DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP KOTAKALER
Jalan Sopian Iskandar No. 34 Tlp. 0261-203078 Sumedang 45363
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP KOTAKALER
Nomor: 440/ /PKM-KK/IV/2022
TENTANG
PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT
INAP KOTAKALER NOMOR : 440/ /PKM-KOKA/VII/ 2020 TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS
RAWAT INAP KOTAKALER
DITETAPKAN DI : SUMEDANG
PADA TANGGAL : 28 APRIL 2022
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
KOTAKALER
MELA AMALIANI
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas
meliputi;
a. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Hitung Jenis Leukosit
Golongan Darah A / B / O
b. Kimia Darah
Glukosa Puasa
Glukosa Sewaktu
Cholesterol
Asam Urat
Trigliserida
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
c. Serologi
HbsAg
HIV
Dengue NSI
Syphilis
Antigen cov-19
d. Mikrobiologi
Preparat BTA (SP)
Preparat GO
e. Urine Analisa
Urine Rutin
Tes Kehamilan
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompetens,
yaitu: analis kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3
Analis Kesehatan.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus
dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan, penyimpanan spesimen, dan
pemeriksaan laboratorium sampai penyerahan hasil.
5. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium perlu
ditetapkan pelayanan diluar jam kerja.
6. Untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium perlu ditetapkan
kebijakan pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi (misalnya
spesimen sputum, darah, urine, sekret dll).
7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD.
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman
menurut ketentuan yang berlaku
9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus
dikelola sebagai limbah infeksius
10. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Waktu Penyampaian Hasil Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan
Non Urgen Urgen / CITO
1 Hematologi Sampai dengan 2 Sampai dengan 1
jam jam
2 Kimia Darah
- Gula Darah Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
- Cholesterol menit menit
Total Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
- Asam Urat menit menit
- Trigliserida Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
- Ureum menit menit
- Creatinin Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
- SGOT menit menit
Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
- SGPT menit menit
Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
menit menit
Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
menit menit
Sampai dengan 10 Sampai dengan 5
menit menit
B. PELAYANAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium
puskesmas dalam hal ada kekosongan dokter berhak memberikan
resep luar kepada pasien
2. Yang berhak menulis resep adalah Dokter Umum yang telah memiliki
izin praktek di Uptd Puskesmas Rawat Inap Kotakaler, Dokter Gigi
yang telah memiliki izin praktek di Uptd Puskesmas Rawat Inap
Kotakaler, Perawat umum yang telah memiliki izin praktek di Uptd
Puskesmas Rawat Inap Kotakaler dan telah memiliki Surat
Pendelegasian wewenang, Perawat Gigi yang telah memiliki izin
praktek di Uptd Puskesmas Rawat Inap Kotakaler dan telah memiliki
Surat Pendelegasian wewenang, Bidan yang telah memiliki Izin
Praktek di Uptd Puskesmas Rawat Inap Kotakaler dan telah memiliki
Surat Pendelegasian Wewenang.
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah Apoteker di Uptd Puskesmas
Rawat Inap Kotakaler, Tenaga Teknis Kefarmasian Dan Tenaga Non
Teknis Kefarmasian yang telah mengikuti On The Job Training (OJT)
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat satu bulan sekali,
ada metode untuk menilai, mengendalikan penyediaan obat
menggunakan metode yang sudah dengan membandingkan sisa
obat dengan stok optimum sehingga ketersediaan obat dapat
terjamin.
6. Obat kadaluwarsa dan rusak tidak boleh diberikan pada pasien dan
meminimalkan adanya obat kadaluwarsa dengan penataan
penyimpanan obat menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Melakukan
penanganan dan pengelolaan obat rusak dan kadaluwarsa sesuai
prosedur yang sudah ditetapkan.
7. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah
dilakukan oleh Dokter Umum dan Dokter Gigi yang telah memiliki
Surat Izin Praktek (SIP) untuk melakukan praktek kedokteran di
Uptd Puskesmas Rawat Inap Kotakaler
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan
sebagai berikut:
Di Gudang Farmasi, di lemari khusus dengan dua (2) kunci yang
berbeda yang selalu disimpan oleh Apoteker atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
c. Persyaratan petugas yang boleh memberikan atau menyuntikkan
obat psikotropik kepada pasien dalam rangka kegawatdaruratan
adalah dokter umum atau dokter gigi yang telah mempunyai Surat
izin Praktek (SIP) di Uptd Puskesmas Rawat Inap Kotakaler atau
Paramedis yang sudah memilik Surat Izin Kerja (SIK) dan telah
mendapat pendelegasian wewenang dari dokter umum/dokter gigi.
d. Petugas farmasi harus melakukan pengendalian dan pelaporan
penggunaan psikotropika.
8. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus
diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga tehnis
kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan
10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan
penyimpanan tiap-tiap obat.
