DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
JALAN GUNUNG DAEK NO.06 TEMBILAHAN 29212Email : pkmtembilahankota@gmail.com
TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
MEMUTUSKAN
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tembilahan
Pada tanggal : 10 Januari 2019
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang disediakan di UPT Puskesmas Tembilahan
Kota meliputi;
a. Hematologi
Hb Sahli
Laju Endap Darah (LED)
Golongan Darah
b. Darah Rutin (Hematologi Analizer)
c. Kimia Darah (Stik dan Fotometer)
Gula Darah Sewaktu
Gula Darah Puasa
Gula Darah 2 Jam PP
Kolesterol Total
Asam Urat
d. Lainnya
Malaria
Leprae
HIV/AIDS
Sifilis
e. Urin
Urin Stik 11 Parameter (Urin Analizer)
Urin 2 Parameter (Glukosan dan Protein)
HCG Tes
f. Feses Rutin
Makroskopis
Mikroskopis
g. Dahak (BTA/Bakteri Tahan Asam)
h. Sekret Vagina/Uretra (IMS, Infeksi Menular Seksual)
i. CT (Waktu Pembekuan)
j. BT (Waktu Pendarahan)
k. Pemeriksaan kehamilan lengkap, yaitu :
Hb
Golongan Darah
Protein urin
Reduksi Urin
Malaria
HbSAg
Sifilis
HIV
l. KIR Haji, yaitu
Darah rutin lengkap
Gula darah sewaktu
Kolesterol
Asam urat
Golongan darah
Urin lengkap
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan SMAK (Sekolah Menengah Analis
Kesehatan) atau Petugas Kesehatan Lain yang telah mendapat pelatihan dan
pendelegasian wewenang.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpretasi oleh petugas yang terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur, mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
5. Pelayanan pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja hanya untuk pemeriksaan kimia
darah (Stik).
6. Jika ada permintaan pemeriksaan diluar jam kerja, maka petugas jaga UGD yang
melakukan pemeriksaan kimia darah (Stik).
7. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur melalui SOP tersendiri.
8. Petugas laboratorium wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
memperhatikan keselamatan kerja
9. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku.
10. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius.
11. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya harus dilakukan sesuai
SOP yang berlaku.
12. Pengendalian dan pembuangan bahan berbahaya harus dikelola sesuai SOP yang
berlaku.
13. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan, yaitu :
a. Reagen Zieh Nielssion untuk pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
b. Reagen Gentian Violet untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Reagen anti sera A, B, AB, Rhesus untuk pemeriksaan Golongan Darah
d. Reagen Hcl 0.1N untuk pemeriksaan Hb
e. Reagen Natrium Sitrat untuk pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)
f. Reagen Giemsa untuk pemeriksaan Malaria
g. Reagen KOH untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
h. Reagen Nacl untuk pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
i. Reagen Diluen untuk hematologi analyzer
j. Reagen Lyse untuk hematologi analyzer
k. Reagen Ureum
l. Reagen Kreatinin
m. Reagen Total Protein
14. Bahan lain yang harus tersedia di laboratorium puskesmas adalah :
a. Stik Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol
b. Plano test
c. Sifilis Kit
d. HIV Kit
e. Urin Stik 11 parameter
f. HbSAg
15. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap sebulan sekali.
Penanggungjawab Laboratorium wajib melakukan order ke penanggungjawab reagen
bila telah mencapai batas buffer stock , yaitu :
a. Stok reagen ZiehNielssion 2 paket
b. Stok GentianViolet 1 botol
c. Stok reagen antisera 1 paket
d. Stok Reagen Hcl 0.1N 1 botol
e. Stok Reagen NatriumSitrat 1 botol
f. Stok Reagen Giemsa 1 botol
g. Reagen KOH 1 botol
h. Reagen Nacl 1 botol
i. Reagen Diluen 1 dus
j. Reagen Lyse 1 botol
k. Reagen Ureum 1 paket
l. Reagen Kreatinin 1 paket
m. Reagen Total Protein 1 paket
n. Stik Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol masing-masing 1 kotak
o. Plano test 10 buah
p. Sifilis Kit 1 kotak
q. HIV Kit 1 kotak
r. Urin Stik 11 parameter 1 botol
s. HbSAg 1 kotak
17. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu penyampaian
hasil pemeriksaan laboratorium yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. Darah Rutin Lengkap : 30 menit
b. Kimia klinik
Glukosa Darah Puasa : 60 menit
Glukosa Darah 2 Jam PP : 60 menit
Glukosa Darah Sewaktu : 60 menit
Kolesterol : 60 menit
Asam Urat : 60 menit
Ureum : 60 menit
Kreatinin : 60 menit
c. Urin Rutin : 30 menit
d. BTA Sputum : 60 menit
e. HIV/AIDS : 30 menit
f. Sifilis : 30 menit
g. Malaria : 60 menit
h. IMS : 60 menit
i. Golongan Darah : 15 menit
j. HCG Urin : 15 menit
k. BTA Lepra : 60 menit
l. HbSAg : 30 menit
m. Cek Kehamilan Lengkap : 60 menit
n. KIR Haji : 60 menit
18. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal, yaitu :
a. Hemoglobin : Laki-laki 14-18 gr% Perempuan 12-14gr%
b. Leukosit : 5.000 – 10.000 sel/mm3
c. Trombosit : 150.000/ mm3 - 450.000/ mm3
d. Eritrosit : Lk 4,5-5,6 juta/ mm3 dan Pr 4-5 juta/ mm3
e. LED : Laki-laki 0-10 mm3/jam Perempuan 0-20 mm3/jam
f. Protein : Negatif
g. Reduksi : Negatif
h. Billirubin : Negatif
i. HCG tes : Negatif
j. Gula Darah Sewaktu : 80-180 mg/dl
k. Gula Darah Puasa : 80-120 mg/dl
l. Gula Darah 2 Jam PP : 80-180 mg/dl
m. Kolesterol : < 200 mg/dl
n. Asam Urat : Laki-laki 3-7.2 mg/dl Perempuan 2-6 mg/dl
o. Ureum : 10 – 50 mg/dl
p. Kreatinin : Laki-laki < 1,2 mg/dl Perempuan < 0,9 mg/dl
q. CT (Waktu Pembekuan) : 9 – 15 menit
r. BT (Waktu Pendarahan) : 1 – 3 menit
s. Malaria : Negatif
t. Lepra : Negatif
u. BTA : Negatif
v. IMS : Negatif
w. HIV/AIDS : Non Reaktif
x. Sifilis : Non Reaktif
y. HbSAg : Negatif
19. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat 5 menit setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:
a. Glukosa darah, nilai kritis 60 mg/dl atau 400 mg/dl
b. Asam urat dan Kolesterol, nilai kritis high
c. Hemoglobin Nilai kritis 7 gr% atau ≥ 20gr%
d. Leukosit nilai kritis ≤ 4.000 sel/mm3 Atau ≥ 20.000 sel/mm3
e. Protein urin nilai kritis +++ (positif tiga)
f. BTA nilai kritis +++ (positif tiga)
g. Trombosit ≤ 80.000/mm3
h. Ureum ≤ 2 mg/dl atau ≥ 80 mg/dl
i. Kreatinin Laki-laki ≥ 10 mg/dl
20. Harus dilakukan pengendalian mutu laboratorium dengan pemantaban mutu internal
dan pemantaban mutu eksternal.
21. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
22. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Tenaga teknis kefarmasian melakukan penilaian dan pengendalian penyediaan dan
penggunaan obat dengan cara :
a. Melakukan permintaan obat regular pertriwulan ke Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
b. Mengajukan permintaan bon obat ke Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri hilir apabila ketersediaan obat tidak mencukupi
c. Melakukan pencatatan penggunaan dan pengeluaran obat harian setiap hari dan
direkap setiap bulan
2. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
3. Yang berhak memberi resep adalah dokter/dokter gigi/dokter internship yang memiliki
SIP di UPT Puskesmas Tembilahan Kota atau perawat/bidan yang telah mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter
4. Yang berhak menyiapkan obat adalah tenaga teknis kefarmasian atau perawat/bidan
yang telah dilatih atau mendapat pendelegasian wewenang dari tenaga teknis
kefarmasian.
5. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
6. Jam buka Farmasi adalah :
a. Senin – kamis : 08.00 s/d 12.00 wib
b. Jum’at : 08.00 s/d 11.00 wib
c. Sabtu : 08.00 s/d 11.30 wib
7. Diluar jam buka farmasi, penerimaan resep, pengambilan dan penyerahan obat
dilakukan oleh petugas UGD yang telah di beri pendelegasian wewenang
8. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau perawat/bidan yang
telah dilatih dengan memperhatikan kebersihan
10. Jika tenaga teknis kefarmasian tidak berada ditempat atau untuk pelayanan obat di
UGD, maka penyediaan obat dilakukan oleh perawat/bidan yang mendapat
pendelegasian wewenang dan telah dilatih
11. Pemesanan dan penyediaan obat regular untuk puskesmas pembantu dilakukan setiap
tiga bulan sekali, untuk UGD seminggu sekali dan jika terjadi kekurangan obat, maka
petugas UGD/puskesmas pembantu dapat melakukan bon obat ke puskesmas
12. Tenaga teknis kefarmasian harus menyediakan stok obat-obatan anestesi di poli gigi
setiap seminggu sekali untuk kebutuhan pelayanan pencabutan gigi
13. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat harus dilakukan sesuai SOP yang
ditetapkan
14. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien, kecuali pada kondisi tertentu
dengan izin dokter dan informasi kepada pasien
15. Obat kadalursa harus ditangani sesuai dengan SOP
16. Tenaga teknis kefarmasian wajib meminimalkan adanya obat kadaluarsa dengan
menerapkan sistem FIFO dan FEFO
17. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan oleh dokter
yang memiliki SIP di UPT Puskesmas Tembilahan Kota, tidak termasuk dokter
intership (kecuali pada kondisi tertentu dan telah mendapat persetujuan DPJP)
b. Obat narkotika dan psikotropika harus disimpan dalam lemari yang terpisah dan
terkunci di gudang obat dengan system double lock sederhana.
c. Kunci lemari double lock dipegang oleh tenaga teknis kefarmasian dan dokter
penanggungjawab
d. Tenaga teknis kefarmasian setiap pagi bertugas menyediakan obat narkotika dan
psikotropika secukupnya ke ruang farmasi puskesmas untuk keperluan pelayanan
pada hari itu
18. Jika ada obat yang dibawa dari rumah oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter (rekonsiliasi obat)
19. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat
20. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: tanggal
pemberian, nama pasien, umur, aturan pakai, cara pemakaian dan waktu
menggunakan.
21. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi
obat, dan efek samping obat
22. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam
medis
23. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak
lanjuti
24. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
25. Obat emergensi harus dikunci dan dimonitor penggunaannya oleh petugas farmasi
setiap sebulan sekali
26. Obat emergensi yang sudah digunakan harus dilaporkan oleh petugas ruangan kepada
tenaga teknis kefarmasian untuk pengisian kembali.
27. Obat-obatan yang termasuk golongan LASA harus diberi label dan di letakkan tidak
berdekatan.
Dua digit terakhir menandakan urutan dalam keluarga dan jenis kelamin
1 : Laki-Laki
2 : Perempuan
11 : Kepala Keluarga
22 : Istri
3 : Anak Pertama
4 : Anak Kedua
Dan seterusnya
13 : Anak Pertama Laki-Laki
14 : Anak Kedua Laki-Laki
Dan seterusnya
23 : Anak Pertama Perempuan
24 : Anak Kedua Perempuan
Dan seterusnya
9. Penyimpanan rekam medik dilakukan diruang khusus yaitu ruang rekam medik.
10. Setiap family folder disimpan berdasarkan nomor urut dalam rak penyimpanan rekam
medik.
11. Masa retensi rekam medik adalah sebagai berikut :
a. Dikatakan inaktif apabila pasien selama dua tahun berturut-turut tidak pernah
berkunjung ke Puskesmas
b. Rekam medik yang dapat dimusnahkan adalah rekam medik inaktif selama lima
tahun berturut-turut tidak berkunjung ke Puskesmas
12. Isi rekam medik mencakup: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Nama Kepala Keluarga,
nomor rekam medik, nomor HP, Tempat Tanggal Lahir, Nomor BPJS, Keluhan
Utama, Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Penyakit
Keluarga, Hasil Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan,
Penyuluhan, Persetujuan/Penolakan Rujukan/tindakan, Diagnosa, Terapi dan Rencana
pengobatan.
13. Kelengkapan isi rekam medik harus dievaluasi dan ditindak lanjuti
D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air dan listrik harus dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor
penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan yag steril harus dipisahkan dari peralatan yang kotor
9. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
10. Peralatan yang memerlukan penangan khusus harus disimpan dan dikelola sesuai SOP
Ditetapkan di Tembilahan
Pada tanggal : 10 Januari 2019