Anda di halaman 1dari 38

100 Kalimat Paling Dahsyat Dari Ulama Muslim Imam Syafi’i

Imam Asy-Syafi’i (Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M – Fusthat, Mesir, 204 H/819 M) adalah
seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam Syafi’i juga tergolong kerabat
dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari
Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad. Saat usia 13 tahun, Imam Syafi’i dikirim ibunya untuk pergi
ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi
ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana. Imam Syafi`i mempunyai dua dasar
berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.

Kalimat Inspiratif Imam Syafi’i

”Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang
menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.“ (Imam Syafi’i)

“Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya,
maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.” (Imam Syafi’i)

”Pekerjaan terberat itu ada tiga: Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit, Menjauhi dosa di kala
sendiri, Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.“ (Imam Syafi’i)

“Kebaikan itu ada di lima perkara: kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki
yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah Swt.” (Imam Syafi’i)

”Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji,
senantiasa memberi nasehat dan menunaikan amanah.“ (Imam Syafi’i)

“Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai pada puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok orang
yang ahli berhitung. Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya pada saat
tutup usia. Adapun ilmu fiqih, itu merupakan ilmu yang berlaku untuk semua kalangan baik muda
maupun yang tua, karena fiqih merupakan dasar dari segala ilmu.” (Imam Syafi’i)

”Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu.“
(Imam Syafi’i)

“Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya, cinta kepada dunia dan
sekaligus cinta kepada Allah, maka dia telah berdusta.” (Imam Syafi’i)

“Jika ada seorang yang ingin menjual dunia ini kepadaku dengan nilai harga sekeping roti, niscaya aku
tidak akan membelinya.” (Imam Syafi’i)
“Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa
melahirkan kehinaan.” (Imam Syafi’i)

“Orang-orang yang sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka
mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan.” (Imam Syafi’í)

“Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung -bahayanya-
kebodohan.” (Imam Syafi’i)

“Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian?, sedangkan kain kafannya sedang di
tenun.” (Imam Syafi’i)

“Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman, tinggalkan negerimu,
merantaulah ke negeri orang.” (Imam Syafi’i)

“Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua orang, maka dengannya
aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku.” (Imam Syafi’i)

“Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Kalau dia berani meninggalkan Allah, apalagi
meninggalkan kamu.” (Imam Syafi’i)

“Banyak orang yang mengatakan: mencintai wanita itu sangat menyiksa. Tapi, sebenarnya yang sangat
menyiksa itu adalah mencintai orang yang tidak mencintaimu.” (Imam Syafi’i) “Faqih itu adalah orang
yang faqih dengan perbuatannya, bukan faqih dengan kata-kata dan ucapannya.” (Imam Syafi’i)

“Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Karena itu, cukup bagimu memperbaiki
hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia.” (Imam Syafi’i)

“Sebagaimana Tuhanmu telah mencukupkan rezekimu di hari kemarin, maka jangan khawatirkan
rezekimu untuk esok hari.” (Imam Syafi’i)

“Jika semua orang menjauh ketika engkau mendapat kesulitan, maka ketahuilah bahwa Allah Swt ingin
membuatmu kuat dan Ia akan menjadi penolongmu.” (Imam Syafi’i)

“Biarlah mereka bersikap bodoh dan menghina, dan tetaplah kita bersikap santun. Gaharu akan semakin
wangi ketika disulut api.” (Imam Syafi’i)

“Silahkan hina diriku sepuas kalian, aku akan tetap diam saja. Bukannya aku tidak punya jawaban, tapi
singa selalu tidak akan membalas gonggongan anjing.” (Imam Syafi’i)

“Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih
hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tak berguna.” (Imam Syafi’i)
“Kemuliaan diri (marwah) itu rukunnya ada 4: Akhlak yang baik, dermawan, rendah hati dan taat
beribadah.” (Imam Syafi’i)

“Do’a di saat tahajud adalah umpama busur panah yang melesat tepat mengenai sasaran.” (Imam
Syafi’i)

“Kamu seorang manusia yang dijadikan dari tanah dan kamu juga akan disakiti (dihimpit) dengan tanah.”
(Imam Syafi’i)

“Perbanyakkan menyebut Allah daripada menyebut makhluk . Perbanyakkan menyebut akhirat daripada
menyebut dunia.” (Imam Syafi’i)

”Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfa’at.“ (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa yang menasehatimu dengan cara sembunyi-sembunyi maka ia benar-benar


menasehatimu. Kemudian barangsiapa yang menasehatimu dihadapan orang banyak, ia sebenarnya
menghinamu.” (Imam Syafi’i)

“Dosa-dosa-ku kelihatan terlalu besar buatku, tapi setelah kubandingkan dengan keampunan-Mu,
ternyata keampunan-Mu jauh lebih besar.” (Imam Syafi’i)

“Bumi Allah amatlah luas namun suatu saat apabila takdir sudah datang angkasapun serasa sempit.”
(Imam Syafi’i)

“Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu.” (Imam Syafi’i)

“Sebesar-besar aib (keburukan) adalah kamu mengira keburukan orang lain sedangkan keburukan itu
terdapat dalam diri kamu sendiri.” (Imam Syafi’i)

“Aku mampu berhujah dengan 10 orang berilmu, tapi aku akan kalah pada 1 orang yang jahil karena ia
tidak tahu akan landasan ilmu.” (Imam Syafi’i)
“Ilmu itu seperti air. Jika ia tidak bergerak: maka ia akan menjadi keruh lalu membusuk.” (Imam Syafi’i)

“Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan,
sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk.” (Imam Syafi’i)

“Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.”
(Imam Syafi’i)

“Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan. Berpegangan
dengan suatu pendapat itu lebih selamat daripada berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan berpikir,
keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah dengan orang bijak
merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah sebelum menentukan
suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum
melangkah maju ke depan.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu; dan
barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu. Begitu
juga ketika kau membuatnya marah, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu.” (Imam Syafi’i)

“Tak akan sempurna (akal) seorang laki-laki, kecuali dengan empat hal; beragama, amanah,
pemeliharaan dan penjagaan diri, serta ketenangan dan ketabahan.” (Imam Syafi’i)

“Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.” (Imam
Syafi’i)

“Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat binatang.” (Imam Syafi’i)

“Keluarga manapun yang wanita-wanitanya tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang bukan anggota
keluarga, dan laki-lakinya tidak pernah bertemu dengan wanita-wanita yang bukan dari keluarganya,
niscaya akan ada dari anak-anak mereka yang bodoh (karena-kuper).” (Imam Syafi’i)

“Keridhaan semua manusia adalah satu hal yang mustahil untuk dicapai, dan tidak ada jalan untuk
terselamatkan dari lidah mereka, maka lakukanlah apa yang bermanfaat untuk dirimu dan berpegang
teguhlah dengannya.” (Imam Syafi’i)

“Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal yang dapat menutupi aib.”

“Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan
manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.”
(Imam Syafi’i)

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci,
kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat
kepada Allah Swt.” (Imam Syafi’i)
“Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk hal yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada
orang yang mendekatinya, maka ia akan menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh darinya,
iapun akan mendekati orang itu.” (Imam Syafi’i)

“Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal
tersebut menandakan tidak berfungsinya akal mereka.” (Imam Syafi’i)

“Bukanlah orang yang berakal itu manakala dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang
buruk, lantas ia memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan kepadanya
dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya di antara keduanya.” (Imam
Syafi’i)

“Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati dan menimbulkan rasa dendam.“ (Imam Syafi’i)

“Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci tentang sahabatmu, maka jangan tergesa-gesa
untuk memusuhinya, memutus tali persahabatan, dan kamu menjadi orang yang telah menghilangkan
suatu keyakinan dengan keraguan. Tetapi temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku mendengar kamu
melakukan ini dan itu….?” Tentunya dengan tanpa memberitahukan kepadanya siapa yang memberi
informasi kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakan kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih
baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu,
dan ia mengemukakan argumentasinya akan hal itu, maka terimalah.” (Imam Syafi’i)

“Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan
menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang
belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya
karena -sulitnya- ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran.” (Imam Syafi’i)

“Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat adalah permusuhan dengan sesamanya.” (Imam Syafi’i)

“Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka
juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.” (Imam
Syafi’i)

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.” (Imam
Syafi’i)

“Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan
manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.”
(Imam Syafi’i)

“Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur tubuhnya,
runtuhnya temperatur tubuh dan lemahnya daya nalarnya.” (Imam Syafi’i)

“Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri. Bentuk
kezhaliman itu adalah : orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah hati ) di depan orang yang tidak
menghargainya. menumpahkan kasih sayangnya kepada orang yang tidak ada nilai manfaat. mendapat
pujian dari orang yang tidak dikenalnya. (Imam Syafi’i)

“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik
kepada manusia.”

(Imam Syafi’i)

“Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang tidak baik, sebagaimana kalian membersihkan mulut
kalian dari kata-kata kotor, sesungguhnya orang yang mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang
berucap. Sesungguhnya orang bodoh itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam dirinya, kemudian ia
berkeinginan untuk menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan kalimat yang terlontarkan dari orang
bodoh itu dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang mengembalikan itu akan merasa bahagia, begitu
juga dengan kehinaan bagi orang yang melontarkannya.” (Imam Syafi’i)

“Tidak termasuk saudaramu orang yang senang mencari muka di hadapanmu.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya akan diterima,
kelemahannya akan ditutupi dan kesalahan-kesalahannya dima’afkan.” (Imam Syafi’i)

“Orang yang berakal adalah mereka yang dapat menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela.” (Imam
Syafi’i)

“Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada
kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka.” (Imam Syafi’i)

“Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu
dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan
kepadamu.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan masalah
tersebut.” (Imam Syafi’i)

“Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan
mendesak.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka kebaikan ada di tangannya.” (Imam Syafi’i)

Tak ubahnya “emas” semuanya berwarna kuning….

namun tidak semua emas punya nilai yang sama….

Kayu-kayu cendana bila tidak semerbak baunya….orang tak dapat membedakan mana “cendana” dan
mana “kayu bakar”.

Bisa jadi Singa yang buas “mati kelaparan” di rimbanya…


sebab daging-daging domba dimakan oleh sang anjing….

Hamba sahaya yang hina, terkadang tidur di atas sutera…sedang bangsawan mulia tidur di atas
gundukan debu…

Kenapa engkau meremehkan nilai doa kepada Allah…

apakah engkau tahu apa yang dihasilkan oleh doa..?.

Ibarat panah di malam hari, ia tidak akan meleset…namun ia punya batas dan setiap batas ada saatnya
selesai..

Banyak orang berbicara tentang hal ihwal wanita,….

konon mencintai wanita terlalu dalam adalah ujian hidup yang pedih….

Aku terlambat datang diantara orang-orang yang dungu…..yang mereka tidak mengetahui hak-hak
sastrawan…sampai kepala ditukarnya dengan ekor….

