Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUASIN


Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang
Kabupaten Banyuasin

PENGOLAHAN ASET PADA DINAS


KABUPATEN BANYUASIN

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional


dan Uji Kompetensi

Disusun Oleh :
Ayu Azhari
Agus Widodo
Deni
Novan Ramadhan
Nur Izza Syakh-Syakiyah

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTICULTURA


SMK NEGERI 1 MUARA TELANG
TAHUN 2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Oleh :

1. Ayu Azhari
2. Agus Widodo
3. Deni
4. Novan Ramadhan
5. Nur Izza Syakh-Syakiyah

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil
di SMK Negeri 1 Muara Telang

Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ketua BPP Muara Telang

Tri Cahyo Saputro, S.P Zamrudin Edi Sarwono, S.P

Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Muara Telang

Ridhuan, S.Pd.,M.Si

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Industri dan dapat menyusun laporan ini dengan baik guna memenuhi syarat
mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil di SMK Negeri 1 Muara Telang.
Laporan Praktek Kerja Industri ini dapat disusun dengan baik berkat
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk kami. Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ridhuan, S.Pd.,M.Si selaku Kepala SMK Negeri 1 Muara Telang
yang telah memberi kesempatan pada kami untuk melaksanakan Praktek
Kerja Industri.
2. Bapak Tri Cahyo Saputro, S.P selaku Pembimbing I dan ketua jurusan
program keahlian agribisnis tanaman pangan yang telah mempersiapkan
administrasi, tempat praktik, serta memberikan pembekalan kepada siswa
praktik.
3. Bapak Zamrudin selaku Pembimbing II yang telah memberikan izin pada
kami untuk melaksanakan praktik.
4. Bapak Edi Sarwono, S.P sebagai Guru pembimbing Eksternal dan Ketua
Korlap BP3K Kecamatan Muara Telang dalam praktik.
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan laporan ini.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas
segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.
Telang Makmur, November 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Tujuan Prakerin .............................................................................................1

1.3 Tujuan Laporan .............................................................................................2

BAB II GAMBARAN UMUM .........................................................................3

2.1 Potensi Wilayah ...........................................................................................3

2.2 Potensi Sumber Daya Alam ..........................................................................3

2.3 Potensi Sumber Daya Manusia .....................................................................3

BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN .........................................................6

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................6

3.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................6

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................26

4.1 Penyakit Tanaman Padi .................................................................................26

4.2 Pemecahan ....................................................................................................26

BAB V PENUTUP............................................................................................26

5.1 Kesimpulan..................................................................................................26

5.2 Saran............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................27

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Industri Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik
dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara
terarah untuk membentuk keahlian dan mental siswa agar pada saat lulus dari
SMK siap terjun dalam dunia kerja.
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan perwujudan
kebiksanaan dari metode “Link and Match” yang dalam prosesnya dilaksanakan
pada dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia industri. Hal ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan mutu dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
mencapai tujuan yang relevan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja. Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa
yang akan mengakhiri jenjang pendidikan kejuruan harus melaksanakan Praktek
Kerja Industri (Prakerin) di industri-industri.
Praktek Kerja Industri di laksanakan dengan harapan sebagai siswa yang
telah lulus, dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diterima
oleh sekolah, sehingga apabila dikemudian hari siswa bekerja di perusahaan dapat
mengembangkannya. Kegiatan penyelenggaraan Prakerin diharapkan dapat
meningkatkan keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi : kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja.

1.2 Tujuan Prakerin


1. Menerapkan ilmu yang diterima di sekolah kemudian dipraktekkan di
perusahaan-perusahaan atau lapangan kerja. Sebagai studi perbandingan
antara yang diterima di sekolah dengan kenyataan di lapangan.
2. Memperluas wawasan siswa terhadap jenis-jenis karya yang ada pada
bidang yang bersangkutan/tempat praktek.

1
3. Membekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja
sebagai persiapan guna menghadapi tantangan dalam dunia kerja dan
masyarakat.
4. Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari pelajaran teori dan
praktek.
5. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa.

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan


Setiap laporan pasti mempunyai tujuan, demikian juga penyusunan
laporan Praktek Kerja (Prakerin) ini. Penyusun mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Menginventarisir artinya mencatat atau mendaftar barang-barang milik
kantor gedung pertanian di Desa Mukti Jaya, kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan selama praktek di tempat praktik.
2. Melatih menggunakan/mengungkapkan data-data dan mengolah sesuatu
yang dipraktekkan/dilakukan di lapangan yang disusun dalam suatu karya
ilmiah.
3. Untuk melatih keterampilan siswa dalam menyusun karya ilmiah.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Potensi Wilayah


Mukti Jaya adalah salah satu desa yang dianggap minim sumber daya
Mukti Jaya terletak di Kecamatan Muara telang, Kabuptaten Banyuasin, Provinsi
Sumatra Selatan. Desa ini Tertinggal disebabkan oleh tiga hal, yaitu keterisolasian
penduduk, sumber daya alam yang terbatas air, dan keterbatasan sumber daya
manusia. Ketertinggalan ini menyebabkan warganya kesulitan memperoleh hak-
hak dasar untuk hidup, seperti memperoleh pelayanan kesehatan.

2.2 Potensi Sumber Daya Alam


Luas Desa Mukti Jaya seluruhnya 1.321 Ha, terletak di Kecematan Muara
Telang Kabupaten Banyuasin.
Sebelah Utara : Telang Jaya dan Mekar Mukti
Sebelah Selatan : Mekar Sari
Sebelah Barat : Mekar Mukti dan Mekar Sari
Sebelah Timur : Telang Makmur dan Upang Jaya
Orbitasi jarak untuk akses menuju desa yaitu :
Jarak ke kecamatan : ± 8 KM
Jarak ke kabupaten : ±95 KM
Jarak ke Provinsi : ±80 KM
Pada data diatas bersumber dari profil Desa Mukti Jaya 2018. Pada umumnya
Desa Mukti Jaya sangat cocok untuk lahan pertanian, peternakan dan perkebunan.

2.3 Potensi Sumber Daya Manusia


a. Jumlah Penduduk Desa Mukti Jaya
Jumlah Penduduk Desa Mukti Jaya, Kecematan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.

3
Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Mukti Jaya
No Penduduk Jumlah
1 Laki-laki 1.254 Orang
2 Perempuan 1.230 Orang

Jumlah 2.484 orang


Sumber : Buku Profil Desa Mukti Jaya 2018
Pada Tabel diatas bersumber dari Buku Profil Desa Mukti Jaya yang di peroleh
pada tahun 2018.
b. Mata Pencaharian
Adapun mata pencaharian penduduk di Desa Mukti Jaya yaitu secara
turun temurun sebagian besar adalah pertanian dan beberapa
klasifikasi.
Tabel 2
Jumlah Mata pencaharian Penduduk Desa Mukti Jaya
No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
1 Petani 200 Orang 95 Orang
2 Pengawai Negeri Sipil 5 Orang 5 Orang
3 Peternak 2 Orang -
4 TNI - -
5 POLRI - -
6 Pengusaha kecil dan menegah 14 Orang 14 Orang
7 Dukun Kampung Terlatih 1 Orang -
8 Karyawan Perusahaan Swasta 1 Orang -
Jumlah Total Penduduk 2.484Orang
Sumber : Buku Profil Desa Mukti Jaya 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan penduduk Desa Mukti Jaya
sebagian besar mata pencahariannya dari bertani sebanyak 295 orang dan beternak
sebanyak 2 orang, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 10 (Sepuluh) orang, TNI
sebanyak 2 (dua) orang, pengusaha sebanyak 28 (dua puluh lapan) orang, POLRI

4
sebanyak 1 orang, dukun kampung sebanyak 1 (satu) orang. Desa Mukti Jaya
Kecematan Muara Telang Kabupaten Banyuasin terbagi 7 yaitu:
 Melayu
 Betawi
 Sunda
 Jawa Tengah
 Jawa Timur
 Madura
 Bali
c. Kelembagaan Masyarakat
Tabel 3
Kelembangaan masyarakat Desa Mukti Jaya
Lembaga Masyarakat Jumlah
Kelompok Tani 18
PKK 1
Karang taruna 1
P3MS 1
Majelis ta’lim 3
Penyuluhan Pertanian 1
Total 25

Pada Tabel 3 diatas menunjukkan kelembagaan masyarakat Desa Mukti


Jaya, data tersebut di peroleh dari hasil wawancara dari pemerintah setempat dan
toko masyarakat Desa Mukti Jaya.

5
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Magang ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2018
sampai dengan tanggal 30 November 2018 yang bertempat di Desa Mukti Jaya.
a. Melakukan Observasi
b. Mengamati Petani dalam penanaman dan pengelolahan tanaman padi

3.1.1 Waktu
Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) budidaya tanaman padi ini
dilakukan pada semester I (Gazal), selama 6 (Enam) bulan dimulai pada tanggal
25 Juli 2018 sampai dengan tanggal 30 November 2018.

3.1.2 Tempat
Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) budidaya tanaman padi ini
dilakukan Desa Mukti Jaya Jembatan 2 Jalur 10, Kecamatan Muara Telang
Kabupaten Banyusin Provinsi Sumatra Selatan.

3.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal Kegiatan dibuat sesuai dengan materi yang telah disusun oleh
pihak sekolah dimulai dari kegiatan pokok, kegiatan sosial masyarakat, kegiatan
yang dilakukan dirumah induk gaboktan masing-masing. Jadwal Praktek Kerja
Industri yang telah kami lakukan dapat dilihat pada lampiran 1.

Pembahasan :
1. Pola Penggunaan Lahan
merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang
biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji
dari beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang
benar-benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin,
misalnya melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan
jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam

6
karakteristik alami yang disebutkan Penggunaan Lahan diatas. Penggunaan lahan
berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya
permukiman, perkotaan dan persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan
pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian penggunaan lahan biasanya
digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa kini (present or current land use).
Oleh karena aktivitas manusia di bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering
ditujukan pada perubahan penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Petani belum menyadari sepenuhnya bahwa ada pemanfaatan lahan
pekarangan mampu meningkatkan pendapatan dan tentunya mampu memenuhi
kebutuhan terhadap masyaraka,terutama komoditas holtikultura seperti sayuran
dan tanaman hias
Pola penggunaan lahan yang di lakukan di Desa Mukti Jaya yaitu dengan
menggunakan lahan perkebunan yaitu pada tanaman cengkeh,kopi,dan merica
yang di lakukan panen 1 kali dalam setahun, selain bertanam cengkeh, kopi, dan
merica juga melakukan budidaya padi yang terkadang hanya dilakukan sekali
dalam setahun akibat faktor air sehingga penggunaan lahan yang tidak maksimal.
2. Teknik Produktif
Teknik produksi tanaman padi meliputi penyiapan lahan, Persemaian,
Penanaman, Pemeliharaan, Panen, Pasca panen, Pemasaran hasil.
a. Penyiapan lahan
1) Pembajakan lahan
Pembajakan menggunakan alat hand traktor sebelum pembajakan,
lahan di semprot dengan herbisida Gramaxone, setelah rumput menguning
satu atau dua hari, kemudian lahan digenangi 5-6 hari. setelah
penggenangan lahan di laakukan pembajakan. pembajakan dilakukan 2
kali pembajakan pertama dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam,
pembajakn kedua dilakukan 3-4 hari sebelum tanam. Kedalamanan
pembajakan 15-25 cm. Setelah di bajak tanah harus segera di genangi air
untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan menghindari

7
hilangnya Nitroggen , juga melunakkan bongkahan tanah penggenangan di
lakukan selama seminggu. Tujuannya untuk, memperbaiki airase dan
drainase, menciptakan tanah bersetruktur Lumpur, menciptakan lapisan
kendap tanah, memberantas gulma dan meratakan tanah.

2) Penggaruan
Setelah pembajakan ke-2 dilakukan penggaruan (meratakan tanah)
1-2 hari sebelum tanam sebelum penggaruan lahan dikeringkan terlebih
dahulu di tinggalkan sedikit membasahi bongkahan-bongkahan tanah
selama penggaruan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup untuk
menjaga supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan.
penggaruan dilakukan dengan cara berlawanan dengan arah hasil bajakan
sebelumnya. Tujuan agar bongkahan tanah benar-benar hancur, setelah
lahan selesai di garu maka lahan tersebut harus diairi selama seminggu
untuk persiapan penanaman.

8
3) Perbaikan pematang/Galengan
Sebelum penggarapan sawah di mulai , galengan harus di perbaiki ,
di buat cukup tinggi,
agar dapat menahan dengan baik. sebab dalam penggarapan sawah , air
tidak boleh keluar.
Perbaikan pematang menggunakan alat manual yaitu menggunakan alat
cangkul.
4) Perbaikan saluran air
Saluran-saluran pengairan perlu diperbaiki dan di bersihkan dari
rumput. ini akan mencegah kehilangan air pengairan, mengurangi
terbawanya biji gulma kedalam petakan-petakan sawah

b. Persemaian
Persemaian harus di siapkan sebaik-baikan, agar di peroleh bibit
yang baik, sehingga pertumbuhan tanaman di sawah akan baik. Pembuatan
lahan persemaian lahan persemaian dibuat bedengan mengarah kearah
Utara Selatan, karena penyinaran matahari dapat masuk sepenuhnya
diareal persemaian.
Bedengan dibuat dengan ukuran :
Tinggi : 15 cm
Lebar : 120 cm
Panjang : tergantung panjang petakan .

9
Di antara bedengan di buat selokan selebar 30 cm untuk memudahkan ,
penaburan benih, pengairan, pencabutan bibit.
1) Seleksi Benih
Jenis padi yang ditanam di daerah Kabupaten Banyuasin kususnya Mukti
Jaya yaitu Serang. Jumlah kebutuhan benih sebanyak 25 kg /ha.
Cara untuk seleksi benih yaitu :
a) benih padi di masukan ke dalam ember yang berisi air bersih
b) kemudian air di aduk sampai kelihatan terapung
c) setelah itu benih yang terapung di ambil lalu di buang, di lakukan 3-4
kali sampai benih-benih tidak ada yang terapung lagi.
Tujuan seleksi benih yaitu untuk mendapatkan benih yang bermutu, tidak
keriput/tidak berisi, dan pertumbuhannya sempurna. Alat yang di
gunakannya ember yang berisi air.
2) Perendaman
Perendaman adalah proses merangsang benih untuk tumbuh, untuk
memberikan keluesan pada gabah untuk menghisap air secukupnya.
perendaman bgenih di lakukan dengan cara benih di masukkan ke dalam
karung lalu di rendam di air yang bersih selama 1 hari 1 malam (24 jam)
dan di letakkan di tempat aliran air yang mengalir, supaya keadaan air
tetap bersih. perendaman benih yang berhasil yaitu benih membengkak
dan di ujung benih padi keluar titik putih.
3) Pemeraman
Sebelum pemeraman, benih yang sudah di rendam di campur
menggunakan insektisida cruiser selanjutnya di lakukan pemeraman.
Pemeraman benih tidak banyak memerlukan air tetapi pemeraman benih
sangat membutuhkan O2 (Oksigen). Pemeraman di lakuakan untuk
memeper cepat perekembengan akar dan calon lembaga.
Langkah – Langakah dalam pemeraman benih yaitu :
a) Media yang di gunakan harus mudah menyerap air (Hygroskopis),
misalnya karung goni
b) Benih padi di masukkan ke dalam karung kemudian di ikat rapat

10
c) Media pemeraman harus selalu basah dan lembab, lamannya pemeraman 2
hari 2 malam (48 jam). Ciri-ciri pemeraman benih berhasil yaitu sudah
keluar calon akar, keluar calon batang.

4) Penaburan Biji
Biji padi harus dipilih yang bertunas baik, caranya biji direndam
terlebih dahulu. Biji-biji yang bertunas baik akan tenggelam sedangkan
yang biji-biji yang hampa akan mengapung. Selain untuk menyortir biji
yang bertunas baik dan yang tidak, perendaman juga berfungsi agar biji
padi lebih cepat berkecambah. Peredaman dapat dilakukan selama 24 jam
dan selanjutnya biji yang bak diambil dan di peram dengan cara dibungkus
memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dapat dilakukan selama 8
jam. Jika biji telah berkecambah, selanjutnya biji disebar di aera
pesemaian secara merata.

11
5) Pemeliharaan persemaian
Setelah gabah di tabur, persemaian di airi secara renbesan, caranya
ialah dengan memasukkan air pengairan ke dalam selokan di antara
bedengan. Tujuannya supaya benih mendapatkan cukup Oksigen dari
udara, sehingga pertumbuhan bibit lebih cepat. Dengan makin tingginya
bibit di persemaian, air dapat baerangsur-angsur di naikkaj menjadi 1-5
cm. Untuk mencegah terhadap kemungkinan serangan hama, persemaian
di semprot dengan inteksitida 10-12 hari setelah penaburan.
c. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
 Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap
untuk ditanami bibit padi.
 Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it
tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.
 Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Memindahkan bibit
 Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari
(tergantung jenis padinya, genjah/dalam) dapat segera
dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
 Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus
diperhatikan adalah sistem larikan (cara tanam), jarak
tanam, hubungan tanaman, jumlah tanaman tiap lobang,
kedalam menanam bibit, cara menanam.
d. Pemeliharaan
1) Penyulaman dan penyiangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman yaitu bibit
yang digunakan harus jenis yang sama, bibit yang digunakan merupakan

12
sisa bibit yang terdahulu, penyulaman tidak boleh melelewati 10 hari
setelah tanam, selain tanaman pokok (tanaman pengganggu) supaya
dihilangkan.

2) Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan
sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan/produksi.

3) Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan menjadi pengairan secara terus-
menerus dan pengairan secara piriodik. Pengairan berselang atau disebut
juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan
tergenang secara bergantian untuk:

13
 Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi
lebih luas
 Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara
sehingga dapat berkembang lebih dalam
 Mencegah timbulnya keracunan besi
 Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang
menghambat perkembangan akar.
Pengairan berselang memberi kesempatan kepada akar untuk berkembang
lebih baik, pengairan berselang mengurangi kerebahan, mengaktifkan
jasad renik mikroba yang bermanfaat, mengurangi kerebahan, mengurangi
jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah),
menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen,
memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah),
memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran
hama wereng coklat dan penggerek batang, mengurangi kerusakan
tanaman padi karena hama tikus.
Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara
ini dilakukan bergantung pada:
 Jenis tanah; tanah yang tidak bias menahan air sebaiknya hati-hati
dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis
tanah berat;
 Pola pengairan di wilayah setempat; kalau pengairan sudah
ditetapkan berselang setiap 3 hari maka pola pengairan yang sudah
ada ini saja yang diikuti. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan
karena drainase jelek, pengairan berselang tidak perlu
dipraktekkan.
Cara pengairan berselang:
1) Tanam bibit dalam kondisi sawah macakmacak;
2) Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10
hari;
3) Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari);

14
4) Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi
setinggi 5 cm;
5) Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi
setinggi 5 cm.
Pengairan berselang memerlukan pengaturan kapan lahan digenangi dan
dikeringkan. Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia
pembungaan. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen,
lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan. Sepuluh hari
sebelum panen lahan dikeringkan.
4) Pengendalian Hama dan Penyakit
a) Hama yang menyerang tanaman padi
o Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : Menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian : Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,
melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun. Menggunakan
BVR atau Pestona.
o Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala : Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan,
pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: BVR atau Pestona.
o Wereng
Penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), Wereng
padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Wereng penyerang daun
padi : Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala : Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok
tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian : Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan
wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan

15
lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan
kumbang lebah. Penyemprotan BVR.
o Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna
coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir
padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: Bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti
jangkrik, laba-laba. Penyemprotan BVR atau Pestona.

o Tikus Sawah
Tikus sawah merupakan hama utama penyebab kerusakan terbesar
tanaman padi. Tikus sawah merusak tanaman padi mulai dari
semai, panen bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi
apabila tikus menyerang padi yang sudah tidak membentuk anakan baru.
Ciri khas serangan tikus sawah adalah kerusakan tanaman dimulai dari
tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga pada keadaan
serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan.
Pengendalian tikus ditekankan untuk menekan populasi awal tikus
sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa perkawinan.
Pengendalian dilakukan melalui gropyok masal, sanitasi habitat,
pemasangan TBS (Trap Barrier System), pemasangan bubu perangkap
pada persemaian, Fumigasi atau pengasapan, Rodentisida (racun tikus
sebaiknya hanya digunakan saat populasi tikus sangat tinggi).
b) Penyakit utama tanaman padi
(1) Blas
Disebabkan oleh jamur Pyricularia, sp Spora disebarkan melalui benih
(seed borne) dan angin (air-borne). Penyakit Blas menginfeksi tanaman
padi pada setiap fase pertumbuhan menyerang daun, batang dan malai padi
(kecuali akar). Leaf blast (blas daun): lesi berbentuk belah ketupat, dimulai
dengan bercak kecil ungu pada daun muda, kemudian berkembang

16
menjadi belah ketupat, dapat menyebabkan tanaman kerdil dan
pertumbuhan malai yang kecil/abnormal Neck blast (blas leher): lesi pada
ruas antara batang dan malai, berwarna coklat, menghambat pengisian
bulir pada malai (malai hampa dan patah), mirip gejala beluk pada
penggerek batang. Pemupukan nitrogen yang tinggi, temperatur optimum
24-28°C, cuaca basah dan lembab yang cukup lama, terutama musim
hujan menguntungkan terjadinya infeksi.
Pengendalian blas:
Pratanam: sanitasi sisa tanaman, tidak menanam benih dari daerah
endemis, perlakuan benih/seed treatmen (isoprotiolan) Vegetatif dan
Generatif: tidak memupuk N berlebihan, pupuk K, aplikasi fungisida
binomil atau isoprotiolan pada anakan maksimum dan bunting/awal
berbunga.
(2) Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)
Penyebab penyakit HDB adalah bakteri X.oryzae pv. oryzae atau X.
Compestris pv.oryzae, yang tersebar hampir diseluruh daerah pertanaman
padi baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dan selalu timbul pada
musim kemarau maupun hujan. Kerugian hasil yang disebabkan oleh
penyakit hawar daun bakteri dapat mencapai 60%. Kerusakan terberat
terjadi apabila penyakit menyerang tanaman muda, dapat menyebabkan
tanaman mati. Perkembangan penyakit sangat tergantung cuaca dan
ketahanan tanaman. Penyakit dapat terjadi pada semua stadia tanaman,
umumnya terjadi saat tanaman mulai mencapai anakan maksimum sampai
berbunga. Pada bibit, gejala penyakit disebut kresek, sedang pada tanaman
yang lebih lanjut, gejala disebut hawar (blight). Gejala diawali dengan
bercak kelabu umumnya di bagian pinggir daun. Pada varietas yang rentan
bercak berkembang terus, dan akhirnya membentuk hawar. Pada keadaan
yang parah, pertanaman terlihat kering seperti terbakar.
Pengendalian HBD:
Tanam varietas tahan, Pemupukan rasionil/sesuai kebutuhan tanaman,
pupuk N tidak berlebihan, gunakan pupuk K. Jarak tanam tidak terlalu

17
rapat (jajar legowo). Pengairan teratur (intermitten). Usahakan keparahan
penyakit < 15-20% dengan aplikasi bakterisida, dll
(3) Penyakit Tungro
Tungro adalah penyakit virus pada padi yang menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan
helaian daun memendek dan daun yang terserang sering berwarna kuning
sampai kuning-oranye. Wereng hijau adalah serangga utama yang
menyebarkan virus tungro.
Pengendalian :
Gunakan varietas padi yang tahan tungro.
Tanam serempak.
Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan.
Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi untuk mengurangi
sumber penyaki, menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau.
Cabut dan bakar tanaman yang sakit.
Tanam serempak untuk mengurangi penyebaran tungro.
Setelah panen, buang jerami dan sisa tanaman yang terinfeksi tungro
dengan bajak dan garu.
Pengendalian juga perlu dilakukan terhadap wereng hijau, menggunakan
insektisida berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid,
karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
(4) Penyakit lain yang juga perlu mendapat perhatian
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur merupakan penyakit
yang sangat merugikan terutama pada sawah tadah hujan Gejala penyakit
timbul pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna
coklat kemerahan. Pengendalian bercak daun adalah dengan penanaman
varietas tahan, seperti Inpari 30 dan Membramo. Penyemprotan fungisida.
Penyakit bercak coklat disebabkan oleh jamur. Bercak coklat dapat
menyebabkan kematian tanaman muda dan menurunkan kualitas gabah.
Gejala : bercak berwarna coklat, berbentuk oval sampai

18
bulat. Pengendalian secara efektif dilakukan dengan pemupukan
berimbang.
e. Panen
Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang.
Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan
menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun, istilah ini memiliki arti
yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budi daya ikan atau
berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, alga/gulma
laut, dan hasil hutan (kayu maupun non-kayu). Secara kultural, panen
dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.
Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin
pemanen seperti combine harvester, tetapi dalam budi daya yang masih
tradisional atau setengah trandisional orang masih menggunakan sabit atau
bahkan ani-ani. Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan dalam
budi daya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan ini dapat
langsung diikuti dengan proses pasca panen atau pengeringan terlebih
dahulu.
f. Pemanenan

Hal yang perlu diketahui sebelum padi siap panen, yaitu


pemasakan/pematangan bulir padi. Proses pemasakan bulir padi terdapat 4
stadia masak: Stadia masak susu dengan tanda-tanda yaitu, tanaman padi

19
masih berwarna hijau tetapi malai-malainya sudah terkulai, ruas batang
bawah kelihatan kuning, gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan
seperti susu, stadia masak susu terjadi pada saat 10 hari setelah fase
berbunga merata.
Stadia masak kuning. Tanda-tandanya seluruh tanaman tampak
kuning dari semua bagian tanaman, hanya bulu-bulu sebelah atas yang
masih hijau, isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku,
stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu. Stadia masak
penuh. Tanda-tandanya batang-batang mulai kering, isi gabah tidak
dapat/sukar dipecahkan, pada varietas-varietas yang mudah rontok stadia
ini belum terjadi kerontoka, stadia masak penuh terjadi 7 hari setelah
stadia masak kuning.
Stadia masak mati. Tanda-tandanya isi gabah keras dan kering,
varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok, stadia
masak mati terjadi 6 hari setelah masak penuh. Pemanenan untuk gabah
konsumsi dilakukan pada stadia masak kuning. Sedangkan gabah untuk
pembenihan dilakukan pemanenan pada stadia masak penuh.
Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura
(1999) tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari
lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan
kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan
menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara
yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara panen
yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif,
sedang saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras.
Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak. Panen
yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari gabah maupun beras.
 Adapun tanda-tanda padi siap panen adalah:
90 – 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering.
Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga
(HSB).

20
Kadar air berkisar 21 – 26 %
Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas
dengan tangan).
 Alat-alat Panen Padi
Dalam melakukan proses pemanenan, alat-alat yang digunakan untuk
memanen yaitu :
Ani –ani
Alat biasanya digunakan untuk memanen padi lokal yang berpostur tinggi.
Sabit/sabit bergerigi
Umumnya digunakan untuk memotong varietas unggul baru yang
berpostur pendek seperti IR-64 Cisadane .biasanya digunakan untuk
menekan kehilangan hasil sebesar 3%.
Mesin modern
seperti reaper biasanya dianjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan
tenaga kerja dan dioperasikan dilahan dengan kondisi baik (tidak
tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek).
g. Pasca panen
Pengertian pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan
yang dimulai sejak pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang
meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, dan
perikanan sampai siap untuk dipasarkan (Anonim, 1986). Hasil utama
pertanian adalah hasil pertanian yang merupakan produk utama untuk
tujuan usaha pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui
proses pengolahan (Anonim, 1986).
Adapun yang dimaksud dengan penanganan pascapanen adalah
tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar
hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah
lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 1986). Penanganan pascapanen hasil
pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung
terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk
meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan

21
daya guna lebih tinggi. Sesuai dengan pengertian tersebut diatas, kegiatan
pascapanen meliputi kegiatan pemungutan hasil (pemanenan), perawatan,
pengawetan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, penggundangan
dan standardisasi mutu ditingkat produsen. Khususnya terhadap komoditas
padi, tahapan pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan,
perawatan, pengeringan, penggilingan, pengolahan, transportasi,
penyimpanan, standardisasi mutu dan penanganan limbah. penanganan
pascapanen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan
hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan
daya guna komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha penyediaan
bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan, meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan kerja
serta melestarikan sumberdaya alam dan lingkugan hidup.
Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa
penanganan pascapanen mempunyai peranan yang sangat luas guna
mengatasi masalah yang dihadapi petani. Namun demikian, karena terlalu
banyaknya masalah yang dihadapi, maka penanganan pascapanen tidak
dapat menyelesaikan semua masalah secara sekaligus. Oleh karena itu
perlu menetapkan prioritas masalah yang akan diatasi.
Masalah utama dalam penanganan pascapanen padi yang dihadapi
petani adalah masih tingginya kehilangan hasil selama penanganan
pascapanen yang besarnya sekitar 21% (BPS,1996) dan rendahnya mutu
gabah dan beras yang dihasilkan. Rendahnya mutu gabah disebabkan oleh
tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir mengapur
mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling yang diperoleh (Setyono
dkk. 2000). Butir mengapur selain dipengaruhi oleh faktor genetika, juga
dipengaruhi oleh teknik pemupukan dan pengairan, sedangkan kadar
kotoran dipengaruhi oleh faktor teknis, yaitu cara perontokan. Oleh karena
sebagian besar pemanen merontok padinya dengan cara dibanting atau
dengan menggunakan pedal thresher, maka gabah yang diperoleh
mengandung kotoran dan gabah hampa cukup tinggi.

22
Kehilangan hasil panen dan rendahnya mutu gabah terjadi pada
tahapan pemanenan dan perontokan sehingga sasaran utama penelitian
pascapanen padi saat itu dititikberatkan kepada penelitian komponen
teknologi pemanenan, perontokan sampai kepada rekayasa sistem
pemanenan padi.
Agroindustri padi belum berkembang seperti yang diharapkan, seperti
yang terlihat dalam penggilingan padi. Pengusaha penggilingan padi
umumnya hanya mengutamakan beras hasil giling, belum memperhatikan
secara serius produk samping dan limbahnya.
h. Pemasaran Hasil
1. strategi pemasaran padi
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan
dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa
besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang
paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk,
jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebu
Setiap perusahaan memerlukan suatu strategi pemasaran yang tepat dan
efektif dalam memasarkan produknya. Strategi pemasaran adalah pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Didalamnya tercantum keputusan pokok mengenai
target pasar, penempatan produk, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran
yang diperlukan.
Strategi pemasaran baru dapat diterapkan bila seluruh komponen atau
variabel penunjangnya telah ditentukan, yaitu menentukan produk yang akan
dipasarkan, menetapkan harga produk tersebut, melakukan promosi dan
menetapkan saluran distribusi yang akan digunakan.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengkhususkan
pembahasannya pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh Produsen Benih
Padi PP. Kerja berdasarkan bauran pemasaran, dengan mengambil judul “Strategi
Pemasaran Benih Padi pada Produsen Benih Padi PP. Kerja di Karangduren,
Sawit, Boyolali”.

23
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh PP. Kerja.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dengan cara
wawancara langsung dan melalui studi pustaka. Dalam penulisan ini
menggunakan data kualitatif dengan analisa deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang digunakan oleh Produsen Benih Padi
PP. Kerja adalah :
1. Selalu membina hubungan yang baik antara pemasok, produsen, pedagang,
petani, pemerintah dan unsur-unsur lain.
2. Memberikan hasil terbaik melalui pelayanan terbaik.
3. Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dengan cara
memproduksi benih-benih yang berkualitas baik.
Selain strategi tersebut, dalam memasarkan benih, Produsen Benih Padi PP. Kerja
juga menerapkan strategi dengan mengembangkan strategi bauran pemasaran.
Menurut Produsen Benih Padi PP. Kerja, strategi-strategi yang telah dilakukan
sangat berpengaruh terhadap volume penjualan dan dengan strategi-strategi
tersebut telah berhasil meningkatkan volume penjualan tiap tahunnya.
Analisa Usaha Tani
1. Input
1) Modal
 Benih, 30 kg @ Rp. 9.000 270.000
 Pupuk kandang 1000 kg @ Rp. 1.000 1.000.000
 Pupuk Urea, 150 kg @ Rp. 1.300 195.000
 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp. 2.200 220.000
 Pupuk NPK Ponska 300 kg @ Rp. 2.300 690.000
 Petroganik, 1000 kg @ Rp. 500 500.000
 Pestisida / Insektisida, 2 liter @ Rp. 75.000 150.000
Jumlah Modal (A) 3.025.000
2) Biaya Operasional / Upah Kerja
 Pengolahan lahan 30 HOKp @ 30.000 atau borongan 900.000
 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp. 17.500 350.000

24
 Penyiangan + pemupukan ke-1 16 HOKp @ Rp. 30.000 480.000
 Penyiangan + pemupukan ke-2 16 HOKp @ Rp. 30.000 480.000
 Penyemprotan 4 HOKp @ Rp. 30.000 120.000
 Panen dan pasca panen 12 HOKp @ Rp. 30.000 360.000
 Biaya pengeringan 8 HOKp @ Rp. 30.000 240.000
 Jumlah Biaya Operasional (B) 2.930.000
 Total Modal keseluruhan = Rp 5.945.000
3) Hasil
Hasil Panen contohnya 9 ton GKP/hektar. Sesudah dikeringkan susut
hingga 20%, jadi akhirnya 7 ton GKG/hektar.
Harga 1 kg GKG yaitu Rp. 3.500. Jadi hasil yang didapat = 7000 kg x Rp.
4.000 = Rp. 28. 000. 000.
4) Keuntungan
Pendapatan – Biaya Pengeluaran Rp. 28. 000. 000 – Rp 5.945.000 = Rp.
22.055.000
Jadi keuntungan bersih setiap kali panen adalah Rp. 22. 055. 000
Jikadalam satu periode panen membutuhkan waktu 4 bulan maka
penghasilan dalam sebulan, anda bisa mendapatkan Rp. 22. 055. 000/4 =
5.4 juta
Hitungan ini adalah perkiraan saja, mengenai hasil dan harga gabah kering
itu menyesuaiakan pendapatan anda nantinya. Begitu kiranya mengenai
rincian biaya modal usaha tani padi di sawah, semoga bermanfaat.
2. Output
1) Output (Hasil Panen Padi)
gabah basah 9,92 ton persentase susut untuk jadi beras 60% = 5952 kg
(hitungan terlampir)
output = 5952 kg @8000,00 = Rp.47.616000,00
2) Output Sampingan
Dedak 490 kg @1000,00 = Rp. 490.000,00
Jerami 1 Ha = Rp. 300.000,00 +
Jumlah = Rp. 790.000,00

25
Total output = Output + Output samping
= Rp. 47.616000,00+Rp. 790.000,00
= Rp. 48.406.000,00
3) Income
=Output-Input
= Rp 48.406.000,00- Rp 472.750,000
=Rp 39.933.250,00.
4) BE Volume BT+BV = Hg
Luas Lahan = 1891750+400,6 = 4761,6
1891750 = 4761,6-400,6 = 761
BE(X) = 1891750X1m2
= 397,343 m2
Jadi, BE luas usaha tanaman padi 397, 343 m2 (tidak untung dan tidak
rugi).

26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penyakit Tanaman Padi


Masalah yang paling sering muncul, penyakit yang dapat pada tanaman padi .
yaitu sebagai berikut :
1. Tikus
Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga
tanaman memasukin masa pengisisan bulir. Tikus aktif menyerang padi
malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi dilubang pada tanggul
irigasi, pematang sawah, perkarangan semak, atau gulma. Dengan
perkembang biak kan yang sangat cepat, kerusakan yang ditimbulkan tikus
akan merugikan. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa
mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling
efektif dalam mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfatkan musuh
alami nya, yaitu ular.
2. Penggerak Batang
Hama pengerek batang tanaman padi juga dikenal dengan sundep. Serangan
biasanya terjadi pada fasel vegatatif dengan ditandai daun tengah atau pucuk
tanaman akan mati karena titik tumbuh dimakan karena titik tumbuh
dimakan larva pengerek batang. Kehadiran pada hama tersebut dengan
ditandai oleh kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan cara heyati, dengan menggunakan cara
hayati, dan menggunakan insektisida.
3. Keong Mas
Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu mulai
dari masa pembibitan . dengan ada parit yang berisi air, dan dedaunnan ini
diharapkan keong mas akan berkumpul sehingga memudahkan dalam
pengambilan.
4. Wereng

27
Hama wereng memiliki beragam jenis, diantara nya wereng coklat, wereng
Putih, dan wereng hijau. Wereng menyerang dengan cara menghisap cairan
yang ada pada tanaman padi dan dapat menularkan virus pada tanaman.
5. Walang sangit
Hama walang sangit akan menyerang pada waktu tanaman padi sudah
memasuki fase masak susu.

4.2 Pemecahan
Kimia adalah zat suatu cairan yng dapat mengunakan unsur unsur zat cair
yang ada didalam unsur fosfat kimiawi pembentukan butiran cairan yang ada
didalam nitrogen kimiawi.
Pelakukan penyemprotan menggunakan pestisida dengan menggunakan
dosis 2 perliter air yang menggunakan tutup botol obat atau tutup aqua gelas
dengan cara diaduk kedalam ember yang sudah berisi obat pestisida tersebut
Biologis adalah zat yang teratur sacara bio menggunakan unsur dari partikel-
partikel yang menggunakan zat dari biokimia tersebut.

28
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Magang mengenai Pengembangan
pertanian padi di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin memiliki banyak lahan persawahan yang biasa di manfaatkan dalam
hal petani padi. Karena Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman sumber pangan
utama bagi masyarakat di Indonesia, dimana mayoritas petani indonesia
membudidayakan tanaman padi. Tanaman padi merupakan komoditas tanaman
pangan utama yang menjadi jantung badi petani di Indonesia, dimana padi
dikonsumsi setiap hari oleh manusia. Tanaman padi tumbuh di daerah dengan
iklim tropis dan subtropis dengan garis lintang 450 lintang utara dan 450 lintang
selatan dengan kondisi panasa dankelembaban yang tinggi. Tanaman padi
menghendaki sinar matahari penuh selama 12 jam dan sangat cocok di Desa
Mukti jaya.

4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah setempat khususnya di Desa Mukti Jaya,
Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin perlu meningkatkan peran
penyuluh di bidang pertanian khususnya petani padi, penyuluhan secara rutin akan
membantu petani memahami dengan cepat dalam hal pertanian padi. Penyuluhan
rutin akan membuat pemahaman petani tetap meningkat dan tidak mudah lupa
sehingga petani dapat mengaplikasikan secara terus-menerus dan menjadikannya
pembelajaran kepada petani lain ataupun petani selanjutnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bulo-Bulo,_Pujananting,_Barru

https://id.wikipedia.org/wiki/Padi

http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/2177

http://husnulhotimah96.blogspot.co.id/2016/10/laporan-budidaya-tanaman-
padi.html

http://newfachrulislami.blogspot.co.id/2013/10/teknik-budidaya-tanaman-
padi.html

Anonim3. 2012. Padi (Oryza Sativa).

URL:http://www.warintek.ristek.go.id/,Diakses pada 15 Oktober 2017 pukul


19.00 WIB.

Anonim2.2013.PadiSawah.URL.http://mesinpertanianmodern.blogspot.com/2017
/010/makalah-oertaniantentang-padi-sawahhtml diakses pada 15 Oktober 2017
pukul 23.47 WIB.,

Dinas Pertanian Indonesia. Agriculture Sector Review Indonesia. 2013. Di akses


15 Oktober 2017 jam 21.00 di halaman website

http://www.indonesia-investments.com/culture/economy/general-economic-
outline/agriculture/item378

Kartasapoetraa,G.,1994.Teknologi Penyuluhan Pertanian,Bina Aksara,Jakarta.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2012. Statistic Of Agricultural Land
2008-2012. Jakarta

30
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Kerja di Desa Mukti Jaya
No Tanggal/Tahun Kegiatan
1 Selasa, 11 September 2018 Pemberangkatan
2 Rabo, 13 September 2018 Pengenalan
3 Minggu, 16 September 2018 Libur magang
4 Senin, 17 September 2018 Pengenalan lahan
5 Selas, 18 Septemer 2018 Wawancara dengan kelompok tani
6 Rabu, 19 September 2018 Meminta data-data kelompok tani
7 Kamis, 20 September 2018 Pertemuan di Kantor Desa Mukti Jaya
8 Jumat, 21 September 2018 Gotong royong
9 Saptu, 22 September 2018 Pelajaran sekolah
10 Minggu, 23 September 2018 Libur magang
11 Senin, 24 September 2018 Wawancara petani
12 Selasa, 25 September 2018 Mulai pembukaan kegiatan
13 Rabu, 26 September 2018 Membuat pupuk organik
14 Kamis, 27 September 2018 Belajar mengoperasikan alat
15 Jumat, 28 September 2018 Gotong royong
16 Saptu, 29 September 2018 Pelajaran sekolah
17 Minggu, 30 September 2018 Libur magang
18 Senin, 1-7 Oktober 2018 Membantu membenarkan telaktor
19 Senin, 8 Okt0ber 2018 Kegiatan tambahan
20 Selasa, 9 – 13 Oktober 2018 Membantu petani karet
21 Minggu, 14 Oktober 2018 Libur magang
22 Senin, 15 -31 Oktober 2018 Membantu menanam jagung sebagai
kegiatan tambahan
23 Kamis, 1-5 November 2018 Pengolahan lahan
24 Senin, 6 -10 November 2018 Seleksi benih + Perendaman
25 Minggu, 11 November 2018 Libur magang
26 Senin, 12 November 2018 Pereraman benih + persiapan lahan

31
persemaian
27 Selasa , 13 November 2018 Penaburan benih
28 Rabu, 14 November 2018 Pengairan lahan persemaiam
29 Kamis, 15 November 2018 Perbaikan dan pembersihan rumput
30 Jumat, 16-22 November 2018 Pengairan lahan persemaian
31 jumat, 23 November 2018 Gotongroyong
32 Saptu, 24 November 2018 Pelajaran sekolah
33 Minggu, 25 November 2o18 Libur magang
34 Senin, 26 November 2018 Penyemprotan gulma
35 Selasa, 27 November 2018 Pengolahan lahan
36 Rabu, 28 November 2018 Pencabutan bibit
37 Kamis,29-30 November 2018 Penanaman
38 Saptu, 1-2 Desember 2018 Penyulaman

32
Lampiran 2
LEMBAR PENGAJUAN LAPORAN
No Tanggal Materi Tanda Tangan
1 15/12/2018

2 18/12/2018

3 19/12/2018

4 20/12/2018

Telang Makmur, Desember 2018


Pembimbing I,

Tri Cahyo Saputro, S.P

33
Lampiran 3

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ZAMRUDIN
Jabatan : Ketua Kelompok Tani
Alamat : Desa Mukti Jaya Jembatan 2 Jalur 10
Dengan ini menerangkan bahwa :
1. Nama : Ayu Azhari
Kelas : XII ATPH
2. Nama : Agus Widodo
Kelas : XII ATPH
3. Nama : Deni
Kelas : XII ATPH
4. Nama : Novan Ramadhan
Kelas : XII ATPH
5. Nama : Nur Izza Syakh-syakhiyah
Kelas : XII ATPH

Telah melaksanakan Praktik Kerja Industri di Desa Mukti Jaya mulai tanggal 25
Juli 2018 sampai dengan 30 November 2018.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Mukti Jaya, 1 Desember 2018


Ketua Kelompok Tani,

ZAMRUDIN

34
Lampiran 4

DOKUMENTASI

Acara persiapan pemberangkatan magang

Perkenalan dengan kelompok tani Desa Mukti Jaya

35
Penyemprotan lahan

Proses pengolahan lahan

36
Proses persiapan penaburan gabah

Penaburan benih

37
Penyiraman lahan yang kering

Penyulaman padi memakai alat transmart

38
Penyulaman

Proses pemupukan tanaman padi

39
Mencabut rumput jawan

Melakukan kegiatan malirin tanaman padi

40
Hasil penyulaman

Penyemprotan tanaman padi

41
Tanaman padi yang mulai menguning

42

Anda mungkin juga menyukai