Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I. Surat Keputusan Pimpinan Rumah Sakit dan Instansi Pendidikan


II. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat yang disebutkan dalam Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2019
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang paripurna tidak luput dari adanya kinerja
tenaga profesional, tenaga profesional dirumah sakit adalah dokter,
perawat, bidan, apoteker, dietisien dan tenaga kesehatan lainnya.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional, harus
melawati dua tahap. Tahap pertama adalah tahapan akademik yang
bisa didapatkan melalui pendidikan di kampus, sedangkan tahap
kedua adalah tahap pendidikan profesi atau praktik klinik yang
dilaksanakan di Institusi Pelayanan Kesehatan baik di rumah sakit
maupun di puskesmas.
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan
merupakan salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan pendidikan kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya
meskipun belum ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai Rumah
Sakit Pendidikan. RSUD Bangil mendukung pelaksanaan pendidikan
profesi yang merupakan tahapan kedua untuk menghasilkan tenaga
kesehatan yang professional.
Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang
memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan profesi juga
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam
menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Sebelum mahasiswa melaksanakan pendidikan
profesi di RSUD Bangil, maka diperlukan panduan pelaksanaan yang
memuat sesuatu yang perlu diketahui dan/atau dilaksanakan oleh
mahasiswa, dosen, pemangku kepentingan terkait pelaksanaan
pendidikan profesi di RSUD Bangil meliputi Kegiatan Pembelajaran
Klinik, Hak dan Kewajiban, Tata Tertib dan Peraturan.
III. Visi dan Misi

Visi

 "Menuju Kabupaten Pasuruan yang Sejahtera, Maslahat dan


Berdaya Saing"

Misi

1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas sektor-sektor


produksi dan produk-produk unggulan Kabupaten Pasuruan
melalui penguatan kelembagaan sosial dan meningkatkan nilai
tambah ekonomi desa berbasis masyarakat dengan cara
mempermudah aspek legal dan pembiayaan dalam rangka
percepatan pembangunan daerah menuju kesejahteraan
masyarakat;
2. Melaksanakan pembangunan berbasis keluarga dengan
memanfaatkan modal sosial berbasis religiusitas dan budaya,
guna mewujudkan kohesi sosial;
3. Meningkatkan kualitas infrastruktur daerah untuk penguatan
konektivitas dan aksebilitas masyarakat dalam rangka
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan
pemanfaatan segenap potensi sumber daya alam secara
bertanggungjawab dan berkelanjutan sebagai bentuk
konservasi lingkungan di Kabupaten Pasuruan;
4. Memperkuat dan memperluas reformasi birokrasi yang
mendukung tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik
yang inovatif, bersih, efektif, akuntabel dan demokratis berbasis
pada teknologi informasi;
5. Meningkatkan pelayanan dasar terutama pelayanan kesehatan,
permukiman dan pendidikan dengan
mengintegrasikan‚ pendidikan formal dan non formal sebagai
wujud afirmasi pendidikan karakter di Kabupaten Pasuruan.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelenggarakan pendidikan klinis yang dapat memberikan
perlindungan bagi peserta didik yang menjalankan pendidikan
klinis di rumah sakit selama masa kenormalan baru (new normal)
serta tercapainya pendidikan klinis yang dapat mengakomodir
tujuan pembelajaran yang ditetapkan institusi pendidikan
semaksimal mungkin

2. Tujuan Khusus
- Berjalannya proses bimbingan dan pembelajaran dengan baik
dan lancer.
- Terpenuhinya kompetensi peserta pendidikan klinis.
- Peserta pendidikan klinis mampu memahami dan mengenal
lingkungan rumah sakit.
- Peserta pendidikan klinis memahami dan melaksanakan
peraturan dan tata tertib dalam melaksanakan praktik
klinik/lapangan, profesi maupun penelitian.
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP).
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP).
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam upaya pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit.
BAB II

