DINAS KESEHATAN
UPT PUSKES MAS CIKEDAL
Jl. Raya Bojong Canar – Cening, Desa Dahu Kec. Cikedal Pandeglang– Banten 42271
e-mail :puskesmas.cikedal@gmail.com
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN LABORATORIUM
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cikedal
Pada tanggal :
KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
IWAN KURNIAWAN
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
Nomor :
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
1 Darah Hematologi
Hb
Golongan Darah
Kimia Darah
Gula Darah
Asam Urat
Kolestrol
Imunologi serologi
HIV Rapid
Syphilis Rapid
HbsAg Rapid
NSI
Dengue IgG IgM
Antigen
Untuk dapat melaksanakan fungsinya pelayanan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal, saat ini
memiliki pola ketenagaan sebagai berikut :
N JENIS TENAGA KOMPETENSI JUMLAH
O
1 Tenaga Teknis D3 Analis Kesehatan 1 (Satu)
Selain tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi atau
kewajiban sebagai berikut :
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memperoses specimen
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagent dan specimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrument Laboratorium
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian
mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji
5. Mengevaluasi Teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya
6. Membantu klinis dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efesien untuk
menginterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
8. Membimbing dan membina tenaga Kesehatan lain dalam bidang Teknik
kelaboratoriuman
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
laboratorium Kesehatan
2. Mampu merencanakan atau merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya
3. Memiliki keterampilan untyk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium
6. Memiliki kewaspadaan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi hasil uji laboratorium
BAB IV
PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN SPESIMEN
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu Tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (Air kencing), darah, sputum
(dahak), dan sebagainya untuk menunjang diagnosis, pemeriksaan lanjutan (follow up) dan
peramalan prognosis suatu penyakit.
Langkah-langkah pemeriksaan laboratorium :
1. Petugas menerima rujukan dari unit pelayanan umum, unit pelayanan gigi, unit pelayanan
poli TB,pelayanan PTM,KIA, VK, UGD, dari dokter luar dan permintaan sendiri.
2. Petugas memanggil pasien, dan mempersilahkan pasien masuk
3. Petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama, umur dan Alamat sesuai
dengan formular rujukan laboratorium
4. Petugas mempersilahkan pasien untuk melakukan pembayaran dikasir apabila tidak
melalui jaminan BPJS/KARTU SEHAT
5. Petugas menjelaskan dan memeberitahu kepada pasien tentang sampel yang akan diambil
dan diperiksa lalu menyiapkan inform consent untuk ditandatangani pasien jika pasien
setuju
6. Petugas menyiapkan APD dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
sesuai dengan permintaan pemeriksaan
7. Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu hasil laboratorium di luar ruangan
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di formular hasil pemeriksaan laboratorium dan di
buku register laboratorium
10. Petugas memanggil pasien dan mengidentifikasi pasien Kembali sesuai dengan formular
hasil pemeriksaan laboratorium
11. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien untuk di bawa
Kembali ke unit sebelumnya.
BAB VI
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pelayanan Laboratorium diluar jam kerja dilakukan oleh tenaga Analis Kesehatan untuk
pelayanan dengan ketentuan :
1. Dari pukul 08:00 s/d 14:00 WIB jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka
specimen sampel akan didahulukan periksaannya di Laboratorium Puskesmas.
2. Di hari libur jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka specimen sampel
diperiksa di laboratorium.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas menginstruksikan adanya pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja.
2. Pemeriksaan Laboratorium jam 08:00 s/d 14:00 WIB dilakukan oleh D3 Analis Kesehatan
3. Dari Pukul 14:00 s/d 08:00 WIB jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka
specimen sampel diperiksa di laboratorium puskesmas.
4. Pemeriksaan laboratorium di hari libur jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO),
maka specimen sampel diperiksa di laboratorium puskesmas.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium di catat di rekam medis pasien dan di buku register
laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium apabila diperlukan perujukan
specimen :
1. Persyaratan specimen yang akan di rujuk :
Tidak melampaui masa stabilitas specimen
Tidak terkena sinar matahari langsung
Dikemas dengan baik dan diberi label bertuliskan “Bahan pemeriksaan infeksius” atau
“Bahan pemeriksaan Berbahaya”
Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
Spesimen dikemas dalam coolbox
2. Spesimen diberi label berisi nomor specimen, nama, umir, jenis kelamin, Alamat, tanggal
pengambilan specimen pada badan wadah.
3. Spesimen disertai formular pengiriman yang berisi data sebagai berikut :
Nomor Spesimen
Nama penderita
Umur
Jenis Kelamin
Alamat Penderita
Tanggal dan jam pengambilan specimen
Jenis specimen dan asal bahan
Diagnosa Klinik
Permintaan pemeriksaan
Tanggal pengiriman
4. Nama serta Alamat pengirim :
Dokter
Puskesmas dll
Kemudian dikirim langsung oleh petugas
BAB VIII
PELAYANAN LABORATORIUM BERSESIKO TINGGI
2. Pengelolaan Spesimen
1) Setiap specimen diperlakukan sebagai bahan infeksius
2) Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara penerimaan, pengambilan,
pengiriman, pengolahan dan penyimpanan specimen dengan benar
3) Semua specimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi
yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan
4) Setiap orang yang memperoses specimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup
tabung vakum) menggunakan sarung tangan dan masker
5) Setelah memperoses spesimen-spesimen tersebut cuci tangan dan mengganti sarung
tangan
6) Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku
7) Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium
3. Pengelolaan Limbah
Limbah padat medis
1) Petugas selalu gunakan sarung tangan dan sepatu pada saat menangani dan membawa
limbah medis
2) Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
3) Petugas memberi plastic limbah berlabel biohazard pada wadah limbah medis
4) Petugas menggunakan wadh limbah medis yang dilengkapi dengan tutupnya
5) Petugas menempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh dari
jangkauan anak-anak dan pasien serta tidak dekat dengan ruang makan atau ruang
tunggu
3
6) Cleaning servis mengosongkan wadah setiap hari atau sampai bagiaannya sudah
4
penuh walau belum 1 hari dan tidak memungut limbah medis tanpa menggunakan
sarung tangan
7) Petugas mencuci wadah limbah medis dengan larutan disinfektan dan dibilas dengan
air minimal sekali setiap hari atau bila kelihatan kotoran/kontaminan setelah dipakai
8) Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan setelah melakukan penanganan
limbah
9) Limbah medis yang disimpan selama 90 hari di TPS limbah medis diambil oleh pihak
ke tiga yang sudah berMOU dengan UPT Puskesmas Cikedal
Cair
Sisa darah atau cairan tubuh lainnya di buang dalam saluran IPAL (Instansi Pengolahan
Air Limbah)
Pengelolaan Limbah non medis
1) Limbah padat non medis
Limbah padat non medis seperti kertas dll yang tidak terkontaminasi dengan darah
ataupun cairan tubuh lainnya dimasukan oleh petugas dalam kantong plastic yang
berwarna hitam. Kantong plastic berwarna hitam dibawa oleh cleaning service ke
tempat pengelolaan limbah
2) Limbah cair non medis
Petugas membuang limbah cair non medis ke tempat cuci khusus yang berhubungan
dengan septictank.
BAB IX
KESELAMATAN KERJA DAN KEWAJIBAN MENGGUNAKAN APD
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kegiatan untuk mencegah kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan yang dapat merugikan petugas dan pasien atau kerugian terhadap proses di
lingkungan kerja dan pencegahan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya merupakan upaya Kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium.
Langkah-langkah :
1. Petugas mengecek ruangan laboratorium dan peralatan di dalamnya sebelum pelayanan
2. Petugas selalu memastikan suhu ruangan laboratorium sesuai standart
3. Petugas menempatkan regen-reagen ditempat yang telah disediakan
4. Petugas membersihkan meja dengan larutan hipoklorit sebelum dan sesudah kerja
(melakukan pemeriksaan)
5. Petugas selalu mencuci tangan sesuai SOP cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan laboratorium
6. Petugas selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan tindakan
7. Petugas selalu membaca petunjuk penggunaan (KIT Insert) peralatan dan reagen-reagen
sebelum menggunakannya
8. Petugas tidak boleh mencicipi dan menghirup bahan kimia
9. Petugas selalu mencuci tabung reaksi sesudah digunakan
10. Petugas selalu membereskan peralatan dan reagen setelah digunakan
11. Petugas membuang alat dan bahan habis pakai setelah digunakan ke dalam sampah medis
yang telah disediakan
12. Petugas tidak boleh makan dan minum di dalam ruang laboratorium
13. Petugas tidak boleh merokok didalam ruang laboratorium
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit dari pasien ke petugas, dari specimen pasien
ke petugas dilakukan proteksi diri petugas laboratorium dengan kewajiban petugas laboratorium
menggunakan alat pelindung.
Langkah-langkah :
1. Petugas laboratorium mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan pemeriksaan
laboratorium
2. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium
3. Petugas laboratorium memakai sarung tangan
4. Petugas laboratorium menggunakan masker saat pemeriksaan
5. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki/sepatu tertutup
6. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP yang telah dibuat
7. Petugas cuci tangan dengan sabun sesuai SOP cuci tangan setelah selesai melakukan
pemeriksaan laboratorium
8. Petugas melepas alat pelindung diri
BAB X
PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN APD
Sebagai pedoman pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung dari UPT Puskesmas
Cikedal, pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri harus mengikuti Langkah-langkah
yang tertuang dalam prosedur sebagai berikut :
1. Penanggung jawab unit melakukan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri
di setiap hari
2. Penanggung jawab unit membuat cek list pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
3. Penanggung jawab unit melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Penanggung jawab unit mengisi cek list berdasarkan hasil pengamatan
5. Penanggung jawab unit menyimpulkan hasil pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
6. Penanggung jawab unit mendokumentasikan hasil pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
7. Tim audit klinis melakukan pemantauan tiap bulan terhadap penggunaan APD dan
mencocokan hasil pemantauan pj unit dari hasil pemantauan tim audit
8. Hasil pemantauan tim audit dilaporkan
BAB XI
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
1. HEMATOLOGI
Golongan Darah 20 menit 15 menit
Hb 15 menit 10 menit
2. KIMIA KLINIK
Gula Darah (strip) 15 menit 10 menit
Cholestrol total (strip) 15 menit 10 menit
Asam Urat 15 menit 10 menit
3. IMONOLOGI SEROLOGI
Antigen 20 menit 15 menit
HCG 15menit 10 menit
Dengue NSI 30 menit 20 menit
HIV Rapid 20 menit 15 menit
Syphilis Rapid 20 menit 15 menit
HbsAg Rapid 20 menit 15 menit
4. URINE
Urine Rutin/Protein Urine 15 menit 10 menit
5. BTA (Bakteri Tahan Asam)
BTA Microbacterium Hari Pelayanan TB Paru Hari Berikutnya
Tuberculosis
TCM Tes Cepat Hari Pelayanan TB Paru Hari Berikutnya
Molekuler
BAB XIII
JAM PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS CIKEDAL
Jam pelayanan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal adalah pelayanan jasa berupa pemeriksaan
laboratorium :
1. Hari Senin – Sabtu : 08.00 WIB – 14.00 WIB
2. Hari Minggu : ON CALL
BAB XIV
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS
Pelapotan hasil laboratorium yang menggambarkan kondisi patofisiologi pasien yang nilainya
diluar batas normal yang telah disepakati bersama, baik diatas nilai norma atau dibawah nilai
norma. Dimana pasien memerlukan intervensi Tindakan medis segera karena dapat
membahayakan keselamatan pasien untuk keselamatan pasien dan agar dokter yang merawat
segera melakukan intervensi tindakan medis segera.
Langkah-langkah :
1. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis
2. Petugas laboratorium memeriksa ulang specimen
3. Petugas menuliskan hasil laboratorium dan diberi tanda “Duplo” di formular hasil
laboratorium
4. Petugas memberikan hasil laboratorium kritis kepada Dokter.
5. Dokter menuliskan hasil laboratorium kritis di rekam medis
6. Dokter melakukan penanganan segera kepada pasien
7. Petugas laboratorium melakukan pencatatan kegiatan di buku register dan pelaporan
pemantauan hasil laboratorium kritis.
BAB XV
RENTANG NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
NO SEROLOGI HASIL
1 HIV Rapid REAKTIF
2 HBSAG Rapid REAKTIF
3 Syphilis REAKTIF
BAB XVI
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN URGENT ATAU GAWAT DARURAT
Pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat darurat
adalah kegiatan untuk memonitor ketepatan waktu petugas laboratorium dalam menyampaikan
hasil laboratorium pasien urgent atau gawat darurat dan merupakan sebagai pedoman dalam
melakukan pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat
darurat agar bisa cepat dilakukan penanganan lebih lanjut. Perencanaan pemantauan waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat darurat.
Langkah – Langkah :
1. Penanggung jawab unit melakukan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil setiap
hari
2. Penanggung jawab unit membuat buku bantu/register penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil setiap pemeriksaan laboratorium
3. Penanggung jawab unit melaksanakan kegiatan penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Penanggung jawab unit mengisi buku bantu berdasarkan hasil pengamatan
5. Penanggung jawab unit menyimpulkan hasil penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil
6. Penanggung jawab unit mendokumentasikan hasil penilaian ketepatan waktu.
7. Tim audit Klinis mengaudit untuk mengetahui hasil penilaian ketepatan waktu, hasil
pemeriksaan harus ada kesesuaian
8. Hasil audit klinis dilaporkan ke tim mutu Puskesmas
BAB XVII
MONITORING PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS
1. SARANA
Gambaran sarana laboratorium UPT Puskesmas Cikedal merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini
adalah ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium
UPT Puskesmas Cikedal.
1. Ukuran Ruang
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan
3. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan kimia (keramik)
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik)
5. Pintu berjumlah satu pintu
6. Kamar kecil/WC pasien laboratorium berada di luar ruangan laboratorium
2. PRASARANA
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalansi yang membuat suatu sarana yang
ada ,dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana-prasarana
laboratorium puskesmas yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Pencahayaan cukup
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik
3. Suhu ruangan antara 22°C sd 28°C
4. Pengambilan dahak dilakukan dipojok dahak
5. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bak cuci, air
tersebut harus memenuhi syarat Kesehatan
6. Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan penutupnya
untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan (pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan) limbah padat dilakukan
sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku
3. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
1. Perlengkapan
1) Meja
Terdapat 4 meja yg dilengkapi laci
2) Kursi petugas Laboratorium
Mempunyai sandaran
Terbuat dari steinlees
3) Bak cuci
Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
Ukuran 50cm x 40cm dengan kedalaman bak 14cm
4) Lemari Pendingin
Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel, volume sesuai
kebutuhan
5) Lemari reagen
Terbuat dari kayu kokoh
2. PERALATAN
Jenis dan jumlah peralatan laboratorium puskesmas tergantung dari metode
pemeriksaan, jenis dan program puskesmas. Daftar peralatan utama dan penunjang
laboratorium puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Peralatan Utama
Mikroscop Olympus
2) Peralatan Penunjang
Deck glass/kaca penutup
Tabung K3 EDTA
Lampu Bunsen kaca
Blood lanset dengan Autoklik
Tissue lensa
Lemari es
Tourniquet
Pipet tetes
Pot specimen dahak bermulut lebar
Pot specimen urine bertutup ulir
Wadah klorin tabung reaksi bekas pakai
Wadah pengering slide
Wadah pengecatan BTA
Lidi
Spuit disposable 3cc
3. Reagensia
Jenis-jenis Reagensia Esensial dan Bahan lainnya beserta Buffer Stok
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
NO Jenis-jenis Reagensia Esensial dan Bahan Buffer Stok
lainnya
1 Rapid HIV 1 box 20 tes
2 Rapid HBSAG 1 box 20 tes
3 Rapid Syphilis 1 box 20 tes
4 Kartu Golongan Darah 1 box 20 tes
5 Strip Cholestrol 1 b0x 10 tes
6 Strip GDS 1 box 25 tes
7 Strip Asam Urat 1 box 25 tes
8 Strip HCG 1 box 50 tes
9 R/Golongan Darah 1 set 4 vial
10 Spirtus 1 botol
11 R/Zielh Nelsen 1 set 3 botol
12 Oil Imersi 1 botol 50ml
BAB XIX
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA DARAH
SEROLOGI
URINALISA
BAKTERIOLOGI
Suatu kegiatan dalam rangka mendapatkan hasil akurat melalui peningkatan mutu pemeriksaan
laboratorium dengan melakukan evaluasi rentang nilai agar hasil yang didapatkan lebih akurat
dan diketahui apakah rentang nilai masih dapat digunakan atau harus diperbaharui Kembali.
Langkah – Langkah :
1. Petugas laboratorium mendapatkan alat reagen yang baru
2. Petugas laboratorium memahami prinsip kerja alat baru dan reagen baru tersebut
3. Petugas laboratorium memahami prosedur kerja alat baru dan reagen baru tersebut
4. Petugas laboratorium mempelajari adanya perbedaan rentang nilai antara alat dan reagen
baru tersebut dengan reagen yang lama
5. Petugas laboratorium melaporkan kepada Pj unit Lab adanya perbedaan rentang nilai
rujukan pada alat dan prosedur baru tersebut
6. PJ unit lab melaporkan kepada kepala puskesmas adanya perbedaan rentang nilai rujukan
tersebut melalui coordinator UKP
7. Kepala puskesmas memberikan disposisi kepada tim mutu untuk melakukan evaluasi
8. Tim mutu melakukan evaluasi
9. Tim mutu melaporkan kepada kepala puskesmas hasil evaluasi tersebut
10. Kepala puskesmas merubah rentang nilai lama menjadi rentang nilai baru dengan
membuatkan surat keputusan
BAB XXI
MUTU LABORATORIUM
1. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua Tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa pengendalian mutu internal (PMI), Pengendalian Mutu
External (PME) dan Peningkatan Mutu.
1) Pengendalian Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)
Pengendalian mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpanan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Pengendalian Mutu Internal (PMI) meliputi tahapan sebagai
berikut :
A. Tahap Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
2) Pengambilan Spesimen
3) Pemberian Identitas Pasien
4) Pengolahan specimen
5) Penyimpanan specimen
6) Pengiriman specimen
B. Tahap Analitik
1) Persiapan Reagen
2) Kalibrasi dan pemeliharaan alat
3) Uji Ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan control
4) Pemeriksaan specimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing
C. Tahap Pasca Analitik
Mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interprestasi hasil sampai dengan pelaporan.
2) Pengendalian Mutu Eksternal (PME/ Eksternal Quality Assement/ proficiency test)
Pengendalian Mutu Eksternal PME adalah kegiatan pengendaliannya mutu yang
diselenggarakan secara periodic untuk pihak lain diluar laboratorium yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dibidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan untuk pihak pemerintah,
swasta atau internasional & diikuti oleh semua laboratorium baik pemerintah maupun
swasta dan dikaitkan dengan akreditas laboratorium Kesehatan serta perizinan
laboratorium Kesehatan swasta.
Beberapa kegiatan PME yang ada di laboratorium UPT Puskesmas Cikedal antara
lain:
PME bidang Mikrobiologi (BTA) / LQAS yang diselenggarakan oleh
LABKESDA Dinkes Kabupaten Pandeglang dalam Per Triwulan
BAB XXII
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
PELAYANAN LABORATORIUM DENGAN PROSEDUR PDCA
Dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit pelayanan dilakukan melalui prosedur
PDCA yang berkesimbungan dengan Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tim mutu mensosialisasikan ke unit laboratorium tentang peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien
2) Petugas laboratorium membuat PDCA berdasarkan hasil kinerja atau keadaan di
laboratorium
3) Petugas laboratorium mensosialisasikan hasil PDCA ke seluruh Staff pada saat lokbul
(lokakarya bulanan)
4) Petugas laboratorium melaksanakan perbaikan mutu dan keselamatan pasien
5) Tim mutu mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan dan perbaikan
6) Tim mutu menindaklanjuti hasil evaluasi dan monitoring
XXIII
KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN
Kalibrasi dan validasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang bekerjasama dengan petugas kalibrasi dari sebuah Lembaga atau Perusahaan
yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang bermutu untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya
guna menjamin alat bekerja sesuai yang diperlakukan untuk mutu hasil pengujian.
Langkah-langkah :
1) Petugas laboratorium mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di
kalibrasi
2) Petugas laboratorium membuat surat permintaan untuk kalibrasi sesuai dengan jadwal
kalibrasi kepada bagian logistic
3) Petugas logistic mengirim surat permintaan harga kepada Lembaga kalibrasi
4) Petugas logistic menerima harga dari Lembaga kalibrasi
5) Petugas logistic membuat surat persetujuan dan meminta penjadwalan kepada Lembaga
kalibrasi
6) Petugas logistic menerima penjadwalan kalibrasi dari Lembaga kalibrasi
7) Petugas logistic menginformasikan waktu kalibrasi kepada petugas laboratorium
8) Petugas logistic menerima sertifikat kalibrasi setelah dilakukan kalibrasi oleh Lembaga
kalibrasi
9) Petugas men-copy sertifikat kalibrasi dan mendokumentasikan
BAB XXIV
PERBAIKAN ALAT PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Suatu Tindakan pemeliharaan yang dilakukan apabila ditemukan kelainan-kelainan baik hasil
maupun proses pemeriksaan dalam penggunaa peralatan laboratorium untuk menanggulangi
kegagalan peralatan dan menajmin alat yang bekerja sesuai yang diperlukan untuk mutu hasil
pengujian dengan Langkah sebagai berikut :
1. Petugas mendapatkan alat dengan hasil yang menyimpang Ketika dilakukan
kalibrasi/validasi
2. Petugas menginventararis alat-alat yang menyimpang tersebut (rusak)
3. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan perbaikan
4. Petugas membuat laporan mengenai alat dan barang yang rusak
5. Petugas memberikan laporan alat yang rusak kepada pengelola barang
6. Petugas membuat surat pengajuan perbaikan alat -alat yang rusak
7. Kepala puskesmas menyetujui rencana perbaikan alat
8. Petugas meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan perbaikan
9. Petugas menginformasikan kepada Koordinator layanan klinis bahwa alat masih dalam
perbaikan
10. Petugas menerima alat yang sudah diperbaiki dari pengelola barang
11. Petugas mengajukan alat yang sudah diperbaiki kepada kepala puskesmas untuk
dilakukan kalibrasi
BAB XXV
RUJUKAN LABORATORIUM
Rujukan laboratorium adalah pelimpahan suatu tanggung jawab atas permintaan laboratorium
kepelayanan laboratorium lain yang lebih memadai dimana sebagai pedoman Langkah-langkah
melimpahkan suatu pemeriksaan kepelayanan laboratorium yang lebih memadai antara lain :
1. Petugas menerima blangko rujukan pemeriksaan laboratorium
2. Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa pemeriksaan yang diminta tidak dapat
dikerjakan karena pemeriksaan laboratorium tidak tersedia di UPT Puskesmas Cikedal
3. Petugas meminta persetujuan pasien apakah mau dibuatkan rujukan laboratorium atau
tidak
4. Petugas membuatkan surat rujukan laboratorium ke instansi laboratorium yang sudah ber
PKS dengan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal apabila pasien bersedia dirujuk
5. Jika pasien bersedia di rujuk, petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien untuk
ditandatangani
6. Petugas mendokumentasikan ke rekam medis
BAB XXVI
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM KESELAMTAN DAN KEAMANAN
LABORATORIUM
Suatu kegiatan pelaporan kegiatan pelaksanaan program keselamatan dan kesehtan kerja di
laboratorium kepada pengelola program keselamatan kerja :
1. Petugas membuat format pencatatan laporan hasil pelaksanaan kegiatan keselamtan dan
Kesehatan kerja di laboratorium
2. Petugas melakukan pencatatan tanda terima bahan berbahaya dan beracun di
laboratorium
3. Petugas melakukan pencatatan pengelolaan limbah medis
4. Petugas melakukan pencatatan pembuangan limbah medis dan limbah berbahaya
5. Petugs mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium
6. Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan kegiatan K3 kepada tim PMKP di
puskesmas
7. Petugas melaporkan kegiatan pelaksanaan K3 di puskesmas secara rutin (bulanan)
8. Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program keselamatan kepada tim PMKP
di puskesmas apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium
9. Petugas mencatat hasil verifikasi tim PMKP pada saat pelaporan pelaksanaan K3 di
laboratorium
10. Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah di verifikasi oleh pengelola K3
BAB XXVII
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI LABORATORIUM
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi manajemen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu Tindakan atau
tidak mengambil Tindakan.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak sengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera yang
dapat di cegah pada pasien , terdiri dari kejadian tidak diharapkan (KTD), Kejadian tidak cidera
(KTC) dan Kejadian nyaris cedera (KNC).
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga evaluasi. Pencatatan dan pelaporan hasil lab
normal, kritis dan cito dilakukan pada :
1. Buku register pendaftaran
2. Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
3. Buku rujukan
4. Formulir hasil laboratorium
5. Rekam medis pasien
Langkah-langkah di dalam pelaporan insiden keselamatan pasien :
1. Mencatat semua insiden yang terjadi
2. Melaporkan insiden yang terjadi kepada tim PMKP
3. Melakukan rencana perbaikan untuk mencegah insiden
4. Mengevaluasi Tindakan perbaikan yang telah dilakukan
5. Jika perbaikan membutuhkan keterlibatan staff makan akan disampaikan pada rapat-
rapat intern.
6. Jika membutuhkan kerja sama lintas sektor maka akan disampaikan oleh kepala
Puskesmas
7. Mendokumentasikan semua hasil pertemuan
Pelaporannya disampaikan secara berkala ke dinas Kesehatan kabupaten/kota berupa laporan
bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatatan harian. Laporan triwulan, semester dan
tahunan sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit tertentu
menggunakan formular baku yang sudah ditentukan oleh program.
BAB XXVIII
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM
Penerapan mengenai tata cara penanganan resiko kerja dengan melakukan identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut risiko yang bisa terjadi di laboratorium untuk menjamin keamanan
kerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi bahaya kerja di laboratorium dengan
Langkah _ Langkah sebagai berikut :
1. Petugas menggunakan jarum spuit dengan system pengunci untuk mencegah tusukan dari
terlepasnya jarum spuit
2. Petugas menggunakan alat suntik sekali pakai
3. Petugas menggunakan handscoon (sarung tangan yang tebal/double) untuk mengambil
forsep atau pecahan untuk mencegah penularan specimen yang infeksius
4. Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya partikel mikroorganisme
pathogen
5. Petugas menggunakan jas lab yang telah terstandar
6. Petugas melakukan dekontaminasi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan
laboratorium
7. Petugas membuang limbah medis bekas jarum suntik dan lancet ke dalam safety box
BAB XXIX
ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA
Orientasi prosedur dan peraktik keselamatan / keamanan kerja adalah upaya pelatihan dan
pengembangan awal bagi petugas laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti
dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi serta
mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium, sehingga dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya bahaya dilaboratorium.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metode atau prosedur
dan pelaksanaannya , bahan habis pakai dan peralatan kerja termaksud untuk kegiatan
penelitian.
2. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari bahaya
infeksi
3. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang memungkinkan
terjadinya pelepasan, kebocoran, penyebaran bahan infektif
4. Melakukan pengawasan dan memastikan semua Tindakan dikontaminasi yang telah
dilakukan jika ada tumpahan dan percikan bahan infektif
5. Memastikan bahwa Tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap peralatan laboratorium
yang akan di service atau di perbaiki
6. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan Kesehatan bagi petugas laboratorium
7. Memastikan bahwa bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui
proses dekontaminasi
8. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium dan
melaporkannya ke tim PMKP
BAB XXX
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
Suatu kegiatan pelatihan dan Pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru,
dan adanya bukti pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan yang bertujuan menginformasikan
kepada petugas laboratorium bagaimana penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau
peralatan baru dengan Langkah-langkah sebagai berikut :
1. KaTu melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa aka nada pelatihan dan Pendidikan
untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium
2. Kepala puskesmas mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti
pelatihan dan Pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pelatihan dan Pendidikan untuk
prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan Pendidikan untyk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan alat yang baru
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan Pendidikan melalui rapat lokakarya bulanan
puskesmas
6. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang
baru
7. Petugas menerapakan pelatihan Pendidikan untuk proedur yang baru, bahan berbahaya
dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laboratorium di puskesmas sesuai SOP
9. Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang
baru, bahan berbahaya atau alat yang baru menggunakan daftar tilik
10. Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah dilakukan
evaluasi.
BAB XXXI
Proses pelayanan laboratorium di UPT Puskesmas Cikedal menghasilkan limbah B3. Tujuan
pengelolaan limbah B3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja laboratorium yang
disebabkan oleh bahan berbahaya dan beracun antara lain reagensia kadaluarsa, bahan kimia
yang mudah terbakar, bahan kimia korosif, bahan kimia yang bersifat asam.
Kecelakaan kerja yang sering terjadi dilaboratorium disebabkan oleh bahan berbahaya dan
beracun dan untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib disediakan informasi
mengenai cara penanganan yang benar mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di
laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja laboratorium yang disebabkan oleh
bahan berbahaya dan beracun.
Langkah-langkah pengelolaan bahan berbahaya dan beracun :
1. Petugas menyediakan bahan kimia di ruang laboratorium dalam jumlah secukupnya
2. Petugas membuat kartu stok penggunaan bahan berbahaya dan beracun
3. Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
4. Petugas menyimpan bahan berbahaya dan beracun yang mudah terbakar dalam ruang
yang terpisah
5. Petugas tidak menyimpan bahan berbahaya sesuai dengan abjad namun berdasarkan
klasifikasinya
6. Petugas menyediakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan tebal, sepatu bot
dalam ruangan penyimpanan
7. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sinar matahari langsung
8. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sumber api/panas
9. Petugas menyediakan alat pemadam kebakaran dalam ruang penyimpanan.
BAB XXXII
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Limbah dapat dihasilkan dari sebuah layanan Kesehatan, umumnya banyak mengandung bakteri,
virus, senyawa kimia dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi Kesehatan Masyarakat
sekitar layanan Kesehatan, limbah dari laboratorium paling perlu di waspadai untuk :
1. Melindungi petugas yang menangani limbah dari luka yang tidak sengajaa
2. Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas Kesehatan yang menangani limbah
3. Mencegah penyebaran infeksi kepada Masyarakat sekitar
4. Melenyapkan bahan-bahan berbahaya
SUMBER LIMBAH
Limbah medis
Padat
Sisa specimen (sputum, feses)
Cair
Reagnesia kadaluarsa
Produk sisa proses laboratorium tentang prosedur penanganan limbah klinik
Sisa specimen (darah, urine dan cairan tubuh)
Langkah-langkah :
1. Pengelolaan limbah medis
a. Padat
Petugas selalu menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu pada saat menangani
dan membawa limbah medis
Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
Petugas memberikan label biohazard pada wadah limbah medis
Petugas menggunakan wadah limbah medis yang dilengkapi dengan tutupnya
Petugas menempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh dari
jangkauan anak-anak dan pasien serta tidak dekat dengan ruangan makan atau ruang
tunggu
Cleaning service mengosongkan wadah limbah medis pada setiap hari jam 07.00 WIB
dan tidak memungut limbah medis tanpa menggunakan sarung tangan
Petugas mencuci wadah limbah medis dengan larutan desinfektan dan dibilas dengan
air mineral sekali setiap hari atau bila kelihatan kotor/kontaminan setelah dipakai
Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan setelah melakukan penanganan
limbah
Limbah medis yang disimpan selama 90 hari di TPS limbah medis diambil oleh pihak
ketiga yang sudah ber MOU dengan UPT Puskesmas Cikedal
b. Cair
Sebelum darah dibuang, petugas melakukan dekontaminasi dengan menggunakan larutan
klorin 0,5%. Tabung darah direndam dalam larutan klorin selama 30 menit, lalu dibuang
kedalam saluran IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
2. Pengelolaan limbah Non medis
Limbah Padat Non medis
Limbah padat non medis seperti kertas dll yang tidak terkontaminasi dengan darah
ataupun cairan tubuh lainnya dimasukkan oleh petugas dalam kantong plastic yang
berwarna hitam.
Kantong plastic berwarna hitam dibawa oleh cleaning service ke tempat pengelolaan
limbah
Limbah cair Non medis
Petugas membuang limbah cair non medis ke tempat cuci khusus yang berhubungan
dengan septictank.
BAB XXXIII
PENGELOLAAN REAGEN
Pengelolaan reagen adalah sesuatu kegiatan yang menjabarkan tentang prosedur penerimaan,
penyimpanan dan control kadaluarsa reagen yang berfungsi untuk mengawasi operasional
laboratorium agar dapat mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas. Dengan Langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Penerimaan Reagensia
1) Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang
2) Petugas memeriksa keadaan kemasan reagensia (tersegel tidak terbuka dan tidak rusak
maupun robek)
3) Petugas memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang datang
2. Penyimpanan Reagensia
1) Petugas menyimpanan reagen sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera di dalam
kemasan reagen
2) Petugas selalu mengontrol suhu kulkas agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen
(untuk reagen yang harus berada didalam kulkas)
Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen
Usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup
3) Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan
pada suhu (2-8)°C
3. Pemesanan Reagen
Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20
test)
Petugas mencatat reagen yang akan habis dan melaporkan kepada kepala puskesmas
Petugas laboratorium memeriksa Kembali laporan yang diberikan
Petugas mengajukan pemesanan reagen ke bagian pembelanjaan barang
BAB XXXIV
ALUR PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS CIKEDAL
LOKET
PENDAFTARAN
PASIEN
PASIEN
DIPERIKSA
MEYERAHKAN FORM
OLEH PEMERIKSAAN LAB
DOKTER DAN DI RUANG LAB
PETUGAS
YANG
BERWENANG
VALIDASI
HASIL
PENGAMBILAN PEMERIKSAA PEMERIKSAAN
HASIL N OLEH
PENANGGUNG
JAWAB
Keterangan Gambar :
BAB XXXV
KEWENANGAN
1. Petugas yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium di UPT
Puskesmas Cikedal
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
IWAN KURNIAWAN