DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SEGALA MIDER
Jalan Pagar Alam No.207 Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung 35154
Email : Puskesmas.Segalamider@yahoo.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SEGALA MIDER
NOMOR : /SK/ADMEN/II/SM/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SEGALA MIDER TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN MUTU PUSKESMAS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Pedoman penyelenggaraan dan mutu Puskesmas Segala Mider menjadi
acuan bagi penyelenggaraan puskesmas dan upaya-upaya peningkatan
mutu puskesmas.
(2) Pedoman penyelenggaraan dan mutu puskesmas disusun berdasarkan
visi, misi, dan tujuan Puskesmas
Pasal 2
Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
1. Pusat Kesahatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama menyediakan pelayanan
kepada masyarakat, oleh karena itu perlu menetapkan jenis-jenis
pelayanan yang disediakan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerja
dengan mendapatkan masukan dari masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat.
3. Mutu merupakan suatu keadaan dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, proses, dan sumber daya yang memenuhi atau melebihi
harapan pengguna/pelanggan.
Pasal 3
Dalam penyelenggaraan, puskesmas menjalankan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerja; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerja.
BAB II
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 4
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a,
Puskesmas Segala Mider;
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat;
b. Melaksanakan komunikasi dan advokasi terkait kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
maslah kesehatan dan bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan, jejaring pelayanan
kesehatandan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di
puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
termasuk respon penanggulangan penyakit dan system kewaspadaan
dini
Pasal 5
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b,
Puskesmas Segala Mider;
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. Menyelengagarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelengarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan Rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilyah kerja; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
system rujukan.
Pasal 6
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2,
Puskesmas Segala Mider berfungsi juga sebagai wahana pendidikan tenaga
kesehatan.
BAB III
MUTU PUSKESMAS
Pasal 7
(1) Puskesmas Segala Mider membentuk struktur fungsional mutu.
(2) Kepala Puskesmas, Wakil Manajemen mutu, penanggung jawab
Admen, UKM, UKM dan Penanggung Jawab Keselamatan Pasien wajib
berpartisipasi dalam program mutu/kinerjaPuskesmas dan keselamatan
pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
(3) Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program
mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran
puskesmas.
(4) Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKM maupun UKP
disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat
(5) Tata nilai yang dimaksud pada ayat (4) adalah TEPAT, yaitu :
a. Tanggung Jawab;
b. Empati;
c. Peduli ;
d. Akurat; dan
e. Tanggap.
(6) Perencanaan mutu dan keselamatan pasien disusun oleh tim mutu dan
keselamatan pasien dengan pendekatan multidisiplin.
(7) Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi paling tidak;
a. Penilaian kinerja manajemen
b. Pelaksanaan audit internal
c. Pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen
d. Kajibanding kinerja dengan puskesmas lain
e. Penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga
(8) Perencanaan keselamatan pasien berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Penerapan standart dan sasaran keselamatan pasien.
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan
unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian
dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator administrasi manajemen, indikator
kinerja UKM, dan UKP.
f. Indikator administrasi manajemen meliputi indikator
manajemen puskesmas umum, manajemen sumber daya,
manajemen keuangan, manajemen data dan informasi,
manajemen pemberdayaan masyarakat, manajemen Program
Indonesi Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan
manajemen mutu pelayanan.
g. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
h. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
i. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan
keadaan potensial cedera.
j. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan
klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program
peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu
pelayanan obat.
(9) Dalam upaya perbaikan mutu/kinerja puskesmas dan keselamatan
pasien melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program,
dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan untuk berperan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan tindak
lanjut program-program kegiatan mutu/kinerja puskesmas dan
keselamatan pasien.
(10) Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di
bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf,
c. Menggunakan pedoman internal dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan lainnya dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada
di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan
sistem pelayanan.
(11) Seluruh kegiatan mutu/kinerja puskesmas dan keselamatan pasien
harus didokumentasikan.
(12) Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas
tiap tribulan.
(13) Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf,
serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial
bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam
peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien
adalah:
a. Pelayanan rawat jalan
b. Pelayanan Farmasi
c. Pelayanan Gawat Darurat
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan berjenjang.
(2) Kepala puskesmas melakukan pembinaan dan pengawasan Wakil
Manajemen Mutu, auditor, penanggung jawab UKM, UKP dan
penanggung jawab Keselamatan Pasien serta seluruh pegawai.
(3) Wakil Manajemen Mutu melakukan pembinaan dan pengawasan
penanggung jawab Admen, UKM, UKP dan seluruh pegawai.