Manusia dapat disatukan….

namun akalnya tetap berbeda….

baik dalam masalah “sastra” maupun dalam masalah “hitungan”

“Dunia hanyalah bangkai yang berbau yang dimakan anjing-anjing. Anjing-anjing itu hanya ingin
menarik-narik dan merobeknya.

Apabila engkau menghindarinya maka dirimu akan selamat apabila engkau ikut menariknya berarti
engkau berebutan dengan anjing.” (Imam Syafi’i)

“Kenyang itu akan membuat badan jadi berat, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak
tidur dan melemahkan ibadah.” (Imam Syafi’i)

“Sebuah keterlambatan tak akan mengurangi rizkimu. Dan rizkimu pun tak akan bertambah dengan
kepayahan badanmu.” (Imam Syafi’i)
”Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada
kemakmuran yang lestari.“ (Imam Syafi’i)

“Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu
sendiri dan para hartawan.” (Imam Syafi’i)

”Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka janganlah kehebatan
itu menjadikan engkau lengah dan terheran-heran kepadanya, sampai engkau mengetahui secara persis
atas apa yang di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.“ (Imam Syafi’i)

“Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian
diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri
Rasulullah Saw dan putri-putri beliau yang lain.” (Imam Syafi’i)

“Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih, maka
akan berkembang kemampuannya. Barangsiapa menulis Hadits, maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa
mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung, maka akan sehat
pikirannya. Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya tidak akan berguna baginya.” (Imam
Syafi’i)

“Barangsiapa yang dipancing untuk marah, namun ia tidak marah, maka dia tak ubahnya keledai, dan
barangsiapa yang diminta keridhaannya namun tidak ridha, maka dia adalah syetan.” (Imam Syafi’i)

“Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali
kepada Allah Swt. Yang merasa aman akan marah Allah Swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan
marah Allah Swt, dialah si-arif.” (Imam Syafi’i)

10 Doa Paling Dahsyat Dalam Al Quran

1. Doa Sapu Jagad

ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬
َ َ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َوفِى ٱ ْل َءاخِ َرةِ َح‬
َ ‫َربَّنَآ َءاتِنَا فِى ٱل ُّد ْنيَا َح‬

Robbana a’tina fid’dun yaa hasanah, wafil a’ khirotil hasanah, waqinaa azab’bannar

Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari
siksa neraka. QS. Al-Baqarah 201
Penjelasan: Doa ini merupakan doa yang singkat tapi sangat berguna karena mencakup semua
aspek kehidupan diantaranya memiliki kandungan, memohon kebaikan di dunia, kebaikan di
akhirat dan keselamatan dari siksa api neraka. Doa ini baik dibaca dalam setiap kesempatan.

Sebab Turunnya Ayat:

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Ibnu Abbas, katanya, “Suatu golongan dari kalangan
Arab biasa datang ke tempat berwukuf lalu berdoa, ‘Ya Allah! Jadikanlah tahunku ini tahun
hujan dan tahun kesuburan, serta tahun kasih sayang dan kebaikan,’ tanpa menyebut-nyebut
soal akhirat walau sedikit pun.” Allah pun menurunkan tentang mereka, “Di antara manusia ada
yang mengatakan, ‘Ya Tuhan kami berilah kami (kebaikan) di dunia, tetapi tiadalah bagian di
akhirat.’ (Q.S. Al-Baqarah 200) Setelah itu datanglah golongan lain yakni orang-orang beriman
yang memohon, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta
lindungilah kami dari siksa neraka. Mereka itulah yang beroleh bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.'” (Q.S. Al-Baqarah 201)

image

2. Doa Diterima Amalan

‫َربَّنَا تَقَب َّْل مِ نَّآ ۖ ِإنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِ ي ُع ْٱلعَلِي ُم‬

Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka antas sami’ul ‘alimu

Ya Tuhan kami terimalah (amalan) daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. Al-Baqarah 127

Penjelasan: Doa ini menjelaskan bahwa segala amalan yang dikerjakan oleh Nabi Ibrahim
dipersembahkan semata-mata hanya untuk Allah. Nabi Ibrahim menyebutkan dua sifat Allah,
yaitu Maha Mendengar bahwa Allah mendengar doa hamba-Nya dalam arti diterima oleh Allah
dan Maha Mengetahui segala alasan dari doa yang dipanjatkan.

3. Doa Kesabaran dan Minta Pertolongan


َ‫علَى ْٱلقَ ْو ِم ْٱل َٰ َكف ِِرين‬ ُ ‫صب ًْرا َوثَبِِّتْ أ َ ْق َدا َمنَا َوٱن‬
َ ‫ص ْرنَا‬ َ ‫علَ ْينَا‬ ْ ‫َربَّنَآ أ َ ْف ِر‬
َ ‫غ‬

Rabbanaa afrigh ‘alaynaa shabran watsabbit aqdaamanaa waunshurnaa ‘alaa alqawmi


alkaafiriina

Ya Tuhan, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami, serta tolonglah
kami dalam mengalahkan orang-orang kafir. QS. Al-Baqarah 250

Penjelasan: Doa ini dipanjatkan Thalut dan bala tentaranya dalam menghadapi Jalut dan bala
tentaranya, dalam perang ini pasukan Thalut dapat mengalahkan Jalut dan Daud membunuh
Jalut.

4. Doa Perlindungan dari Kesesatan

ُ‫غ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا مِ ن لَّدُنكَ َرحْ َمةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ْٱل َو َّهاب‬
ْ ‫َربَّنَا ََل ت ُ ِز‬

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan
innaka antal wahhaabu

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu;
Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia). QS. Ali-Imran 8

Penjelasan: Ayat ini merupakan doa saat kita menghadapi segala soal di dalam hidup ini.
Selama petunjuk Allah SWT masih membimbing kita akan selamatlah kita. Jangan kita berani
berjalan dengan kemauan sendiri, memperturutkan kehendak hawa-nafsu, niscaya kita akan
sesat. Semoga Allah SWT akan menjauhkan kita dari kesesatan itu. Tidaklah hidup di dunia
yang paling sengsara daripada sesat sesudah petunjuk, atau kepadaman suluh di tengah jalan.
Teringat kepada nikmat iman yang pernah dirasai, sekarang telah hilang dan payah buat
kembali ke sana. Orang lain kelihatan maju terus menuju ridha Allah SWT, sedang diri sendiri
telah terbenam ke dalam lumpur kesesatan. Itu sebabnya selalu kita hendaknya memohonkan
rahmat yang datang Iangsung dari Allah SWT, rahmat ke dalam hati dan sikap hidup, yang
memancar kepada amal dan perbuatan. Sampai kelak kita meninggal dunia dengan khusnul
khatimah.

5. Doa Kekuatan Iman

ِ ‫اب ٱل َّن‬
‫ار‬ َ ‫َربَّنَآ ِإنَّنَآ َءا َمنَّا فَٱ ْغف ِْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوقِنَا‬
َ َ‫عذ‬

Rabbanaa innanaa aamannaa faaghfir lanaa dzunuubanaa waqinaa ‘adzaabannaari

Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan
selamatkanlah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran 16

Penjelasan: Dalam ayat ini menjelaskan tentang pengakuan telah beriman, cara hidupmu
dirubah. Tidak lagi semata-mata mengejar “perhiasan dunia”, tetapi mengingat lagi akan
perjuangan kelak di kemudian hari dengan Allah. Lantaran telah beriman, mengakuilah bahwa
di zaman yang sudah-sudah memang hidup itu hanya ingat dunia saja, sebab itu memohon
ampun kepada Tuhan atas dosa-dosa yang telah lalu itu, dan memohonkan lagi kepada Tuhan
peliharakanlah kiranya daripada siksaan neraka itu. Sebab dengan adanya iman di dalam hati
kami, kami telah mendapat suluh dan telah jelas oleh kami jalan yang akan ditempuh. Cuma
kadang-kadang mendapat gangguanlah kami daripada hawa nafsu kami dan perdayaan
syaitan.

image

6. Doa Mohon Anugerah Kekuatan, Kekuasaan, dan Rezeki

َ َ‫ع ْٱل ُم ْلكَ مِ َّمن تَشَآ ُء َوتُع ُِّز َمن تَشَآ ُء َوت ُ ِذ ُّل َمن تَشَآ ُء ۖ بِيَدِكَ ْٱل َخي ُْر ۖ إِنَّك‬
َ ‫علَ َٰى ُك ِِّل‬
‫ش ْىءٍ قَدِير‬ ُ ‫ٱللَّ ُه َّم َٰ َملِكَ ْٱل ُم ْلكِ تُؤْ تِى ْٱل ُم ْلكَ َمن تَشَآ ُء َوت َِنز‬

Allahumma maalikal mulki tu’tiil mulka man tasyaa-u watanzi’ul mulka mimman tasyaa-u
watu’izzu man tasyaa-u watudzillu man tasyaa-u biyadikal khairu innaka ‘ala kulli syai-in
qadiirun
Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau
kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Makakuasa atas segala
sesuatu. QS. Ali-Imran 26

Penjelasan: Dalam ayat ini Allah menyuruh Nabi Nya untuk menyatakan bahwa Allah lah Yang
Maha Suci yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Maha Bijaksana dengan tindakan Nya
yang sempurna di dalam menyusun, mengurus, dan merampungkan segala perkara dan yang
menegakkan neraca undang-undang umum di alam ini. Maka Allah lah yang memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya. Ada kalanya
Allah memberikan itu bersamaan dengan pangkat kenabian seperti keluarga Ibrahim, dan ada
kalanya hanya memberikan pemerintahan saja menurut hukum kemasyarakatan yaitu dengan
menyusun kabilah-kabilah dan bangsa-bangsa. Dan Allah juga yang mencabut pemerintahan
dari orang-orang yang Dia kehendaki disebabkan mereka berpaling dari jalan yang lurus, jalan
yang dapat memelihara pemerintahan, karena meninggalkan keadilan, berlaku curang dalam
pemerintahan. Demikianlah hal itu telah berlaku pula terhadap Bani Israel dan lain-lain bangsa
disebabkan kelaliman dan kerusakan budi mereka.

7. Doa Mohon Pertolongan

‫يرا‬
ً ‫َص‬ َّ ‫َربَّنَآ أ َ ْخ ِرجْ نَا مِ ْن َٰ َه ِذ ِه ْٱلقَ ْريَ ِة‬
ِ ‫ٱلظال ِِم أ َ ْهلُ َها َوٱجْ عَل لَّنَا مِ ن لَّدُنكَ َو ِليًّا َوٱجْ عَل لَّنَا مِ ن لَّدُنكَ ن‬

Rabbanaa akhrijnaa min haazihil qaryatiz zaalimi ahluhaa, waj’al lanaa mil ladunkawaliyyaan,
waj’al lanaa mil ladunka nasiraan

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah
kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu. QS. An-Nisa 75

Penjelasan: Dalam ayat ini Allah SWT memotivasi hamba-hamba-Nya yang beriman untuk
berjihad di jalan-nya dan berusaha menyelamatkan kaum lemah yang terjebak di Mekah. Doa
ini adalah doa kaum lemah yang terjebak di Mekah.
image

8. Doa Curahan Rizqi

َّ َٰ ‫ٱر ُز ْقنَا َوأَنتَ َخي ُْر‬


َ‫ٱلر ِزقِين‬ ْ ‫س َمآءِ ت َ ُكونُ لَنَا عِيدًا ِ ِِّل َ َّو ِلنَا َو َءاخِ ِرنَا َو َءايَةً ِ ِّمنكَ ۖ َو‬
َّ ‫علَ ْينَا َمآئِ َدة ً ِ ِّمنَ ٱل‬ ِ َ ‫َربَّنَآ أ‬
َ ‫نز ْل‬

Rabbanaa anzil ‘alainaa maa’idatam minas samaa’i takuunu lanaa’idal li’awwalinaa wa


aakhirinaa wa aayatam minka warzuqnaa wa anta khairur raaziqin(a)

Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan
menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami ataupun yang datang
sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki, dan Engkaulah
sebaik-baik pemberi rezeki. QS. Al-Ma’idah 114

Penjelasan: Dalam Al-Qur’an dijelaskan, bahwa Nabi lsa berdo’a memohon diturunkannya
hidangan dari langit itu atas permintaan kaumnya yang masih ragu atas kerasulan beliau. Dan
menurut keterangan ahli tafsir, sebelum Nabi Isa berdo’a dengan do’a di atas, beliau terlebih
dahulu mengerjakan sholat dua raka’at, menundukkan kepala sambil menangis lalu berdo’a.
Dan Allah pun mengabulkan do’a beliau, sehingga dalam waktu singkat hidangan dari langit
itupun di datangkan, dan mereka makan bersama-sama

9. Doa Mohon Ampunan dan Rahmat

َ‫سنَا َوإِن لَّ ْم ت َ ْغف ِْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن مِ نَ ْٱل َخس ِِرين‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَآ أَنف‬
َ ‫َربَّنَا‬

Rabbana zalamna anfusana wa illam tagfir lana wa tarhamna lanaku nanna minal khasirina

Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami
dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. QS. Al-A’raf
23
Penjelasan: Dalam ayat ini terdapat doa tobat Nabi Adam a.s dan Siti Hawa yang telah terbujuk
tipu daya setan, dengan melanggar larangan Allah SWT, ketika mereka mencicipi buah khuldi
yang dilarang Allah untuk memakannya

image

10. Doa Mohon Kasih Sayang untuk Orang Tua

‫ِير‬
ً ‫صغ‬َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانِي‬
ْ ‫ب‬ِ ِّ ‫َر‬

Rabbiirhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiran

Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil. QS. Al-Isra 24

Penjelasan: Dalam ayat ini terdapat doa mohon kasih sayang untuk kedua orang tua. Makna
dari doa ini adalah bahwa kita harus berbakti kepada kedua orang tua hingga mereka lanjut
usia, bahkan setelah mereka wafat

10 AYAT AL BAQARAH PENGUSIR SETAN DI RUMAH

24 Agustus 2017 · by Umat Indonesia · in Al Quran, Doa - Dzikir, Tak Berkategori. ·

Barang siapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah di suatu malam hari, niscaya setan tidak akan
dapat memasuki rumah itu pada malam tersebut. Yaitu empat ayat dari permulaan surat Al-Baqarah dan
ayat Kursi, dua ayat sesudah ayat Kursi, kemudian tiga ayat pada bagian terakhir.”

wp-image-2022533804Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad, Sahih Muslim, Sunan Turmuzi, dan Sunan
Nasai disebutkan melalui hadis Suhail ibnu Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
« ُ‫طان‬ َّ ‫ورة ُ ْالبَقَ َرةِ ََل يَ ْد ُخلُهُ ال‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫س‬ُ ‫»َل تَجْ َعلُوا بيوتكم قبورا فإن البيت الذي تقرأ فِي ِه‬
َ

Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. karena sesungguhnya rumah
yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tidak akan kemasukan setan.

Menurut Imam Turmuzi hadis ini berpredikat hasan sahih.

:َ‫ قَال‬، ٍ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِك‬ َ ‫ع ْن سِنان ب ِْن‬


َ ،ٍ‫س ْعد‬ َ ،‫ب‬ ٍ ‫ع ْن َي ِزي َد ب ِْن أ َ ِبي َح ِبي‬ َ ،َ‫ع ِن اب ِْن لَ ِهي َعة‬ َ ُ‫ع َب ْي ٍد ْالقَا ِس ُم ْبن‬
َ ،‫ َح َّدثَنِي ا ْبنُ أ َ ِبي َم ْر َي َم‬:‫س ََّّل ٍم‬ ُ ‫قَا َل أَبُو‬
ُ
‫ورة َ ْالبَقَ َرةِ ت ُ ْق َرأ فِي ِه‬
َ ‫س‬ ِ ‫طانَ يَ ْخ ُر ُج مِ نَ ْالبَ ْي‬
َ ‫ت ِإذَا‬
ُ ‫سمِ َع‬ َّ ‫ ” ِإ َّن ال‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫“ قَا َل َر‬

Abu Ubaidah Al-Qasim ibnu Salam mengatakan, telah menceritakan kepadanya Ibnu Abu
Maryam, dari Ibnu Abu Luhai’ah, dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Sinan ibnu Sa’d, dari Anas
ibnu Malik yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya setan
keluar dari suatu rumah bila ia mendengar surat Al-Baqarah dibacakan di dalamnya.

Sinan ibnu Sa’d menurut suatu pendapat disebutkan secara terbalik (yakni Sa’d ibnu Sinan)
dinilai siqah oleh Ibnu Mu’in. Tetapi Imam Ahmad ibnu Hambal dan lain-lainnya menilai
hadisnya berpredikat munkar.

Abu Ubaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Jafar, dari Syu’bah
dari Salamah ibnu Kahil, dari Abu Ahwas dari Ibnu Mas’ud r.a.— yang mengatakan bahwa
sesungguhnya setan lari dari suatu rumah bila ia mendengar surat Al-Baqoroh dibacakan di
dalamnya.

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah, dan
diketengahkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui hadis syu’bah,
kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini berpredikat shahih. dan keduanya
(Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya.

‫ع ْن‬ َ ،‫ َح َّدثَنِي أَبُو بَ ْك ِر ْبنُ أَبِي أ ُ َوي ٍْس‬،‫س َل ْي َمانَ ب ِْن بِ ََّل ٍل‬ ُ ُ‫ َح َّدثَنَا أَيُّوبُ ْبن‬،‫ي‬ ُّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو ِإ ْس َماعِي َل الت ِّ ِْرمِ ِذ‬،‫ َح َّدثَنَا أَحْ َم ُد ْبنُ كَا ِم ٍل‬:‫قَا َل ا ْبنُ َم ْردُويه‬
‫عل ْي ِه‬َ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫صلى‬ َّ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،ٍ‫َّللاِ ْب ِن َم ْسعُود‬ َ ‫ع ْن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ،‫ص‬ ِ ‫ع ْن أَبِي اِل ْح َو‬
َ ْ َ ، َ‫ع ْن أَبِي إِ ْس َحاق‬ َ ، َ‫عج ََّْلن‬ َ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬َ ،‫سلَ ْي َمانَ ب ِْن بِ ََّل ٍل‬
ُ
ُ ‫ورة‬ َ ‫س‬
ُ ‫ه‬
ِ ‫ِي‬ ‫ف‬ ُ ‫أ‬ ‫ر‬
َ ْ
‫ق‬ ُ ‫ت‬ ‫ت‬
ِ ‫ي‬
ْ ‫ب‬
َ ْ
‫ال‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ر‬ ‫ف‬
ِ
ُّ َ ‫ي‬ َ‫ان‬‫ط‬َ ‫ي‬
ْ َّ
‫ش‬ ‫ال‬ َّ
‫ن‬ ِ ‫إ‬َ ‫ف‬ ،‫َا‬
‫ه‬ ‫ؤ‬
ُ ‫ر‬ ْ
‫ق‬ ‫ي‬ ‫ة‬ ‫ر‬
َ َ ِ َ َ َ َ ‫ق‬‫ب‬ ْ
‫ال‬ َ ‫ة‬‫ور‬ ‫س‬
ُ ‫ع‬
ُ ‫د‬
َ ‫ي‬ ‫و‬
َ َ ،‫ى‬ َّ ‫ن‬‫غ‬
َ َ ‫ت‬‫ي‬
َ َ‫ى‬ ‫ر‬ ْ
‫خ‬ ُ ْ
‫اِل‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ْ‫ج‬ ‫ر‬
ِ ‫ى‬ ‫د‬
َ ْ‫ح‬ ‫إ‬ ‫ع‬
ِ َ َ‫ض‬ ‫ي‬ ،‫كم‬ ‫د‬
َ ‫ح‬
َ َ ‫أ‬ َّ
‫ن‬ ‫ي‬َ ‫ف‬ ْ
‫أل‬ َ
‫َل‬ ” : ‫م‬ َّ
َ َ َ‫ل‬‫س‬ ‫و‬
ِ‫َّللا‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫ص ْفر مِ ْن ِكت َا‬ ِّ ِ ‫ف ال‬ ُ ‫ ال َج ْو‬،ِ‫ َوإِ َّن أص ْف َر ْالبُيُوت‬،ِ‫“ ْالبَقَ َرة‬

Ibnu Mardawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Kamil. telah
menceritakan kepada kami Abu Ismail Ath-Thurmuzi- telah menceritakan kepada kami Ayyub
ibnu Sulaiman ibnu Bilal telah menceritakan kepadaku Abu Bakar ibnu Abu Uwais, dari
Sulaiman ibnu Bilal, dari Muhammad ibnu Ajlan, dari Abu Ishaq, dari Abu Ahwas, dari Abdullah
ibnu Mas’ud r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semoga aku
tidak menjumpai seseorang di antara kalian sedang menumpangkan salah satu kakinya di atas
kaki yang lain seraya bernyanyi, tetapi dia meninggalkan surat Al-Baqarah tanpa membacanya.
Karena sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.
Sesungguhnya rumah yang paling kecil ialah sebuah rumah yang tidak pernah dibacakan
Kitabullah di dalamnya.

Demikian riwayat Imam Nasai di dalam Al-Yaum wal Lailah. dari Muhammad ibnu Nasr, dari
Ayyub ibnu Sulaiman.

Ad-Darimi di dalam kitab Musnad-nya meriwayatkan melalui Ibnu Mas’ud yang mengatakan,
“Tiada suatu rumah pun dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya melainkan setan keluar
darinya seraya terkentut-kentut (lari terbirit-birit).” Selanjutnya Ibnu Mas’ud r.a. mengatakan
pula, “Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai punuk, dan sesungguhnya punuk Al-
Qur’an adalah surat Al-Baqarah. Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai inti. sedangkan
inti dari Al-Qur’an ialah surat Mufassal.”

