Anda di halaman 1dari 24

Mekanisme Klasifikasi Kasus

Difteri
Niprida Mardin
WHO - EPI
Definisi Operasional Suspect Difteri
Kasus Observasi Difteri : Seseorang dengan gejala infeksi
saluran pernafasan bagian atas dan pseudomenbran

Suspek Difteri adalah seseorang dengan gejala :


• Faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau kombinasinya
• Disertai demam atau tanpa demam
• Adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit
lepas, mudah berdarah apabila dilepas atau dilakukan
manipulasi.

• Verifikasi sebagai suspek


• Klasifikasi kasus
1 Suspect Difteri KLB
• Dilakukan Penyelidikan Epidemiology 1 x 48
jam
• Kepedulian masyarakat tinggi sensitifitas
surveilans tinggi  kasus dilaporkan banyak
• Penyediaan ADS sangat terbatas

Diperlukan klasifikasi oleh para ahli


Mekanisme Klasifikasi Ahli
Saat ini Selanjutnya
Tim Ahli
Pusat
Jika
Tim Ahli Pusat diperlukan

Tim Ahli
Provinsi

Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi


Provinsi Provinsi Provinsi
Provinsi Provinsi Provinsi
Provinsi Provinsi Provinsi
Peran Tim Ahli
Peran Tim Ahli Difteri Provinsi
• Memberi rekomendasi klasifikasi kasus suspect
• Memberi rekomendasi pengobatan, termasuk dosis ADS
• Membantu memantau pelaksanaan pemberian profilaksis
• Sebagai konsulen kasus selama perawatan dan selama pemberian profilaksis
terhadap kontak
• Memastikan penderita difteri melengkapi imunisasinya 4 minggu setelah
keluar RS
• Membantu sosialisasi kepada sejawat dan petugas kesehatan lainnya
• Membantu edukasi masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.
Petugas surveilans jika dalam 1 jam belum mendapatkan jawaban Tim Ahli,
maka secara proaktif dapat menghubungi melalui telephon.
Jika dalam 3 jam tidak ada respon dari Tim Ahli provinsi, maka petugas
surveilans dapat berkonsultasi kepada Tim Ahli Pusat
Tim Ahli Difteri Provinsi terdiri dari
• Dr. spesialis anak
• Dr spesialis penyakit dalam
• Dr spesialis THT
• Laboratorium RS atau Labkesda
• Epidemilogist Dinkes provisi dan atau
kabupaten/kota
Tim Ahli Provinsi dapat ditetapkan melalui SK
Direktur RS/Dinkes/Gubernur
Proses Verifikasi Oleh Tim Ahli
• Bentuk WAG Tim Ahli provinsi yang
beranggotakan surveilans, imunisasi dari
seluruh kab/kota dan provinsi + Tim ahli
• Kabupaten/kota dapat langsung konsul ke Tim
ahli melalui WA jika menerima laporan
suspect difteri
• Kirim foto psedomembrance + dokumen yang
dibutuhkan melalui WA
Verifikasi dan
Klasifikasi
Kasus Difteri
Klasifikasi Kasus
Setiap suspect difteri dilakukan klasifikasi
melalui pemeriksaan laboratorium dan kajian
epidemiology
Standar pemeriksaan laboratorium
untuk suspect difteri yaitu
pemeriksaan kultur dan Elek test
(Toksigenik atau bukan)
Klasifikasi
Suspect

Kajian Epidemiology , melihat adanya


cluster kasus (penularan) dan jenis
bacteri yang bersirkulasi (gravis, mitis,
intermediet)
Klasifikasi kasus difteri:
• Kasus konfirmasi laboratorium :adalah kasus suspek difteri
dengan hasil kultur positif strain toksigenik.

• Kasus konfirmasi hubungan epidemiologi : adalah kasus suspek


difteri yang mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus
konfirmasi laboratorium.

• Kasus kompatibel klinis :adalah kasus suspek difteri dengan


hasil laboratorium negative, atau tidak diambil specimen, atau
tidak dilakukan tes toksigenisitas, dan tidak mempunyai
hubungan epidemiologi dengan kasus konfirmasi laboratorium

• Discarded : adalah kasus suspek difteri yang setelah


dikonfirmasi oleh Ahli tidak memenuhi kriteria suspek difteri.
Pemeriksaan Laboratorium
• Positive rate kultur difteri hanya berkisar antara :
10 – 30 %
• Faktor yang menyebabkan hasil lab negative :
– Cara pengambilan spesimen
– Waktu pengambilan (Sesudah atau sebelum
pemberian antibiotik)
– Penanganan spesimen
• Pemeriksaan laboratorium bukan golden standar
dalam klasifikasi
Kasus Observasi Difteri

Diskrining oleh Ahli

Suspek Difteri Discarded

Spesimen Diperiksa
Spesimen Tidak Diperiksa

Pemeriksaan Lab:
Kultur + Elek Test / PCR-RT
Ada hubungan Epid
dg kasus positif
Positif Toksigenik Negatif
Ya Tidak

Difteria Difteria Difteria


Konfirmasi Lab Epid-Link Kompatibel Klinis
Penetapan Kasus Sebagai Suspect
Laporan Suspek Difteri
Oleh Petugas Kes
Konsul Tim Ahli
atau Masyarakat
(Observasi Difteri) Difteri Provinsi

Suspek Difteri Discarded


(Rekomendasi ADS) (Bukan Suspect)

Lanjutkan
Penyelidikan Catat dalam form
Untuk menilai
Difteri
sensitifitas
STOP Penyelidikan
Surveilans
Kegunaan Klasifikasi
• Kepentingan Therapy  Penyediaan ADS
• Kepentingan Public Health
– Menentukan intervensi, perencanaan program lebih
lanjut (Jenis virus, cluster).
– Hasil dapat dipakai untuk berbagai penelitian
– Menggambarkan sensitivity surveillance
– Memantau keberhasilan penanggulangan

• Community concern yang cukup tinggi, dampak


sosial yang cukup tinggi.
Kasus-kasus yang harus dilaporkan
• Semua kasus yang telah diklasifikasi oleh Tim
ahli dilaporkan secara individu menggunakan
formulir DIF-3.
• Semua kasus yang sudah dikeluarkan oleh ahli
sebagai suspect (Discarded), tetap dilaporkan
bulanan (agregate) menggunakan form
integrasi = untuk menilai sensitifity
surveilans difteri.
Perhatian !!!!!
Hasil Lab Negative,
bukan berarti bukan
kasus Difteri

Pananganan klinis maupun


intervensi lapangan kasus
dengan hasil lab positive
maupun negatif adalah
SAMA
Catatan
Semua Petugas, agar dapat
memberikan penjelasan kepada
masyarakat maupun kepada Semua
petugas kesehatan tentang klasifikasi
kasus.
Kasus Difteri setelah dipulangkan dari
RS, HARUS dilengkapi imunisasinya 4
minggu setelah keluar
Yuuuuukkkks……Sama-
sama kita berantas
Difteri
KLB Difteri Bangladesh
Keterangan :
1. Puskesmas / Rumah
Alur Jejaring Deteksi Dini Suspek Difteri Sakit berkoordinasi
dengan Dinkes
Kab/Kota atau Dinkes
Provinsi setempat
untuk melakukan
investigasi terhadap
Suspek Puskesmas, laporan suspek Difteri .
Difteri RS DINKES 2. Puskesmas/RS Merujuk
KAB/KOTA kasus ke RS untuk
penanganan lebih
lanjut dan melaporkan
ke Dinkes kab/kota.
Suspek RUMAH
3. Dinkes Kab/Kota , lapor
Difteri SAKIT ke Dinkes Prov.
DINKES
4. Dinkes Provinsi
PROVINSI berkonsultasi dg Tim
Ahli provinsi untuk
TIM AHLI DIFTERI penetapan diagnosa.
Melaporkan suspek
PROVINSI
Difteri ke KEMENKES
KEMENKES 1. Dinkes Provinsi
mengkoordinir jejaring
deteksi dini kasus
dengan melibatkan Tim
: Lapor : Konsultasi & Feed : Rawat : Lapor Ahli Difteri.
kasus back isolasi

Anda mungkin juga menyukai