Anda di halaman 1dari 39

TRIAXIAL GERLINK GLT 03

Gbr.1 TRIAXIAL GERLINK GLT 03-B


I. SPESIFIKASI :

LOAD FRAME

Sample diameter, mm : 38 & 50

Minimum testing speed, mm : 0.0001

Maximum testing speeed, mm : 18

Maximum Load frame capacity, kg : 500

Minimum vertical clearance, mm : 570

Maximum vertical clearance, mm : 650

Horizontal clearance , mm : 320

Platen diameter, mm : 140

Platen travel, mm : 85

Dimensions, mm (h x w x d) : 1140 X 420 X 360

Power, W : 100 W

Weight, kg : 50

PANEL CONTROL

Dimensions, mm (h x w x d) :

Weight, kg : 20
II. INSTALASI

Gbr.2 INSTALASI
PETUNJUK INSTALASI

Perhatikan Gbr.2

1. Sambungkan kabel Load Cell ke konektor di bagian belakang Load Frame


2. Sambungkan kabel Displacement ke konektor di bagian belakang Load Frame
3. Sambungkan kabel USB Komputer ke konektor COM di bagian belakang Load Frame
4. Sambungkan kabel USB computer ke konektor COM di bagian belakang Control panel
5. Sambungkan kabel konektor Pressure dari control panel ke tiga buah pressure transducer
(cell,Back,pori) sesuai label dari konektor masing-masing
6. Sambungkan selang dari tiga nepel pada panel (cell,back,pori) ke nepel cell,back, pori pada
chamber.
7. Sambungkan selang dari nepel outlet water tank ke nepel inlet pada chamber
8. Sambungkan selang nepel outlet Aquqdest tank ke nepel inlet control panel
III. PETUNJUK PENGGUNAAN

III.A. PERSIAPAN

Untuk Triaxial yang pertamakali dipakai harus dilakukan pengisian aquadest pada sistim pressure didalam
unit panel, yaitu dengan cara berikut :

1. Pengisian aqudest tank


- Tutup katup outlet
- Pasang selang dari nepel pengisian kedalam tempat aquadest
- Pasang selang vacuum ke nepel vacuum
- Jalankan vacuum sampai tanki terisi Aquqdest ¾ bagian, matikan vacuum dan selang dilepas
- Selang ke tempat aquadest dilepas
- Tanki aquadest ini harus selalu terisi
-

Gbr.3 Pengisian Aquades Tank

2. Pengisian Saluran Sistim pressure dengan Aquades.


- Hubungkan vacuum unit ke katup Vacuum (lihat gbr 4)
- Tutup katup outlet dari tanki aquades
- Buka katup inlet pada panel
- Jalankan vacuum sampai tekanan kurang dari
-0.8 kg/cm2 Selama 1 menit
- Tutup katup vacuum, matikan vacuum
- Buka katup outlet, aquades akan mengisi saluran antara Aquqdes tank dengan pressure
system
- Lepas selang vacuum
-

Gbr. 4 Pengisian Aquades pada Sistim Pressure

3. Pengisian Silinder Back dan Cell Pressure dalam panel dengan Aquades
- Hidupkan Power Switch ON dan Controll Switch ON (Gbr.5 )

- Lihat Gbr. 6
- Posisikan Selector Switch pada Filling,baik untuk cell maupun Back Pressure. Pengisian akan
berjalan otomatis sampai dengan lampu indicator menyala, kembalikan posisi selector ke
manual
- Untuk menghilangkan udara pada saluran antara silinder dan chamber buka katup Back atau
Cell pada chamber ,lalu tekan dan tahan tombol penambah tekanan (↑) untuk mengeluarkan
air yang masih ada gelembung udara ke saluran chamber sampai berhenti mengalir.
- Lakukan kembali proses filling, dan air dikeluarkan lagi seperti point diatas. Lakukan
proses ini beberapa kali sampai saluran bebas udara.

Gbr.5. Panel Control (Bag.samping)


Gbr.6 Panel control (bag depan)

IIIB. SISTIM TEKANAN ( PRESSURE SYSTEM)

IIIB.1. Back dan Cell Pressure

Pada Sistim tekanan Back Pressure maupun Cell Pressure terdiri dari Digital display,Tombol penurun (↓)
dan penambah tekanan (↑), Selector switch (Filling,Manual,Auto) dan Speed Regulator.

Sebelum sampel dipasang perhatikan lampu indicator, jika lampu mati harus dilakukan dulu proses Filling
sampai lampu menyala, tapi jika lampu menyala yang harus dilakukan buka katup pada chamber lalu tekan
dan tahan tombol (↑) sampai lampu mati.

Untuk mengeluarkan gelembung udara dari selang, posisikan selector ke manual, katup pada chamber
dibuka, tekan dan tahan tombol (↑) sampai air keluar dari selang tanpa gelembung udara. Katup ditutup
kembali.

