Anda di halaman 1dari 33

SITUASI TERKINI LABORATORIUM

RUJUKAN TB & RS/LAYANAN RUJUKAN


TB RO NASIONAL
DIPAPARKAN OLEH:
DR. ENDANG LUKITOSARI, MPH
SUB KOORDINATOR TB RO, SUBDIT TB, DIT.P2PML, DITJEN.P2P
KEMENKES RI

PERTEMUAN MONEV TCM TB DAN PERTEMUAN PERENCANAAN


PELATIHAN/WORKSHOP PROGRAM TBc
NEW SASANDO HOTEL NTT, 20-22 JUNI 2021
OUTLINE
• STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
• EVALUASI CAPAIAN PROGRAM NASIONAL P2TBC
• SITUASI DAN CAPAIAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN TBC
• PENGGUNAAN TCM PADA PROGRAM TBC
• PENGATURAN JEJARING RUJUKAN
• SITUASI DAN CAPAIAN LAYANAN TBC RO DI INDONESIA
• TANTANGAN DAN UPAYA
STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS
POLA PENANGANAN TBC Penemuan kasus
• Kontak Investigasi (Contact tracing) kepada
12.675.000 orang untuk mendapatkan
845.000 kasus.

Diagnosis
• Penyediaan Kartrid TCM
⚬ Kebutuhan ideal: 4,5 juta kartrid per
tahun
• Penambahan Mesin TCM
⚬ Kebutuhan ideal: 2.133 Mesin TCM
• Biaya transport sputum

Terapi
• Pengobatan:
⚬ TB SO : 688.000 kasus @ Rp. 3.080.000
⚬ TB RO : 12.000 kasus @ Rp 108.934.000
• Pemberian Enabler (transport pasien TB RO):
12.000 kasus @ Rp. 9.000.000 / tahun
• Pemantau Minum Obat
KEGIATAN PRIORITASPROGRAM TBC

KEGIATAN KHUSUS MENGAKSES YANG MENGOPTIMALKA MENGATASI UNDER


TUBERKULOSIS BELUM N YANG SUDAH REPORTING
RESISTEN OBAT TERJANGKAU DICAPAI • Penerapan Public Private
• Pelayanan TB RO di 360 RS • Penemuan dan pelacakan Mix berbasis
• Penguatan surveilans
dan Balai Kesehatan kontak -> sinergi dengan kabupaten/kota
• Peningkatan kepatuhan
• Pengobatan TB RO jangka Tracing Covid • Wajib Lapor dan
minum obat (PMO)
pendek • Skrining di tempat khusus Penguatan surveilans
• Pelacakan pasien mangkir
• Desentralisasi layanan ke • Pengendalian faktor risiko • Sinkronisasi dengan BPJS
puskesmas • Promosi kesehatan (data dan sistem rujuk
• Dukungan psikososial balik)
(pendampingan pasien • Manajemen Layanan TBC
dan pemberian bantuan yang terintegrasi (HIV,
transport) DM, gizi, rokok, penyakit
• Penanganan efek samping paru, dll)
INISIIASIDANPERLUASAN PROGRAMTBC
• M a n a j e m e n Infeksi Laten TB: memperluas penggunaan TPT
jangka pendek pada kontak serumah

• Penemuan kasus secara intensif pada kelompok geriatrik


dan diabetic

• Penemuan secara aktif p a d a populasi dengan perkiraan


insiden 1%, misalnya Warga Binaan Pemasyarakatan, wilayah
padatpenduduk, asrama, pondok pesantren

• Perluasan penggunaan TCM untuk diagnosis awal TB

• Penggunaan pa d u a n pengobatan jangka pendek d a n


t a n p a injeksi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan

• Pemberian enabler pada semua pasien TB RO dan


pemberian insentif berbasis kinerja kepada petugas
Kesehatan dan komunitas pendukungpasien

• Menghubungkan Sistem Informasi TB dengan sistem


pengolahan data laboratorium, logistik, dan indikator kinerja
utama dengan sistem informasi Kesehatan nasional

• Dukungan h u k u m terhadap diskriminasi dan stigmatisasi


pasien TB
PERATURAN/KEBIJAKAN PENDUKUNG
EVALUASI CAPAIANPROGRAM
NASIONALP2TBC
• Perkiraan kasus TB per tahun : 845.000 (jumlah kasus kedua
terbesar setelah India (2,64 juta).
• Insiden TB: 312per 100K (urutan ke 14di antara 30 negara HBC)
• Mortalitas: 34 per 100K (urutan ke 14di antara 30 HBC)
• Perkiraan jumlah kasus TB dengan status HIV positif sebesar
19.000
• Estimasi kasus TB RR/MDR Indonesia sebesar 24.000 kasus
dengan rate sebesar 8,8 per 100K penduduk.
• Perkiraan TB RR / TB MDR diantara TB Baru adalah 2,4% dan 13%
diantara pasien TBpengobatan ulang
• Persentase TB RR yang TB MDR adalah 99%.

