Anda di halaman 1dari 12

Amru bin Ash lahir setengah abad sebelum hijrah.

Beliau salah seorang Arab yang


cerdik dan jenius. Lantang dan fasih berbicara. Memiliki daya pikir yang luar biasa dan
memiliki pandangan yang jauh. Ayahnya (Ash bin Wail) seorang tokoh dan penguasa
Arab zaman Jahiliah. Amru bin Ash meninggalkan kenangan yang mengagumkan dan
menarik perhatian dunia selama kurun waktu yang sangat panjang.

Pada saat sebagian kaum Muslimin hijrah ke Habasyah atas izin Nabi, bangsa Quraisy
tidak mendapatkan orang yang pantas untuk merayu Najasyi, raja Habasyah ketika
itu, untuk mengembalikan kaum muhajirin kecuali Amru bin Ash. Bangsa Quraisy
memilihnya karena mengetahui kecerdikan dan eratnya hubungan antara mereka
berdua. Tetapi setelah mendengarkan kata-kata Amru bin Ash dan kaum muhajirin
Muslim, hati Najasyi malah menjadi yakin dan tenang, lalu memeluk Islam.

Memeluk Islam
Ketika hendak pulang dari Habasyah, Amru bin Ash diajak oleh Najasyi untuk memeluk
Islam setelah disampaikan betapa besar karunia Allah yang diberikan kepada bangsa
Arab dengan diutusnya Nabi Muhammad kepada mereka. Nasihat yang disampaikan
oleh raja yang besar seperti Najasyi itu ternyata masuk ke dalam hati Amru bin Ash.
Dia pun mulai tertarik kepada Islam, akhirnya hatinya dibuka oleh Allah untuk
menerima petunjuk pada tahun ke 8 H.

Amru bin Ash bertekad untuk menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam di
Madinah. Di tengah jalan dia bertemu dengan Khalid bin Walid dan Usman bin
Thalhah, ternyata tujuan mereka adalah sama.

Setibanya mereka bertiga di hadapan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Khalid bin
Walid dan Usman bin Thalhah langsung menyampaikan janji setia kepada Nabi, sedang
Amru malah memegangi tangan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hingga membuat
beliau mengatakan, “Kenapa kamu ini wahai Amru?” Dia menjawab, “Saya akan
menyampaikan janji setia asal Allah mengampuni dosa-dosaku yang telah lewat.” Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Islam dan Hijrah menghapus hal-hal yang
telah lalu.” Dia pun menyampaikan sumpah suci.

Setelah Nabi tahu kecerdikan, kejeniusan dan keberaniannya, dia ditugasi untuk
menjadi panglima dalam perang Zatus Salasil.
Perjuangannya di jalan Alloh ‘Azza wa Jalla
Pada masa Abu Bakar Sidik, Amru bin Ash mempunyai peran besar dalam meredam
pemberontakan kaum murtad. Sedang pada masa Umar bin Khatab Amru bin Assh
berhasil menaklukan Palestina dan Mesir. Tidak perlu dijelaskan lagi tentunya betapa
penting dua penaklukan itu. Penaklukan Palestina telah memberikan keamanan
daerah pantai Syuria kepada kaum Muslimin. Penaklukan Mesir adalah pintu gerbang
Islam menuju Afrika, negeri-negeri Arab Magribi dan Spanyol di kemudian hari.

Kata-kata mutiara yang pernah dia ucapkan


Laki-laki ada tiga: Sempurna, setengah laki-laki dan bukan laki-laki sama sekali. Yang
sempurna adalah laki-laki yang agama dan akalnya disempurnakan oleh Alloh ‘Azza
wa Jalla. Orang ini apabila hendak mengambil keputusan selalu meminta
pertimbangan kepada para ahli. Dengan begitu dia selalu benar dalam semua
tindakannya. Adapun yang setengah adalah laki-laki yang agama dan akalnya tidak
disempurnakan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Orang ini apabila mengambil keputusan
tidak meminta pertimbangan kepada siapa pun, malah mengatakan, “Siapa yang
pantas saya ikuti dan saya pakai pendapatnya?” Tindakannya kadang-kadang benar
dan kadang-kadang salah. Adapun yang bukan laki-laki sama sekali adalah orang yang
tidak mempunyai agama dan daya pikir sama sekali. Orang ini akan selalu salah dalam
semua tindakannya. Dia mengatakan, “Saya akan meminta pertimbangan kepada siapa
saja, termasuk pembantuku.”

Di hari-hari senjanya dia pernah mengatakan, “Dulu saya pernah berada dalam tiga
keadaan: Kekafiran. Jika saya mati saat itu pasti masuk neraka. Setelah
menyampaikan sumah suci kepada Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam. saya
menjadi orang yang paling pemalu di hadapan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, hingga saya belum pernah memandang beliau dengan sepenuh pandangan.
Jika saya mati saat itu orang-orang pasti mengatakan, “Selamat untukmu Amru bin
Ash! Masuk Islam dan mati dalam kebaikan.”

Wafatnya
Amru bin Ash wafat pada tahun ke 43 H. dalam umur dan perjalanan hidup yang
panjang.
Beliau adalah sahabat Rasulullah saw Amru bin Al-Ash bin Wail As-sahmi, salah seorang penunggang kuda
dan pahlawan yang pemberani dari suku Quraisy, salah seorang dari kalangan arab yang cerdas, pintar dan
tangkas. Masuk Islam sebelum futuh (penaklukan) kota Mekkah, dan diantara sebab masuk islam adalah
karena beliau sering pergi ke negeri Habsyah dan beliau merupakan kawan dekat raja Najasyi, suatu ketika
raja Najasyi berkata kepadanya : “wahai Amru, kenapa engkau meninggalkan perkara yang dibawa oleh anak
pamanmu? Demi Allah dia adalah seorang Rasulullah (utusan Allah) yang sah. Amru berkata : Engkau
mengatakan demikian? dia berkata lagi : Demi Allah aku akan mengikutinya.  (Ibnu Hisyam dan Ahmad).

Akhirnya, Amru keluar dari negeri Habsyah menuju kota Madinah, saat itu bulan Safar tahun ke 8 dari Hijrah,
ditengah jalan beliau berjumpa dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Tolhah, dan keduanya juga sedang
bertolak menuju kota Madinah ingin bertemu dengan nabi saw, sehingga merekapun berjalan bersama-sama
ke kota tersebut dan masuk Islam dihadapan Rasulullah saw dan berbaiat untuk setia kepada Islam dan
kepada Rasul.

Pada suatu hari Rasulullah saw mengutus Amru dan berkata kepada beliau : “Ambillah pakaian dan pedangmu
lalu kembalilah kepada saya”. Beliau datang menghadapnya, dan Rasulullah saw berkata kepadanya :
“Sesungguhnya aku ingin mengutusmu bersama satu pasukan, semoga Allah memberikan keselamatan
kepadamu dan harta rampasan, dan aku senang jika engkau memperoleh kebaikan dari harta tersebut”. Beliau
berkata : Wahai Rasulullah, aku masuk Islam bukan karena harta namun karena cinta kepada Islam dan ingin
menjadi sahabat Rasulullah saw. Rasulullah saw pun bersabda : “Sebaik-baik harta adalah yang dimiliki oleh
orang yang salih”. (HR. Ahmad)

Amru bin Al-Ash adalah seorang mujahid yang gagah berani, sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,
berjuang dalam meninggikan bendera Islam dan menyebarkannya ke negeri timur dan barat dunia, dan
Rasulullah saw sangat mengenal akan watak Amru bin Al-Ash yang gagah berani dan kemampuan
berperangnya, karena itu beliau selalu diamanahkan untuk memimpin sebagian pasukan ghazwah (perang)
dan sariyah (ekspedisi), sebagaimana beliau (Rasulullah saw) juga cinta kepadanya dan begitu dekat
dengannya. Beliau pernah bersabda : “Amru bin Al-Ash adalah orang terbaik dari suku Quraisy, sebaik-baik
Ahlul bait adalah Abu Abdullah, Ummu Abdullah dan Abdullah”. (HR. Ahmad) dan beliau bersabda lagi : “dua
orang dari keturunan Al-Ash adalah orang telah beriman ; Amru dan Hisyam”. (Ahmad dan Al-Hakim).

Saat Rasulullah saw melakukan sariyah pada penduduk dzatu salasil pada bulan Jumadil akhirah tahun 8 H,
Rasul mengangkat Amru sebagai panglima perangnya, dan juga mengangkatnya sebagai wali dari kota Oman
hingga menjelang wafatnya Rasulullah saw. Dan Amru bin al-Ash juga ikut serta dalam perang memberantas
para murtadin dan mendapatkan ujian yang sangat baik.

Pada masa khilafah Umar bin Al-Khattab Amru bin Al-Ash diamanahkan memimpin pembangunan negeri
Palestina, karena Umar sangat mencintainya dan mengenal betul akan kemampuannya dan kecerdasannya,
Umar berkata : Tidak layak bagi Abu Abdullah berjalan diatas bumi ini kecuali harus menjadi amir”. (Ibnu
Asakir).
Amru juga punya cita-cita dapat menaklukan negeri Mesir, maka diutarakanlah niatnya kepada Umar dan terus
memberikan keyakinan akan hal tersebut sehingga Al-Faruq mengangkatnya sebagai panglima dari pasukan
muslimin untuk menaklukan negeri Mesir dan membebaskannya dari Romawi. Maka Amru dan
pasukannya berjalan menelusuri bukit dan gunung bebatuan dan pada akhirnya setelah melewati perjalanan
panjang yang melelahkan, negeri Mesir dapat ditaklukkan dan membebaskan penduduknya dari kedzaliman
dan kekejaman raja Romawi, lalu menyeru mereka kepada agama Allah, dan pada Akhirnya penduduk Mesir
berbondong-bondong masuk Islam.

Setelah penaklukan, Amru diangkat sebagai gubernur negeri Mesir dan menjadikan kota fistat sebagai ibu
kotanya serta membangun masjid jami’ yang dikenal hingga sekarang dengan sebutan “Masjid Jami Amru bin
Ash”, bangsa Mesir sangat senang dengan beliau, merasakan dari kepemimpinannya yang adil, memberikan
kebebasan dan kesejahteraan hidup. sebagaimana amru juga sangat senang dengan penduduk dan bangsa
Mesir dan sangat mengenal akan watak dan karakter mereka.

Amru menjadi gubernur negeri Mesir hingga Utsman memindahkan beliau dari negeri tersebut, kemudian
Utsman wafat dan terjadi fitnah besar antara Ali dan Mu’awiyah, dan Amru berdiri disamping Mu’awiyah,
hingga akhirnya khilafah dipegang oleh Mu’awiyah dan Amrupun kembali menjabat sebagai gubernur Mesir
untuk kedua kalinya hingga menjelang wafat. Saat sekaratul maut datang anaknya yang bernama Abdullah bin
Amru menghadap beliau dan mendapatinya sedang menangis, beliau berkata kepada anaknya : “Wahai
anakku ! tidakkah Rasulullah saw mengabarkan kepadamu tentang ini ? tidakkah Rasulullah saw mengabarkan
kepadamu tentang ini ? maka beliaupun menghadapkan wajahnya dan berkata : sungguh aku berada pada
tiga kondisi, aku telah melihat dalam mimpi dan tidak ada seorangpun yang paling benci kepada Rasulullah
saw dariku sampai aku berniat ingin membunuh, sungguh sekiranya aku mati pada saat itu tentulah aku
menjadi penghuni neraka, namun ketika Allah membukakan hatiku kepada Islam maka akupun menghadap
Rasulullah saw  dan aku berkata kepadanya : bentangkanlah tangan kananmu agar aku bisa berbaiat, maka
beliaupun membentangkannya, dia berkata lagi : Maka aku genggam erat tangannya, sehingga rasulullah saw
berkata : apa yang kamu lakukan wahai Amru ? “ dia berkata : Aku berkata kepadanya : aku ingin ada syarat.
Rasulullah saw berkata : syarat apa ? aku berkata : agar Allah mau mengampuniku, nabi berkata : Tidakkah
engkau ketahui bahwa Islam akan meleburkan segala sesuatu sebelumnya ?, dan Tidakkah engkau ketahui
bahwa hijrah akan meleburkan segala sesuatu dari sebelumnya ? dan Tidakkah engkau ketahui bahwa haji
akan meleburkan segala sesuatu dari sebelumnya ?, tidak ada seorangpun yang aku cintai dari Rasulullah saw
dan tidak ada seorangpun yang terus terbayang dalam jiwaku kecuali wajah Rasulullah saw, aku tidak tahan
menahan tetesan air mata melihat keagungan pribadi beliau saw, jika ditanya apakah aku bisa menghapusnya
maka akan aku katakan tidak, karena aku tidak mampu menahan deraian air mata akan keharuan terhadap 
pribadi Rasulullah, sungguh jika aku mati pada saat itu aku berharap menjadi penghuni surga. (Muslim).

Amru wafat pada tahun 43 H pada usia 90 tahun. Dan belliau meriwayatkan hadits nabi saw sebanyak 39
hadits.
Untuk membuka negeri Mesir, Khalifah Umar Bin Khattab ra. Mengirim pasukan perang yang
dipimpin oleh Amru bin Ash ra. Setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya tibalah pasukan
kaum muslimin di Mesir. Panglima Amri bin Ash membangun markasnya di dekat benteng
pasukan Romawi yang saat itu menjajah Mesir.

Suatu hari Panglima Romawi mengirim utusan untuk menemui Panglima Amru bin Ash. Utusan
itu menyampaikan pesan bahwa panglimanya mengundang Amru bin Ash untuk berunding.

Panglima Romawi sudah sepakat dengan seluruh pasukannya hendak membunuh Amru bin
Ash, pada saat Amru hendak kembali pulang ke markasnya. Beberapa tentara telah bersiap di
atas benteng. Begitu Amru keluar dari benteng usai perundingan, mereka akan menghujaninya
dengan batu cadas.

Amru bin Ash memenuhi undangan itu dan menemui panglima Romawi. Lalu mengadakan
perundingan dengannya. Karena tidak menemui kesepakatan Amru minta diri. Ketika ia berjalan
untuk keluar benteng, sudut matanya menangkap gerakan aneh di atas benteng. Ia mendapat
firasat yang tidak baik. Otaknya langsung bergerak cepat. Ia mendapatkan jalan keluar. Ia pura-
pura mengingat sesuatu lalu kembali menemui panglima Romawi, dan berkata,

"Aku punya ide, di markasku ada sekumpulan sahabat Rasulullah saw., diantaranya adalah
Khalifah Umar bin Khattab ra. Kami selalu meminta petunjuk Umar dalam melangkah.
Bagaimana kalau Anda langsung berbicara dengannya ?"

Panglima Romawi itu bertanya, "Benarkah dia bersama kalian saat ini ?"

"Ya. Aku ini datang ke sini menemuimu juga atas persetujuannya. Bagaimana pendapatmu ?
Aku jemput saja dia untuk datang ke sini agar dia bisa langsung berbincang denganmu."

Mendengar hal itu Panglima Romawi senang sekali. Dalam otaknya ada satu pemikiran, "Jika
Umar ada di dalam pasukan kaum Muslimin, maka membunuh Amru bin Ash tidak ada artinya.
Karena meskipun Amru mati, Umar bisa langsung memimpin kendali. Tapi jika Umar datang ke
benteng ini dan bisa dibunuh, maka ini akan sangat bermanfaat agi Romawi. Kekuatan kaum
Muslimin akan mengendor. Dan daerah-daerah yang direbut mereka seperti Syam dan
Palestina bisa direbut kembali. Hemm, jika tadi aku akan membunuh seorang panglima saja,
maka aku akan membunuh khalifahnya."

Panglima Romawi itu lalu memberikan isyarat kepada semua pasukannya untuk membiarkan
Amru pulang dengan selamat. Amru pulang dengan diantar panglima Romawi itu hingga di luar
gerbang, dengan harapan tak lama lagi Umar akan datang ke dalam bentengnye. Dan jika
Umar datang ke bentengnya pastilah akan diikuti para pembesar kaum Muslimin. Dengan
begitu sangat mudah sekali untuk membunuh mereka sekaligus.

Amru kembali ke markasnya. Lalu mengumpulkan seluruh tentaranya. Ia mengatur rencana


matang penyerangan benteng itu. Dalam waktu yang singkat selama ia ada di dalam benteng,
ia bisa menguasai peta benteng Romawi. Di mana gudang senjatanya. Letak pasukan
pemanah. Tempat panglima. Gudang makanan. Bagaimana pintu itu bisa didobrak. Juga titik-
titik kelemahannya. Dalam hal berperang, kecerdikan dan kecerdasan Amru memang telah
teruji sejak zaman jahiliyah sebelum ia masuk Islam.

Pagi harinya, Amru melakukan penyerangan besar-besaran. Pintu benteng bisa dijebol. Ribuan
pasukan Muslimin membanjiri benteng. Akhirnya benteng itu bisa dikuasai dan pasukan
Romawi menyerah kalah. Setelah itu dalam waktu singkat seluruh negeri Mesir bisa dikuasai
kaum Muslimin. Kedatangan kaum Muslimin disambut gembira oleg rakyat Mesir. Sebab
mereka datang tidak sebagai penjajah sebagaimana bangsa Romawi, tetapi sebagai saudara
yang saling menyayangi. Dengan keluhuran budi, kaum Muslimin bisa menarik rakyat Mesir
untuk masuk agaman Islam. Dan dalam waktu yang singkat Islam menjadi darah daging rakyat
Mesir.

Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam (583-664) (Arab:‫ )عمرو بن العاص‬atau lebih dikenal dengan
nama Amru bin Ash adalah Sahabat Nabi Muhammad.

1. Biografi

Pada awalnya Beliau pernah mengambil bagian dalam peperangan menetang Nabi Muhammad
SAW dan kaum Muslim. Ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid. Enam bulan setelah masuk
Islam, beliau bersama Rasulullah SAW menaklukan Mekkah dalam peristiwa Fathul Mekkah. Ia
adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang.

Beliau adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkraman
Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gubernur Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian
dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan. Selanjutnya Muawiyah bin Abu Sufyan melantik
kembali beliau menjadi gubernur Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentara yang al-Quran
menjujung diujung tombak, ia menggunakan cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi
Thalib agar Ali bin Abi Thalib menghetinkan serangan.

MASJID 'AMRU BIN 'ASH

Sesuai namanya mesjid ini dibangun oleh Panglima 'Amru bin 'Ash setibanya di
Mesir pada 21 H./641 M. atas perintah Khalifah kedua khalifah Umar bin
Khattab. Mesjid yang merupakan mesjid pertama yang pernah dibangun di benua
Afrika ini berada di daerah Fushtat,ibukota Mesir pada waktu itu - yang saat ini
masuk daerah Misr Al-Qadima (Old Cairo) sebelah Tenggara kota Kairo.
Perbaikan dan perluasannya telah dilakukan beberapa kali yang mana terakhir
dilakukan pada tahun 1979. Rehabilitasi kecil-kecilan juga masih terus
berlangsung.

              

Bagian tengah masjid.

     
Pilar-pilar di seputar masjid.

      

     Salah satu pilar masjid dengan ornamen yang rumit nan indah.
Amru bin Ash
Nama sebenarnya adalah Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam. Amru bin Ash
pernah mengambil bagian dalam peperangan menetang Rasulullah S. A. W. dan
kaum muslim. Beliau masuk Islam bersama Khalid bin Walid.

Enam bulan setelah masuk Islam, beliau bersama Rasulullah S.A.W berjaya
menalukan Mekah. Beliau adalah panglima perang yang bijak mengatur strategi
perang. Beliau adalah panglima perang yang ‘berjaya’ menaklukan Baitul Maqdis
dan Mesir dari cengkaman Roma. Beliau telah di lantik sebagai gubernur Mesir oleh
Umar bin Khattab tetapi dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan.

Selanjutnya Muawwiyah melantik kembali beliau menjadi gubernur Mesir. Panglima


Amru mengerahkan tentara yang mempunyai Al -Quran menjujung dihujung tombak,
ia mengunakan helahnya ini dalam peperangan dengan Syidina Ali. Syidina Ali
menghetikan serangan.

Kata-kata mutiara sahabat nabi Amru bin Ash r.a.

Lelaki adalah terdiri dari tiga kategori:

   1. Lelaki yang sempurna

   2. Lelaki yang bersifat separuh lelaki

   3. lelaki yang tidak bersifat lelaki

Lelaki yang sempurna adalah lelaki yang


disempurnakan oleh Allah agama dan akalnya,
apabila dia ingin membuat sesuatu keputusan, dia
sentiasa meminta pandangan daripada orang-orang
yang mempunyai pandangan menyebabkan dia sentiasa
membuat keputusan yang tepat.

Manakala lelaki yang bersifat separuh lelaki pula adalah lelaki


yang tidak disempurnakan oleh Allah agama dan
akalnya, apabila dia ingin membuat sesuatu
keputusan, dia tidak meminta pandangan daripada
sesiapapun sebaliknya dia berkata: "Sesiapa
sahaja aku boleh mengikuti dan menggunakan
pandangannya mengikut kesesuaian", menyebabkan
kadangkala dia membuat keputusan yang tepat dan
kadangkala dia membuat keputusan yang salah.

Adapun lelaki yang tidak bersifat lelaki pula


ialah lelaki yang tidak mempunyai agama dan akal
fikiran sedikitpun menyebabkan dia sentiasa
membuat tindakan yang silap."

Kemudian Amru berkata: "Demi Allah! Sesungguhnya


aku akan meminta pandangan daripada sesiapa
sahaja mengenai sesuatu perkara walaupun
daripada pembantu aku."

Amru bin 'Ash radhiyallhu 'anhu


" Pejuang yang HidupHanya Untuk Keagungan Islam"

Sahabat pembaca yang penulis banggakan. Menuliskan sosok se kaliber Amru bin Ash di
kolom ini, tidaklah cukup untuk dikupas secara detail. Setidaknya penulis sudah berusaha untuk
merangkum dari beberapa kitab sirah yang menceritakan tentang biografi beliau. Amru bin Ash,
lahir di Kota Mekah tepatnya sekitar 50 tahun sebelum hijrah. Dijuluki sebagai Fatihu Mishr.
Karena di bawah pimpinan beliaulah, pasukan yang diutus oleh Khalifah Umar bin Khatab r.a
berhasil menaklukkan Mesir yang diduduki oleh Imperium Romawi saat itu. Amru bin Ash lebih
tua sekitar 5 tahun dari pada Umar bin Khattab r.a. Amru pernah berkata "Saya betul-betul ingat
di saat malam Umar dilahirkan".

Sosok Amru bin Ash adalah salah seorang pemuka Quraisy yang terpandang. Baik secara
kecerdasan dan ketangkasan, maupun keliahaian berdiplomasi. Semenjak sebelum memeluk
Islam, sudah banyak pertempuran yang beliau ikuti dan pimpin. Karena Amru dikenal sejak
masa mudanya dengan sang pemberani dan gagah perkasa dalam memenangkan banyak
perperangan. Kecerdasan beliau dalam mengatur siasat tempur, telah membuat baginda rasul
Saw. mengangkatnya menjadi pimpinan perang Dzâtu assalâsil. Yang di dalam barisan itu ada
Abu Bakar dan Umar r.a. Padahal peristiwa tersebut baru terjadi setelah Amru tiga bulan
memeluk Islam. Di sinilah hikmah dan uniknya madrasah tarbiyah rasulullah Saw.. Senioritas
tidak terkalahkan oleh keprofesionalan. Dulunya memeluk Islam tidak membuat para sahabat
lain untuk tidak merendahkan hati dan membulatkan tekad untuk mengikuti sang pemimpin
terpilih. Inilah salah satu knci mengapa generasi terbaik di kurun pertama Islam tampil sebagai
agent of change. Mereka bisa menembus ruang yang tidak terfilter oleh logika kemanusiaan
saat ini. Kuncinya adalah tawâdhu', tadhhiyyah dan thâ'ah.

Mendulang Permata dari Penakluk Negeri Musa


Amru bin Ash adalah saudara kandung Hisyam bin al Ash. Yang keduanya dipuji oleh rasulullah
Saw. dalam hadits beliau "‫"ابنا العاص مؤمنان‬. Beliau adalah salah seorang dari seratus ribu para
sahabat yang terlahir dari rahim terbaik sejarah. Keunggulan yang beliau miliki telah diabadikan
dalam tinta emas sejarah. Sahabatku sekalian, semoga kita bisa menapaki jalan yang telah
digariskan oleh rasulullah Saw. dan para sahabat beliau. Mengkaji sosok Amru bin Ash, berarti
ada yang sedang kita cari dari sosok beliau. Karena benar memang salah satu ungkapan, yang
meskipun adalah dha'if, tetapi maknanya terkuatkan oleh banyak riwayat "Sahabatku bagaikan
gemintang, manapun dari mereka yang kalian teladani niscaya akan mengantarkan ke haribaan
petunjuk". Setidaknya ada beberapa jendela petunjuk yang lurus kan kita dapatkan dari
syakshiyyah Amru bin Ash.

Pertama: Memiliki azzam yang membaja untuk menuju perubahan. Tekad bulat ini dan
semangat ingin meninggalkan kejahiliahan inilah yang membuat beliau berangkat mencari Rasu
Saw. hingga ketemu di Madinah. Di saat bertemu rasulullah Saw.. Semburat senyuman manis
berkilau dari bibir Asyraful Khalqi semakin menyinari qalbu beliau. Lalu Amru berkata "Wahai
rasulullah, bentangkan tangan kanan engkau, maka aku akan membai'atmu. Maka rasulullah
Saw. membentangkan tangan kanan beliau, lalu Amru memegangnya erat-erat. Rasulullah
Saw. bertanya "Ada apa dengamu wahai Amru?". Wahai Rasul, aku sedang megimpikan
sesuat, dan itu telah menjadi syarat mati bagiku. "Engkau memilih harga mati dengan tawaran
apa? Tanya Rasulullah, sembari erat pegangan tangan detik itu semakin akrab. Amru
menjawab "Agar Allah mengampuni segala dosaku". Rasulullah Saw. berkata "Tidakkah engkau
tahu − wahai Amru − bahwasanya Islam menghapus segala −dosa−yang telah berlalu. Kisah ini
beliau riwayatkan di akhir hayat beliau kepada Abdullah, putra tercinta. Sehingga kisah manis
ini menderaikan air mata sang penakluk. Hingga berpisah dengan dunia fana.

Kedua: Kecintaan yang tinggi kepada Murabbi, yaitu rasulullah Saw.. Walau bagaimanapun
keunggulan dan kehebatan para sahabat. Tidak lepas dari sentuhan tarbiyah dari manusia
termulia yang langsung di ta'dib oleh Allah Swt.. Yaitu Pembina dan pembimbing uamat
pertama, Muhammad Saw.. Suatu hari, Amru menemui rasulullah Saw. dan bertanya "Wahai
rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai? Rasul menjawab 'Aisyah. Dari kaum
lelaki, tanya Amru ke dua kalinya. Ayahnya, jawab nabi. Selanjutnya? Umar, Utsman.... Setelah
beberapa orang nama sahabat disebutkan, tidak ada satupun nama beliau disebutkan oleh
rasulullah Saw.. Kemudia Amru berkata "Demi Allah, sejak sekarang saya tidak akan bertanya
lagi tentang hal ini kepada rasulullah".

Kita tentu heran. Mengapa pertanyaan ini terlintas di benak Amru. Ini terpatri dari kecintaan
mendalam kepada sang guru, wahai sahabatku semu. Sentuhan batin seorang rasul, begitu
menggelora dalam lubuk cinta beliau. Seakan lahirlah sebuah anggapan, bahwa beliaulah yang
paling dincintai. Karena memang Amru begitu mencintai nabi Saw.. Hal ini terbukti dalam
banyak momentum semasa hidup bersama rasulullah Saw. dalam meluaskan ekspansi dakwah
Islam. Di zaman rasulullah Saw. Amru dipercayai oleh rasulullah untum menjadi gubernur di
Oman. Hingga datangnya hari kepulangan sang guru tercinta ke haribaan yang Maha Rahman
dan Rahim.

Ketiga: Memaknai ilmu, amal, dakwah dan jihad sebagai jalan hidup. Keunikan para sahabat
adalah mampunya mereka menggabungkan kedalaman ilmu dengan amal. Kemudian
menterjemahkan amal ke dalam gerak yang lebih luas, yaitu berupa dakwah. Selanjutnya
dengan menyibukkan diri dengan berdakwah, telah membentuk kepribadian mereka menjadi
mujahidin yang tangguh. Sehingga Islam yang begitu inda terlihat oleh kita di negeri Kinanah
ini, adalah bentuk mutiara yang dilahirkan oleh semangat menuntut ilmu di madrasah
Rasulullah Saw., kemudian di terapkan dalam bentuk praktek. Lalau muncullah semangat untuk
mendahwak. Dan dakwah yang diyakini para sahabat tidaklah bisa dimenangkan, kecualai
apabila didorong oleh semangat untuk memperjuangkannya dengan jihad sesungguhnya.

Jihad melawan malas. Jihad melawan maksiat. Jihad melawan individualisme. Jihad melawan
keangkuhan. Jihad melawan kebusukan hati. Jihad melawan kantuk. Jihad melawan dinginnya
angin malam di medan perang. Tajam dan banyaknya jumlah anak panah musuh. Besar dan
lengkapnya peralatan lawan. Semua itu berhasil disulap oleh sang komandan. Sang penakluk.
Menjadi peluang yang mesti dilewati. Sehingga mulai dari deretan Hijaz, Syam, sampai ke
wilayah Mesir. Amru bin Ash adalah salah seorang yang punya andil besar dalam perluasan
dakwah Islam.

Ketiga: Pahlawan yang melahirkan sang pahlawan. Kita kenal dalam sirah. Amru adalah salah
seoran sahabat yang jejak usia dini sudah menikah. Ada riwayat yang mengatakan, di usia
beliau yang ke 12 tahun, Abdullah bin Amru bin Ash lahir ke dunia. Kita tidak bias
membayangkan bagaimana kedewasaan orang di zaman dulu. Bukti kepahlawanan ini,
pertama, sang putra bernama Abdullah bin Amru, adalah salah seorang sahabat yang empat
bernama Abdullah. Ini dikenal oleh ahli hadit dengan al-'ubadalah. Meskipun sang putra lebih
duluan mengecap manisnya Islam dari ayah. Namun, ini tidaklah bisa dijadikan alasan untuk
berkurangnya jiwa kepahlawanan beliau. Terbukti dalam kutub al rijal disebutkan. Ada sekitar
40 hadits yang bersumber dari beliau. 3 hadits muttfaqun 'alaihi. 1 hadits termaktub di shahih
Bukhari, 2 dalam shahih Muslim. Selebihnya dalam kitab yang lain. Dan Amru bin Ash adalah
guru dari putra beliau langsung, yaitu Abdullah.

Tidak hanya Abdullah yang bermunculan dari tempaan tarbiyahnya. Abu Qais, Qubaishah bin
Dzuaib, Abu utsman Annahdi, Ali bin Rabah, Qais bin Abi Hazim, Urwah bin Zubair, dan lain-
lain. Mereka adalah orang-orang yang besar dari sentuhan ilmu dan akhlaq Amru bin Ash r.a..
Semoga kita termasuk para hambaNya yang bisa menapaki jalan yang telah mereka lalui.
Karena hidup hanya sekali. Sungguh merugi kita, apabila ilmu yang dipelajari tidak
membuahkan amal. Amal yang kita nikmati tidak menelurkan semangat untuk berdakwah. Dan
dakwah yang kita ikuti tidak dibumbui oleh jihad yang menyentuh semua segmen kehidupan.
Karena itulah jalan yang mereka wariskan hingga kelak, akhir zaman. Selamat jalan pahlawan.
Engkau telah mengajarkan kami bagaimana menyeimbangkan antara ilmu dan amal, kesalehan
pribadi dana kepedulian sosial. Berdakwah dan jihad. Sungguh hari kepergianmu begitu pilu di
hati ini. Karena kami begitu merindukan kehadiran sang gagah pemberani sepertimu. Karena di
usia engkau yang mendekati 90-an, tidak membuat semangatmu berubah lesuh dan lemah.
Deraian tangis yang berlinag di kedua matamu di saat sekejap menjelang ajal tiba. Telah
membuktikan indah dan mudahnya gerbang kematian engkau lalaui. Karena pintu itulah yang
mempertemukanmu bersama kekasih dan para sahabat. Ya Allah, pilihlah kami sebagai
penerus perjuangan mereka. Amin ya Rab. Wallahu a'lam. Disarikan dari berbagai maraji'.
(Siyar 3/54).

Anda mungkin juga menyukai