Anda di halaman 1dari 3

Nama :Christin Ivanna Joeng

NIM :2440057855

Kelas :LC33

Judul Film :Dewa Ruci

Dalang : by Ki Manteb Soedharsono

Produksi : GELAR

Tahun : 2000

Durasi : 1 jam 5 menit

Film ini bercerita tentang Bratasena merasa bingung dan ragu tentang dirinya sendiri. Ia
merasa hidupnya sebagai pendekar sia-sia, meski telah menjawab pertanyaan ini dalam hatinya,
Bratasena bertemu gurunya, pendeta Durna.Durna menasihati Bratasena bagaimana dia bisa
menemukan jawaban atas pertanyaannya
tentang bagaimana dan ke mana arah
kehidupan manusia. Syarat untuk menemukan
jawaban ini adalah pergi dan mencarinya di
Kayu Gung Susuhing Angin, yang terletak di
Gunung Candradimuka dan air suci yang
dikenal sebagai Tirta Prawita di dasar Laut
Minangkalbu.Dalam perjalanan penemuannya, akhirnya Bratasena bertemu dengan Dewa Ruci
yang tak lain adalah jati diri Bratasena. Dewa Ruci mengajak Bratasena masuk ke dalam
tubuhnya. Dan di sini ada dialog tentang esensi kehidupan manusia, seperti yang ditanyakan oleh
Bratasena.

Banyak nilai moral yang dapat diambil dari film “Dewa Ruci” tersebut. Film tersebut
mengajarkan kita tentang arti kehidupan melalui pemeran utamanya yaitu Bratasena. Tetapi tidak
hanya itu, dalam film ini juga terdapat nilai budaya, nilai religius, dan nilai sosial. Ditunjukan
dari adegan Bratasena selalu berpamitkan pada Ornagtuanya sebelum ia pergi, Bratasena
memiliki iman yang kuat sehingga ia dapat
mengalahkan kekuatan jahat Ketika mencari Kayu
Gung Susuhing Angin, dan keluarga – keluarga
Bratasena yang memberikan dukungan dari doa-
doa, lagu dan nasehat sebelum ia pergi.

Film ini memiliki kelebihan seperti media


edukasi kepada negara lain maupun masyarakat
Indonesia. Menampilkan salah satu budaya dari
Jawa yaitu wayang kulit yang dikemas secara
menarik menggunakan alat musik tradisional,
Bahasa Jawa dan lagu-lagu berbahasa jawa.
Hanya ada satu kelemahan dari film ini, karena
pertunjukan wayang dimainkan menggunakan
Bahasa Jawa maka saya tidak bisa mengerti apa
yang diucapkan oleh dalangnya, dan terkadang ada subtitle yang telat muncul maupun tidak
muncul.

Kesimpulannya, film ini cocok untuk semua umur. Film ini mengajarkan arti kehidupan,
sosial, agama dan budaya. Menampilkan seni-seni Indonesia yang tentunya dapat menumbuhkan
rasa cinta tanah air. Jika anda ingin mempelajari karya seni Indonesia, film ini akan cocok untuk
anda !

Hal pribadi yang membuat saya tertarik dengan film ini karena saya terkagum dengan
bagaimana pertunjukan ini dikemas. Wayang kulit yang didesain dengan sangat cantik, setiap
ornamen yang dipakai oleh wayangnya memiliki arti tersendiri dan dapat menggambarkan watak
si tokohnya. Sosok dalang yang memainkan wayang tersebut. Seorang dalang memainkan
wayang, bercerita, mengisi suara, dan terkadang bernyanyi. Hal itu membuat saya takjub,
menyadari bahwa satu orang dapat melakukan semua hal tersebut dan menghasilkan sebuah
cerita yang menarik. Tidak hanya itu saja, tambahan iringan musik untuk membangun suasana
juga sangat membantu saya untuk tetap menyaksikan sampai akhir.

Dari film ini saya mendapatkan banyak pelajaran yaitu dengan meningkatkan spiritualitas
diri kita akan mendapat ketenangan hati atau arti kehidupan. Hasil yang bagus didapatkan
dengan kerja keras, meminta pamit sebelum pergi, dan peduli terhadap keluarga dengan
mendoakannya. Film ini juga memotivasi saya untuk melestarikan, memelihara dan mempelajari
seni Indonesia. . Menjadi pribadi yang dapat mengapresiasi karya-karya bangsa dan ikut serta
menciptakan karya-karya tersebut. Menyaksikan seni-seni Indonesia yang lainnya ataupun
memperkenalkan seni wayang kepada generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai