Anda di halaman 1dari 8

Kalimat Talqin Sakaratul Maut untuk Meraih Husnul Khatimah [Bisa Jadi di Alam

Barzakh Kelak Anda Menyesal Tidak Membaca Ini]

Salam alaikum, tulisan berjudul Bacaan Talqin Sakaratul Maut untuk Diri dan
Keluarga ini kami dedikasikan untuk Anda semua, umat Muhammad Rasulullah
Saw akhir zaman. Tanpa jemu dan malu kami sampaikan bahwa apa yang akan
Anda baca ini adalah Pusaka Madinah: kajian ilmu dan amal Islam yang
diamanahkan Nabi Muhammad Rasulullah Saw. kepada kalangan khawwasul
khawwas. Majlis hakiki yang sejak mula disampaikan pada ±1400 tahun lalu ini
baru dipergilirkan di tiga tempat di permukaan Bumi: Madinah al-Munawarah
(Jazirah Arab), Turki, dan Indonesia. Diucapkan dengan syukur, bukan dengan
ujub dan kufur. Tiga tempat yang bisa dikatakan sebagai ujung barat,
pertengahan, dan ujung timur akidah Islamiyyah.

Tentu saja ilmu, pahaman, dan amalan amanah Rasulullah Saw ini dalam
perjalanannya ke ujung timur pernah singgah di semua wilayah yang dilalui dalam
syiarnya. Itu sebabnya para pewaris risalah khawwasul khawwas ini tersebar di
banyak tempat secara tersembunyi. Khususnya untuk wilayah Nusantara, yang
baru kita ketahui dari blog ini saja, risalah ini pernah singgah pula di Malaysia dan
Brunei Darussalam. Itu sebabnya kami (yang di Indonesia) katakan di sini,
pemberitaan karunia dan amanah ini kami ucapkan dengan syukur, bukan dengan
ujub dan kufur. Sebab ilmu tauhid yang hakiki adalah hak setiap muslim dan
sesama muslim hakikinya adalah bersaudara; sebenar-benarnya satu tubuh.

Sejak disampaikannya amanah tauhid hakiki ±1400 tahun lalu, mungkin baru kali
ini ada yang lancang membocorkannya ke hadapan publik. Dan ini akan saya
pertanggunggjawabkan di hadirat Ilahi Rabbi dan di hadapan Nabi Muhammad
Rasulullah Saw. di akhirat kelak Akan saya pertanggungjawabkan kelancangan ini
dengan penuh bangga dan syukur. InsyaAllah. Aamiin.

Mari kita mulai dengan membaca asas ilmu dan dalil mengenai talqin sakaratul
maut.Makna talqin secara bahasa adalah menuntun orang untuk mengikuti kata-
kata yang diucapkan. Kita disunnahkan untuk mentalqin orang yang akan
meninggal dunia atau sedang menjalani sakaratul maut. Sebagaimana disabdakan

1
Rasulullah Saw, "Talqinlah orang-orang yang akan mati dengan kalimah La ilaha
ilallah."

Dari Utsman (bin ‘Affan radliayallahu anhu) berkata, telah bersabda Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa mati dalam keadaaan mengetahui
(berilmu) bahwasanya tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah, maka ia
akan masuk surga”. [H.R. Muslim]

Pernah dikatakan kepada Wahab bih Munabbih r.a., “Bukankah kunci surga itu
kalimat “laa ilaaha illallah”?. Beliau menjawab, “Ya! tetapi tidak ada kunci itu
melainkan ia memiliki gigi-gigi, jika engkau datang dengan (membawa) kunci yang
memiliki gigi-gigi dibukalah (pintu surga itu) bagimu. Tetapi jika tidak, tak akan
dibukakan (pintu itu) bagimu.” [H.R. Bukhari]

Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat


memberikan syafaat, kecuali orang yang bersaksi/ mengakui kebenaran (kalimat
tauhid) sedangkan mereka mengetahuinya. (QS. Az-Zukhruf: 86 ).

Berkata al-Hafizh Ibnu Katsir r.a., “Kecuali orang yang mengakui kebenaran
sedangkan mereka mengetahuinya" ini adalah ististna munqathi’ (pengecualian
terputus), yaitu tetapi yang bersaksi dengan kebenaran (kalimat tauhid) di atas
bashirah dan ilmu maka sesungguhnya syafaatnya akan bermanfaat baginya di
sisi-Nya dengan izin-Nya”. [Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim: IV/ 166].

Berkata asy-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iriy, “kecuali orang yang mengakui
kebenaran sedangkan mereka mengetahuinya, yaitu Allah ta’ala mengecualikan
bahwasanya orang yang bersaksi dengan kebenaran yaitu kalimat “Laa ilaaha
illallah”, sedangkan ia berilmu (mengetahui) kalimat tersebut dengan ilmu yakin,
maka hal ini yang menjadikan para malaikat dan para Nabi memberi syafaat
kepadanya. Maka berfirman Azza wa Jalla "kecuali orang yang mengakui
kebenaran sedangkan mereka mengetahuinya" dengan hati mereka apa yang
mereka saksikan dengan lisan mereka. Maka al-muwahhidun (orang-orang yang
bertauhid) itu, syafaat itu akan mendapati mereka dengan izin Allah ta’ala “.
[Aysar at-Tafasir: IV/ 660].
2
Katanya lagi, “Sedangkan mereka mengetahui", kalimat ini adalah haliyah (yaitu
menunjukkan keadaan ketika bersaksi). Di dalam ayat ini terdapat suatu dalil
bahwasanya orang yang tidak memahami kalimat “laa ilaaha illallah” dan ia
mengucapkannya, ucapan tersebut tidak akan memberikan faidah kepadanya dan
syafaatpun tidak akan meraihnya pada hari kiamat, karena ia harus memahami
apa yang dinafikan dan apa yang diitsbatkan. Oleh karena, itu iman orang yang
taklid itu diperselisihkan oleh ahli ilmu di dalam keshahihannya”. [catatan kaki
dalam Aysar at-Tafasir: IV/ 660].

Berkata al-Imam al-Baghawiy, “Kecuali orang yang mengakui kebenaran", yaitu


tauhid, "sedangkan mereka mengetahuinya", yaitu mereka di atas ilmu dan
bashirah dengan apa yang mereka bersaksi dengannya”. [Fat-h al-Qadir: IV/ 648].

Dari beberapa dalil di atas beserta keterangannya, jelaslah syarat mendasar yang
mesti dipenuhi oleh seseorang yang mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah”
dan kemudian agar ucapan tersebut berfaidah baginya di dunia berupa
terpeliharanya darah, harta dan kemuliaannya dan juga bermanfaat baginya di
hari kiamat berupa diselamatkan dan dijauhkan dirinya dari kekekalan siksa api
neraka dan dimasukkan ke dalam surga yang abadi adalah dengan berilmu atau
mengetahui makna dan tujuan dari kalimat yang diucapkannya tersebut.

Bicara perkara mati tentu tidak bisa melupakan kalimah tarjih dari Surah al-
Baqarah: 156 berikut ini,

“Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali”

Kalimah di atas bisa kita pertegas dengan pengertian bahwa kita ini berasal dari
Allah dan akan kembali kepada Allah. Jadi, kita ini dari zat Allah; ber-zat-kan Zat
Allah. Bukan Allah.

Supaya tidak seorang pun mabuk lalu mengaku jadi Allah, kita kupas kata
kuncinya: "Allah, Zat, dan kita".

Apa Allah itu? Tuhan sekalian Zat [Rabbul izzati]; Yang Maha Esa, bergantung
kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak
ada yang setara dengan-Nya (Q.S. al-Ikhlas);

3
Siapa Allah itu? Yang Maha Pencipta (Q.S. al-A'raaf: 54) Maha Meliputi segala
sesuatu.

Bagaimana Allah itu? Yang laysa kamitlishi syaiun; tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan-Nya dan Dia Maha Meliputi segala sesuatu (Q.S. an-Nisa:126;
Fushilat:54).

Di mana Allah itu? Allah itu dekat (Q.S. al-Baqarah:186). Buktinya ke mana pun
kamu berpaling di situlah Wajah-Nya (Q.S. al-Baqarah:115), bahkan Dia padamu
lebih dekat daripada kamu dengan urat lehermu sendiri (Q.S. Qaaf:16), wahai
manusia.

Apa itu zat? Zat ialah sesuatu yang tidak berbentuk, tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa, tidak ber-arah, tidak bertempat, zat tidak bisa disebut, tidak ada
tafsirnya karena zat tidak sama dengan segala yang berupa sifat. [bentuk, bau,
warna, arah, tempat, dan lain-lain adalah sifat]

Siapa kita? Manusia.Apa manusia itu? Makhluk ciptaan Tuhan yang disebut
insan.Seperti apa hakikinya insan itu?

