1. SCIZOFRENIA
Pedoman Diagnostik
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih gejala-gejala tersebut kurang jelas)
a. Thought Echo : Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran hilang, walaupun isinya sama tetapi
kualitasnya berbeda atau
Thought Insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk masuk
kedalam pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (withdrawal) dan
Trought Broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehngga orang lain atau
umum mengetahuinya
2. Atau paling sedikit dua sejak dibawah ini yang harus ada secara jelas tdd :
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. Apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan bulan terus
menerus.
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
c. Perilaku katonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing)atau fleksibilitas cera, mutisme dan stupor.
d. Gejala sejaknegative seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon
emosional yang menumpuk atau tidak wajar biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapin harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
3. Adanya gejala sejak khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih
4. Harus ada suatu pembahasan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup
tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan perikan diri
secara sosial.
Scizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik
Pedoman Diagnostik
Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan
(mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya)
atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat) perbaikan afek ini biasanya disertani
dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lainnya
adalah sekunder terhadap perubahan tersebut atau mudah di pahamai hubungannya dengan
perubahan tersebut.
Gangguan ini bersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek
pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari penigkatan
afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania dan pada waktu lain
berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik
biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antar dua minggu sampai 4-5 bulan.
Episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun
jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut kesua macam episode ini sering kali
terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain (adanya stress tidak
esensial untuk menegakkan diagnosis).
Pedoman Diagnostik :
Pedoman diagnostik :
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :
Pedoman diagnostik :
Bila pasien tidak lagi menunjukkan gejala scizofrenia maka diagnosis menjadi
episode depresif.
Indifferentiaded Scizofrenia
Pedoman diagnostik:
Episode Depresif
1. Gangguan Bipolar
- Skizofrenia
2. Depresi Berat
- Dementia
- Skizofrenia
- Gangguan Skizoafektif
- Head CT scan
- EKG
6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap bila membahayakan diri sendiri atau lingkungan
atau menolak makan obat
- Neuroleptika
2. Chlorpromazine
3. Lithum karbonat
- Psikoterapi suportif
Episode Depresi Berat
Pedoman Diagnostik
1. Waham merupakan satu-sarunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok.
Waham tersebut (baik tunggal walaupun sebagai suatu sistem waham) harus sudah
ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan
budaya setempat.
2. Gejala-gejala depresinya atau bahkan suatu episode depresi yang lengkap, mungkin
terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada
saat tidak terdapat gangguan efektif.
3. Tidak jelas ada bukti-bukti tentang penyaki otak.
4. Tidak jelas adanya halusinansi atau hanya kadang-kadang saja ada yang bersifat
sementara.
5. Tidak ada riwat gejala-gejala skizofrenia.
Pedoman Diagnostik
Pedoman diagnostik
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari individu itu sendiri) yang
sebenarnya pada saat kejadian itu tidak membahayakan. Sebagai akibatnya objek atau situasi
tersebut dihadapi dengan rasa terancam.
1. Agorafobia
Pedoman diagnostik
Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi
primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya
waham atau pikiran obsesif.
Ansietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan)
setidaknya dua dari situasi berikut :
o Banyak orang
o Tempat umum
o Bepergian keluar rumah
o Bepergian sendiri
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol.
2. Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dengan agorafobia hendaknya di
utamakan diagnosis agorafobia
5. GANGGUAN PANIK
Pedoman diagnostik
Gangguan panik baru ditegakkan debagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan anxietas fobik
Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat
dalam masa kira-kira 1 bulan
o Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
o Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya.
o Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode di
antara serangan-serangan panik.
6. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Panduan diagnostik
1. Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala gejala obsesif atau tindakan kompulsif
atau kedua- duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu
berturut-turut.
2. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau menggangu aktivitas
penderita.
3. Gejala – gejala obsesif harus mencakup hal – hal berikut:
- Harus disertai sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
- Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
- Pikiran untuk melalukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan
atai anxientas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatas).
- Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan. Diangnosis ditegakkan bila saat
gejala obsesif/kompulsif/timbil bila tidak ada gangguan depsresif.
