Anda di halaman 1dari 15

A.

MATRIK BEFORE DAN AFTER NST DITEMPATKAN


1. Before dan After Hasil NST

No Profesi Before After


1 Ahli Teknologi Ruangan laboratorium belum Ruangan laboratorium
Laboratorium Medik ada. sudah ada.
Registrasi laboratorium Registrasi laboratorium
mencakup form permohonan mencakup form
pemeriksaan, form hasil permohonan pemeriksaan,
pemeriksaan, buku register form hasil pemeriksaan,
pasien, buku nilai kritis buku register pasien, buku
belum ada. nilai kritis sudah ada.
Nilai normal dan nilai kritis Nilai normal dan nilai kritis
belum ada. sudah ada.
Mikroskop sebagai salah satu Mikroskop sebagai salah
alat pemeriksaan di satu alat pemeriksaan di
laboratorium belum ada. laboratorium sudah ada.
Reagen pemeriksaan Reagen pemeriksaan
golongan darah, reagen golongan darah, reagen
pewarnaan BTA, strip plano pewarnaan BTA, strip plano
test, kaca objek, tourniquet, test, kaca objek, tourniquet,
dan RDT pemeriksaan dan RDT pemeriksaan
malaria belum ada. malaria sudah ada
Pemeriksaan BTA belum ada Pemeriksaan BTA sudah
karena belum ada mikroskop. ada karena telah tersedia ada
mikroskop.
Alur pemeriksaan di Alur pemeriksaan di
laboratorium belum terarah. laboratorium sudah terarah.
Pelacakan kasus TBC belum Pelacakan kasus TBC telah
dilaksanakan. dilaksanakan.
Pemantauan minum obat Pemantauan minum obat
pasien TB belum pasien TB sudah
dilaksanakan. dilaksanakan.
Tempat sampah infeksius, Tempat sampah infeksius,
non infeksius dan safety box non infeksius dan safety box
belum ada. sudah ada.
Tempat penyusunan alat Tempat penyusunan alat
pemeriksaan yakni beberapa pemeriksaan yakni beberapa
RDT, strip plano test, alat RDT, strip plano test, alat
easy touch belum ada. easy touch sudah ada walau
hanya lemari kardus.
2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tim Nusantara Sehat Sesuai Dengan Tugas Dan
Fungsinya
Nusantara Sehat Team Batch XIII terdiri dari beberapa Tenaga Kesehatan yaitu, Perawat,
Farmasi, Ahli Teknologi Laboratorium Medik, Kesehatan Masyarakat, Gizi dan Kesehatan
Lingkungan. Dari beberapa Tenaga Kesehatan tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab
masing-masing dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun tugas dan tanggung
jawab dari berbagai Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat Batch XIII yang ditugaskan di UPTD
Puskesmas Naga Timbul adalah sebagai berikut :
a. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
1) IDENTITAS
Nama : Nilva Aznovita, A.Md. AK
NRPK : 01.6.1103788
Profesi : Ahli Teknologi Laboratorium
Medik
TTL : Bengkulu,22 November 1996
Email : nilvaaznovita22@gmail.com
Asal Institusi : STIKes Perintis Padang
Pendidikan : D-III Analis Kesehatan
Deskripsi diri : Cerewet

2) TUGAS INDIVIDU

Periode Tugas Deskripsi Tugas


Februari 2020 – Agustus Penanggungjawab  Membuat laporan P2PM
2021 Program P2PM Puskesmas yang
selanjutnya di laporkan ke
Dinas Kesehatan
Kabupaten.
 Melakukan pencatatan
setiap data yang
dibutuhakn dalam laporan.
Penanggungjawab  Menjaga dan merawat
Ruangan Laboratorium alat/bahan yang ada di
Laboratorium.
 Melakukan pemeriksaan
Laboratorium untuk
menegakkan diagnosa.

3) PELAKSANAAN KEGIATAN DI LUAR GEDUNG

a. Pemeriksaan Triple Eliminasi (HIV, Sifilis, HbSAg)


Triple Eliminasi adalah pemeriksaan penyakit Hepatitis B, HIV dan Sifilis kepada
ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan
ibu hamil tidak terjangkit dari ketiga penyakit tersebut agar tidak menularkan
kepada bayinya. Triple Eliminasi merupakan upaya pemerintah untuk memutus
rantai penularan dari ketiga penyakit tersebut, karena Hepatitis B, HIV dan Sifilis
memiliki karakteristik yang sama dan ditularkan melalui jalur maternal.
Pelaksanaan pemeriksaan Triple Eliminasi dapat dilakukan di Puskesmas maupun
di Rumah Sakit.
Adapun upaya Triple Eliminasi di kabupaten dilakukan secara aktif dan
berkesinambungan dengan sasaran ibu hamil dan tenaga kesehatan yang
dilaksanakan melalui seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular
sebagai koordinator dan fasilitas kesehatan. Pemeriksaan Triple Eliminasi yang
dilakukan diluar jam pelayanan (luar gedung) biasanya bekerjasama dengan bidan
dalam memantau atau melakukan kunjungan pada ibu hamil, dan biasanya terjadi
juga ketika melakukan kegiatan turun lapangan seperti penyuluhan kesehatan
yang bertemu degan ibu hamil sehingga melakukan pemeriksaan.

Gambar 2. Pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil

b. Pemantauan Menelan Obat pada Pasien TBC


Pengobatan pasien TB adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan serta
mencegah penularan dengan cara menyembuhkan pasien. Penatalaksanaan
penyakit TB merupakan bagian dari surveilans penyakit tidak sekedar
memastikan pasien meminum obat secara teratur dan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan serta menelan obat sampai dinyatakan sembuh.
Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan
pasien tidak patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut
peran masyarakat sebagai Pengawas Minum Obat ( PMO ) sangatlah penting.
Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di
masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan
kesembuhan. out/default. Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat
sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan
pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu
kontrol, serta memberikan penyuluhan.
Pengawas Minum Obat diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan
sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default,
dan tidak gagal. Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan penderita
mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan
TB MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar.
Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan penderita memerlukan
pengawasan langsung dalam menelan obat yang dilakukan oleh PMO. Pada
gambar dibawah ini merupakan kegiatan pengawasan pada pasien TB untuk
menelan obat secara teratur.

Gambar 2. Pemantauan menelan obat pada pasien TB

4) PELAKSANAAN KEGIATAN DI DALAM GEDUNG

a. Pelayanan Laboratorium Kesehatan


Pemeriksaan Laboratorium sangat penting
untuk membantu menegakkan diagnosa
penyakit. Untuk pemeriksaan Mikroskopis
pada Laboratorium UPTD Puskesmas Naga
Timbul dapat dilakukan karena fasilitas
mikroskopis memadai dan dalam keadaan baik
pakai pada tahun 2021. Sedangkan untuk tahun
2020 yang mana belum ada mikroskop, untuk
pewarnaan dan pemeriksaan BTA dilakukan di
Puskesmas rujukan yakni UPTD Puskemas Gambar 2. Pemeriksaan slide
Lawe Sigala – Gala, serta pemeriksaan lainnya BTA di UPTD Puskesmas
seperti Hematologi (Hb), Urine ( Plano Test), Lawe Sigala -Gala
Imunoserologi (HIV, HbsAg, Sifilis), Kimia
Klinik (GDS, Kolestrol, Asam Urat) dapat dilakukan di UPTD Puskesmas Naga
Timbul. Adapun gambaran kegiatannya yaitu pasien dari unit pemeriksaan Poli
Umum dan KIA memberikan rujukan atau permintaan pemeriksaan laboratorium,
kemudian petugas Laboratorium atau ATLM memberikan penjelasan pada pasien
tentang sampel yang akan diambil untuk tujuan pemeriksaan dan selanjutnya
melakukan pengambilan sampel dan melakukan pemeriksaan. Setelah melakukan
pemeriksaan, pasien kembali ke unit pemeriksaan baik itu Poli Umum ataupun KIA
dengan menyertakan hasil pemeriksaan Laboratorium.

Gambar 2. Pelayanan Laboratorium

5) PELAKSANAAN KEGIATAN INOVASI NS

a. Sosialisasi dan Pembentukan POS TB


Tuberkulosis adalah penyaki menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui droplet
pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.
Kontak dengan pasien yang telah terbukti memiliki TB dalam sputumnya
memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat dapat menyebarkan
sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang
terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat
bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari
dan lembab .Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Program POS TB adalah program inovasi yang dibentuk untuk menjaring pasien
TBC di masyarakat agar mengurangi angka penularan di masyarakat khususnya
di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Naga Timbul selain itu POS TB juga
memiliki fungsi sebagai wadah masyarakat untuk lebih mengenal tentang cara
pencegahan, penatalaksanaan, serta bahaya Penyakit TBC jika tidak di
tanggulangi dengan segera.Tujuan umum dari program POS TB adalah
menurunkan risiko kejadian penyakit TBC diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Naga Timbul, sedangkan tujuan khususnya yakni terlacaknya pasien Suspek TB
baru, tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap, mengurangi
pasien TB Mangkir, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TBC, dan
mempermudah penemuan kasus pasien TBC di wilayah kerja puaskesmas yang
sulit dan jauh
POS TB sendiri nantinya akan memberdayakan masyarakat sekitar atau khusunya
desa yang terbentuk POS TB sebagai pelaksana dalam kegiatan POS TB, disetiap
desa diharapkan adanya 1 kader yang nantinya akan menjadi Kader POS TB.
Dalam kegiatan Sosialisasi dan Pembentukan POS TB terjadi interaksi tanya
jawab antara masyarakat dan penyuluh.

Gambar .. Sosialisasi dan Pembentukan POS TB


Gambar.. Pemilihan Kader POS TB

Gambar.. Penempelan stiker POS TB dirumah kader terpilih

Gambar.. Form pelaporan kader POS TB

b. Pemantauan Pos TB dan Pengecekan Pasien Suspek TB


Dalam program ini dilakukan pemantauan terhadap kader yang sebekumnya
sudah dilakukan pemilihan saat sosialisasi POS TB. Kegiatan pemantauan ini
meliputi pemantauan laporan setiap bulannya yang harus diisi oleh kader terpilih,
melakukan diskusi terhadap laporan yang ditulis, melakukan pendataan secara
langsung terhadap pasien suspek yang dilaporkan, dan ini dilakukan setiap
bulannya. Tetapi terkadang terkendala pada cuaca, karena jika musim hujan tidak
bisa melakukan pemantaua setiap bulannya, karena akses yang dilalui licin dan
biasaya ada anak sungai yang airnya meluap sehingga menutup akses jalan.
Pengecekan pada pasien suspek TB yang dilakukan adalah mendatangi rumah
pasien dan melakukan wawancara ulang. Hal ini bertujuan untuk memastikan
ulang bahwa benar yang ada didalam laporan kader. Selanjutnya dilakukan
pengambilan sampel, tetapi jika pasien tidak bisa memberikan sampel dengan
alasan sampel (dahak) tidak bisa keluar, sehingga solusinya adalah meninggalkan
pot dahak yang telah disediakan dan meminta keluarga pasien mengantarkan
sampel ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Pada beberapa desa ada yang pelaporan nihil, dan setelah dilakukan penelusuran
memang tidak ada masyarakat yang memiliki gejala pasien TB. Tetapi ini bukan
berarti bahwa didesa tersebut tidak ada atau nihil kasus untuk seterusnya,
sehingga kader selalu diberikan arahan dan nasehat bahwa tetap melakukan
wawancara atau pelacakan suspek TB.

Gambar 2.
Pemantauan
Kader POS
TB

Gambar .. Pengecekan Pasien Suspek TB


c. Refreshing Kader dan Evaluasi POS TB
Tujuan dari kegiatan refreshing kader ini adalah meningkatkan kapasitas
pengetahuan, kemampuan dan pemahaman kader POS TB dalam meningkatkan
derajat kesehatan dan salah satu upaya menurunkan kasus kejadian TBC di
masing-masing desa. Kegiatan yang dilakukan dalam Refreshing Kader
diantaranya penyampaian materi tentang TBC mulai dari pengertian, cara
penularan, pengobatan, cara pencegahan, etika batuk dan lain lain yang berkaitan
dengan TBC. Pada penyampaian materi ini dilakukan tanya ajwab juga, hal ini
bertujuan agar kader –kade aktif dan tidak hanya mnerima materi yang
disampaikan saja. Didalam kegiatan refreshing kader ini dilakukan pre test dan
post test terhadap kader, ini adalah salah satu upaya untuk melihat dan mengukur
pengetahuan kader sebelum dan sesudah kegiatan refreshing.
Kegiatan evaluasi POS TB ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dari kader,
baik itu dari cara pendataan pasien suspek, cara wawancara terhadap pasien yang
tidak menimbulkan rasa ketersinggungan, serta cara penulisan didalam form
pelaporan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan simulasi wawancara
terhadap kasus supek TB yang memilki gejala berbeda dan dilakukan oleh masing
masing kader. Tatalaksanan kegiatan ini dengan membentuk beberapa kelompok,
yang mana nantinya di setiap kelompok ada yang berperan menjadi pasien suspek
TB, kader, dan pengamat. Tujuan dari pembentukan kelompok ini agar lingkup
pembelajaran lebih mengecil sehingga nantinya pemahaman yangditerimaoleh
kader lebih terperinci.

Gambar 2. Refrehing Kader POS TB


Gambar 2. Evalausi POS TB

d. KUBIS BATU ( Kusta Bisa Sembuh dengan Minum Obat Teratur)


Peyakit Kusta dikenal hampir 2000 tahun sebelum Masehi. Hal ini dapat diketahui
dari peninggalan sejarah seperti di Mesir, di India 1400 SM, di Tiongkok 600
SM, di Mesopotamia 400 SM. Pada zaman purbakala tersebut telah terjadi
pengasingan secara spontan karena pasien kusta merasa rendah diri dan malu, di
samping itu masyarakat merasa jijik dan takut.
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja
tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam
keadaann ini masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari
masalah – masalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan Negara.
Program KUBIS BATU ( Kusta Bisa Sembuh denagn Minum Obat Teratur )
adalah program inovasi Tim Nusantara Sehat di UPTD Puskesmas Naga Timbul.
Program ini dibentuk agar masyarakat mengetahui tentang kusta baik dari gejala
yang diderita,cara penularan dan pengobatan kusta, dan agar mengurangi resiko
penularan jika ada kasus kusta yang didapat. Kegiatan yang dilakukan di program
ini berupa penyuluhan tentang kusta disetiap desa di wilayah kerja puskesmas.

Gambar 2. Penyuluhan KUBIS BATU


e. BERSAHABAT (Berobat Sebelum Batuk Berat)
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar
adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yang meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi
akut yang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan didalam paru –paru (saluran bagian
bawah).
Program BERSAHABAT ( Berobat Sebelum Batuk Berat ) merupakan program
inovasi dari Tim Nusantara Sehat di UPTD Puskesmas Naga Timbul. Program ini
tercipta karena angka kejadian penyakit ISPA selalu ada di setiap bulannya. Hal
ini didasari dengan sifat orangtua yang tidak membawa anaknya berobat ke
fasyankes dengan alasan hanya batuk biasa dan flu biasa. Tanpa mereka sadari, itu
merupakan hal yang membuat angka kejadian ISPA semakin meningkat. Didalam
program ini diberikan edukasi terhadap orangtua, agar orangtua lebih mawas
terhadap penyakit yang sedang dirasakan anak. Kegiatan yang dilakukan di
program ini berupa penyuluhan tentang ispa disetiap desa di wilayah kerja
puskesmas.

Gambar 2. Penyuluhan BERSAHABAT


f. CERIWIS ( Cegah Remaja Putrid an Wanita Hamil dari Anemis)
Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu
hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Remaja putri
memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan
dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami mentruasi
setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan
asupan zat besi yang lebih banyak. Penentuan anemia juga dapat dilakukan
dengan mengukur hematokrit (Ht) yang rata-rata setara dengan tiga kali kadar
hemoglobin. Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis anemia yaitu
apabila kadar Hb kurang 12 gr/dl.
Anemia pada remaja dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik,
gangguan perilaku serta emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan sel otak sehingga dapat menimbulkan daya tahan
tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar terganggu, prestasi
belajar menurun serta dapat mengakibatkan produktifitas kerja yang rendah.
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, C,
folat, riboplafin dan B12untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya
bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu
sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan nabati
yang merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap.
Program CERIWIS ( Cegah Remaja Putri dan Wanita Hamil Terhindar Dari
Anemis) merupakan program inovasi dati Tim Nusantara Sehat di UPTD
Puskesmas Naga Timbul. Program ini dibentuk karena enggannya ibu hamil dan
remaja putri untuk melakukan pemeriksaan Hb di Fasyankes. Dari keadaan
geografis,banyak wilayah perbukit yang dijadikan lahan pencarian masyarakat
berupa perkebunan. Hal ini dikaitkan karena banyaknya anak remaja putri yang
ikut andil dalam pengurusan perkebunan sehingga tidak terlalu memperhatikan
kesehatan begitupun dengan wanita hamil. Hendaknya dengan adanya program ini
remaja putri dan wanita hamil dapat selalu memperhatikan kesehatan, karena
anemia bisa memperngaruhi kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan di program ini berupa penyuluhan tentang anemia dan
pemeriksaan Hb pada remaja putrid an wanita hamil disetiap desa di wilayah kerja
puskesmas.

Gambar 2. Penyuluhan CERIWIS

g. Budayakan Etika Batuk (Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19)


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-


CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-
6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang
berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap
merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah,
dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.
Program Budayakan Etika Batuk (Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19)
merupakan program inovasi NS. Di dalam program ini dilakukan kegiatan berupa
penyuluhan dan penempelan stiker etika batuk di desa-desa dengan tujuan agar
masyarakat selalu ingat.

Gambar 2. Penyuluhan Etika Batuk dan Penempelan Stiker

B. Hambatan dan Solusi

No Profesi Masalah Akar Masalah Alternatif Masalah


1. Ahli Tidak adanya Puskesmas masih Menyelesaikan
Teknologi ruangan tahap renovasi. renovasi puskesmas
Laboratorium laboratorium sehingga nantinya ada
Medik ruangan laboratorium.
Kurangnya alat dan Tidak ada tindak Kepala Puskesmas
bahan pemeriksaan lanjut dari Kepala harus berkoordinasi
di Laboratorium. Puskesmas dan Dinas dengan Dinas
Kesehatan padahal Kesehatan agar dapat
sudah pernah di melakukan pengadaan
lakukan permintaan. alat dan bahan yang
diperlukan oleh tenaga
ATLM di
Laboratorium
Kurangnya Lintas sektor jarang Melakukan koordinasi
dukungan dari lintas ada di tempat dan dengan lintas terkait
sektor untuk setiap tidak adanya kemauan kegiatan yang akan
kegiatan. untuk mengikuti dilaksanakan.
setiap kegiatan yang
ada di Puskesmas baik
itu kegiatan NS.
Meja kerja di Meja kerja yang Seharusnya meja kerja
Laboatorium tidak tersedia di di Laboratorium harus
sesuai standar. Laboratorium hanya terbuat dari semen
terbuat dari bahan atau keramik agar
kayu. ketika ada sampel
yang tumpah tidak
menyerap pada meja
kerja.
Registrasi Tidak adanya ruangan Sudah ada ruangan
laboratorium yang laboratorium dan laboratorium
belum ada dan tidak tenaga laboratorium walaupun masih
jelas. sebelumnya. belum sesuai standar
dan tenaga
laboratorium sudah
ada dari tenaga
kesehatan NS. Dan
selanjutanya sudah
dilakukan pengusulan
tenaga NS baru untuk
tenaga kesehatan di
Puskesmas.
Alur pelayanan Tidak adanya ruangan Sudah ada ruangan
laboratorium yang laboratorium. laboratorium sehingga
tidak ada. sudah ada alur
pelayanan
laboratorium yang
jelas.
Tidak adanya Memang belum ada Sudah dilakukan
tempeh sampah dilakukan pengadaan pengadaan dan
infeksius, non tepat sampah dan permintaan sehingga
infeksius dan safety permintaan safety box. sudah terpenuhi.
box.
Tidak adanya lemari Tidak bisa melakukan Petugas ASPAK
penyimpanan permintaan karena Puskesmas melakukan
ASPAK Puskesmas verifikikasi.
belum terverifikasi
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai