Anda di halaman 1dari 9

Pengenalan Software Simulasi Proses HYSYS termodinamik dengan cara mengklik-nya.

Contoh
Langkah membuat simulasi menggunakan HYSYS adalah berikut: Dalam problem ini, kita pilih EOS filter, dan kemudian klik Peng Robinson, pada
1. Memilih komponen (Selection of components) saat yang sama akan terlihat window berwarna kuning dibagian bawah. Tutup
2. Memilih model termodinamik (Selection of a thermodynamic properties package) window ini dan kembali ke window Simulation Basis Manager. Akan terdisplay
3. Membuat flowsheet Basis-1, NC: 2, PP: Peng-Robinson.
4. Menspesifikasi komposisi dan kondisinya aliran.
5. Menjalankan program (Running the simulation program) 6. Tekan bar Enter Simulation Environment, maka akan muncul window Process
6. Menganalisa hasil (Interpretation of the results) Flow Diagram atau PFD – Case (Main). Jika kita ingin mengubah komponen atau
paket termodinamik, kita harus kembali ke Enter Basis Environment (ctrl B atau klik
Agar lebih jelas dan aplikatif langkah tersebut akan dijelaskan dengan contoh. icon labu).

Contoh 1: Heater
Berapa beban yang diperlukan untuk memanaskan suatu aliran (1250 kg/s) yang
o o
terdiri equal molar methane dan ethane dari 20 C dan 100 bar menjadi 200 C pada tekanan
konstan?

Jawab

1. Pemilihan komponen (Selection of Components)

1. Start HYSYS
2. Klik menu File pilih New kemudian Case.
3. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (methane ,
ethane). Kemudian keluar window dan kembali ke Simulation Basis Manager.

3. Membuat Flowsheet

7. Letakan unit operasi ke layar PFD dengan memilih unit operasi yang sesuai di palette
case (main), jika tertutup bisa kita buka dengan F4. Unit operasi ini dipindahkan ke
PFD dengan klik kiri mouse, menahannya dan melepas ke tempat yang diinginkan.
8. Dalam contoh ini hanya heater yang diperlukan. Pilih symbol heater, klik dan letakkan
pada tempat yang sesuai. Nama aslinya E-100, dan bisa diubah.
9. Letakan aliran fluida (panah warna biru) ke flowsheet. Dalam contoh ini kita perlu satu
aliran masuk dan satu aliran keluar. Pilih icon Material Stream (panah biru) dari
palette Case (Main), kemudian klik dan letakkan pada sisi kiri heater. Secara
otomatis namanya adalah 1. Nama bisa kita ubah dengan double klik, pada window
bagian atas angka 1 kita ubah dengan nama yang sesuai. Ulangi langkah ini dengan
aliran keluar heater. Umumnya arah aliran dari kiri ke kanan.
10. Kemudian letakan Energy Stream (panah merah) pada flowsheet. Dalam contoh
ini diperlukan satu aliran energi. Nama asli Q-100, dan seperti kasus diatas nama
bisa kita ubah.
11. Hubungkan aliran dan unit operasi. Double klik pada heater dan pilih 1 untuk inlet , 2
2. Memilih model termodinamik
untuk oulet dan Q-100 untuk energi. Tutup window dan akan terlihat bahwa aliran
sudah terkoneksi.
4. Pilih tab Fluid Pkgs di bagian bawah.
5. Tekan add untuk membuka Fluid Package selection window. Pilih paket sifat
5. Menjalankan simulasi.

16. Untuk menjalankan program klik icon warna hijau (Solver Active) diatas flowsheet.
Dalam contoh ini tidak perlu dilakukan karena sudah otomatis, jika semua spesifikasi
benar dan icon hijau sudah on. Jika simulasi telah dijalankan maka Unknown duty
(worksheet) dengan dasar kuning menjadi OK dengan dasar hijau. Dan unit pada
flow chart berubah dari biru ke hitam.

4. Spesifikasi aliran, unit operasi dan kondisi operasi


6. Interpretation of the results
12. Spesifikasi unit operasi dengan double klik unit, kemudian pilih parameter. Contoh
untuk heater parameternya adalah pressure drop dan beban panas. Karena beban 17. Hasil simulasi bisa dilihat dengan klik icon workbook. Contoh, lihat aliran-aliran
panas yang ditanya, maka kita biarkan. Masukkan 0 untuk pressure drop (dianggap dengan double klik untuk meyakinkan bahwa kondisi dan flow rate benar. Kemudian
tekanan tetap), kemuddian tutup window. 9
o lihat aliran panas untuk mengetahui panas yang diperlukan, yaitu 2.486x10 kJ/h.
13. Definisikan flow rate dan kondisi operasi aliran. Isi suhu feed 20 C, tekanan feed 100 semua infomasi ini bisa dilihat dengan double klik heater (tab worksheet), karena
bar (harus pilih unitnya, karena unit asalnya kPa), dan isi 1250 kg/s untuk flow rate hanya satu unit operasi dan semua aliran terkoneksi dengan unit ini.
feed. Klik Composition, isi 0.5 dan 0.5 untuk methane dan ethane, dengan basis • Apakah hasil ini dapat dipertangungjawabkan? Perbandingan apa yang
unit mole fraction. diperlukan sehingga kita yakin bahwa hasil ini bisa dipertanggungjawabkan?
14. Memasukan kondisi operasi tiap aliran bisa dilakukan di window workbook , • Coba simulasi lagi dengan mengubah paket termodinamiknya menjadi
dengan tools/workbook atau dengan icon workbook diatas window PFD. Untuk 9
soave-redlich-kwong (SRK). Apakah duty berubah menjadi 2.509x10 kJ/h? dan
aliran masa di tab material stream, aliran panas di tab energy stream, dan 9
komposisi di tab composition. coba lagi dengan Lee-Kessler-Plocker. Apakah dutynya sebesar Q = 2.557x10
kJ/h? Mengapa nilai duty berbeda?

Sebagai contoh kenapa ada perbedaan hasil perhitungan, karena pendekatan rumus
tiap paket termodinamik berbeda (dibawah). Oleh karena itu pemilihan paket
termodinamik hendaknya sesuai dengan komponen yang terlibat dalam simulasi.
Seperti untuk komponen yang polar lebih baik dengan UNIQUAC-vrial equation.

15. Pada workbook ini kita bisa mengubah nama aliran, isian atas (warna biru, berarti
bisa diubah)
Contoh 1: Flash Separation (kompresor, cooler)
Kita punya aliran yang terdiri dari 15% ethane, 20% propane, 60% i-butane dan 5%
n-butane pada 50°F, tekanan atmosfer, dan flow rate sebesar 100 lbmole/hr. Aliran ini
dikompresi menjadi 50 psia, dan kemudian didinginkan 32°F. vapor dan liquid yang
dihasilkan dipisahkan menjadi 2 aliran produk. Berapa flow rate dan komposisi kedua aliran
produk tersebut?

Jawab

1. Start HYSYS
2. Klik menu File pilih New kemudian Case.
3. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (ethane,
propane,i-butane, n-butane). Kemudian keluar window dengan klik x.
4. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson sebagai Base Property Package
5. Klik Enter Simulation Environment dibagian bawah Simulation Basis Manager.
6. Klik Compressor pada Object Palette dan klik pada Process Flow Diagram (PFD).
Lakukan hal yang sama untuk Cooler dan Separator. Lihat bentuk kompresor,
cooler, dan separator dihalaman berikutnya.
7. Klik Compressor di PFD. Beri nama Masuk sebagai aliran Inlet, terkompresi aliran
outlet dan Energi sebagai energy ,kemudian tutup windownya
Tambahan 8. Klik Cooler di PFD. Isi pada Inlet dengan terkompresi, Outlet dengan dingin, dan
• Property tiap aliran bisa dilihat dengan doble klik pada aliran. Untuk menampilkan energy dengan Energi pendingin. Kwemudian tutup window.
nama , tekanan, temperature, dan flowrate tiap aliran dengan cara Shift N, Shift T, 9. Klik Separator di PFD. Isi Inlet dingin, Vapor dengan atas, dan Liquid dengan
Shift P dan shift F. bawah. Tutup window
• Untuk menampilkan property tiap aliran dalam bentuk table dengan cara klik kanan 10. Isi parameter tiap unit
show table. a. Aliran masuk yaitu; komposisi, suhu, tekanan
• Coba dengan mengubah komposisi, kondisi operasi. b. Kompresor dengan double klik di kompresor, klik tab worksheet dan isi
• Untuk mengeprint dengan klik kanan pilih print PFD. tekanan terkompresi
c. Cooler dengan double klik di cooler, klik tab worksheet dan isi suhu keluar
dan tekanan keluar.
11. Maka akan terlihat gambar berikut

12. Klik icon Workbook. Pada tab material streams terlihat data material tiap aliran. Pada
energy stream terlihat data energi yang diperlukan atau dibutuhkan tiap aliran energi.
Warna biru adalah nilai yang kita masukan, warna hitam adalah hasil perhitungan
oleh HYSYS.
13. ubah angka yang berwarna biru untuk nilai yang lain. Contoh ubah flow rate masuk
menjadi 200 lbmole/hr, dan amati perubahan tiap aliran.
Contoh 3: Proses yang melibatkan Reaksi and Separasi

Toluene diproduksi dari n-heptane dengan dehydrogenasi menggunakan katalis


Cr2O3:
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH3 C6H5CH3 + 4H2
Produksi toluene dimulai dengan memanaskan n-heptane dari 65 ke 800°F dengan sebuah
heater. Kemudian dimasukan ke rekator katalis yang beroperasi isothermal dan
mengkorversi 15 mol% nheptane menjadi toluene. Keluar reactor didinginkan ke 65°F dan
masuk separator (flash). Asumsi bahwa semua unit beoperasi pada tekanan atmosfer,
tentukan flow rate tiap komponen pada tiap aliran, jika n-heptane masuk 100 lbmole/hr