Ad-Darimi meriwayatkan pula melalui jalur Asy-Sya’bi yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu
Mas’ud r.a. pernah mengatakan, “Barang siapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah di
suatu malam hari, niscaya setan tidak akan dapat memasuki rumah itu pada malam tersebut.
Yaitu empat ayat dari permulaan surat Al-Baqarah dan ayat Kursi, dua ayat sesudah ayat Kursi,
kemudian tiga ayat pada bagian terakhir.” Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa setan tidak
dapat mendekati rumah itu, tidak dapat pula mendekati penghuninya pada malam tersebut,
tidak pula sesuatu yang tidak disukai akan menimpanya. Tidak sekali-kali ia dibacakan terhadap
orang gila melainkan pasti sadar dari penyakit gilanya.

‫ص ًرا َك َما َح َم ْلت َ ٗه‬ َ ‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل تَحْ مِ ْل‬


ْ ِ‫علَ ْين َۤا ا‬ َ ‫سبَتْ ۗ َربَّنَا ََل ت ُ َؤاخِ ْذن َۤا ا ِْن نَّ ِس ْين َۤا ا َ ْو ا َ ْخ‬
َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬
َ ‫سبَتْ َو‬ َ ‫سا ا ََِّل ُو ْسعَ َها ۗ لَ َها َما َك‬ ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
‫ِف ه‬ُ ِّ‫ََل يُ َكل‬
َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال َٰكف ِِريْن‬َ ‫ص ْرنَا‬ ُ ‫ار َح ْمنَا ۗ ا َ ْنتَ َم ْو َٰلٮنَا فَا ْن‬
ْ ‫عنَّا ۗ َوا ْغف ِْر لَنَا ۗ َو‬ َ ‫ْف‬ ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ٖه ۚ َواع‬ َ ‫علَى الَّ ِذيْنَ مِ ْن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِ ِّم ْلنَا َما ََل‬ َ . laa
yukallifullohu nafsan illaa wus’ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat, robbanaa laa
tu`aakhiznaaa in nasiinaaa au akhtho`naa, robbanaa wa laa tahmil ‘alainaaa ishrong kamaa
hamaltahuu ‘alallaziina ming qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa
bih, wa’fu ‘annaa, waghfir lanaa, war-hamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal-qoumil-kaafiriin
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat
(pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang
diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

10 Ayat Al Baqarah
“Alif Lam Mim. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 1)

َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ ُهدًى لِّ ِْل ُمت َّ ِقيْن‬ َٰ zaalikal-kitaabu laa roiba fiih, hudal lil-muttaqiin. Kitab (Al-Qur’an)
َ ‫ذ لِكَ ْال ِك َٰتبُ ََل َري‬.
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertak. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)

َ‫ص َٰلوة َ َومِ َّما َرزَ ْق َٰن ُه ْم يُ ْن ِفقُ ْون‬ ِ ‫الَّ ِذيْنَ يُؤْ مِ نُ ْونَ بِ ْالغَ ْي‬. alaziina yu`minuuna bil-ghoibi wa yuqiimuunash-
َّ ‫ب َو يُ ِق ْي ُم ْونَ ال‬
sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun”(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib,
melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka,”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 3)

َٰ ْ ِ‫ َوالَّ ِذيْنَ يُؤْ مِ نُ ْونَ بِ ۤ َما ا ُ ْن ِز َل اِ َليْكَ َو َم ۤا ا ُ ْن ِز َل مِ ْن َق ْبلِكَ ۚ َوب‬allaziina yu`minuuna bimaaa unzila ilaika
َ‫اَلخِ َرةِ ُه ْم ي ُْوقِنُ ْون‬
wa maaa unzila ming qoblik, wa bil-aakhiroti hum yuuqinuun. “Dan mereka yang beriman
kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah
diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
4)

َ‫ي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َد ٗۤه ا ََِّل بِ ِا ْذن ِٖه ۗ يَ ْعلَ ُم َما َبيْن‬ْ ‫ض ۗ َم ْن ذَا الَّ ِذ‬ِ ‫ت َو َما فِى ْاَلَ ْر‬ ِ ‫ي ْالقَي ُّْو ُم ۚ ََل ت َأ ْ ُخذُ ٗه ِسنَة َّو ََل ن َْوم ۗ لَهٗ َما فِى السَّمَٰ َٰو‬ ُّ ‫َّللاُ َ َۤل ا َِٰلهَ ا ََِّل ه َُو ْال َحـ‬
‫ه‬
‫ي‬ ‫ل‬
ِ
ُّ َ َ َ‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫ُو‬ ‫ه‬ ‫و‬ ۚ ‫ا‬‫م‬ َُ ‫ه‬ ُ
‫ظ‬ ْ
‫ف‬ ِ‫ح‬ ‫ُه‬‫د‬ ‫و‬ ُ ‫ئ‬‫ــ‬‫ي‬
ٗ ْ َ َ َ ْ َ َ
‫َل‬ ‫و‬ ۚ ‫ض‬ ‫ر‬ َ ْ
‫اَل‬‫و‬ ‫ت‬
ِ ‫و‬َٰ ‫س‬
َٰ‫َّم‬ ‫ال‬ ُ ‫ه‬ ‫ي‬
ُّ ‫س‬
ِ ‫ر‬ ُ ‫ك‬ ‫ع‬
ْ َ َ َ ‫س‬
ِ ‫و‬ ۚ ‫ء‬ٓ ‫ا‬‫ش‬َ ‫ا‬‫م‬َِ ‫ب‬ َّ
‫َِل‬ ‫ا‬ ۤ
‫ه‬ ٖ ِ‫م‬ ْ
‫ِل‬ ‫ع‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ِ ٍ‫ء‬ ‫ي‬
ِّ ْ ِ ْ‫ش‬َ ‫ب‬ َ‫ن‬‫و‬ ُ
‫ط‬ ‫ي‬
ْ ِ‫ُح‬ ‫ي‬ َ
‫َل‬ ‫و‬َ ُْ ۚ ‫م‬‫ه‬ َ ‫ف‬ ْ
‫َل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫م‬
َ َ ِْ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫د‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ا‬
‫ ْالعَظِ ْي ُم‬Allohu laaa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyuum, laa ta`khuzuhuu sinatuw wa laa na`uum,
lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man zallazii yasyfa’u ‘indahuuu illaa bi`iznih,
ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai`im min ‘ilmihiii illaa
bimaa syaaa`, wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya`uuduhuu hifzhuhumaa, wa
huwal-‘aliyyul-‘azhiimAllah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia
mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak
mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya
meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha
Tinggi, Maha Besar.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 255)

‫سمِ يْع‬ ‫ام َل َها ۗ َو ه‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ص‬َ ‫سكَ ِب ْالعُ ْر َوةِ ْال ُوثْ َٰقى ََل ا ْن ِف‬ ِ ‫ت َويُؤْ مِ ْۢ ْن ِب ه‬
َ ‫اّلل َف َق ِد ا ْست َ ْم‬ َّ ‫ي ِ ۚ َف َم ْن َّي ْكفُ ْر ِب‬
ُ ‫الطا‬
ِ ‫غ ْو‬ ُّ َ‫َ َۤل ِا ْك َرا َه فِى ال ِ ِّدي ِْن ۗ َق ْد ت َّ َبيَّن‬
ِّ َ‫الر ْش ُد مِ نَ ْالغ‬
‫ع ِليْم‬
َ . laaa ikrooha fid-diin, qot tabayyanar-rusydu minal-ghoyy, fa may yakfur bith-thooghuuti wa
yu`mim billaahi fa qodistamsaka bil-‘urwatil-wusqoo lanfishooma lahaa, wallohu samii’un ‘aliim.
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
256)

ُ‫صحَٰ ب‬ ْ َ ‫ولئِكَ ا‬ ٓ َٰ ُ ‫ت ۗ ا‬ ُّ ‫غ ْوتُ ي ُْخ ِر ُج ْونَ ُه ْم ِ ِّمنَ النُّ ْو ِر اِلَى‬


ِ َٰ‫الظلُم‬ َّ ‫ت اِلَى النُّ ْو ِر ۗ َوالَّ ِذيْنَ َكف َُر ۤ ْوا ا َ ْول َٰ ِٓيــئ ُ ُه ُم‬
ُ ‫الطا‬ ُّ َ‫ي الَّ ِذيْنَ َٰا َمنُ ْوا يُ ْخ ِر ُج ُه ْم ِّمِن‬
ِ َٰ‫الظلُم‬ ‫َه‬
ُّ ‫َّللاُ َو ِل‬
َٰ
َ‫ار ۚ ُه ْم فِ ْي َها خ ِلد ُْون‬ َّ
ِ ‫الن‬. Allohu waliyyullaziina aamanuu yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilan-nuur,
wallaziina kafaruuu auliyaaa`uhumuth-thooghuutu yukhrijuunahum minan-nuuri ilazh-zhulumaat,
ulaaa`ika ash-haabun-naar, hum fiihaa khooliduun. “Allah Pelindung orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada
kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2:
Ayat 257)

‫ع َٰلى كُ ِِّل‬ َ َّ‫شا ٓ ُء َويُعَذِِّبُ َم ْن ي‬


‫شا ٓ ُء ۗ َو ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫ي ا َ ْنفُ ِس ُك ْم ا َ ْو ت ُ ْخفُ ْوهُ يُ َحا ِس ْب ُك ْم بِ ِه ه‬
َ َّ‫َّللاُ ۗ َفيَـ ْغف ُِر ِل َم ْن ي‬ ِ ‫ت َو َما فِى ْاَلَ ْر‬
ْ ۤ ِ‫ض ۗ َوا ِْن ت ُ ْبد ُْوا َما ف‬ ِ‫ِه‬
ِ ‫ّلل َما فِى السَّمَٰ َٰو‬
‫ش ْيءٍ قَ ِديْر‬َ . Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa in tubduu maa fiii anfusikum au
tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah, fa yaghfiru limay yasyaaa`u wa yu’azzibu may yasyaaa`,
wallohu ‘alaa kulli syai`ing qodiir. “Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya
Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia
kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 284)

َ ‫سل ِٖه َو َقالُ ْوا‬


َ َ ‫سمِ ْعنَا َوا‬
‫ط ْعنَا‬ ُ ‫اّلل َو َم َٰ ٓل ِئ َكت ِٖه َو ُكت ُ ِب ٖه َو ُر‬
ُ ‫سل ِٖه ََل نُف ِ َِّر ُق َبيْنَ ا َ َح ٍد ِ ِّم ْن ُّر‬ ِ ‫س ْو ُل ِب َم ۤا ا ُ ْن ِز َل اِ َل ْي ِه مِ ْن َّربِِّ ٖه َو ْال ُمؤْ مِ نُ ْونَ ۗ ُك ٌّل َٰا َمنَ ِب ه‬ َّ َ‫َٰا َمن‬
ُ ‫الر‬
‫صي ُْر‬ ْ
ِ ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َواِلَيْكَ ال َم‬ُ Aamanar-rosuulu bimaaa unzila ilaihi mir robbihii wal-mu`minuun, kullun
aamana billaahi wa malaaa`ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir
rusulih, wa qooluu sami’naa wa atho’naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal-mashiir. “Rasul
(Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah
kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)

