Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN DIREKTUR RS.

STELLA MARIS MAKASSAR


NOMOR 3419A.DIR.SM.PERDIR.1N.X.2022 TENTANG KOMUNIKASI DAN EDUKASI

DIREKTUR RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR


Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripuma yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitadf•,
b. Bahwa Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit
dan tata kelola klinis yang baik dålam pcngelolaan pelayanan
kesehatan yang berfokus pada peningkatan mutu dan kesclamatan
pasicn;
c. Bahwa RS. Stella Maris Makassar perlu memiliki regulasi dasar yang
telah disesuaücan dengan standar akreditasi rumah sakit dan regulasi
perundang-undangan Iainnya sebagai acuan untuk mengembangkan
regulasi Iainnya, dimana salah satunya mengatur tentang Komunikasi
dan Edukasi;
d. Bahwa berdasarkan.,pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
i, b, dan c diatas, perlu menetapkan Peraturan Direktur RS. Stella
Maris Makassar tentang Komunikasi dan Edukasi;
Mengingat : l. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Kehumasan Bidang Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi
Darah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SKJII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT STELLA MARIS
MAKASSAR TENTANG KOMUNIKASI DAN EDUKASI.

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :


(l)Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna Y4ng menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan g lingkungan serta menjaga dan
kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PKRS adalah proses
memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia Rumah Sakit, pengunjung
Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan serta aktif da lam proses
asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Kepala atau Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi Rumah Sakit dengan namajabatan
kepala, direktur utama, atau direktur.
Pasien ad alah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, secara langsung maupun tidak langsung
di Rumah Sakit.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit yang selanjutnya disebut SDM Rumah Sakit adalah semua
tenaga yang bekerja di Rumah Sakit baik tenaga kesehatan maupun non tenaga kesehatan.
Keluarga Pasien adalah setiap orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Pasien yang
memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Pengunjung Rumah Sakit adalah setiap orang yang datang mengunjungi Rumah Sakit untuk
kepentingan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan atau untuk kepentingan yang
Iain.
Masyarakat Sekitar Rumah Sakit adalah sekumpulan orang yang tinggal dan/atau berinteraksi
di area sekitar Rumah Sakit.
BAB 11
PENGELOLAAN KEGIATAN PROMOSI KESEIIATAN RUMAH SAKIT

Pasal 2

(1) Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) memiliki tugas dan tanggung
jawab minimal mencakup :
a) Mengintegrasikan edukasi pasien dan keluarga yang disesuaikan dengan
misi, pelayanan yang disediakan, serta populasi pasien.
b) mengatur penugasan seluruh staf yang membenkan edukasi secara
terkoordinasi.
(2) Setiap staf klinis memberikan edukasi kepada pasien dan dapat dilaksanakan secara
kolaboratif berdasarkan kebutuhan pasien.
(3) Pemberian edukasi memperhatlkan pemahaman materi edukasi, waktu yang cukup
untuk pemberian edukasi, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

BAB 111
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA

Pasal 3

(1) Informasi dari Rumah Sakit yang diberikan kepada pasien dan keluarga, mencakup :
a) Asuhan dan pelayanan yang disediakan.
b) Akses ke pelayanan yang tersedia.
(2) Informasi sumber alternatif asuhan dan pelayanan di tempat Iain diberikan
kepada pasien dan keluarga apabila asuhan dan pelayanan tidak tersedia di
rumah sakit.
(3) Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara tepat waktu, dan
status sosial ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan
keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pasal 4

(I) Perencanaan dan pemberian edukasi kepada pasien didasarkan pada pengkajian
kebutuhan edukasi setiap pasien beserta kesiapan dan kemampuan pasien untuk
menerima edukasi.
(2) Pengkajian kemampuan dan kemauan belajar pasien/keluarga meliputi :
a) Kemampuan membaca, tingkat Pendidikan.
b) Bahasa yang digunakan (apakah diperlukan penerjcmah atau penggunaan bahasa
isyarat).
c) Hambatan emosional dan motivasi.
d) Keterbatasan fisik dan kogıitif.
e) Kescdiaan pasien untuk menerİma informasi.
f) Nilai-nilai dan pilihan pasien.
(3) Hasil pengkajian edukasi pasien didokumcntasikan di rckam medis pasien.

Pasal 5

(l) Edukasi tentang proses asuhan disampaikan kepada pasien dan keluarga disesuaikan
dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan keluarga.
(2) Pembcrian penjelasan olch DPJP dan PPJA, mencakup tentang :
a) Hasil pengkajian.
b) Diagnosis.
c) Rencana asuhan.
d) Hasil pengobatan.
e) Hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
(3) Pemberian edukasi pasien dan keluarga mencakup :
a) Cara cuci tangan yang aman.
b) Penggunaan obat yang aman.
c) Pcnggunaan peralatan medis yang aman.
d) Potensi interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan.
e) Pedoman nutrİsİ.
f) Manajemen nyeri.
g) Teknik rehabffitasi.
h) Edukasi asuhan lanjutan di rumah.

Pasal 6

(I) Penentuan edukator dan metode edukasi mempertimbangkan nilai yang dianut dan
preferensi pasien dan keluarganya serta memungkinkan terjadinya intcraksi yang
memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf.
(2) Pasien dan keluarga didorong untuk bertanya/berdiskusi dan memberikan umpan
balik dalam proses edukasi.
Materi edukasi yang diberikan harus selalu diperbaharui 1 (satu) kali dalam setahun dan dapat
dipahami olch pasien dan keluarga.
3) Edukasi lisan dapat diperkuat dengan materi tertulis sebagai referensi untuk bahan
edukasi selanjutnya.
4) Penerjemah disiapkan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga, baik dalam
lingkup internal stafrumah sakit maupun kerja sama dengan pihak ketiga diluar
5) rumah sakit.

Pasal 7

(1) Pasien dapat diberikan edukasi dan pelatihan berkelanjutan setelah


pelayanan kesehatan di rumah sakit melalui jejaring komunitas dan jejaring
utama : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Klinik, dan
Praktik mandiri).
Koordinasi edukasi dan pelatihan berkelanjutan dikoordinasikan oleh
(2)
Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

Pasal 8

(1) Setiap Profesional Pemberi Asuhan (PPA) memberikan edukasi kepada


pasien secara komprehensif, konsisten, dan efektif.
(2) Program pelatihan komunikasi efektif bagi Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun.

BAB IV PENUTUP

Pasal 9

(1) Peraturan Direktur ini mulai diberlakukan sejak tanggal ditetapkannya.


(2) Evaluasi terhadap peraturan ini akan dilakukan setiap 3 (tiga) tahun atau
lebih awal apabila diperlukan penyesuaian didalamnya.

Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 15 Oktober 2022
Direktur RS. Stella Maris Makassar
AS. Stella ari r dr Teoroci Luisa
Nunuhitu M.Kes

Anda mungkin juga menyukai