(4) Penanggung jawab Upaya melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada koordinator program / unit pelayanan.
(5) Koordinator upaya/ unit pelayanan melakukan pembinaan dan
pengawasan kepada pelaksana dibawahnya.
Pasal 9
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab upaya secara berkala melakukan
evaluasi kinerja struktur dibawahnya setiap tiga bulan sekali.
Pasal 10
Penanggung jawab upaya dan penanggung jawab keselamatan pasien
melakukan monitoring evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara
berkala setiap tiga bulan sekali.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.
LIDWINA IDONA
INTAN KUSUMADEWI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
SEGALA MIDER
NOMOR : /SK/ADMEN/II/SM/2018
TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN
MUTU PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN
Pedoman manual mutu ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar sistem manajemen
mutu Puskesmas Segala Mider yang diterapkan kepada seluruh staff. Semua ketentuan yang
tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas
Segala Mider.
Penjelasan yang diberikan manual ini mencakup mengenai ruang lingkup penerapan sistem
manajemen mutu, proses-proses manajemen mutu berikut dengan interaksi antara proses dan
referensi tujuan ke berbagai dokumen terkait. Penerapan sistem manajeman mutu dimaksudkan
untuk memastikan puskesmas dapat menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan sehingga dapat menjamin kepuasan masyarakat.
Manual ini disiapkan oleh tim manajemen mutu Puskesmas Segala Mider dan disahkan oleh
Kepala UPT Puskesmas Segala Mider. Kepala UPT Puskesmas telah menunjuk Wakil Manajemen
Mutu (WMM) untuk bertanggung jawab dan menjamin manual ini dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh staff. Manual ini akan ditinjau ulang setahun sekali untuk penyesuaian/
perbaikan.
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
1.1 Gambaran Umum Puskesmas Segala Mider
Puskesmas Segala Mider terletak di Jl. Pagar Alam No. 207 Kelurahan Gunung
Agung Kec. Langkapura Kota Bandar Lampung , pada awalnya tahun 1982 adalah sebuah
Puskesmas Pembantu Segala Mider dibawah naungan Puskesmas Induk Susunan Baru
Kecamatan Tanjung Karang Barat, pada tahun 2011 Walikota Bandar Lampung
mengeluarkan Perwali Nomor : 174/09/HK/2011 tanggal 18 Februari 2011 tentang
Penetapan Nama – Nama dan wilayah kerja Puskesmas Rawat inap, Puskesmas rawat jalan
dan Puskesmas Pembantu pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran
2011, pada tahun 2011 dengan wilayah kerja 1 Kelurahan yaitu Kelurahan Segala Mider
Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung, seiring dengan berkembangnya waktu tahun
2012 Walikota Bandar Lampung mengeluarkan Perwali baru Nomor : 209/IV.4/HK/2012
tanggal 27 Februari 2012 tentang Penetapan Nama – Nama dan wilayah kerja Puskesmas
Rawat inap, Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas Pembantu pada Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung Tahun Anggaran 2012 dan juga terkait dengan pemekaran wilayah
kecamatan dan kelurahan maka Puskesmas Segala Mider berkedudukan di Kecamatan
Langkapura Tanggal 21 Maret 2014 memiliki wilayah kerja sebanyak 1 Kecamatan
Langkapura dengan luas wilayah 5.978 Ha, yang dipecah menjadi 5 wilayah kelurahan
yaitu :
1. Kelurahan Gunung Agung,
2. Kelurahan Gunung Terang,
3. Kelurahan Bilabong Jaya,
4. Kelurahan Langkapura,
5. Kelurahan Langkapura Baru
.
Wilayah kerja Puskesmas Segala Mider terletak dikecamatan Langkapura dengan batas-
batas sebagai berikut:
Transportasi tiap kelurahan lancar sehingga secara umum aksesibilitas masyarakat ke pusat
pelayanan kesehatan setempat relatif mudah
1.3 Visi Misi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas Segala Mider
A. VISI
B. MISI
1. Memberikan pelayanan secara prima
2. Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia ( SDM )
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan kwalitas pelayanan
4. Meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
5. Meningkatkan peran masyarakat serta aktif terhadap kesehatan
C. MOTTO
Motto Puskesmas Segala Mider adalah “MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI”
D. TATA NILAI
“T E P A T”
T : Tanggung Jawab
( Seluruh Staff Puskesmas melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab)
E : Empati
( Empati terhadap sesama baik keluhan masyarakat maupun rekan
kerja)
P : Peduli
(Peduli terhadap masyarakat dan sesama rekan kerja)
A : Akurat
( Teliti dalam melaksanakan pelayanan kesehatan)
T : Tanggap
( Cepat dan Tanggap dalam merespon keluhan masyarakat)
1.4 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Segala Mider
Struktur Organisasi UPT Puskesmas Segala Mider
2. Wewenang WMM
a. Menyusun dan mengembangkan dokumen
b. Pengelola dan memelihara dokumen
c. Membantu kepala puskesmas dalam mengendalikan proses pendidikan dan
pelatihan
3. Tugas WMM
a. Menyusun program kinerja tahunan
b. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi peiaksanaan system manajemen mutu
c. Melakukan koordinasi penyusunan dokumen system manajemen mutu
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi system manajemen mutu
e. Mengkoordinasikan peiaksanaan audit intemal/ekstemal
f. Melaporkan hasil pelaksanaan audit
g. Melaksanakan tugas lain yang dtetapkan oleh kepala puskesmas yang berkaitan
dengan penjaminan mutu
h. Mengkoordinir pelaksanaan mutu di Puskesmas Segala Mider
i. Memantau kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
j. Membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan secara konsisten
dengan tatanilai, visi, misi dan tujuanPuskesmas k. Memastikan semua kebijakan
mutu dilaksanakan dalam setiap aktivitas pelayanan
4. Tugas Sekretaris
a. Menegendalikan catatan mutu untuk penyimpanan, perlipdungan, pengambilan masa
simpan dan pemusnahan catatan mutu.
b. Pengendalian dokumen Ekstemal dan Internal
2 Kebijakan Mutu
"Seluruh karyawan/i berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempumaan yang berkelanjutan".
3. Proses Pelayanan
3.1 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Penyelenggaraan upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan
UKM dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu UKM essensial dan UKM Pengembangan.
UKM essensial merupakan yang wajib dilaksanakan terdiri dart pelayanan promosi
kesehatan termasuk UKS dan UKGS, peteyanan kesehatan lingkungan pelayana:! kesehatan
ibu dan anak dan keluarga berencana, (yang bersifat UKM) pelayanan gizi (yang bersifat
UKM) dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
• Pengobatan
• Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
• Pelayanan kesehatan lingkungan yang bersifat UKP
• Pelayanan gizi yang bersifat UKP
• Pelayanan laboratorium
• Pelayanan kefarmasian
• Pelayanan Tindakan
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan akreditasi puskesmas yang
meliputi persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya.dan proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan,
yang dalam penyelenggaraannya memperhatikan keselamatan sasaran/pasien dengan
menerapkan manajemen resiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan Puskesmas Segala Mider dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(UKM) maupun penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
• Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
• Undang-undang No. 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
• Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
• Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS)
• KEP/25/25/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.
• Permen PAN dan RB No. 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
• Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional
• Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
• Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktek Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
• Permenkes No. 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat.
• Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas.
• Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Acuan yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah standar akreditasi
puskesmas.
b. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah istilah yang menggambarkan tingkat kepuasan yang
dialami pelanggan ketiika mengkonsumsi/menggunakan produk/jasa yang
dikeluarkan oleh produsen.
c. Kebutuhan Pelanggan
Kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang komitmen dalam
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek - aspek mutu dalam aktifitas
kesehatan organisasi.
d. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis
e. Dokumen/manual
Segala benda yang berbentuk barang, gambar ataupun tulisan sebagai bukti dan
dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.
f. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil telah
dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan.
g. Efektifitas
Keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju
h. Efisiensi
Ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses
i. Kebijakan mutu
Kebijakan resmi dan tertulis dari pimpinan tentang komitmen organisasi dalam
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktivitas
keseharian organisasi
j. Koreksi
Pembetulan atau perbatkan atau pemeriksaan
k. Kredensial
Proses evaluasi terhadap suatu sumber daya manusia untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan
l. Pedoman mutu
Sebuah dokumen yang berisi pernyataan dan komitmen organisasi tentang
penerapan mutu pelayanan
m. Perencanaan mutu
Aktivitas pengembangan produk dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan
n. Proses
Aplikasi pengetahuan keterampilan, peralatan, teknik serta sistem untuk
mendefinisikan, mengukur, mengontrol, mengumpulka dan memperbaiki dengan
tujuan meningkatkan keuntungan
o. Sasaran mutu
Goal atau target dari organisasi dalam melakukan suatu proses yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu
p. Tindakan korektif
Tindakan yang dilakukan setelah terjadt tingkah laku yang menyimpang untuk
mencegan terulangnya ketidaksesuaian
q. Tindakan preventif
Tindakan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi dimasa depan.
r. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud dan
tujuan.
s. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaraannya suatu proses.
BAB II
A. Persyaratan Umum
Pengendalian dokumen yang dilaksanakan oleh Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas.
Sistem manajemen mutu mensyaratkan suatu pengendalian dokumen, dokumen meliputi
dokumen eksternal yang merupakan regulasi Regulasi atau kebijakan kebijakan yang terkait
maupun input atau masukan dari masyarakat yang merupakan suatu harapan harapan terhadap
suatu produk atau output penyelenggaraan puskesmas.dokumen juga merupakan dokumen
internal, berupa dokumen perencanaaan, surat keputusan pimpinan, pedoman kerja, kerangka
acuan, SOP, instruksi kerja dll
Penyimpanan Dokumen/arsip
a. Semua dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa berlaku selama 3 (tiga)
tahun, setelah itu perlu dilakukan evaluasi (direvisi, diganti, atau tidak terkendali).
b. Dokumen rekam medik yang tidak aktif wajib disimpan sekurang-kurangnya selama 3
(tiga) tahun, setelah itu dilakukan evaluasi (direvisi, diganti, atau tidak terkendali).
c. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 2 (dua) tahun.
d. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan sistem penyimpanan
dokumen/arsip pemerintah daerah Kota Bandar Lampung.
f. Untuk prosedur kerja yang masih terkendali (belum lebih dari 3 tahun) dan memakai
istilah prosedur tetap (protap) masih biasa digunakan. Selanjutnya apabila protap
tersebut sudah lebih dari 3 tahun, direvisi dengan format baru (Standar Operasional
Prosedur/SOP).
Sistem Penomoran:
a. Cara penomoran ADMEN: NOMOR URUT/JENIS DOKUMEN/KODE
POKJA/KODE BAB/NAMA PUSKESMAS/TAHUN BERLAKU.
Contoh :
c. Surat masuk dan surat keluar sesuai dengan aturan pemerintah Kota Bandar Lampung
C. Penataan Dokumen
a. Untuk memudahkan dalam pencarian dokumen mutu/akreditasi puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/kelompok pelayanan dengan diurutkan setiap
urutan kriteria dan elemen penilaian dan diberikan daftar secara berurutan.
b. Penataan denaan menggunakan file dan ordner yang sudah disepakati (kuning:
admen, hijau: UKM, merah: UKP)
c. Setiap dokumen tim mutu diberi label sesuai urutan Kriteria dalam instrument
d. Penyimpanan dokumen ada pada setiap UKM/UKP dan semua master dokumen
disimpan di sekretariat yang dikelola oleh masing-masing penanggung jawab.
e. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/upaya dibuat rangkap
3 (tiga) (untuk master, untuk tim admen, dan untuk pelaksana/upaya)
f. Penyimpanan dokumen ada disetiap UKM/UKP dan untuk dokumen mutu disimpan
di sekretariat (admen, UKP/UKM) dan dikelola oleh masing-masing penanggung
jawab.
g. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/upaya dibuat rangkap
3 (tiga); untuk master (asli, telah dicap puskes dan ditandatangani), untuk admen, dan
untuk pelaksanan/upaya (foto kopi dari master yang dicap terkendali).
D. Pengendalian rekaman
Pengendalian rekaman menyesuaikan dengan pengendalian dokumen. Pengendalian rekam
implementasi peiaksanaan kegiatan disimpan oleh pelaksana kegiatan dan penanggungjawab
program. Dokumen juga berupa rekaman, dokumen hasil audit dan upaya perbaikan kesemua
dokumen ini hams terkendali.
Pengendalian rekaman:
a. Pengertian dokumen adalah; semua dokumen yang harus disiapkan
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untuk memenuhi instrumen
akreditasi. Jenis dan macam dokumen mengacu kepada standar dan kriteria, definisi
operasional, serta cara pembuktian dan telusur dokumen yang ada dalam instrumen
akreditasi puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer.
b. Rekaman adalah; dokumen yang memberi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai dalam kegiatan puskesmas/fasilitaspelayanan
kesehatan primer untuk peningkatan mutu.
c. Pengendalian rekaman adalah; sistem penomoran dan sistem penyimpanan dokumen
yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu akreditasi puskesmas.
Catatan/rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan dikendalikan dalam artian
harus diberi nomor agar mudah untuk pengelolaanya. Catatan/rekaman yang
diterapkan untuk memberikan bukti kesesuaian terhadap pesyaratan dan bukti
operasional yang efektif dari sistem manajemen mutu harus dikendalikan.organisasi
harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk menefinisikan pengendalian yang
diperlukan untuk identifikasi penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama
simpan dan pemusnahan. Catatan/rekaman harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat di akses kembali.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab UKM,
penanggung jawab UKP, dan seluruh karyawan/i puskesmas bertanggung jawab untuk
menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
a. Setiap pejabat struktural dan karyawan dipastikan memahami tugas tanggung jawab
dan wewenangnya.
b. Uraian tugas tanggung jawab dan wewenang dibuat oleh pejabat struktural secara
hirarki.
c. Dokumen uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan salinan
disimpan oleh sub bagian kepegawaian.
d. Dokumen uraian tugas hams dikendalikan isinya diperbaharui jika terjadi perubahan
pekerjaan.
e. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada didalam struktur organisasi
pada masing masing pekerjaan.
f. Penggunaan nama posisi/job title dikoordinasikan oleh pejabat puskesmas dan bagian
kepegawaian.
g. Dokumen terkait: Tugas pokok dan fungsi, Struktur organisasi
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara mini lokakarya, pertemuan, diskusi, email,
sms, memo, brefing pagi dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
C. Luaran Tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan ;
Persyaratan kompetensi
Hasil analisis kompetensi
Prosedur penilaian kinerja
Prosedur Delatihan dan kail bandina
Prosedur pengendalian rekaman
Uraian tugas karyawan
Data karyawan
C. Manajemen Keuangan
1. Kebutuhan dana.
a. Sumber dana
b. Pengalokasian dana
3. Pengelolaan Dana
a. Menetapkan Petugas Pengelola Keuangan terdiri dari bendahara pengeluaran,
bendahara penerimaan, bendahara bantu dan kasir.
e. Pemanfaatan dana sesuai dengan yang telah dianggarkan dalam RBA (Rencana
Bisnis Anggaran)
4. Proses pembelian
Puskesmas Segala Mider menjamin bahwa setiap barang yang dibeli sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Untuk pengadaan yang menggunakan dana APBN/APBD
mengacu pada perpres No 70 tahun 2012 merupakan perubahan ke dua dari perpres No
54 Tahun 2010 tentang peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Sedangkan
untuk pengadaan yang menggunakan jasa layanan mengacu kepada Peraturan Walikota
tentang sistem prosedur pengadaan barang dan jasa pada UPT Puskesmas BLUD.
Kepala Puskesmas Segala Mider menetapkan SOP pengadaan barang di puskesmas
Tim pengadaan terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota
menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan yang
diperlukan
Perencanaan pengadaan barang/jasa harus terlebih dahulu dibuat sebelum
pelaksanaan.
Sebelum pelaksanaan pengadaan barang/ jasa semua persyaratan produk harus
dibahas secara jelas
Komunikasi pada setiap tahap pelaksanaan harus terdokumentasi.
Unit terkait ; Kepala puskesmas, petugas penerima hasil pekerjaan dan bendahara
barang.
Dokumen terkait: prosedur pengadaan barang dan jasa puskesmas
Informasi pembelian
Tim pengadaan barang/ jasa menjamin persyaratan yang tepat sebelum
dikomunikasikan ke rekanan.
Informasi memasukkan persyaratan pembelian untuk persetujuan pembelian barang
menurut (criteria, meliputi : spesifikasi barang, harga, pembayaran, pengiriman, dan
pelayanan purna jual.
D. Infrastruktur
Yang termasuk fasilitas fisik infrastruktur di Puskesmas Segala Mider adalah system
penyediaan air bersih, sistem manajemen air limbah, fasilitas manajemen limbah padat,
sistem kelistrikan, fasilitas drainase, prasarana parkir dan sistem telekomunikasi.
Sistem air bersih
Penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan (Kesling) melakukan pengawasan
sarana dan mutu air, perbaikan sarana dankualitas air dan memastikan air bersih yang
digunakan mencukupi dari segi kuantitas.
Lahan parkir
Perancangan dan perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, kondisi lokasi dan social masyarakat sekitar.
Sistem komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan atau komunikasi di lingkup dan
keluar puskesmas, dalam mendukung pelayanan di puskesmas. Alat komunikasi
berupa telepon kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
Perawatan instalasi komunikasi terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
Perawatan rutin dilakukan secara rutin dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab
dilakukan hanya terhadap instalasi listrik yang rusak.
