Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
JALAN GUNUNG DAEK NO.06 TEMBILAHAN 29212Email : pkmtembilahankota@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA


Nomor /PKM/ADMEN-010/I/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA


Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai kebutuhan
pasien;
b. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. Bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
UPT Puskesmas Tembilahan Kota;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan Narkotika Psikotropika dan Prekursor Farmasi;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74


Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA


TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA.

Kesatu : Kebijakan penunjang pelayanan klinis UPT Puskesmas Tembilahan Kota


sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tembilahan
Pada tanggal : 10 Januari 2019

Kepala UPT Puskesmas


Tembilahan Kota

drg. WAHYU WINDA, M.Si


Nip. 19790613 200501 2 006
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALAUPT
PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
NOMOR /PKM/ADMEN-010/I/2019
TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
TEMBILAHAN KOTA

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang disediakan di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota meliputi;
a. Hematologi
 Hb Sahli
 Laju Endap Darah (LED)
 Golongan Darah
b. Darah Rutin (Hematologi Analizer)
c. Kimia Darah (Stik dan Fotometer)
 Gula Darah Sewaktu
 Gula Darah Puasa
 Gula Darah 2 Jam PP
 Kolesterol Total
 Asam Urat
d. Lainnya
 Malaria
 Leprae
 HIV/AIDS
 Sifilis
e. Urin
 Urin Stik 11 Parameter (Urin Analizer)
 Urin 2 Parameter (Glukosan dan Protein)
 HCG Tes
f. Feses Rutin
 Makroskopis
 Mikroskopis
g. Dahak (BTA/Bakteri Tahan Asam)
h. Sekret Vagina/Uretra (IMS, Infeksi Menular Seksual)
i. CT (Waktu Pembekuan)
j. BT (Waktu Pendarahan)
k. Pemeriksaan kehamilan lengkap, yaitu :
 Hb
 Golongan Darah
 Protein urin
 Reduksi Urin
 Malaria
 HbSAg
 Sifilis
 HIV
l. KIR Haji, yaitu
 Darah rutin lengkap
 Gula darah sewaktu
 Kolesterol
 Asam urat
 Golongan darah
 Urin lengkap
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan SMAK (Sekolah Menengah Analis
Kesehatan) atau Petugas Kesehatan Lain yang telah mendapat pelatihan dan
pendelegasian wewenang.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpretasi oleh petugas yang terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur, mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
5. Pelayanan pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja hanya untuk pemeriksaan kimia
darah (Stik).
6. Jika ada permintaan pemeriksaan diluar jam kerja, maka petugas jaga UGD yang
melakukan pemeriksaan kimia darah (Stik).
7. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur melalui SOP tersendiri.
8. Petugas laboratorium wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
memperhatikan keselamatan kerja
9. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku.
10. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius.
11. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya harus dilakukan sesuai
SOP yang berlaku.
12. Pengendalian dan pembuangan bahan berbahaya harus dikelola sesuai SOP yang
berlaku.
13. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan, yaitu :
a. Reagen Zieh Nielssion untuk pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
b. Reagen Gentian Violet untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Reagen anti sera A, B, AB, Rhesus untuk pemeriksaan Golongan Darah
d. Reagen Hcl 0.1N untuk pemeriksaan Hb
e. Reagen Natrium Sitrat untuk pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)
f. Reagen Giemsa untuk pemeriksaan Malaria
g. Reagen KOH untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
h. Reagen Nacl untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
i. Reagen Diluen untuk hematologi analyzer
j. Reagen Lyse untuk hematologi analyzer
k. Reagen Ureum
l. Reagen Kreatinin
m. Reagen Total Protein
14. Bahan lain yang harus tersedia di laboratorium puskesmas adalah :
a. Stik Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol
b. Plano test
c. Sifilis Kit
d. HIV Kit
e. Urin Stik 11 parameter
f. HbSAg
15. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap sebulan sekali.
Penanggungjawab Laboratorium wajib melakukan order ke penanggungjawab reagen
bila telah mencapai batas buffer stock , yaitu :
a. Stok reagen ZiehNielssion 2 paket
b. Stok GentianViolet 1 botol
c. Stok reagen antisera 1 paket
d. Stok Reagen Hcl 0.1N 1 botol
e. Stok Reagen NatriumSitrat 1 botol
f. Stok Reagen Giemsa 1 botol
g. Reagen KOH 1 botol
h. Reagen Nacl 1 botol
i. Reagen Diluen 1 dus
j. Reagen Lyse 1 botol
k. Reagen Ureum 1 paket
l. Reagen Kreatinin 1 paket
m. Reagen Total Protein 1 paket
n. Stik Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol masing-masing 1 kotak
o. Plano test 10 buah
p. Sifilis Kit 1 kotak
q. HIV Kit 1 kotak
r. Urin Stik 11 parameter 1 botol
s. HbSAg 1 kotak
17. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu penyampaian
hasil pemeriksaan laboratorium yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. Darah Rutin Lengkap : 30 menit
b. Kimia klinik
 Glukosa Darah Puasa : 60 menit
 Glukosa Darah 2 Jam PP : 60 menit
 Glukosa Darah Sewaktu : 60 menit
 Kolesterol : 60 menit
 Asam Urat : 60 menit
 Ureum : 60 menit
 Kreatinin : 60 menit
c. Urin Rutin : 30 menit
d. BTA Sputum : 60 menit
e. HIV/AIDS : 30 menit
f. Sifilis : 30 menit
g. Malaria : 60 menit
h. IMS : 60 menit
i. Golongan Darah : 15 menit
j. HCG Urin : 15 menit
k. BTA Lepra : 60 menit
l. HbSAg : 30 menit
m. Cek Kehamilan Lengkap : 60 menit
n. KIR Haji : 60 menit
18. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal, yaitu :
a. Hemoglobin : Laki-laki 14-18 gr% Perempuan 12-14gr%
b. Leukosit : 5.000 – 10.000 sel/mm3
c. Trombosit : 150.000/ mm3 - 450.000/ mm3
d. Eritrosit : Lk 4,5-5,6 juta/ mm3 dan Pr 4-5 juta/ mm3
e. LED : Laki-laki 0-10 mm3/jam Perempuan 0-20 mm3/jam
f. Protein : Negatif
g. Reduksi : Negatif
h. Billirubin : Negatif
i. HCG tes : Negatif
j. Gula Darah Sewaktu : 80-180 mg/dl
k. Gula Darah Puasa : 80-120 mg/dl
l. Gula Darah 2 Jam PP : 80-180 mg/dl
m. Kolesterol : < 200 mg/dl
n. Asam Urat : Laki-laki 3-7.2 mg/dl Perempuan 2-6 mg/dl
o. Ureum : 10 – 50 mg/dl
p. Kreatinin : Laki-laki < 1,2 mg/dl Perempuan < 0,9 mg/dl
q. CT (Waktu Pembekuan) : 9 – 15 menit
r. BT (Waktu Pendarahan) : 1 – 3 menit
s. Malaria : Negatif
t. Lepra : Negatif
u. BTA : Negatif
v. IMS : Negatif
w. HIV/AIDS : Non Reaktif
x. Sifilis : Non Reaktif
y. HbSAg : Negatif
19. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat 5 menit setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:
a. Glukosa darah, nilai kritis 60 mg/dl atau 400 mg/dl
b. Asam urat dan Kolesterol, nilai kritis high
c. Hemoglobin Nilai kritis 7 gr% atau ≥ 20gr%
d. Leukosit nilai kritis ≤ 4.000 sel/mm3 Atau ≥ 20.000 sel/mm3
e. Protein urin nilai kritis +++ (positif tiga)
f. BTA nilai kritis +++ (positif tiga)
g. Trombosit ≤ 80.000/mm3
h. Ureum ≤ 2 mg/dl atau ≥ 80 mg/dl
i. Kreatinin Laki-laki ≥ 10 mg/dl
20. Harus dilakukan pengendalian mutu laboratorium dengan pemantaban mutu internal
dan pemantaban mutu eksternal.
21. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
22. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Tenaga teknis kefarmasian melakukan penilaian dan pengendalian penyediaan dan
penggunaan obat dengan cara :
a. Melakukan permintaan obat regular pertriwulan ke Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
b. Mengajukan permintaan bon obat ke Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri hilir apabila ketersediaan obat tidak mencukupi
c. Melakukan pencatatan penggunaan dan pengeluaran obat harian setiap hari dan
direkap setiap bulan
2. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
3. Yang berhak memberi resep adalah dokter/dokter gigi/dokter internship yang memiliki
SIP di UPT Puskesmas Tembilahan Kota atau perawat/bidan yang telah mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter
4. Yang berhak menyiapkan obat adalah tenaga teknis kefarmasian atau perawat/bidan
yang telah dilatih atau mendapat pendelegasian wewenang dari tenaga teknis
kefarmasian.
5. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
6. Jam buka Farmasi adalah :
a. Senin – kamis : 08.00 s/d 12.00 wib
b. Jum’at : 08.00 s/d 11.00 wib
c. Sabtu : 08.00 s/d 11.30 wib
7. Diluar jam buka farmasi, penerimaan resep, pengambilan dan penyerahan obat
dilakukan oleh petugas UGD yang telah di beri pendelegasian wewenang
8. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau perawat/bidan yang
telah dilatih dengan memperhatikan kebersihan
10. Jika tenaga teknis kefarmasian tidak berada ditempat atau untuk pelayanan obat di
UGD, maka penyediaan obat dilakukan oleh perawat/bidan yang mendapat
pendelegasian wewenang dan telah dilatih
11. Pemesanan dan penyediaan obat regular untuk puskesmas pembantu dilakukan setiap
tiga bulan sekali, untuk UGD seminggu sekali dan jika terjadi kekurangan obat, maka
petugas UGD/puskesmas pembantu dapat melakukan bon obat ke puskesmas
12. Tenaga teknis kefarmasian harus menyediakan stok obat-obatan anestesi di poli gigi
setiap seminggu sekali untuk kebutuhan pelayanan pencabutan gigi
13. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat harus dilakukan sesuai SOP yang
ditetapkan
14. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien, kecuali pada kondisi tertentu
dengan izin dokter dan informasi kepada pasien
15. Obat kadalursa harus ditangani sesuai dengan SOP
16. Tenaga teknis kefarmasian wajib meminimalkan adanya obat kadaluarsa dengan
menerapkan sistem FIFO dan FEFO
17. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan oleh dokter
yang memiliki SIP di UPT Puskesmas Tembilahan Kota, tidak termasuk dokter
intership (kecuali pada kondisi tertentu dan telah mendapat persetujuan DPJP)
b. Obat narkotika dan psikotropika harus disimpan dalam lemari yang terpisah dan
terkunci di gudang obat dengan system double lock sederhana.
c. Kunci lemari double lock dipegang oleh tenaga teknis kefarmasian dan dokter
penanggungjawab
d. Tenaga teknis kefarmasian setiap pagi bertugas menyediakan obat narkotika dan
psikotropika secukupnya ke ruang farmasi puskesmas untuk keperluan pelayanan
pada hari itu
18. Jika ada obat yang dibawa dari rumah oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter (rekonsiliasi obat)
19. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat
20. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: tanggal
pemberian, nama pasien, umur, aturan pakai, cara pemakaian dan waktu
menggunakan.
21. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi
obat, dan efek samping obat
22. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam
medis
23. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak
lanjuti
24. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
25. Obat emergensi harus dikunci dan dimonitor penggunaannya oleh petugas farmasi
setiap sebulan sekali
26. Obat emergensi yang sudah digunakan harus dilaporkan oleh petugas ruangan kepada
tenaga teknis kefarmasian untuk pengisian kembali.
27. Obat-obatan yang termasuk golongan LASA harus diberi label dan di letakkan tidak
berdekatan.

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIK


1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X
2. Kode Klasifikasi 10 Penyakit terbanyak UPT Puskesmas Tembilahan Kota adalah :
a. ISPA : J06.9
b. IDDM : E10.9
c. NIDDM : E11.9
d. Hipertensi : I10
e. Gastroenteritis : A09
f. Muskuloskeletal : M00
g. Penyakit Mata : H00
h. Penyakit Kulit : L30

i. Penyakit Gigi Mulut : K00


j. Jiwa : F20
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagaimana pada
lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 36/PKM/ADMEN-010/I/2019 tentang
Pembakuan Singkatan di UPT Puskesmas Tembilahan Kota
4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medik adalah dokter/dokter Gigi
yang memiliki Izin Praktek di UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
5. Jika ada pihak luar yang membutuhkan akses terhadap rekam medik harus mendapat
persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga
kerahasiaan.
6. Rekam medik pasien dibuat dalam bentuk family folder, yaitu Rekam Medis satu
keluarga disimpan dalam satu map rekam medik, dan satu pasien hanya boleh
memiliki satu rekam medik.
7. Rekam medik pasien diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
a. Nomor rekam medik
b. Nama kepala keluarga
c. Nama pasien
d. Tanggal lahir
e. Nomor BPJS/KIS
8. Pengelolan rekam medik dilakukan sesuai aturan berikut :
a. Rekam Medik di simpan secara sentralisasi dengan sistem penomoran SIMPUS
b. Rekam Medik yang berlaku berupa rekam medis elektronik dan manual
c. Sistem penomoran aplikasi SIMPUS disusun dengan aturan sebagai berikut :
 Dua digit pertama menandakan Wilayah
 01 : Kotabaru 14 : Tembilahan Hulu
 02 : Keritang 15 : Sungai Salak
 03 : Selensen 16 : Kempas Jaya
 04 : Pulau Kijang 17 : Sungai Piring
 05 : Benteng 18 : Teluk Pinang
 06 : Enok 19 : Lahang
 07 : Pengalihan Enok 20 : Mandah
 08 : Kuala Enok 21 : Batang Tumu
 09 : Tanah Merah 22 : Sungai Guntung
 10 : Sapat 23 : Pelangiran
 11 : Concong 24 : Teluk Belengkong
 12 : Gajah Mada 25 : Pulau Burung
 13 : Tembilahan Kota 26 : Luar Wilayah Inhil
 Enam digit berikutnya menandakan nomor indeks pasien

 Dua digit terakhir menandakan urutan dalam keluarga dan jenis kelamin
 1 : Laki-Laki
 2 : Perempuan
 11 : Kepala Keluarga
 22 : Istri
 3 : Anak Pertama
 4 : Anak Kedua
 Dan seterusnya
 13 : Anak Pertama Laki-Laki
 14 : Anak Kedua Laki-Laki
 Dan seterusnya
 23 : Anak Pertama Perempuan
 24 : Anak Kedua Perempuan
 Dan seterusnya
9. Penyimpanan rekam medik dilakukan diruang khusus yaitu ruang rekam medik.
10. Setiap family folder disimpan berdasarkan nomor urut dalam rak penyimpanan rekam
medik.
11. Masa retensi rekam medik adalah sebagai berikut :
a. Dikatakan inaktif apabila pasien selama dua tahun berturut-turut tidak pernah
berkunjung ke Puskesmas
b. Rekam medik yang dapat dimusnahkan adalah rekam medik inaktif selama lima
tahun berturut-turut tidak berkunjung ke Puskesmas
12. Isi rekam medik mencakup: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Nama Kepala Keluarga,
nomor rekam medik, nomor HP, Tempat Tanggal Lahir, Nomor BPJS, Keluhan
Utama, Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Penyakit
Keluarga, Hasil Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan,
Penyuluhan, Persetujuan/Penolakan Rujukan/tindakan, Diagnosa, Terapi dan Rencana
pengobatan.
13. Kelengkapan isi rekam medik harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air dan listrik harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan yag steril harus dipisahkan dari peralatan yang kotor
9. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
10. Peralatan yang memerlukan penangan khusus harus disimpan dan dikelola sesuai SOP

E. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan SDM klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan SDM
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu tahun
sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada
tenaga klinis
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan klinis
untuk masing-masing petugas
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenang setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan
ditindak lanjuti

Ditetapkan di Tembilahan
Pada tanggal : 10 Januari 2019

Kepala UPT Puskesmas


Tembilahan Kota

drg. WAHYU WINDA, M.Si


Nip. 19790613 200501 2 006

Anda mungkin juga menyukai