Jawab

1. Start HYSYS
2. Klik menu File pilih New kemudian Case.
3. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (toluene,
nheptane,dan hydrogen). Kemudian keluar window dengan klik x.
4. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson sebagai Base Property Package
5. Klik Enter Simulation Environment dibagian bawah Simulation Basis Manager.
6. Klik Heater pada Object Palette dan klik Process Flow Diagram (PFD).
7. Klik General Reactor , ada tiga jenis reactor akan muncul, klik conversion reactor
dan klik pada PFD. Kerjakan langkah yang sama untuk Cooler dan Separator.
8. Beri nama semua inlet dan outlet tiap unit operasi.
9. Kita akan mendapat pesan di reactor, “Need a reaction set.” Kita harus memasukan
reaksi apa yang berlangsung.
10. Klik Flowsheet/Reaction Package. Add Global Rxn Set. Kemudian, klik Add Rxn
pada kanan bawah window dan pilih Conversion. Tambahkan komponen (n-Heptane,
Toluene, Hydrogen) dan koefisien stoikiometri (-1, 1, 4). Klik halaman Basis, and tulis
15 untuk Co (ini adalah konverssinya). Tutup window sehingga terlihat PFD.
11. Double klik reaktor. Pilih Global Rxn Set sebagai set reaksi dan tutup window.
12. Buka worksheet , dan tulis didalamnya semua kondisi aliran. Catatan hanya warna
biru yang kita spesifikasi nilai. Jika kita masukkan nilai melebihi derajat kebebasan
maka akan muncul pesan “ERROR”.
13. Untuk mengubah satuan yang digunakan klik Tools/preference/variable.
Contoh 4: Memodifikasi proses dengan Heat Exchanger temperature Pre-Heat maka akan menurunkan H-Duty, tapi akan menaikan UA, yang
berarti kita perlu HE dengan luas yang lebih besar (lebih besar dan perlu lebih
Dari contoh 2 menunjukkan bahwa beban energi di cooler dan heater adalah sebanding. banyak pipa). Tentu, ada batas maximum temperature Pre-Heat, yang
Diharapkan beban utility diperkecil dengan mentransfer panas produk reactor ke preheater. menggambarkan seberapa baik HE kita. Kita bisa melihat efeknya dengan
Memodifikasi proses ini perlu penambahan HE, yang bisa dilakukan di PFD dengan cara: mengubah temperatur dan mencatat perubahan yang lain. Ini bisa dilakukan dengan
1. Klik Heater dan ubah nama umpan menjadi Pre-Heat. Tutup window. menggunak fungsi Databook (klik Tools pilih databook.). langkah-langkah bisa
2. Klik produk atas, ubah nama menjadi produk atas1. digambarkan sebagai berikut:
3. Klik Cooler dan ubah nama di inlet menjasi produk atas2. a. Buka Tools/Databook. Klik Insert dan pilih Pre-Heat sebagai object,
4. Install unit Pre-Heater, klik Heat-exchanger di palette. Double klik HE, isi aliran umpan Temperature sebagai Variable dan klik Add. Lakukan dengan cara yang
dan Pre-Heat sebagai tube-side masuk dan keluar, dan produk atas1 dan produk sama untuk Heat-Duty sebagai object Heat Flow sebagai Variable dan
atas2 sebagai shell-side masuk dan keluar. Arah panah produk atas1 bisa diubah ke Heat Exch sebagai object UA sebagai Variable. Tutup window.
kiri dengan klik kanan transform / rotate by 180. b. Pindah ke halaman Case Studies dan klik Add. Beri tanda Cek Ind
(Independent variable) untuk Pre-Heat dan cek Dep (Dependant variable)
untuk Heat-Duty dan Heat Exch. Klik View. Tulis 500 untuk batas bawah,
620 untuk batas atas, dan 10 sebagai Step Size.
c. Klik Start. Setelah beberapa detik, klik Results (bisa pilih table /grafik).

5. KlikParameter di bagian kiri window. Masukan nilai Delta P sama dengan 0 baik tube
side maupun shell side. Pilih Weighted Exchanger sebagai Model. Tutup window.

6. Kita masih perlu memasukan satu lagi nilai. Buka Worksheet dan masukan nilai
temperature Pre-Heat menjadi 600°F. (jika solver belum aktif silakan di klik solver)
7. Dengan mengubah temperature aliran Pre-Heat bisa dilihat efeknya terhadap H-Duty
dan UA (heat transfer coefficient x luas perpindahan panas). Dengan menaikan
Contoh 5: Proses yang melibatkan Recycle

Ethyl chloride akan diproduksi pada reactor phase gas dari HCl dan ethylene dengan
katalis copper chloride dengan reaksi sebagai:
C2H4 + HCl C2H5Cl
Umpan terdiri dari 50 mol% HCl, 48 mol% C2H4, and 2 mol% N2 sebesar 100 kmol/hr, pada
25°C, dan 1 atm. Karena konversi reaksi hanya 90 mol%, produk ethyl chloride dipisahkan
dari reaktan yang tidak bereaksi, dan kemudian direcycle. Unit pemisahnya yaitu kolom
distilasi, yang diasumsi terpisah sempurna. Proses beroperasi pada tekanan atmosfer dan
pressure drop diabaikan. Untuk menjaga akumulasi inerts dalam sistem, 10 kmol/hr diambil
sebagai purge, W. Tunjukkan pengaruh flowrate purge W terhadap recycle R dan komposisi
umpan reaktor.

