Anda di halaman 1dari 50

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKES MAS CIKEDAL
Jl. Raya Bojong Canar – Cening, Desa Dahu Kec. Cikedal Pandeglang– Banten 42271
e-mail :puskesmas.cikedal@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PICUNG


NOMOR :

TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN LABORATORIUM
UPT PUSKESMAS CIKEDAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPT PUSKESMAS CIKEDAL

Menimbang : a. Bahwa penyelenggaraan laboratorium kesehatan di indonesia


diselenggarakan oleh berbagai jenis jenjang Upaya pelayanan
Kesehatan, yang diantaranya diselenggarakan oleh
laboratorium puskesmas;
b. Bahwa agar mampu menjawab tuntutan Masyarakat terhadap
pelayanan Kesehatan yang tepat, akurat, dan professional,
laboratorium puskesmas harus meningkatkan mutu pelayanan
serta dapat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi;

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Peraturan Menteri Keseshatan Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman dan
Penggunaan specimen klinik, Materi Biologik, dan Muatan
Informasinya;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2015 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium
Medik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 15 tahun 2015 Tentang
Pelayanan Laboratorium Pemeriksaan HIV dan Infeksi
Oportunistik;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CIKEDAL


TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN
LABORATORIUM
UPT PUSKESMAS CIKEDAL.
KESATU : Memberlakukan penyelenggaraan pelayanan Laboratorium di UPT
Puskesmas Cikedal sebagaimana tersebut dalam lampiran surat
keputusan ini.
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan atau perubahan sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di : Cikedal
Pada tanggal :

KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL

IWAN KURNIAWAN
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
Nomor :
Tanggal :

PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS CIKEDAL

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa


tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesad aran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi Pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat Kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam Pembangunan Kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan tersebut di atas
Upaya Kesehatan yang diselenggarakan puskesmas terdiri dari pelayanan Kesehatan
perseorangan primer dan pelayanan Kesehatan Masyarakat primer. Upaya Kesehatan tersebut
dikelompokan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena Upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya Kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
Laboratorium di Puskesmas.
Adapun rincian kegiatan untuk masing-masing upaya ditetapkan berdasarkan kondisi dan
permasalahan Kesehatan Masyarakat setempat, dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistic, komprehensif dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Saat ini puskesmas sudah merata di seluruh Indonesia, dan setiap kecamatan telah
memiliki minimal satu Puskesmas. Puskesmas memberikan kontribusi yang sangat berarti untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun demikian belum diikuti dengan peningkatan
mutu pelayanan dan keterjangkauan oleh seluruh Masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
Masyarakat akan pelayanan Kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit,
perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka puskesmas
diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu
pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit
secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
Kesehatan, yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
BAB II

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


UPT PUSKESMAS CIKEDAL

NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN

1 Darah Hematologi
 Hb
 Golongan Darah

Kimia Darah
 Gula Darah
 Asam Urat
 Kolestrol

Imunologi serologi
 HIV Rapid
 Syphilis Rapid
 HbsAg Rapid
 NSI
 Dengue IgG IgM
 Antigen

2 Urin  Protein urine


 HCG Test

3 Dahak  BTA Microbacterium Tuberculosis


 TCM (Test Cepat Molekuler)
BAB III
KETENAGAAN

Untuk dapat melaksanakan fungsinya pelayanan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal, saat ini
memiliki pola ketenagaan sebagai berikut :
N JENIS TENAGA KOMPETENSI JUMLAH
O
1 Tenaga Teknis D3 Analis Kesehatan 1 (Satu)

Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga Kesehatan dan ilmuan


berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan
memanfaatkan sebagai sumber daya.
Kualifikasi Pendidikan untuk profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
adalah lulusan Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) atau Akademi Analis Kesehatan
(AAK), atau Akademi Analis Medis (AAM), atau Pendidikan Ahli Madya Analis (PAMAK),
atau lulusan Pendidikan Tinggi yang berkaitan langsung dengan Laboratorium Kesehatan.
Tugas Pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan pelayanan
laboratorium meliput bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-serologi,
Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi, Biologi dan Fisika.

Selain tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi atau
kewajiban sebagai berikut :
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memperoses specimen
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagent dan specimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrument Laboratorium
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian
mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji
5. Mengevaluasi Teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya
6. Membantu klinis dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efesien untuk
menginterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
8. Membimbing dan membina tenaga Kesehatan lain dalam bidang Teknik
kelaboratoriuman
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
laboratorium Kesehatan
2. Mampu merencanakan atau merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya
3. Memiliki keterampilan untyk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium
6. Memiliki kewaspadaan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi hasil uji laboratorium
BAB IV
PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN SPESIMEN

1. Permintaan Pemeriksaan Spesimen


Surat prosedur pelayanan laboratorium mulai dari permintaan specimen, pengambilan,
penerimaan specimen sampai penyimpanan specimen agar penatalaksanaan keseluruhan
pemeriksaan di laboratorium sesuai standar prosedur.
Langkah-langkah Permintaan Pemeriksaan Laboratorium :
1) Petugas menerima rujukan dari unit pelayanan umum, unit pelayanan gigi, unit
pelayanan poli TB,pelayanan PTM,KIA, VK, UGD, dari dokter luar dan permintaan
sendiri.
2) Petugas mempersilahkan pasien menunggu antrian
3) Petugas mempersiapkan peralatan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan pasien
2. Penerimaan specimen
Prosedur yang dilakukan laboratorium dalam penerimaan specimen agar tidak terjadi
kesalahan antara specimen yang akan diperiksa dengan identitas pasien.
Langkah-langkah :
1) Petugas menerima specimen harus memeriksa dan mencocokan data pasien antara
specimen yang diterima dengan formular permintaan pemeriksaan dan mencatat di buku
register laboratorium
2) Petugas juga harus memperhatikan kondisi specimen yang diterimanya. Jika specimen
yang diterima tidak sesuai dengan data dan tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak
3. Pengambilan Spesimen
Sebelum dilakukan pengambilan specimen petugas laboratorium melakukan pencegahan
terhadap kejadian yang tidak diharapkan dengan melakukan pengendalian mutu pra analitik,
analitik, dan pasca analitik.
Langkah-langkah :
1) Untuk melakukan pengambilan specimen petugas harus menjelaskan dan memberitahu
kepada pasien tentang specimen yang akan diambil dan diperiksa;
2) Petugas menggunakan APD
3) Petugas menyiapkan inform consent untuk ditandatangani pasien. Apabila setuju untuk
dilakukan pemeriksaan pasien menandatangani inform consent dan petugas
mempersilahkan pasien memasuki ruangan sampling
4) Kemudian petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama, umur, Alamat,
pasien sesuai dengan formular rujukan laboratorium
5) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan sesuai
pemeriksaan yang diperlukan
6) Petugas melakukan pengambilan specimen sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
4. Penyimpanan specimen
Penyimpanan specimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau specimen akan dikirim ke
laboratorium lain, penyimpanan specimen di dalam lemari es dengan suhu 2-8°C.
Langkah-langkah :
1) Petugas Laboratorium membuat specimen yang akan disimpan
2) Memberi label pada specimen yang akan disimpan sesuai identitas pasien di formular
permintaan pemeriksaan laboratorium
3) Meletakan specimen pada tempat/rak penyimpanan specimen dan memasukan ke
refrigerator suhu yang dibutuhkan specimen.
BAB V
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UPT PUSKESMAS CIKEDAL

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu Tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (Air kencing), darah, sputum
(dahak), dan sebagainya untuk menunjang diagnosis, pemeriksaan lanjutan (follow up) dan
peramalan prognosis suatu penyakit.
Langkah-langkah pemeriksaan laboratorium :
1. Petugas menerima rujukan dari unit pelayanan umum, unit pelayanan gigi, unit pelayanan
poli TB,pelayanan PTM,KIA, VK, UGD, dari dokter luar dan permintaan sendiri.
2. Petugas memanggil pasien, dan mempersilahkan pasien masuk
3. Petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama, umur dan Alamat sesuai
dengan formular rujukan laboratorium
4. Petugas mempersilahkan pasien untuk melakukan pembayaran dikasir apabila tidak
melalui jaminan BPJS/KARTU SEHAT
5. Petugas menjelaskan dan memeberitahu kepada pasien tentang sampel yang akan diambil
dan diperiksa lalu menyiapkan inform consent untuk ditandatangani pasien jika pasien
setuju
6. Petugas menyiapkan APD dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
sesuai dengan permintaan pemeriksaan
7. Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu hasil laboratorium di luar ruangan
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di formular hasil pemeriksaan laboratorium dan di
buku register laboratorium
10. Petugas memanggil pasien dan mengidentifikasi pasien Kembali sesuai dengan formular
hasil pemeriksaan laboratorium
11. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien untuk di bawa
Kembali ke unit sebelumnya.
BAB VI
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan memonitor petugas


dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan agar
pasien terjamin keamanan keselamatannya dan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah :
1. Penanggung jawab unit melakukan Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium setiap hari
2. Penanggung jawab unit membuat daftar tilik Pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium
3. Penanggung jawab unit melaksanakan kegiatan Pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Penanggung jawab unit mengisi daftar tilik berdasarkan hasil pengamatan
5. Penanggung jawab unit menyimpulkan hasil pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium
6. Penanggung jawab unit mendokumentasikan hasil pemantauan
7. Tim Audit Klinis Mengaudit untuk mengetahui hasil. Hasil pemeriksaan harus ada
kesesuaian
8. Hasil Audit Klinis dilaporkan ke tim mutu puskesmas.
BAB VII
JAM BUKA PELAYANAN LABORATORIUM
UPT PUSKESMAS CIKEDAL

Pelayanan Laboratorium diluar jam kerja dilakukan oleh tenaga Analis Kesehatan untuk
pelayanan dengan ketentuan :
1. Dari pukul 08:00 s/d 14:00 WIB jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka
specimen sampel akan didahulukan periksaannya di Laboratorium Puskesmas.
2. Di hari libur jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka specimen sampel
diperiksa di laboratorium.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas menginstruksikan adanya pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja.
2. Pemeriksaan Laboratorium jam 08:00 s/d 14:00 WIB dilakukan oleh D3 Analis Kesehatan
3. Dari Pukul 14:00 s/d 08:00 WIB jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO), maka
specimen sampel diperiksa di laboratorium puskesmas.
4. Pemeriksaan laboratorium di hari libur jika ada pemeriksaan yang diperlukan segera (CITO),
maka specimen sampel diperiksa di laboratorium puskesmas.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium di catat di rekam medis pasien dan di buku register
laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium apabila diperlukan perujukan
specimen :
1. Persyaratan specimen yang akan di rujuk :
 Tidak melampaui masa stabilitas specimen
 Tidak terkena sinar matahari langsung
 Dikemas dengan baik dan diberi label bertuliskan “Bahan pemeriksaan infeksius” atau
“Bahan pemeriksaan Berbahaya”
 Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
 Spesimen dikemas dalam coolbox
2. Spesimen diberi label berisi nomor specimen, nama, umir, jenis kelamin, Alamat, tanggal
pengambilan specimen pada badan wadah.
3. Spesimen disertai formular pengiriman yang berisi data sebagai berikut :
 Nomor Spesimen
 Nama penderita
 Umur
 Jenis Kelamin
 Alamat Penderita
 Tanggal dan jam pengambilan specimen
 Jenis specimen dan asal bahan
 Diagnosa Klinik
 Permintaan pemeriksaan
 Tanggal pengiriman
4. Nama serta Alamat pengirim :
 Dokter
 Puskesmas dll
 Kemudian dikirim langsung oleh petugas
BAB VIII
PELAYANAN LABORATORIUM BERSESIKO TINGGI

Jenis pelayanan pemeriksaan LAB beresiko tinggi antara lain :


 BTA
 HIV/AIDS
 IMS
 TCM
 COVID 19
1. Prosedur Kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas dapat menimbulkan
bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan
upaya kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
Langkah -langkah pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi :
1) Petugas menyiapkan alat pelindung diri.
2) Petugas memakai jas laboratorium.
3) Petugas memakai masker.
4) Petugas memakai sarung tangan.
5) Petugas melakukan dekontaminasi meja kerja mengunakan klorin atau cairan.
Sterilisasi
sebelum dan sesudah kerja (melakukan pemeriksaan)
6) Petugas meletakan sampel pemeriksaan pada tempat yang telah disiapkan.
7) Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaannya
8) Limbah dibuang sesuai dengan jenis limbahnya
9) Petugas memperlakukan semua sampel sebagai bahan infeksius
10) Petugas melepaskan sarung tangan, kemudian mencuci tangan dengan sabun dan
hendrub sesuai SOP
11) Petugas melepas masker, dan membuangnya pada wadah limbah medis
12) Petugas melepas jas laboratorium dan meletakannya pada tempatnya
13) Petugas mendokumentasikan pemeriksaan di buku register laboratorium.
Untuk melaksanakan praktik laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,dapat
mengunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja
dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
Untuk mencegah hal tersebut petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium,
masker,sarung tangan,alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja. jas laboratorium yang
bersih dipakai terus menerus selama bekerja dalam laboratorium dan dilepaskan serta
ditinggalkan di laboratorium.
Petugas mencuci tangan secara hygienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan
aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju jas laboratorium sebelum meninggalkan ruang
laboratorium.

2. Pengelolaan Spesimen
1) Setiap specimen diperlakukan sebagai bahan infeksius
2) Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara penerimaan, pengambilan,
pengiriman, pengolahan dan penyimpanan specimen dengan benar
3) Semua specimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi
yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan
4) Setiap orang yang memperoses specimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup
tabung vakum) menggunakan sarung tangan dan masker
5) Setelah memperoses spesimen-spesimen tersebut cuci tangan dan mengganti sarung
tangan
6) Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku
7) Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium
3. Pengelolaan Limbah
 Limbah padat medis
1) Petugas selalu gunakan sarung tangan dan sepatu pada saat menangani dan membawa
limbah medis
2) Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
3) Petugas memberi plastic limbah berlabel biohazard pada wadah limbah medis
4) Petugas menggunakan wadh limbah medis yang dilengkapi dengan tutupnya
5) Petugas menempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh dari
jangkauan anak-anak dan pasien serta tidak dekat dengan ruang makan atau ruang
tunggu
3
6) Cleaning servis mengosongkan wadah setiap hari atau sampai bagiaannya sudah
4
penuh walau belum 1 hari dan tidak memungut limbah medis tanpa menggunakan
sarung tangan
7) Petugas mencuci wadah limbah medis dengan larutan disinfektan dan dibilas dengan
air minimal sekali setiap hari atau bila kelihatan kotoran/kontaminan setelah dipakai
8) Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan setelah melakukan penanganan
limbah
9) Limbah medis yang disimpan selama 90 hari di TPS limbah medis diambil oleh pihak
ke tiga yang sudah berMOU dengan UPT Puskesmas Cikedal
 Cair
Sisa darah atau cairan tubuh lainnya di buang dalam saluran IPAL (Instansi Pengolahan
Air Limbah)
 Pengelolaan Limbah non medis
1) Limbah padat non medis
Limbah padat non medis seperti kertas dll yang tidak terkontaminasi dengan darah
ataupun cairan tubuh lainnya dimasukan oleh petugas dalam kantong plastic yang
berwarna hitam. Kantong plastic berwarna hitam dibawa oleh cleaning service ke
tempat pengelolaan limbah
2) Limbah cair non medis
Petugas membuang limbah cair non medis ke tempat cuci khusus yang berhubungan
dengan septictank.
BAB IX
KESELAMATAN KERJA DAN KEWAJIBAN MENGGUNAKAN APD

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kegiatan untuk mencegah kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan yang dapat merugikan petugas dan pasien atau kerugian terhadap proses di
lingkungan kerja dan pencegahan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya merupakan upaya Kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium.
Langkah-langkah :
1. Petugas mengecek ruangan laboratorium dan peralatan di dalamnya sebelum pelayanan
2. Petugas selalu memastikan suhu ruangan laboratorium sesuai standart
3. Petugas menempatkan regen-reagen ditempat yang telah disediakan
4. Petugas membersihkan meja dengan larutan hipoklorit sebelum dan sesudah kerja
(melakukan pemeriksaan)
5. Petugas selalu mencuci tangan sesuai SOP cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan laboratorium
6. Petugas selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan tindakan
7. Petugas selalu membaca petunjuk penggunaan (KIT Insert) peralatan dan reagen-reagen
sebelum menggunakannya
8. Petugas tidak boleh mencicipi dan menghirup bahan kimia
9. Petugas selalu mencuci tabung reaksi sesudah digunakan
10. Petugas selalu membereskan peralatan dan reagen setelah digunakan
11. Petugas membuang alat dan bahan habis pakai setelah digunakan ke dalam sampah medis
yang telah disediakan
12. Petugas tidak boleh makan dan minum di dalam ruang laboratorium
13. Petugas tidak boleh merokok didalam ruang laboratorium

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. Di tempat kerja dan lingkungan kerja
2. Desain tempat kerja yang menunjang K3
3. Ruang kerja yang dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium
4. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
5. Pencahayaan cukup dan nyaman
6. Ventilasi cukup dan sesuai
7. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan
8. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
9. Sanitasi lingkungan
10. Semua ruangan bersih, kering dan higienis
11. Tersedia tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastic dan
diberi tanda khusus
12. Tata ruang laboratorium baik sehingga tidak dapat dimasuki atau menjadi sarang
serangga atau Binatang pengerat
13. Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dan dibersihkan secara teratur
14. Prtugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium
15. Proses kerja, bahan dan peralatan kerja
16. Tersedia fasilitas laboratorium untuk Kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran
17. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas
kaki tertup) yang sesuai selama kerja
18. Jas laboratorium yang bersih dipakai terus menerus selama bekerja dalam laboratorium
dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas
laboratorium yang berpotensi infeksi)
19. Tempat kerja selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam dan
barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan diberi
keterangan
20. Sarung tangan bekas pakai ditempatkan dalam bak/peti kuning (menjadi limbah medis
atau infeksius) yang diberi tanda khusus
21. Semua tumpahan segera dibersihkan
22. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap peralatan
yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab laboratorium
23. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan
24. Jarum yang telah digunakan diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai
ketentuan yang berlaku
25. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium didekontaminasi dengan disinfektan
setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium
26. Pengelolaan bahan kimia yang benar
27. Semua petugas mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (anatara lain
penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya). Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan
28. Semua bahan kimia yang ada diberi label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit dari pasien ke petugas, dari specimen pasien
ke petugas dilakukan proteksi diri petugas laboratorium dengan kewajiban petugas laboratorium
menggunakan alat pelindung.
Langkah-langkah :
1. Petugas laboratorium mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan pemeriksaan
laboratorium
2. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium
3. Petugas laboratorium memakai sarung tangan
4. Petugas laboratorium menggunakan masker saat pemeriksaan
5. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki/sepatu tertutup
6. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP yang telah dibuat
7. Petugas cuci tangan dengan sabun sesuai SOP cuci tangan setelah selesai melakukan
pemeriksaan laboratorium
8. Petugas melepas alat pelindung diri
BAB X
PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN APD

Sebagai pedoman pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung dari UPT Puskesmas
Cikedal, pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri harus mengikuti Langkah-langkah
yang tertuang dalam prosedur sebagai berikut :
1. Penanggung jawab unit melakukan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri
di setiap hari
2. Penanggung jawab unit membuat cek list pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
3. Penanggung jawab unit melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Penanggung jawab unit mengisi cek list berdasarkan hasil pengamatan
5. Penanggung jawab unit menyimpulkan hasil pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
6. Penanggung jawab unit mendokumentasikan hasil pemantauan terhadap penggunaan alat
pelindung diri
7. Tim audit klinis melakukan pemantauan tiap bulan terhadap penggunaan APD dan
mencocokan hasil pemantauan pj unit dari hasil pemantauan tim audit
8. Hasil pemantauan tim audit dilaporkan
BAB XI
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL

Ketepatan waktu penyerahan hasil adalah suatu kegiatan membandingkan pelaksanaan


penyerahan hasil pemeriksaan dengan standart yang telah ditentukan berdasarkan ketepatan
waktu penyerahan agar hasil pemerikasaan dapat segera ditindak lanjuti sehingga pasien
mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Langkah-langkah :
1. Petugas Laboratorium melakukan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil setiap hari
2. Petugas Laboratorium membuat buku bantu/register penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil setiap pemeriksaan laboratorium
3. Petugas Laboratorium melaksanakan kegiatan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil
sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Petugas Laboratorium mengisi buku bantu berdasarkan hasil pengamatan
5. Petugas Laboratorium menyimpulkan hasil penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil
6. Petugas Laboratorium mendokumentasikan hasil penilaian
7. Hasil penilaian dilaporkan ke tim mutu puskesmas.
BAB XII
WAKTU PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU WAKTU PENYAMPAIAN


PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM CITO
LABORATORIUM

1. HEMATOLOGI
 Golongan Darah 20 menit 15 menit
 Hb 15 menit 10 menit
2. KIMIA KLINIK
 Gula Darah (strip) 15 menit 10 menit
 Cholestrol total (strip) 15 menit 10 menit
 Asam Urat 15 menit 10 menit
3. IMONOLOGI SEROLOGI
 Antigen 20 menit 15 menit
 HCG 15menit 10 menit
 Dengue NSI 30 menit 20 menit
 HIV Rapid 20 menit 15 menit
 Syphilis Rapid 20 menit 15 menit
 HbsAg Rapid 20 menit 15 menit
4. URINE
 Urine Rutin/Protein Urine 15 menit 10 menit
5. BTA (Bakteri Tahan Asam)
 BTA Microbacterium Hari Pelayanan TB Paru Hari Berikutnya
Tuberculosis
 TCM Tes Cepat Hari Pelayanan TB Paru Hari Berikutnya
Molekuler
BAB XIII
JAM PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS CIKEDAL

Jam pelayanan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal adalah pelayanan jasa berupa pemeriksaan
laboratorium :
1. Hari Senin – Sabtu : 08.00 WIB – 14.00 WIB
2. Hari Minggu : ON CALL
BAB XIV
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS

Pelapotan hasil laboratorium yang menggambarkan kondisi patofisiologi pasien yang nilainya
diluar batas normal yang telah disepakati bersama, baik diatas nilai norma atau dibawah nilai
norma. Dimana pasien memerlukan intervensi Tindakan medis segera karena dapat
membahayakan keselamatan pasien untuk keselamatan pasien dan agar dokter yang merawat
segera melakukan intervensi tindakan medis segera.

Langkah-langkah :
1. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis
2. Petugas laboratorium memeriksa ulang specimen
3. Petugas menuliskan hasil laboratorium dan diberi tanda “Duplo” di formular hasil
laboratorium
4. Petugas memberikan hasil laboratorium kritis kepada Dokter.
5. Dokter menuliskan hasil laboratorium kritis di rekam medis
6. Dokter melakukan penanganan segera kepada pasien
7. Petugas laboratorium melakukan pencatatan kegiatan di buku register dan pelaporan
pemantauan hasil laboratorium kritis.
BAB XV
RENTANG NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

N JENIS PEMERIKSAAN LIMIT RENDAH LIMIT TINGGI SATUAN


O
HEMATOLOGI
1 HB (Haemoglobin) 5 20 gr/dl
KIMIA KLINIK
1 Glukosa 40 350 mg/dl
2 Asam Urat 1,0 15 mg/dl
3 Cholesterol 50 400 mg/dl

NO SEROLOGI HASIL
1 HIV Rapid REAKTIF
2 HBSAG Rapid REAKTIF
3 Syphilis REAKTIF
BAB XVI
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN URGENT ATAU GAWAT DARURAT

Pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat darurat
adalah kegiatan untuk memonitor ketepatan waktu petugas laboratorium dalam menyampaikan
hasil laboratorium pasien urgent atau gawat darurat dan merupakan sebagai pedoman dalam
melakukan pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat
darurat agar bisa cepat dilakukan penanganan lebih lanjut. Perencanaan pemantauan waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat darurat.

Langkah – Langkah :
1. Penanggung jawab unit melakukan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil setiap
hari
2. Penanggung jawab unit membuat buku bantu/register penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil setiap pemeriksaan laboratorium
3. Penanggung jawab unit melaksanakan kegiatan penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil sesuai dengan rencana pelaksanaan
4. Penanggung jawab unit mengisi buku bantu berdasarkan hasil pengamatan
5. Penanggung jawab unit menyimpulkan hasil penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil
6. Penanggung jawab unit mendokumentasikan hasil penilaian ketepatan waktu.
7. Tim audit Klinis mengaudit untuk mengetahui hasil penilaian ketepatan waktu, hasil
pemeriksaan harus ada kesesuaian
8. Hasil audit klinis dilaporkan ke tim mutu Puskesmas
BAB XVII
MONITORING PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS

Untuk memonitoring apakah pemeriksaan laboratorium kritis di UPT Puskesmas Cikedal


dilaporkan sesuai prosedur dilaksanakan sebagai pedoman monitoring terhadap pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang kritis di UPT Puskesmas Cikedal, dengan mengikuti Langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Tim mutu klinis memantau isi buku pelaporan hasil lab yang kritis kepada petugas lab
2. Tim mutu klinis memonitoring hasil pemantauan harian pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium yang kritis.
3. Tim mutu klinis mencatat hasil monitoring dalam laporan hasil evaluasi laporan
pemriksaan lab yang kritis
4. Tim mutu klinis menganalisa hasil monitoring
5. Tim mutu klinis melakukan crosscheck kepada petugas lab dan peminta pemeriksaan
terhadap hasil lab kritis yang dilaporkan segera
6. Tim mutu klinis menyampaikan hasil temuan
7. Tim mutu klinis menanyakan permasalahan yang ada sehubungan dengan hasil temuan
8. Tim mutu klinis dengan anggotanya rapat menganalisa penyebab masalah
9. Tim mutu klinis dan anggotanya rapat menentukan tindak lanjut
10. Tim mutu klinis menekankan kepada petugas lab segera melaporkan hasil pemeriksaan
lab yang kritis kepada dokter pemeriksa
11. Tim mutu klinis mendokumentasikan hasil rapat untuk menentukan tindak lanjut dari
masalah
BAB XVIII
SARANA, PRASARANA, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN

1. SARANA
Gambaran sarana laboratorium UPT Puskesmas Cikedal merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini
adalah ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium
UPT Puskesmas Cikedal.
1. Ukuran Ruang
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan
3. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan kimia (keramik)
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik)
5. Pintu berjumlah satu pintu
6. Kamar kecil/WC pasien laboratorium berada di luar ruangan laboratorium
2. PRASARANA
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalansi yang membuat suatu sarana yang
ada ,dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana-prasarana
laboratorium puskesmas yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Pencahayaan cukup
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik
3. Suhu ruangan antara 22°C sd 28°C
4. Pengambilan dahak dilakukan dipojok dahak
5. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bak cuci, air
tersebut harus memenuhi syarat Kesehatan
6. Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan penutupnya
untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan (pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan) limbah padat dilakukan
sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku
3. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
1. Perlengkapan
1) Meja
 Terdapat 4 meja yg dilengkapi laci
2) Kursi petugas Laboratorium
 Mempunyai sandaran
 Terbuat dari steinlees
3) Bak cuci
 Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
 Ukuran 50cm x 40cm dengan kedalaman bak 14cm
4) Lemari Pendingin
 Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel, volume sesuai
kebutuhan
5) Lemari reagen
 Terbuat dari kayu kokoh

2. PERALATAN
Jenis dan jumlah peralatan laboratorium puskesmas tergantung dari metode
pemeriksaan, jenis dan program puskesmas. Daftar peralatan utama dan penunjang
laboratorium puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Peralatan Utama
 Mikroscop Olympus
2) Peralatan Penunjang
 Deck glass/kaca penutup
 Tabung K3 EDTA
 Lampu Bunsen kaca
 Blood lanset dengan Autoklik
 Tissue lensa
 Lemari es
 Tourniquet
 Pipet tetes
 Pot specimen dahak bermulut lebar
 Pot specimen urine bertutup ulir
 Wadah klorin tabung reaksi bekas pakai
 Wadah pengering slide
 Wadah pengecatan BTA
 Lidi
 Spuit disposable 3cc
3. Reagensia
Jenis-jenis Reagensia Esensial dan Bahan lainnya beserta Buffer Stok
UPT PUSKESMAS CIKEDAL
NO Jenis-jenis Reagensia Esensial dan Bahan Buffer Stok
lainnya
1 Rapid HIV 1 box 20 tes
2 Rapid HBSAG 1 box 20 tes
3 Rapid Syphilis 1 box 20 tes
4 Kartu Golongan Darah 1 box 20 tes
5 Strip Cholestrol 1 b0x 10 tes
6 Strip GDS 1 box 25 tes
7 Strip Asam Urat 1 box 25 tes
8 Strip HCG 1 box 50 tes
9 R/Golongan Darah 1 set 4 vial
10 Spirtus 1 botol
11 R/Zielh Nelsen 1 set 3 botol
12 Oil Imersi 1 botol 50ml
BAB XIX
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN


HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Hemoglobin 12-18 g/dl

KIMIA DARAH

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Kolesterol Total 150- 200 mg/dl

Glukosa Puasa 70 – 110 mg/dl


Glukosa 2 Jam PP 70-140 mg/dl
Glukosa Sewaktu 70- 130 mg/dl

SEROLOGI

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


HbsAg Rapid Non Reaktif
Rapid Test HIV Non Reaktif
Rapid Test Syiphilis (TPHA Rapid) Non Reaktif
Dengue IgG dan IgM Negatif
Denngue NS 1 Negatif

URINALISA

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Glukosa Negatif
Protein Negatif

HCG (Tes Pack)

BAKTERIOLOGI

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


BTA Negatif
Tes Cepat Molekuler Tuberkulosis MTB NOT DETECTED
BAB XX
EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI

Suatu kegiatan dalam rangka mendapatkan hasil akurat melalui peningkatan mutu pemeriksaan
laboratorium dengan melakukan evaluasi rentang nilai agar hasil yang didapatkan lebih akurat
dan diketahui apakah rentang nilai masih dapat digunakan atau harus diperbaharui Kembali.
Langkah – Langkah :
1. Petugas laboratorium mendapatkan alat reagen yang baru
2. Petugas laboratorium memahami prinsip kerja alat baru dan reagen baru tersebut
3. Petugas laboratorium memahami prosedur kerja alat baru dan reagen baru tersebut
4. Petugas laboratorium mempelajari adanya perbedaan rentang nilai antara alat dan reagen
baru tersebut dengan reagen yang lama
5. Petugas laboratorium melaporkan kepada Pj unit Lab adanya perbedaan rentang nilai
rujukan pada alat dan prosedur baru tersebut
6. PJ unit lab melaporkan kepada kepala puskesmas adanya perbedaan rentang nilai rujukan
tersebut melalui coordinator UKP
7. Kepala puskesmas memberikan disposisi kepada tim mutu untuk melakukan evaluasi
8. Tim mutu melakukan evaluasi
9. Tim mutu melaporkan kepada kepala puskesmas hasil evaluasi tersebut
10. Kepala puskesmas merubah rentang nilai lama menjadi rentang nilai baru dengan
membuatkan surat keputusan
BAB XXI
MUTU LABORATORIUM

1. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua Tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa pengendalian mutu internal (PMI), Pengendalian Mutu
External (PME) dan Peningkatan Mutu.
1) Pengendalian Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)
Pengendalian mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpanan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Pengendalian Mutu Internal (PMI) meliputi tahapan sebagai
berikut :
A. Tahap Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
2) Pengambilan Spesimen
3) Pemberian Identitas Pasien
4) Pengolahan specimen
5) Penyimpanan specimen
6) Pengiriman specimen
B. Tahap Analitik
1) Persiapan Reagen
2) Kalibrasi dan pemeliharaan alat
3) Uji Ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan control
4) Pemeriksaan specimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing
C. Tahap Pasca Analitik
Mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interprestasi hasil sampai dengan pelaporan.
2) Pengendalian Mutu Eksternal (PME/ Eksternal Quality Assement/ proficiency test)
Pengendalian Mutu Eksternal PME adalah kegiatan pengendaliannya mutu yang
diselenggarakan secara periodic untuk pihak lain diluar laboratorium yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dibidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan untuk pihak pemerintah,
swasta atau internasional & diikuti oleh semua laboratorium baik pemerintah maupun
swasta dan dikaitkan dengan akreditas laboratorium Kesehatan serta perizinan
laboratorium Kesehatan swasta.
Beberapa kegiatan PME yang ada di laboratorium UPT Puskesmas Cikedal antara
lain:
 PME bidang Mikrobiologi (BTA) / LQAS yang diselenggarakan oleh
LABKESDA Dinkes Kabupaten Pandeglang dalam Per Triwulan
BAB XXII
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
PELAYANAN LABORATORIUM DENGAN PROSEDUR PDCA

Dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit pelayanan dilakukan melalui prosedur
PDCA yang berkesimbungan dengan Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tim mutu mensosialisasikan ke unit laboratorium tentang peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien
2) Petugas laboratorium membuat PDCA berdasarkan hasil kinerja atau keadaan di
laboratorium
3) Petugas laboratorium mensosialisasikan hasil PDCA ke seluruh Staff pada saat lokbul
(lokakarya bulanan)
4) Petugas laboratorium melaksanakan perbaikan mutu dan keselamatan pasien
5) Tim mutu mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan dan perbaikan
6) Tim mutu menindaklanjuti hasil evaluasi dan monitoring
XXIII
KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN

Kalibrasi dan validasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang bekerjasama dengan petugas kalibrasi dari sebuah Lembaga atau Perusahaan
yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang bermutu untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya
guna menjamin alat bekerja sesuai yang diperlakukan untuk mutu hasil pengujian.

Langkah-langkah :
1) Petugas laboratorium mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di
kalibrasi
2) Petugas laboratorium membuat surat permintaan untuk kalibrasi sesuai dengan jadwal
kalibrasi kepada bagian logistic
3) Petugas logistic mengirim surat permintaan harga kepada Lembaga kalibrasi
4) Petugas logistic menerima harga dari Lembaga kalibrasi
5) Petugas logistic membuat surat persetujuan dan meminta penjadwalan kepada Lembaga
kalibrasi
6) Petugas logistic menerima penjadwalan kalibrasi dari Lembaga kalibrasi
7) Petugas logistic menginformasikan waktu kalibrasi kepada petugas laboratorium
8) Petugas logistic menerima sertifikat kalibrasi setelah dilakukan kalibrasi oleh Lembaga
kalibrasi
9) Petugas men-copy sertifikat kalibrasi dan mendokumentasikan
BAB XXIV
PERBAIKAN ALAT PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Suatu Tindakan pemeliharaan yang dilakukan apabila ditemukan kelainan-kelainan baik hasil
maupun proses pemeriksaan dalam penggunaa peralatan laboratorium untuk menanggulangi
kegagalan peralatan dan menajmin alat yang bekerja sesuai yang diperlukan untuk mutu hasil
pengujian dengan Langkah sebagai berikut :
1. Petugas mendapatkan alat dengan hasil yang menyimpang Ketika dilakukan
kalibrasi/validasi
2. Petugas menginventararis alat-alat yang menyimpang tersebut (rusak)
3. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan perbaikan
4. Petugas membuat laporan mengenai alat dan barang yang rusak
5. Petugas memberikan laporan alat yang rusak kepada pengelola barang
6. Petugas membuat surat pengajuan perbaikan alat -alat yang rusak
7. Kepala puskesmas menyetujui rencana perbaikan alat
8. Petugas meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan perbaikan
9. Petugas menginformasikan kepada Koordinator layanan klinis bahwa alat masih dalam
perbaikan
10. Petugas menerima alat yang sudah diperbaiki dari pengelola barang
11. Petugas mengajukan alat yang sudah diperbaiki kepada kepala puskesmas untuk
dilakukan kalibrasi
BAB XXV
RUJUKAN LABORATORIUM

Rujukan laboratorium adalah pelimpahan suatu tanggung jawab atas permintaan laboratorium
kepelayanan laboratorium lain yang lebih memadai dimana sebagai pedoman Langkah-langkah
melimpahkan suatu pemeriksaan kepelayanan laboratorium yang lebih memadai antara lain :
1. Petugas menerima blangko rujukan pemeriksaan laboratorium
2. Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa pemeriksaan yang diminta tidak dapat
dikerjakan karena pemeriksaan laboratorium tidak tersedia di UPT Puskesmas Cikedal
3. Petugas meminta persetujuan pasien apakah mau dibuatkan rujukan laboratorium atau
tidak
4. Petugas membuatkan surat rujukan laboratorium ke instansi laboratorium yang sudah ber
PKS dengan laboratorium UPT Puskesmas Cikedal apabila pasien bersedia dirujuk
5. Jika pasien bersedia di rujuk, petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien untuk
ditandatangani
6. Petugas mendokumentasikan ke rekam medis
BAB XXVI
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM KESELAMTAN DAN KEAMANAN
LABORATORIUM

Suatu kegiatan pelaporan kegiatan pelaksanaan program keselamatan dan kesehtan kerja di
laboratorium kepada pengelola program keselamatan kerja :
1. Petugas membuat format pencatatan laporan hasil pelaksanaan kegiatan keselamtan dan
Kesehatan kerja di laboratorium
2. Petugas melakukan pencatatan tanda terima bahan berbahaya dan beracun di
laboratorium
3. Petugas melakukan pencatatan pengelolaan limbah medis
4. Petugas melakukan pencatatan pembuangan limbah medis dan limbah berbahaya
5. Petugs mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium
6. Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan kegiatan K3 kepada tim PMKP di
puskesmas
7. Petugas melaporkan kegiatan pelaksanaan K3 di puskesmas secara rutin (bulanan)
8. Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program keselamatan kepada tim PMKP
di puskesmas apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium
9. Petugas mencatat hasil verifikasi tim PMKP pada saat pelaporan pelaksanaan K3 di
laboratorium
10. Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah di verifikasi oleh pengelola K3
BAB XXVII
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI LABORATORIUM

Keselamatan pasien adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi manajemen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu Tindakan atau
tidak mengambil Tindakan.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak sengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera yang
dapat di cegah pada pasien , terdiri dari kejadian tidak diharapkan (KTD), Kejadian tidak cidera
(KTC) dan Kejadian nyaris cedera (KNC).
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga evaluasi. Pencatatan dan pelaporan hasil lab
normal, kritis dan cito dilakukan pada :
1. Buku register pendaftaran
2. Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
3. Buku rujukan
4. Formulir hasil laboratorium
5. Rekam medis pasien
Langkah-langkah di dalam pelaporan insiden keselamatan pasien :
1. Mencatat semua insiden yang terjadi
2. Melaporkan insiden yang terjadi kepada tim PMKP
3. Melakukan rencana perbaikan untuk mencegah insiden
4. Mengevaluasi Tindakan perbaikan yang telah dilakukan
5. Jika perbaikan membutuhkan keterlibatan staff makan akan disampaikan pada rapat-
rapat intern.
6. Jika membutuhkan kerja sama lintas sektor maka akan disampaikan oleh kepala
Puskesmas
7. Mendokumentasikan semua hasil pertemuan
Pelaporannya disampaikan secara berkala ke dinas Kesehatan kabupaten/kota berupa laporan
bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatatan harian. Laporan triwulan, semester dan
tahunan sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit tertentu
menggunakan formular baku yang sudah ditentukan oleh program.
BAB XXVIII
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

Penerapan mengenai tata cara penanganan resiko kerja dengan melakukan identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut risiko yang bisa terjadi di laboratorium untuk menjamin keamanan
kerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi bahaya kerja di laboratorium dengan
Langkah _ Langkah sebagai berikut :
1. Petugas menggunakan jarum spuit dengan system pengunci untuk mencegah tusukan dari
terlepasnya jarum spuit
2. Petugas menggunakan alat suntik sekali pakai
3. Petugas menggunakan handscoon (sarung tangan yang tebal/double) untuk mengambil
forsep atau pecahan untuk mencegah penularan specimen yang infeksius
4. Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya partikel mikroorganisme
pathogen
5. Petugas menggunakan jas lab yang telah terstandar
6. Petugas melakukan dekontaminasi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan
laboratorium
7. Petugas membuang limbah medis bekas jarum suntik dan lancet ke dalam safety box
BAB XXIX
ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA

Orientasi prosedur dan peraktik keselamatan / keamanan kerja adalah upaya pelatihan dan
pengembangan awal bagi petugas laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti
dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi serta
mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium, sehingga dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya bahaya dilaboratorium.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metode atau prosedur
dan pelaksanaannya , bahan habis pakai dan peralatan kerja termaksud untuk kegiatan
penelitian.
2. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari bahaya
infeksi
3. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang memungkinkan
terjadinya pelepasan, kebocoran, penyebaran bahan infektif
4. Melakukan pengawasan dan memastikan semua Tindakan dikontaminasi yang telah
dilakukan jika ada tumpahan dan percikan bahan infektif
5. Memastikan bahwa Tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap peralatan laboratorium
yang akan di service atau di perbaiki
6. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan Kesehatan bagi petugas laboratorium
7. Memastikan bahwa bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui
proses dekontaminasi
8. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium dan
melaporkannya ke tim PMKP
BAB XXX
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

Suatu kegiatan pelatihan dan Pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru,
dan adanya bukti pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan yang bertujuan menginformasikan
kepada petugas laboratorium bagaimana penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau
peralatan baru dengan Langkah-langkah sebagai berikut :
1. KaTu melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa aka nada pelatihan dan Pendidikan
untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium
2. Kepala puskesmas mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti
pelatihan dan Pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pelatihan dan Pendidikan untuk
prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan Pendidikan untyk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan alat yang baru
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan Pendidikan melalui rapat lokakarya bulanan
puskesmas
6. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang
baru
7. Petugas menerapakan pelatihan Pendidikan untuk proedur yang baru, bahan berbahaya
dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laboratorium di puskesmas sesuai SOP
9. Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang
baru, bahan berbahaya atau alat yang baru menggunakan daftar tilik
10. Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah dilakukan
evaluasi.
BAB XXXI

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Proses pelayanan laboratorium di UPT Puskesmas Cikedal menghasilkan limbah B3. Tujuan
pengelolaan limbah B3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja laboratorium yang
disebabkan oleh bahan berbahaya dan beracun antara lain reagensia kadaluarsa, bahan kimia
yang mudah terbakar, bahan kimia korosif, bahan kimia yang bersifat asam.
Kecelakaan kerja yang sering terjadi dilaboratorium disebabkan oleh bahan berbahaya dan
beracun dan untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib disediakan informasi
mengenai cara penanganan yang benar mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di
laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja laboratorium yang disebabkan oleh
bahan berbahaya dan beracun.
Langkah-langkah pengelolaan bahan berbahaya dan beracun :
1. Petugas menyediakan bahan kimia di ruang laboratorium dalam jumlah secukupnya
2. Petugas membuat kartu stok penggunaan bahan berbahaya dan beracun
3. Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
4. Petugas menyimpan bahan berbahaya dan beracun yang mudah terbakar dalam ruang
yang terpisah
5. Petugas tidak menyimpan bahan berbahaya sesuai dengan abjad namun berdasarkan
klasifikasinya
6. Petugas menyediakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan tebal, sepatu bot
dalam ruangan penyimpanan
7. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sinar matahari langsung
8. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sumber api/panas
9. Petugas menyediakan alat pemadam kebakaran dalam ruang penyimpanan.
BAB XXXII
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Limbah dapat dihasilkan dari sebuah layanan Kesehatan, umumnya banyak mengandung bakteri,
virus, senyawa kimia dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi Kesehatan Masyarakat
sekitar layanan Kesehatan, limbah dari laboratorium paling perlu di waspadai untuk :
1. Melindungi petugas yang menangani limbah dari luka yang tidak sengajaa
2. Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas Kesehatan yang menangani limbah
3. Mencegah penyebaran infeksi kepada Masyarakat sekitar
4. Melenyapkan bahan-bahan berbahaya

SUMBER LIMBAH
 Limbah medis
 Padat
 Sisa specimen (sputum, feses)
 Cair
 Reagnesia kadaluarsa
 Produk sisa proses laboratorium tentang prosedur penanganan limbah klinik
 Sisa specimen (darah, urine dan cairan tubuh)

Langkah-langkah :
1. Pengelolaan limbah medis
a. Padat
 Petugas selalu menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu pada saat menangani
dan membawa limbah medis
 Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar
 Petugas memberikan label biohazard pada wadah limbah medis
 Petugas menggunakan wadah limbah medis yang dilengkapi dengan tutupnya
 Petugas menempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh dari
jangkauan anak-anak dan pasien serta tidak dekat dengan ruangan makan atau ruang
tunggu
 Cleaning service mengosongkan wadah limbah medis pada setiap hari jam 07.00 WIB
dan tidak memungut limbah medis tanpa menggunakan sarung tangan
 Petugas mencuci wadah limbah medis dengan larutan desinfektan dan dibilas dengan
air mineral sekali setiap hari atau bila kelihatan kotor/kontaminan setelah dipakai
 Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan setelah melakukan penanganan
limbah
 Limbah medis yang disimpan selama 90 hari di TPS limbah medis diambil oleh pihak
ketiga yang sudah ber MOU dengan UPT Puskesmas Cikedal
b. Cair
Sebelum darah dibuang, petugas melakukan dekontaminasi dengan menggunakan larutan
klorin 0,5%. Tabung darah direndam dalam larutan klorin selama 30 menit, lalu dibuang
kedalam saluran IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
2. Pengelolaan limbah Non medis
 Limbah Padat Non medis
Limbah padat non medis seperti kertas dll yang tidak terkontaminasi dengan darah
ataupun cairan tubuh lainnya dimasukkan oleh petugas dalam kantong plastic yang
berwarna hitam.
Kantong plastic berwarna hitam dibawa oleh cleaning service ke tempat pengelolaan
limbah
 Limbah cair Non medis
Petugas membuang limbah cair non medis ke tempat cuci khusus yang berhubungan
dengan septictank.
BAB XXXIII

PENGELOLAAN REAGEN

Pengelolaan reagen adalah sesuatu kegiatan yang menjabarkan tentang prosedur penerimaan,
penyimpanan dan control kadaluarsa reagen yang berfungsi untuk mengawasi operasional
laboratorium agar dapat mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas. Dengan Langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Penerimaan Reagensia
1) Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang
2) Petugas memeriksa keadaan kemasan reagensia (tersegel tidak terbuka dan tidak rusak
maupun robek)
3) Petugas memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang datang
2. Penyimpanan Reagensia
1) Petugas menyimpanan reagen sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera di dalam
kemasan reagen
2) Petugas selalu mengontrol suhu kulkas agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen
(untuk reagen yang harus berada didalam kulkas)
 Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen
 Usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup
3) Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan
pada suhu (2-8)°C
3. Pemesanan Reagen
 Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20
test)
 Petugas mencatat reagen yang akan habis dan melaporkan kepada kepala puskesmas
 Petugas laboratorium memeriksa Kembali laporan yang diberikan
 Petugas mengajukan pemesanan reagen ke bagian pembelanjaan barang
BAB XXXIV
ALUR PELAYANAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS CIKEDAL

Alur pelayanan laboratorium UPT Puskesmaas Picung :

PASIEN PASIEN RUJUKAN

LOKET
PENDAFTARAN

PASIEN
PASIEN
DIPERIKSA
MEYERAHKAN FORM
OLEH PEMERIKSAAN LAB
DOKTER DAN DI RUANG LAB
PETUGAS
YANG
BERWENANG

VALIDASI
HASIL
PENGAMBILAN PEMERIKSAA PEMERIKSAAN
HASIL N OLEH
PENANGGUNG
JAWAB

Keterangan Gambar :

1. Pasien datang mendaftarkan diri ke loket pendaftaran puskesmas


2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diberikan diberi formular
permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Pasien rujukan dari luar puskesmas yang datang ke puskesmas yang datang ke puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran
puskesmas langsung menuju ruangan laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan
rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya.
4. Menyerahkan formular permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium
5. Pesein dilakukan pemeriksaan laboratorum oleh petugas laboratorium.
6. Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien langsung
dengan catatan hasil normal, jika hasil kritis diserahkan langsung oleh petugas laboratorium
ke Dokter atau petugas yang mengajukan pemeriksaan laboratorium,pasien rujukan diberikan
hasil laboratorium dan disarakan untuk Kembali lagi ke dokter yg merujuk pemeriksaan.

BAB XXXV
KEWENANGAN
1. Petugas yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium di UPT
Puskesmas Cikedal

NO NAMA PENDIDIKAN KEWENANGAN


1 Gilang Maulana D3 Analis Kesehatan Melakukan pemeriksaan
A.Md,AK hasil laboratorium
Keterangan : perawat dan bidan yang sudah di latih berhak melakukan pemeriksaan
laboratorium atas mandat penanggung jawab laboratorium dalam keadaan tertentu.

2. Petugas yang memvalidasi hasil pemeriksaan laboratorium di upt puskesmas


Cikedal

NO NAMA PENDIDIKAN KEWENANGAN


1 dr. Sri Amaliya S1 Kedokteran umum Melakukan pemeriksaan
hasil laboratorium
2 Gilang Maulana D3 Analis Kesehatan Melakukan pemeriksaan
A.Md,AK hasil laboratorium

3. Petugas yang memiliki kewenangan untuk menginterpretasi hasi laboratorium


di upt puskesmas Cikedal.

NO NAMA PENDIDIKAN KEWENANGAN


1 dr. Sri Amaliya S1 Kedokteran umum Melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan laboratorium
2 dr. Panji S1 Kedokteran umum Melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan laboratorium
BAB XXXVI
PENUTUP

Peraturan Menteri Kesehatan tentang penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan


Masyarakat ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan
peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan laboratorim di Puskesma Kriteria Penyelenggaran
Laboratorim Puskesmas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

KEPALA
UPT PUSKESMAS CIKEDAL

IWAN KURNIAWAN

Anda mungkin juga menyukai