KASUS TB KASUS TB RO TBHIV


Estimasi: 845.000 kasus
Estimasi: 24.000 kasus Estimasi: 19.000 kasus
• 48 %pria
• 11.463 dilakukan Pasien HIV (POSITIF HIV)
• 35% wanita
pemeriksaan • 11.708 yang dinotifikasi
• 17%anak
• 5.531 memulai pengobatan • 4.995 yang menjalani
• 562.000 yang ditemukan
pengobatan ARV
• 67% yang menjalani pengobatan
Trend Penegakkan Diagnosis Terduga TB Tahun 2019 dan 2020
1.600.000 Data SITB per Februari 2021
1.400.000

1.200.000

1.000.000

800.000

600.000

400.000

200.000

0
2019 2020
Non TCM 519.878 614.275
TCM 353.761 547.090
Tidak diperiksa Laboratorium 111.367 267.795
Total 985.006 1.429.160
11
SITUASI DAN CAPAIAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN TBC
JENIS PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
DALAM PROGRAM TB
TCM Mikroskopis Line Probe Assay
• Deteksi: MTB dan • Deteksi: bakteri • Lini 2: gol Fluorokuinolon
resistansi Rif tahan asam dan obat injeksi lini dua
• 2 jam • Tidak bisa (individual drug)
pemeriksaan membedakan BTA • Lini 1: INH dan Res
• TAT 1 hari lingkungan/MOTT • 2 hari pemeriksaan
• TAT 1 hari • TAT 7 hari

Biakan Uji Kepekaan


• Menumbuhkan kuman • Deteksi: resistansi terhadap OAT
dalam media • Dalam bentuk paket SDP (INH
cair/MGIT (TAT: 2-6 high, Moxi high, Amk, PZA, Lzd,
minggu) maupun Cfz, Bdq, Lfx)
padat/LJ (TAT: 2-8 • Dikerjakan dalam media padat/LJ
minggu) (TAT: 3-4 minggu) maupun
cair/MGIT (TAT: 1-3 minggu)
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan Terdiri atas:

22 Lab Biakan
10 RS 12 Lab
Terstandarisasi

14 Lab Uji Kepekaan 4 RS 10 Lab


Tersertifikasi
Rencana Pengembangan Lab Biakan dan Uji Kepekaan Tahun 2021-2022:
• 4 lab yang direncanakan untuk renovasi lab DST (BSL-2+):
• 4 lab yang direncanakan untuk renovasi lab biakan:
5

PENGGUNAAN TCM PADA PROGRAM TBC


6
PENGGUNAAN TCM UNTUK
DIAGNOSIS TBC

SuratEdaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang Perubahan Alur dan
Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia → TCM sebagai alat diagnostic utama
Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru
maupun TBC ekstra paru, baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang
memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan pada semua golongan
umur termasuk pada ODHA.
Situasipandemi COVID-19 menyebabkan tingkat penggunaan TCM
menurun karena kunjungan pasien ke fasyankes yang menurun
TANTANGAN
Tren Utilisasi 2016 - 2020 • Akses terhadap pemeriksaan TCM sudah
Berdasasarkan data laporan mencakup 96% kab/kota, namun tren tingkat
bulanan penggunaan TCM tetap menurun sehingga
temuan kasus TB jugamenurun
per 5 Mei 2021 • Pemeriksaan LPA lini dua dan uji kepekaan belum
1.000.000 60%
menjangkau semua pasien TB Rif Res yang
900.000 50% membutuhkan
800.000
50% • Belum semua pemeriksaan laboratorium tercatat
di system pencatatan pelaporan baku
700.000
37% 40%
600.000 32% UPAYA
500.000 30% • Penguatan mekanisme pengiriman specimen
23% 22% baik dalam kabupaten yang sama (untuk
400.000
20%
pemeriksaan TCM) maupun ke kab/prov lain
300.000 (untuk pemeriksaan LPA dan uji kepekaan)
200.000 • Evaluasi kepatuhan fasyankesdalam
10%
100.000 pencatatan pelaporan transportasi
Utilisasi TCM
- 0%
2016 2017 2018 2019 2020
∑ Modul 264 1.950 2.375 3.482 4.746 Total test per bulan
X 100%
Total Test 32.583 162.764 465.326 930.206 703.779
Kapasitas Mesin TCM
Utilisasi 23% 22% 37% 50% 32%

Kapasitas mesin TCM per bulan =


Trend utilisasi TCM untuk TBC cenderung menurun ∑ modul yang beroperasional x 50
Trend Utilisasi TCM TB Tahun 2019-2021 per Provinsi
*berdasarkan laporan bulanan TCM per 5 Mei 2021
Utilisasi TCM 2019 Utilisasi TCM 2020 Utilisasi TCM TW1-2021 Target
100%
MENINGKAT FLUKTUASI MENURUN
90%
80%
Target
70% 80%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
SULUT
RIAU

SUMUT

KALBAR

MALUKU
BALI
ACEH

SULBAR
JAMBI

JATENG

KALSEL

SULSEL
BENGKULU
BABEL

SUMSEL
LAMPUNG
KEPRI

JATIM

SULTRA

MALUT

PAPUA

INDONESIA
DIY

NTT

KALTENG

PAPBAR
JABAR

NTB

KALTIM
SULTENG
BANTEN
GORONTALO

SUMBAR

DKI JAKARTA

KALTARA
Tren Utilisasi TCM TB Tahun 2020-2021 per Faskes TCM Provinsi NTT (1)
*berdasarkan laporan bulanan TCM per 5 Mei 2021
∑ Modul Total Tes 2020 Total Tes TW1-2021 Rerata Utilisasi 2020 Rerata Utilisasi TW1-2021

900 70%
800 60%
700
40% 61% 50%
600 34% 37% 55%
500 29% 28% 40%
26%
400 22% 30%
300 17% 15%
13% 31% 13% 11% 20%
9% 10% 28%
200 23% 4% 4%
21% 0% 10%
100 17% 16% 16% 17%
0 7% 10% 0%
4% 1% 3% 2%
0%

Tren Utilisasi TCM TB Tahun 2020-2021 per Faskes TCM Provinsi NTT (2)
*berdasarkan laporan bulanan TCM per 5 Mei 2021
15%
180 16%
160 12% 14%
140 12%
120 9% 14% 9%
10%
100 7%
6% 8%
80 9% 5%
4% 8% 4% 6%
60 3%
40 2% 2% 1% 7% 4%
0% 1% 0% 2%
20
3% 3%
0 2% 2% 2% 0%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
PENGATURAN JEJARING RUJUKAN
Surat Edaran Dir. P2PML No. PM.01.03/1/3323/2020
Mengenai : Arahan Untuk Meningkatkan Temuan Kasus TB Menggunakan TCM

(1) (2)
13

JEJARING RUJUKAN PEMERIKSAAN TCM

 Jumlah alat TCM per kab/kota bervariasi,


sesuai dengan perkiraan beban kasus TBC
yang ada di kab/kota tersebut
 FasyankesTCM akan menerima rujukan
diagnosis dari fasyankes di sekitar,
pengaturan rujukan oleh Dinkes Kab/kota
 SuratEdaran Dirjen P2P No. 936 tahun
2021 tentang Perubahan Alur dan
Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia →
TCM sebagai alat diagnostic utama →
Tingkat penggunaan TCM akan
meningkat
 Pasien
TB terkonfirmasi RR harus diambil
dahaknya untuk diperiksa LPA lini 2 dan
CDST.
Terduga TBC

ALUR PENEGAKAN
DIAGNOSIS TBC Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif No result, error,


MTB pos Rif resistan* MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif
Indeterminate** invalid

Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis

Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
jangka pendek lini satu
INH

**Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali.


* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari Hasil pengulangan yang menjadi
kriteria terduga TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu
acuan
SITUASI DAN CAPAIAN LAYANAN TBC RO
DI INDONESIA
STRATEGI UTAMA KEGIATAN TB RO
1. Mempercepat usaha penyediaan akses universal untuk layanan diagnosis dan
pengobatan TB RO yang berkualitas
2. Meningkatkan manajemen program TB RO, monitoring dan evaluasi
3. Memastikan semua kasus TB RO terkonfirmasi memulai pengobatan segera setelah
terdiagnosis
4. Pemberian layanan berpusat pasien (patient-centered services) untuk semua
pasien, termasuk pengobatan ramah pasien dan dukungan psikososial yang
dibutuhkan untuk menjamin kepatuhan dan keberlangsungan pengobatan
5. Memperkuat keterlibatan komunitas pada saat diagnosis/sebelum pengobatan
6. Meningkatkan kualitas manajemen klinis dan program TB RO di tingkat fasyankes
dan kab/kota, didukung dengan mentoring dan asistansi dari tingkat provinsi dan
nasional
7. Introduksi paduan pengobatan all oral
8. Memperkuatkan kepemilikan dan leaderships program TB RO di setiap tingkat
PETA SELURUH LAYANAN TB RO
Yang sudah beroperasional: 309 RS/Balkes ( per 03 Juni 2021)
Aceh : 14
RS Kaltara : 4
RS Sulteng : 6
Riau : 11 Gorontalo : 8
Kalbar : 6 RS
RS Kaltim : 9 RS
RS RS
Kepri : 4 RS Sulut : 4 RS

Malut : 6
RS Papua Barat : 8
Sumut : 31 RS
RS
Papua :
Babel : 8 RS 13RS
Sumbar : 4
RS

Jambi : 1 RS Kalteng : 8
DKI : 15
RS RS
Bengkulu : 6 Jateng : 24 Kalsel : 8
RS Sumsel : 20 RS RS
RS
Sulbar : 2 Sulsel : 11 RS
Lampung : 3
RS RS

Maluku : 8
Jabar : 9
RS
Banten : 4 RS Sultra : 3
RS Jatim : 12 Bali : 10 RS
DIY : 2 RS NTB : 9 NTT : 18 RS
RS RS RS
* Periode Januari – Mei 2021
Source : e-TB dan SITB | per 7 Mei 2021
PADUAN PENGOBATAN TB RO 2020
• SE Dirjen P2P No. HK.01.02/III/9753/2020 dikeluarkan pada tanggal 9 Juli
2020
• Poin utama surat edaran:
1. Pengobatan pasien TB RO menggunakan paduan pengobatan
tanpa injeksi sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2020, yang
terdiri dari
- paduan pengobatan jangka pendek
- paduan pengobatan jangka panjang.
2. Paduan pengobatan seperti pada butir 1 di atas digunakan untuk
seluruh pasien TB RO, baik dewasa maupun anak.
3. Implementasi paduan pengobatan jangka pendek diberikan
untuk pasien yang baru memulai pengobatan.
4. Rencana penggunaan paduan BPaL dalam kerangka riset
operasional.
616.995
616.995
Ind

Indp
p
TUGAS FASYANKES TB RO BERDASARKAN
KMK NO 350 TAHUN 2017
1. Menyelenggarakan layanan Manajemen Terpadu
Pengendalian TB Resistan Obat
2. Melakukan penatalaksanaan yg meliputi
penemuan, penegakan diagnosis, pengobatan
dan pemantauan pengobatan dan atau menerima
rujukan pasien TB RO
3. Menyusun SOP layanan TB RO
4. Mengupayakan keberlangsungan ketersediaan
obat TB RO dan logistik lainnya sesuai dengan
prosedur berlaku
5. Menyiapkan sarana prasarana dan nakes yang
Progres terhadap KMK 350/ 2017 sesuai dengan pedoman dan standar
6. Berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota dalam
• KMK 350 / 2017 : Penetapan 360 RS dan Balkes di
seluruh Indonesia untuk menyediakan layanan TB RO rangka pemantauan kepatuhan dan ketuntasan
yang berkualitas
pengobatan pasien TB RO, dan
• Pada Juni 2021 : 7. Melaporkan hasil pelaksanaan pelayanan pasien TB
• Jumlah Fasyankes di dalam KMK : 252 Fasyankes (70% RO kepada Menteri Kesehatan melalui kepala Dinas
dari 360)
• Jumlah fasyankes di luar KMK : 57 Fasyankes Kesehatan kab/kota dengan tembusan Dirjen P2P,
• Total terdapat 309 layanan TB RO
• Gap layanan TB RO dalam KMK : Dirjen Pelayanan Kesehatan dan Kepala Dinkes
• 21 Provinsi = 108 Layanan RO Provinsi secara berkala
RS/BALKES DI PROVINSI NTT YANG
MASUK DALAM KMK 350/2017
Faskes yang sudah memulai layanan TB RO
1. RSUD Prof. dr.WZ. Johannes 11. RSUD Lembata
2. RSUD dr. TC. Hillers Maumere 12. RSUD Kalabahi
3. RSUD Naibonat
13. RSUD Larantuka
4. RS St Gabriel Kewapante
14. RSUD Labuan Bajo
5. RSUD MGR Gabriel Manek
6. RSUD Ben Mboy Manggarai 15. RSUD Kefamenanu
7. RSUD Umbu Rara Meha Waingapu 16. RSUD Bajawa
8. RSUD Waikabubak 17. RSUD Sabu Raijua
9. RS Penyangga Perbatasan Betun 18. RSUD Aeroma Mbay
10. RSUD Ende

Faskes yang belum memulai layanan TB RO


1. RS Karitas Wetabula Kab Sumba Barat
2. RSUD Baa Kab Rote Ndao
3. RSUD Soe Kab TTS
22

TANTANGAN
PENEMUAN KASUS TB 1. Rendahnya penemuan kasus TB. Berdasarkan GTR thn 2020, angka temuan
RENDAH kasus TB sebesar 562.000 kasus dibanding estimasi sebesar 845.000 kasus.
2. Pelaksanaan sistem transportasi spesimen belum optimal, baik untuk rujukan
TRANSPORT SPESIMEN pemeriksaan TCM, maupun rujukan pemeriksaan LPA lini dua dan CDST untuk
BELUM OPTIMAL pasien konfirmasi RR.
3. Angka capaian utilisasi TCM rendah dan terus menurun. Rerata utilisasi TCM
UTILISASI TCM RENDAH nasional thn 2019 adalah 50%, menurun menjadi 32% pada 2020 dan 21%
pada tw-1 2021.
4. Banyak kartrid TCM TB di daerah dilaporkan beresiko kadaluwarsa karena
KARTRID TCM BERESIKO serapan pemeriksaan TCM TB yang rendah. Berdasarkan data SITB, terdapat
KADALUWARSA 47.655 kartrid ED di thn 2020.

RS LAYANAN TB RO BELUM 5. Belum semua RS/layanan TB RO operasional. Berdasarkan KMK 350/2017,


OPERASIONAL terdapat 108 RS/layanan TB RO yang belum memulai layanan.
6. Angka enrollment TB RO rendah. Persentase enrollment rate tahun 2019
ENROLLMENT TB RO adalah 48%, tahun 2020 adalah 57% dan 2021 adalah 48% dibandingkan
RENDAH target enrollment sesuai NSP sebesar 75%.
22

UPAYA
PENEMUAN KASUS TB 1. Melakukan strategi penemuan kasus aktif melalui investigasi kontak, skrining
RENDAH massal ataupun skrining pada kelompok khusus (penjara, asrama, dll)

TRANSPORT SPESIMEN 2. Pengaturan jejaring rujukan pemeriksaan laboratorium TB serta


BELUM OPTIMAL pelaksanaan mekanisme transportasi spesimen.
3. Sosialisasi Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang Perubahan
UTILISASI TCM RENDAH Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia → TCM sebagai alat
diagnostic utama → Tingkat penggunaan TCM akan meningkat

KARTRID TCM BERESIKO 4. Penggunaan tools optimasi untuk pemantauan dan peningkatan
KADALUWARSA penggunaan kartrid TCM TB.

RS LAYANAN TB RO BELUM 5. Advokasi ke layanan TB RO agar semua fasyankes sesuai KMK 350/2017
OPERASIONAL dapat segera memulai layanan TB RO.

ENROLLMENT TB RO 6. Penguatan tim komunitas serta edukasi pasien untuk memulai pengobatan
RENDAH oleh tim TB RO RS.
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Subdirektorat Tuberkulosis
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta
Selatan
SOSIAL MEDIA
Instagram : @tbc.indonesia
Facebook : TBIndonesia
Twitter : @TBIndonesia
YouTube : TB Indonesia
Website Subdit TB : tbindonesia.or.id

Anda mungkin juga menyukai