Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.

P NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI


MASA KEHAMILAN UMUR 0 HARI DI RSUD RA KARTINI JEPARA

DOSEN PEMBIMBING : SRI HADI SULISTIYANINGSIH, S.Si.T., M.Kes

NAMA KELOMPOK:

1. AGUSTINA RIFTIANGGI (1317002)


2. DIAH AYU SULASTRI (1317006)
3. EVA INDRIANTI (1317008)
4. FEBYOLA SHISKHI AMANDA (1317009)
5. KRISNA ANGELIA RAHMAN (1317014)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Ny. P Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 0 Hari
di RSUD RA Kartini Jepara.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen Pembimbing kami yang selalu memberikan dorongan, kritik dan masukan kepada
kami.
2. Pembimbing lahan yang selalu membimbing kami, memberikan dorongan, kritik, dan
saran selama kami selama praktik.
3. Teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati Tahun Akademik
2018/2019 yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada kami

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
karya ilmiah agar menjadi lebih baik lagi. Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Pati, 19 Desember 2018

Penyusun

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan hasil diskusi


Mata Kuliah : Praktik Klinik Kebidanan I
Telah disetujui
Hari, tanggal : 2019

Dosen Pembimbing

(Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T.,M.Kes)

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan Tindakan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat ...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian .............................................................................................................. 3
B. Perubahan Fisiologis Pada BBL ............................................................................ 4
C. Kunjungan Neonatus ............................................................................................... 6
D. Penatalaksanaan awal Bayi Baru Lahir .................................................................. 7
E. Pengkajian Bayi Segera Setelah Lahir .................................................................... 12
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Resume Kasus ......................................................................................................... 16
B. Pengkajian .............................................................................................................. 18
C. Asuhan Kebidanan pada BBL ................................................................................. 20
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................... 34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 36
B. Saran ....................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital atau cacat bawaan yang berat.
Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan (Prawirohardjo,2009).
Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2017 angka kelahiran bayi hidup di
Indonesia sebesar 4.840.511 bayi dan di Jawa Tengah sebesar 537.258 bayi.
Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat dari hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi
cold stress, yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hiplogikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak (Prawirohardjo, 2009).
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan bayi baru
lahir sehingga bayi yang baru lahir dapat bertahan hidup dari intrauterine ke ekstrauterin
dengan baik, karena periode ini merupakan periode yang paling kritis dala fase pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi bau lahir perlu
diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak.
Berdasarkan uraian diatas, kami mengambil kasus asuhan kebidanan bayi baru lahir
pada bayi Ny. P neonatus cukup bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 2 Hari di RSUD RA
KARTINI JEPARA dengan harapan untuk mengetahui penanganan yang tepat dan aman di
berikan pada bayi baru lahir dengan Neonatus cukup bulan sebagai salah satu cara untuk
mengurangi angka kematian bayi baru lahir khususnya dengan asuhan yang tepat.
Asuhan yang dilakukan pada bayi Ny. P neonatus cukup bulan Sesuai Masa Kehamilan
Umur 2 Hari di RSUD RA KARTINI sudah sesuai standart operasional prosedur, di mulai
dari menilai sepintas (warna, tangisan, gerakan), mengeringkan tubuh bayi, melakukan

1
pemotongan tali pusat, pengukuran antropometri, pemberian salep mata, penyuntikan vit K,
kemudian 1 jam setelahnya dilakukan penyuntikan HB0 dan pemantauan pada bayi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan kondisi bayi baru lahir.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada BBL
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa/masalah potensial pada BBL
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera dari diagnose/masalah potensial pada
BBL
e. Mahasiswa mampu membuat petrencanaan tindakan sesuai diagnosa
f. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dan mendokumentasikan hasil tindakan
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapat pengalaman nyata di lapangan atau lahan praktek serta dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan
DIII Kebidanan
2. Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan dan
pemberian asuhan yang sesuai untuk bayi baru lahir normal
3. Bagi Klien
Diharapkan orang tua mampu untuk melakukan perawatan bayi baru lahir normal sesuai
dengan asuhan kebidanan yang diberikan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia
0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk
dapat hidup dengan baik. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan,
namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan
yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa (Rahardjo kukuh, marmi,2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram ( Depkes RI ,2005 ).

B. Ciri-Ciri Bayi Normal:


1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang Badan lahir 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Frekuensi jantung 180 denyut/ menit, kemudiaan menurun sampai 120-140 denyut/
menit.
6. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah
turun (pada laki-laki).
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

3
12. Refleks moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan gerakan tangan seperti
memeluk.
13. Eliminasi, baik urine dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama

C. Perubahan Fisiologis Pada Bayi


Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan
lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelumnya bayi hanya cukup
beradabtasi dengan kehidupan intra uteri. Perubahan fisiologis bayi baru lahir diantaranya
sebagai berikut:
1. Sistem pernafasan
Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal bernafas yang dapat di pengaruhi
oleh keadaan hipoksia pada ahir persalinan dan rangsangan fisik (lingkungan) yang
merangsang pusat pernafasan medula obligata di otak. Selain itu juga terjadi tekanan
rongga dada karena kompresi paru salama persalinan, sehingga merangsang masuknya
udara ke dalam paru, kemudian timbulnya pernafasan dapat terjadi akibat intraksi sistem
pernafasan itu sendiri dengan sistem kardiofaskuler dan susunan saraf pusat. Selain itu
adanya surfaktan dan upaya respirasi dalam bernafas dapat berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi.
Survaktan tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
menstabilkan dinding alveolus untuk mencegah kolaps. (A. Aziz Alimul Hidayat,
2008:64)
2. Sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen di dalam alveoli meningkat
sebaiknya tekanan karbondioksida turun. Hal ini mengakibatkan turunya resistensi
pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat ini
menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian di potongnya tali
pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena cavainferior dan foramen ovale ke artrium
kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di artrium kanan ini menyebabkan foramen
ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar
badan ibu. ( Sarwono, 2007 : 255)

4
3. Perubahan sistem gastrointestinal
Proses menghisap dan menelan sudah dimulai sebelum lahir. Reflek gumoh dan
batuk sudah terbentuk ketika bayi lahir. Kemampuan menelan dan mencerna makanan
masih terbatas, mengingat hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna yang dapat menyebabkan gumoh dan kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih
30 cc. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008:65)
4. Metabolisme glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan dipertahankan oleh si
bayi itu sendiri serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Guna
memperbaiki atau mengetahui kondisi tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan air
susu ibu, penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis), dan pembuatan glukosa dari
sumber lain kususnya lemak ( glukoneogenesis). Seorang bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa dalam hati. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008:65)
5. Perubahan suhu
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada pada tempat yang suhunya lebih rendah
dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 25 0C
maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konversi dan radiasi sebanyak 200
kalori/kg berat badan per menit sedangkan pembentukan panas dapat diproduksi hanya
1/10 dari pada yang tersebut diatas,dalam waktu yang bersamaan.hal ini akan
menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2 0C dalam waktu 15 menit. Kejadian ini
akan sangat berbahaya untuk neonatus terutama bayi baru lahir rendah dan bayi asfiksia
karena itu mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan uhu tersebut dengan vaso
kontriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sndiri. Akibat suhu tubuh yang rendah
metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolik pada semua neonatus akan
bertambah berat sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat hipotermi ini juga dapat
menyebabkan hipoglikemia. Kehilangan panas dapat dikurangi dengan mengatur suhu
lingkungan (mengeringkan pembendungan badan dan kepala dan kemudian meletakan di
tempat yang hangat seperti pangkuan ibu. Tempat tidur dengan botol-botol hangat sekitar
bayi atau dalam inkubator dan dapat pula di bawah sorotan lampu. . ( Sarwono, 2007)

5
6. Sistem kekebalan tubuh
Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami proses penyesuaian
dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan
koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung. Perkembangan kekebalan alami kepada tingkat sel oleh sel darah akan
membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan
terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia.(A. Aziz Alimul Hidayat, 2008:65)
7. Produksi panas ( suhu tubuh)
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu di luar uterus. Fluktuasi ( naik turunnya) suhu didalam uterus
minimal,rentang maksimal hanya 0,6 derajat C sangat berbeda dengan kondisi diluar
uterus.
Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi
a. Luasnya permukaan tubuh bayi
b. Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu di sekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi
yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan
telanjang selama menunggu placenta lahir meskipun lingkungan disekitar bayi cukup
hangat. Gejala Hipotermi :
a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, maka bayi menjadi kurang aktif,
latergi,hipotonus, tidak kuat menghisap ASI, dan menangis lemah.
b. Pernapasan megap-megap dan lambat, serta denyut jantung menurun.
c. Timbul sklerema : kulit mengeras bewarna kemerahan terutama dibagian punggung,
tungkai dan lengan.
d. Muka bayi berwarna merah terang.
e. Hipotermi menyebabkan terjadinya metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, icterus, dan kematian.

6
Berikut ini merupakan penjelasan lengkap tentang empat mekanisme kemungkinan
hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke tubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi. ( pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak
langsung ).
b. Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang
hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara.
c. Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih
dingin ( pemindahan panas antar dua objek yyang mempunyai suhu berbeda).
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembapan
udara ( perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap). Evaporasi
dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, aliran udara
yang melewati.

D. Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga
dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal kunjungan neonatus atau bayi
baru lahir antara lain:
1. Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
b. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara
keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan
kesehatannya.

7
c. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama
6 jam pertama.
d. Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
e. Pemberian ASI awal.
2. Kunjungan II Pada hari ke-3 setelah persalinan
a. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
b. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
c. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
d. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk
3. Kunjungan III Pada minggu ke-2 setelah persalinan
a. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
b. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
c. Bayi harus mendapatkan imunisasi
4. Kunjungan IV Pada 6 minggu setelah kelahiran
a. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
b. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
c. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan
imunisasi

E. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir


1. Perawatan tali pusat
Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitanm tali pusat dengan klem pada
sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat ) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar
pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm
dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu. Pegang tali pusat diantara
kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,
tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan
gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Setelah memotong tali pusat, ganti handuk
basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Pastikan bahwa
bayi terselimuti dengan baik.

8
a. Mengikat Tali Pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka
lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat ( bila
tersedia).
1) Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) kedalam larutan klorin 0,5 %
untuk membersihakan darah dan sekresi lainnya.
2) Bilas tangan dengan air disinfeksi tingkat tinggi
3) Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk bersih atau kering
4) Ikat punggung tali pusat dengan jarak sekitar 1cm dinding perut bayi (pusat).
Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat disinfektan tingkat tinggi atau
steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali
pusat.
5) Jika pengikat dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang disekeliling
puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian yang
berlawanan.
6) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5 %
7) Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.

b. Cara merawat Tali Pusat


1) Jangan membungkus putung tali pusat atau perut perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun keputung tali pusat
2) Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya
3) Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotongan tali pusat tidak
terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah/lembab.
4) Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
a) Lipat popok dibawah putung tali pusat
b) Jika putung tali pusat kotor, bersihkan ( hati-hati) dengan air DTT dan sabun
segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih
c) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah,
bernanah atau berdarah atau berbau.

9
d) Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau
darah atau berbau
e) Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau
darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi yang
baru lahir.
2. Mempertahankan suhu bayi/ Mencegah hipotermi
a. Mencegah kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperatur suhu tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi
dengan hiportemia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau
bhakan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan
yang relatif hangat.
b. Mekanisme kehilangan panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena penguapan cairan tubuh pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilaangan panas
juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Contohnya meja, tempat tidur, dan timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
3) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan
yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi
jika konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.