‫ص ًرا َك َما‬ َ ‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل تَحْ مِ ْل‬


ْ ِ‫علَ ْين َۤا ا‬ َ ‫سبَتْ ۗ َربَّنَا ََل ت ُ َؤاخِ ْذنَ ۤا ا ِْن نَّ ِس ْين َۤا ا َ ْو ا َ ْخ‬
َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬
َ ‫سبَتْ َو‬ َ ‫سا ا ََِّل ُو ْسعَ َها ۗ لَ َها َما َك‬ ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
‫ِف ه‬ ُ ِّ‫ََل يُ َكل‬
‫علَى ْالقَ ْو ِم‬ َ ‫ص ْرنَا‬ ُ ‫ار َح ْمنَا ۗ ا َ ْنتَ َم ْو َٰلٮنَا فَا ْن‬
ْ ‫عنَّا ۗ َوا ْغف ِْر لَنَا ۗ َو‬ َ ‫ْف‬ ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ٖه ۚ َواع‬ َ ‫علَى الَّ ِذيْنَ مِ ْن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِ ِّم ْلنَا َما ََل‬ َ ٗ‫َح َم ْلت َه‬
َٰ ْ
َ‫الكف ِِريْن‬. Laa yukallifullohu nafsan illaa wus’ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat,
robbanaa laa tu`aakhiznaaa in nasiinaaa au akhtho`naa, robbanaa wa laa tahmil ‘alainaaa
ishrong kamaa hamaltahuu ‘alallaziina ming qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa
thooqota lanaa bih, wa’fu ‘annaa, waghfir lanaa, war-hamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal-
qoumil-kaafiriin. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani
kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami
memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung
kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

KISAH LENGKAP NABI KHIDIR

14 Juni 2016 · by Umat Indonesia · in Kisah Para Nabi. ·

wp-1465874988390.jpgAl-Khidr adalah nama yang diberikan kepada seorang nabi misterius dalam Surah
Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang Nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan
kepada Nabi Musa, asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan. Dalam
bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel, Khidr
dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap
Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Idris, Ilyas, dan Isa . Khidr abadi karena ia dianggap telah
meminum air kehidupan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Khidr adalah masih sama
dengan seseorang yang bernama Elia. Ia juga diidentifikasikan sebagai St. George. Di antara pendapat
awal para cendikiawan Barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidr dibentuk dari Yitro.”

Nabi Khidir adalah nabi yang masih hidup hingga kiamat datang, Nabi ini dinamakan Khidir yang berarti
hijau karena kedatangannya selalu membawa kehijauan disekitarnya, rumput yang awalnya kering akan
menjadi hijau subur jika didatangi Nabi Khidir. Berikut adalah ulasan singkat cerita/legenda rahasia umur
panjang Nabi Khidir AS hingga akhir zaman:

Ada seorang raja penguasa wilayah barat dan timur yaitu Raja Iskandar Zulkarnain, raja ini sangat
disegani dan ditakuti karena dapat manaklukan berbagai wilayah dari barat hingga timur. Namun
meskipun demikian raja ini tidak sombong dan merupakan salah seorang hamba Allah yang taat. Pada
tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnain mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan ditemani
oleh Malikat Rofi’il. Dalam perjalanannya sang raja bertanya kepada malikat bagimana ibadahnya para
penghuni langit dan malaikat pun menjelaskan bahwa para penghuni langit beribadah ada yang bersujud
terus hingga akhir zaman dan ada yng bertakbir terus hingga akhir zaman. Mendengar hal itu sang raja
ingin seperti para penghuni langit yang bisa beribadah hingga akhir zaman.

Malaikat Rofi’il memberitahu kepada Raja Iskandar Zulkarnain bahwa sesungguhnya Allah telah
menciptakan sumber mata air yang suci, jika seseorang meminum air dari mata air itu maka ia akan
kekal hingga akhir zaman kecuali jika ingin dimatikan. Namun mata air tersebut berada di bagian
belahan bumi yang sangat gelap. Mata air itu bernama Ainul Hayat, inilah mata air rahasia panjang umur
dari Nabi Khidir. Raja Iskandar Zulkarnain kemudian mengumpulkan semua ahli yang ada diseluruh
negeri untuk menafsirkan dimana letak tepatnya Ainul Hayat berada dan salah seorang diantaranya
mengetahui bahwa letaknya adalah dibagian tempat terbitnya matahari.

Raja Iskandar Zulkarnain beserta rombongannya mencari tempat tersebut dan menemukannya, salah
satu diantaranya rombongannya adalah Nabi Khidir yang juga pernah menjabat sebagai perdana
menteri. Setelah menemukan tempat Ainul Hayat, sang raja membawa pasukan khusus untuk masuk
bersamanya dan dalam pasukan itu Nabi Khidir ikut bersamanya. Mereka menempuh perjalanan selama
18 hari didalam gua itu tanpa melihat sinar matahari sekalipun.

Dalam perjalanan itu Nabi Khidir mendapat wahyu dari Allah bahwa Ainul Hayat terletak di tepi kanan
jurang dan hanya diperuntukkan untuknya saja. Setelah menerima wahyu itu, Nabi Khidir kemudian
menuju ketempat Ainul Hayat sendirian dan meminumnya tanpa sepengetahuan Raja Iskandar
Zulkarnain. Itulah sekilas cerita singkat tentang mata air Ainul Hayat yang merupakan rahasia Nabi Khidir
bisa berumur panjang hingga akhir zaman.

Cerita misteri tentang kebenaran Nabi Khidir masih hidup hingga kini yaitu:
Syaidina Ali mengaku pernah melihat Nabi Khidir berada di Ka’bah.

Salah seorang murid Syeikh Abu Hasan yaitu Al-Murshi mengaku pernah bertemu dengan Nabi Khidir
dan bahkan telah bersalaman dengannya. Dia bertanya kepada Nabi Khidir bagaimana keadaan arwah-
arwah orang muslim yang telah meninggal dunia, apakah mendapat siksaan atau tidak.

Abul Hasan asy-Syadzili mengaku pernah bertemu dengan Nabi Khidir di padang Aidzab.

Umar bin Sinan pernah berpapasan dengan Ibrahim al-Khawwash yang menceritakan bahwa dirinya
pernah bertemu dengan Nabi Khidir dalam perjalanannya

Dalam kisah literatur Islam, satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah
disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya; yang lainnya menganggapnya
sebagai nama julukan. Khidr telah disamakan dengan St. George, dikenal sebagai “Elia versi Muslim” dan
juga dihubungkan dengan Pengembara abadi. Para cendikiawan telah menganggapnya dan
mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius dan lain lain.

Al-Khidr secara harfiah berarti ‘Seseorang yang Hijau’ melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau
melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam situs
Encyclopædia Britannica, dikatakan bahwa Khidr memiliki telah diberikan sebuah nama, yang paling
terkenal adalah Balyā bin Malkān.

Menurut sebuah situs web, Khidr adalah sepupu Raja Dzul Qarnain dari pihak ibu. Menurut Ibnu Abbas,
Khidr adalah seorang anak cucu Nabi Adam yang taat beribadah kepada Allah dan ditangguhkan ajalnya.
Ibunya berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa Parsi.Kemudian Mahmud al-Alusi
menambahkan bahwa ia tidak membenarkan semua pendapat mengenai riwayat asal usul Nabi Khidr,
tetapi An-Nawawi mengatakan bahwa ia adalah seorang putra raja.

Al-Khidr (kanan) dan Dzu al-Qarnayn (yang selalu dihubungkan dengan Alexander the Great), takjub
dengan penglihatannya terhadap seekor ikan air asin yang kembali hidup ketika ditaruh ke dalam Air
Kehidupan.

Teguran Allah kepada Musawp-1465874099512.jpg

Kisah Musa dan Khidr dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas,
Ubay bin Ka’ab menceritakan bahawa dia mendengar Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya pada
suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu dia ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?”
Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku
ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”

Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman,
“Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di
situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu mencetuskan
keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi
Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.

Musa kemudiannya menunaikan perintah Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan
berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.

Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena
telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-
ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah SWT membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan
sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah
mati itu.

Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya’ tertidur dan ketika
terjaga, dia lupa untuk menceritakannya kepada Musa Mereka kemudiannya meneruskan lagi
perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya,

“ Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa
letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62) ”

Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang
diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada
Nabi Musa,

“ “Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa
(menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali
syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63) ”

Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan
dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk
kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya,
tempat bertemunya dua buah lautan.

“ Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
(Surah Al-Kahfi : 64) ”

Terdapat banyak pendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir. Ada yang mengatakan
bahawa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi dengan Parsia yaitu tempat bertemunya Laut
Merah dengan Samudra Hindia. Pendapat yang lain mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di
tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik. Di samping itu, ada juga yang mengatakan
bahwa lautan tersebut terletak di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara Teluk Suez
dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.

Persyaratan belajarwp-1465779468710.jpg

Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih
bersih. Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya. Khidir menjawab salamnya dan bertanya, “Dari
mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu” Jawab
Musa, “Aku adalah Musa.” Khidir bertanya lagi, “Musa dari Bani Isra’il?” Nabi Musa menjawab, “Ya. Aku
datang menemui tuan supaya tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah
diajarkan kepada tuan.”

Khidir menegaskan, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.”
(Surah Al-Kahfi : 67) “Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebahagian daripada ilmu
karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga
memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”

“ Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak
akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69) ”

“ Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70) ”

Perjalanan Khidr dan Musa


Demikianlah seterusnya Musa mengikuti Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri
Musa yang telah berjanji bahawa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi
Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.

Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka
bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir
memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya
mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.

Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang
bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut
membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali
mengingatkan janji Nabi Musa, dan dia diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap
segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela
untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka
kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak
bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal
terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa
untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa
tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok
rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa
dia tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan
untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.

Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa dia melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa
bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena
perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka
merampas perahu miliki rakyatnya.

Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa dia membunuh seorang anak karena kedua orang
tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan
ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan
lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah
milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Di dalam rumah tersebut tersimpan
harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia
dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa
harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih
menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola
peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.

Akhirnya Nabi Musa sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirya
mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan
seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut
atau dipelajari yaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-
Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan
ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa
gembira.

Saat mereka di dalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung lalu hinggap di ujung perahu
itu. Burung itu meneguk air dengan paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak
berbanding dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air laut ini karena diteguk
sedikit airnya oleh burung ini.”

Sebelum berpisah, Khidir berpesan kepada Musa: “Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya
orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula
apabila kamu melakukan kekhilafan, berputus asa dengan kekhilafan yang telah dilakukan itu.
Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan, wahai Ibnu `Imran.”

Hikmah kisah Khidir

Dari kisah Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting. Di antaranya adalah Ilmu merupakan
karunia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu
dibanding yang lainnya. Hal ini dikarenakan ada ilmu yang merupakan anugrah dari Allah SWT yang
diberikan kepada seseorang tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, yaitu ilmu yang dikhususkan
bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan terpilih)
Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan
kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang dialami. Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara
adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal
hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak di luar perintah dari guru. Kisah Nabi Khidir ini juga
menunjukan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.

AQIDAH ISLAM, PENGERTIAN DAN PEMBAGIANNYA

28 Maret 2016 · by Umat Indonesia · in Tak Berkategori. ·

image

Akidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap
sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi
Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kataal-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-
rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah dan terminologi, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh
dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya,
beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya,kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-
perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta
seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.

Pembagian akidah tauhid

Walaupun masalah qadha’ dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah
telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu
senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha’ dan
qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah
satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

1. Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)

mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.

2. Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1)

mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

3. Tauhid Al-Asma’ was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa
tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhidar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmadberkata: “Qadar
adalah kekuasaan Allah”. Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang
menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang
dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat
melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk
makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun
Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah
itu adalah kekuasaan Allah, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila
yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah
masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dan tidak boleh kita beribadah melainkan
hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40.

Aqidah Ahlak
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok
kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi
oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya [‫ ]أخَّلق‬yang artinya
tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang
telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan
spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul
madzmumah.

Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum
dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup
dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia.
Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang
aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.
Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman
Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang
kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah
dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan
menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”

Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul.
Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
www.islamislami.com

Provided By: WWW.ISLAMISLAMI.COM The Truth Islamic Religion. The only religion in the
sight of God is Islam” “If anyone desires a religion other than Islam, never will it be accepted of
him; and in the Hereafter, he will be in the ranks of those who have lost (their selves in the
Hellfire). Editor in Chief : Audi Yudhasmara, Associate Editors: Sandiaz Yudhasmara Senior
Advisory Editor: Dr Widodo Judarwanto, pediatrician, Dr Narulita Dewi SpKFR, email :
audiyudhasmara@yahoo.com Phone: 021-29614252 Mobile Phone 08992355752 PIN BBM
7413A117 Komunikasi dan Konsultasi online www.facebook.com/mediaindonesiasehat ***
Indonesia Medical Student – Facebook *** Mahasiswa Kedokteran Indonesia – Facebook
twitter: @audiyudhasmara facebook: www.facebook.com/Audi.Yudhasmara

KATA BIJAK ISLAMI SAYIDDINA IMAM ALI BIN ABI THALIB TERHEBAT SEPANJANG MASA

11 Desember 2017 · by Umat Indonesia · in kata mutiara, Kata Mutiara-Motivasi. ·

Kata Bijak Islami Sayiddina Imam Ali Bin Abi Thalib Terhebat Sepanjang Masa

‘Alī bin Abī Thālib adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi
Muhammad. Ali adalah sepupu dan sekaligus mantu Muhammad, setelah menikah dengan Fatimah az-
Zahra. Ia pernah menjabat sebagai salah seorang khalifah pada tahun 656 sampai 661. Menurut Islam
Sunni, ia adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Sedangkan Syi’ah berpendapat bahwa ia
adalah Imam sekaligus Khalifah pertama yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad

Kata Bijak Yang Luarbiasa Dari Sayiddina Imam Ali Bin Abi Thalib

Sesungguhnya wanita (sanggup) menyembunyikan cinta selama empat puluh tahun, namun tidak
(sangup) menyembunyikan kebenciaan walau hanya sesaat.

Tiga hal yang menyelamatkanmu, yaitu; takut kepada Allah, baik secara diam-diam maupun terang-
terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah
maupun ridha.
Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi; (pertama) tidak diketahui orang
pemberani kecuali dalam situasi perang. (kedua) tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika
sedang marah. (ketiga) tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh

Barang siapa yang dalam urusannya berada pada posisi tidak memikirkan akibatnya, maka dia telah
menghadapkan dirinya pada musibah yang besar

Diantara taufik adalah berhenti ketika ragu

Diantara amal kebajikan yang paling utama adalah; berderma di saat susah, bertindak benar ketika
sedang marah, dan memberi maaf ketika mampu untuk menghukum

Kebajikan adalah apa yang dirimu merasa tenang padanya dan hatimu merasa tentram karenanya.
Sedangkan dosa adalah yang jiwamu merasa resah karenanya dan hatimu menjadi bimbang

Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah,
maka ia tidak akan mencapai telinga

Janganlah engkau merendahkan seseorang karena kejelekan rupanya dan pakaiannya yang usang,
karena sesungguhnya Allah ta’ala hanya memandang apa yang ada dalam hati dan membalas segala
perbuatan

Janganlah engkau teregsa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah
diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali
engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu

Permulaan kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada
permulaannya dianggap sekadar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap
sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih
berat dari pada memulainya.

Memulai pekerjaan adalah sunnah, sedangkan memeliharanya adalah wajib.

Jika engkau ingin mengetahui watak seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran dengan mu. Sebab,
dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui kadar keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan
dan keburukannya.

Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan Sebab, akal bertemu dengan
akal.

5. Sebaik-baik kehidupan adalah yang tidak menguasaimu dan tidak pula mengalihkan perhatiaanmu
(dari mengingat Allah SWT).

Tanyailah hati tentang segala perkara karena sesungguhnya ia adalah saksi yang tidak akan menerima
suap
Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah
keimanan.

Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal karena sesungguhnya seseorang tersembunyi dibawah
lidahnya

Sesungguhnya hati memiliki keinginan, kepedulian, dan keengganan. Maka, datangilah ia dari arah
kesenangan dan kepeduliaannya. Sebab, jika hati itu dipaksakan, ia akan buta

Tidak ada kenikmatan di dunia ini yang lebih besar dari pada panjang umur dan badan yang sehat.

Kata-Kata Mutiara Sahabat RASULULLAH S.A.W Khalifah ke 4 Sayiddina Imam Ali Bin Abi Thalib.”

Jauhilah olehmu posisi mengemukakan alasan. Sebab, ada kalanya alasan justru menetapkan kesalahan
terhadap orang yang berdalih itu, meskipun dia bersih dari dosa itu

Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah
kehilangan akhlaknya yang termulia

Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah,
dan merusak kecintaan saudara

Janganlah engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang yang baik-baik.
Sebab, kedudukan teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan, sedangkan banyaknya adalah
kebinasaan.

Sebaik-baik teman, jika engkau tidak membutuhkannya, dia akan bertambah dalam kecintaannya
kepadamu, dan jika engkau membutuhkannya, dia tidak akan berkurang sedikitpun kecintaannya
kepadamu

Ada kalanya perang terjadi karena satu kalimat, dan ada kalanya pula cinta tertanam karena pandangan
sekilas

Perbuatan buruk yang menjadikanmu bersedih karenanya lebih baik di sisi Allah dari pada perbutan baik
yang membuatmu bangga

Siapa yang memandang dirinya buruk maka dia adalah orang yang baik. Dan siapa yang memandang
dirinya baik, dia adalah orang yang buruk.

Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan dimana bagiannya saling
menguatkan bagian yang lain.

Murah senyum itu bukti kasih, dan sabar itu kuburan aib.

Jika dunia mendatangi seseorang maka dia akan mencela kebaikan orang lain. Jika dunia
meninggalkannya maka dia akan menghilangkan kebaikan-kebaikan dirinya.
Janganlah memandang kepada siapa yang bicara, tetapi perhatikanlah apa yang ia bicarakan.

Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya.

Bergaullah dengan suatu manusia yang jika engkau mati mereka menangisi kepergianmu. Dan jika
engkau masih hidup mereka merindukanmu.

Jika engkau telah mengalahkan musuhmu maka jadikanlah sifat pemaaf kepadanya sebagai rasa syukur
atas kemenangan terhadapnya.

Dunia itu bangkai. Jika seseorang menginginkannya, hendaklah ia sabar bergaul dengan anjing-anjing.

Dunia adalah surga orang kafir. Sesuatu yang cepat (dunia) itu adalah cita-citanya, kematian adalah
kesengsaraannya dan neraka adalah tujuannya.

Mencintai dunia akan merusak akal, membisukan hati dari mendengarkan hikmah, dan menyebabkan
siksaan yang pedih

Jangan mengkritik orang bodoh karena dia akan membencimu, Tapi kritiklah orang yang berakal dia
akan mencintaimu.

100 KATA MUTIARA UNTUK WANITA

21 April 2017 · by Umat Indonesia · in Tak Berkategori. ·

Saat wanita sedang curhat lalu dia menangis, disitulah titik lelahnya seorang wanita saat menghadapi
keadaan yang dia rasakan. Mengertilah.

Sebaiknya bersikap biasa terhadap wanita. Apabila bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.

Sebenarnya mudah mengambil hati wanita karena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan
disayangi sepenuh jiwa.

Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita.Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati.

Seorang pria yang tidak tahu bagaimana menghargai wanita adalah pria yang tidak tahu bagaimana
menghargai ibunya

Seorg pria sejati tdk bisa dikelabui oleh matanya. Seorang wanita sejati tdk bersembunyi dibalik
penampilannya.

Hati wanita bisa memaafkan, tapi tidak untuk melupakan yg pernah singgah di pedalaman hatinya Maka
bila tak serius, jangan bermain dengannya.
Wanita bijak seperti angsa di atas air. Anggun meski tetap bekerja dan tetap tegar meskipun terluka.

Wanita menangis bukan karena mereka lemah, namun karena tela berpura-pura tersenyum meski
hatinya lemah.

Wanita bahagia bukan karena cantik penampilanya, tapi karena memiliki seorang pria yang mencintai
kepribadianya.

Wanita yang cantik dalam kesederhanaannya Adalah wanita cantik yang sesungguhnya.

Tidak ada lelaki yang bisa disebut sukses Kalau wanitanya tidak bahagia.

Wanita ingin dicintai tanpa sebuah alasan, bukan karena mereka cantik atau baik atau pintar, namun
karena mereka adalah mereka.

Wanita bijak fokus memperbaiki kekurangannya dibanding menyombongkan kelebihannya.

Wanita memang hebat, buktinya ketika hatinya menangis ia masih bisa berkata tidak apa-apa.

Siapapun pria yang memuliakan wanita maka ia telah menjaga hati kedua orang tuanya.

Wanita memang tidak sekuat laki-laki, tapi laki-laki akan sekuat itu jika tidak di sempurnakan oleh
wanita.

Sesibuk apapun wanita tak akan pernah ada alasan bagi dia untuk mengabaikan dan melupakan lelaki
yang dia sayangi.

Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan begitu pula sebaliknya. Itu semua sudah ditetapkan oleh
Tuhan.

Kecantikan tertinggi dari seorang wanita adalah kualitas yang menjadikannya diinginkan sebagai istri
dari seorang laki-laki dan ibu dari anak-anaknya.

Terkadang wanita itu bisa lebih kuat,pengertian,sabar,pantang menyerah. dari pada seorang pria

Tidakkah kau sadar, diamku menunjukkan betapaku terlalu lelah berjuang.. Bukan karena aku tak lagi
cinta, namun kau yg tak lagi sama..

Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan
mereka yang paling cantik.

Wanita paling tidak suka di kekang ketika dia mempunyai hubungan.

Wanita sulit u/ mncr sesuatu yg dia benci tntg org yg plg dia syg (krn itu bnyk wanita yg patah hati bila
hubungannya putus di tengah jalan)

Kata kata bijak akan menjadi sebuah kekuatan yang ampuh bagi seorang wanita dalam menghadapi
setiap permasalahan. Sebab dengan adanya suntikan kata kata bijak tersebut seorang wanita akan
semakin semangat dalam menjalani hidup. Hal ini jelas adalah sebuah keajaiban yang diciptakan oleh
kekuatan sebuah kata.

Dunia hanyalah persinggahan yang cepat maka jadikanlah sebagai lahan ketaatan

Jagalah kata, karena ia adalah senjata yang paling ampuh dalam menghancurkan hati

Lebih baik bicara apa adanya, daripada terlalu tinggi namun kenyataannya nol besar

Jangan pernah menyakiti seorang wanita, karena mereka adalah orang yang akan melahirkan anakmu
dengan penuh rasa sakit

Jika seorang wanita jatuh cinta dng seorang lelaki, lelaki itu akn sentiasa ada di pikirannya walaupun
kettka dia sdg dngn lelaki lain.

Jika sorang wanita jatuh cinta dgn seorang lelaki,lelaki itu akan sntiasa ada di pikirannya walaupun ktka
dia sedang dengan lelaki lain.

Kadang wanita memang susah dimengerti, makannya dari itu seorang pria harus lebih pintar berfikir dari
yang di inginkan seorang wanita.

Ketika seorang wanita menyembunyikan tangis utk lelakinya.. percayalah dia benar mencintaimu.

Laki-laki akan mengerti wanita jika dia ” wanita ” sudah acuh terhadapnya

Saat seorang wanita terdiam, saat itulah jutaan hal ada dalam pikirannya.

Lelaki soleh akan memilih wanita yang mampu menyejukan hatinya layaknya tetesan embun

Mereka yang mengatakan bahwa perempuan harus diperebutkan adalah salah besar, wanita bukan
untuk diperebutkan melainkan DIPERJUANGKAN

Sebaik-baik wanita adalah yang paling ringan mas kawinnya

Sebuah bangsa yang kokoh akan hancur jika wanita-wanitanya bejat dan melampaui batas

Wanita muslimah yang baik akhlaknya dan bijak pembawaannya laksana mutiara dilangit ketujuh, tak
sembarang orang bisa melihat dan menyentuhnya

Wanita yang baik adalah yang paham kebutuhan suaminya

Ya Tuhan Sesungguhnya aku cacat tanpa hidayahMu dan lemah tanpa rahmatMu, berikanlah aku
keduanya agar bisa dengan sungguh-sungguh mengabdi kepada Mu

10 DOA RASULULLAH PALING DAHSYAT

24 November 2017 · by Umat Indonesia · in Doa - Dzikir, Hadist. ·


Doa Mohon Curahan Rahmat Dan Ampunan. Allahumma innizhalamtu nafsi zhulman katsiran wala
yaghfirudz-dzunuba ilia anta, faghfirli maghfiratan min ‘indika warhamni innaka antal ghafiirur rahim.
“Ya Allah, aku telah banyak berbuat zhalim terhadap diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau, maka curahkanlah ampunan dan belas kasih kepadaku dari sisi-Mu.
Sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan
Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash dari Abu Bakar Shiddiq diterangkan, bahwa pada suatu ketika
Abu Bakar minta kepada Rasulullah agar berkenan mengajarkan sebuah doa. Maka Rasulullah kemudian
mengajarkan doa di atas, dan oleh Abu Bakar doa tersebut dibaca terus menerus setiap kali selesai
melakukan shalat. Imam An-Nawawi Al-Baghdadi memberikan keterangan, bahwa doa di atas sangat
baik dibaca sesudah melakukan ibadah shalat, bahkan dalam setiap kesempatan ketika merasa dirinya
banyak melakukan perbuatan dosa kepada Allah subhanahu watalla.

Doa Mohon Ampunan Dosa. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari
diterangkan, bahwa Rasulullah biasa membaca doa-doa di bawah ini, sekalipun beliau terpelihara dari
dosa. Karena itu, sudah selayaknya bagi setiap muslim membiasakan diri membaca doa di atas dalam
setiap waktu dan kesempatan, agar bisa selamat dari perbuatan dosa. Doa Mohon Ampunan Dosa:
Allahummagh firli khathi-ati wa jahli wa israfi fi amri kullih, wama anta a ‘lamu bihi minni. “Ya Allah,
ampunilah kesalahan, kebodohan dan keterlaluanku dalam segala urusan, dan ampuni pula segala dosa
yang Engkau lebih mengetahui daripada aku”Allahummagh firli khathayaya wa ‘amdi wa jahli wa hazli
wa kullu dzalika ‘indi. wa hazli wa kullu dzalika ‘indi. “Ya Allah, ampunilah kesalahan-kesalahan,
kesengajaan, kebodohan dan keterlaluanku, serta segala dosa yang terdapat pada diriku.”Allahummagh
firli ma qaddamtu wama akhkhartu wama asrartu wama a’lantu, antal muqaddimu, wa antal
mnakhkhiru, wa anta ‘ala kulli syai-in qadir. “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun
yang akan datang, yang rahasia maupun yang terang-terangan. Engkau Maha Terdahulu dan Maha
Terakhir, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Doa Mohon Petunjuk Allah. Allahumma inni as-aluka rahmatan min ‘indika tuhadi biha qalbi,,wa tajma’u
biha syamli, wa tarudda bihal fitana ‘anni, wa tushlihu biha dini Wa tahfazhu biha ghaibi, wa tarfa ‘u biha
syahidi wa tuzakki biha ‘amali, wa tubayyidhu biha waj-hi, wa tulhimuni biha rusydi, wa ta ‘shimuni tiha
min kulli su-in. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu curahan rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya
hatiku mendapat petunjuk, terkumpul segala yang bercerai-berai dan terhimpun segala yang tcrpisah-
pisah, tertolak segala fitnah atas diriku dan bertambah baik urusan agamaku, terpelihara segala sesuatu
yang jauh dariku dan terangkat apa yang dekat denganku, disucikan segala perbuatanku dan dicerahkan
wajahku, diberi ilham menuju petunjuk dan terpelihara diriku dari segala sesuatu yang jelek.”
Allahumma inni as-alukal fauza ‘indal qadha-i, wa manazilasy syuhada-i, wa ‘aisyas su ada-i, wan nashra
alal a’da-i, wa murafaqatal an-biya-i. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemenangan pada hari
persidangan di Mahsyar, bersama-sama para syuhada’ dan beroleh kehidupan sebagaimana orang-
orang yang beroleh kebahagiaan, serta beroleh pertolongan mengalahkan musuh dan berteman dengan
para nabi.” Allahumma ma qashura ‘anhu ra ‘yi, wa dha ‘ufa ‘anhu ‘amali, walam tablugh-hu niyyati wa
umniyati min khairin wa’adtahu ahadan min ‘ibadika au khairin anta mu ‘thihi ahadan min khalqika fa-
inni arghabu ilaika fihi wa as-aluka iyyahuya rabbal ‘alamin “Ya Allah, sungguh pendapatku sangat
sempit dan amalku sangat sedikit sehingga tidak tercapai niat dan cita-citaku terhadap kebajikan yang
telah Engkau janjikan kepada salah seorang hamba-Mu, atau kebajikan yang Engkau berikan kepada
salah seorang makhluk-Mu, maka aku sangat mendambakan semua itu atas janji-janji mulia-Mu. Aku
memohon kepada-Mu agar semua itu berada dan menjadi kenyataan pada diriku, wahai Tuhan seru
sekalian alam.” Allahummaj’alna hadina muhtadina ghaira dhallina wala mudhillin. Allahummaj’alna
harban ‘ala a ‘daika, wa sullaman li auliyaika, nuhibbu bihubbika man atha-aka min khalqika, wa nu’adi
bi ‘adawatika man khalafaka min khalqika. “Ya Allah, jadikanlah diri kami orang yang mendapat petunjuk
dan bisa memberikan petunjuk, tidak tersesat dan tidak pula menyesatkan, memerangi musuh dan
selamat beserta kekasih-Mu, mencintai orang-orang yang taat dan membenci orang-orang yang berbuat
maksiat kepada-Mu.” Allahumma hadzaddu ‘a-u wa ‘alaikal ijabah, wa hadzal jahdu wa ‘ailaikat tuklanu,
wa inna lillahi wa inna ilaihi raji ‘un, wa la haula wala quwwata ilia billahil ‘aliyyil ‘azhim. ” Ya Allah, ini
adalah doa yang aku panjatkan, dan hanya Engkau yang mengabulkannya. Dan inilah kemampuan
maksimal usahaku, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Kami milik Allah, dan hanya kepada-Nya
kami akan kembali. Tiada daya upaya untuk meninggalkan maksiat dan kekuatan untuk melakukan
ibadah kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” Dalam hadis riwayat Imam
Thabrani dari Ibnu Abbas diterangkan, bahwa suatu ketika Ibnu Abbas diutus ayahnya agar menemui
Rasulullah, yang ketika itu sedang berada di rumah Maimunah. Beliau tengah melakukan shalat sunat
Fajar dua rekaat sebelum melakukan shalat Shubuh. Setelah selesai shalat, beliau membaca sederetan
doa di atas. Untuk itu, sudah selayaknya bila setiap muslim membiasakan diri membaca doa-doa di atas
setiap pagi, lebih-lebih menjelang shalat Shubuh sesudah shalat sunat Fajar. Tentu petunjuk Allah serta
kebahagiaan hidup akan senantiasa menyertai dirinya.

Doa Mohon Kebahagiaan Yang Sempurna. Allahumma inni as-aluka minal khairi kullihi ‘ajilihi wa ajilihi
ma ‘alimtu minhu wama lam a’lam. Wa a’udzu bika minasy syarri kullih ‘ajilihi wa ajilihi ma ‘alimtu
minhu wama lam a’lam, wa as-alukal jannata wama qarraba ilaiha min qaulin au ‘amalin, wa a’udzu bika
minan nari wama qarraba ilaiha min qaulin au ‘amalin, wa as-aluka khaira ma sa-alaka bihi ‘abduka wa
rasuluka muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa a’udzu bika min syarri masta’adzaka minhu
‘abduka wa rasuluka muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallam, wama qadhaita li amran faj’al
‘aqibatahu rasyadan birahmatika ya arhamar rahimin. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu segala
kebajikan secara spontan maupun ditangguhkan, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui.
Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan secara spontan maupun ditangguhkan, baik yang aku
ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Aku memohon sorga kepada-Mu beserta sarana yang
mendekatkannya, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka
beserta sarana yang mendekatkannya, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Aku memohon kepada-
Mu kebajikan sebagaimana yang dimohon oleh hamba dan utusan-Mu Muhamad, dan aku berlindung
kepada-Mu dari segala perkara yang hamba dan Utusan-Mu Muhamad berlindung. Aku memohon
kepada-Mu agar segala yang Engkau anugerahkan kepadaku membawa dampak yang positip atas berkat
rahmat-Mu, wahai Dzat Yang sangat Maha Pengasih di antara yang maha kasih.” Dalam hadis riwayat
Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Aisyah diterangkan, bahwa Rasulullah telah memerintahkan kepada
Aisyah agar membiasakan diri membaca doa di atas, agar memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan
yang sempurna lagi abadi. Untuk itu, sudah selayaknya bila setiap muslim mengkontinukan bacaan doa
di atas, agar dapat meraih kehidupan yang baik lagi sempurna.

Doa Terpelihara Dari Cela. Allahummastur ‘aurati, wa amin rau’ati, wa aqilla ‘atsarati wahfazhni min
baini yadayya wa min khalfi, wa ‘an yamini wa ‘an syimali wa min fauqi, wa a ‘udzu bika an ughtala min
tahti. “Ya Allah, tutuplah cacat-celaku, hilangkanlah kekhawatiranku, dan kurangilah kesalahan-
kesalahanku. Peliharalah diriku dari segala kejelekan, baik dari arah muka maupun belakang, dari arah
kanan maupun kiri, dari arah atas maupun bawah yang datang secara tiba-tiba.” Dalam hadis riwayat
Imam Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Umar diterangkan, bahwa Rasulullah setiap
pagi dan sore sama sekali tidak pernah meninggalkan bacaan doa di atas. Bahkan setiap waktu dan
kesempatan beliau selalu membacanya, hingga kemudian menjadi insan yang paling sempurna. Untuk
itu, sudah selayaknya bagi setiap muslim membiasakan diri membaca doa di atas, agar cacat dan celanya
senantiasa ditutap oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Doa Mohon Rizki Yang Halal Allahumma ikfini bi halalika ‘an haramika, waghnini bifadhlika ‘amman
siwaka. ” Ya Allah, cukupilah kehidupanku dengan rizki-Mu yang halal, dan jauhkanlah diriku dari
sesuatu yang telah Engkau haramkan. Dan dengan curahan anugerah-Mu, jauhkanlah diriku dari
meminta sesuatu kepada selain Engkau.” Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib
diterangkan, bahwa ada seorang hamba mukatab (yang sedang menebus dirinya untuk merdeka) datang
menghadap kepada Ali, seraya berkata: “Ya Ali, saya tidak sanggup lagi mencicil bayaran untuk
memerdekakan diriku. Maka tolonglah aku.” Jawab Ali: “Saudara, adakah engkau rela sekiranya aku
mengajarkan sebuah doa yang telah diajarkan Rasulullah kepadaku, yang apabila engkau baca akan
mengentaskan dirimu dari kekurangan?” Jawab hamba mukatab: “Ya, aku senang sekali menerimanya.”
Lalu Ali berkata: “Seandainya engkau mempunyai hutang emas sebesar gunung, kemudian engkau
membiasakan diri membaca doa: Allahumma ikfini bi halalika ‘an haramika, tentu Allah akan
memberimu kemudahan rizki untuk melunasinya.” Jadi, bagi seorang muslim yang membiasakan diri
membaca doa di atas akan diberi kelapangan rizki yang halal oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan
kalau ia banyak hutang, akan diberi kemudahan untuk mengembalikan hutangnya. Untuk itu, sudah
selayaknya bagi setiap muslim membiasakan diri membaca doa di atas, baik setiap pagi, sore maupun
dalam kesempatan kapan saja dan dimana saja

Doa Mohon Kelanggengan Nikmat. Allahumma innni a’udzu bika min zawali ni’-matika wa tahawwuli
‘afiyatika wa fuja-ati niq-matika wa jami ‘i sakhatika. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
hilangnya nikmat yang telah Engkau anugerahkan dan lunturnya keselamatan yang telah Engkau berikan
kepadaku. Dan aku berlindung kepada-Mu dari datangnya musibah dan segala murka-Mu yang datang
dengan tiba-tiba.” Dalam hadis riwayat Imam Muslim dan Abi Dawud. dari Abdillah bin Umar
diterangkan, bahwa Rasulullah membiasakan diri membaca doa di atas. Untuk itu, sudah selayaknya bila
setiap muslim senantiasa membiasakan diri membaca doa di atas, agar terhindar dari segala musibah
dan mendapatkan curahan nikmat serta keselamatan yang terus menerus lagi abadi.

Doa Selamat Dari Fitnah. Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannam, wa a’udzu bika min ‘adzabil
qabri, wa a ‘udzu bika min fitnati masihid dajjali, wa a ‘udzu bika min fitnatil mahya wal mamati, wa a
‘udzu bika minal ma ‘tsami wal maghrami, wa a ‘udzu bika min syarri fitnatil ghina wa min syarri fitnatil
faqri, wa a ‘udzu bika min syarri sam ‘i, wa min syarri bashari, wa min syarri lisani, wa min syarri qalbi wa
a ‘udzu bika min an uradda ila ardzalil ‘umuri, wa a ‘udzu bika min an amuta fi sabilika mudbiran. ” Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal yang pembohong. Aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah hidup dan fitnah mati. Aku berlindung kepada-Mu dari banyaknya dosa dan hutang. Aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekan fitnah kaya dari kejelekan fitnah fakir. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan dan hatiku. Aku berlindung kepada-Mu dari di
kembalikan kepada umur yang terlalu tua. Dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan
ingkar kepada agama-Mu.” Dalam hadis riwayat Imam Ashhabus-Sunan dari Ibnu Abbas diterangkan,
bahwa Rasulullah senantiasa membiasakan diri membaca doa di atas. Beliau mengharapkan agar bisa
selamat dari segala bentuk fitnah dan musibah, baik ketika masih hidup maupun sesudah mati. Untuk
itu, sudah selayaknya bagi setiap muslim, lebih-lebih yang hidup di zaman kini yang banyak terjadi
fitnah, bila membiasakan diri membaca doa di atas, agar memperoleh keselamatan dari segala bentuk
fitnah.

Doa Berlindung Dari Kejelekan. Allahumma inna nas-aluka min kulli khairin ma sa-alaka minhu nabiyyuka
muhdmmad, wa na’udzu bika min kulli syarrin masta’adzaka minhu nabiyyuka muhammad, wa antal
musta ‘anu wa ‘alaikal balaghu wa la haula wa la quwwata illa billah. “Ya Allah, aku memohon kepada-
Mu segala kebajikan sebagaimana yang dimohon oleh nabi-Mu Muhamad. Dan aku berlindung kepada-
Mu dari segala kejelekan sebagaimana yang nabi-Mu Muhamad mohon perlindungan. Engkaulah Yang
Maha Pemberi Pertolongan, dan kepada-Mulah puncak segala pengharapan. Tiada daya upaya untuk
meninggalkan maksiat dan tiada kekuatan untuk melakukan ibadah kecuali atas pertolongan Allah.”
Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Umamah diterangkan, bahwa Rasulullah senantiasa berdoa
dengan doa-doa yang belum banyak dihafal oleh para sahabat. Lalu Umamah berkata: “Ya Rasulallah,
engkau banyak memanjatkan doa dengan doa-doa yang kami belum menghafalnya.” Jawab Rasulullah:
“Ya Umamah, maukah sekiranya aku menunjukkan kepadamu sebuah doa yang sudah mencakup dari
keseluruhan doa itu?” Jawab Umamah: “Ya, aku senang sekali.” Lalu Rasulullah bersabda: “Bacalah doa:
Allahumma inna nas-aluka min kulli khairin,” sebagaimana doa di atas. Untuk itu, sudah selayaknya bila
setiap muslim membiasakan diri membaca doa tersebut, agar mendapatkan kesempurnaan dalam
mengarungi hidup dan kehidupan

Doa Mengalahkan Lawan. Allahumma taqabbal taubati waghsil haubati wa ajib da ‘wati wa tsabbit
hujjati wa saddid lisani wahdi qalbi waslul sakhimata shadri. Allahumma taqabbal taubati waghsil
haubati wa ajib da ‘wati wa tsabbit hujjati wa saddid lisani wahdi qalbi waslul sakhimata shadri. “Ya
Allah, terimalah taubatku, hilangkanlah kekhawatiranku, kabulkanlah doaku, tegarkanlah
argumentasiku, pertajamlah pembicaraanku, tunjukkanlah hatiku, dan hilangkanlah perasaan dengki
yang menyelimuti dadaku.” Dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas
diterangkan, bahwa Rasulullah senantiasa membiasakan diri membaca doa di atas. Untuk itu, sudah
selayaknya bagi setiap muslim membiasakan diri membaca doa di atas, agar dapat mengalahkan lawan
dalam beradu argumentasi di tengah pengembangan dakwah. Dengan membaca doa di atas, lawan akan
jatuh mental, hingga dapat menerima setiap yang disampaikan.
Doa Keselamatan Lahir Batin. Allahumma ‘afinifi badani, allahumma ‘afini fi sam’i, allahumma ‘afini fi
bashari, allahumma inni a ‘udzu bika minal kufri walfaqri, allahumma inni a ‘udzu bika min ‘adzabil qabri,
la ilaha illa anta. “Ya Allah, berilah keselamatan pada badanku. Ya Allah, benlah keselamatan pada
pendengaranku. Ya Allah, berilah keselamatan pada penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan
yang pantas disembah kecuali engkau. Dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Abdurrahman bin Abi
Bakrah diterangkan, bahwa suatu ketika Abdurrahman pernah bertanya kepada ayahnya: “Ayahku, aku
mendengar setiap pagi dan sore engkau selalu membaca doa Allahumma ‘afini (di atas) tiga kali.
Mengapa itu ayah lakukan?” Jawab ayahnya: “Aku mendengar Rasulullah senantiasa membaca doa itu.
Karenanya, aku ingin sekali mengikuti sunah beliau.” Jadi, sudah selayaknya bila setiap muslim mengikuti
sunah Rasul dengan membiasakan diri membaca doa di atas setiap pagi dan sore tiga kali. Apabila itu
dilakukan, tentu Allah akan menganugerahkan kepadanya keselamatan lahir batin. Sehat jasmani dan
sehat rohani sehingga menjadi hamba Allah yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai