Anda di halaman 1dari 3

Teks Ulasan Film

Yowis Ben

Identitas Film Yowis Ben

Sutradara : Fajar Nugros, Bayu


Skak
Penulis : Bagus Bramanti, Gea
Rexy, Bayu Skak
Aktor : Bayu Skak, Cut
Meyriska, Brandon
Salim, Joshua
Suherman
Produksi : Starvision Plus
Genre : Komedi

Sinopsis

Yowis Ben masuk dalam film kategori komedi. Tidak sekedar hahahihi, Yowis Ben punya pesan
anak muda harus semangat dalam berkarya. Terlihat dari keempat teman: Bayu (Bayu Skak), Doni
(Joshua Suherman), Yayan (Tutus Thomson), dan Nando (Brandon Salim) dalam membentuk band
impian mereka. Walaupun pada awalnya tujuan mereka untuk memberikan pembuktian pada
orang-orang sekitar, tapi mereka tidak ingin pembuktian yang sekedar menjadi orang eksis.
Mereka tidak ingin dikagumi orang karena ketampanan dan jumlah fans saja. Tapi mereka ingin
dikagumi dari sisi karya mereka.

Bayu -yang penjual pecel- dan Doni -si anak tidak berprestasi yang selalu dibandingkan dengan
adiknya- ingin memberikan pembuktian pada orang-orang yang selalu merendahkan mereka.
Keduanya ingin membuat band dengan mencari dua personil lain yang akhirnya mendapatkan
Yayan sebagai drummer dan Nando sebagai keyboardist. Mereka semua satu sekolahan, tapi
Yayan dan Nando lumayan berbeda karakter. Yayan bisa dibilang cowok muslim yang alimnya
kebangetan. Sedangkan Nando ini cowok ganteng tapi sama sekali tidak tergoda dengan cewek-
cewek yang selalu heboh cari perhatiannya.

Ketika band sudah berhasil dibentuk dan tidak sengaja mendapat nama Yowis Ben -dari petugas
persewaan studio-, mereka semakin semangat dalam latihan. Sering pulang terlambat karena
latihan di luar, membuat ayah Nando menyewakan satu set peralatan band untuk latihan di
rumahnya. Kemudahan dalam berlatih membuat mereka semakin banyak melahirkan lagu-lagu
baru. Walaupun kompetisi band pertama kalinya gagal total, mereka tidak menyerah. Terus
berlatih dan mencoba strategi baru dengan upload video musik di YouTube. Patungan beli kamera
untuk proses pembuatan video ternyata membuahkan hasil likes dan subscribers yang lumayan
banyak.
Susan (Cut Meyriska) si cewek idamanan Bayu pun mulai ngelirik pada kehebatan Bayu dan
teman-temannya. Susan dan Bayu menjadi semakin dekat dan sering keluar bareng. Ternyata
kedekatan mereka membuat kondisi Yowis Ben jadi kacau. Bayu jadi sering terlambat dan dinilai
kurang fokus pada Yowis Ben. Konflik dimulai saat tiga personil Yowis Ben mulai berontak pada
kelakuan Bayu. Susan pun jengkel pada Bayu dan ketiga temannya. Jadi ada kekacauan hubungan
antara Bayu, Susan, dan tiga personil lainnya. Yowis Ben hampir bubar. Aku bilang hampir, karena
tiga personil lain masih semangat, cuma Bayu saja yang mulai ogah-ogahan dan menyampaikan
kabar ke banyak orang kalau Yowis Ben sudah bubar.

Konfik mulai mereda saat Bayu menemukan fansnya yang ternyata menyayangkan kalau Yowis
Ben harus bubar. Dukungan dari ibunya juga mampu meluluhkan hari Bayu untuk kembali
memulai berkarya melalui Yowis Ben. Sedangkan Doni, Nando, dan Yayan bisa kembali
menerima Bayu katanya dari bujukan Susan. Tapi sayangnya tidak ditayangkan bagaimana Susan
membujuk ketiga orang itu.

Kelebihan
Film ini merupakan film dengan alur yang ringan dan menghibur. Benar-benar ringan, karena
konflik yang dihadirkan sudah cukup disebutkan jelas melalui trailer ataupun sinopsisnya. Bahkan
menurut saya, alur yang diberikan masih kasar, banyak jumping cerita padahal secara keseluruhan
alurnya cukup lambat. Hal ini mungkin dikarenakan pembagian porsi dengan guyonan-guyonan
sisipan yang kurang lembut.

Menurut saya, film ini fokus dan berkekuatan penuh pada guyonan-guyonan yang diberikan.
Guyonan tersebut antara lain: guyonan bahasa kasar/kotor keren Jawa Timuran (saya suka karena
saya juga misuhan, alias suka mengumpat), maupun guyonan segar dan update dengan materi
yang sedang tren. Di satu sisi kadang ada beberapa guyonan “njeglek” yang sulit diikuti orang
apalagi orang luar Jawa (Timur).

Untuk efek sedikit di atas rata-rata film Indonesia: sederhana dan kena. Sedangkan musiknya luar
biasa, saya mengakui kalau editing atau suntingan musiknya (dan tentu efeknya) sangat bagus,
bersih dan kena. Bangga ketika film Indonesia sudah semaju ini dalam menyajikan musik beserta
efeknya.
Kekurangan
Untuk tokoh-tokoh yang diperankan sudah cukup sesuai bagi para pemain utama ataupun pemain
kunci, hanya saja untuk beberapa tokoh porsinya terlalu sedikit dan tidak diceritakan sedikit lebih
dalam. Banyak penyelesaian konflik yang intinya “yowis ben, mestine ngunulah, penontone wis
reti.” alias “ya sudahlah, pastinya begitu, penontonnya sudah pada tahu”. Di satu sisi, beberapa
pemain pembantu dan figuran masih terlihat kaku dalam memerankan tokohnya. Apalagi hal ini
begitu kelihatan pada adegan ramai-ramai dalam satu layar. Sedangkan untuk pemeran dari artis
itu sendiri, hebatnya banyak diantaranya dihadirkan dari kalangan tokoh masyarakat yang cukup
terkenal, seperti dari artis youtube, stand up comedy maupun tokoh pelawak jaman dulu.

Rangkuman

Secara keseluruhan film ini begitu ringan dan menghibur. Film yang menceritakan tentang
perjuangan orang-orang yang mempunyai keinginan yang serupa. Keinginan untuk diakui. Film
yang lucu dan segar dengan segala guyonan umpatannya. Film yang mengenalkan, membanggakan
dan memajukan kebudayaan lokal dalam kehidupan sehari-hari kita. Anda seorang nasionalis yang
bangga budaya sendiri? Tontonlah Yowis Ben!

Anda mungkin juga menyukai