8. STRESS PASCA TRAUMA
Panduan diagnostik
1. Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan).
2. Sebagai bukti tambahan selama trauma, harus didapatkan bayang – bayang atau
mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang ulang kembali
(flashback).
9. SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK
Gangguan makan
a. Anoreksia Nervosa
- Pedoman diagnostik
1. Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan secara sengaja di pacu
dan atau dipertahankan oleh penderita.
2. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal –hal seperti
dibawah ini:
Berat badan tetap di pertahankan 15 % dibawah yang seharusnya (
baik yang berkurang maupun yang tidak pernah dicapai) atau
queteleti body mass index adala 17,5 atau kurang BB
(Kg)/Tinggi(m2) pada penderita prapubertas bisqa saja gagal
mencapai berat badan yang diharapkan selama periode
pertumbuhan.
Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan
menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah satu
atau lebih dari hal – hal yang berikut ini :
- merangsang muntah oleh diri sendiri
- menggunakan pencahar
- olah raga berlebihan
- makan obat penekan nafsu makan dan atau diuretika.
Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang
spesifik dimana ketakutan terus menerus menyerang penderita,
penilaian yang berlebihan terdapat berat badan yang rendah.
Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypotalamus
pituitary gonade axis dengan manifestasi pada wanita sebagai
amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensial
seksual. (suatu pengecualian adalah perdarahan vagina yang
menetap pada wanita yang anoreksia yang menerima terapi
hormon, umumnya dalam bentuk pil kontrasepsi). Juga dapat
terjadi kenaikan hormon pertumbuhan naiknya kadar cortisol,
perubahan metabolisme periferal dari hormon tiroid dan sekresi
insulin abnormal.
Jika onset terjadinya pada masa prapubertas, perkembangan
prekestas tertunda atau tidak dapat juga tertahan (pertumbuhan
terhenti, pada anak perempuan buah dadanya tidak berkembang
dan terdapat amenore primer. Pada anak laki- laki genitalnya tetap
kecil) pada penyembuhan, pubertas kembali normal tetapi
menarche terlambat.
b. Bulimia Nervosa
- Pedoman diagnostik
1. Untuk diagnosis pasti, dibutuhkan semua berikut ini:
Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan dan ketagihan
(craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan, penderita
tidak berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan
dimana makananya dalam jumlah yang besar dimakan dalam
waktu yang singkat.
Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau
lebih cara seperti berikut:
- merangsang muntah oleh diri sendiri
- menggunakan pencahar berlebihan
- puasa berkala
- memakan obat-obatan penekan nafsu makan sediaan tiroid atau
diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes mereka akan
mengabaikan pengobatan insulinnya.
Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa akan
kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari
ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan sebelum sakit
dianggap berat badan yang sehat atau optimal. Seringkali namun
tidak selalu, ada riwayat episode anoreksia nervosa sebelumnya,
interval antara kedua gangguan tersebut berkisar antara beberapa
bulan sampai beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat jelas
terungkap, atau dala bentuk ringan yang tersembunyi dengan
kehilangan berat badan yang sedang dan atau fase sementara dari
amenore.
Gangguan Tidur non organik
- Dysomnia : kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah
jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal – hal emosional
misalnya insomnia, hipersomnia, ganguan jadwal tidur jaga.
- Parasomnia : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur (pada anak
– anak hal ini terkait terutama dengan perkembangan anak, sedangkan pada
dewasa terutama pengaruh psikogenik) misalnya : somnabulisme,
(sleepwalking), teror tidur (night terror), mimpi buruk (night mares).
a. Insomnia Non organik
Pedoman Diagnostik
Hal dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti :
1. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan
tidur atau kualitas tidur yang buruk.
2. Gangguan terjadi minimal 3 x dalam seminggu selama minimal 1
bulan
3. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan
peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan
sepanjang siang hari.
4. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup besar dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti : depresi, anxientas atau
obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak digunakan untuk menentukan
adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual lama
gangguan yang tidak memenuhi kriteria diatas (seperti pada transient
insomnia) tidak di diagnosa disini, dapat dimasukkan dalam reaksi
stress atau gangguan penyesuaian.
b. Hipersomnia Non Organik
Pedoman diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti
1. Rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari atau adanya
serangan tidur /sleep attacks ( tidak disebabkan oleh tidur yang
kurang) dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun
tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkness).
2. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau
berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek. Menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam
sosial dan pekerjaan.
3. Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” atau bukti klinis untuk
sleep apneu
4. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan
gejala rasa kantuk pada siang hari.
Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan
jiwa lain misalnya gangguan afektif, maka diagnosis harus sesuai
dengan gangguan yang mendasarinya. Diagnosis hipersomnia
psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan
yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya.
c. Somnabulisme (Sleepwalking)
Pedoman diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti
1. Gejala yang utama adalah salah satu atau lebih episode bangun
dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan
terus berjalan – jalan ( kesadaran berubah).
2. Selama 1 episode, individu menunjukkan wajah bengong, relatif
tidak memberkan respon terhadap upaya orang lain untuk
mempengaruhi kesadaran atau untuk berkomunikasi dengan
penderita dan hanya dapat disadarkan/ dibangunkan dari tidurnya
dengan susah payah.
3. Pada waktu sadar/ bangun (setelah 1 episode atau besok paginya)
individu tidak ingat apa yang terjadi.
4. Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode
tersebut tidak ada gangguan aktivitas mental, walaupun dapat
dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam waktu
singkat.
5. Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik
Somnabulisme harus dibedakan dari serangan epilepsi psikomotor
dan fugue disosiative.
d. Teror Tidur
Pedoman Diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diangnosis pasti
1. Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur,
mulai dengan berteriak karena panik, disertai anxientas yang
hebat, seluruh tubuh bergetar dan hiperaktifitas otonomik seperti
jantung berdebar debar, nafas cepat, pupil midriasis, dan
berkeringat.
2. Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1 –
10 menit dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam.
3. Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain
untuk mempengaruhi keadaan teror tidurnya dan kemudian dalam
beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan
gerakan- gerakan berulang.
4. Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada sangat minimal (biasanya
terbatas pada satu atau dua bayangan bayangan yang terpilah
pilah
5. Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
Teror tidur harus dibedakan dari mimpi buruk yang biasanya terjadi
setiap saat dalam tidur, mudah dibangunkan dan teringat dengan jelas
kejadiannya.
Teror tidur dan somnabulisme sangat berhubungan erat, keduanya
mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologi yang sama.
e. Mimpi Buruk
Pedoman Diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnisis pasti :
1. Terbangun dari tidur malam atau siang berkaitan dengan mimpi
yang menakutkan yang dapat dingat kembali dengan rinci dan
jelas, biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup, keamanan,
atau harga diri. Terbangunya dapat terjadi kapan saja selama
periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa
tidur.
2. Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan individu segara
sadar penuh dan mampu mengenali lingkungan.
3. Pengalaman mimpi tersebut dan akibat tidur yang terganggu
menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu
Sangat penting untuk membedakan mimpi buruk dari teror tidur,
dengan memperhatikan gambaran klinis yang khas untuk masing –
masing gangguan.
1. Klorpromazine 25 mg/tablet/amp
Chlorpromazine 150 – 1500 mg/hr
Meprosetil 100 mg /tab
4 Risperidal
Risperidone 2 mg/tab 2 – 6 mg/hr
Neripras
Carbamazepine
2 Carbamazepine 200 mg/tab 400 – 600 mg/hr
tegretal
4. Hipotensi
ortostatik
a. Kesadaran menurun
b. Disorientasi
c. Gangguan memori
d. Gangguan fungsi intelektual
Positif negatif
-Delirium -scizofrenia
-Demensia -Ggn Scizotipil
-Ggn mental o/k NAZA -Ggn waham &
-Ggn afektif
Penatalaksanaan Gaduh gelisah
Gaduh gelisah
a. Kesadaran menurun
Jika terdapat nilai b. Disorientasi
positive c. Gangguan memori
d. Gangguan fungsi intelektual
Fungsional
a. Serenace Inj/amp IM
b. Diazepim Inj/amp IM