Anda di halaman 1dari 1

Judul : HIJRAH BANG TATO

Penulis : Fahd Pahdepie

Penerbit : PT Bentang Pustaka, 2017, x + 246 halaman

ISBN : 978-602-291-433-4

Hijrah Penuh Berkah

Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata seorang mantan preman yang menemukan kembali jalan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Sudut pandang yang digunakan dari dua tokoh, yakni penulis dan tokoh
utama yang berjuluk Bang Tato. Cerita dimulai dari berbagai pengalaman Bang Tato dalam dunia kelamnya
yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan. Secara tidak disangka, sebuah peristiwa yang membuat dia
bertobat ketika sang kakek yang merupakan panutan dan orang kesayangannya meninggal dunia. Karena
tidak ada lagi orang yang peduli dan mengasihinya, maka dia merasa haru berubah. Kedua orangtuanya
sudah berpisah dan tidak memperdulikan lagi dirinya. Berbagai macam pengalaman spiritual membuatnya
secara sungguh-sungguh bertobat “Nasuha”, selain itu perjumpaannya dengan seorang putri Kiai yang
sudah menjanda dan beranak satu membuat dia ingin memperbaiki perilakunya.

Awalnya memang berhijrah akan sangat berat dan sulit, tetapi setelah lama kelamaan juga akan terbiasa.
Pertemuannya dengan penulis juga membuat Bang Tato selalu termotivasi untuk memperbaiki masa
lalunya yang terlalu kelam. Berbagai usaha yang dirintis banyak yang menemui kegagalan. Dari sinilah dia
mulai putus asa lagi, sehingga meminta bantuan kepada penulis untuk dicarikan pekerjaan. Sampai
akhirnya ditugaskanlah dia untuk menjadi peracik kopi di suatu tempat pangkas rambut yang baru dibuka.
Sambil berjalannya waktu banyak peristiwa yang menggugah hati tentang usahanya membuat perubahan
pada diri, keluarga, teman-temannya dulu serta lingkungannya yang masih belum berubah.

Alur cerita yang dikisahkan oleh penulis sangat mudah diikuti dan gampang dipahami, dengan Bahasa
yang ringan dan bentuk percakapan dengan kalimat-kalimat yang langsung. Akan tetapi, pada beberapa
bagian plot yang diceritakan menggunakan variasi maju mundur sehingga pembaca diajak mengingat
kembali cerita sebelumnya yang sudah dilewati. Pada kisah ini pula kita dapat memetik banyak pelajaran
hidup, seperti tidak pernah berputus asa akan pertolongan-Nya, selalu mengingat kematian yang menjadi
akhir kehidupan ini sehingga kira akan mawas diri, dan tidak pernah ada batas waktu untuk kita
memperbaiki diri selama kesempatan itu masih bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai