Anda di halaman 1dari 15

Jejaring layanan

dan Logistik TB Anak


Disampaikan pada
Workshop Managemen dan Tatalaksana TB pada Anak
Denpasar, 29 Agustus 2017
Jejaring layanan TB anak
• Jejaring layanan adalah hubungan kerja timbal balik yang
dibangun baik di dalam maupun di luar Fasyankes dalam
tatalaksana TB
• Tujuan:
Agar semua pasien TB anak mendapatkan layanan yang
bermutu.
• Prinsipnya sama dengan pasien dewasa
• Jejaring layanan terdiri atas:
1. Jejaring Internal adalah hubungan kerja timbal balik
antar semua unit yang terkait dalam penanganan
pasien TB anak di dalam fasyankes.
2. Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun
antara fasyankes rujukan dengan semua fasyankes dan
institusi lain yang terkait dalam Program Pengendalian
TB dan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan setempat
Alur jejaring Internal Puskesmas

Poli umum UNIT DOTS Laboratorium

Ruang tindakan
Investigasi
kontak

Farmasi
Poli MTBS
Poli
Anak/KIA
Posyandu
JEJARING INTERNAL DI FKRTL
Poli Umum Laboratorium
Poli Radiologi
Spesialis *
Patologi Klinlk
P UGD
A Farmasi
S
I
E Rawat Inap
N

UNIT DOTS

INVESTIGASI
KONTAK
Rekam
Medis
POLI ANAK
TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING UNIT

Poli KIA/ Poli DOTS/poli


No Tugas Poli Anak Posyandu Kader
MTBS umum

penjaringan
1 v v v v v
suspek
2 Investigasi kontak v v
Diagnosis dan
3 v
Pengobatan
4 PP INH v
Pelaporan PP
INH
Pencatatan dan Pencatatan
5 Pencatatan
pelaporan PP INH
dan pelaporan
kasus TB
Pelacakan kasus
6 v v v
mangkir
Jejaring Layanan TB
Penemuan Pasif dengan Jejaring Layanan TB (PPM)
Intensif : HIV, DM, PAL, MTBS,
Mandatory
notification DPM IDI
RS Swasta Lab Swasta
Apotik
Klinik IAI
RSU Daerah
RS Paru

Puskesmas Dikes Kab/kota


Cakupan 60% BPPM Labkesda

Cakupan 40%
Penemuan Aktif berbasis keluarga dan masyarakat

Kader,
• Investigasi kontak : 10 – 15 orang
posyandu, pos • Penemuan di tempat khusus : asrama, lapas, rutan,
TB desa, pengungsi, tempat kerja, sekolah
Chase survey • Penemuan di masyarakat : penemuan massal
Logistik
Area Strategis yang perlu pembiayaan dari
Pemerintah Pusat - Daerah
PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
• Seluruh kebutuhan • Promotif • Pembiayaan untuk preventif
Obat Anti TB (OAT) lini • Alat diagnostik: mikroskop, dan kuratif
1 dan lini 2 (TBMDR) sarana diagnostik lainnya • Bahan pendukung
• Monitoring dan evaluasi laboratorium TB (Reagen,
• Penyediaan Reagensia
program pot dahak, kaca slide, dll)
Zn
• Pelatihan petugas • Pengiriman logistik obat,
• Pembuatan kebijakan
kabupaten/kota reagen dan logistik non
terkait pelaksanaan obat ke fasilitas pelayanan
program (NSPK) TB • Pemantauan dan quality
kesehatan
assurance untuk diagnostik
• Pembinaan teknis • Monitoring, evaluasi dan
TB
pelaksanaan NSPK TB pembinaan teknis TB di
• Penguatan tim Pelatih
• Monitoring mutu obat Kab/Kota.
Provinsi
TB (Binfar) • Pelatihan petugas TB faskes
• Pembinaan teknis
pelaksanaan program • Penguatan Surveilens TB
• Penguatan Surveilens TB • Pemberdayaan masyarakat
SIKLUS PENGELOLAAN LOGISTIK TB
(OAT DAN NON OAT)
PERENCANAAN

MANAJEMEN PENDUKUNG
PENGGUNAAN  Organisasi PENGADAAN
 Dana
 Sistem Informasi
 Sumber Daya Manusia
 Jaga Mutu

DISTRIBUSI PENYIMPANAN

KEBIJAKAN DAN ASPEK HUKUM


PERENCANAAN
• Perencanaan dilakukan oleh Kab/Kota
• Diusulkan secara “bottom up planning” melalui perencanaan
terpadu di Dinkes kab/ko
• Kebijakan TB ttg Obat masih mjd tanggung jawab Pusat, sedangkan
Non OAT diharapkan menjadi tanggung jawab Kab/Kota & Provinsi.
• Kategori Anak utk: pasien TB usia ≤ 14 thn (< 15 thn)
Dihitung berdasarkan persentase penemuan pd tahun2 sebelum nya
dan perkiraan peningkatan (Trend) pd tahun perencanaan.
• Tuberkulin:
Kebutuhan tuberkulin adalah jumlah target pasien TB anak X 10 anak
suspek X 1/10 Vial (1 Vial untuk 10 anak) x Proporsi anak umur 0 sd
< 10 thn (60% - 70%) diantara anak 0 sd ≤ 14 tahun.
ditamba buffer stock dikurangi stok tahun sebelumnya.
ALUR PERENCANAAN OAT
10% buffer dari
Pusat total keb real prov

10% buffer dari total


Dinkes Provinsi keb real kab/kota

100% keb seluruh


Dinkes Kab/Kota Faskes + 10% buffer

Faskes Faskes Faskes


(Puskemas/RS) (Puskemas/RS) (Puskemas/RS)

Catatan:
Perencanaan dilakukan oleh Kab/Kota
Buffer 10%, boleh kurang atau lebih, sesuai kebutuhan
DISTRIBUSI LOG. TB
• Sesuai kebijakan: “One Gate Policy”
• Distribusi pengadaan: 1 thn sekali
– Pusat -> Prov -> Kab/Kota : sesuai alokasi/usulan dari
perencanaan kab/kota
• Distribusi buffer:
– Pusat -> Prov -> Kab/Kota : sesuai permintaan
• Ketentuan dalam distribusi OAT (alokasi/buffer):
– OAT yg akan didistribusikan IFK ke Fasyankes (Puskemas, RS dll)
minimal memiliki ED: lama masa pengobatan + 1 bulan
– OAT yg akan didistribusikan IFP ke IFK minimal memiliki ED: lama
masa pengobatan + 3 bulan
Alur Distribusi Log. TB

Pusat

Dinkes Provinsi

Dinkes Kab/Kota

Faskes Faskes Faskes


(Puskemas/RS) (Puskemas/RS) (Puskemas/RS)
PENGGUNAAN LOG. TB
 Penggunaan Log TB sesuai peruntukannya, seperti:
• Kategori 1 utk: pasien baru TB paru BTA positif dan
BTA negatif serta TB ekstraparu
• Kategori 2 utk: pasien TB kambuh, pengobatan ulang
dan pengobatan setelah lalai.
• Kategori Anak utk: pasien TB usia ≤ 14 thn (< 15
thn)
• 1 paket OAT utk 1 pasien TB

Anda mungkin juga menyukai