Anda di halaman 1dari 2

Manisnya hasil jerih payah sendiri

Suatu hari, di sebuah sekolah menengah pertama Desa Suka Maju. Terdengar suara
teriakan Bu Sari yang sedang memarahi Mario, karena nilainya di semester ini menurun. Ia
memang sadar jika nilainya semester ini menurun, Mario pun hanya menjawab “maaf bu,
karena saya memang kurang paham tentang materi pada semeter ini”. Bu Sari pun
membalas dengan nada yang pelan, seakan mengerti hal yng dirasakan Mario “jika memang
ada yang kurang paham, kamu boleh langsung tanyakan kepada guru mata pelajaran masing
masing, dan tidak perlu malu Mario”. Mario pun langsung menganggukkan kepala
menandakan bahwa iya paham maksud dari bu Sari.
“teng … teng … teng” bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa anak-anak sudah
boleh pulang, Daffa dan Diva pun menuju ke meja tempat Mario duduk. Mereka melihat
betapa murungnya Mario, Diva berbicara pada Mario sambil tersenyum “jangan terlalu
dipikirkan Mario, kamu hanya kurang berusaha saja”, Daffa pun ikut tersenyum sambil
mengusulkan “bagaimana jika kita belajar bersama setiap sekolah usai”, Diva dan Mario
bersamaan mengatakan setuju.
Jelas saja Mario setuju, karena Diva dan Daffa saja terus terusan masuk peringkat 5
besar paralel. Mereka bertiga pulang sembari membahas tentang rencana belajar bersama.
Sesampainya mereka di rumah masing-masing, Mario disambut dengan nasihat dari kedua
orangtuanya yang khawatir akan nilai Mario. Ia mulai berpikir tentang nilainya dan merasa
sangat kecewa dengan dirinya sendiri, ambisinya pun mulai terbangun seraya Ia membuka
buku dan membaca ulang bab yang kurang dirinya pahami. Suara adzan maghrib tiba,
menandakan ia boleh bermain gadgetnya, disana dia menemukan video tentang cara efektif
untuk memahami pelajaran sambil berbicara pelan “oh jadi begini cara belajar yang benar”.
Keesokan harinya mereka bertiga sudah berkumpul di rumah Daffa untuk belajar bersama,
mereka membaca materi bersama dengan lantang, Mario mulai paham materi yang dibaca
tadi. Ia mulai bisa menjawab soal-soal yang diberikan untuk PR dengan benar dan tepat.
Mario tentunya semakin bersemangat setelah mendengar pujian dari guruya tentang PR nya
yang mendapat nilai sempurna.
Seiring berjalannya waktu, belajar menjadi semakin mengasyikan bagi Mario, tapi
dirinya berkata di dalam hati kecilnya “aku tidak boleh bersenang hati dulu, karna Penilaian
Akhir Semester/PAS hampir tiba … aku harus semakin giat belajar”.
Sampailah hari ujian tiba, ia yakin dengan setiap jawaban yang ditulis dirinya, Mario keluar
dengan percaya diri sembari berlari menghampiri Diva dan Daffa. Tentunya hal ini membuat
sahabat dari Mario yakin bahwa Mario pasti dapat mengerjakan soal dengan sangat baik,
apalagi materi yang mereka pelajari kemarin keluar semua dilembar soal.
Tetapi Mario tetap gelisah dengan hasil yang dia terima, dia menutup matanya dan berkata
“apapun yang terjadi, nilai ini adalah hasil jerih payahku” berulang-ulang kali.
Libur sekolah akan tiba, tentunya ini adalah saat dimana para orang tua datang ke
sekolah untuk mengambil hasil rapot anak-anak mereka. Begitupun dengan ibu Mario yang
bahagia karna baru saja menerima hasil yang cukup memuaskan dari anak semata
wayangnya. 2 jam setelah ibunya pergi, mario tetap gelisah sambil menghapus keringat
yang menetes di pipinya, Mario mendengar suara pintu kamarnya terbuka dan terdengar
suara ibunya yang bersorak “Mario sayang, ibu pulang … makan dulu yuk”, Mario berjalan
ke ruang tamu dan melihat kedua sahabatnya yang nampak bahagia karna ketiganya
berhasil masuk ke 10 besar pararel. Mereka merayakan hasil jerih payah mereka dengan
berbagai santapan lezat yang disiapkan ibunya untuk merayakan hari bahagia ini.

Anda mungkin juga menyukai