TATA LAKSANA

I. Tujuan Pendidikan
- D
II. Capaian Pembelajaran
- Melakukan pelayanan di rawat inap dan rawat jalan dan gawat
darurat dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, usulan
pemeriksaan penunjang serta menginterpretasikannya untuk
menegakkan diagnosa dan diagnosa banding, tata laksana dan
edukasi pasien yang mendapat pengawasan, pendampingan dan
bimbingan DPJP yang dilakukan secara profesional, bertanggung
jawab dalam batas kewenangan kompetensi yang telah
ditetapkan;
- Melakukan pembelajaran penatalaksanaan kasus sesuai level
kompetensinya dengan pengawasan dan bimbingan DPJP; dan
- Melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan petugas kesehatan
dalam tim pelayanan kesehatan secara terpadu dan paripurna
untuk mengutamakan keselamatan pasien atas pengawasan,
pendampingan dan bimbingan DPJP.
III. Isi dan Struktur Kurikulum
Setara Perkuliahan
- Expert session
- Referat
- Case report session
- Morning report
- Manajemens Kasus
- Journal reading

Setara Kegiatan Lapangan


- Penyuluhan
- Penelitian

Setara Praktikum
- Bedside Teaching 24 jam
- Praktek ketrampilan klinik

IV. Durasi Pendidikan


Masing-masing Program Studi berkoordinasi dengan Ka SMF (Staf
Medik Fungsional) untuk membuat jadwal kegiatan harian DPJP.
Jadwal kegiatan DPJP tersebut merupakan pelaksanaan
pembelajaran oleh DPJP meliputi pendampingan, bimbingan dan
pengawasan dalam memberikan :
a. Keterampilan untuk mencapai level kompetensi tertentu;
b. Pengetahuan penyakit terutama level kompetensi tertentu;
c. Anamnesis, pemeriksaan fisik, usulan pemeriksaan penunjang
serta interpretasinya, diagnosa, diagnosa banding, tatalaksana
farmakologi dan non farmakologi suatu penyakit dan edukasinya;
d. Prosedur tindakan terutama level kompetensi tertentu;dan
e. Kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya.

Pendampingan, pembimbingan dan pengawasan peserta didik


dilaksanakan oleh DPJP.

V. Metode Pendidikan
Dalam menjalankan fungsi pendampingan, pembimbingan kepada
peserta didik, DPJP dapat dilimpahkan secara mandatori kepada
DPJP Pengganti yang setara kompetensinya;dan

VI. Tata Tertib


a. Memakai seragam, sepatu sesuai dengan Institusi Pendidikan
dan tanda pengenal serta jam tangan.
Jam Kerja di RSUD Bangil
Pagi Jam : 07.00 - 14.00 WIB
Sore : 14.00 - 20.00 WIB
Malam : 21.00 - 07.00 WIB
Diharapkan hadir 15 menit sebelumnya.
b. Setiap datang dan pulang harus mengisi daftar hadir / presensi
diketahui Oleh Pembimbing atau Petugas yang didelegasikan.
c. Segala Kegiatan hendaknya dikonsultasikan dengan
pembimbing.
d. Membawa buku Panduan dan alat Pemeriksaan fisik dasar
(Stetoskop, Tensimeter Aneuroid, Thermometer , Penlight )
e. Tidak diperbolehkan membawa pulang status pasien /
peralatan RS
f. Tidak boleh menulis catatan pasien di dokumen Rekam Medik
g. Tidak boleh menyampaikan diagnosa pasien pada keluarga
ataupun pasiennya sendiri, yang berwenang hanya DPJP
h. Wajib menjaga kerahasiaan informasi medik pasien
i. Selalu memperkenalkan diri pada pasien / keluarga pasien
j. Dilarang membawa HP saat dinas (PKL)
k. Tidak Merokok di Lingkungan Rumah Sakit
l. Peserta didik wajib menjaga mutu rumah sakit dengan
meningkatkan kepatuhan cuci tangan, penggunaan APD dan
melakukan SKP dan meminimalkan insiden keselamatan
pasien.
m. Parkir dengan tertib pada tempat yang telah ditentukan
n. Pelanggaran terhadap salah satu tata tertib tersebut akan
berdampak pada sanksi yang dikenakan sesuai aturan yang
berlaku :
1) Apabila tidak masuk tanpa keterangan wajib mengganti 3
hari
2) Apabila tidak masuk dengan alasan ijin harus dengan
persetujuan pembimbing baik dari Institusi maupun dari
RSUD Bangil maka wajib mengganti 2 hari.
3) Apabila tidak masuk dikarenakan sakit harus menyertakan
surat keterangan dokter dan wajib mengganti praktek
sesuai surat sakitnya.
4) Penggantian jadwal dinas harus berdasarkan persetujuan
resmi (surat resmi) dari Institusi dan Rumah Sakit
5) Tidak boleh mengganti jadwal dinas pada saat pelaksanaan
PKL
6) Sanksi sanksi :
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pengembalian ke Institusi

- Evaluasi diadakan selama dan pada akhir Rotasi Klinik.


- Evaluasi dilakukan oleh dosen secara berkala dalam bentuk
formatif dan sumatif.
- Evaluasi Pendidikan Profesi pada dasarnya harus merupakan
media untuk membantu pengembangan capaian kompetensi dari
peserta didik, bukan semata-mata mendapatkan nilai
angka/huruf. Oleh karena itu metode penilaian yang digunakan
adalah penilaian berbasis tempat kerja (Workplace based
Assessment) dan penilaian lain yang relevan dengan upaya
pencapaian kompetensi dengan menekankan penilaian performa
dan pemberiaan umpan balik (feedback) diantaranya dapat berupa
ujian tulis, diskusi kasus, presentasi ilmiah, mini-Cex, OSCE
laboratorium, OSCE komprehensif dan lain-lain.
- Evaluasi akhir program Pendidikan Profesi dilaksanakan oleh
Program Studi bersama Kepala Laboratorium dan Penanggung
Jawab Pendidikan.

VII. Level Kompetensi


a. Provesionalitas yang luhur
b. Mawas diri dan Pengembangan Diri
c. Komunikasi Efektif
d. Literasi Teknologi informasi dan digital
e. Literasi Sains atau landasan ilmiah
f. Ketrampilan klinis
g. Pengelolaan masalah Kesehatan dan manajemen sumber daya
h. Kolaborasi dan kerjasama
i. Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan
j. Pemantauan kegiatan pelayanan oleh peserta didik dilakukan oleh
Kepala Instalasi dan Ka. SMF;
k. Mekanisme pemantauan oleh Ka. Instalasi dengan mengisi buku
logbook kehadiran yang ditandatangani oleh peserta didik
diketahui oleh petugas yang ditunjuk;
l. Apabila ada masalah pelayanan yang terkait pendidikan akan
dikoordinasikan dengan KPS;
m. Evaluasi pendidikan dokter di dilakukan oleh masing-masing
program studi setiap akhir semester;
n. Ketua Program Studi melaporkan hasil evaluasi kepada Dekan
dengan tembusan Komkordik; dan
o. Komkordik menganalisa proses belajar dan kegiatan pendidikan
dokter spesialis sebagai laporan kepada Direktur dan umpan balik
kepada Prodi masing masing pada setiap akhir semester.

VIII. Batasan Kewenangan


- Rumah Sakit
- Institusi Pendidikan
- Mahasiswa
- Mempraktekkan standar pelayanan kedokteran dibawah
pengawasan dosen, kegiatannya berupa Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
baik, dengan menyadari keterbatasan kemampuannya dan
mengutamakan keselamatan pasien/ keluarga/ masyarakat.
- Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran dan kesehatan (Iptekdokes) dalam rangka pendidikan
profesi kedokteran agar dapat mencapai kompetensi sebagai
dokter layanan primer.
- Membangun, meningkatkan komunikasi dan memelihara
hubungan baik dengan pasien, kolega, petugas Kesehatan
lainnya.
- Bekerjasama secara efektif dengan teman sejawatnya sesame
Dokter Muda dan tenaga kesehatan dan non-kesehatan.
- Jujur dan bertindak serta berperilaku berdasarkan Janji Dokter
Muda, kaidah ilmiah, etika dan humanistic
- Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahayakan
diri dan orang lain.

IX.Evaluasi Hasil Belajar


BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

I. Pemantauan
Dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan menjamin
keselamatan pasien maka pengawasan atau supervise harus dilakukan
kepada seluruh peserta pendidikan klinis di RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan. Pengawasan/supervise merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan peserta pendidikan klinis
agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan
secara efisien dan efektif serta tetap mengutamakan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Selain itu supervise juga diperlukan untuk
memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian proses
belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang
pembelajaran dan level kompetensinya.
Peserta pendidikan klinis dilakukan supervise secara langsung
oleh Clinical Instructor (CI) atau dapat didelegasikan kepada kepala
shift klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien,
staf dan peserta didik terlindung secara hukum. Peserta pendidikan
klinis di rumah sakit mengetahui proses supervise klinis mulai dari
siapa yang melakukan supervise dan frekuensi pelaksanaan supervisi.
Supervisor melaksanakan supervise berdasarkan ceklist supervisi
peserta pendidikan klinis yang terdapat pada logbook peserta didik.
Hasil supervisi didokumentasikan pada logbook peserta pendidikan
klinis dan dilaporkan kepada Tim Kordik RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan. Supervisi terhadap proses pembelajaran klinik dilakukan
oleh ketua tim kordik RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
Tingkatan supervisi peserta pendidikan klinis disesuaikan
dengan kompetensi dan juga kewengan peserta pendidikan
klinis antara lain :
a. Supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih
sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana
asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya
boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis
harus dilakukan oleh DPJP;
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi tinggi ini
adalah:
1) Pendidikan Profesi Dokter : (Koas)
2) Pendidikan Profesi Keperawatan, Kebidanan & PPA Lainnya
Lainnya :
 S1. Keperawatan & Kebidanan
 Program Diploma III Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
 Program Diploma IV Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
b. Supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik
sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat keputusan
belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik
harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat
dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite)
oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta
didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP; Peserta didik
yang tergolong pada level supervisi moderat tinggi ini adalah:
Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen)
c. Supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah
sahih, tetapi kemampuan membuat keputusan belum sahih
sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat
persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat
darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh
peserta didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP
(dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam
medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh
DPJP; Peserta didik yang tergolong pada level supervisi moderat
ini adalah: Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen)
d. Supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan
membuat keputusan sudah sahih sehingga dapat membuat
diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP.
Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP. Peserta didik yang tergolong pada level
supervisi rendah ini adalah: Pendidikan Profesi Dokter :
(PPDS/dokter residen)

II. EVALUASI
Evaluasi dalam pedoman ini yaitu evaluasi terhadap peserta
pendidikan klinis termasuk proses pembelajarannya dan evaluasi
institusi pendidikan. Evaluasi terhadap peserta pendidikan klinis
dilakukan berdasarkan hasil supervisi dan disampaikan kepada
institusi pendidikan pada masa akhir praktek klinik/lapangan dan
profesi. Sedangkan evaluasi terhadap institusi pendidikan dilakukan
setiap dua tahun sekali ketika akan berakhir masa berlaku perjanjian
terkait dengan pelaksanaan praktek klinik/lapangan, profesi dan
penelitian.
Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap penerimaan,
pelaksanaan dan penilaian output dari program pendidikan klinis.
Hasil evaluasi penerimaan, pelaksanaan dan penilaian output dari
program pendidikan klinis dilaporkan oleh Tim Kordik kepada Direktur
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
Evaluasi terhadap kompetensi peserta pendidikan klinis dilakukan
oleh Clinical Instructor (CI) menggunakan perangkat evaluasi
pendidikan yang dibuat oleh institusi pendidikan. Beberapa alat
evaluasi tersebut antara lain :
 Bed site teaching
 Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
 Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
 Case Based Discusion (CBD)
 Response (Student Oral Case Analysis)
Clinical Instructor (CI) dapat memilih salah satu atau tergantung
dengan perangkat evaluasi yang telah dibuat oleh masing-masing
institusi pendidikan dimana antara satu institusi pendidikan dengan
institusi pendidikan yang lain dapat berbeda dalam pemilihan
perangkat evaluasi tergantung dengan kebijakan masing-masing
institusi pendidikan.

BAB IV

PENUTUP

Demikian telah disusunnya buku Pedoman Penyelenggaraan


Pendidikan Profesi Dokter RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, dengan
adanya pedoman ini semoga dapat menjadi acuan dan pedoman bagi
staf yang bekerja dibagian Diklat, tim kordik dan karyawan yang
terlibat dalam program pendidikan klinis di RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan.

Anda mungkin juga menyukai