Adanya dukungan pembiayaan.
E. Lingkungan kerja
Memastikan linakunaan kerja yang nyaman, bersih dan aman.
Menunjuk penanggung jawab pengelola kebersihan lingkungan puskesmas dan
penanggung jawab keamanan puskesmas.
Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola
Adanya aturan tentang tatacara perencanaan. penyeienggaraan dan evaluasi
Kenyamanan lingkungan juga berkaitan dengan sistem pengawasan dan pencahayaan.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
2. Akses UKM
a. Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK disosialisasikan/ komunikasikan
ke masyarakat sasaran melalui pertemuan lokakaryamini, lintas sektor, pertemuan
lintas sektor tingkat kecamatan, atau melalui surat, media brosur/ leaflet/ papan
pengumuman.
4. Dokumen terkait:
1. RENSTRA ( Rencana Strategi )
2. RBA ( Rencana Bisnis Anggaran ) Meliputi :
RUK ( Rencana Usulan Kegiatan )
RPK ( Rencana Pelaksana Kegiatan )
8. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya.
Puskesmas Segala Mider menentukan pengendalian pelayanan dan proses
pelayanan ruang lingkup puskesmas melalui:
g. Umum
Setiap unit melakukan pengukuran dan pemantauan terhadap setiap
kegiatannya.
Pemantauan dan pengukuran direncanakan sebelum pelaksanaannya
Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa
Hasil pengukuran/pemantauan/ analisa dipakai untuk memastikan kesesuaian
manajemen mutu, melakukan perbaikan terus menerus.
Metode pemantauan/ pengukuran/ analisa/ perbaikan dipastikan sesuai dengan
tujuan
Dokumen terkait: prosedur pengendalian hasil pelayanan yang tidak sesuai.
Apabila dapat diterapkan maka alat tersebut harus; dikalibrasi dan disesuaikan
satu tahun sekali; dijaga dari penyesuaian-penyesuaian yang dapat
mengakibatkan kalibrasi tidak sahih; dijaga dari kerusakan dan penurunan
keandalan selama penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan;
pendokumentasian hasil kalibrasi.
Dokumen terkait : prosedur pengendalian kalibrasi, daftar invetaris barang,
prosedur pemeliharaan barang.
8. Diproses ulang
Ketidaksesuaian harus dicatat
Bilamana pelayanan/program diperbaiki maka dilakukan verifikasi ulang
Bilamana pelayanan/program ketidaksesuaian telah terlanjur diterima
pelanggan maka puskesmas mengambil langkah-langkah yang sesuai
untuk menangani akibat/ potensi akibat.
9. Analisis data
Data-data proses atau implementasi manajemen mutu harus dikelola dengan
baik
Analisa data dengan teknik yang sesuai, contoh dengan statistic
Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program, kegiatannya untuk
mengetahui tingkat kinerja dengan melihat kesenjangan dan miss
opportunity sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan
Analisa data dibuat oleh wakil/penanggung jawab mutu dan menjadi acuan
untuk semua
Analisa data mengarah kepada identifikasi ketidaksesuaian, ketidakefektifan
dan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa antara lain untuk memantau :
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan/orogram puskesmas
Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan puskesmas
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah berikutnya.
10. Peningkatan berkelanjutan
Seluruh karyawan dan penanggung jawab program wajib melakukan
perbaikan secara terus menerus terhadap efektifitas manajemen mutu sesuai
tugas, tanggung jawab dan wewenan
Semua perbaikan mengacu kepada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan
prevensi serta tinjauan manajemen
okumen terkait : prosedur tindakan koreksi dan pencegahan.
3. Pembelian
Sama seperti pembelian di UKM
Untuk pembelian obat menunjuk tim pengadaan dari dinas kesehatan kota Bandar
lampung
Untuk pembelian obat pada waktu khusus (diperlukan tetapi persediaan di gudang
nihil) sesuai prosedur, dengan syarat pembelian dengan jumlah kecil.
- Ketersediaan informasi produk/ jenis pelayanan; berupa brosur, banner, leflet dll
- Menetapkan SOP pelayanan yang dibutuhkan
- Ketersediaan alur pelayanan
- Menggunakan dan memelihara peralatan yang sesuai dengan pelayanan
- Menetapkan aktivitas pengukuran dan pemantauan.
PENUTUP
Demikian pedoman manajemen mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Segala Mider untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai
dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
LIDWINA IDONA