Anda di halaman 1dari 2

Nama: Indiv Sultana Binavsi

Kelas: XI MIPA 3

Absen: 13

a. Judul film :
Susi susanti – love all

b. Data film, meliputi :


- Judul film: Susi susanti – love all
- Sutradara: Sim F.
- Genre: drama
- Produser: Reza Hidayat, Daniel Mananta
- Durasi: 1 jam 36 menit
- Main cast:
a. Laura Basuki sebagai Susi Susanti dewasa
b. Dion Wiyoko sebagai Alan Budikusuma
c. Jenny Chang sebagai Liang Chiu Sia
d. Chew Kin Wah sebagai Tong Sin Fu
e. Lukman Sardi sebagai MF Siregar
f. Farhan sebagai Try Sutrisno, Ketua Umum PBSI
g. Moira Tabina Zayn sebagai Susi Susanti kecil
h. Rafael Tan sebagai Hermawan Susanto
i. Kelly Tandiono sebagai Sarwendah Kusumawardhani
j. Delon Thamrin sebagai Rudy Gunawan, kakak Susi
k. Nathaniel Sulistyo sebagai Ardy B. Wiranata
l. Iszur Muchtar sebagai Risad Haditono, ayah Susi
m. Dayu Wijanto sebagai Purwa Benowati, ibunda Sus

c. Pendahuluan
Sim F. Ini sudah meraih prestasi sebagai berikut:
- Piala Iqbal Rais untuk Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana
- Indonesian Movie Actors Award untuk Film Terfavorit
d. Tubuh resensi
Perjuangan Susi Susanti dimulai pada usia 14 tahun saat bergabung dengan PB Jaya Raya hingga
menjadi atlet paling dicintai di Indonesia.
Melalui bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia, dan didorong oleh janji suci pada ayahnya, Susi
mendapat pengakuan dunia dengan meraih medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia.
Ketika sang negeri terjungkal dalam gejolak ekonomi, Susi membuktikan pada dunia bahwa
kepahlawanan tidak diukur dari tingginya prestasi, tetapi dari besarnya pengorbanan untuk
tanah airnya.
Tekad dan cinta Susi kepada Tuhan, keluarga, dan pasangan hidupnya-lah yang mengukir sejarah
olahraga Indonesia.

Kelebihan:
Terlepas dari kekurangannya, film Susi Susanti: Love All tetap dapat dinikmati oleh penonton,
terutama penonton yang memang menyukai olahraga bulutangkis.
Momen-momen ketegangan dalam pertandingan badminton digambarkan dengan baik. Sudut
pandang Susi Susanti sebagai atlet juga diterjemahkan dengan baik dalam filmnya berkat akting
dari Laura Basuki yang apik.
Karakter-karakter pendukung yang ada dalam film ini juga mendapat porsi dan pengembangan
karakter yang baik dari awal hingga akhir film.
Karakter pendukung dapat menambah humor dalam film ini hingga membuat film semakin
menghibur. Adegan romantis antara Susi Susanti dan Alan Budikusuma juga disajikan dengan
porsi yang cukup, sehingga esensi perjuangan Susi Susanti sebagai atlet tetap menjadi sajian
utama film ini.
Kekurangan:
Meski tone film sudah disesuaikan dengan nuansa Indonesia, khususnya Jakara pada tahun
1980-an dan 1990-an, namun tetap ada kesalahan pada salah satu gambar di adegan yang ada.
Namun kesalahan minor itu dapat dimaafkan mengingat sangat sulit untuk membuat potret
Jakarta pada tahun 80-an dan 90an dengan wajah Jakarta yang sudah sangat berubah saat ini.
Tim produksi film sudah berusaha untuk menutup wajah Jakarta saat ini dengan angle kamera
yang low angle. Namun kesalahan tetap sulit dihindari.
Selain itu, audio di beberapa adegan awal film ini terasa tumpang tindih sehingga ada dialog
yang tidak terdengar, dan cukup mengganggu.

e. Penutup
Alur yang disajikan memiliki dinamika yang naik turun. Kalian akan diajak bagaimana
awal susahnya seorang Susi remaja dalam memulai pelatihannya di PB Jaya. Dukungan dari
ayahnya menjadikan semangat Susi untuk menjadi atlet terbaik.
Dalam beberapa bagian, sekuens terasa terlalu cepat sehingga kurang bisa dinikmati.
Hal yang terlalu dramatis malah sering muncul saat Susi mulai bertanding. Bisa jadi maksudnya
agar terbangun suasana detikk-detik kemenangan. Meski, kesannya malah jadi berlebihan.
Manisnya cinta remaja yang dirasakan Susi dan Alan juga menjadi salah satu aspek yang
mendukung dinamika dalam film ini. Bagaimana kekuatan cinta antara mereka bukan
melemahkan, tapi malah menguatkan satu sama lain. Walaupun di beberapa bagian dramanya
agak terlihat terlalu cheesy, tapi enggak terlalu mengganggu jalan ceritanya.
Ada beberapa adegan dalam film juga yang menyentil pemerintahan pada masa itu
ketika konflik terhadap etnis Tionghoa. Saat itulah jiwa nasionalisme Susi diuji karena dia harus
mengharumkan nama bangsa, tapi juga “harus survive” karena berdarah Tionghoa dan fim ini
layak untuk diacungi jempol.

Anda mungkin juga menyukai