Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT MITRA IDAMAN

KOTA BANJAR

TAHUN 2019

RUMAH SAKIT MITRA IDAMAN

Jl. Sudiro W No. 57 Telp/Fax (0265) 742175 Banjar


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengembangan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan berdasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayai, anak, lanjut
usia dan keluaga miskin. Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan
ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup, menurunya tingkat
kematian bayi dan ibu melahirkan.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, Umur Harapan
Hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria 69
tahun. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memproyeksikan umur
harapan hidup di Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai 73 tahun & 69
tahun. Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar terwujud
kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit. Dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit yang berkualitas,
merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara
terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga
professional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
geriatri di rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun
penyelenggaraan pelayan geriatri di rumah sakit.

B. Tujuan;
1. Tujuan Umum :
Terselenggaranya pelayanan lanjut usia / geriatri secara terpadu dan nyaman
di RS Mitra Idaman Kota Banjar
2. Tujuan khusus :
a. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia di rawat jalan
b. Terselenggaranya pelayanan lanjt usia di rawat inap
c. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah (home care)

C. Ruang Lingkup
Jenis pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Mitra Idaman
berdasarkan tersedianya fasilitas sarana dan prasarana, peralatan dan
ketenangan adalah pelayanan tingkat sederhana.

D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Ketenagaan dalam pelayanan geriatri di RS Mitra Idaman terdiri atas


tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama
sebagai Tim Terpadu Geriatri.

1. Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan coordinator pelayanan


yang merangkap sebagai anggota, dan anggota.
2. Tim Terpadu Geriatri dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit Mitra
Idaman.
3. Ketua Tim Terpadu Geriatri terdiri atas :
a. Dokter spesialis penyakit dalam untuk pelayanan Geriatri
tingkat sederhana.
b. Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing
pelayanan yang pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana.

Tim Terpadu Geriatri pada pelayan Geriatri tingkat sederhana paling


sedikit terdiri atas :

1. Dokter spesialis penyakit dalam


2. Dokter spesialis lainya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri.
3. Dokter
4. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia.
5. Apoteker
6. Tenaga gizi
7. Fisioterapi
8. Okupasi terapis
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Ruang pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas:
1. Ruang pendaftaran /administrasi
Ruang pendaftaran / administrasi sebagaimana dimaksud
dapat bergabung dengan ruang pendaftaran / administrasi
lain di Rumah Sakit. Ruang pendaftaran / administrasi ini
harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip
untuk penyimpanan dokumen medik pasien yang baru
datang.
2. Ruang tunggu
Ruang tunggu harus bersih dan cukup luas, aman dan
nyaman, baik untuk pasien dari luar ataupun dari bangsal
yang menggunakan kursi roda atau tempat tidur.
3. Ruang periksa
Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta
dilengkapi dengan fasilitas dan alat-alat pemeriksaan.
Ruangan berupa ruangan untuk periksa dokter / tim
geriatri, untuk melakukan anamnesis serta berfungsi
sebagai ruang diskusi tim geriatri dengan keluarga pasien
(family meeting).
4. Ruang Tim Terpadu Geriatri
a. Raung perawat Tim Terpadu Geriatri
b. Ruang istirahat karyawan.

PERSYARATAN BANGUNAN

1. Kontruksi bangunan
a. Jalan
Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat,
rata, tidak licin serta disediakan jalur khusus untuk
pasien / pengunjung dengan kursi roda.
b. Pintu
Pintu harus cukupa lebar untuk memudahkan pasien /
pengunjung lewat dengan kursi roda atau tempat tidur.
Lebar pintu sebaiknya 120 cm terdiri dari pintu 90 cm
dan pintu 30 cm.
c. Listrik
Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila
suatu saat memerlukan tambahan penerangan sehingga
diperlukan stabilisator untuk menjamin stabilitas
tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d. Penerangan
Penerangan loroharus terang namun tidak menyilaukan.
Setiap lamou penerangan di atas tempat tidur harus di
beri penututup, agar tidak menyilaukan.
e. Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin,
bila ada undakan atau tengga harus jelas dengan warna
ubin yang berbeda untuk mencegah jatuh.
f. Langit-langit
Langit-langit harus kuat dan mudah dibersihkan.
g. Dinding
Dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya di cat
berwarna terang. Agar memberi semangat dan di
sepanjang dinding, terdapat pegangan yang kuat
sebaiknya terbuat dari kayu (hand rail).
h. Ventilasi semua ruangan harus diberi cukup ventilasi.
Ruangan yang menggunakan pendingin / air conditioner
harus dilengkapi cadangan ventilasi untuk
mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kematian
arus listrik.
i. Kamar mandi & WC
Kamar mandi mandi menggunakan kloset duduk dengan
pegangan di sebelah kanan kirinya. Shower dilengkapi
dengan tempat duduk dan pegangan. Gagang shower
harus diletakan di tempat yang mudah dijangkau oleh
pasien dalam posisi duduk. Demikian pula tempat sabun
harus diletakan sedemikian agar mudah dijangkau
pasien. Tersedia bel untuk meminta bantuan dan pintu
membuka keluar.
j. Air
Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan
harus cukup dan memenuhi persyaratan. Semua fasilitas
gedung dan lingkungan harus mengacu kepada pedoman
Pekerjaan Umum tentang standar teknis eksesibilitas
gedung dan lingkungan.
k. Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengamanan
dan kayu atau alumunium (leaning) yang berfungsi
sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta
untuk melindungi dinding dari benturan kursi roda.
l. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau
bagian tertentu untuk menghindari kemungkinan
terjadinya bahaya / trauma.
m. Disediakan wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan,
pengobatan dan ruangan yang lain.
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

Semua pasien lanjut usia yang dating ke poliklinik / UGD akan


dilakukan triase apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien
lanjut usia biasa akan diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai dengan
penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki :
penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif-
demensia, jatuh-osteoporosis dan inkontensia) akan dilakukan asesmen
geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.

Model 1.

Alur Pelayan di Rumah Sakit Dengan Pelayan Geriatri

Tingkat Sederhana.

Pasien lanjut usia Triase di setiap


polillinik/ IGD

Asesmen geriatri komprehensif


oleh tim terpadu poli geriatri
Masalah geriatri
Rawat jalan :
a. kondisi medis umum
a. asesmen dan konsultasi
b. status fungsional
b. kuratif
c. psikiatri ( status
mental & fungsi kognitif) c. intervensi dan psikososial
d. sosial dan lingkungan d. rehabilitasi

rencana tatalaksana
komprehensif oleh tim home care
terpadu poli geritari

Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan


perawatan rawat inap namun karena belum terdapa ruang rawat khusus yakni
ruang rawat akut geriatri maka dapat dirawat diruang rawat biasa.
BAB V
LOGISTIK

Jumlah peralatan didasarkan pada :

a) kebutuhan pelayanan:
b) rata-rata jumlah kunjungan pasien setiap hari.
c) Angka rata-rata pemakaian tempat tidur / Bed Occupancy Rate (BOR) bagi
pelayanan rawat inap.
d) Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi penggunaan alat.

No Alat Sederhana
Ruang pemeriksaan
1. Tempat tidur pasien √
2. 1 set alat pemeriksaan fisik √
3. EKG √
Light 5.
box √
Bioelectrical impedance √
Timbangan berat badan & pengukuran tinggi badan √
Instrument penilaian kognitif, psikologi, psikiatri √
No Alat Lengkap
Rawat Inap
Tempat tidur pasien √
Oksigen √
Suction √
Komod √
Light box √
EKG √
Blue bag √
Chair scale √
Timbangan rumah tangga √
Ruang fisioterapi
Pararel bar √
Walker √
Stick √
Tripot √
Quadripot √
Kursi roda √
Tilting table √
Meja fisioterapi √
Diatermi √
TENS
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Rumah Sakit adalah tempat yang sangat kompleks, terdapat


ratusan macam obat dan prosedur, banyak terdapat alat dan teknologi,
bermacam profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan pasien 24
jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi kejadian Tidak
Diharapakan (KTD/Adverse event).
Keselamatan pasien telah terjadi isu global dan merupakan prioritas
utama untuk rumah sakit dan keselamatan pasien merupakan prioritas
utama karena terkait tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
mereka terimadan terkait dengan mutu dan citra rumah sakit, disamping
itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD di rumah sakit.
Pengertian dari Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk mencegah meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien dilaksanakan melalui penerapan 7 standar dan 7
langkah menuju keselamatan pasien, yaitu :
Standar Keselamatan Pasien terdiri dari :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkakan keselamatan pasien
6. Medidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien, terdiri dari :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat


dengan sarana, prasarana dan peralatan kerja. Bentuk Pelayanan keselamatan
kerja yang dilakukan :
1. Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan , meliputi :
a. Lokasi Rumah sakit harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan dan tata ruang serta sesuai dengan hasil
kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
b. Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-
anak dan orang usia lanjut
c. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit
d. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi dibidangnya (sertifikat personil petugas/operator sarana
dan prasarana serta peralatan Rumah Sakit)
e. Membuat program pengoperasian, perbaikan dan pemeliharaan rutin
dan berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan
selanjutnya didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan
f. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non medis dan
harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan,
keselamatan dan laik pakai
g. Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan, peralatan
kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang
h. Peralatan kesehatan yang menggunakan sinar pengion harus
memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang
berwenang
i. Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta
peralatan kesehatan

2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap


petugas Rumah Sakit, meliputi :
a. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap
peralatan kerja dan petugas Rumah Sakit
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko ergonomi

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja, meliputi :


a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja
tang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
b. Pamantauan / pengukuran terhadap fakstor fisik, kimia, ergonomi
dan psikososial secara rutin dan berkala
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja, meliputi :
d. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan
e. Penyadiaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri
(APD)
f. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APD
g. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
penggunaan peralatan keselamatan dan APD
h. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
pembuangan limbah medis

5. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua


petugas Rumah Sakit
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh petugas
Rumah Sakit
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada Tim
K3RS

6. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desaind / lay out


pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait
keselamatan dan keamanan :
a. Melibatkan petugas K3 RS di dalam perencanaan, desain/lay out
pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta pengadaan sarana,
prasarana dan peralatan keselamatan kerja
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai
dengan persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan
keselamatan

7. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.


a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka
b. Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian
nyaris celaka (near miss) dan celaka

8. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran (MSPK)
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b. Membentuk Tim Penanggulangan kebakaran
c. Membuat SPO
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
e. Melakukan audit intrnal terhadap sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pemantauan dan evaluasi di laksanakan secara berkesinambungan


guna mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien
geriatri. Pemantauan dan evaluasi ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-
faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang
efektif. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan
dan pelaporan. Diperlukkan sejumlah indicator dalam pencatatan diantaranya
sebagai berikut:

1. Lama rawat
Lama rawat pasien geriatri di ruangan rawat inap akut tergantung dari
kemampuan TTG serta dukungan sarana dan prasarana. Makin
terampil dan lengkap, lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama
rawata pasien geriatri yang masuk karena mengalami geriatri gaints
dan dirawat inap dengan merapkan pengkajian pari purna adalah 12
hari.
2. Status fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit
sampai saat pemulangan. Di ukur rata-rata kenaikan skor status
fungsional pasien geriatri dengan karakteristik seperti di atas adalah
4/20 jika menggunakan instrument ADL Barthel.
3. Kualitas hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrument yang mampu
menilai kualitas hidup terkait kesehatan (healt related quality of life =
HRQoL). Salah satu instrument yang sering digunakan adalah EQ5D
(Euro-Quality of Life Five Dimension). Yang mengukur lima dimensi atau
aspek yang mempengaruhi kesehatan. Standar nilai EQ5D ≥ 0.75
dengan EQ5D – VAS minimal 79%.
4. Rawat inap ulang (rehospitalisasi)
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang dari rumah
sakit. Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama
pascarawat menggambarkan adanya permasalahan kesehatan yang
sesungguhnya belum optimal ditatalaksanakan di rumah sakit.
Presentase maksiamal rehospitalisasi geriatri pascarawat inap akut
adalah 15%. Rehospitalisasi juga tidak terlepas dari pengaruh
kemampuan puskesmas dan community based geriatri service.
5. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien diukur saat pulang dengan instrument secara sahih
dapat mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrumen yang sering
digunakan adalah Patients’s Satisfaction Questinair (PSQ) yang telah
diuji kesahihannya (Spearman correlation coefficient : 0,383 – 0, 607 ;
p ≤ 0,01 dan kendalanya (cronbach’s alpha : 0. 684 ). Instrument ini
memiliki nilai standar minimal 190.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Geriatri ini diharapkan menjadi panduan


penyelenggaraan pelayan lanjut usia / geriatri secara terpadu dan nyaman di
RS Mitra Idaman. Pelaksanaan pelayanan geriatri di RS Mitra Idaman harus
disesuaikan dengan SDM yang tersedia, peralatan, sarana dan prasarana
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, selain itu perlu adanya
kerjasama tim terpadu geriatri yang secara bersama-sama menangani pasien
geriatri sesuai bidang ilmunya masing-masing sehingga terwujud pelyanan
geriatri yang terpadu.
Pedoman petunjuk teknis pelayanan ini selanjutnya perlu dijabarkan
dalam prosedur tetap guna kelancaran pelaksanaanya.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT MITRA IDAMAN
KOTA BANJAR

DARMAJI P

Anda mungkin juga menyukai