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,


sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? “(Q.S. al-
Insan:1)

Perthatikan [zat tidak bisa disebut, tidak ada tafsirnya] dan [dia ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut = tidak ada tafsirnya]. Sampai di titik ini,
Anda sudah paham bahwa diri hakiki kita ini berupa Zat? Zat siapa? Zat Allah. Dan
Zat Allah bukan Allah, melainkan kedudukan Zat itu Esa beserta Allah. Mudah-
mnudahan Anda sekarang semakin paham mengenai keesaan Tuhan-hamba

Yang disebut Zat ini punya nama lain Ruh Qudus; disebut juga Nur Allah yang esa
dengan Nur Muhammad.

Nah, paradigma dan landasan dalil sudah kita bahas. Sekarang ke menu utama.

4
Pertama Tuhan. Kemudian Cahaya Diri Tuhan [Nur Ilahi]. Ketiga, Nur Muhammad.
Kemudian isi-isi alam (langit, bumi, manusia, dan lain-lain).

Inilah skema pengenalan untuk jalan kita menuju Tuhan.

Hakikat Muhammad adalah bekal yang tidak basi sampai akhirat. Hakikat Nur
Muhammad inilah tubuh orang Islam. Mustahil orang Islam tidak mengenal
hakikat tubuhnya. Kalau tidak tahu hakikat Muhammad, bagaimana menghadapi
sakaratul maut? Maka Muhammad itu jangan disepelekan. Jangan langsung
melompat ke Allah saja, lalu Muhammad dilupakan. Bukankah Muhammad itu
syafa`atul uzma?

Dalam doa-doa saja orang banyak meminta, "Matikanlah kami dalam Islam."
Kalau di dunia Islam, dalam mati pun musti Islam juga, di akhirat juga Islam.
Kebanyakan orang mau mati dibacakan Yasin. Itu namanya penghakiman.
Kasihanilah dia orang yang mau mati itu malah dibacakan surah yang berisi
gambaran kehidupan akhirat di surga dan neraka. Itu sama saja dengan
mengingatkannya akan dosa-dosa selama masih sehat. Ada juga orang mau mati
disuruh menyebut zikir-zikir. Mana bisa lagi?

Coba diberi bekal supaya perjalanannya sampai di akhirat Islam terus. Hakikat
Muhammad ini bukan berupa zikir-zikir dan baca-baca, melainkan hanya berupa
perkataan saja. Bekalilah orang yang dalam sakaratul maut itu dengan Hakikat
Muhammad sehingga akan mudah ia menghadapi sakaratul maut.

Muhammad itu dia yang awal dan yang akhir; "fil awwali wal akhiri". Pada akhir
hayat manusia, Muhammad yang awal akan diperlihatkan pada jasad manusia.
Kalau tidak kenal dengan yang diperlihatkan itu, apa jadinya perjalanan siratal
maut? Manusia itu siksa akan matinya.

Kalau sudah kenal yang awal, apa yang akan ditakuti lagi menghadapi siratal
maut. Pakailah untuk menolong diri sendiri dan sesama muslim dalam sakaratul
maut:

"Muhammad tubuhku, Nur nyawaku"


5
Tuhan tidak ada awal; tidak ada akhir. Muhammad, dia yang awal dan yang akhir.
Kita, Adam, ada awal ada akhir. Hakikat tauhid itu "laa mawjudun ilallah", tiada
yang wujud selain wujud Allah. Jadi, wujud Hakikat Muhammad itu wujud siapa?
Maka dalam ilmu makrifat: Hakikat Muhammad itu Allah, Allah itu Hakikat
Muhammad.

Ambillah bekal yang tidak basi dari dunia sampai akhirat ini. Antarkan diri dan
sanak keluarga mengembalikan nyawa ke tempat asalnya. Aku, H. Undang Siradj
yang dhaif ini sangat cinta dan rindu pada kalian semua aminullah.

SYAIKH SIRADJ

"Bekal sakaratul maut"

Dari pesan ikhlas Syaikh Siradj di atas, bisa kita uraikan beberapa hal. Kalimat
yang berwarna merah di atas, itulah hakikinya kalimah tauhid laa ilaaha ilallah.
Kalau Anda paham, pada kalimat itu terhimpun semuanya; Allah, Nur Allah, Nur
Muhammad, dan para makhluk seisi alam: Laa mawjudun ilallah.

[Tentu di sini tidak ada anjuran mengganti wirid laa ilaaha illallah dengan versi
hakiki bahasa Indonesianya. Itu namanya bid`ah.]

Orang yang sedang menjalani sakaratul maut akan diperlihatkan Allah wujud
awalnya. Ingat surat al-insan ayat 1 di atas. Maka tiada gunanya kita meminta
mautakum (orang yang menjelang kematian) untuk menzikirkan kalimah apa pun.

Kalau orang itu sudah mengenal Hakikat Muhammad maka ia akan tahu kalimah
talqin yang merupakan "kunci bergerigi" sebagai pembuka pintu surga untuknya.
(ingat hadis di atas)

Mana pijakan dalilnya?

Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur’an ini?, kamu [mengganti]
rezki [yang Allah berikan] dengan mendustakan [Allah]. Maka mengapa ketika
nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih
dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika
6
kamu tidak dikuasai [oleh Allah] kamu tidak mengembalikan nyawa itu [kepada
tempatnya] jika kamu adalah orang-orang yang benar? Adapun jika dia [orang
yang mati] termasuk orang yang didekatkan [kepada Allah], maka dia
memperoleh ketenteraman dan rezki serta surga keni’matan. Dan adapun jika dia
termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan
kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi
sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam
neraka. Sesungguhnya [yang disebutkan ini] adalah suatu keyakinan yang benar.
Maka bertasbihlah dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

Orang mati tidak bisa beri tahu orang hidup. Dari mana kita tahu yang kamu
sampaikan ini benar?

Ya, itu saya pahami. Sebab jauh-jauh hari Quran sudah mengabari akan adanya
kaum muslim seperti Anda yang skeptis ini. Perhatikan ayat di bawah ini.

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda [kekuasaan] Kami di


segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup [bagi kamu] bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (53) Ingatlah bahwa
sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan
mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Q.S.
Fushilat:54)

Anda bisa praktikan dan buktikan sendiri dan InsyaAllah hal seperti ini yang akan
Anda saksikan:

InsyaAllah, tidak akan ada Mautakum yang dibacakan kalimah tauhid ini tubuhnya
lalu kejang-kejang berkelojotan, matanya melotot terbelalak, atau suara napas
tercekik.

InsyaAllah, yang akan Anda saksikan adalah serta-merta mautakum itu napasnya
tenang, senyap, bahkan kita tidak tahu detik kapan sebenarnya sang mautakum
benar-benar meninggal dunia. Bagai menyelinap begitu saja di hadapan kita.

7
Raut wajahnya pun tenang. Bahkan pernah terjadi ketika dimandikan, saluran
pembuangan jasad tersebut tertutup rapat sehingga tidak perlu lagi dibersihkan
oleh orang yang memandikan mayit.

Jangan kaget juga bila tiba-tiba seorang yang sedang menghadapi sakaratul maut
itu tiba-tiba menoleh pada Anda dan memohon agar Anda segera mendekat dan
membisikkan kalimah tauhid itu padanya sambil ia menunjuk-tunjuk ke arah
pusatnya.

Nah, wahai saudaraku kaum muslim. Jangan dipakai lagi ajaran para pembohong
besar, orang-orang saleh yang telah tidak sadar telah menjadi dukun-dukun
bersorban atau ulama-ulama bertanduk, yang mengajari umat soal "yang datang-
datang" dalam sakaratul maut itu. Buang jauh-jauh, termasuk orang yang
mengajari Anda soal kebohongan satanik itu!

Nah, wahai para ulama yang terpandang, yang banyak pengikutnya, yang hapal
Quran, yang hapal hadis, siapa pun Anda dari golongan mana pun Anda, silakan
ambil hadiah gratis Pusaka Madinah ini. Jangan malu-malu mengakui bahwa inilah
yang selama ini Anda cari-cari sampai buntu tidak dapat-dapat. Ambil dan
sebarkan seluas-luasnya agar umat Muhammad tidak ada lagi yang terculik oleh
islam-islam abangan dan kebatinan agar selamat semuanya tidak ada lagi rayhan
kaum muslim yang terculik ke alam jin, jadi penunggu rumah kosong atau pohon
keramat.

Nah, silakan mulai sekarang berkeliling kampung, cari orang-orang yang sedang
menjalani sakaratul maut. Praktikkan dan buktikan sendiri. InsyaAllah. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai