PENDAHULUAN
Visi
Misi
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelenggarakan pendidikan klinis yang dapat memberikan
perlindungan bagi peserta didik yang menjalankan pendidikan
klinis di rumah sakit selama masa kenormalan baru (new normal)
serta tercapainya pendidikan klinis yang dapat mengakomodir
tujuan pembelajaran yang ditetapkan institusi pendidikan
semaksimal mungkin
2. Tujuan Khusus
- Berjalannya proses bimbingan dan pembelajaran dengan baik
dan lancer.
- Terpenuhinya kompetensi peserta pendidikan klinis.
- Peserta pendidikan klinis mampu memahami dan mengenal
lingkungan rumah sakit.
- Peserta pendidikan klinis memahami dan melaksanakan
peraturan dan tata tertib dalam melaksanakan praktik
klinik/lapangan, profesi maupun penelitian.
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP).
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP).
- Peserta pendidikan klinis memahami dan ikut berperan aktif
dalam upaya pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit.
BAB II
TATA LAKSANA
I. Tujuan Pendidikan
- D
II. Capaian Pembelajaran
- Melakukan pelayanan di rawat inap dan rawat jalan dan gawat
darurat dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, usulan
pemeriksaan penunjang serta menginterpretasikannya untuk
menegakkan diagnosa dan diagnosa banding, tata laksana dan
edukasi pasien yang mendapat pengawasan, pendampingan dan
bimbingan DPJP yang dilakukan secara profesional, bertanggung
jawab dalam batas kewenangan kompetensi yang telah
ditetapkan;
- Melakukan pembelajaran penatalaksanaan kasus sesuai level
kompetensinya dengan pengawasan dan bimbingan DPJP; dan
- Melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan petugas kesehatan
dalam tim pelayanan kesehatan secara terpadu dan paripurna
untuk mengutamakan keselamatan pasien atas pengawasan,
pendampingan dan bimbingan DPJP.
III. Isi dan Struktur Kurikulum
Setara Perkuliahan
- Expert session
- Referat
- Case report session
- Morning report
- Manajemens Kasus
- Journal reading
Setara Praktikum
- Bedside Teaching 24 jam
- Praktek ketrampilan klinik
V. Metode Pendidikan
Dalam menjalankan fungsi pendampingan, pembimbingan kepada
peserta didik, DPJP dapat dilimpahkan secara mandatori kepada
DPJP Pengganti yang setara kompetensinya;dan
I. Pemantauan
Dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan menjamin
keselamatan pasien maka pengawasan atau supervise harus dilakukan
kepada seluruh peserta pendidikan klinis di RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan. Pengawasan/supervise merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan peserta pendidikan klinis
agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan
secara efisien dan efektif serta tetap mengutamakan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Selain itu supervise juga diperlukan untuk
memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian proses
belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang
pembelajaran dan level kompetensinya.
Peserta pendidikan klinis dilakukan supervise secara langsung
oleh Clinical Instructor (CI) atau dapat didelegasikan kepada kepala
shift klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien,
staf dan peserta didik terlindung secara hukum. Peserta pendidikan
klinis di rumah sakit mengetahui proses supervise klinis mulai dari
siapa yang melakukan supervise dan frekuensi pelaksanaan supervisi.
Supervisor melaksanakan supervise berdasarkan ceklist supervisi
peserta pendidikan klinis yang terdapat pada logbook peserta didik.
Hasil supervisi didokumentasikan pada logbook peserta pendidikan
klinis dan dilaporkan kepada Tim Kordik RSUD Bangil Kabupaten
Pasuruan. Supervisi terhadap proses pembelajaran klinik dilakukan
oleh ketua tim kordik RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
Tingkatan supervisi peserta pendidikan klinis disesuaikan
dengan kompetensi dan juga kewengan peserta pendidikan
klinis antara lain :
a. Supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih
sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana
asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya
boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis
harus dilakukan oleh DPJP;
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi tinggi ini
adalah:
1) Pendidikan Profesi Dokter : (Koas)
2) Pendidikan Profesi Keperawatan, Kebidanan & PPA Lainnya
Lainnya :
S1. Keperawatan & Kebidanan
Program Diploma III Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
Program Diploma IV Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
b. Supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik
sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat keputusan
belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik
harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat
dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite)
oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta
didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP; Peserta didik
yang tergolong pada level supervisi moderat tinggi ini adalah:
Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen)
c. Supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah
sahih, tetapi kemampuan membuat keputusan belum sahih
sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat
persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat
darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh
peserta didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP
(dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam
medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh
DPJP; Peserta didik yang tergolong pada level supervisi moderat
ini adalah: Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen)
d. Supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan
membuat keputusan sudah sahih sehingga dapat membuat
diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP.
Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP. Peserta didik yang tergolong pada level
supervisi rendah ini adalah: Pendidikan Profesi Dokter :
(PPDS/dokter residen)
II. EVALUASI
Evaluasi dalam pedoman ini yaitu evaluasi terhadap peserta
pendidikan klinis termasuk proses pembelajarannya dan evaluasi
institusi pendidikan. Evaluasi terhadap peserta pendidikan klinis
dilakukan berdasarkan hasil supervisi dan disampaikan kepada
institusi pendidikan pada masa akhir praktek klinik/lapangan dan
profesi. Sedangkan evaluasi terhadap institusi pendidikan dilakukan
setiap dua tahun sekali ketika akan berakhir masa berlaku perjanjian
terkait dengan pelaksanaan praktek klinik/lapangan, profesi dan
penelitian.
Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap penerimaan,
pelaksanaan dan penilaian output dari program pendidikan klinis.
Hasil evaluasi penerimaan, pelaksanaan dan penilaian output dari
program pendidikan klinis dilaporkan oleh Tim Kordik kepada Direktur
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
Evaluasi terhadap kompetensi peserta pendidikan klinis dilakukan
oleh Clinical Instructor (CI) menggunakan perangkat evaluasi
pendidikan yang dibuat oleh institusi pendidikan. Beberapa alat
evaluasi tersebut antara lain :
Bed site teaching
Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
Case Based Discusion (CBD)
Response (Student Oral Case Analysis)
Clinical Instructor (CI) dapat memilih salah satu atau tergantung
dengan perangkat evaluasi yang telah dibuat oleh masing-masing
institusi pendidikan dimana antara satu institusi pendidikan dengan
institusi pendidikan yang lain dapat berbeda dalam pemilihan
perangkat evaluasi tergantung dengan kebijakan masing-masing
institusi pendidikan.
BAB IV
PENUTUP