10
4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh tubuh bayi.
Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap
radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
3. Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. untuk bayi yang sehat,
hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. jika bayi tidak
memberikan respon terhadap pengeringan, rangsangan dan menunjukkan tanda-tanda
kegawatan, segera lakukan untuk membantu pernafasan.
a. Macam-macam Reflek :
1) Pada mata , pupil bila diberi cahaya akan mengecil
2) Rooting reflek (reflek mencari puting susu): bayi akan menoleh kearah dimana
terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya
disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
3) Grasp reflek (reflek menggenggam): bila jari kita menyentuh telapak tangan, maka
jari-jarinya akan menggenggam dengan kuat.
4) Babinski reflek (pada anggota bawah telapak kaki, bila jari-jari yang lain
membengkok kedepan dan membengkok kedepan)
5) Moro reflek (reflek emosional): bila bayi diangkat akan seolah-olah mengangkatkan
tubuh pada orang yang mendekatnya.
6) Startle reflek (reflek emosional): hentakan dan gerakan seperti mengenjang pada
lengan dan tangan disertai tangisan yang kuat
7) Tonick nek reflek: gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi
ditengkurapkam ia akan spontan memiringkan kepala.
8) Swallowing reflek (reflek menelan): kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak
otot-otot daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan reflek menelan dan
mendorong ASI ke dalam lambung.
4. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K. Jenis vitamin K yang digunakan
adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg
vitamin K1 per 1 ml. Injeksi disuntikkan secara Intra Muscular dipaha kiri bagian

11
anterolateral sebanyak 1 mg segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir
akibat defesiensi vitamin K. vitamin K1diberikan sebelum pemberian imunisasi HB0
dengan selang waktu 1-2 jam.
Latar belakang:
1) 67% AKB merupakan kematian neonatus, diantaranmya perdarahan akibat
defisiensi Vit K
2) Perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain
3) Kejadian : usia 2 minggu – 6 bulan
4) Perdarahan intrakranial : komplikasi tersering (63%)
a. Faktor resiko antara lain :
1) Rendahnya kandungan vit K1 dalam ASI
2) Belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru lahir, terutama prematur
3) Konsumsi obat-obatan selama hamil
4) Adanya diare/sindrom malabsorpsi
5. Perawatan mata
Tetesan mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu dan
keluarga memotong dan diberi ASI. Untuk pencegahan penyakit mata pada jam pertama
persalinan yaitu pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasikin 1% atau
cloramfinicol. Obat mata yang biasa digunakan untuk bayi baru lahir biasanya
gentamicyn 0,3%. Salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah
kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam
setelah kelahiran. Cara pemberian profilaksis mata :
a. Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir)
b. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut
c. Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat
dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata.
d. Ujung tabung salep mata tak boleh menyentuh mata bayi
e. Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
mengahapus obat-obatan tersebut.

12
6. Identifikasi BBL
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca
persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan
harus tetap ditempatkan sampai waktu bayi dipulangkan.
a. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
b. Pada alat/ gelang identifikasi harus tercantum :
1) Nama
2) Tanggal Lahir
3) Jenis Kelamin
4) Sidik telapak kaki bayi dan jari ibu
c. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identitas.
d. Sidik telapak tangan kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak dicatatan yang tidak
mudah hilang, ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan
catatan dalam rekam medik. (Abdul Bari Saefudin, 2002 : N-35)

F. Pengkajian Bayi Segera Setelah Lahir


a. Pengkajian pertama
Dimulai segera selama menit – menit pertama kelahiran menggunakan skoring
APGAR. Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan
pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi didekat ibu
(diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut
bersih dan kering. segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan :
1) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas ? (APN,2007 : 96)

NO Tanda 0 1 2
1 Appearance(warna kulit) Pucat Badan kemerahan, Seluruh badan
ekstremitas biru kemerahan
2 Pulse rate Tidak <100x/menit >100x/menit
ada
3 Grimace(reaksi rangsangan) Tidak Sedikit gerak-gerik Batuk/bersin
ada mimic

13
4 Activity(tonus otot) Tidak Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
ada fleksi
5 Respiration(pernafasan) Tidak Lemah/tidak teratur Baik/ menangis
ada

Keterangan :
Nilai 7 – 10 : ringan / normal
Nilai 4 – 6 : asfeksia sedang
Nilai 1 – 3 : asfeksia ringan
b. Pengkajian II (periode transisi)
Periode transisi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah periode pertama
reaktifitas dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Tahap
kedua periode tidur berlangsung sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam.
Tahap ketiga periode kedua reaktivitas dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam.
1) Tahap I (periode reaktivitas I )
Tahap pertama adalah periode pertama reaktifitas dimulai pada saat bayi baru lahir dan
berlangsung selama 30 menit.
a) Karakteristik bayi sebagai berikut :
(1) Tanda-tanda vital: frekuensi nadi apikal yang cepat dengan irama yang tidak
teratur, frekuensi pernafasan mencapai 80 kali / menit, irama tidak teratur,
ekspirasi mendengkur serta adanya retraksi.
(2) Fluktuasi warna kulit merah muda pucat ke sianosis. Bising usus belum ada atau
pergerakan usus, bayi belum berkemih.
(3) Bayi masih dengan sedikit mukus, menangis kuat, reflek menghisap yang kuat.
(4) Mata bayi terbuka lebih lama dari pada hari selanjutnya. Saat ini adalah waktu
yang paling baik untuk memulai proses periode interaksi antara ibu dan bayi.
b) Asuhan :
(1) Kaji dan pantau frekuensi jantung dan pernafasan, setiap 30 menit pada 4 jam
pertama setelah kelahiran.
(2) Jaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36,5 0C – 37 0C) dengan penggunaan
selimut hangat diatas kepala.

14
(3) Tempatkan ibu dan bayi bersama-sama kulit ke kulit, untuk memfasilitasi
interaksi ibu dan bayi.
2) Tahap II (periode tidur)
Berlangsung setelah 30 menit setelah lahir atau dimulai setelah periode reaktivitas
pertama sampai 2 jam.
a) Karakteristik bayi sebagai berikut :
(1) Bayi dalam keadaan tidur, frekuensi jantung dan pernafasan menurun.
(2) Kestabilan warna kulit terdapat beberapa akrosianosis.
(3) Bising usus bisa didengar.
b) Asuhan : Fase tidur ini bayi tidak berespon terhadap stimulus eksternal, orang tua
dapat memeluk dan mengendongnya.
3) Tahap III (periode reaktivitas II)
Periode kedua reaktivitas dimulai dari usia 2 jam sampai 4-6 jam.
a) Karakteristik :
(1) Bayi mempunyai tingkat sensivitas tinggi terhadap stimulus internal dan
lingkungan. Kisaran frekuensi nadi apikal dari 120 sampai 160 kali / menit dan
dapat bervariasi mulai (< 120 kali / menit) hingga takikardia (> 160 kali /
menit). Frekuensi pernafasannya berkisar dari 30 sampai 60 kali / menit,
dengan periode pernafasan yang lebih cepat, tetapi pernafasan tetap stabil
(tidak ada pernafasan cuping hidung ataupun retraksi).
(2) Fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan
disertai dengan bercak-bercak.
(3) Bayi kerap kali berkemih dan mengeluarkan mekonium selama periode ini.
(4) Peningkatan sekresi mukus dan bayi tersedak saat sekresi.
(5) Reflek menghisap sangat kuat dan bayi sangat aktif.
b) Asuhan :
(1) Observasi bayi terhadap kemungkinan tersedak saat pengeluaran mukus.
(2) Observasi kemungkinan apnoe dan stimulasi segera jika diperlukan misalnya,
masase punggung bayi, miringkan bayi.
(3) Kaji kebutuhan bayi untuk memberikan ASI. (Muslihatun,2010)

