Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN BURU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jln.Butung Leong No.1 Telp. (0913) 2701022
Namlea - 97571
Email : rsudnamlea@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAMLEA


Nomor :

TENTANG
PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BURU

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Rumah


RSUD Kabupaten Buru, diperlukan suatu proses pelayanan yang
professional;
2. bahwa untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam pelayanan
di Rumah Sakit, dipandang perlu untuk membuat kebijakan.
3. bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan
Peraturan Direktur tentang Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan di
rumah sakit

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Undang – Undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan;
9. Surat Keputusan Yayasan RSUD Kabupaten Buru No. 327/060/Y-
RSPN/XII/2018 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD
Kabupaten Buru.
10. Surat Keputusan Yayasan Rumah RSUD Kabupaten Buru No.
420/102/Y-RSPN/XII/2019 tentang Pengangkatan Direktur Utama
RSUD Kabupaten Buru.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Direktur Rumah RSUD Kabupaten Buru Tentang Pedoman
Pendidikan Dalam Pelayanan Kesehatan.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Rumah sakit yang menerima pendidikan klinis yang terintegrasi dengan pelayanan harus memiliki
mutu dan keselamatan pasien yang lebih. Keberadaan peserta didik dapat membantu pelayanan
namun berpotensi untuk mempengaruhi mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Agar mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit tetap terjaga perlu diterbitkan ketentuan-ketentuan yang
mengatur penyelenggaraan pendidikan dalam kesehatan.

Rumah RSUD Kabupaten Buru menerima mahasiswa kesehatan untuk melaksanakan pendidikan
klinis dalam bentuk praktik lapangan dan penelitian. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan
dalam pelayanan rumah sakit diatur secara bersama antara pimpinan rumah sakit dan pimpinan
institusi pendidikan dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama. Semua pihak mendapat informasi
lengkap tentang hubungan dan tanggung jawab masing- masing. Rumah sakit mendapat informasi
tentang dengan kriteria-kriteria yang diharapkan oleh institusi pendidikan. Rumah sakit
menyetujui output serta kriteria penilaian untuk peserta didik. Penyenggaraan pendidikan kesehatan
dalam pelayanan rumah sakit dievaluasi dalam bentuk kajian bersama antara rumah sakit dan
institusi pendidikan.

Pasal 2

Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah RSUD Kabupaten Buru


dilaksanakan berdasarkan : Surat Persetujuan Yayasan atas penyelenggaraaan pendidikan dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit Nomor: XXX/XXX/YXXXX/2022
BAB II
ORGANISASI/KOORDINATOR

Pasal 3
Tim Koordinator Pendidikan

Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan di Rumah RSUD Kabupaten Buru


dikoordinasikan oleh Sub Bagian Kepegawaian RSUD Kabupaten Buru Penyelenggaraan
pendidikan kesehatan dalam pelayanan rumah sakit diatur secara bersama antara pimpinan
rumah sakit dan
pimpinan institusi pendidikan dalam wadah : Tim Koordinator Pendidikan.

Timkordik RSUD Kabupaten Buru menetapkan kewenangan, merencanakan , memantau


implementasi , mengevaluasi serta menganalisis program pendidikan, Organisasi yang mengatur
penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan di RSUD Kabupaten Buru merupakan
tim yang beranggotakan unsur rumah sakit dan institusi pendidikan (timkordik)
Pasal 4
Uraian Tugas Timkordik

1) Timkordik menyusun perencanaan Program pendidikan di rumah sakit.


2) Timkordik melaksanakan monitoring implementasi Program pendidikan di rumah sakit.
3) Timkordik melaksanakan evaluasi dan analisis Program pendidikan di rumah sakit.
4) Timkordik membuat kajian tertulis terhadap hasil evaluasi program pendidikan
kesehatan yang dijalankan di rumah sakit.

.
BAB III
PELAKSANAAN

Pasal 5

Pelaksanakan Pendidikan dalam Pelayanan kesehatan dalam diselenggarakan di Rumah RSUD


Kabupaten Buru bekerja sama dengan institusi pendidikan yang telah terakreditasi dan telah
mengadakan perjanjian kerja sama.

