PENDAHULUAN
1
premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan
berat badan bayi lahir rendah.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,
vitamin, dan mineral.4
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu. Dasar
pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian fisiologis selama kehamilan,
yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada
masa 4 bulan pertama mengalami peningkatan kemudian menurun 20-25% pada
20 minggu terakhir.
2. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan
HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual
muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,
peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah
obstipasi.
3. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada
pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir
kehamilan.
4. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah eritrosit 20-30%
sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.1
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu
serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan
menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta
berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin
pertumbuhan janin menjadi terganggu.4
Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan kebutuhan gizi
pada ibu hamil adalah:
1. Buruknya status gizi ibu
2. Usia ibu yang masih sangat muda
3. Kehamilan kembar
4. Jarak kehamilan yang rapat
5. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi
4
6. Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi
7. Konsumsi rokok dan alkohol
8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba).4
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan.
Bila ibu hamil sangat kurus makan akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah
(BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan
berat badan pada ibu hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan, dan makan yang
banyak/berlebiha. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai
berikut:
1. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
2. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan
berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.
3. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari
kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.4
5
dan sayuran segar dapat mengatasi kesulitan buang air besar tersebut. Meskipun
serat bukan zat gizi tetapi keberadaannya sangat diperlukan. Serat tidak dapat
dicerna manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan organisme lain).4
Jenis-jenis karbohidrat terdiri dari:
Monosakarida/gula sederhana yang terdiri dari atas jumlah atom C yang sama
dengan molekul air, yang termasuk kedalam Monosakarida adalah
Glukosa, Fruktosa, Galaktosa,
Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain
melalui kondensasi. Yang termasuk disakarida yaitu sukrosa, maltosa,
laktosa, trehalosa,
Polisakarida adalah jenis karbohidrat komplek ini dapat mengandung sampai
tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus
dan bercabang terutama adalah glukosa. Jenis karbohidrat yang
termasukpolisakarida adalah pati, dekstrin. Glikogen, polisakarida non
pati/serat.1
2. Protein
Protein adalah bagian sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air,
fungsi protein yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan:
a) Protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan tedapat dalam
unsur-unsur srtuktur tubuh. Protein bentuk serabut ada 4 bagian yaitu kolagen
(protein utama jaringan ikat), elastin (terdapat dalam urat, otot, arteri dan
jaringan elastin), kreatin (protein rambut dan kuku), miosin (protein utama
serat otot).
b) Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh, mudah
larut dalam larutan garam dan asam encer. Ada 4 yaitu albumin, globulin,
histon dan proktamin. c. Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang
terikat dalam bahanbahan non asam amino. Ada 4 yaitu nukleoprotein,
lipoprotein, fosofoprotein, metaloprotein).1
6
Selama hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu, kebutuhan energi,
protein, vitamin, mineral bertambah. Komponen sel tubuh ibu dan janin sebagian
besar terdiri dari protein. Perubahan dalam tubuh ibu, seperti plasenta juga
memerlukan protein. Agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi, perlu makan semua
jenis golongan makanan yang terdapat dalam pedoman gizi seimbang. Selama
kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan tetapi, karena
pada trimester pertama ibu hamil belum bisa makan normal, maka kebutuhan
protein belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1 g/kg berat badan protein dapat
terkonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai mempuyai nafsu makan.
1,5 g/kg berat badan protein/hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester
terakhir nafsu makan ibu hamil sudah besar, bahkan kadang-kadang sampai harus
dibatasi untuk menghindari kegemukan dan memudahkan proses melahirkan
(melahirkan dalam kondisi kegemukan berisiko). Pada trimester ketiga ini, protein
bisa mencapai 2 g/kg berat badan/hari. Yang penting protein harus mencapai 15%
dari kebutuhan seluruh energi. Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya yang
mempunyai nilai biologis tinggi seperi daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-
kacangan, biji-bijian, susu, dan yogurt. Bila seorang ibu tersebut adalah seorang
vegetarian dan biasa mengkonsumsi banyak kacan-kacangan, biji-bijian, sayuran
dan buah-buahan, maka ibu tersebut tidak akan mengalami masalah kekurangan
protein.
3. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang tediri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, oksigen yang mempunyai sifat dapat larut pada zat-zat pelarut tertentu,
lemak dalam makanan memegang peranan penting adalah lemak netral atau
trigliserida yang molekulnya asam lemak yang di ikatkan pada gliserol terebut
dengan ikatan ester. Klasifikasi lemak yaitu:
a. Menurut struktural kimiawinya yaitu lemak Netral (trigliserida), Fosfolipida,
lesitin,sfingomilin
b. Menurut Sumbernya (bahan makanan) yaitu lemak hewani dan lemak nabati
c. Menurut Konsistensinya yaitu lemak padat dan lemak cair
7
d. Menurut wujudnya yaitu lemak tidak terlihat dan lemak terlihat. Adapun fungsi
lemak dalam tubuh adalah terutama sebagai cadangan energi dalam bentuk
jaringan lemak yang ditimbulkan di tempat-tempat tertentu. Asam lemak tak
jenuh ganda merupakan zat gizi yang ensensial bagi kesehatan kulit dan rambut,
lemak sebagai sumber utama energi dan sebagai pelarut vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.1
4. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil
dan pada umumnya tidak bisa dibentuk oleh tubuh, vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, jenis vitamin yaitu:
a. Vitamin larut dalam lemak yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A,D,E,K.
b. Vitamin yang larut dalam air, yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
C, tiamin, riboflavin, piridoksin, folat dan B12.1
5. Mineral
Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan protein dan
vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh yang lain. Mineral yang
sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Kalsium
Pada kelompok dewasa usia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium rata-rata 800
mg/hari. Wanita hamil memerlukan lebih banyak kalsium. Penyerapan kalsium
selama kehamilan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Kalsium
diperlukan terutama pada trimester III kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin sekitar 250 mg/hari serta untuk persediaan ibu hamil sendiri
agar pembentukan tulang janin tidak mengambil dari persediaan kalsium ibu.
Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya ikan/hasil laut,
sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.
b. Zat besi
Kebutuhan zat besi selama kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester II dan
III. Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan pil besi dengan dosis
8
100 mg/hari. Pada trimester I belum ada kebutuhan yang mendesak, sehingga
kebutuhannya sama dengan wanita dewasa yang tidak hamil. Zat besi penting
untuk pembentukan hemoglobin. Untuk meningkatkan masa hemoglobin
diperlukan zat besi sekitar 500 mg (termasuk simpanan) karena selama
kehamilan volume darah meningkat sampai 50%. Pada masa melahirkan ada zat
besi yang hilang sebanyak 250 mg, belum termasuk untuk janin dan plasenta.
Kekurangan harus dipenuhi selama trimester II dan III. Sumber zat besi adalah
makanan yang berasal dari hewan yaitu daging, ayam dan telur serta kacang-
kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau. Agar absorbsi zat besi lebih baik, perlu
adanya vitamin C yang banyak terdapat pada jeruk, macam-macam jus, brokoli,
tomat. Kekurangan zat besi yang umumdiderita ibu hamil dapat meningkatkan
risiko kelahiran bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah dan ibunya
yang menderita anemia.
c. Seng
Seng merupakan mineral mikro esensial, seng diperlukan untuk fungsi sistem
reproduksi, pertumbuhan janin, sistem pusat syaraf dan fungsi kekebalan tubuh.
Kekurangan seng akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan,
bahkan tidak akan menutupi kemungkinan terjadinya kretinisme (cebol) pada
bayi yang dilahirkan. Selain itu, konsumsi seng yang tidak mencukupi akan
mempengaruhi daya pengecap dan pembau si ibu. Hal ini akan berakibat pada
penurunan nafsu makan si ibu. Selama kehamilan, kebutuhan seng meningkat
sampai dua kali lipat dibandingkan saat tidak hamil. Seng terdapat dalam bahan
makanan dari hewan, misalnya daging, makanan dari laut dan unggas, serta
padi-padian. Kebutuhan seng akan tercukupi apabila konsumsi protein cukup.
d. Asam Folat
Semua zat gizi diperlukan selama masa kehamilan, namun asam folat
merupakan salah satu vitamin B yang perlu mendapat perhatian. Asam folat
diperlukan untuk membentuk sel baru. Setelah konsepsi, asam folat membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Konsumsi asam folat yang cukup
pada minggu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan (periode
9
kritis) dapat mengurangi risiko kelainan susunan syaraf pada bayi. Kelainan bisa
serius, bahkan fatal. Karena itu, sedapat mungkin hal ini dihindari. Asam folat
tidak bisa disimpan dalam tubuh, harus diberkan setiap hari, kebutuhan 0,4
mg/hari. Sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau, jeruk, kembang
kol, kacang kedelai/kacang-kacangan lain, roti gandum, serelia dan ragi.4
6. Air
Air adalah nutrien. Air merupakan bagian sistem transportasi tubuh. Air
mengangkut zat gizi keseluruh tubuh termasuk plasenta dan membawa sisa
makanan ke luar tubuh. Jika ibu hamil mengalami muntah-muntah, maka disarankan
untuk minum cairan sebanyak mungkin, minimal 3 liter/hari.4
10
memperlambat pertumbuhan serta perkembangan mental anak.4 Ibu yang kurang
gizi pada kehamilan trimester II akan mengakibatkan perdarahan antepartum,
abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan dampak pada janin terjadi
hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terkena infeksi,
cacat bawaan serta kematian prenatal.1
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :
1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), 27 pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati
dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.
11
mengatur pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu
tambahan berat badan sebanyak 1-2 kg. berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-
rata yang dianjurkan, ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari (tidak termasuk
penambahan akibat perubahan temperature, kegiatan fisik dan pertumbuhan atau
sama dengan 2485 Kkal per hari. Bandingkan dengan wanita dewasa (20-45 tahun)
dalam keadaan normal tidak hamil hanya membutuhkan energy 2200 Kkal.1,4,5
2. Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah,
kulit, rambut, kuku dan jaringan otot. Protein juga diperlukan plasenta untuk
membawa makanan ke janin dan juga pengaturan hormone sang ibu dan janin.
Kebutuhan wanita hamil akan protein meningkat sampai 68% dari sebelum hamil.
Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak
925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.5,6
3. Vitamin dan mineral
Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas penglihatan
anak. Vitamin B1 dan B2 serta niasin diperlukan dalam proses metabolism tubuh.
Sedangkan vitamin B6 dan b12 berguna untuk mengatur penggunaan proten dalam
tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk
mencegah anemia. Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan
vitamin D yang membantu penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi
janin. Magnesium juga diperlukan. Vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-
sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dibutuhkan di
masa awal kehamilan.5,6
b. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester II
Kebutuhan zat gizi pada trimester keduan dan ketiga perlu diperhatikan karena
terkait erat dengan perkembangan intelegensia janin. Tambahan kalori pada
trimester kedua 285 kalori setiap hari dibandingkan sebelum hamil. Di akhir bulan
kehamila, konsumsi karbohidrat (50-60% dari total kalori) diperlukan dalam takaran
yang cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.5,6
Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi
12
kebutuhan suplai darah merah. Vitamin dan mineral tetap dibutuhkan pada trimester
kedua. Zat besi biasanya mulai dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua.5,6
c. Kebutuhan Gizi Ibu hamil Trimester III
Pada trimester ketiga tubuh membuthkan vitamin B6 dalam jumlah banyak
dibandingkan sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan untuk membentuk protein dari
asam amino, darah merah, saraf otak dan otot-otot tubuh. Zink dibutuhkan bagi
system imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi zink juga dapat menghindari
lahirnya janin premature dan berperan dalam perkembangan otak janin, terutama
trimester terakhir. Kalsium dibutuhkan pada trimester pertama hingga trimester
ketiga, karena merupakan zat gizi penting selama kehamilan. Kebutuhan zat besi
meningkat terutama pada awal trimester kedua kehamilan.5,6
8. Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Asupan Zat Gizi Pada Ibu Hamil
Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan pangan,
karena gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang dikonsumsinya.
Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan
konsumsi pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat
kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan.5,6
1. Tabu Makanan (Pantangan)
Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan
tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya.
Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut
mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan penyakit, larangan
agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh adat/budaya. Diantara
makanan yang menjadi pantangan adalah makanan yang kaya akan zat besi baik
golongan hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya. Golongan makanan hewani
seperti cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek, dan beberapa jenis ikan.
Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas, durian, terong, serta
beberapa jenis buah-buahan. Di beberapa negara berkembang umumnya masih
ditemukan larangan, pantangan atau tabu tertentu bagi makanan ibu hamil, tidak
13
terkecuali di Indonesia. Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu
itu berakibat negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan.5,6
2. Rendahnya Penghasilan dan Pendidikan
Pendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab gizi
kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan dalam
mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya
penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang
dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Pendapatan
bukan sebagai faktor penentu dalam perilaku konsumen, tetapi faktor-faktor
gabungan antara pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perilaku
kelompok yang kebudayaannya cenderung berubah.5,6
14
menurut Depkes RI tablet besi diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan dosis dan
cara yang ditentukan, yaitu :
1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb,
yaitu 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan. Mulai
pemberian saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya (K1).
2. Dosis pengobatan, diberikan kepada sasaran yang anemia (hb < 11 gr/dl),
pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.5,6
15
BAB III
KESIMPULAN
16
\
DAFTAR PUSTAKA
1. Leny Budhi Harti., Dkk. 2016. Hubungan Status Gizi Dan Pola Makan Terhadap
Penambahan Berat Badan Ibu Hamil. Indonesian Journal Of Human Nutrition, Juni
2016, Vol.3 No.1
2. Dian Handayani. 2014. Faktor-Faktor Determinan Status Gizi Ibu Hamil Jurnal Al-
Maiyyah, Volume 7 No. 1
3. Masturah. 2013 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Ibu Hamil Pada Masa Kehamilan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat
4. Eva Ellya Sibagariang, 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Trans
Info Media.
5. Aritonang, E. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: Ipb Press. 2010.
6. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran Egc. 2008.
17