Pada proses selanjutnya tekan dan tahan tombol (↑) untuk tambah tekanan dan tombol (↓) untuk
mengurangi tekanan. Setelah tekanan sesuai yang diinginkan pindahkan Selector Switch ke Auto, sehingga
tekanan akan konstan karena sistim akan menyesuaikan secara otomatis.

Pada proses Filling dan Manual kecepatannya bisa diatur dengan cara memutar Speed Regulator.
IIIB.2. Pore Pressure

Untuk Pore Pressure tidak ada pengaturan hanya terdiri dari digital display .

IIIC. VOLUME CHANGE

Pada Volume change terdiri dari Digital Display dan tombol RESET (lihat Gbr.6).

Sewaktu ada pergerakan air pada Back Pressure nilai Volume Change akan berubah. Bila ada air masuk
sampel nilainya negative dan air yang keluar sampel nilainya positif.

Untuk mulai proses konsolidasi nilai display harus nol yaitu dengan menekan tombol RESET

IIID. LOAD FRAME

Gbr.7 Load Frame


Gbr.8 Load frame panel

Load Frame dipakai pada proses SHEAR.

Lihat Gbr.7 . Load frame terdiri dari Frame, Raiser unit (dongkrak), Box control, Loadcell, Digimatic
displacement, dan Chamber.

CARA MENJALANKAN (Lihat Gbr.8))

Load raiser :

- Main switch ON
- Rotary switchl ON
- Pilih speed dengan tombol (+) atau (-) pada REISE SPEED
- Jalankan Load raiser dengan tombol Up (naik) atau Down (turun) dan Stop (berhenti).
Gerakan naik atau turun ditandai dengan lampu indikator yang menyala.
- Apabila piringan dudukan chamber terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyentuh limit
switch dan akan stop. Untuk menjalankan lagi bila piringan terlalu rendah tekan dan tahan
tombol Up sampai terlepas dari limit switch, dan tombol Down bila terlalu tinggi.

Load Cell :

Display Load cell akan langsung menyala sewaktu system ON . Memulai pembebanan display bisa dibuat
nol dengan menekan tombol ZERO
Gbr.9 Digimatic Displacement
(Gambar dapat berubah disesuaikan dengan ketersediaan alat)

PERSIAPAN PEMASANGAN SAMPLE

1. PASTIKAN TANKI AQUDES DAN TANKI AIR TERISI DAN OUTLET VALVE TERBUKA
2. PUTAR MAIN SWITCH ON BAIK PADA PANEL MAUPUN PADA LOAD FRAME
3. TEKAN CONTROL SWITCH ON PADA PANEL MAUPUN PADA LOAD FRAME
4. PRESSURE SELECTOR SWITCH PADA POSISI MANUAL
5. KELUARKAN UDARA DARI SELANG DENGAN JALAN :
- BUKA KATUP BACK,CELL ATAU PORI PADA CHAMBER
- TEKAN DAN TAHAN TOMBOL PENAMBAH TEKANAN (↑) DARI BACK ATAU CELL PRESSURE
SAMPAI GELEMBUNG UDARA KELUAR
- UNTUK PORI , BUKA 2 KATUP PORI PADA CHAMBER ( JANGAN DIBUKA FULL )SAMPAI AIR
KELUAR TANPA GELEMBUNG UDARA, KATUP DITUTUP KEMBALI.
- KATUP CELL,BACK DAN PORI TUTUP KEMBALI
6. PERHATIKAN INDIKATOR FILLING PADA CONTROL PANEL
- BILA MATI PUTAR SELECTOR SWITCH KE POSISI FILLING , TUNGGU SAMPAI LAMPU
MENYALA DAN KEMBALIKAN KE POSISI MANUAL
- BILA MENYALA, BUKA KATUP PORI PADA CHAMBER, TEKAN DAN TAHAN TOMBOL
PENAMBAH TEKANAN (↑) SAMPAI LAMPU MATI, KATUP TUTUP KEMBALI
7. SIAP PEMASANGAN SAMPLE
YANG HARUS DILAKUKAN BILA MATI LISTRIK

Bila listrik mati dan nyala kembali system akan tetap mati, dan yang harus dilakukan adalah :

Ketika listrik mati :

1. TUTUP KATUP CELL,BACK DAN PORI PADA CHAMBER


2. PUTAR SELECTOR SWITCH KE POSISI MANUAL

Bila listrik menyala kembali :

3. TEKAN SWITCH SYSTEM ON


4. ATUR KEMBALI PRESSURE
5. KEMBALI PUTAR SELECTOR SWITCH KE POSISI AUTO

Apabila kita tidak ditempat sewaktu listrik mati dan kembali listrik sudah menyala, tetap
lakukan seperti point 1 sampai 5.

IV. PROSEDUR PENGUJIAN TRIAKSIAL (ASTM D2850 DAN ASTM D4767)


a. UU (Unconsolidated Undrained)
Gbr. 10 Tampilan awal Software

Dihalaman sebelumnya dapat dilihat tampilan Software awal. Menu File untuk update
Software dan keluar dari Software. Sedangkan untuk memulai, kita klik “GLT Triaxial 03”.
Akan keluar 3 menu : “Real Time Test”, “Moh Circles Diagram” dan “Report”. Klik “Real
Time Test” dan pilih “New” untuk memulai pengujian. Maka akan keluar tampilan :

Gbr. 11 Informasi Project


Didalam tampilan Dialog Box diatas kita dapat mengisi semua informasi mengenai project
yang akan disampaikan didalam Final Report. Nama Client, Project, Boring Number dan
Depth wajib diisi dengan benar sesuai dengan proyek. Khusus “ID” akan menjadi nama
Folder dari semua isi File yang ada. Setelah diisi maka tekan tombol “Next”. Maka akan
keluar tampilan Box seperti dihalaman berikutnya :

Gbr. 12 Pengisian Nama File Extension Gerlink

Dalam Box diatas diisi nama dari File Extension Gerlink. Disarankan untuk menyamakan
nama File Extension Gerlink dengan nama “ID” sebelumnya. Nama File data mentah
lainnya dalam format CSV (Excel) akan mengikuti nama File Extension Gerlink. Setelah
mengisi nama File, klik “Save”. Setelah itu keluar Dialog Box berupa “Data Has been
Saved”. Kemudian klik “Ok”. Setelah itu muncul tampilan interface seperti dibawah ini :
Gbr. 13. Tampilan Interface Real Time Test

Tahapan :
1. Klik pada Checkbox “Sample” : “Specimen 1” untuk memulai specimen 1. Perlu diingat
bahwa Triaksial membutuhkan ideal 3 specimen untuk 1 sampel pengujian. Minimal
2 specimen dapat dikerjakan juga dengan Software ini.
2. Klik pada Checkbox “Method” dan pilih UU.
3. Kik pada Checkbox “Progress” dan pilih “Shearing”. Setelah ini akan muncul tampilan
tambahan “LF Port” seperti pada gambar berikut :
Gbr. 14. Tampilan tambahan “Load Frame Port”

4. kemudian klik Box kosong pada “Panel Port” untuk mencari sambungan “COM”. Ini
adalah koneksi dari Control Panel ke Laptop/Komputer. Dicoba beberapa nilai COM
untuk mengetahui mana yang milik Control Panel. Setelah itu klik tombol “Connect”.
Jika COM benar maka tulisan “SP none” akan berubah menjadi “Device Connected”.
Jika tidak berubah maka nilai COM salah. Cari nilai COM yang lainnya. Jumlah nilai
COM akan sejumlah koneksi USB yang terhubung ke Laptop / Komputer. Begitu juga
untuk “Load Frame” pastikan terhubung USB ke Laptop/Komputer. Sambung nilai
COM untuk Load Frame pada Checkbox “Load Frame Port”. Jika Load Frame sudah
terhubung maka tampilan “LF none” berubah manjadi “Device Connected”.
5. Setelah itu klik waktu yang akan digunakan untuk pengambilan Data pada Checkbox
“Time (s)”. Satuan dalam detik. Dalam Checklist hanya tertera nilai 1 detik sd 10 detik.
Jika ingin lebih dari 10 detik, isi manual. Kami sarankan pengambilan Data untuk
UU/CU/CD per 6 detik.
Gbr. 15 Tampilan Box pada Process Shearing

6. Isi Checkbox “Sample Height” untuk tinggi sampel dalam mm. Perlu diingat bahwa
perbandingan tinggi sampel dan diameter harus 2 : 1. Karena Software akan otomatis
menghitung diameter setengah dari “Sample Height”. Jika tidak 2 : 1 maka bisa diisi
secara manual berapa sample diameternya di Box “Sample Diameter”.
7. Isi Checkbox “PWP initial” dan “Back (Uo)” dengan “0”. UU tidak membaca Pore
Pressure dan back Pressure.
8. Isi Checkbox “Cell” dengan tekanan Cell yang diguanakan untuk pengujian ini. Nilai
Cell Pressure perlu mengikuti aturan dari tahapan No. 14 (Sesuai dengan tekanan
efektif overburden tanah dilapangan).
9. Isi nilai Checkbox “H consol” sama dengan nilai “Sample Height”. “H(x)” dibiarkan
tidak perlu diisi.
10. Pada alat “Load Frame” kita atur kecepatan Strain Rate dengan mengikuti aturan
ASTM D2850 yaitu 0,3% sd 1% per menit. Kalau diambil 0,3% per menit dengan
ketinggian sampel 76 mm maka kecepatan yang diizinkan sebesar o,228 mm/menit
untuk batas bawah. Untuk batas atas 1% per menit dengan ketinggian sampel 76 mm
yaitu sebesar 0,76 mm/menit. Sehingga batas kecepatan yang diperbolehkan untuk
ketinggian sampel 76 mm adalah 0,228 sd 0,76 mm/menit. Disarankan ambil tengah2
yaitu 0,5 mm/menit.
11. Pastikan Cap sampel menyentuh sempurna dengan batang Piston. Jika belum
menyentuh naikkan Load Frame dengan kecepatan penuh 18 mm/menit. Berhentikan
jika sudah menyentuh. Jangan berlebihan karena akan membuat sampel sudah
tergeser.
12. Tekan tombol “Zero” pada Load Indicator untuk memeastikan nilai Load Cell 0,00.
13. Lihat nilai Displacement Dial jika belum menunjukkan nilai 0,00 maka tekan tombol
“oroginal”.
14. Buka Katup Cell Pressure di Chamber. Naikkan Cell Pressure sesuai dengan tekanan
yang diinginkan sebagai Confining Pressure. Anggap 1 Kg/cm2. Ini yang membedakan
Antara specimen 1, 2 dan 3. Ini yang menjadi patokan lingkaran Mohr nantinya. Nilai
Confining Pressure akan sangat bergantung pada tekanan Overburden Tanah
diatasnya dan bangunan yang akan dibangun diatasnya. Teknisi perlu mendapatkan
masukan dari Senior Engineer Geoteknik atau Kepala Lab Mekanika Tanah untuk
dapat memberikan nilai Confining Pressure ini.
15. Pastikan Katup Pore Pressure dan Katup Back Pressure tertutup. Dalam proses UU kita
tidak membutuhkan kedua Pressure ini.
16. Ketika Cell Pressure dinaikkan, maka bacaan Load Indicator akan ikut naik akibat
adanya Uplift Pressure dari Cell Pressure. Diamkan beberapa saat hingga bacaan Load
Indicator stabil. Setelah stabil tekan tombol “Zero” kembali untuk kembali ke nilai
0,00.
17. Setelah proses setting awal selesai, maka didalam Software klik tombol “Run” yang
menandakan bahwa proses sudah berjalan. Kemudian tekan tombol “UP” didalam
Load Frame untuk menaikkan chamber sesuai dengan Strain Rate yang sudah
ditentukan ssebelumnya.
18. Maka akan kaluar tampilan semua grafik sesuai yang ada didalam Tab “Stress Strain”
yang menggambarkan hubungan Deviatoric Stress dan Strain.
19. Jika Strain yang terjadi sudah mendapati nilai 20%, maka berhentikan proses geser
dengan menekan tombol “Stop”. Aturan dari ASTM D4767 mengenai selesainya
proses Shearing ini dilihat dari penurunan dari Deviatoric Stress hingga 20% dari nilai
Deviatoric Stress maksimum. Jika nilai Deviatoric Stress ini belum turun hingga 20%
dari maksimumnya maka proses tetap dilanjutkan hingga strain mencapai 15%. Jika
nilai strain sudah mancapai 15%, nilai Deviatoric Stress ini juga belum ada penurunan,
maka proses dilanjutkan hingga maksimum Strain mencapai 20%.
20. Kemudian didalam Menu “Report” Klik “Shearing”. Maka akan keluar tampilan
sebagai berikut :
Gbr. 16. Form Shearing Report
21. Klik sample ke “Specimen 1”. Dan klik Method “UU”. Kemudian Klik “Show”, maka
akan keluar tampilan Grafik Deviatoric Stress Strain dan data tabelnya. Klik “Calculate”
untuk menghitung nilai E50 nya. Nilai Maximum Stress dan Delta Pori ini dapat diubah
jika memang ada indikasi error atau adanya justifikasi geoteknik dalam menentukan
nilai maksimum Deviatoric Stress karena ini sangat menentukan bentuk Lingkaran
Mohr baik Total maupun efektif. Terlebih lagi sangat berpengaruh terhadap nilai
kohesi dan sudut geser baik total dan efektif.
22. Kemudian klik “Preview” untuk melihat Shearing Report dan dapat dieksport ke Excel,
PDF ataupun Word.
Gbr. 17. Hasil Data Shearing yang sudah dipanggil

23. Lakukan pengujian yang sama seperti langkah diatas untuk Spesimen 2 dan Spesimen
3.
24. Setelah ketiga specimen selesai diuji. Maka didalam Menu “Triaxial”, klik “Mohr Circle
Diagram” untuk membuat lingkaran Mohr.
Gbr. 18 Tampilan Mohr Circle Diagram
25. Pada form Mohr Circle ini klik Total Specimen. Jika total specimen ada 3 maka klik “3”.
Jika total specimen yang diuji hanya dua maka klik “2”. Untuk pengujian hanya 1
specimen tidak dapat dilanjutkan.
26. Kemudian klik Method dengan “UU”. Klik “Import Mohr Data” untuk menampilkan
data pada Box hijau yang sudah disesuaikan dengan data di Form Shearing Report
sebelumnya. Cek kembali nilai2 yang ada pada Box berwarna hijau apakah sudah
sesuai yang seharusnya. Jika belum sesuai, pada fase ini masih dapat diubah secara
manual.
27. Jika sudah oke, kemudian klik “Calculate” untuk menampilkan Lingkaran Mohr. Jika
ada yang masih ingin diubah di Box hijau, tinggal diklik tombol “Calculate” kembali
untuk menampilkan Lingkaran Mohr hasil editan.
28. Setelah pembuatan lingkaran Mohr selesai maka lanjut dengan pembuatan Final
Report dengan klik menu “Report” pilih “Final Report”.
Gbr. 19. Tampilan Form Final Report

29. Pada tampilan tersebut klik “Total Specimen”. Jika total specimen ada 3 maka klik “3”.
Jika total specimen yang diuji hanya dua maka klik “2”. Untuk pengujian hanya 1
specimen tidak dapat dilanjutkan.
30. Klik “Method” dengan “UU”. Kemudian klik “Show” untuk menampilkan grafik
Deviatoric Stress Strain ketiga specimen. Kemudian klik “Preview” untuk dapat
menampilkan Report Final yang dapat diubah ke PDF maupun diprint langsung
sebagai sebuah dokumen. Didalam Report final ini akan muncul juga Lingkaran Mohr
nya.
b. CU (Consolidated Undrained)

Saturation

Gbr. 20 Tampilan Box Saturation

1. Tahapan nomor 1 ini sama dengan nomor 1 di pengujian UU.


2. Untuk tes CU pastikan menggunakan Kertas Filter pada sisi sampel untuk dapat
mempercepat proses Saturasi.
3. Pastikan pilih Method “CU”. Kemudian isi “Progress”. Pilih Progress ke “Saturation”.
4. kemudian klik Box kosong pada “Port” untuk mencari sambungan “COM”. Ini adalah
koneksi dari Control Panel ke Laptop/Komputer. Dicoba beberapa nilai COM untuk
mengetahui mana yang milik Control Panel. Setelah itu klik tombol “Connect”. Jika COM
benar maka tulisan “SP none” akan berubah menjadi “Device Connected”.
5. Setelah itu klik waktu yang akan digunakan untuk pengambilan Data pada Checkbox
“Time (s)”. Satuan dalam detik. Dalam Checklist hanya tertera nilai 1 detik sd 10 detik. Jika
ingin lebih dari 10 detik, isi manual. Kami sarankan pengambilan Data untuk UU/CU/CD
per 6 detik.
6. Isi Checkbox “Sample Height” untuk tinggi sampel dalam mm. Perlu diingat bahwa
perbandingan tinggi sampel dan diameter harus 2 : 1. Karena Software akan otomatis
menghitung diameter setengah dari “Sample Height”. Jika tidak 2 : 1 maka bisa diisi secara
manual berapa sample diameternya di Box “Sample Diameter”.
7. Naikkan tekanan Cell Pressure dalam posisi katup Cell terbuka ke nilai tekanan 0,7 Kg/cm2
untuk tanah soft dan tekanan 1 Kg/cm2 untuk tanah Medium to Stiff. Nilai ini didalam
ASTM adalah Rentang dari mulai 0,35 Kg/cm2 sampai dengan 1,4 Kg/cm2. Pastikan Katup
Pore Pressure dan Katup Back Pressure masih dalam kondisi tertutup.
8. Naikkan Back Pressure hingga 0,6 Kg/cm2 jika Cell Pressure yang digunakan sebesar 0,7
Kg/cm2. Setiap kenaikan tekanan Cell dalam tahap Saturasi, selalu dijaga perbedaan
dengan Back Pressure sebesar 0,1 Kg/cm2. Di dalam ASTM sendiri perbedaan Antara Cell
pressure dan Back Pressure mensyaratkan jangan melebihi 0,35 Kg/cm2.
9. Isi nilai Volume Change Initial pada Checkbox “SATURATION” pada Box “Before” pada
kolom sebelah kiri. Box yang lainnya dibiarkan kosong (tidak perlu diisi). Volume Change
yang diisi sesuai yang tertera di Control Panel. Pastikan untuk awal dimulai dari nilai 00,00.
Jika belum nilai nol maka tekan tombol “Reset” disebelah tampilan Indicator Valume
Change.
10. Kembali ke Software, klik tombol “Run” untuk jalankan Program. Sesaat setelah itu
langsung buka katup Back Pressure dan Pore Pressure. Ini menandakan proses Saturasi
sedang berlangsung.
11. Biarkan Software berjalan dan hentikan proses saturasi ketika nilai Pore Pressure
mendekati nilai back Pressure. Pastikan nilai Volume Change akan bergerak ke arah
negative (menandakan arah aliran air masuk kedalam sampel, air keluar dari piston
menuju sampel). Jika Volume Change bergerak kearah positif, maka ada sesuatu hal yang
salah. Hal ini dapat disebabkan oleh karet membran yang bocor.
12. Setelah nilai Pore Pressure mendekati nilai Back Pressure dengan perbedaan 0,01/0,02
Kg/cm2. Maka klik tombol “Stop” pada Software dan tutup Katup Back Pressure. Pore
Pressure biarkan terbuka.
Gbr. 21. Contoh hasil Saturation yang benar

B Value Calculation

Gbr. 22. Tampilan Box B Value Calculation


1. Fungsi dari Saturasi adalah untuk menjenuhkan tanah. Parameter yang dapat dijadikan
tolak ukur bahwa tanah sudah jenuh atau belum adalah dengan menghitung B Value.
2. Ubah “Progress” ke “B Value”.
Naikkan tekanan Cell sebesar 0,2 atau 0,3. Jika tekanan Cell yang digunakan pada saat
proses “SATURATION” adalah 0,7 Kg/cm2. Maka ubah tekanan cell menjadi 0,9 atau 1
Kg/cm2.
3. Input Data, “Po” dengan nilai tekanan air pori saat ini. “Cell 0” adalah tekanan Cell
sebelum dinaikkan 0,2 atau 0,3. (yaitu 0,7 jika tekanan cellnya pada saat saturasi 0,7
kg/cm2). “Cell end” adalah nilai tekanan Cell setelah dinaikkan 0,2 atau 0,3 Kg/cm2 (yaitu
0,9 atau 1 kg/cm2).
4. Tekan tombol “Run” lalu buka katup Pore Pressure saja. Back Pressure dibiarkan tertutup.
5. Lihat kenaikan nilai B Value secara gradual. Jika selama 15 menit nilai B Value tidak naik
lagi maka klik “Stop”. Katup Pore Pressure ditutup kembali. Jika nilai B Value belum
mencapai 0,9 maka kembali ke proses Saturasi tahap kedua. Ubah kembali Progress ke
“Saturation”.
6. Proses saturasi yang kedua yaitu dengan menaikkan kembali tekanan Cell menjadi 2
kalinya yaitu menjadi 1,4 kg/cm2. Sedangkan tekanan back dinaikkan hingga selisih
dengan tekanan Cell tetap 0,1 kg/cm2. Yaitu menjadi 1,3 kg/cm2. Untuk saturasi yang
ketiga dikalikan 3 untuk tekanan Cell nya, begitupun untuk yang ke-4 dan ke-5 dst.
7. Proses setelahnya sama dengan nomor 9,10,11,12 pada tahap “SATURATION”.
8. Setelah proses saturasi kedua ini selesai maka lanjut kembali ke Progress “B Value” untuk
cek kembali nilai B Value nya.
9. Lakukan proses increment kenaikan tekanan Cell dan Back ini (“Saturation” dan “B Value”
secara bergantian) hingga nilai B value mencapai 0,9.
10. Setelah lakukan proses selesai tahapan B Value 0,9 maka Report untuk Saturation dapat
ditampilkan dengan klik Menu “Report” kemudian “Saturation”. Dapat diprint dan dapat
diekspor ke PDF. Maka akan keluar tampilan dan hasil sbb :
Gbr 23. Form Saturation

11. Klik pada Sample dan pilih “Specimen 1”.


12. Klik pada Method dan pilih “CU”.
13. Klik “Show” untuk menampilkan Grafik hubungan Cell pressure dan B Value spt pada
tampilan dibawah ini :

Gbr 24. Tampilan Form Saturation yang sudah menampilkan Grafik Cell VS B Value
Gbr. 25. Tampilan Saturation Report
CONSOLIDATION

Gbr. 26 Tampilan Box Consolidation

1. Setelah proses B Value yang terakhir. Katup Back pada posisi tertutup. Tutup juga katup
air pori.
2. Reset nilai Volume Change ke nilai 0
3. Ubah “progress” ke tahap “Consolidation”.
4. Masukkan nilai “Initial Volume” Change dengan nilai 0 dan “PWPo” dengan nilai sesuai
tekanan air pori terakhir di Control Panel.
5. Pastikan Batang Piston menyentuh ujung Load Cell dan Cap Sampel
6. Reset nilai Dial Displacement jika tidak menunjukkan nilai 0.
7. Naikkan tekanan Cell sesuai dengan nilai “Effective Consolidation Pressure” yang
diinginkan. Masing2 spesimen akan berbeda nilainya. Konsultasikan dengan Senior
Engineer Geoteknik atau Kepala Lab Mekanika Tanah yang bersangkutan.
8. Tekan tombol “Run”.
9. Buka katup Back Pressure dan Pore Pressure.
10. Proses berjalan. Ada 2 yang menjadi parameter berakhirnya proses konsolidasi, yaitu
tekanan air pori dan Volume Change.
11. Untuk tekanan air pori awalnya akan naik melebihi tekanan back setelah sampai puncak
tekanan air pori maka perlahan2 akan menurun hingga mendekati kembali nilai tekanan
back. Proses konsolidasi dapat dikatakan selesai ketika perbedaan tekanan pori dan back
sudah tinggal 10 % dari selisih dari tekanan pori puncak dikurangi tekanan back. Ini dapat
dikatakan bahwa proses konsolidasi 90% selesai.
12. Untuk Volume Change, indikasi bahwa konsolidasi sudah berakhir ketika nilai Volume
Change sudah tidak ada perubahan selama 30 menit. Atau kurva pergerakan dari Volume
Change ini sudah mendekati garis lurus.

Gbr 27. Contoh hasil Consolidation yang benar


13. Setelah proses selesai tutup katup Back Pressure dan Pore Pressure.
14. Tekan tombol “Stop” pada Software.
15. Setelah konsolidasi selesai, sampel tanah akan mengalami penurunan sehingga Cap
sampel akan terisah sedikit dengan batang Piston. Hitung penurunan ini dengan
menaikkan Load Frame dengan keceptan 18 mm/menit hingga cap dan batang piston
berhimpit kembali. Baca nilai Displacement yang terjadi. Nilai Displacement ini akan
menjadi pengurang untuk tinggi sampel pada saat proses geser nanti.
16. Setelah ini kita masuk ke Form Consolidation report dengan klik menu “Report” kemudian
“Consolidation”. Sehingga keluar tampilan sebagai berikut :
Gbr. 28. Tampilan Form Consolidation
17. Klik “Sample” dengan specimen 1. Klik Method dengan “CU”. Dan isi Height after
Concolidation yang dihitung pada tahapan no. 15.
18. Kemudian klik “Show”. Maka akan muncul grafik Volume Change VS Log Time untuk dapat
menghitung T50.
19. Klik Calculate untuk menghitung Recommended Strain Rate yang dijadikan acuan pada
saat Proses “Shearing”. Tampilan akhir Form Consolidation sbb :
Gbr. 29 Tampilan Form setelah perhitungan untuk Strain Rate
20. Setelah selesai keluar nilai Recommended Strain Rate, maka klik “Preview” untuk dapat
diprint atau diekspor ke PDF sebagai dokumen.
SHEARING

Gbr. 30 Tampilan Box Shearing

1. Ubah “Progress” pada Software ke tahap “Shearing”


2. Load Frame pastikan terhubung USB dengan Laptop/Komputer. Sambung nilai COM
untuk Load Frame pada Checkbox “Load Frame Port”. Jika Load Frame sudah terhubung
maka tampilan “LF none” berubah manjadi “Device Connected”.
3. Ubah nilai h Consol dengan nilai tinggi sampel yang baru setelah diketahui pengurangan
tinggi sampelnya sesuai dengan prosedur No 15 dalam tahap “Consolidation” diatas.
4. Isi nilai “PWP initial” dengan nilai air pori saat ini sesuai dengan dalam Control Panel.
5. Isi nilai Cell dengan nilai Cell Pressure saat ini.
6. Isi nilai Back dengan nilai Back Pressure saat ini.
7. Didalam proses Shearig ini dapat dilihat grafik tambahan “Stress Strain” dan “Pore Strain”.
8. Reset nilai Dial Displacement ke angka 0.
9. Reset nilai Load Cell ke angka 0.
10. Ubah nilai kecepatan Strain Rate di badan Load Frame dengan kecepatan range 0,01
mm/menit sd 0,02 mm/menit. Atau Engineer Geoteknik dapat menghitung nilai t50 dari
hasil konsolidasi (grafik Volume Change VS Time). Setelah mendapat nilai t50 dapat
menghitung nilai strain rate yang akan digunakan sesuai didalam ASTM D4767 :

Jika nilai t50 dalam detik. Ubah terlebih dahulu kedalam menit.
11. Didalam software ini sudah otomatis menghitung kecepatan Strain rate yang sesuai
disarankan oleh ASTM D4767. Namun user dapat juga merubah kecepatan Strain Rate
disesuaikan dengan keinginan user.
12. Strain rate diubah pada alat Load Frame pada tombol “Raise Speed”.
13. Kemudian tekan tombol “Run” didalam Software
14. Buka katup Pore Pressure saja.
15. Katup Back Pressure pastikan dalam keadaan tertutup. Katup Back Pressure dibuka pada
Method “CD”.
16. Tekan tombol “Up” didalam Speed Rate (Load Frame) untuk memulai proses geser
(Shearing).
17. Nilai Deviatoric Stress VS Strain dapat dimonitor didalam grafik Stress Strain.
18. Jika Strain yang terjadi sudah mendapati nilai 20%, maka berhentikan proses geser
dengan menekan tombol “Stop”. Aturan dari ASTM D4767 mengenai selesainya proses
Shearing ini dilihat dari penurunan dari Deviatoric Stress hingga 20% dari nilai Deviatoric
Stress maksimum. Jika nilai Deviatoric Stress ini belum turun hingga 20% dari
maksimumnya maka proses tetap dilanjutkan hingga strain mencapai 15%. Jika nilai strain
sudah mancapai 15%, nilai Deviatoric Stress ini juga belum ada penurunan, maka proses
dilanjutkan hingga maksimum Strain mencapai 20%.
19. Tekan tombol “Stop” pada Load Frame.
20. Sama halnya dengan UU, kita dapat melihat hasil data dari mulai “Saturation”,
“Concolidation” dan “Shearing” di Menu “Report”. Masuk ke masing2 progress.
21. Lakukan hal yang sama dari mulai proses “Saturation”, “B Value”, “Consolidation” hingga
“Shearing” untuk specimen 2 dan 3.
22. Khusus untuk membuat lingkaran Mohr kita harus setup dulu di Menu “Report” khusus
“Shearing” untuk menentukan titik puncak dari masing2 grafik Deviatoric Stress untuk
menjadi acuan pada menu “Mohr Circle Diagram”.

Gbr. 31. Form Shearing Report


23. Klik sample ke “Specimen 1”. Dan klik Method “CU”. Kemudian Klik “Show”, maka akan
keluar tampilan Grafik Deviatoric Stress Strain dan data tabelnya. Klik “Calculate” untuk
menghitung nilai E50 nya. Nilai Maximum Stress dan Delta Pori ini dapat diubah jika
memang ada indikasi error atau adanya justifikasi geoteknik dalam menentukan nilai
maksimum Deviatoric Stress karena ini sangat menentukan bentuk Lingkaran Mohr baik
Total maupun efektif. Terlebih lagi sangat berpengaruh terhadap nilai kohesi dan sudut
geser baik total dan efektif. Setelah semua sudah final maka klik “Set Data for Mohr
Circle”.
24. Kemudian klik “Preview” untuk melihat Shearing Report dan dapat dieksport ke Excel, PDF
ataupun Word.
Gbr. 32. Hasil Data Shearing yang sudah dipanggil

25. Lakukan pengujian yang sama seperti langkah diatas untuk Spesimen 2 dan Spesimen 3.
26. Setelah ketiga specimen selesai diuji. Maka didalam Menu “Triaxial”, klik “Mohr Circle
Diagram” untuk membuat lingkaran Mohr.
Gbr. 33 Tampilan Mohr Circle Diagram
27. Pada form Mohr Circle ini klik Total Specimen. Jika total specimen ada 3 maka klik “3”.
Jika total specimen yang diuji hanya dua maka klik “2”. Untuk pengujian hanya 1 specimen
tidak dapat dilanjutkan.
28. Kemudian klik Method dengan “CU”. Klik “Import Mohr Data” untuk menampilkan data
pada Box hijau yang sudah disesuaikan dengan data di Form Shearing Report sebelumnya.
Cek kembali nilai2 yang ada pada Box berwarna hijau apakah sudah sesuai yang
seharusnya. Jika belum sesuai, pada fase ini masih dapat diubah secara manual.
29. Jika sudah oke, kemudian klik “Calculate” untuk menampilkan Lingkaran Mohr. Untuk
melihat lingkaran Mohr Efektif, klik tab ke “Effective Mohr”. Jika ada yang masih ingin
diubah di Box hijau, tinggal diklik tombol “Calculate” kembali untuk menampilkan
Lingkaran Mohr hasil editan.
30. Setelah pembuatan lingkaran Mohr selesai maka lanjut dengan pembuatan Final Report
dengan klik menu “Report” pilih “Final Report”.
Gbr. 34. Tampilan Form Final Report

31. Pada tampilan tersebut klik “Total Specimen”. Jika total specimen ada 3 maka klik “3”.
Jika total specimen yang diuji hanya dua maka klik “2”. Untuk pengujian hanya 1 specimen
tidak dapat dilanjutkan.
32. Klik “Method” dengan “CU”. Kemudian klik “Show” untuk menampilkan grafik Deviatoric
Stress Strain ketiga specimen. Kemudian klik “Preview” untuk dapat menampilkan Report
Final yang dapat diubah ke PDF maupun diprint langsung sebagai sebuah dokumen.
Didalam Report final ini akan muncul juga Lingkaran Mohr nya.
Gbr 35. Contoh Final Report CU Triaxial

Anda mungkin juga menyukai