DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUTIARA BARAT
Jalan Babul MuarifGampong Mee Teungoh Kecamatan Mutiara
Kode Pos : 24173 Email : pkmsmutiarabarat@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMASMUTIARA BARAT
NOMOR : /PUSK-MTB/SK/VIII/2021
TENTANG
PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKEMAS MUTIARA BARAT
MEMUTUSKAN
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau
perubahan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Beureunuen
Pada Tanggal :
Halimah Tusakdiah,S.ST,M.MKes
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
MUTIARA BARAT.
NOMOR : /PUSK-MTB/SK/VIII/2021
TENTANG : PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
PUSKEMAS MUTIARA BARAT
A. PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di puskesmas meliputi:
a. Pemeriksaan HB Sahli;
b. Pemeriksaan urin rutin ;
c. Pemeriksaan malaria;
d. Pemeriksaan dahak (sputum);
e. Pemeriksaan feses (kotoran);
f. Pemeriksaan golongan darah;
g. Pemeriksaan asam urat (stick);
h. Pemeriksaan kholesterol (stick);
i. Pemeriksaan gula darah (stick);
j. Pemeriksaan sifilis;
k. Pemeriksaa HIV (ibu hamil dan TB);
l. Tes kehamilan;
m. Pemeriksaan HBSag (ibu hamil);
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu : analis
kesehatan dan telah mendapat pelatihan tentang pemeriksaan laboratorium klinis
malaria, HIV AIDS, HBSag.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpretasi oleh petugas yang terlatih (Dokter).
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap –tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyerahan.
5. Penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
6. Untuk pemeriksaan laboratorium, maka :
a. Petugas laboratorium harus memakai Alat Pelindung Diri (APD).
b. Petugas laboratorium melakukan desinfekatan meja kerja.
c. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kerja.
d. Petugas laboratorium memperlakukan semua sampel sebagai bahan infeksius.
e. Petugas laboratorium memcuci tangan menggunakan sabun yang mengandung
desinfektan.
7. Bahan – bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang
berlaku.
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai
limbah infeksius.
9. Jenis regensia yang harus disediaakan :
a. Glukosa (stick)
b. Kholesterol (stick)
c. Asam urat (stick)
d. HIV
e. HBSag
f. Giemza
g. Anti sera A, B dan D
h. Eosin
i. Reagen ziel nelsen
j. HCL 0,1 N
k. Combur test
l. Anisol
Bahan penunjang :
a. Yellow tip
b. Kapas
c. Handscoon
d. Masker
e. Plaster
f. Swab alkohol
g. Blood lanset
h. Alkohol 70%
i. Spuit
j. Tissue
10. Reagensia harus disimpang dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11. Ketersedian reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap 1 bulan sekali.
12. Hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
seagai berikut :
a. Pemeriksaan HB Sahli : 10 – 15 menit
b. Pemeriksaan urine rutin : 10 – 15 menit
c. Pemeriksaan kholesterol (stick) dan asam urat (stick) : 5 – 10 menit
d. Pemeriksaan KGD (stick) : 5 – 10 menit
e. Pemeriksaan golongan darah : 5 – 10 menit
f. Pemeriksaan tes kehamilan : 5 – 10 menit
g. Pemeriksaan malaria : 1 jam
h. Pemeriksaan BTA sputum : 2 hari
i. Pemeriksaan feses : 15 – 20 menit
j. Pemeriksaan HIV : 30 menit
k. Pemeriksaan HBSag : 30 menit
13. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal, adapun
nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium adalah :
a. Hematolog;
1. Hemoglobin : 14 – 18 gr %, 12 – 16 gr %
b. Urinalisa;
1. PH : 4,6 – 7,2
2. Berat jenis : 1.015 – 1.025
3. Protein : (-) negatif
4. Glukosa : (-) negatif
5. Billirubin : (-) negatif
6. Sendimen urin :
Leukosit : 2 – 3 / LPb
Eritrosit : 4 – 5 /LPb
Epitel
Kristal
c. Bakteriologi;
Sputum BTA : (-) negatif
d. Kimia darah;
1. Gula darah (stik) : 70 – 150 mg/dl
2. Asam urat (stik)
Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl, 2,5 – 6,0 mg/dl
Perempuan : 2,5 – 6,0 mg/dl
3. Kholesterol (stik) : < 200 mg/dl
14. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat 5 menit setelah hasil di
peroleh dengan acuan sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah (stik), nilai kritis : < 300 mg/dl
b. Untuk pemeriksaan hemaglobin sahli, nilai kritis : < 7 gr %
c. Pemeriksaan asam urat (stik) : > 10 mg/dl
d. Pemeriksaan kolesterol (stik) : > 300 mg/dl
15. Harus dilakukan pengendalian mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal dan pemantapan mutu eksternal.
B. PENGELOLAAN OBAT
1. Obat harus tersedia dalam proses pelayanan di Puskesmas sesuai dengan formularium
Pukesmas.
2. Perencanaan kebutuhan obat dilakukan untuk 1 tahun agar pelayanan obat di Puskesmas
efektif dan efisien.
3. Pengadaan obat yang kosong di gudang farmasi dapat dibeli dengan menggunakan dana
JKN.
4. Semua obat yang terdapat di Puskesmas Mutiara Barat tercatat dalam kartu stok dan
kartu pengendalian.
5. Yang berhak menulis resep :
a. Dokter umum yang telah mmemiliki surat izin praktek dokter
b. Dokter gigi telah memiliki surat izin praktek dokter gigi
c. Petugas yang telah diberikan kewenangan dengan surat pendelegasian dapat
memberikan resep kepada pasien dengan pengawasan dan pembinaan dari dokter
yang bersangkutan.
6. Yang berhak menyiapkan resep adalah :
a. Tenaga kefarmasian di Puskesmas Mutiara Barat
b. Petugas yang bertugas diruang farmasi yang telah mengikuti pelatihan khusus
kefarmasian
7. Pemesanan obat dan BMHP dilakukan untuk kebutuhan 1bulan dengan mengajukan
permintaan obat ke gudang farmasi dalam bentuk LPLPO dan membuat daftar
kekosongan obat.
8. Pengelolaan obat dan BNHP dilakukan dengan cara perencanaan, pemesanan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan.
9. Semua obat harus terdistribusi dengan baik ke seluruh unit pelayanan di Puskesmas
Mutiara Barat.
10. Ketersediaan obat wajib dievaluasi paling lambat tiap 1 bulan sekali.
11. Obat kadaluarsa tidak boleh diberikan kepada pasien, obat kadaluarsa dikembalikan ke
Dinas Kesehatan dengan membuat berita acara.
12. Untuk menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa dengan melakukan
pengecekan kondisi fisik dan tanggal kadaluarsa
13. Pemberian obat narkotika dan psikotropika, di atur sebagai berikut :
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh dilakukan oleh :
1. Dokter umum dan Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter di
Pukesmas Mutiara Barat
2. Resep narkotika dan psikotropika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir dan mencantumkan alamat pasien.
3. Setiap resep dilengkapi dengan dosis pemakaian, jumlah yang harus diberikan,
cara pemakaian dan dibubuhi paraf dokter penulis resep.
4. Untuk resep obat narkotika harus diberi garis merah dibawah nama obatnya
(petugas farmasi).
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus di simpan dalam lemari gantung
khusus obat narkotika dan psikotropika dengan kunci ganda
c. Pencatatan obat narkotika dan psikotropika kedalam buku laporan khusus dan kartu
stok.
14. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi dengan form LPLPO.
15. Petugas medis mengatur penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
untuk menatalaksanakan informasi tentang kelayakan dan disesuaikan dengan kondisi
pasien.
16. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap – tiap obat.
17. Penyampaian informasi obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal : nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu
mnggunakan obat.
18. Identifikasi pasien dengan menggunakan nama pasien dan tanggal lahir.
19. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi obat
dan efek samping obat.
20. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindaklanjuti, dan dicatat dalam rekam medis.
21. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindaklanjuti.
22. Obat –obat emergensi harus tersedia ditempat pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.
23. Obat emergensi harus di awasi, dimonitor penggunaannya, dan segera dihenti jika
digunakan dan diawasi kembali oleh petugas farmasi.
24. Penyimpanan obat emergensi harus terpisah dari obat lain dan terkunci.
4. Petugas Puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah : petugas medis,
paramedis dan petugas rekam medik.
5. Hak untuk mengakses informasi harus mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan
keamanan informasi.
6. Setiap pasien yang berobat di Puskesmas Mutiara Barat mendapatkan satu nomor rekam
medis.
7. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran pada map famili folder.
8. Rekam medis disimpan diruang rekam medis sesuai dengan nomor map famili folder.
9. Masa penyimpanan rekam medis selama 5 tahun, setelah itu dapat dimusnahan.
10. Isi rekam medis mencangkup : identitas pasien anemnesia, pemeriksaan fisik, diagnosa
dokter, tindakan/pengobatan yang dilakukan, dan pelayanan lain yang telah dilakukan.
11. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib dicantumkan pada lembar rekam
medis.
12. Kelengkapan isi rekam medis harus dievalusi dan ditindaklanjuti.
Halimah Tusakdiah,S.ST,M.MKes