Pasal 6

Pendidikan Dalam Pelayanan kesehatan di rumah RSUD Kabupaten Buru harus mengutamakan
keselamatan dan memperhatikan kebutuhan pelayanan sehingga pelayanan rumah sakit tidak
terganggu, tetapi justru menjadi lebih baik dengan terdapatnya program pendidikan ini.
Pendidikan dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan dalam rangka memperkaya
pengalaman dan kompetensi peserta didik, termasuk juga pengalaman pendidik klinis

Penerimaan peserta didik di rumah sakit dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain:
1) Penentuan jumlah peserta didik dibandingkan Jumlah staf pendidik (Rasio)
Penentuan jumlah peserta didik yang dapat diterima berdasarkan ratio pembimbing dengan
peserta didik adalah sebagai berikut;
a. Rasio Pendidik di banding peserta didik keperawatan adalah 1 banding 7
b. Rasio Pendidik di banding peserta didik rekam medis adalah 1 banding 5
c. Rasio Pendidik di banding peserta didik asuransi kesehatan adalah 1 banding 5
2) Jumlah Peserta didik sesuai dengan jumlah pasien yang ada di unit dimana pendidikan klinis
dilaksanakan
Penentuan jumlah peserta didik berdasarkan jumlah pasien ditentukan saat pengajuan
pengirimian mahasiswa dari institusi pendidikan dibandingkan dengan tren jumlah pasien yang
ada saat jadwal mahasiswa di kirim ke rumah sakit.

3) Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas pelayanan rumah sakit.
Standar jumlah peserta didik yang bisa diterima di rumah sakit di tuangkan dalam surat
perjanjian kerjasama dan akan diinformasikan ke institusi Untuk setiap institusi pendidikan
pada saat

Pasal 7
Sarana Prasarana, Teknologi dan Sumber Daya Lain Untuk Mendukung Pendidikan Klinis

Pendidikan klinis yang dapat dilaksanakan di RSUD Kabupaten Buru adalah sesuai dengan
pelayanan yang ada di RSUD Kabupaten Buru. Unit yang dapat digunakan untuk pendidikan klinis
adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa Keperawatan
Unit yang digunakan: unit rawat inap, unit rawat jalan, instalasi
pelayanan intensif.
b. Mahasiswa rekam medis
Unit yang digunakan: unit rekam medis (TPP, ruang pengelolaan dan
ruang penyimpanan).
c. Mahasiswa asuransi kesehatan
Unit yang digunakan: Unit case mix, unit rekam medis, sub bagian penagihan.

Sarana prasarana , teknologi dan sumber daya lain untuk mendukung pendidikan klinis antara lain:
1. Ruang pertemuan di unit perawatan
2. Ruang Pertemuan untuk diskusi di Lantai V
3. Komputer dan LCD proyektor di ruang pertemuan

Pendidikan klinis yang bekerja sama dengan RSUD Kabupaten Buru antara lain: Pendidikan
keperawatan, Pendidikan perekam medis dan informasi kesehatan, dan pendidikan asuransi
kesehatan.

Setiap peserta didik harus memiliki dokumen:

(1) Surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan


(2) Laporan pencapaian kompetensi.
BAB IV
PENDIDIK KLINIS
Pasal 8

Staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan
mendapatkan kewenangan dari rumah sakit dan institusi pendidikan.

Pasal 9

Rumah Sakit menetapkan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang bagi pendidik klinis.
BAB V
UPAYA MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN MUTU DAN AKSES KE
REKAM MEDIS

Pasal 9

Rumah sakit memastikan pelaksanaan pendidikan yang dijalankan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan staf klinis di rumah sakit aman bagi pasien dan peserta didik . Upaya yang dilakukan
adalah:
1. Orientasi
2. Supervisi
3. Pembatasan akses ke rekam medis
4. Pelibatan peserta didik dalam kegiatan peningkatan mutu
5. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan terhadap
mutu dan keselamatan pasien.

Pasal 10
Orientasi

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu dalam pelayanan, Peserta didik klinis
wajib mengikuti orientasi sebelum melaksanakan kegiatan pendidikan. Kegiatan orientasi
meliputi:

1. Orientasi Umum:
- Profil rumah sakit: visi, misi, nilai RSUD Kabupaten Buru
- Program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien
- Program pengendalian infeksi
- Sasaran keselamatan pasien
- Kesehatan dan keselamatan kerja
2. Orientasi khusus
- Struktur organisasi unit
- Standar prosedur operasional
- Fasilitas, sarana dan prasarana

Pasal 11
Supervisi

Pendidikan klinis yang bekerja sama dengan RSUD Kabupaten Buru antara lain: Pendidikan
keperawatan, Pendidikan perekam medis dan informasi kesehatan, dan pendidikan asuransi
kesehatan, maka tingkat supervisi yang diterapkan adalah Supervisi Tinggi

Supervisi Tinggi adalah kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan
dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan operatif oleh DPJP. Pencatatan pada berkas
rekam medis harus dilakukan oleh DPJP.

Pasal 12
Pembatasan Akses Ke Rekam Medis

Untuk kepentingan pendidikan dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan


keselamatan pasien dilakukan upaya pembatasan akses ke rekam medis dengan cara sebagai
berikut:
a. Peserta didik wajib menjaga kualitas rekam medis dan menjaga kerahasiaan isi rekam medis,
dalam rangka menghorati privacy pasien dan menjaga kerahasiaan pasien, dalam kegiatan
praktik lapangan ketentuan untuk peserta didik adalah sebagai berikut:
b. Peserta didik tidak diperkenankan mengisi/menulis di rekam medis pasien, untuk
keperntiangan dokumentasi peserta didik menulis di dokumentasi sendiri.
c. Peserta didik didampingi pendidik klinis untuk membuka dan membaca rekam medis pasien.
d. Peserta didik tidak diperkenankan untuk mengkopi atau memotret rekam medis pasien.

Pasal 13
Keterlibatan Peserta Didik Kegiatan Peningkatan Mutu

Untuk memberikan pengalaman dan meningkatkan kompetensi peserta didik dalam kegiatan
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan, Peserta didik yang diikutsertakan dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit melalui kegiatan:

1. Pengumpulan data indikator mutu di unit dengan supervisi pembimbing


2. Edukasi ke pasien cara cuci tangan
3. Menggunakan alat pelindung diri sesuai ketentuan yang berlaku
Bab 14
Pemantauan Dan Evaluasi
Untuk menjamin bahwa kegiatan pendidikan dalam pelayanan kesehatan tidak
menurunkan mutu dan keselamatan pasien, dilakukan kegiatan evaluasi yang dilaksanakan
sekurang-kurangnya sekali setahun yang terintegrasi dengan program mutu dan keselamatan
pasien.

DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :

Direktur RSUD Kab.Buru

dr. HELMI KOHARJAYA


NIP. 19750828 200604 1 016
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAB. BURU
NOMOR …….. TAHUN …….
TENTANG PEDOMAN KERJA
TIM KOORDINASI PENDIDIKAN
(TIMKORDIK) RUMAH SAKIT
PEDOMAN KERJA
TIM KOORDINASI PENDIDIKAN (TIMKORDIK) RUMAH SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN

I. Pengertian
Pendidikan klinis di Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan,
penelitian dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pelayanan kesehatan secara
multiprofesi, dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik, perkembangan ilmu dan
teknologi berbasis bukti dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan.

RSUD Kabupaten Buru merupakan salah satu wahana pendidikan bagi peserta didik di
bidang profesi kesehatan. Dalam rangka memberikan pendidikan kepada peserta didik tahap PKL
maupun profesi tenaga kesehatan dari intitusi pendidikan yang bekerja sama dengan RSUD
Kabupaten Buru. Pengelolaan pendidikan klinis dapat diartikan sebagai proses pembelajaran
peserta pendidikan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan kewenangan
tingkat pendidikannya.

Pembelajaran klinik merupakan satu kesatuan proses pembelajaran yang dimulai dikelas
dan dilanjutkan di rumah sakit dimana peserta didik memperoleh tambahan pengetahuan,
ketrampilan sesuai profesi masing-masing. Pembelajaran klinik di rumah sakit difasilitasi oleh
pembimbing /pendidik klinik sesuai bidang profesi masing-masing. Pembimbing klinik
/pendidik klinik akan membimbing peserta didik selama praktik di rumah sakit dan bertanggung
jawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran klinik, melakukan bimbingan pembelajaran
klinik serta selalu mealkukan supervisi seluruh kegiatan peserta didik di rumah sakit. Kegiatan
pembejaran di rumah sakit didokumentasikan di logbook peserta didik.

Mengingat Rumah Sakit memiliki fungsi utama memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien, maka suatu Rumah Sakit yang menerima peserta melakukan pendidikan klinis di rumah
sakit (magang, PKL, profesi) harus memiliki suatu badan yang mengkoordinir pelayanan
pendidikan bagi para mahasiswa tenaga kesehatan. RS Bakti KARS bekerjasama dengan
beberapa institusi yang mengirim mahasiswa untuk praktik di RSUD Kabupaten Buru
Yang
mengirimkan mahasiswa untuk praktik klinik, penelitian maupun magang di RSUD
Kabupaten Buru. Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan pendidikan di RSUD
Kabupaten BuruUntuk memenuhi hal tersebut dibentuk Tim Koordinasi Pendidikan
(Timkordik)

II. Tujuan Pendidikan klinis

a. Tujuan Umum:
Praktik kelanjutan dari belajar di kampus di kampus yang berupa teori dan
laboratorium, untuk bias melaksanakanpraktik dan mengakomodasi tujuan intruksional
pembelajaran yang di tetapkan oleh institusi pendidikan seoptimal mungkin.
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan mutu profesionalisme dan keselamatan pasien yang lebih tinggi di
rumah sakit.
2. Peserta didik mendapatkan pengalaman pembelajaran dan peningkatan kompetensi
dalam pelayanan kesehatan dengan meperhatikan safety pasien dan staf.
3. Peserta didik mampu memberikan pelayanan kepada pasien dengan baik sesuai
standar.
4. Masyarakat memperoleh pelayanan yang bermutu dari rumah RSUD Kabupaten Buru
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit, para pihak harus mendapat
informasi lengkap tentang hubungan dan tanggungjawab masing-masing antara rumah sakit
dan institusi pendidikan untuk pendidikan klinis sehingga dapat ikut bertanggung jawab
terhadap seluruh proses penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit yang harus
konsisten dengan visi dan misi rumah sakit dan komitmen pada mutu dan keselamatan pasien
serta kebutuhan pasien.

Rumah sakit mendapat informasi tentang output dengan kriteria-kriteria yang


diharapkan dari institusi pendidikan dan pendidikan klinis yang dilaksanakan di rumah sakit
untuk mengetahui mutu pelayanan dalam penyelenggaraan pendidkan klinis di RSUD
Kabupaten Buru.

Melihat kenyataan bahwa dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan,


Iinatitusi pendidikan yang melakukan pendidikan praktik klinis di lapangan untuk
mengaplikasikan ilmu ang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di kelas. Rumah
RSUD Kabupaten Buru sebagai institusi non pendidikan menjadi salah satu tempat yang
dijadikan tempat untuk praktik mahasiaswa dala menyusun perencanaan program pendidikan
senantiasa bekerja sama dengan instutusi pendidikan yang bekerjasama dengan membentuk
TIM Koordinasi Pendidikan (Timkordik)

A. Timkordik
1. Timkordik adalah Tim Komite Koordinasi Pendidikan yang dibentuk oleh
Direktur Rumah RSUD Kabupaten Buru bersama Pimpinan Institusi Pendidikan
yang bekerjasama dengan RSUD Kabupaten BuruMerupakan unit fungsional yang
berkedudukan di RSUD Kabupaten Buru.
2. Masa Tugas Timkordik (Tim Koordinasi Pendidikan)
a) Masa tugas timkordik dimulai dari disahkannya surat kebijakan direktur Rumah
RSUD Kabupaten Buru
b) Masa tugas timkordik 3 tahun sekali dan dapat dipilih kembali sesuai dengan
regulasi yang berlaku di Rumah RSUD Kabupaten Buru.
3. Tugas Timkordik
a) Memberikan dukungan administrasi proses pendidikan klinik di RSUD Kabupaten
Buru, termasuk ketersediaan tenaga pendidik klinis/pembimbing dari setiap unit
b) Menyusun perencanaan kegiatan dan mengajukan anggaran belanja
tahunan pendidikan klinik kepada Direktur Utama Rumah Sakit sesuai
kebutuhan.
c) Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan
peserta didik beserta kelengkapannya (bed, meja belajar, locker, sistem
penerangan yang baik, sistem keamanan dan jaringan internet/intranet,
perpustakaan)
d) Melakukan koordinasi dalam rangka fasilitasi kepada seluruh peserta didik,
tenaga pengajar dan penyelia yang terlibat dalam pendidikan klinik di Rumah
Sakit Pendidikan.
e) Melakukan supervisi dan koordinasi penilaian kinerja terhadap tenaga
pengajar klinik atas seluruh proses pelayanan yang dilakukan.
f) Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan proses pendidikan
klinik peserta didik
g) Melaporkan hasil kerja secara berkala kepada Direktur RSUD Kabupaten Buru
dan Pimpinan Institusi Pendidikan yang bekerjasama
h) Membantu dalam menyelesaikan sengketa yang mungkin timbul antara RS
Bakti KARS dan Institusi Pendidikan.

4. Tanggung Jawab Timkordik


a) Timkordik bertanggungjawab kepada Direktur RSUD Kabupaten Buru dan
Pimpinan Institusi Pendidikan yang bekerja sama
b) Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses manajemen pendidikan klinik di
RSUD Kabupaten Buru
c) Bertanggungjawab terhadap monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan klinik
di RSUD Kabupaten Buru Memberikan laporan kerja secara periodik 6
bulanan kepada Direktur RSUD Kabupaten Buru dan Pimpinan Institusi
Pendidikan

5. Wewenang Timkordik
a) Timkordik berwenang untuk melaksanakan koordinasi terhadap seluruh
proses pendidikan klinik di RSUD Kabupaten Buru
b) Mengatur, mengawasi dan menilai pelaksanaan peraturan, pedoman dan
kebijakan yang telah ditentukan untuk dilaksanakan oleh tenaga pengajar di
RSUD Kabupaten Buru
c) Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan klinik sesuai peraturan yang berlaku
d) Menerbitkan kebijakan yang dianggap perlu untuk kelancaran program
pendidikan klinik melalui persetujuan dan kesepakatan Direktur RSUD
Kabupaten Buru dan Pimpinan Institusi Pendidikan yang bekerja sama
e) Menyelenggarakan upaya pengembangan mutu yang mengutamakan patient safety

6. Hak
a) Memberi masukan kepada Direktur RSU D K a b u p a t e n B u r u dan
Pimpinan Institusi Pendidikan yang bekerja sama untuk melakukan perbaikan
pelaksanaan pendidikan
b) Menolak pengajuan pelaksanaan pendidikan klinik jika tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku
c) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada tenaga pendidik/pembimbing
yang terlibat dalam proses pendidikan klinik dan peserta didik sesuai dengan
peraturan yang berlaku di RSUD Kabupaten Buru

7. Susunan Organisasi timkordik sebagai berikut:


a) Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari RSUD Kabupaten Buru
b) Wakil Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Institusi Pendidikan
c) Sekretaris merangkap sebagai anggota berasal dari RSUD Kabupaten
Buru Pendidikan
d) Anggota yang mewakili setiap unsur fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit

8. Uraian Tugas Ketua Timkordik :


a) Melakukan koordinasi dalam rangka fasilitasi kepada seluruh peserta didik,
tenaga pendidikan dan pembimbing yang terlibat dalam pendidikan klinik di
RSUD Kabupaten Buru
b) Melakukan supervisi dan koordinasi penilaian kinerja terhadap tenaga pendidik
atas seluruh proses pendidikan klinik yang dilakukan.
c) Menyiapkan laporan pertanggungjawaban kinerja Komkordik untuk
disampaikan kepada Direktur RSUD Kabupaten Buru dan Pimpinan Institusi
Pendidikan yang bekerja sama
d) Menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran belanja tahunan pendidikan
klinik kepada Direktur RSUD Kabupaten Buru dan Pimpinan Institusi
Pendidikan yang bekerja sama
e) Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan proses pendidikan klinik
f) Mengusulkan Staf Klinis yang memenuhi syarat tenaga pendidik untuk
mendapat SK Penugasan dari Direktur RSUD Kabupaten Buru dan Pimpinan
Institusi Pendidikan yang bekerja sama.
g) Mengambil dan menetapkan keputusan dalam rapat Timkordik
h) Menyusun peraturan tentang batasan kewenangan prosedur klinis yang
dapat dilakukan oleh peserta didik
i) Melakukan sosialisasi kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
dalam bentuk ketentuan/ pedoman dan prosedur yang disepakati oleh semua
unsur yang terlibat dalam pendidikan klinik, diketahui dan dilaksanakan semua
unsur dan harus menjadi acuan pokok bagi semua staf dalam melaksanakan
tugas sehari-hari
j) Melakukan koordinasi antar RSUD Kabupaten Buru dan Institusi Pendidikan
dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf tenaga
pengajar pendidikan untuk mengikuti seminar/pelatihan.
k) Memantau pelaksanaan kegiatan pendidikan klinik sesuai dengan
perencanaan dengan memperhatikan proses pendidikan yang efektif dan efisien
sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan
l) Membuat dokumen kesepakatan dan memantau realisasi penyediaan fasilitas
fisik untuk pendidikan klinik terkait ruang pembelajaran yang representatif,
fasilitas ruangan belajar juga harus mendukung kegiatan belajar meliputi: papan
tulis, meja/kursi dan penerangan yang cukup, ruang diskusi, perpustakaan
dengan jumlah variasi buku yang cukup dan fasilitas komputer, sistem informasi
rumah sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi pendidikan, fasilitas
ruang jaga untuk peserta didik harus memenuhi syarat/standar keamanan dan
kenyamanan, sarana dan prasarana penunjang dan pendukung (bersih, tenang dan
cukup luas jumlah, tempat tidur dan kamar mandi harus cukup).

9. Uraian Tugas Sekretaris Timkordik:


a) Administratif dan mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan
oleh Timkordik
b) Mengatur jadwal pertemuan evaluasi Timkordik tiap 3 bulan sekali
c) Membuat undangan dan notulensi setiap pertemuan yang dilaksanakan
oleh Timkordik
d) Mendokumentasikan semua kegiatan pendidikan klinik
e) Mengelola pengarsipan data-data pendidikan klinik
f) Berkoordinasi dengan bagian diklit untuk administrasi pendidikan klinis, IT
untuk data base, Rumah Tangga untuk kebutuhan ATK dan logistik kantor, serta
sarana prasarana untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung dan peralatan

10. Uraian Tugas Anggota Timkordik:


a) Memberikan dukungan administrasi proses pembelajaran klinik
b) Menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran belanja tahunan pembelajaran
klinik sesuai kebutuhan
c) Menyusun perencanaan kebutuhan saran dan prasarana yang diperlukan
mahasiswa
d) Membentuk sistem informasi terpadu untuk menunjang penyelenggaraan
fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan
e) Melakukan koordinasi dalam rangka fasilitasi kepada seluruh mahasiswa
yang melaksanakan pembelajaran klinik serta dosen dan penyelia yang melakukan
bimbingan proses pembelajaran klinik mahasiswa
f) Melakukan supervisi dan koordinasi penilaian kinerja terhadap dosen atau
seluruh proses pelayanan yang dilakukan, termasuk yang dilakukan di jejaring
Rumah Sakit dan/atau yang terkait dengan sistem rujukan
g) Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan proses pembelajaran klinik
mahasiswa
h) Melaporakna hasil kerja secara berkala kepada Direktur Utama Rumah RSUD
Kabupaten Buru dan Pimpinan Institusi Pendidikan
B. PEMBIMBING KLINIK
1. Kriteria pembimbing klinik
a) Staf yang kompeten/qualified
b) Memiliki kualifikasi pendidikan minimal satu tingkat diatas peserta didik.
c) Memiiliki pengalaman kerja 5 tahun.
d) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
e) Memiliki Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis
(RKK)
f) Memiliki sertifikat CI/perseptorship

2. Tugas dan tanggungjawab pembimbing klinik


a) Mengorientasikan peserta didik tentang ruangan yang akan digunakan
untuk praktik klinik dan mengorientasikan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
b) Merencanakan model bimbingan klinik yang sesuai bagi peserta didik.
c) Menyusun program kegiatan untuk peserta didik meliputi
pengetahuan ketrampilan dan perubahanm sikap.
d) Melakukan peran pengajaran dan sebagai role model bagi peserta didik
e) Melakukan evaluasi pada peserta didik selama proses bimbingan klinik
dan membuat laporan tentang penilaian peserta didik.

3. Wewenang pembimbing klinik


a) Memfasilitasi peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan.
b) Melakukan verifikasi pencapaian kompetensi peserta didik dengan mengisi
buku kerja harian sesuai tingkat kompetensi yang dicapai.
c) Melakukan tutorial untuk menggunakan kasus yang telah ditentukan.
d) Melakukan verifikasi terhadap laporan kasus yang dibuat peserta didik
sebelum diserahkan ke dosen pembimbing.
e) Mengisi lembar penilaian peserta didik
selama rotasi.

C. PESERTA DIDIK
1. Sebelum melaksanakan praktik klinik, peserta didik wajib mengikuti satu kali
orientasi dari rumah sakit, materi meliputi:
a) Profil Rumah RSUD Kabupaten Buru.
b) Etika profesi dalam menjaga kerahasiaan pelayanan dan dokumen rekam
medis pasien.
c) Sosialisasi PPI (Pencegahan dan pengendalian Infeksi)
d) Sosialisasi SKP (Sasaran Keselamatan Pasien)
e) Sossilisasi K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja)
f) Sosialisasi Tingkat Supervisi
2. Peraturan bagi peserta didik selama melaksanakan praktik klinik:
a) Kewajiban Peserta PKL
1) Menjunjung tinggi nilai-nilai caring: cinta kasih, tulus iklas, kejujuran
, professional dan kebersamaan
2) Mematuhi segala tata tertib dan perturan yang berlaku di rumah sakit.
3) Memelihara hubungan baik dengan tenaga/karyawan rumah sakit (sopan,
tegur sapa).
4) Menjaga nama baik rumah sakit.
5) Menjaga/ikut memelihara kebersihan lingkungan rumah sakit
dan menggunakan fasilitas rumah sakit secara efisien.
b. Tata tertib peserta PKL
1) Memakai seragam, sepatu sesuai dengan Institusi Pendidikan dan
tanda pengenal peserta didik.
2) Jam kerja di RS Bakti KARS
Pagi : 08.00 – 14.00 WIB
Sore : 14.00 – 20.00 WIB
Pagi : 20.00 – 08.00 WIB
Diharapkan hadir 15 menit sebelumnya.
3) Setiap dating dan pulang harus mengisi daftar hadir /presensi
diketahui pembimbing atau petugas yang mendapat delegasi.
4) Segala kegiatan hendaknya dikonsultasikan dengan pembimbing
5) Membawa buku Panduan
6) Tidak diperbolehkan membawa pulang rekam medis /peralatan rumah sakit.
7) Tidak boleh menulis catatan pasien di dokumen rekam medis pasien
8) Tidak boleh menyampaikan diagnosa pasien pada keluarga ataupun
pasien sendiri, yang berwenang hanya DPJP.
9) Wajib menjaga kerahasiaan idiri pasien/keluarga pasien
10) Dilarang menggunakan HP saat dianas (PKL)
11) Tidak merokok di lingkungan rumah sakit.
12) Peserta didik wajib menjaga mutu rumah sakit dengan
meningkatkan kepatuhan cuci tangan, penggunaan APD dan melakukan SKP
dan meminimalkan insiden keselamatan pasien.
13) Parkir dengan tertib pada tempat yang telah ditentukan.
14) Pelanggaran terhadap salah satu tata tertib tersebut akan berdampak pada
sanksi yang dikenakan sesuai aturan yang berlaku:
a. Apabila tidak masuk dikarenakan sakit harus menyertakan surat
keterangan dokter.
b. Apabila tidak masuk karena ijin harus dengan persetujuan
pembimbing baik dari institusi pendidikan maupun dari rumah sakit.
c. Apabila tidak masuk tanpa keterangan dianggap membolos.
d. Penggantian jadwal dinas karena tidak masuk mengikuti ketentuan
dari masing-masing institusi pendidikan.
e. Penggantian jadwal dinas harus berdasarkan persetujuan resmi
(suarat resmi) dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
f. Tidak boleh mengganti jadwal dinas pada saat pelaksanaan PKL
g. Tidak boleh melakukan PKL dalam duan shift
berturutan
h. Sanksi-sanksi:
- Teguran lisan
- Teguran tertulis
- Pengembalian ke institusi
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA PENDIDIKAN


KLINIS DI RS BAKTI KARS
1. Timkordik menindaklanjuti disposisi dari sekretariat perihal surat permohonan
pelaksanaan praktik klinik datri Institusi Pendidikan.
2. Timkordik mengirimkan jawaban apakah permohonan bisa diterima atau tidak.
Apabila bisa diterima sekalian disampaikan rincian biaya yang harus dibayarkan
oleh institusi pendidikan ke RSUD Kabupaten Buru pada akhir pendidikan klinik.
3. Timkordik berkoordinasi dengan pembimbing dan kepala unit/kepala ruang sebagai
tempat yang dituju oleh instansi pendidikan.
4. Timkordik berkoordinasi dengan nara sumber untuk melakukan orientasi peserta
pendidikan klinis di RSUD Kabupaten Buru.
5. Penerimaan peserta pendidikan klinik dan selanjutnya diserahkan ke pembimbing
klinik untuk pelaksanaan praktik.
6. Pada akhir pelaksanaan praktik, peserta pendidikan klinik menyerahkan hasil
dokumentasi/laporan pelaksanaan praktik (foto copi logbook) kepadapembimbing
klinik.
7. Membuat sertifikat hasil dari orientasi peserta didik
8. Melakukan penagihan biaya praktik peserta didik ke institusi pendidikan

B. SUPERVISI KLINIK
1. Pengertian
Supervisi adalah mengamati, mengawasi, atau membimbing dan menstimulir
kegiatan-kegiatan peserta didik dengan maksud untuk perbaikan. Supervisi diperlukan
untuk memastikan pasuhan pasien yang amandan merupakan bagian proses belajar
bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang pembelajaran dan level
kompetensinya.
Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses supervisi klinis,
meliputi siapa yang melakukan supervisi dan frekuensi frekuensi supervisi
oleh staf klinis yang memberikan pendidikan klinis. Pelaksanaan supervisi
didokumentasi dalam log book peserta didik dan staf klinis yang memberikan
pendidikan klinis.

2. Tujuan
Metode evaluasi bagi peserta didik dalam melakukan semua proses kegiatan belajar
mengajaruntuk menunjukkan kompetensi mereka.

3. Prosedur
Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan evaluasi kompetensi peserta
didik menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi
pendidikan.
4. Tingkat Supervisi
Terdapat 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuai dengan kompetensi dan juga
kewenangan peserta didik sebagai berikut:
a. Supervisi Tinggi:
kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan dalam
membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan operatif olej DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilakukan oleh DPJP.
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi tinggi ini adalah:
- Program Ners
- Program DIII Keperawatan, kebidanan, PPA lainnya
- Program DIV Keperawatan, kebidanan, PPA lainnya
b. Supervisi Moderat Tinggi:
kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta
didik harus di supervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat
dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (on site) oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan divalidasi oleh
DPJP.
c. Supervisi Moderat:
kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, namun kemampuan membuat
keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan yang dibuat peserta
didik harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus
gawat darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik
dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP dilaporkan setelah pelaksanaan.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan validasi oleh DPJP.
d. Supervisi Rendah:
kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah sahih sehingga
dapat membuat rencana asuhan, namun kafrena belum mempunyai legitimasi
tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan
dengan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dalam kegiatan pembelajaran klinik meliputi:


1. SK Pembimbing Klinik
2. Surat pengantar dan daftar nama peserta pendidikan klinis
3. Buku Panduan
4. Logbook Supervisi
BAB V
PENUTUP
Kebijakan ini akan senantiasa dilakukan evaluasi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan pelayanan.

DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :

Direktur RSUD Kab.Buru

dr. HELMI KOHARJAYA


NIP. 19750828 200604 1 016

Anda mungkin juga menyukai