Jawab
1. Start HYSYS
Perhatian :
o 2. Klik menu File pilih New kemudian Case.
Jika batas atas suhu pre-heat 700 F maka pada state tertentu akan didapat UA negatif 3. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (ethylene (atau
o
(pada 640 F). dan HE berwarna kuning (tidak realistis). ethene), hydrogen_chloride, ethyl_chloride, and nitrogen). Kemudian keluar window
dengan klik x. Bisa dicari dengan menulis fomulanya komponen, dan klik pada
formula.
4. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson sebagai Base Property Package.
5. Klik Enter Simulation Environment dibagian bawah Simulation Basis Manager.
6. Klik Enter Simulation Environment dan klik Mixer dalam Object Palette dan klik
pada Process Flow Diagram (PFD). Lakukan hal yang sama untuk Conversion
Reactor, Component Splitter, Tee (Tee disebelah kanan mixer di Object Pallette),
dan Recycle sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
7. Beri nama semua aliran dan atau unit operasi.

8. Klik Flowsheet/Reaction Package. Add, Global Rxn Set. kemudian, klik Add Rxn di
bagian kanan bawah dan Conversion. Add tiga components (ethylene,
hydrogen_chloride, and ethyl_chloride) dan Stoich Coeff (−1, -1, 1). Klik halaman
Basis, dan tulis 90 untuk Co dengan Ethylene sebagai basis. Tutup window. Contoh 6: Kolom distilasi
9. Double klik Reactor. Pilih Global Rxn Set sebagai Reaction set dan tutup window.
Double klik Recycle dan set Parameter/sensitivities sama dengan “1.” Dalam kasus ini kita akan memisahkan ethanol dan isopropanol dalam sebuah kolom
10. Karena diasumsi komponen bisa dipisah secara sempurna,ethyl chloride dibagian distilasi 24 stage.
bawah dengan kemurnian 100%, dengan 3 komponen lain menjadi produk atas. Ini
bisa dilakukan dengan double klik Component Splitter dan klik Splits (pada Design) 1. Start HYSYS
dan isi 0 untuk ClC2 dan 1 untuk tiga komponen yang lain. 2. Klik menu File pilih New kemudian Case.
11. Buka Workbook. Cek satuan apakah dalam SI. Jika tidak ubah dengan klik 3. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (ethanol dan
Tools/Preferences/Variables. isopropanol / 2-propanol). Kemudian keluar window dengan klik x. Bisa dicari dengan
12. Masukan nilai-nilai dalam Workbook untuk semua kondisi operasi, menulis fomulanya komponen dan klik pada formula.
(i). Umpan: temperature (25°C), pressure (1 atm), dan molar flow (100 kmol/hr). 4. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson SV sebagai Base Property Package dan
Double klik 100 (molar flow rate), dan isi komposisi kemudian tutup window. EOS equation of state. PRSV adalah modifikasi persamaan PR untuk system yang
(ii). Aliran recycle2 dengan flow rate nol, kondisi operasi dan komposisi sama sangat tidak ideal.
dengan feed, sehingga HYSYS sudah melakukan proses perhitungan. 5. Klik Enter Simulation Environment dan klik Distillation column dalam Object
(iii). Isi temperature 25 °C, 1 atm untuk aliran split atas, and split bawah. Palette dan klik pada Process Flow Diagram (PFD).
(iv). Beri nilai molar flow rate aliran W menjadi 10 kmol/hr. 6. Doble klik pada kolom distilasi. Isi nama aliran masuk dan keluar. Masukan jumlah
13. Sekarang kita bisa membuka Worksheet untuk melihat hasil perhitungan, seperti stage 24. Pilih Total reflux. Stage numbering klik pada TOP DOWN. Misal,umpan
berikut. masuk pada stage ke 10. kemudian klik next.

7. Proses berlangsung pada tekanan atmosfer dan tidak ada pressure drop, maka
masukan 1 atm baik di kondensor maupun di boiler. Klik next.
14. Sebagaimana di contoh 3, option Case Study di Databook bisa digunakan untuk
menginvestigasi pengaruh flow rate purge terhadap flow rate recycle, komposisi
umpan reactor, dan sejumlah reaktan yang tidak bereaksi di aliran W. Contoh W
dangan range 10 – 15 kmol/h.
o
8. Window ini berisi nilai awal temperatur di kondensor, top stage dan reboiler. Karena
10. Dobel klik umpan dan masukan kondisi operasi umpan 25 C 1 atm sebesar 163 lb/h.
optional bisa kita tinggalkan dan klik next.
klik composition masukan 0.5 dan 0.5 untuk ethanol dan isopropanol. Diasumsi
sebesar 120.000 Btu/h energi dimasukan ke reboiler, lakukan ini dengan doble klik
Qr.
11. Kita ingin baik produk atas dan bawah dalam phase liquid oleh karena itu klik produk
atas dan maukan 0 pada vopour fraction. Lakukan hal yang sama untuk produk
bawah.
12. Run simulasi
Dobel klik kolom distilasi, masih terlihat unconverged. Klik monitor (Design), dari sini
terlihat bahwa degree of freedom bernilai –1. hal ini berarti bahwa over spesifik
(kelebihan nilai yang dimasukan), mestinya degree of freedom bernilai nol. Telah kita
tetapkan bahwa independent variablenya adalah reflux ratio, oleh karena itu distillate
flow rate kita non-aktif-kan. Maka hasil perhitungan converged. Hasil bisa dilihat
pada workbook atau worksheet.

9. Dalam window ini kita bisa memasukan nilai reflux ratio atau flow rate produk atas
(salah satu jika keduanya akan over spesifikasi). Klik done. Maka HYSYS mulai
perhitungan. Akan muncul perhitungan unconverged. Kita lanjutkan dengan mengisi
aliran umpan dan kondisi operasi yang lain.
Ada 2 kasus untuk menglustrasikan bagaimana HYSYS bisa digunakan untuk mengevaluasi
kondisi operasi yang berbeda .

Kasus 1:

Misalkan kita ingin tahu berapa jumlah steam (beban reboiler dalam BTU/hr) yang akan
digunakan sehingga konsentraasi ethanol di produk atas 55% jika kondisi yang lain tetap.
Berikut adalah prosedure penegerjaannya :
1. Klik SPECS (doble klik kolom, design/specs)
2. Klik add Pada column specifications. Kita pilih variable yang akan dispesifikasi yaitu
konsentrasi ethanol, pilih column component fraction. Klik component ratio kemudian
klik view. Maka akan muncul window Comp Ratio Spec. Karena kita ingin produk atas
0.55% mass fraksi ethanol, maka kita pilih stage condensor, flow basis mass fraction.
Kemudian masukan nilai 0.55. Component kita masukan ethanol. Nama bisa kita ubah
(missal mass fraksi ethanol top)
3. Hapus beban reboiler dengan cara, klik Qr pad PFD. Kemudian delete heat flow-nya.
Kemudian keluar window.
4. Doble klik kolom, design /monitor. Maka akan nampak bahwa degree of freedom sama
dengan 1. Hal ini disebut under spesification, karena kita belum meng-aktif-kan mass
fraksi ethanol top. Begitu kita aktifkan maka HYSYS mulai menghitung dan beban
reboiler yang diperlukan: 174.000 BTU/hr.

Kasus 2:
Dalam kasus ke 2, misalnya kita ingin mengetahui reflux ratio untuk menghasilkan
konsentrasi ethanol 80% dengan beban reboiler 300.000 Btu/hr dengan spesifikasi umpan
yang sama.
Prosedure adalah sebagai berikut:
1. Klik design/monitor. Hapus nilai di kotak reflux ratio.
2. Ubah nilai Qr menjadi 320,000 BTU/hr.
3. Kembali ke monitor, ubah mass fraksi ethanol top menjadi 0.8.
4. Deaktifkan reflux ratio, akan didapat reflux ration 36,7.

Anda mungkin juga menyukai