelitian ini akan menggunakan kuesioner perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) rumah tangga untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer. Caranya adalah semua ibu rumah tangga yang masuk kriteria inklusi

dinilai pengetahuannya.

26
C. Alur Penelitian

Persiapan penelitian
(Perbanyakan Kuesioner)

Identifikasi subjek yang bepotensi masuk ke


dalam penelitian

Kriteria eksklusi Kriteria inklusi

Inform consent

Tidak bersedia Bersedia

Ibu rumah tangga mengisi


kuesioner PHBS rumah tangga

Analisis data

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

Bagan diatas menggambarkan alur penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian ini diawali dengan persiapan penelitian berupa perbanyakan

kuesioner untuk proses pengambilan data. Ibu rumah tangga yang telah

diidentifikasi sesuai kriteria inklusi, peneliti akan melakukan inform

consentdan memberikan kuesioner umtuk diisi, bagi yang tidak bersedia maka

dieksklusi. Setelah proses pengambilan data selesai, peneliti akan melakukan

proses selanjutnya berupa analisis data.

27
D. Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala Penilaian


Pengetahuan ibu Kemampuan ibu Ordinal Diktahui dari pengisian
tentang PHBS menjawab kuesioner.
rumah tangga dengan benar 1. Baik : jawaban benar 7-10
kuesioner tentang pertanyaan
PHBS rumah 2. Kurang : jawaban benar < 7
tangga meliputi pertanyaan
indikator PHBS

E. Manajemen dan Analisis Data

D;ata yang telah diperoleh kemudian akan diolah menggunakan

program Exel. Jenis analisis data yang akan digunakan yaitu analisis data

univariat. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

tingkat pengetahuan.

F. Etika Penelitian

Persetujuan ibu atu keluarga dimintakan dalam bentuk Inform concent

tertulis setelah diberikan penjelasan tentang penelitian.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi umum

Pengambilan data dilakukan di Daerah Binaan Puskesmas

Waihaong selama tiga bulan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

mengenai PHBS rumah tangga. Selama periode tersebut didapatkan

responden penelitian sebanyak 30 orang.

29
Tabel ;4.2. Distribusi pengetahuan PHBS rumah tangga masyarakat di

daerah binaan puskesmas waihaong

Pengetahuan PHBS
F (%)
rumah tangga
Kurang 5 16,6

Baik 25 83,4%
Total 30 100.0

;Hasil penelitian distribusi pengetahuan tentang PHBS rumah tangga

pada Ibu rumah tangga di daerah binaan puskesmas waihaong 30 responden,

didapatkan kategori kurang sebanyak 5 orang (16,6%), baik 25 orang

(83,4%),

30
Tabel 4.3. Distribusi pengetahuan berdasarkan indikator PHBS rumah

tangga

Indikator PHBS rumah tangga F (%)


1. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan

Kurang 3 10
Baik 27 90.0
2. ASI Eksklusif
Kurang 15 50
Baik 15 50
3. Menimbang bayi dan balita
Kurang 5 16.6
Baik 25 83.4
3. Menggunakan Air Bersih
Kurang 2 6.6
Baik 28 93.4
5. Cuci Tangan dengan Air Bersih dan Mengalir
Kurang 4 13.3
Baik 26 86.7
6. Menggunakan Jamban Sehat
Kurang 15 50.0
Baik 15 50.0
7. Memberantas Jentik Nyamuk
Kurang 13 43.3
Baik 17 56.7
8. Makan Sayur dan Buah Setiap Hari
Kurang 5 16.6
Baik 25 83.4
9. Aktifitas Fisik
Kurang 7 23.3
Baik 23 76.7
10. Tidak Merokok di Rumah
Kurang 21 70.0
Baik 9 30.0

Pengetahuan berdasarkan indikator PHBS rumah tangga pada 30

responden didapatkan, pada indikator persalinan dibantu oleh tenaga

kesehatan, pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (10%), baik 27 orang

(90%). Indikator ASI eksklusif, pengetahuan kurang 15 orang (50%), baik 15

orang (50%). Indikator menimbang bayi dan balita, pengetahuan kurang 5

31
orang (16,6%), baik 25 orang (83,4%). Indikator menggunakan air bersih,

kurang 2 orang (6,6%), baik 28 orang (93,4%). Indikator cuci tangan dengan

air bersih dan mengalir, pengetahuan kurang 4 orang (13,3%), baik 26 orang

(86,7%). Indikator menggunakan jamban sehat, pengetahuan kurang 15 orang

(50%), baik 15 orang (50%). Indikator memberantas jentik nyamuk

pengetahuan kurang 13 orang (43,3%), baik 17 orang (56,7%). Indikator

makan sayur dan buah setiap hari, pengetahuan kurang 5 orang (16,6%), baik

25 orang (83,4%). Indikator aktifitas fisik, pengetahuan kurang 7 orang

(23,3%), baik 23 orang (76,7%). Indikator tidak merokok dalam rumah

pengetahuan kurang 21 orang (70%), baik 9 orang (30%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian pada tabel 4.3 yaitu distribusi pengetahuan PHBS

rumah tangga masyarakat di daerah binaan puskesmas waihaong berada pada

ketegori baik yaitu sebanyak 25 orang (83,4%) dari jumlah sampel. Hal ini

menjelaskan bahwa masyarakat terutama ibu rumah tangga di daerah tersebut

mengerti dan memahami adanya manfaat PHBS. Meskipun dalam

penerapannya masih belum terlaksana dengan baik. Kepustakaan

menyebutkan bahwa, terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

pengetahuan yaitu, tingkat pendidikan, pekerjaan, lingkungan, sosial budaya,

ekonomi, pengalaman, dan media masa.13,14

Hasil penelitian berdasarkan indikator PHBS rumah tangga yang

pertama didapatkan paling banyak pada kategori baik 27 orang (90%).

32
Kategori ini masyarakat paham dengan persalinan dibantu oleh tenaga

kesehatan salah satunya adalah bidan. persalinan oleh tenaga kesehatan

adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan

tenaga para medis lainnya). lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil

dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan

yaitu kematian atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab klasik kematian

ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan

kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan

profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun,

kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik

tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan oleh

keluarga.13,14

Indikator PHBS rumah tangga kedua adalah ASI eksklusif.

Pengetahuan ini berada pada kategori baik yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Pemberian ASI Eksklusif sangatlah penting bagi bayi karena ASI memiliki

komposisi yang paling lengkap dan dibutuhkan dalam membantu proses

tumbuh kembang pada bayi. Melihat manfaat yang besar, maka pemberian

ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini adalah

pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan makanan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir hingga bayi umur

6 bulan. Dilihat dari kuesioner tentang jangka waktu pemberian ASI serta

waktu untuk pemberian makanan tambahan, pengetahuan ibu rumah tangga

33
masih banyak yang salah dalam menjawab. Hal ini dikaitkan dengan faktor

kebiasaan pada daerah tersebut dimana rerata pemberian ASI sampai usia 1

tahun dan makanan pendamping pada usia 4 bulan.8,9

Indiaktor PHBS rumah tangga ketiga adalah membawa bayi dan balita

ke posyandu, berada pada ketegori baik yaitu sebanyak 25 orang (83,4%).

Untuk indikator ini ibu rumah tangga daerah tersebut paham dengan

melakukan indikator ini. Bayi dan balita dibawa ke posyandu adalah salah

satu cara untuk menilai tumbuh kembang. Di posyandu juga akan didapatkan

vaksinasi dan imunisasi yang berguna untuk mencegah penyakit.13

Indikator keempat adalah menggunakan air bersih, hasil penelitian

menunjukan indikator ini berada pada kategori baik yaitu sebanyak 28 orang

(93,4%). Pada indikator ini masyarakat mengerti tentang fungsi dan manfaat

dari air bersih. Pada dasarnya penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-

hari begitu dianjurkan guna mencegah timbulnya penyakit yang bisa

disebabkan oleh air yang tidak bersih atau sudah tercemar.13

Indikator PHBS rumah tangga kelima adalah cuci tangan dengan bersih

dan mengalir, berada pada kategori baik yaitu sebanyak 26 orang (86,7%).

Sebagian besar responden mengerti dan paham mengenai cuci tangan, namun

bagaimana implementasinya masih banyak yang kurang. Hal ini juga

dikaitkan dengan kebiasaan dilakukan di dalam rumah. Masyarakat

cenderung menggunakan air yang berada di tempat-tempat penampungan

untuk mencuci tangan dan tidak menggunakan sabun. Cuci tangan pakaisabun

(CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat

34
mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, Infekai Saluran

Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah

penularan influenza. Banyak pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini

sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat

dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berbagai survey di lapangan

menunjukkan menurunnya angka ketidakhadiran anak karena sakit

yangdisebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut di atas, setelah diintervensi

dengan CTPS.12,13

Indikator PHBS rumah tangga keenam adalah menggunakan jamban

sehat, berada pada kategori baik yaitu sebanyak 15 orang (50%). Sebagian

besar responden mengetahui tentang alasan mengapa jamban harus memakai

septic tank serta jarak dengan sumber air bersih. berdasarkan manfaatnya

jamban sehat tersebut memiliki peranan penting dalam menciptakan

lingkungan yang sehat dan menghindari keluarga dari penyakit-penyakit yang

dapat disebabkan karena tidak diberdayakannya jamban sehat dalam

kehidupan keluarga sehari-hari. Hal tersebut berdasarkan beberapa pengertian

tentang jamban sehat yaitu sebagai tempat pengumpulan kotoran manusia di

suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada

kotoran manusia dan menganggu estetika (Hasibuan, 2009). Sementara

menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembuangan

tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit.13,14

Indikator PHBS rumah tangga ketujuh adalah memberantas jentik

nyamuk, berada pada kategori baik yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).

35
Sebagian besar responden mengetahui tentang cara memberantas jentik

nyamuk dan manfaat rumah bebas jentik nyamuk.13,14

Indikator PHBS rumah tangga kedelapan adalah makan buah dan sayur

setiap hari, berada pada pada kategori baik yaitu sebanyak 25 orang (83,4%).

sebagian besar responden mengetahui tentang pilihan buah dan sayur yang

dimakan setiap hari. Pada dasarnya buah dan sayur adalah sumber dari

vitamin, gizi dan protein yang dibutuhkan bagi tubuh untuk membentuk

tubuh yang sehat. Buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral.

Vitamin yang banyak terkandung dalam buah-buahan adalah vitamin A, D,

dan E yang sangat penting bagi tubuh. Vitamin A, C dan E merupakan

antioksidan alami yang mempunyai manffa untuk melawan radikal bebas,

penyebab penuaan dini, dan berbagai jenis kanker (Astawan, 2008). Buah-

buahan yang berwarna kuning sperti mangga, pepaya, dan pisang raja

mengandung provitamin A yang cukup tinggi, sedangkan buah yang memiliki

rasa asam sperti jeruk, jambu biji dan rambutan kaya akan vitamin C. Karena

buah pada umumnya dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan

sumber utama vitamin C.13

Indikator PHBS rumah tangga kesembilan adalah melakukan aktifitas

fisik berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). sebagian

besar responden mengetahui tentang penntingnya aktifitas fisik. pada

dasarnya beraktifitas sehari-hari adalah suatu cara untuk membuat kesehatan

tubuh menjadi terjaga. Hal itu dapat dikarenakan karena dengan beraktifitas

sehari-hari dapat bermanfaat untuk mengeluarkan zat-zat sisa atau toksik

36
yang ada di dalam tubuh melalui keringat dan dapat meregangkan otot-otot

dan persendian sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat terjadi pada

kesehatan metabolisme tubuh dan muskuloskeletal.13

Indikator PHBS rumah tangga kesepuluh adalah tidak merokok di

dalam rumah berada pada kategori baik yaitu sebanyak 9 orang (30%). Pada

indikator ini berarti masyarakat paham dan mengerti tentang bahaya dan

dampak dari merokok. Efek rokok yaitu seain terhadap terhadap perokok

pasif juga menyebabkan peningkatan angka morbiditas pada bayi dan anak

khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan bahkan dapat

menyebabkan mortalitas pada bayi dan balita.13

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

bidangkesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat. PHBS rumah tangga merupakan salah satu cara dan langkah

hidup sehat yang dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga. Pengetahuan

serta perilaku terhadap implementasinya sebagai lini awal tentunya sangatlah

diharapkan terlaksana demi terwujudnya keluarga yang sehat, masyarakat

sehat dan Indonesia sehat.14

C. Keterbatasan penelitian

Selama melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu

masalah waktu penelitian yang singkat sehingga jumlah sampel yang diteliti

37
lebih sedikit dan hanya menggunakan stratifed random sampling. Selain itu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan implementasinya juga tidak diteliti.

38
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengetahuan ibu rumah tangga Di Daerah Binaan Puskesmas

Waihaong tentang PHBS rumah tangga sebagian besar dalam kategori baik

25 orang (83,4%).

B. Saran

1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang PHBS

rumah tangga dengan jumlah sampel yang lebih besar.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang faktor-faktor lain yang

berpengaruh pada pengetahuan PHBS rumah tangga.

3. Bagi Puskesmas untuk lebih memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat masyarakat, dan diperlukan upaya promosi kesehatan secara berkala

agar derajat kesehatan dapat dipertahankan.

4. Kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuannya

mengenai PHBS rumah tangga, karena hal ini merupaka salah satu

langkah awal yang paling dapat dilakukan dan diterapkan untuk

kesehatan keluarga masing-masing.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta : Depkes

RI.

2. Nurjanah P. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di dukuh keden wetan kelurahan keden kecamtan

kalijambe kabupaten sragen tahun 2013. Surakarta; 2013.

3. Depkes RI. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai

Tatanan. Pusat Promosi Kesehatan. 2007

4. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.

Jakarta;2008.

5. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2013.

6. Habeahan J. Pengetahuan, sikap dan tindakan perilaku hidup bersih dan sehat

anak-anak di yayasan panti asuhan rapha-el simalingkar kecamatan medan

tuntungan kota medan tahun 2009. Medan; 2009.

7. Nurhajati N. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat desa samir

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

8. Sapiunjainah. Gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (phbs) rumah tangga di desa wonoyoso kecamatan pringapus kabupaten

semarang. Semarang; 2016.

9. Pratiwi JE. Perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) pada tatanan rumah tangga

masyarakat using (studi kualitatif di desa kemiren, kecamatan glagah,

kabupaten banyuwangi). Jember;2015

40
10. Yusnita E. Gambaran pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan

sehat rumah tangga di rt 17 rw 04 desa carita kabupaten pandeglang provinsi

banten tahun 2011. Bekasi; 2011

11. Pratama DA. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi keluarga

untuk melakukan program perilaku hidup bersih dan sehat di desa

mangunharjo jatipurno wonogiri. Surakarta; 2009.

12. Djabu O. Peranan ibu rumah tangga yang bekerja dalam meningkatkan status

sosial keluarga di kelurahan teling atas kecamatan wanea kota manado.

13. Astuti AWW. Peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga. Semarang; 2013.

14. Suryani L. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat di kelurahan payo selincah tahun 2013.

Jambi; 2013.

41
LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu Mengenai


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda (x) pada pilihan yang menurut
Anda benar.

1. Salah satu indikator PHBS di rumah tangga adalah


a. Mencuci tangan dengan air dan sabun
b. Keluarga sadar gizi
c.Kepemilikan jaminan kesehatan

2. Yang menolong ibu melahirkan seharusnya


a. Bidan b. Perawat c. Dukun

3. Apa yang dimaksud dengan ASI ekslusif :


a. Memberi ASI saja tanpa makanan tambahan selama 6 bulan
b. Memberikan ASI serta makanan tambahan
c. Memberikan ASI sampai 2 tahun

4. Apa tujuan dilakukan penimbangan balita setiap bulan


a. Memantau pertumbuhan balita
b. Agar dapat makanan tambahan
c. Karena balita sakit

5. Syarat – syarat air bersih adalah :


a. Air yang berbau dan berwarna
b. Air yang mengandung bahan kimia
c. Air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh dan tidak berwarna

6. Mencuci tangan yang baik dengan :


a. Air dalam ember
b. Cukup dengam air saja
c. Air bersih mengalir dan sabun
d. Air sabun

42
7. Kegunaan mencuci tangan sesudah dan sebelum melakukan pekerjaan yaitu
untuk mencegah tangan dari
a. Penyebab penyakit
b. Mengobati penyakit
c. Mikroorganisme dan kuman yang dapat meneyebabkan penyakit

8. Makan buah dan sayur sebaiknya


a. 2 hari sekali
b. 1 minggu sekali
c. Setiap hari

9. Tujuan aktifitas fisik setiap hari adalah


a. Agar hidup sehat tetapi capek
b. Agar tubuh sehat dan bugar
c. Merupakan gaya hidup bersih

10. Apa tujuan 3M plus (menguras, menutup, mengubur, menghindari gigitan


nyamuk)
a. Membuat rumah bersih
b. Membebaskan rumah dari jentik nyamuk
c. Membebaskan rumah dari bau tak sedap

11. Dampak merokokdidalam rumah adalah


a. Ekonomi keluarga menurun
b. TBC
c. Susah bernafas

12. Syarat jamban yang sehat adalah


a. 5 meter
b. > 10 meter, penerangan yang baik dan mudah dibersihkan
c. 10 meter

43
44

Anda mungkin juga menyukai