Anda di halaman 1dari 5

SIAPAKAH KITA

Ar'faul u'luumil makrifatil tauhid artinya Ilmu yang terlebih tinggi daripada
segala ilmu adalah meng-isbath-kan Zat Allah yang Mutlak_

Siapakah KIta?
Dari Manakah Kita Datang?
Di Manakah Kita Sekarang?
Akan Ke Manakah Kita Ini?

Dari Anas bin Malik r.a berkata : “Rasulullah s.a.w bersabda :


“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (lelaki dan wanita).”
(Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah)

Firman Allah Taala


"Sesungguhnya Penolong kamu hanyalah Allah, dan RasulNya, serta orang-orang
yang beriman, yang mendirikan SOLAT, dan menunaikan ZAKAT, sedang mereka
RUKUK (tunduk menjunjung perintah Allah).

"Dan sesiapa yang menjadikan Allah dan Rasulnya serta Orang-orang yang
beriman itu penolongnya maka berjayalah dia, kerana sesungguhnya golongan
yang berpegang kepada Agama Allah, itulah yang tetap menang.'
(Surah Al-Maidah : Ayat 55 Dan 56 )

Dikatakan "MAN ARAFA NAFSA HU FAKOD ARAFA RABBA HU" pertamanya ditujukan
kepada hambanya yang beriman agar MENGENAL DIRINYA, dari mana ia DIJADIKAN
dan SIAPA yang MENJADIKAN maka inilah yang dikatakan "MAN ARAFA NAFSA HU"
artinya "KENALLAH DIRI KAMU". Diri kita ini adalah DIRI yang DITEMPA dari
EMPAT ANASIR iaitu : Air, Api, Angin dan Tanah maka inilah disebut sebagai
BATANG TUBUH.

Setelah siap BATANG TUBUH itu maka DIBAHAGI pula ISINYA sebab Air, Api, Angin
dan Tanah itu daripada NABI ADAM A.S kerana ASAL Nabi Adam a.s daripada EMPAT
ANASIR ini.

Dimaksudkan AIR itu ialah TULANG kepada KITA muslim


Dimaksudkan ANGIN itu ialah URAT kepada KITA muslim
Dimaksudkan API itu ialah DARAH kepada KITA muslim
Dimaksudkan TANAH itu ialah DAGING kepada KITA muslim

Itulah yang dimaksudkan ISI BATANG TUBUH DIRI KITA MUSLIM daripada NABI ADAM
A.S yang DINAMAKAN sebagai MANUSIA PERTAMA iaitu ADAM A.S BAPA segala JASAD
tubuh kepada KITA dan inilah dikatakan PERBUATAN ALLAH (af'al Allah) diri
kita yang ZAHIR didunia ini.

Dari itu kita masuk kepada pecahan RUKUN 13 DIRI ZAHIR BATIN KITA seperti
tertera di gambar ini maka lengkaplah KITA yang BERNAMA MANUSIA iaitu JASAD
ADAM Manusia pertama yang dijadikan ALLAH TAALA maka inilah dinamakan RUKUN
DIRI.

Mengambil Dari Kalimah LAA ILAHA ILLA ALLAH sebanyak 12 HURUF yang kita
ISBATHKAN didalamnya dan Mengambil MUHAMMAD RASULULLAH sebanyak 12 HURUF yang
WAJIB bagi kita menyatakan KEBENARAN RASULULLAH S.A.W maka semuanya berjumlah
24 HURUF, yang juga termasuk siang dan malam. Siang 12 jam dan Malam 12 jam
NAFAS kita KELUAR dan MASUK sehari semalam 24,000 ribu kali banyaknya.

Satu BARANG daripada ALLAH TAALA iaitu NYAWA KITA inilah ANUGERAH ALLAH
kepada KITA sebagai HAMBANYA untuk MENJALANI HIDUP di muka bumi alam maya
ini. Supaya kita dapat MENIKMATI RAHMAT dan NIKMAT yang DIANUGERAHKAN ALLAH
kepada ISI ALAM ini.

Apabila kita telah MENGENAL DIRI ZAHIR BATIN yang bersusun-susun pada JASAD
kita ini maka hendaklah KITA berpindah untuk MENGENAL NUR MUHAMMAD iaitu yang
MENYEBABKAN kita ZAHIR ke dunia ini. Kita WAJIB mengetahui bahawa NUR
MUHAMMAD inilah PUNCA KEJADIAN ALAM ini seperti sabda Rasulullah s.a.w : "Aku
adalah bapa atau sumber dari segala ruh dan Adam a.s itu adalah bapa atau
sumber segala tubuh jasad".

Di dalam hadis lain, Rasulullah s.a.w bersabda :"Sesungguhnya Allah taala


ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah NUR NABI kamu". dan di hadis lain lagi
Rasulullah s.a.w bersabda :" Sesungguhnya Allah Taala ciptakan ROH NABI
MUHAMMAD daripada ZATNYA lalu Allah ciptakan alam dengan rahsianya daripada
NUR MUHAMMAD". juga di hadis lain Rasulullah s.a.w bersabda : " Aku adalah
daripada Allah dan orang-orang mukmiin itu adalah daripada aku".

Nur Muhammad s.a.w ini NYATA didalam diri kita setiap MUSLIM dan terlalu
hampir dengan diri setiap muslim yang IMAN kepada NABI MUHAMMAD RASULULLAH
S.A.W dunia akhirat.

Inilah Diri ZAHIR BATIN Bagi Setiap Muslim Maka Tuntutlah Diri Sendiri Dengan
Mengenal Diri Agar Sentiasa Berada Di Dalam Kalimah Suci Mulia Dan Terpuji
Iaitu Kalimah "Laa ilaha ilallah Muhammad Rasulullah".
Rasulullah s.a.w bersabda
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari pengetahuan (agama), Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju syurga.”
(Hadis Riwayat Bukhari)

HAKEKAT MUHAMMAD

MUHAMMAD AWAL bersifat Nurani, (cahaya) dikenal dengan sebutan AHMAD NURANI.
"anaa min nurrillahi wal 'alamu min nurri"
Aku dari nur Allah sedangkan alam semesta dari Nurku
Sifat Allah awal pada Muhammad nyawa pada kita/alam misal (hakikat)

MUHAMMAD AKHIR bersifat Ruhani, (ruh) dikenal dengan sebutan MUHAMMAD RUHANI
"anaa abul arwah wal adam abul jasad"
Aku sumber segala ruh dan adam sumber segala jasad)
Asma Allah ahir pada Muhammad hati pada kita/alam jisin (tarikat)

MUHAMMAD DHAHIR (LAHIRIYAH) bersifat Insani (manusia) dikenal dengan sebutan


MUHAMMAD INSANI, lahir di Makkah dan bersembunyi di Madinah al Munawarah.
"Qul innama anaa basharun mitslukum"
Katakan bahwa AKU ini manusia seperti kamu)
Af-al Allah dhahir pada Muhammad tubuh pada kita/alam insan (syariat).

MUHAMMAD BATHIN (QAIB) bersifat Rabbani (ketuhanan) ia dikenal dengan sebutan


MUHAMMAD RABBANI,
"anaa 'arab bilaa 'ain wa anaa ahmad bilaa mim,
'Arab tanpa 'ain berarti menjadi RABB dan ahmad tanpa mim berarti menjadi
AHAD), karena pada maqam bathin identitas Muhammad itu lenyap kedalam
identitas Yang Maha Esa.
Zat Allah bathin pada Muhammad rahasia pada kita/alam roh (ma’rifat)
Disini dapat dilihat bahwa Rasul Muhammad telah memenuhi seluruh waktu dan
tempat, pengejawatahan-Nya kedalam format Rasul Muhammad adalah bentuk kasih
sayang-Nya kepada manusia agar mereka mudah mengenal-Nya.

Martabat Muhammad Rasulullah lebih merupakan gerbang (portal) untuk mengakses


ke wilayah ketuhanan-Nya Allah SWT. Banyak faham mengabaikan tangga ini,
andaikan saja mereka mau rendah hati dan menengok ke dalam permasalahan ini
dengan hati hidayat-Nya, maka mereka akan tersenggukan menahan tangisan
kerinduan kepada-Nya.

"Wamaa arsalnaaka ila kaafatan lin-naasi bashiiran wanadhiira walakinna


aktsaranaasi laya'lamuun"

Sesungguhnya engkau (Rasul Muhammad) telah diutus untuk SEMUA manusia, untuk
memberi sesuatu yang baik maupun yang buruk, tapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui engkau (wahai Rasul Muhammad).

Inilah amanah tersebut. Barang siapa mencari jalan kepada Allah dengan tanpa
melalui Rasul Muhammad yang berada selalu pada dirinya, maka jangan harapkan
akan sampai kepada-Nya. Jangan mengambil sesuatu yang mati menjadi pedoman,
tapi pilihlah Ia yang hidup hari ini untuk menunjuk jalan kepada-Nya.

LATIHAN ZIKIR - NAPAS

Napas itu awal makhluk yang dijadikan oleh Allah. Maka ajaran wali-wali Allah
di Madinah pada zamannya ialah menitik beratkan beramal dengan ilmu Napas.

Napas yang di fahamkan oleh ahli saufi ialah keluar masuk, ikut mulut, bukan
yang keluar masuk ikut hidung.

1. Maka Napas itu kepada kita itulah yang di namakan Nabi.


2. Napas yang keluar daripada mulut itulah dinamakan Abu Bakar.
3. Napas yang masuk kedalam mulut itu dinamakan Umar.
4. Napas yang turun nain daripada ubun-ubun sampai ke pusat dinamakan
Usman.
5. Napas itu apabila berkerja iaitu seperti berzikir atau hanya berkata-
kata baharu (dinamakan 'stamina) dinamakan Ali.

Maka Napas yang tersebut ada mempunyai tugasnya sendiri terhadap Allah,
tetapi apabila seseorang itu tidak mengenal Nafas dan tidak tahu amalan Napas
nya, walaupun dia seorang Islam adalah termasuk didalam golongan orang-orang
yang jahil dan tarafnya seorang muslim belum lagi dinamakan Muslim yang baik
maka zikir Napas itu sebutannya ialah "ALLAH HU".

Adapun pengertian Allah itu ialah Kharij, maksud Kharij itu telah jadi kita
yang bertubuhkan manusia. Maka tubuh manusia itu dinamakan Makhluk, maka
menurut pendapat Tarikat Saufiah, selagi manusia itu bernama makhluk, dan
tidak luar dan yang dihisapkan didalam makhluk, maka manusia yang demikian
merupakan adalah akan menanggung azab sengsara daripada hidup sampai matinya.
Maka kepada orang-orang saufi menurut ajaran Mertabat Tujuh, "Hendaklah kita
keluar daripada taraf makhluk, masuklah ketaraf manusia, selagi seorang itu
bertaraf makhluk, maka darajatnya samalah dengan syaitan dan haiwan. Karena
telah dijadikan Allah tiap-tiap orang-orang mukmin itu berasal daripada Nur
Muhammad S.A.W dan telah lalu bersama-sama dengan dunia ini. Maka itulah
pengertian Kharij. Maka tuhan pun bernama Allah. Maka dengan Khalimah Allah
itu kita zikirkan. Kemudian kita ucapkan "HU". Adapun khalimah "HU" itu
Tanzil, maka pengertian Tanzil itu turun, tapi kepada orang-orang saufi
hendaklah memahamkan Tanzil itu naik, maka maksud naik itu ialah kita akan
pergi ke alam yang tujuh itu:

 Alam Lahud di ubun-ubun


 Alam Jabarut di Pusat
 Alam Malakut di Jantung
 Alam Roh di Rabu
 Alam Misal di Paru-paru
 Alam Ajsam di Hempedu
 Alam Insan di Limpa

Maka tiap-tiap Alam atau tiap-tiap satu khalimah kepada seorang saufi
hendaklah mengetahui makam-makamnya, kerana tiap-tiap ilmu tanpa makam
artinya ilmu tidak sempurna oleh kerana itu di terangkan disini. Maka Napas
itu mulut, Makam Abu Bakar itu keluar daripa mulut, apabila Napas saja
dinamakan makam Nabi, apabila masuk makamnya dinamakan Umar. Apabila turun
naik makamnya ialah Osman. Apabila berkerja dinamakan makam Ali.

Maka ubun-ubun itu dinamakan makam Alam Lahud, Pusat dinamakan Alam Jabarut,
apabila Napas itu sampai ke ubun-ubun dinamakan Jibrail, apabila Napas sampai
kepusat dinamakan Israpil, apabila Napas sampai kepada jantung dinamakan
Israil. Alam Malakut di jantung, Alam Roh di rabu-rabu, Alam Insan di Limpa,
Alam Misal di paru-paru, alam Ajsam di hempedu.

Maka disanalah zikir yang dilakukan, zikir yang disebut


khalimah "ALLAH" kepusat artinya ke Alam Jabarut dan "HU" direnungkan ke
ubun-ubun artinya ke Alam Lahut. Maka dengan itu jelaslah kepada seseorang
berzikir dengan khalimah "ALLAH HU" dinamakan Musyahadah. Maka Musyahadah itu
ialah daripada alam Jabarut ke Alam Lahut dan Alam Lahut ke Alam Jabarut.

Maka disebutkan khalimah Allah itu kerana kharij dan HU itu kerana Tanzil
dijelaskan lebih lanjut lagi kita menyebut Allah itu didalam Kharij artinya
kita telah jadi dan dunia pun telah wujud dan kita menyebut khalimah "HU" itu
ialah Tanzil iaitu kita naik ke Alam Jabarut, dan naik ke Alam Lahut,
kemudian dari Alam Lahut ke Alam Jabarut, sebab itulah pengertian Tanzil
kepada ahli-ahli saufi artinya naik kerana kita yang naik mengadap Tuhan,
bukan Tuhan turun mengadap kita. Maka kita naik menghadap Tuhan itulah di
katakan Insan. Maka Napas saja tidak mencukupi maka ia bergabung dengan
Nupus.

Adapun Nupus itu keluar masuk daripada hidung, maka Nupus itu dinamakan
Muhammad kepada kita, maka zikir Nupus itu keluar daripada lubang hidung
kiri, dinamakan kalimah "Allah" masuk mengikut lubang hidung kanan dinamakan
"HU". Dan renungkan apabila menyebut kalimah Allah itu sampailah ke
Syaderatul Muntahah, apabila menyebut kalimah "HU" itu renungkan daripada
Syaderatul Muntahah kembali kepada hidung kanan kita, batasnya ialah bibir
atas dan ia tidak masuk ke dalam maka itupun dinamakan Musyahadah.
Selepas kita mengenal Napas dan Nupus, maka hendaklah kita mengenal Tanapas
artinya diri kita. Maka Napas, Nupus dan Tanapas itu dinamakan Insan dan
Insan inilah yang mengadap Tuhan nya. Maka pada orang-orang Syariat,
memahamkan Insan itu ialah manusia tapi pada orang Saufi, memahamkan Insan
itu apabila bersatu yang tiga iaitu Napas, Nupus dan Tanapas yang mengadap
Tuhan nya dan zikirnya "ALLAH HU". Adapun makam Tanapas itu adalah di kedua
belah telinga. Maka kalimah yang masuk ke dalam dua telinga ialah kalimah
"ALLAH" dan hati hendaklah menyebut kalimah "HU", maka semua ini tidaklah
boleh dilakukan dengan secara nyaring sebagaimana yang di lakukan oleh Ahli
Tarekat, tetapi hendaklah di lakukan dengan senyap dan semasa itu hendaklah
lidah di tongkatkan ke langit-langit.

Sedang ajaran ilmu Napas ini adalah sangat luas tapi memadailah dengan
pelajaran yang pertama ini supaya jadi amalan yang di lakukan di mana saja.
Apabila beramal di atas tikar sembahyang hendaklah lengkap dengan wuduk dan
tertib maka hendaklah kita sebutkan :

1- Illahi anta maksudi waredza kammatthulubi - 1 Kali


2- Fatiha kepada Nabi Muhammad s.a.w - 1 kali
3- Fatiha kepada Nabi Khidir a.w. - 1 Kali
4- Fatiha kepada guru Mursyid. - 1 kali

Kemudian teruskan beramal, tetapi didalam perjalanan dan semasa kerja tidak
perlu melakukan perkara di atas. Cukuplah melaksana kan zikir itu disetiap
saat kita menjalani kehidupan harian.

Maka Napas, Nupus dan Tanapas hendaklah di cuci dengan berpuasa di bulan
Ramadhan. Maka pada orang Saufi tiap-tiap puasa bulan Ramadhan ialah
mencukupi 30 hari dan tidak boleh 29 hari sebagaimana yang di lakukan pada
pendapat ulama-ulama Syariat. Dalam puasa itulah berserta dengan niat untuk
mencuci Napas, maka niat mencuci Napas itu ialah daripada 1 hingga 10
haribulan, maka niat puasa mencuci Nupus itu ialah puasa daripada 11 hingga
20 haribulan. Maka niat mencuci Tanapas itu ialah daripada 1leko hingga 10
leko. Maka waktu orang-orang yang berniat puasa kerana mencuci Napas, Nupus
dan Tanapas itu berbuka pada jam 7 petang dan bersahur selewat-lewatnya pada
jam 4 pagi, sebabnya kerana sebelum jam 7 petang itu, Malaikat belum lagi
membasuhi dunia ini dan menyerikan dunia pada waktu sebelum itu. Sesudah
pukul 4 pagi terbitlah cahaya kuning dari dunia ini maka terlaranglah
bersahur pada orang-orang Saufi.

Itulah perbezaan puasa di antara orang-orang awam dengan orang-orang Saufi,


kecuali orang-orang Tarekat yang belum sampai darjat nya kepada Saufi yang
kebanyakan mereka itu mengikuti sebagaimana kebanyakan orang-orang Syariat
juga.

Anda mungkin juga menyukai