Anda di halaman 1dari 1

WIBISANA

10

Bagian ke enam yaitu Yudha Kandha menceritakan tentang Wibisana yang diusir Rahwana dan
akhirnya Wibisana bergabung dengan sang Rama. Sebelumnya Wibisana memberikan petunjuk agar
kakaknya yaitu Sang Rahwana mau mengembalikan Sinta kehadapan Rama, namun petunjuk tersebut
membuat Rahwana marah.

Wibisana disuruh pergi dari Alengka karena merasa tidak mendapat tempat di Alengka, Wibisana pergi
bersama empat rakshasa yang baik dan menghadap Rama. Dalam perjalanan ia dihadang oleh Sugriwa,
raja wanara yang mencurigai kedatangan Wibisana dari Alengka. Setelah Rama yakin bahwa Wibisana
bukan orang jahat, Wibisana menjanjikan persahabatan yang kekal. Dalam misi menghancurkan
Rahwana, Wibisana banyak memberi tahu rahasia Alengka dan seluk-beluk setiap rakshasa yang
menghadang Rama dan pasukannya. Wibisana juga sadar apabila ada mata-mata yang menyusup ke
tengah pasukan wanara, dan melaporkannya kepada Rama. Saat pasukan wanara berhasil dikelabui oleh
Indrajit, Wibisana adalah orang yang tanggap dan mengetahui akal Indrajit yang licik.

Ketika Kumbakarna maju menghadapi Rama dan pasukannya, Wibisana memohon agar ia diberi
kesempatan berbincang-bincang dengan kakaknya itu. Rama mengabulkan dan mempersilakan Wibisana
untuk bercakap-cakap sebelum pertempuran meletus. Saat bertatap muka dengan Kumbakarna,
Wibisana memohon agar Kumbakarna mengampuni kesalahannya sebab ia telah menyeberang ke pihak
musuh. Wibisana juga pasrah apabila Kumbakarna hendak membunuhnya. Melihat ketulusan adiknya,
Kumbakarna merasa terharu. Kumbakarna tidak menyalahkan Wibisana sebab ia berbuat benar.
Kumbakarna juga berkata bahwa ia bertempur karena terikat dengan kewajiban, dan bukan semata-
mata karena niatnya sendiri. Setelah bercakap-cakap, Wibisana mohon pamit dari hadapan Kumbakarna
dan mempersilakannya maju untuk menghadapi Rama.

Setelah Kumbakarna dan Rahwana dibunuh oleh Rama, Wibisana dan para sahabatnya
menyelenggarakan upacara pembakaran yang layak bagi kedua ksatria tersebut. Kemudian ia
dinobatkan menjadi Raja Alengka yang sah. Ia merawat Mandodari, janda yang ditinggalkan Rahwana,
dan hidup bersama dengan permaisurinya yang bernama Sarma. Wibisana memerintah Alengka dengan
bijaksana. Ia mengubah Alengka menjadi kota yang berlandaskan dharma dan kebajikan, setelah
sebelumnya rusak karena pemerintahan Rahwana.

Anda mungkin juga menyukai