Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

PELAYANAN LABORATORIUM
MASA PANDEMI COVID 19

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG SELATAN II


DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
KOTA SINGKAWANG
TAHUN 2020
BAB I

DEFINISI

A. PENDAHULUAN
Dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatn masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama. Salah satu pelayanan yang terdapat di
Puskesmas adalah pelayanan laboratorium.
Coronavirus Disease 19 (Covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Novel Coronavirus yang merupakan virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda gejala umum infeksi Covid 19
antara lain gejala pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas
hingga pada kasus yang berat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal bahkan kematian.Gejala klinis umumnya muncul 2 sampai 14
hari setelah terjadi penularan, penularan terjadi melalui aerosol atau droplet.
Selama masa pandemi covid-19 peran FTKP khususnya Puskesmas
sangat penting untuk mengendalikan jumlah kasus Covid-19.

B. PENGERTIAN
Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Laboratorium kesehatan sebagai pelayanan penunjang medis, hal ini diperlukan
untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan serta
pemantauan penyakit. Pelayanan laboratorium kesehatan di Indonesia saat ini
diselenggarakan di berbagai jenis laboratorium mulai dari laboratorium
Puskesmas, laboratorium Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit
Swasta, Balai Laboratorium Kesehatan dan laboratorium Swasta lainnya.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Singkawang Selatan II
merupakan salah satu instalasi penunjang pelayanan kesehatan yang
mempunyai visi untuk mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri di wilayah
kerja Puskesmas Singkawang Selatan II menuju Singkawang Hebat 2020.
Ada pun misi Puskesmas Singkawang Selatan II antara lain :
 Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif.
 Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik melalui
manajemen yang professional dan akuntabel.
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat.

C. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya panduan pelayanan instalasi laboratorium
UPT.Puskesmas Singkawang Selatan II adalah untuk memberikan standar bagi
seluruh petugas instalasi laboratorium di UPT.Puskesmas Singkawang Selatan II
dalam memberikan pelayanan terhadap pasien khususnya pelayanan
laboratorium selama masa pandemi covid-19.

D. KEBIJAKAN
Kebijakan pelayanan instalasi laboratorium di UPT Puskesmas
Singkawang Selatan II dibuat berdasarkan regulasi yang ada yaitu :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2013 Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
c. Keputusan Menteri Kesehatan No.364/MENKES/SK/III/2003 Tentang
Laboratorium Kesehatan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Puskesmas;
f. Peraturan Menteri Kesehatan No.657/MENKES/PER/VIII/2009
Tentang Pengiriman, Penggunaan specimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
g. Pedoman Praktik Laboratorium Yang Benar(Good Laboratory
Practice)Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
BAB II

RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP
Pelayanan ruang pemeriksaan umum di UPT.Puskesmas Singkawang
Selatan II secara garis besar meliputi empat kegiatan, yaitu kegiatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Pelayanan laboratorium
termasuk ke dalam kategori kegiatan yang bersifat preventif dimana untuk
menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk
menegakkan diagnose penyakit.
Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan, peralatan, kegiatan pemeriksaan,
kesehatan dan keselamatan kerja dan mutu.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang atau yang dikenal dengan Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan atau ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
laboratorium puskesmas.
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat
suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Keselamatan kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu, dan harta
benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungannya.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan.

B. JENIS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dilakukan di laboratorium meliputi
tahap praanalitik, analitik, dan post analitik untuk melakukan analisa terhadap
bahan/sample sesuai dengan jenis parameter yang diminta.
Adapun jenis-jenis pemeriksaan yang tersedia di UPT. Puskesmas Singkawang
Selatan II adalah pemeriksaan :
a. Hematologi
 Hemoglobin stik
 Hematologi rutin
 Hitung jumlah leukosit
 Hitung jumlah trombosit
 Hitung jenis leukosit
b. Kimia Darah
 Gula darah puasa
 Gula darah sewaktu
 Cholesterol
 Trigliserida
 Asam urat
c. Serologi
 Golongan darah
 HbsAg chromatography
 HIV
 Shypilis
 IgG/ IgM Dengue
 Widal
 Swab Antigen Covid-19
 Swab PCR Covid-19
 Antibody Covid-19
d. Mikrobiologi
 Bakteri Tahan Asam (BTA)
 Diplococcus/GO, Candida albicans
e. Pemeriksaan Urine
 Urine rutin
 HCG Test/ tes kehamilan
 Protein Urine

C. STANDAR KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsi dan menyelenggarakan Pelayanan
Laboratorium di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi
baik jumlah ataupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh
Puskesmas. Adapun tenaga di laboratorium UPT. Puskesmas Singkawang
Selatan II sebagai berikut :
No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. PENANGGUNG JAWAB D III AnalisKesehatan 1
2. PELAKSANA D IV AnalisKesehatan 1
JUMLAH 2

Untuk pembagian kerja masing-masing petugas berdasarkan tugas pokok


dan fungsi yang sesuai kompetensinya.

1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas :


a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam
hal ini Pemantapan Mutu Eksternal (PME), Pemantapan Mutu
Internal (PMI), perawatan alat, kalibrasi alat, pemenuhan reagent,
dll.
b. Memonitoring setiap pelaksanaan program kerja.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium
d. Bertanggung jawab terhadap hasil laboratorium.
2. Pelaksana Teknis di Puskesmas mempunyai tugas :
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan
dan standar operasional prosedur
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium.
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain.
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen
BAB III

TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilakukan baik oleh
pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang
dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of
care (kebijakanmenurut WHO) yaitu tindakan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative yang merumuskan pelayanan kesehatan untuk memberikan
pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumberdaya yang ada.

B. ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

PASIEN SKRINING COVID-19

YA TIDAK

PENDAFTARAN

POLI INFEKSI R. PEMERIKSAAN UMUM/ R.GIGI


DAN MULUT/ R.KIA/R.TINDAKAN

PERMINTAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

PENGAMBILAN SAMPEL DAN


PENGOLAHAN SAMPEL

PENYERAHAN HASIL DAN PEMBAYARAN/KASIR


KEMBALI KE POLI PENGIRIM
Keterangan :

1. Pasien datang kemudian dilakukan skrining covid-19, jika pasien mengarah


ke tanda infeksi maka petugas dari poli skrining akan mendaftarkan pasien di
loket pendaftaran. Jika pasien tidak mengarah ke tanda infeksi maka dari
pendaftaran (loket) diterima oleh petugas ( Ruang pemeriksaan umum, ruang
tindakan, ruang kesehatan gigi dan mulut, ruang ibu hamil, KB dan anak)
2. Petugas Poli mengirim pasien beserta blanko rujukan pemeriksaan
laboratorium
3. Petugas melakukan pengambilan sampel dan mengerjakan pemeriksaan
laboratorium sesuai blanko rujukan laboratorium
4. Petugas laboratorium memberi blanko hasil pemeriksaan pada poli pengirim
untuk mendapatkan Tindakan selanjutnya
5. Pasien membayar pemeriksaan laboratorium ke kasir

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan


permasalahan kesehatan masyarakat setempat. Setiap laboratorium
puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan
pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja dan mutu (Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012).
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagent,
standart, bahan kontrol, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada
umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang telah
dikenal, deskripsi lengkap dari bahan dan produk, mempunyai waktu
kadaluarsa yang panjang, mudah diperoleh dipasaran (Pedoman praktek
laboratorium yang benar, Depkes RI Tahun 2004).
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi
pemeriksaan-pemeriksaan dasar seperti :
a. Hematologi : hemoglobin,hematologi rutin, hitung trombosit, hitung
leukosit, hitung jenis leukosit.
b. Kimia Darah : gula darah puasa, gula darah sewaktu, cholesterol,
trigliserida, asam urat.
c. Mikrobiologi : pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam), Diplococcus/ GO,
Candida albicans
d. Imunologi-Serologi : Golongan darah, HbsAg chromatography, HIV,
Shypilis, IgG/ IgM Dengue, Widal, Swab Antigen Covid-19, Swab PCR
Covid-19, Antibody Covid-19
e. Urinalisa : urine rutin (makroskopis, mikroskopis, dan kimia urine), HCG
Test, Protein Urine.
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan
metode manual, semi automatic.Untuk mendapatkan sampel darah pasien
dilakukan pengambilan darah vena ataupun darah kapiler. Lokasi vena
tempat penusukan adalah 3 vena utama yaitu vena cevalika, vena cubiti,
vena mediana basillica.

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari


persiapan pasien sampai selesai kegiatan di laboratorium dapat menimbulkan
bahaya atau resiko terhadap petugas yang ada di laboratorium.Untuk
mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenai bahaya potensial
dan penanggulangannya sesuai ketentuan yang berlaku.Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi :

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum


a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan
dan masker (infeksius) di ruang laboratorium.Sebelum melakukan
pemeriksaan petugas harus menggunakan APD. Penggunaan APD ini
bertujuan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari
percikan darah, semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh. APD ada
beberapa jenis diantaranya yaitu sarung tangan, masker, penutup
kepala, jas laboratorium dan sepatu pelindung. Pada kegiatan
plebotomi cukup menggunakan sarung tangan dan jas laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan dan minum di ruang laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan makanan, minuman di lemari es bersama
reagen.
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan
desifektan.
e. Anggap semua specimen mengandung bahan infeksius.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung ke
dalam pipa saluran.
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi,
tanggal penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa,
keterangan/ peringatan tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar
matahari langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang
bersifat corrosive harus diletakkan di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah
menguap dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan
dibuang kedalam pipa saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan
barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi
kaporit, diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan
air sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan
desinfektan (kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.
d. Yang berkaitan dengan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci
harus terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk
ruangan laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan
menggunakan bahan mudah menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas
angin.

Dalam melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas


laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap
bahaya yang mungkin terjadi.Tersedianya fasilitas laboratorium untuk kesehatan
dan keselamatan kerja seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
alat pemadam kebakaran.

Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti jas laboratorium,


sarung tangan, masker, alas kaki tertutup yang sesuai selama bekerja.Jas
laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan dan ditinggalkan di laboratorium, selain itu
petugas harus mencuci tangan secara hiegienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi
sebelum keluar dari laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium resiko tinggi seperti pemeriksaan HIV,


HbsAg, dahak pada suspek Tbc petugas wajib menggunakan alat pelindung diri
seperti jas laboratorium, sarung tangan, masker dan alas kaki yang tertutup
sedangkan pada pemeriksaan antibody, antigen Covid 19 petugas menggunakan
alat pelindung diri level 2 yaitu gown, sarung tangan, face shield, alas kaki
tertutup, masker sedangkan pada pemeriksaan swab PCR Covid 19
menggunakan alat pelindung diri level 3 yaitu hazmat, face shield, sarung tangan,
masker, sepatu boot.

C. PENGELOLAAN SPESIMEN

Spesimen adalah sebagian bahan yang diambil untuk digunakan dalam


pengujian, pemeriksaan, atau diagnostic.

Macam-macam spesimen antara lain adalah darah, urine, sputum atau


dahak, feaces, dan cairan tubuh lainnya.

Pengelolaan spesimen yang harus diperhatikan yaitu persiapan pra


analitik, analitik dan paska analitik.

1. Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik merupakan tahap awal sebelum melakukan pemeriksaan,


petugas melakukan identifikasi kesesuaian form permintaan pemeriksaan
dengan identitas klien (pasien), memeriksa parameter pemeriksaan, petugas
mencatat waktu pada saat menerima form permintaan pemeriksaan, petugas
meminta klien/keluarga klien untuk menandatangani

inform consent, petugas memberikan penjelasan mengenai tindakan yang


akan dilakukan, petugas melakukan pengambilan dan penerimaan spesimen,
petugas melakukan penanganan terhadap spesimen, petugas menyiapkan
sampel untuk analisa
2. Tahap Analitik
Tahap analitik merupakan tahap dimana pengerjaan sampel/spesimen mulai
dikerjakan, yang dilakukan pada tahap analitik berupa persiapan reagen yang
akan digunakan, petugas melakukan pipetasi antara reagen dan sampel,
melakukan pemeriksaan, petugas melakukan pembacaan hasil.
3. Tahap Paska Analitik
Tahap paska analitik merupakan tahap akhir dari selesainya sebuah
pemeriksaan, tahap analitik adalah tahap pencatatan atau pendokumentasian
pelaporan hasil laboratorium.

Pengelolaan specimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius,


setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengelolaan specimen dengan benar, semua specimen darah dan
cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi yang baik,
karet pengaman untuk mencegah kebocoran saat specimen dipindahkan, saat
mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran dari
luar kontainer atau laboratorium, setiap orang yang memproses spesimen darah
dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan
sarung tangan dan masker, setelah memproses spesimen-spesimen tersebut
harus cuci tangan dan mengganti sarung tangan, jarum yang telah digunakan
harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang
berlaku, permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan
laboratorium.

D. NILAI KRITIS LABORATORIUM


Nilai kritis laboratorium nilai yang menggambarkan keadaan patofisiologi
seperti variasi nilai yang mengancam jiwa dan memerlukan tindakan segera.
Pelaporan nilai kritis merupakan mekanisme pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium yang ekstrim yang sangat mempengaruhi kondisi pasien dari ruang
pelayanan Laboratorium kepada ruang pemeriksaan umum, ruang tindakan,
ruang ibu hamil, KB dan Anak, ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
Petugas laboratorium harus segera melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang termasuk dalam batasan nilai kritis ke Unit tempat pasien berasal.

E. PENGELOLAAN LIMBAH
A. Limbah padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia,
limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus
pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup,
minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan. Kantong
plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai
pembungkus sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada
tabel berikut :
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang
diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah.Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku

B. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan
limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pola Ketenagaan Analis Kesehatan (Lampiran 1)


2. Pemantauan Pelaksanaan Pelayanan Laboratorium (Lampiran 2)
3. Form Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium (Lampiran 3)
4. Form Pengelolaan Limbah (Lampiran 4)

Anda mungkin juga menyukai