11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi
minimal: tanggal, nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian dst.
12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya
riwayat alergi dan efek samping obat
13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan
dicatat dalam rekam medis
14. Petugas farmasi dan semua petugas pemberi layanan klinis untuk
bisa bekerja sama dalam hal identifikasi dan pelaporan adanya
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
sehubungan dengan pelayanan kefarmasian di Puskesmas agar dapat
dilakukan tindak lanjut dan perbaikan pelayanan. Pelaporan
dilakukan oleh penanggungjawab farmasi kepada Tim Mutu
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk
mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan
segera diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas
farmasi
17. Petugas penulis resep dan penanggungjawab farmasi harus
mengikuti prosedur peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
yang ditetapkan
18. Petugas penulis resep dan penanggungjawab farmasi harus
mengikuti prosedur peresepan, pemesanan dan pengelolaan yang
ditetapkan
DAFTAR SINGKATAN PENULISAN OBAT DALAM RESEP
No Singkatan Kepanjangan
1 As.Folat Asam Folat
2 As.Met Asam Mefenamat
3 B1 Vitamin B1
4 B12 Vitamin B12
5 B6 Vitamin B6
6 BC Vitamin B Komplek
7 CPZ Klorpromazine
8 CTM Klorpromazine
9 Diaz Diazepam
10 Amox Amoxisillina
11 Dexa Dexamethasone
12 ISDN Isosorbid Dinitrat
13 Kalk Kalsium Laktas
14 MP Methilprednisolone
15 Na.Dik Natrium Diklofenak
16 OMZ Omeprazole
17 PCT Paracetamol
18 Ranit Ranitidin
19 Salbu Salbutamol
20 GG Gliseril Guaiacolat
21 Vit.C Vitamin C
1 Dominan Intake ( NI )
NI.1. Keseimbangan Energi
a. NI.1.1 Peningkatan energy ekspenditur
b. NI.1.2 Asupan Energi tidak adekuat
c. NI.1.3 Kelebihan Asupan Energi
d. NI.1.4 Perkiraan asupan energi sub optimal
e. NI.1.5 Perkiraan kelebihan asupan energi
NI.2. Asupan Melalui Oral atau Dukungan
Gizi
a. NI.2.1 Asupan Oral tidak adekuat
b. NI.2.2 Kelebihan asupan oral
c. NI.2.3 Enternal nutrisi tidak adekuat
d. NI.2.4 Kelebihan infuse enternalnutrisi
e. NI.2.5 Komposisi atau modalitas makanan
enteral nutrisi kurang optimal
f. NI.2.6 Parenteral nutrisi tidak adekuat
g. NI.2.7 Kelebihan infuse parental nutrisi
h. NI.2.8 Komposisi atau modalitas nutrisi
parental kurang optimal
i. NI.2.9 Daya terima makanan terbatas
NI.3 AsupanCairan
a. NI.3.1 Asupan cairan tidak adekuat
b. NI.3.2 Kelebihan asupan cairan
NI.4 SubstansiBioaktif
a. NI.4.1 Asupan substansibioaktif tidak
adekuat
b. NI.4.2 Kelebihan asupan subtansibioaktif
c. NI.4.3 Kelebihan asupan alcohol
NI.5 ZatGizi
a. NI.5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi
b. NI.5.2 Malnutrisi
c. NI.5.3 Asupan protein tidak adekuat
d. NI.5.4 Penurunan kebutuhan gizi
e. NI.5.5 Ketidak seimbangan zat gizi
f. NI.5.6 Lemak dan Kolesterol
NI.5.6.1 Asupan lemak tidak adekuat
NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak
g. NI.5.7 Protein
Multi nutrient
k. NI.5.11 Prediksi asupan zat gizi
NI.5.11.1 Sub optimal (sebutkan)
Prediksi Kelebihan asupan
NI.5.11.2 Zat gizi( sebutkan)
2. DominanKlinis (NC)
NC.1 Fungsional
a. NC.1.1 Kesulitan Menelan
b. NC.1.2 Kesulitan mengunyah / menggigit
c. NC.1.3 Kesulitan menyusui
d. NC.1.4 Perubahan fungsi Gastrointestinal
NC.2 Biokimia
a. NC.2.1 Gangguanutilisasizatgizi
b. NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait
gizi (sebutkan)
c. NC.2.3 Interaksi makanan dan obat
(sebutkan)
d. NC.2.4 Prediksi interaksi makanan dan obat
( sebutkan)
NC.3 BeratBadan
a. NC.3.1 Berat badan kurang / underweight
b. NC.3.2 Penurunan BB yang tidak diharapkan
c. NC.3.3 Kelebihan BB / Obesitas
NC.3.3.1 Kelebihan BB,dewasa atau anak
NC.3.3.2 Obes,anak
NC.3.3.3 Obes,kelas 1
NC.3.3.4 Obes,kelas II
NC.3.3.5 Obes,kelas III
d. NC.3.4 Kenaikan BB yang tidak diharapkan
e. NC.3.5 Percepatan pertumbuhan sub optimal
f. NC.3.6 Percepatan pertumbuhan berlebih
LAIN – LAIN
NO.1.1 Tidakada diagnosis gizi saat ini.
F. ICD X KIA-KB
Hamil Normal : O00.0 : Abdominal pregnancy
Pemeriksaan kehamilan normal Trimester I : Z34.0 Supervision
of normal first pregnancy
Abortus imminens : O20.0 : Threatened abortion
Pemasangan IUD : Z30.1 Insertion of (intrauterine) contraceptive
device
Hiperemesis gravidarum tingkat I: O21.0 : Mild hyperemesis
gravidarum
Pre eklamsia ringan : O14.0 : Moderate pre - eclampsia
Menorarghia : N92.0 : Excessive and frequent menstruation with
regular cycle
Menometrorarghia : N92.1 : Excessive and frequent menstruation
with irregular cycle
Partus spontan normal :O80.0 : Spontaneous vertex delivery
Asfiksia ringan : P21.1 : Mild and moderate birth asphyxia
Ikhterus neonatorum : P59.9 : Neonatal jaundice, unspecified
Oral Trush : B37.0 : Candidal stomatitis
Cephalhematom : P12.0 : Cephalhaematoma due to birth injury
Perlu imunisasi terhadap diphteri, pertussis, tetanus dan polio :
Z27.3 : Need for immunization against diphtheria-tetanus-
pertussis with poliomyelitis [DTP + polio]
Perlu imunisasi polio : Z24.0 : Need for immunization against
poliomyelitis
Perlu imunisasi BCG : Z23.2 : Need for immunization against
tuberculosis [BCG]
Perlu imunisasi tetanuss : Z23.5 : Need for immunization against
tetanus alone
Perlu imunisasi campak : Z24.4 : Need for immunization against
measles alone
Perlu imunisasiterhadap hepatitis virus : Z24.6 : Need for
immunization against viral hepatitis
Keterlambatan perkembangan : R62.0 : Delayed milestone
Hemangioma : D18 : Hemangioma
Pneumonia : J18.9 : Pneumonia, unspecified
Common cold : J00 : Acutenasopharyngitis [common cold]
Diare : P78.3 : Noninfective neonatal diarrhea
Pemeriksaan nifas : Z39.2 : Routine postpartum follow-up
Komplikasi postpartum : O90.9 : Complication of the puerperium,
unspecified
Baby Blues : F53.0 : Mild mental and behavioural disorders
associated with the puerperium, not elsewhere classified
Depresi Postpartum : F53.1 : Severe mental and behavioural
disorders associated with the puerperium, not elsewhere
classified
Down Syndrome : Q90 : Down Syndrome
Mastitis : N61 : Inflammatory disorders of breast
Kista ovarium, tidak spesifik :N83.2 : Other and unspecified
ovarian cysts
Abortus Spontan : O03.9 : Spontaneous abortion, complete or
unspecified, without complication
Hipertensi kronis : O10.0 : Pre-existing essential hypertension
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Hipertensi gestasional : O13 : Gest [pregnancy-induced]
hypertens without sig proteinuria
Oedema pada masa kehamilan : O12.0 : Gestational oedema
Kehamilan dengan proteinuria : O12.1 : Gestational proteinuria
Kehamilan dengan oedema dan proteinuria : O12.2 : Gestational
oedema with proteinuria
Kelainan Plasenta : O43.9 : Placental disorder, unspecified
Partus Lama : O63 : Long Labor
Robekan Perineum : O70 : Perineal laceration during delivery
Perdarahan Postpartum : O72 : Postpartum hemorrhage
Retensio Plasenta : O73 : Retained placenta and membranes,
without hemorrhage
Fetal distress : O76 : Depressed fetal heart tones
Hiperemesis Gravidarum : O21 : Hyperemesis gravidarum
Varises di area Vagina : O22.1 : Genital varices in pregnancy
Hemoroid saat hamil : O22.4 : Haemorrhoids in pregnancy
Siphilis : A53.9 : Syphilis, unspecified
Gonorrhea : A54.9 : Gonococcal infection, unspecified
Vaginitis Akut : N76.0 : Acute vaginitis
Hamil Kembar : O30.0 : Twin pregnancy
Presentasi bokong : O32.1 : Maternal care for breech presentation
Presentasi muka :O32.3 : Maternal care for face, brow and chin
presentation
Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal : 28 April 2022
Kepala UPTD Puskesmas Rawat
Inap Kotakaler
Mela Amaliani