Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PEKAUMAN
Jl. KS. Tubun No.1 Banjarmasin Telp (0511) 3272105

Nomor : UKP-B/SK- / VI/PK/2019


Revisi Ke : 02
Berlaku tanggal : 17 Juni 2019

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PEKAUMAN TENTANG

PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN NOMOR

UKP-B/SK-01/III/PK/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS


PEKAUMAN

Ditetapkan
Kepala Puskesmas Pekauman

dr. Afri amorrinto


NIP. 19780418 200903 1 002
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PEKAUMAN

Jl. KS. Tubun No.1 Banjarmasin Telp (0511) 3272105

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PEKAUMAN


Nomor : UKP-B/SK- /VI/PK/2019

TENTANG
PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN NOMOR
UKP-B/SK-01/III/PK/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS PEKAUMAN

KEPALA PUSKESMAS PEKAUMAN,

Menimban : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas


g dilaksanakan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis
dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien,
bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan
penunjang pelayanan klinis di Puskesmas
Pekauman;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2008,
tentang Informasi dan transaksi Elektronik;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 101 tahun 2014, tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269 tahun 2008, tentang
Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1121
tahun 2008 tentang Pedoman Teknis
Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 37 tahun 2012, tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 74 tahun 2016, tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 2014, tentang
Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1428 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Noomo 1792 tahun 2010 tentang
Pemeriksaan Kimia Klinik
13. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 tahun
2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang baik.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS PEKAUMAN.

Kesatu : Perubahan Atas Surat Keputusan Nomor


UKP-B/SK-01/III/PK/2019 Tentang Kebijakan
Penunjang Pelayanan Klinis Puskesmas Pekauman
Kedua : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di
Puskesmas Pekauman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Banjarmasin
pada tanggal : 17 Juni 2019
KEPALA PUSKESMAS PEKAUMAN,

AFRI AMORRINTO
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : UKP-B/SK- /VI/PK/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
PEKAUMAN

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di
Puskesmas meliputi;
a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit,
Hitung trombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit,
LED, Masa perdarahan dan Masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, SGOT, SGPT, Asam urat,
Trigliserida, Kolesterol total, Ureum, creatinin, LDL, dan
HDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram
negatif, Trichomonas vaginalis,Candida albicans,
Bacterial vaginosis, Malaria, Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal,
HbsAg, dan Anti HIV.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau,
Volume), pH, Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin,
Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, dan Mikroskopik.
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang
kompetens, yaitu: analis kesehatan dan petugas dengan
minimal lulusan D3 analis kesehatan dan telah
mendapat pelatihan analis kesehatan.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang
terlatih dan berkompeten.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis
pemeriksaan harus dipandu dengan prosedur mulai dari
permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan
sampai penyerahan hasil.
5. Jika ada permintaan pemeriksaan diluar jam kerja maka
petugas atau perawat jaga dapat menghubungi petugas
laboratorium (On call) untuk datang ke Puskesmas
segera.
6. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur
sesuai specimen bahan pemeriksaan laboratorium yang
diperiksa dan dilaksanakan sesuai prosedur yang
berlaku.
7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan Alat
Perlindungan Diri.
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara
aman menurut ketentuan yang berlaku.
9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan
laboratorium harus dikelola sebagai limbah infeksius.
10. Reagensia dan bahan lain terkait pemeriksaan harus
tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
disediakan: a. Reagent Essensial :
1) Larutan HCl 0,1 N
2) Larutan Ress Ecker
3) Larutan Turk
4) Oil Emersi
5) Antisera golongan darah
6) Glukosa strip test
7) Reagen Ziehl nielsen
8) Alkohol
9) Tes strip urin
10) Reagent Giemsa/ Cat Wright
11) Aquades
b. Reagent Lainnya
1) Reagent Hematology Analyser
2) Reagent fotometer Bio System (Reagent Pemeriksaan
Glukosa darah, Kolseterol, Asam Urat, Trigliserida,
Ureum, Kreatinin, HDL).
3) Stik Pemeriksaan Kolesterol Total
4) Stik Pemeriksaan Gula darah
5) Stik pemeriksaan Asam Urat
6) PP test Stik
7) Widal test
8) Asam Alkohol
9) Pewarnaan Gram
10) Methylen Blue
11) Rapid HIV
12) Rapid Sypilis TPHA, RPR
11. Jam Pelayanan laboratorium:
Senin : 08.00 – 11.30 WITA
Selasa : 08.00 – 11.30 WITA
Rabu : 08.00 – 11.30 WITA
Kamis : 08.00 – 11.30 WITA
Jum’at : 07.30 – 09.45 WITA
Sabtu : 08.00 – 11.30 WITA
12. Batas buffer stock (batas permintaan reagent) untuk
melakukan permintaan tiap bulannya sebesar 10% dari
rencana kebutuhan reagent). Jika persedian buffer stock
reagent habis maka pemeriksaan laboratorium di rujuk
ke laboratorium terdekat.
13. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas
dan pada tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
14. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap
bulan sekali.
15. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. Hemoglobin : 10 menit
b. Hitung jumlah eritrosit : 30 menit
c. Hitung jumlah leukosit : 30 menit
d. Hitung jumlah trombosit : 30 menit
e. Hitung jumlah leukosit : 30 menit
f. Laju Endap Darah : 2 jam
g. Golongan Darah : 5 menit
h. Tes widal : 30 menit
i. Hepatitis B Antigen : 25 menit
j. Tes Kehamilan (PPtes) : 5 menit
k. Urin lengkap : 30 menit
l. Feces lengkap : 30 menit
m. BTA : 1 jam
n. Malaria : 1 jam
o. Glukosa sewaktu : 30 menit
p. Glukosa puasa : 30 menit
q. Glukosa 2 jam PP : 30 menit
r. Kolesterol total : 30 menit
s. Trigliserida : 30 menit
t. Asam Urat : 30 menit
u. Kreatinin : 30 menit
v. Ureum : 30 menit
w. SGPT : 30 menit
x. SGOT : 30 menit
y. HDL : 30 menit
z. BTA Hansen ; 30 menit
aa.Tes HIV (rapid tes) : 30 menit
bb.Sifilis : 30 menit
cc. Apusan swab vagina : 30 menit
dd.Apusan swab uretra : 30 menit
16. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi
dengan nilai normal yang menjadi rujukan tiap
pemeriksaan.
17. Hasil pemeriksaan permintaan pemeriksaan cito harus
disampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta dalam batas waktu paling lambat 15 menit
setelah hasil diperoleh.
18. Penetapan rentang nilai normal/ nilai rujukan pada tiap
tes pemeriksaan laboratorium di tetapkan sebagaimana
berikut ini :

No Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan

I Darah Rutin
1 Hemoglobin darah (Hb) 12,0 – 15,0 gr%

2 Hematokrit (HCT)

Laki-laki  40,7 % - 50,3 %


Perempuan  36,1 % - 44,3 %

3 Leukosit (mm3 darah) 4.000 – 10. 000 mm3


darah

4 Eritrosit (mm3 darah) 3,5 - 5,0 juta/mm3

5 Trombosit (mm3 darah) 150.000 – 400.000 sel/


mm3darah

6 Hitung jenis leukosit

Basofil, Eosinofil, Neutrofil 0-1%, 1-3%, 2-6%, 50-


(batang),Neutrofil 70%, 20-40%, 2-8%
(Segmen), Limfosit,
Monosit.

7 Pembekuan darah

 Bleading Time  1 – 6 menit


(Masa Perdarahan)
 Clotting Time (Masa  2 – 6 menit
Pembekuan)

II Urin Lengkap
1 Volume -
2 Bau Pesing (amoniak)
3 Warna Kuning muda
4 Kekeruhan Jernih
5 Buih Cepat hilang
6 Ph 5–6
7 Berat Jenis 1,000-1,030
8 Glukosa Negatif
9 Bilirubin Negatif
10 Keton Negatif
11 Blood Negatif
12 Protein Negatif
13 Urobilinogen Negatif
14 Nitrit Negatif
15 Leukosit Negatif
16 Sedimen urine Leukosit
Eritrosit 0 – 3 /LPB
Epitel 0 – 3 /LPB
Bakteri/ Jamur +1
Negatif
III Kimia Darah
1 Glukosa Darah
 Puasa  75-115 mg/dl
 < 200 mg/dl
 Sewaktu  < 140 mg/dl

 2 Jam PP

2 Trigliseriada < 150 mg/dl

3 Asam Urat

 Laki-laki  3,5 – 7,2 mg/dl


 2,6 – 6,0 mg/dl
 Perempuan
4 Kolesterol
 Total Kolesterol  < 200 mg/dl

5 SGOT /AST 40 – 50 U/L


6 SGPT / ALT 41 – 65 U/L
7 Ureum 15 – 39 mg/dl
8 Kreatinin
Laki-laki 0,9 – 1,3 mg/dL
Perempuan 0,6 – 1,1 mg/dL
9 HDL 40-60,0 mg/dl
10 LDL 160-190,0 mg/dl

IV Feces
1 Konsistensi Padat dan berbentuk
2 Bau Indol, skatol
3 Warna Kuning kecoklatan
4 Sisa makanan -
5 Lendir Jumlah sedikit
6 Darah Negatif
7 Pus Negatif
8 Parasit Negatif

V Sputum
1 Sewaktu Negatif
2 Pagi Negatif
3 Sewaktu Negatif

VI Imunologi
1 Test Widal Negatif
2 HIV Non Reaktif
3 Sypilis Non Reaktif

19. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus


disampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta dalam batas waktu paling lambat 15 menit
setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis <
50 mg/dL atau >400mg/dL.
b. Untuk pemeriksaan Haemoglobin, nilai kritis kurang
dari sama dengan 6 gr% atau lebih dari sama dengan
20 gr%.
c. Untuk pemeriksaan leukosit, nilai kritis lebih dari
sama dengan 40.000/mm3
d. Untuk pemeriksaan trombosit, nilai kritis kurang dari
sama dengan 100.000mm3
e. Untuk pemeriksaan asam urat pada laki-laki maupun
perempuan, nilai kritis kurang dari sama dengan 2
mg/dL atau lebih dari sama dengan 10,0 mg/dL.
f. Untuk pemeriksaan kolesterol, nilai kritis kurang dari
sama dengan 50 mg/dL atau lebih dari sama dengan
450 mg/dL.
g. Untuk pemeriksaan Trigliserida, nilai kritis kurang
dari sama dengan 50 mg/dL atau kurang dari sama
dengan 500 mg/dL.
h. Untuk pemeriksaan SGOT, nilai kritis lebih dari sama
dengan 120 U/L.
i. Untuk pemeriksaan SGPT, nilai kritis lebih dari sama
dengan 100 U/L.
j. Untuk pemeriksaan Ureum, nilai kritis lebih dari sama
dengan 80 mg/dL
k. Untuk pemeriksaan Kreatinin, nilai kritis lebih dari
sama dengan 2,0 mg/dL.
l. Untuk pemeriksaan HIV, nilai kritis bila hasil
pemeriksaan reaktif.
m. Untuk pemeriksaan sifilis, nilai kritis bila hasil
pemeriksaan reaktif.
n. Untuk pemeriksaan Gonorhea, nilai kritis bila hasil
pemeriksaan positif.
o. Untuk pemeriksaan BTA sputum, nilai kritis bila hasil
pemeriksaan positif.
p. Untuk pemeriksaan protein urin pada ibu hamil, nilai
kritis bila hasil pemeriksaan protein (+2).

20. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium


dengan pemantapan mutu internal dan pemantapan
mutu eksternal.
21. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium
harus disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien.
22. Risiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi
dan ditindak lanjuti.
23. Untuk menciptakan keamanan dan keselamatan pasien
maupun petugas perlu dilakukan penanganan dan
pembuangan bahan berbahaya.
DAFTAR REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS
TERSEDIA

NO NAMA REAGEN DAN BAHAN LAIN

1 Ziehl Neelsen

2 HCl 0,1 %

3 Reagen Anti A

4 Reagen Anti B

5 Immersion Oil

6 Alcohol 70 %

7 Aquabides

9 Stick Gula Darah

10 Stick Asam Urat

11 Stick Cholesterol
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : UKP-B/SK- /VI/PK/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
PEKAUMAN

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan
formularium puskesmas.
2. Pelayanan kefarmasian dilakukan sesuai dengan jam
pelayanan Puskesmas.
3. Obat dan bahan medis habis pakai tersedia dalam jumlah
yang memadai sesuai kebutuhan.
4. Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi dan
atau dengan pendelegasian wewenang untuk petugas
paramedis.
5. Yang bertanggung jawab terhadap Pelayanan Obat adalah
Apoteker.
6. Yang berhak menyediakan obat adalah Apoteker atau
Tenaga Teknis Kefarmasiandan atau dengan
pendelegasian wewenang untuk petugas paramedis.
7. Yang diberikan kewenangan bila petugas yang memenuhi
persyaratan tidak ada adalah medis dan paramedis yang
diberikan pendelegasian wewenang untuk menyediakan
obat.
8. Obat harus tersedia selama satu bulan ke depan.
9. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat satu
bulan sekali.
10. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan
oleh petugas yang berwenang dan sesuai dengan prosedur
yang ada.
11. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien.
12. Upaya untuk meminimalkan adanya obat kadaluwarsa
dengan sistem penyimpanan FIFO dan FEFO.
13. Obat kadaluwarsa harus ditangani sesuai prosedur yang
berlaku.
14. Penanganan obat kadaluwarsa atau rusak dengan cara
dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota Banjarmasin
disertai berita acara penyerahan barang.
15. Pemberian obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai
berikut:
a. Peresepan obat psikotropika narkotika hanya boleh
dilakukan oleh dokter, dokter gigi atau dokter
spesialis.
b. Resep merupakan resep asli dan ditandatangani
langsung oleh dokter, dokter gigi, atau dokter
spesialis.
c. Jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau
konfirmasi ke dokter yang menulis resep.
d. Resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya,
jumlahnya dan cara penggunaannya.
e. Resep psikotropika dan obat narkotika diberi garis
merah dibawah nama resep obat.
f. Resep yang berisi obat psikotropika narkotika
disimpan dalam lemari narkotika psikotropika
pemakaian sehari - hari, menjadi satu dengan obat
narkotika psikotropika pemakaian sehari-hari, dalam
keadaan terkunci.
16. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus
dilakukan dalam lemari khusus yang harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Tidak mudah dipindahkan
c. Terdiri dari 2 pintu dan mempunyai dua buah kunci
yang berbeda
d. Harus diletakkan dalam ruang khusus dalam gudang
untuk instalasi farmasi
e. Diletakkan ditempat aman dan tidak terlihat oleh umum
f. Kunci Lemari khusus disimpan oleh Apoteker
penanggung jawab dan pegawai lain yang dikuasakan
17. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus
diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi
dokter.
18. Pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan oleh Apoteker
atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
19. Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan
kebersihan.
20. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan
penyimpanan tiap-tiap obat
21. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang
berisi minimal: nama pasien, tanggal lahir, nomor resep,
tanggal resep,nama obat, jumlah obat, aturan pakai, cara
pemakaian, waktu menggunakan.
22. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada
tidaknya riwayat alergi, interaksi obat, dan efek samping
obat.
23. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti,
dan dicatat dalam rekam medis.
24. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti.
25. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan
untuk mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam
pelayanan kesehatan.
26. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya,
dan segera diganti jika digunakan dan disegel kembali
oleh petugas farmasi.
27. Jam buka pelayanan untuk apotek adalah sesuai jam
pelayanan di puskesmas kecuali pelayanan apotek untuk
UGD, PONED dan RANAP pelayanan apotek buka 24 jam .
28. Apabila terjadi kekurangan dan kelebihan obat dilakukan
rekonsiliasi obat ke puskesmas lain melalui Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : UKP-B/SK- /VI/PK/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
PEKAUMAN

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS


1. Pengelolaan informasi rekam medis diimplementasikan
dalam sistem manajemen yaitu Rekam Medis Elektronik
(RME). Berbasis komputerisasi dengan mengoperasikan
aplikasi E-Puskesmas secara online di setiap unit pelayanan
Puskesmas Pekauman.
2. Jam Pelayanan Pendaftaran Pasien:
Senin : 08.00 – 12.00 WITA
Selasa : 08.00 – 12.00 WITA
Rabu : 08.00 – 12.00 WITA
Kamis : 08.00 – 12.00 WITA
Jum’at : 07.30 – 10.30 WITA
Sabtu : 08.00 – 12.00 WITA
3. Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi lain
yang konsisten dan sistematis terdapat pada fitur diagnosa
di aplikasi E-Puskesmas mengacu pada ICD X (terlampir)
4. Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi yang
disusun oleh Puskesmas Pekauman terdapat pada fitur
diagnosa diaplikasi E-Puskesmas mengacu pada ICD X
(terlampir)
5. Standarisasi Kode klasifikasi tindakan pada fitur diagnosa
di aplikasi E-Puskesmas mengacu pada ICD IX CM.
6. Satu dokumen elektronik rekam medis tersistem dalam
aplikasi E-Puskesmas diperuntukkan untuk satu pasien.
7. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di
Puskesmas Pekauman sebagai berikut:

NO KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN


1. Hasil KU Keadaan Umum
Pemeriksaan
PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
T Temperatur/Suhu
N Nadi
RR Respiratory Rate
Dbn dalam batas normal
Aps Atas permintaan sendiri
Presbo Presentasi bokong
Presmuk Presentasi muka
Preskep Presentasikepala
2. Diagnosis
1. DM Diabetes Mellitus
NIDDM Non Insunsulin Dependen
Diabetes mellitus
DB Demam Berdarah
DBD Demam Berdarah Dengue
DD Demam Dengue
ISK Infeksi saluran kemih
Go Gonorrhoe
CRF Chronic Renal Failure
GNA Gromerulonefritis Akut
GNK Gromerulonefritis kronik
TB Tuberculosis
PPOK Penyakit Paru Obstruksi
Kronik
Br Bronchitis
DC Decompensasi Cordis
ISPA Infeksi Saluran pernapasan
atas
RA Remathoid atritis
AMI Akutmyocardinfark
OMA Otitis media
OMP Otitis media perforate
OMK Otitis media kronik
SN SyndromNekrotik
CC Common cold
HT Hipertensi
Pn Pneumonia
NP Non Pneumonia
GEDS Gastroentritis dehidrasi
sedang
DHF Dengue Hemoragic fever
CKR Cederakepalaringan
OBS Observasi
CKB Cederakepalaberat
PEB Pre Eklampsia Berat
KPD Ketuban Pecah Dini
KET Kehamilan Ektopik
Terganggu
HDK Hipertensi Dalam
Kehamilan
PAP Perdarahan Ante Partum
DKP Disproporsi Kepala Panggul
Inpartu Intra partum
Ab Abortus
Pulp Pulpitis
GP Gangren pulpa
GR Gangren radix
Perst Persistensi
Abs Abses
Pd Periodontitis
CKR Cedera kepala ringan
CKB Cidera kepala berat
Frc Fracture

3. Laboratorium Hb Haemoglobin
BTA Bakteri Tahan Asam
Golda Golongan Darah
GDS Guladarahsewaktu
HCG test Human Chorionic
Gonadotropin
Tg Trigliserid
HbsAg Hepatitis B antigen
OT SGOT
PT SGPT
CT Clooting time
BT Blooding time
A.U AsamUrat
Mal Malaria
LED Laju endap darah
UR Urin Rutin
DR DarahRutin

4. Farmasi ESO Efek Samping Obat


PCT Paracetamol
Gg Gliseril guaiakolat
CTM Chlorfenilamin maleat
SM Salepmata
SK Salepkulit
PK Kalium Permanganat
Dexa Dexamethason
MpPulv Dibuat dalam sediaan
puyer
AC Ante Cunam (sebelum
makan)
PC Post coenum (sesudah
makan)
Syr Syrup
Supp Supositoria
Vag tab Vaginal tablet
Dtd Dalamtiapdosis
Gtt Tetes
ISDN Isosorbiddinitrat
Bicnat Bicarbonat Natrikus
THP Tri HexilPenidil
HPD Halloperidol
IM Intra Muskuler
IC Intra Cutan
IV Intra Venous
SL Sub Lingual

8. Petugas Puskesmas Pekauman yang boleh mengakses


rekam medis elektronik terdapat empat kategori yaitu:
a. Pengguna Utama yaitu Dokter. Dokter melakukan
konsultasi dengan pasien dan selanjutnya melengkapi
fungsi primer dari rekam medis.
b. Perawat dan Bidan membuat dokumen keperawatan
sebagai pelengkap dokumen medis yang dibuat oleh
dokter.
c. Staf Administrator yaitu kepala puskesmas (memberi
hak akses), staf rekam medis (pengelola akses), staf IT
(Jika diperlukan akses untuk servis)
d. Staf farmasi, fisioterapi, Gizi, Sanitarian (jika diperlukan
konsultasi)
9. Jika ada mahasiswa, peneliti dan praktisi kesehatan lainnya
yang membutuhkan akses terhadap rekam medis
elektronik, maka harus mendapat persetujuan dari Kepala
Puskesmas sesuai prosedur yang berlaku dan wajib
menjaga kerahasiaan.
10. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran
sebagai berikut:
a. Pasien umum atau BPJS
b. Nama pasien
c. Tanggal lahir pasien
d. Tempat tinggal pasien
Pada menu pendaftaran pasien di aplikasi E-Puskesmas
dapat diisi nomer rekam medis untuk menyisipkan
penomoran yang ada di buku rekam medis puskesmas
apabila puskesmas ingin menyisipkan nomor rekam medis
nya terdahulu.
11. Rekam medis disimpan dengan aturan sebagai berikut:
a. Data rekam medis disimpan di komputer dalam aplikasi
E-Puskesmas.
b. Sesuai ketentuan Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 maka Batas penyimpanan
data rekam medis sekurang-kurangnya 5 tahun sejak
pasien berobat terakhir.
12. Isi rekam medis elektronik (RME) mencakup dokumen
elektronik yaitu:
a. Menu pelayanan medis pada aplikasi E-Puskesmas
terdapat data-data yang diisi seperti identitas pasien,
tanggal pelayanan, SOAP yang terdiri dari Subjektif
(Anamnesis), Objektif (Pemeriksaan Fisik), Asesment
(diagnosis), Planning (pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain), baik yang dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan kompetensinya
b. Fitur-fitur laporan pelayanan harian, bulanan dan
tahunan yang disediakan pada aplikasi E-Puskesmas,
merupakan kelengkapan dari fitur aplikasi tersebut
antara lain kujungan pasien dan pasien BPJS, pelayanan
pasien, pemeriksaan medis, pelayanan resep, pelayanan
laboratorium yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
sesuai dengan kompetensinya.
13. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan
ditindak lanjuti.
14. Beragam informasi rekam medis yang memadai dan
dijaga kerahasiaanya tentang identifikasi pasien,
dokumentasi prosedur kajian, masalah, kemajuan pasien
dan hasil asuhan yang terinput dalam aplikasi E-
Puskesmas maka diperlukan privasi yakni mempunyai
user name dan password yang akan mengidentifikasi
bagian atau label pengguna di puskesmas sehingga
sistem secara otomatis menampilkan modul sesuai
dengan label pengguna.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : UKP-B/SK- /VI/PK/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
PEKAUMAN

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib
dipantau secara rutin.
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik harus
dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan
dipastikan berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus
didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan
dengan benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya,
dan ditindak lanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas
yang aman meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan
dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi.
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi
perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut.
7. Pengelolaan peralatan yang habis digunakan harus meliputi
pemilahan alat yang bersih dan kotor, sterilisasi peralatan,
disertai peralatan yang membutuhkan penanganan khusus
dan penempatan alat.
8. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat
waktu.
9. Peralatan medis harus disterilkan dengan prosedur yang
benar.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : UKP-B/SK- /VI/PK/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
PEKAUMAN

E. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BEKERJA


DALAM PELAYANAN KLINIS
1. Pola ketenagaan sumber daya manusia klinis harus
disusun berdasar analisis kebutuhan sumber daya
manusia.
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis.
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai
surat ijin yang berlaku.
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara
berkala paling lambat satu tahun sekali.
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus
diinformasikan kepada tenaga klinis.
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan
kejelasan kewenangan klinis untuk masing-masing
petugas.
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenang setiap tenaga
klinis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti.

Anda mungkin juga menyukai