Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl:

KEPALA PUSKESMAS PARE

Dr. FRESINTA MAYA W., MMR

NIP 19800602 200903 2 008

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS PARE
Jln. Raya Secang-Temanggung Km. 3 Temanggung
Telp. (0293) 5900651

Kode Pos 56271


Email: puskesmaspare.temanggung@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu Puskesmas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang sudahditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya
infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di Puskesmas,
baik karena perawatan atau datang berkunjung kerumah sakit.Untuk
meminimalkan risiko terjadinya infeksi di Puskesmas perlu diterapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikandanpelatihan, serta
monitoring danevaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi Puskesmas sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan Puskesmas. Apalagi akhir-akhir ini
muncul berbagai penyakit infeksi baru (new emerging, emerging diseases
dan re-emerging diseases).Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari
penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan
melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu
terus ditingkatkan.Selain itu infeksi yang terjadi di Puskesmas tidak saja
dapat dikendalika tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-
langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku

B. Tujuan

Tujuan umum
Menjadi acuan pelaksanaan pelayanan imunisasi yang dilaksanakan di
puskesmas Pare dalam meningkatkan mutu layanan Puskesmas melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semua unit di
Puskesmas sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat
dari penularan penyakit menular
Tujuan khusus
1. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di Puskesmas secara
efisien dalam pelaksanaan PPI.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi di Puskesmas
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruanglingkup: Tenaga kesehatan ,Pasien / pengunjung Puskesmas dan
lingkungan.

D. Batasan Operasional
Infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (
organisme ) dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik
Penyakit Infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya
agen infeksi yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
Penyakit menular atau infeksius : adalah penyakit infeksi tertentu yang
dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi : adalah panduan bagi
petugas kesehatan di Puskesmas dalam melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO JABATAN JUMLAH

1 Dokter Umum 2

2 Perawat 3

3 Perawat Gigi 1

4 Bidan 9

5 Petugas laboratorium 1

B. Distribusi Ketenagaan
1. Tugas Kepala Puskesmas
a. Membentuk Tim PPI dengan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas
b. Bertanggungjawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
c. Bertanggungjawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi nosocomial berdasarkan saran dari Tim PPI.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang
rasional dan disinfektan di Puskesmas berdasarkan saran dari
Tim PPI.
g. Mengesahkan Standar Operasional Prosedur PPI

2. Tugas Tim PPI


a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan Puskesmas.
c. Membuat SOP PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program
tersebut
e. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
f. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
g. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM)
Puskesmas dalam PPI.
h. Memberikan usulan kepadaKepala Puskesmas untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di Puskesmas.
i. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di Puskesmas

C. Jadual Kegiatan
Setiap akhir bulan Petugas melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan PPI di Puskesmas Pare dan melaporkan kepada
Ketua Tim Mutu
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Fasilitas dan sarana


Ruang Tim PPI berlokasi diruang MR puskesmas. Di ruangan ini
terdapat meja, lemari, laptop .

B. Peralatan
1. APD
2. Tempat penampungan sampah medis dan non medis.
3. Wastafel , sabun antiseptik , handsrub
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Prosedur Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


BAB V
LOGISTIK

a. APD
b. Tempat penampungan sampah medis dan non medis.
c. Wastafel , sabun antiseptik , handsrub
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

……………………………………………………………………
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja
dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang
waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja
dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien, maka yang harus


dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di puskesmas mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh
puskesmas.
2. Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah
disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi
pemecahan masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke
Komite Keselamatan Pasien setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.
6. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-
unit kerja di Puskesmas, terkaitdengan pelaksanaan keselamatan pasien di
unit kerja.
BAB IX
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di


Puskesmas maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien Puskesmas
sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadipenekanan / penurunan
insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
puskesmas di Indonesia. Program Keselamatan Pasien merupakan never ending
proses, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk
bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan
dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai