Anda di halaman 1dari 22

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP SELAJAMBE

Nomor : 440/ /PKM-SLB/2021

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI UPTD


PUSKESMAS DTP SELAJAMBE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS SELAJAMBE,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencegahan dan


pengendalian insfeksi lingkungan di Puskesmas
perlu diatur kebijakan pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas.

b. bahwa untuk mencegah penumpukan limbah


medis di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Selajambe maka kesehatan lingkungan
melakukan pengelolaan infeksius COVID-19
dan infeksius limbah klinis.

c. bahwa dengan adanya perubahan regulasi


Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat menjadi peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

d. bahwa berdasarkan hal tersebut maka perlu


ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Kebijakan Penyehatan Kesehatan
Lingkungan.

e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada hurup


a,b,c,d di atas maka perlu dilakukan
perubahan SK tentang Kebijakan Pemeriksaan
Kesehatan Lingkungan.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 43 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Pusat
Kesehatan Masyarakat.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor


13 tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan
Lingkungan.

4. Keputusan Menteri kesehatan Republik


Indonesia Nomor 876/Menkes/SK/V/2001
tentang Pedoman Teknis Analisa Dampak
Kesehatan Lingkungan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1096 tahun 2011 tentang
Hygiene Sanitasi Jasa Boga

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 43 tahun 2019 tentang pusat
Kesehatan Masyarakat.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(COVID-19).

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/3602/2021 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

10. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 11 tahun


2018 tentang ketentuan Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor
2 tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor
1 tahun 2011 tentang Restribusi Pelayanan
Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat
dan Pemeriksaan Laboratorium pada Dinas
Kesehatan.

12. Keputusan Bupati Kuningan Nomor


440/KPTS.209.Dinkes/2021 tentang Penetapan
Nama, Karakteristik, Kemampuan dan Wilayah
Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
di Kabupaten Kuningan.

Memutuskan

Menetapkan :

KESATU : Kebijakan Pemeriksaan Laboratorium


sebagaimana tercantum merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

KEDUA : Petugas analis yang memeriksa di laboratorium

KETIGA : Pada saat di SK ditetapkan.

KEEMPAT : Dilaboratorium UPTD Puskesmas Rawat Inap


Selajambe.

KELIMA : Kebijakan ini dilaksanakan sesuai dengan


lampiran yang menyertakan pada kebijakan ini.

KEENAM : Dengan diterbitkannya surat keputusan ini


maka surat keputusan kepala Puskesmas
Nomor : 440/149/PKM-SLB/2018 dinyatakan
tidak berlaku lagi.

KETUJUH : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkan di UPTD Puskesmas Selajambe.

Ditetapkan di :

Pada tanggal :

Kepala UPTD Puskesmas Selajambe

H. Nana Sutrisna
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
SELAJAMBE

NOMOR :: 440 /164/ PKM SLB /2021

TANGGAL : : 11-05-2021

TENTANG : : Kebijakan Pemeriksaan Laboratorium

PELAYANAN LABORATORIUM DI UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP SELAJAMBE
1. Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium
NO Jenis Pemeriksaan Spesimen Metode
HEMATOLOGI
1. Hemoglobin Darah POCT
KIMIA KLINIK
1, Glukosa Darah Darah Elektometri
2. Asam Urat Darah Elektometri
3. Cholestrol Darah Elektometri
URINALISA
1. PP Tes Urine Carik Celup
2. Glukosa Urine Urine Carik Celup
3. Protein Urine Urine Carik Celup
4. PH Urine Urine Carik Celup
IMUNOLOGI
1. Anti HIV Darah Rapid Test
2. Syphilis Darah Rapid Test
3. HbsAg Darah Rapid Test
4. RDT Antigen Swab Rapid Test
Nasofharing
5. Golongan Darah Darah Aglutinasi
A,B,AB,Rh
MIKROBIOLOGI
1. TCM (Tes Cepat Sputum Rujuk
Molekuler)
2. BTA (Bakteri Tahan Sputum Mikroskopis
Asam) Follow Up

