Snars I
KEMKES RI
KEMENTERIAN LAIN
SWASTA
Sudah ditetapkan Belum ditepapkan
PEMDA KAB/PROP
1
GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 • Pasal 3: rumah sakit pendidikan memiliki fungsi pelayanan,
tentang Rumah Sakit Pasal 22 dan 23 menetapkan pengaturan pendidikan, dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi,
tentang rumah sakit pendidikan yang diatur lebih lanjut dalam dan kesehatan lain.
Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015.
• UU Nomor 44 Pasal 4 (1): dalam menjalankan fungsi pelayanan
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain
Pasal 1 butir 15 menjelaskan bahwa Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, rumah sakit pendidikan
adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi
pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik,
dalam bidang pendidikan kedokteran, pendidikan berkelanjutan, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi,
dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi. serta kesehatan lain berbasis bukti dengan memperhatikan
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 aspek etika profesi dan hukum kesehatan.
Pasal 1 butir 16, 17, dan 18 menjelaskan pengertian rumah sakit • Pasal 9: jenis rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit
pendidikan utama, rumah sakit pendidikan afiliasi, dan rumah pendidikan utama, rumah sakit pendidikan afiliasi, dan rumah
sakit pendidikan satelit. sakit pendidikan satelit.
GAMBARAN UMUM
2
Maksud dan Tujuan IPKP.1
Keputusan penetapan rumah sakit Pendidikan merupakan
kewenangan kementerian yang membidangi masalah kesehatan,
setelah ada keputusan bersama dalam bentuk Perjanjian Kerjasama
Standar IPKP.1 dari pemilik dan pengelola rumah sakit serta pimpinan institusi
pendidikan.
Mengintegrasikan penyelenggaraan pendidikan klinis kedalam
operasional rumah sakit memerlukan komitmen dalam pengaturan
antara lain waktu, tenaga, dan sumber daya.
Peserta pendidikan klinis selain mahasiswa kedokteran, termasuk
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik juga trainee / fellow, peserta pendidikan dokter spesialis, dan peserta
dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja sama pendidikan tenaga kesehatan profesional lainnya.
penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit. Keputusan untuk mengintegrasikan operasional rumah sakit dan
pendidikan klinis paling baik dibuat oleh jenjang pimpinan tertinggi
yang berperan sebagai pengambil keputusan di suatu rumah sakit
bersama institusi pendidikan kedokteran, kedokteran gigi dan
profesi kesehatan lainnya yang didelegasikan kepada organisasi
yang mengkoordinasi pendidikan klinis.
3
PERJANJIAN KERJASAMA
Elemen Penilaian IPKP.1
BIPARTIT
1. Ada surat keputusan penetapan rumah sakit pendidikan RS PENDIDIKAN
INSTITUSI PENDIDIKAN
UTAMA
yang masih berlaku. (D)
2. Ada kerjasama antara rumah sakit dengan institusi
pendidikan yang sudah terakreditasi. (D) RS PENDIDIKAN
UTAMA
3. Jumlah penerimaan peserta didik sesuai dengan RS PENDIDIKAN AFILIASI / TRIPARTIT
kapasitas rumah sakit harus dicantumkan dalam RS PENDIDIKAN SATELIT
INSTITUSI PENDIDIKAN
perjanjian kerjasama. (D)
PKS
Standar IPKP.2
4
Maksud dan Tujuan IPKP.2
Maksud dan Tujuan IPKP.2 Rumah sakit memiliki regulasi yang mengatur:
1)kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan
• Unit fungsional yang mengoordinasi pendidikan di kapasitas rumah sakit yang dicantumkan dalam perjanjian
rumah sakit menetapkan kewenangan, perencanaan, kerja sama;
monitoring implementasi program pendidikan klinis, 2)persyaratan kualifikasi pendidik/dosen klinis;
serta evaluasi dan analisisnya.
3)peserta pendidikan klinis di rumah sakit.
• Kesepakatan antara rumah sakit dan institusi pendidikan
Rumah sakit mendokumentasikan daftar akurat yang
kedokteran, kedokteran gigi, dan pendidikan tenaga
kesehatan lainnya harus tercermin dalam organisasi dan memuat semua peserta pendidikan klinis di rumah sakit.
kegiatan organisasi yang mengoordinasi pendidikan di Untuk setiap peserta pendidikan klinis dilakukan
rumah sakit. pemberian kewenangan klinis untuk menentukan sejauh
mana kewenangan yang diberikan secara mandiri atau di
bawah supervisi.
5
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah
sakit mempunyai akuntabilitas manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.
PP No. 93/2015 b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c) klasifikasi akademik;
d) identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan
e) laporan pencapaian kompetensi.
Ketua : RSP Utama Elemen Penilaian IPKP TELUSUR SKOR
SK Komkordik berisi : 2
Wakil Ketua : Institusi Pendidikan Uraian tugas
1. Ada regulasi tentang
pengelolaan dan
R Regulasi tentang semua jenis
pendidikan klinis, yang mengatur
10
5
TL
-
pengawasan tentang pengelolaan dan 0 TT
tanggung jawab pelaksananaan
pengawasan proses pendidikan
yang dibuat secara kolaboratif
pendidikan klinis
Hak
Sekretaris : RSP Utama
yang telah disepakati
6
Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan
jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien,
disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan oleh rumah sakit dan
institusi pendidikan sesuai
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D) dengan peraturan
perundang-undangan. (D)
W · Komkordik/Timkordi
k
· Kep Departemen
· Peserta didik
7
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai
pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah
untuk setiap staf yang memberikan pendidikan klinis. profesi) sesuai dengan
jenis pendidikan yang
·
·
Kepala SDM
staf klinis
(lihat juga KKS 10, KKS 13, dan KKS 16) (D,W)
dilaksanakan di RS.
(D,W)
3. Ada uraian tugas, D Bukti tentang uraian tugas dan 10 TL
8
Maksud dan Tujuan IPPK. 5 Maksud dan Tujuan IPKP. 5
Dikenal 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan dengan • supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah
kompetensi dan juga kewenangan peserta didik sebagai berikut: sahih, tetapi kemampuan membuat keputusan belum sahih
•supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat persetujuan
sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat darurat.
harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP). Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta
Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya boleh dilakukan oleh didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan
DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilakukan oleh setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam medis oleh
DPJP; peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP;
•supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik • supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan
sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat keputusan membuat keputusan sudah sahih sehingga dapat membuat
belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum mempunyai
harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan
dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) operatif dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh
oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik DPJP.
dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP; Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan
validasi oleh DPJP.
9
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit.
Maksud dan tujuan :
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit.
10
Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan
yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.
Maksud dan tujuan :
GLOSARY
Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup
a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1;
TKRS 5; TKRS 11; dan TKRS 11.2);
b) program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5);
c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1);
d) sasaran keselamatan pasien.
Elemen Penilaian IPKP 6 Telusur Skor
1. Ada program orientasi R Regulasi tentang Program orientasi 10 TL
peserta pendidikan staf
klinis dengan materi
orientasi yang meliputi a)
meliputi
a) program
mutu dan
rumah sakit
keselamatan
tentang
pasien 5
TS
TT • R = Regulasi (Kebijakan,Panduan, SPO, Program)
b) program pengendalian infeksi 0
11