2. Waktu Penyerahan Hasil Pemeriksaan


Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Waktu Hasil Pemeriksaan
1. Hematologi 5 Menit
2. Gula Darah 5 Menit
3. Asam Urat 5 Menit
4. Cholestrol 5 Menit
5. PP Test 5 Menit
6. Glukosa Urine 5 Menit
7. Protein Urine 5 Menit
8. PH Urine 5 Menit
9. Anti HIV 60 Menit
10. Syphilis 30 Menit
11. HbsAg 30 Menit
12. RDT Antigen COVID-19 30 Menit
13. Golongan Darah 5 Menit
14. TCM (Tes Cepat Molekuler) 1 hari
15. BTA (Bakteri Tahan Asam) 60 enit
Follow Up

3. Pemeriksaan Laboratorium Yang Beresiko Tinggi


Pelayanan laboratorium yang beresiko tinggi
merupakan pemeriksaan yang infeksius dilihat dari
jenis spesimennya yaitu meliputi :
1)Pemeriksaan darah :Pemeriksaan
HIV,Spgilis,HbsAg
2)Pemeriksaan sputum/dahak : Mtuberculosis
3) Sampel urine :bagi pasien hepatitis
4)Spesimen COVID-19.
4. Proses Permintaan Pemeriksaan,Penerimaan
Specimen,Pengambilan Specimen, dan
Penyimpanan Specimen
a. Permintaan Specimen
Permintaan pemeriksaan bisa dapat berupa
rujukan internal maupun eksternal,
pemeriksaan specimen dilakukan bila ada
permintaan dari unit pelayanan dengan disertai
formulir rujukan laboratorium yang sudah
disediakan.
b. Penerimaan Specimen
Penerimaan specimen laboratorium adalah
tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan
specimen yang sesuai dengan prosedur.
Berikut langkah-langkah penerimaan
specimen di UPTD Puskesmas Rawat Inap
selajambe :
1) Petugas menyiapkan buku register laboratorium.
2) Petugas laboratorium menerima specimen dari
pasien.
3) Petugas memeriksa keadaan specimen.
c. Pengambilan Specimen
a. Pengambilan darah vena dilaboratorium UPTD
Puskesmas Rawat Inap Selajambe dilakukan
untuk pemeriksaan tripel eliminasi pada ibu
hamil yaitu HbsAg,Syphilis,HIV.
1) Petugas laboratorium menyiapkan alat dan
bahan.
2) Petugas laboratorium meletakan lengan pasien
lurus di ats meja dengan telak tangan
menghadap ke atas.
3) Petugas laboratorium meminta tangan pasien
untuk mengepal.
4) Petugas laboratorium memasang torniquet ± 10
cm di ats lipatan siku dari vena yang akan
ditusuk.
5) Petugas laboratorium mencari lokasi vena
mediana cubiti yang akan ditusuk.
6) Petugas laboratorium melakukan desinfeksi
daerah vena mediana cubiti dengan alkohol
swab 70%.
7) Petugas laboratorium membiarkan daerah vena
mediana cubiti menjadi kering.
8) Petugas laboratorium menusuk vena mediana
cubiti pelan-pelan dengan sudut 45⁰.
9) Petugas laboratorium menarik spuit untuk
mengambil darah,bila sudah mendapat volume
yang diinginkantaorniquet lepas.
10) Petugas laboratorium mengeluarkan jarum
secara perlahan.
11) Petugas laboratorium menaruh kapas diatas
jarum, minta kepada pasien agar menekas
bekas tusukan selama 1-2 menit.
12) Petugas laboratorium menutup bekas tusukan
dengan plaster.
13) Petugas laboratorium mengalirkan darah dari
jarum kedalam Kaset HbsAg,Syphilis,HIV.
14) Petugas laboratorium membuang jarum
(syringe) yang habis pakai ke safety box.
15) Petugas laboraorium membuang bungkusan
jarum ke tempast biasa.
b) Pengambilan darah kapiler dilaboratorium UPTD
Puskesmas Rawat Inap Selajambe dilakukan untuk
pemeriksaan calon pengantin (HIV, Syphilis),
Golongan darah, Asam urat, Glukosa darah,
Hemoglobin,Cholestrol.
1) Petugas laboratorium menyiapkan alat dan
bahan.
2) Petugas laboratorium membersihkan ujung jari
atau tumit atau ibu jari kaki pasien dibagian
pinggir dengan alkohol swab 70%.
3) Petugas laboratorium membiarkan jari atau
tumit atau ibu jari kaki pasien menjadi kering
kembali.
4) Petugas laboratorium memegang bagian jari atau
tumit atau ibu jari kaki yang akan ditusuk
supaya tidak bergerak.
5) Petugas laboratorium menusuk dengan autoclik
yang sudah berisi blood lancet (pada bayi tidak
boleh lebih dari 2,5mm).
6) Petugas menghapus tetesan pertama dengan
kapas kering atau tissue dan tetesan darah
berikutnya digunakan untu pemeriksaan.
a) Pengambilan sampel Urine untuk pemeriksaan
PP Test dan Protein Urine.
1) Petugas laboratorium memberikan label
identitas pasien pada pot urine.
2) Petugas laboratorium memeberikan pot urine
kepada pasien.
3) Petugas laboratorium memberikan penjelasan
pada pasien.
4) Petugas laboratorium meminta pada pasien
untuk mengambil urine yang pancar tengah
(Urine keluar pertama dibuang yang tengah-
tengah ditampung dan yang terakhir dibuang).
5) Petugas laboratorium mempersilahkan pasien ke
kamar mandi (toilet).
6) Petugas laboratorium menerima sampel urine.
7) Petugas laboratorium menyarankan pasien agar
menunggu diluar.
b) Pengambilan sampel sputum untuk pemeriksaan
TCM dan follow up TB.
1) Petugas laboratorium memberikan label identitas
pasien pada pot sputum.
2) Petugas laboratorium memberikan penjelasan
pada pasien bagaimana cara membatukan
(mengeluarkan) sputum yang baik dan benar.
3) Petugas laboratorium mengintruksiakan kepada
pasien untuk berkumur-kumur terlebih
dahulu,bila memakai gigi palsu sebaiknya dilepas
terlebih dahulu, pasien berdiri tegak atau duduk
tegak tarik nafas 2-3 kali tahan beberapa detik
kemudian batukan kuat-kuat.
4) Petugas laboratorium mengintruksikan kepada
pasien untuk menaruh pot sputum dekat bibir
dan masukan sputum kedalamnya.
5) Petugas laboratorium memberikan gambaran
bahwa sputum yang baik adalah yang tampak
kental, purulen dan jumlah volumenya cukup 3-5
ml.
6) Petugas laboratorium mengintruksikan kepada
pasien untuk menutup wadah sputum dengan
rapat dan segera diberikan ke laboratorium.
7) Petugas laboratorium menerim sampel sputum.
c) Pengambilan sampel nasofaring atau orofaring
untuk diagnostik COVID-19.
1) Petugas laboratorium menyiapkan alat dan
bahan.
2) Petugas laboratorium menggunakan APD sesuai
dengan SOP.
3) Petugas laboratorium menanyakan identitas
pasien, nomor HP yang bisa di hubungi.
4) Petugas laboratorium menjelaskan kepada pasien
untuk dilakukan pengambilan sampel nasofaring.
5) Petugas laboratorium mengambil sampel
nasofaring.
6) Petugas laboratorium mengaduk sampel ke dalam
reagen.
7) Petugas laboratorium menjelaskan kepada pasien
berapa lama hasil keluarnya.

d. Penyimpanan Specimen
1) Petugas laboratorium menyimpan spesimen jika
pemeriksaan ditunda atau dikirim ke
laboratorium lain.
2) Petugas laboratorium memperhatikan jenis
pemeriksaan yang akan diperiksa.
3) Petugas laboratorium menyiapkan wadah untuk
penyimpananan spesimen.
4) Petugas laboratorium menyimpan spesimen yang
menggunakan spesimen plasma atau serum,
maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru
disimpan.
5) Petugas laboratorium melabeli spesimen nama
dan tanggal penympanan.
6) Petugas laboratorium menyimpan spesimen
untuk pemeriksaan Hematologi 2 hari pada suhu
kamar.
7) Petugas laboratorium menyimpan spesimen
untuk pemeriksaan sputum pada suhu kamar.
5. Pemeriksaan diluar jam kerja
UPTD Puskesmas Rawat Inap Selajambe adalah
unit pelayanan rawat inap,IGD,poned,laboratorium
bila pasien rawat inap dan poned datang ke UPTD
Puskesmas Rawat Inap Selajambe pada saat diluar
jam kerja maka pelayanan laboratorium dilakukan
oleh bidan atau perawat yang berjaga.
a.) Jeni pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan adalah:
1) Hemoglobin
2) Glukosa darah
3) Asam urat
4) Cholestrol
5) Urinalysis Stik (protein urine,ph,glukosa
urine)
6) RDT Antigen COVID-19
Jenis pemeriksaan laboratorium yang hanya bisa
didelegasikan kepada bidan atau perawat akan
dditangguhkan esok hari kepada petugas analis.
6. Proses Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaa laboratorium adalah salah satu
sarana kesehatan yang melakukan kegiatan
pemeriksaan untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit. Pemeriksaan laboratorium dilakukan
ketika ada pasien dari poli umum,poli KIA,poli
gigi,USG yang perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosa pasien.
1) Pasien datang ke UPTD Puskesmas Rawat Inap
Selajambe,oleh petugas pasien diarahkan untuk
mengambil nomor antrian dan menunggu
panggilan pendaftaran.
2) Pasien di panggil di loket untuk melakukan
pendaftaran.
3) Pasien di panggil oleh poli yang dituju.
4) Ketika pasien membutuhkan pemeriksaan
laboratorium maka pasien diarahkan ke
laboratorium dengan membawa formulir
laboratorium apa saja yang perlu diperiksa.
5) Petugas laboratorium menerima formulir
laboratorium dari pasien.
6) Petugas laboratorium melakukan identifikasi
kepada pasien.
7) Petugas laboratorium memeriksa pasien sesuai
permintaan yang ada di formulir laboratorium.
8) Petugas laboratorium mencatat hasil di buku
register dan formulir laboratorium.
9) Pasien kembali ke poli untuk diberikan terapi
yang sesuai.
10) Petugas laboratorium melakukan 6 langkah cuci
tangan setelah kontak dengan darah atau cairan
tubuh pasien.
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam
Pelayanan Laboratorium
a) Petugas laboratorium bertanggung jawab
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium.
b) Petugas laboratorium wajib merencanakan dan
memantau pelaksanaan K3 yang meliputi :
1) Melakukan pemeriksaan secara berkala
terhadap metode/prosedur dan
pelaksanaannya, bahan habis pakai dan
peralatan kerja.
2) Memahami dan menghindari bahaya infeksi.
3) Melakukan peneyelidikan semua kecelakaan
di dalam laboratorium yang memungkinkan
terjadinya pelepasan/kebocoran/penyebaran
bahan infeksi.
4) Memastikan melakukan desinfektan pada
peralatan yang akan diservis atau diperbaiki.
5) Memastikan bahan habis pakai dan limbah
infeksius dibuang secara aman setelah
didekontaminasi sebelumnya.
6) Mencatat dan melaporkan kecelakaan kerja
yang terjadi.
c) Kesehatan petugas laboratorium
1) Petugas laboratorium menyediakan Alat
Pelindung Diri (APD) meliputi masker,sarung
tangan,jas lab dan alas kaki tertutup.
Petugas menggunakan APD infeksius saat
melakukan pengambilan atau pemeriksaan
specimen beresiko tinggi seperti COVID-19.
2) Petugas laboratorium memastikan tersedianya
wastafel dlengkapi dengan sabun cair dan air
mengalir,safety box dan lemari reagen.
d) Pengamanan pada keadaan darurat
Petugas laboratorium mampu menggunakan
APAR.
e) Tindak pencegahan infeksi
1) Menggunakan peralatan standar
2) Melakukan desinfektan meja kerja sebelum
dan sesudah bekerja
3) Mencuci tangan dengan sabun atau
desinfektan sebelum dan sesudah bekerja
4) Tidak makan dan minum di dalam ruangan
laboratorium
5) Memisahkan limbah medis berdasarkan
jenisnya
8. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1) Petugas laboratorium menggunakan alat
pelindung diri saat melakukan pekerjaan.
2) Petugas laboratorium mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum emngguakan APD.
3) Petugas laboratorium memakai jas
laboratorium yang tersetandar.
4) Petugas laboratorium memakai masker sesuai
standar.
5) Petugas laboratorium memakai sarung tangan
saat dalam pemeriksaan.
6) Petugas laboratorium melepaskana APD
sesuai dengan prosedur.
7) Petugas laboratorium melakukan cuci tangan
dengan sabun sesuai ketentuan cuci tangan.
9. Pengelolaan reagen, labeling, penyimpanan dan
ketersediaan reagen esensial dan bahan lain yang
harus tersedia
Reagen yang diterima dipastikan dalam keadaan
baik oleh petugas laboratorium, Reagen tersebut
dicatat jumlah, masa kadaluarsa dan lotnya dalam
buku stok reagen tersebutdiberi label dan
dipisahkan berdasarkan jenisnya. Reagen harus
dievaluasi secara berkala.
Berikut daftar cara penyimpanan reagen, reagen
esensial dan bahan lainyang harus tersedia di
laboratorium serta buffer stoknya.
a. Penyimpanan reagen
No Nama Bahan, Reagen Kemasan Suhu
dan Alat
1. Reagen ZN Botol Coklat Suhu ruangan
2. Oil immersi Botol coklat Suhu ruangan
3. Stik glukosa darah Tube Suhu ruangan
No Nama Bahan, Reagen Kemasan Suhu
dan Alat
4. Stik asam urat Tube Suhu ruangan
5. Stik cholesrol Tube Suhu ruangan
6. Tes pack kehamilan Box Suhu ruangan
7. Urinalisisi Botol Suhu ruangan
8. Golongan darah Vial Suhu 2⁰C - 8⁰C
9. HIV rapid Box Suhu 2⁰C - 8⁰C
10. Syphilis rapid Box Suhu 2⁰C - 8⁰C
11. HbsAg rapid Box Suhu 2⁰C - 8⁰C
12. Antigen COVID-19 Box Suhu 2⁰C - 8⁰C
rapid

b. Daftar reagen esensial dan bahan lain yang harus tersedia di


laboratorium
No Nama Bahan, Reagen No Nama Bahan, Reagen
dan Alat dan Alat
1. Reagen Ziehl Nelsen 14. Alkohol swab 70%
2. Reagen golongan darah 15. Oil immersi
(A,B,AB,Rh)
3. Stik glukosa darah 16. Spirtus
4. Stik asam urat 17. Spuit
5. Stik cholestrol 18. Masker
6. Stik urine 3 parameter 19. Handscoon
7. Test pack 20. Lancet
8. HIV rapid 3 merk 21. Obyekck glass
berbeda
9. HbsAg rapid 22. Pot dahak
10. Syphilis rapid 23. Kertas golongan darah
11. Antigen COVID-19 24. Kapas
12. Tissue tangan
13. Tusuk gigi

c. Batas buffer stok reagen dan bahan habis pakai laboratorium


No Nama Bahan, ∑Reagen No Nama ∑Reagen
Reagen dan Alat Bahan,
Reagen dan
Alat
1. Reagen Ziehls 1 botol 14. Alkohol 70% 100 ml
Neelsen
2. Reagen golongan 1 botol 15. Oil immersi 10 ml
darah
(A,B,AB,Rh)
3. Stik glukosa 50 stik 16. Spirtus 100 ml
darah
4. Stik asam urat 25 stik 17. Spuit 100
5. Stik cholestrol 20 stik 18. Masker
6. Stik urine 3 1 botol 19 Handscoon 100
parameter
7. Test pack 1 pack 20. Lancet 50
8. HIV rapid kesatu 25 tes 21. Obyekck 100
glass
9. HbsAg rapid 25 tes 22. Pot dahak 100
10. Syphilis rapid 25 tes 23. Kertas 50
golongan
darah
11. Antigen COVID- 25 tes 24. Kapas 1 roll
19
12. Tissue tangan 100 25. HIV kedua 2 tes
13. Tusuk gigi 100 26. HIV ketiga 2 tes
Apabila reagen yang tersedia telah mencapai buffer stok, maka
petugas laboratorium melakukan permintaan reagen ke ruangan
farmasi puskesmas atau membuat DP (daftar pesanan) ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan.
10. Persyaratan kompetensi petugas yang melakukan interpretasi
hasil pemeriksaan laboratorium
JABATAN PERSYARATAN
Dokter Umum / 1. Pendidikan S1profesi Kedokteran /
Dokter Gigi Kedokteran Gigi
2. Memiliki STR (Surat Tanda Register)
3. Memiliki SIP (Surat Ijin Praktek)
4. Ditugaskan di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Selajambe
5. Bekerja sesuai prosedur tetap / SOP
6. Sehat jasmani dan rohani
7.memiliki sifat ramah, sabar, empati
dan telaten dalam menghadapi pasien

11. Pemantauan pelaksanaan prosedur


Pemantauan pelaksanaan prosedur dilakukan secara bersekala
yaitu setiap enam bulan sekali oleh koordinator layanan klinis
atau tim mutu.
12. Pengelolaan dan pembuangan bahan berbahaya dan beracun
(B3)
Bahan berbahaya dan beracun (B3) disediakan di laboratorium
dalam jumlah secukupnya. Bahan B3 tersebut diberi label
khusus meliputi nama bahan, tanggal kadaluarsa, nomor lot
dan sifat bahan.
Bahan B3 disimpan di tempat khusus reagen dan dijauhkan
dari sinar matahari langsung dan sumber api/panas.
Bahan B3 yang telah kadaluarsa, dibuang ke saluran
pembuangan limbah cair.
13. Pemeliharaan alat
Alat di laboratorium harus dipelihara sesuai dengan petunjuk
teknis masing-masing.
14. Pengendalian mutu
Pengandilaan atau pemantauan mutu (quality assurance)
laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjaminketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium.
a) Pemantauan mutu internal (PMI)
PMI merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium puskesmas
secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi
kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
Tahapan PMI meliputi aktivitas pra-analitik, analitik dan
pasca-analitik :
1) Persiapan pasien
2) Pengambilan, pengelolaan dan penyimpanan spesimen
3) Kalibrasi alat
4) Uji kualitas reagen
5) Uji ketelitian dan ketepatan
b) Pemantapan mutu eksternal (PME)
PME merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain (misal Kementerian Kesehatan.
Departemen Kesehatan, laboratorium Kesehatan
Daerah/Labkesda) di luar laboratorium puskesmas untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu.
PME dilakukan oleh petugas laboratorium Puskesmas yang
baisa melaksnakan pemeriksaan tersebut sehari-hari di
Puskesmas.
PME dilakukan dengan menggunakan
peralatan/reagen/metoda yang biasa dipakai sehingga dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang
sebenernya.
Manfaat PME adalah menunjukan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium dalam bidam
pemeriksaan yang ditentukan. Hasil PME dicatat dan
dievaluasi untuk mencari penyebab dan mengambil langkah
perbaikan.
15. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
Penangan bahan berbahaya di laboratorium dilakukan dengan
cara menyediakan bahan kimia di ruangan laboratorium dalam
jumlah secukupnya yang diberi simbol label khusus pada
bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar. Bahan
berbahaya tersebut disimpan dalam wadah terpisah dan
dijauhkan dari sinar matahari langsung, dari sumber api dan
panas. Wadah bahan berbahaya tersebut hanya dapat dibuka
oleh petugas laboratorium.
Jika bahan berbahaya tersebut telah kadaluarsa, maka
dibuang ke westafel yang mengalir ke sarana pengelolaan Air
Limbah (SPAL) dan botol atau wadahnya dibuang ke tempat
limbah padat.

Anda mungkin juga menyukai