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. RESUME KASUS
By. Ny. P neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari, lahir spontan
pervaginam jam 22.15 WIB, jenis kelamin perempuan menangis kuat, gerak aktif dan
seluruh tubuh merah jambu. Nama ibu Ny. P, nama ayah Tn. A, umur ibu 26 tahun, umur
ayah 28 tahun, pekerjaan ibu IRT, pekerjaan ayah kontraktor, pendidikan ayah SD dan ibu
SMA, suku / bangsa ayah dan ibu Jawa/Indonesia, Agama ayah dan ibu Islam, alamat
Keling Jepara. Kebiasaan waktu hamil makanan tidak ada pantangan, obat-obatan / jamu
tidak pernah ,merokok tidak pernah. Riwayat persalinan umur kehamilan 37 minggu tanggal
/ jam persalinan 27 Desember 2018 / 22.15 wib, jenis persalinan spontan, lama persalinan
kala I : 8 jam, kala II: 15 menit, kala III: 5 menit, kala IV 2 jam, penolong persalinan bidan,
komplikasi ibu tidak ada, komplikasi BBL tidak ada, bounding attachment ibu menunjukkan
setelah bayi dilakukan pemotongan tali pusat, selanjutnya bayi dilakukan IMD, terlihat bayi
menemukan putting ibu ± 25 menit dan menyusu kuat pada ibu nya, adanya kontak mata
ibu terhadap bayinya dengan kasih sayang, ibu memberikan sentuhan dengan
mengeksplorasi tubuh bayi yaitu mengelus badan bayi. Nilai APGAR 1/5/10 yaitu 9/10/10.
Pemeriksaan fisik umum, KU baik, tanda-tanda vital RR 42X/menit, teratur, suhu 36,9°C,
nadi 138X/menit. Antropometri BB/PB/LK/LD 3200 gram/50 cm/32 cm/34 cm Pemeriksaan
fisik khusus kepala muka simetris, tidak oedem ubun-ubun tidak ada penonjolan / penekanan
pada fontanela, tidak ada penonjolan pada sutura, mata bersih, tidak ada pembengkakan
pada kelopak mata, telinga bersih,simetris, mulut bersih,tidak ada mukus, palatum normal,
hidung bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, leher klavikula teraba kanan dan kiri,
dada simetris, nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, abdomen pembesaran hati tidak
teraba, tidak ada perdarahan pada tali pusat, terdapat 1 vena dan 2 arteri, punggung halus
dan tidak ada tumpukan rambut pada punggung bawah, tidak ada spinabifida. Genetalia
labia minora sudah tertutup oleh labia mayora, anus normal, tidak atresia ani, ekstremitas
atas normal, jari-jari lengkap, tidak keriput, ekstrimitas bawah tungkai normal, jari-jari
lengkap. Bayi sudah mendapatkan suntikan vit K 1 ml, salep mata gentamicin 0,3 %, dan
imunisasi HB0. Nadi bayi segera setelah lahir 138x/menit.. Pernafasan setelah lahir
42x/menit, kemudian pada usia 1 hari pernafasan 46x/menit, pada hari ke 2 pernafasan

16
42x/menit. Bayi selalu hangat, suhunya berkisar 36,5-37°C, sehingga bayi tidak hipotermi
ataupun hipertermi. Warna kulit kemerah-merahan, tidak sianosis dan tida ikterus. Reflek
primitif sebagian sudah ada seperti Reflek moro baik, bila bayi dikagetkan bayi mengangkat
tangannya, reflek Babysnsky baik, jari jempol mengarah kedepan dan jari lainnya
mengembang jika kaki dirangsang, reflek rooting baik, saat puting ibu didekatkan kemulut
bayi, bayi langsung menoleh, reflek graps baik, tangan menggenggam bila disentuh telapak
tangan nya, reflek sucking baik, saat menyusu bayi menghisap kuat dan tidak tersedak,
reflek tonic neck sudah ada,. Reflek walking belum, reflek ini akan muncul saat bayi berusia
1 bulan. Bayi disusui pertama kali pada saat periode tidur, dan bayi sudah miksi (BAK) pada
saat periode reaktifitas II, pada usia 8 jam bayi sudah defekasi (BAB), dan sudah
dimandikan dan dilakukan perawatan tali pusat. Ibu sudah diberikan KIE tanda bahaya bayi
baru lahir, KIE tehnik menyusui yang benar dan ASI Eksklusif. Ibu mengatakan akan
memberikan ASI Eksklusif, ibu juga sudah bisa menyusui dengan tehnik yang benar.
Sebelum bayi pulang, ibu sudah diajarkan memandikan bayi, dan diberikan KIE perawatan
tali pusat serta diberi informasi jadwal imunisasi dasar lengkap.

17
B. KASUS
I. PENGKAJIAN
Identitas / Biodata
Nama Bayi : By. Ny. P
Umur : segera setelah lahir
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny. P Nama Ayah : Tn. A
Umur : 26 Tahun Umur : 28 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kontraktor
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Keling Jepara Rt 04/ Rw 06

Anamnesis Pada Tanggal : 27 Desember 2018 Pukul 22.45 WIB


Jenis Anamnesa : Allow Anamnesa
1. Keluhan Utama / Alasan Datang : Bayi Lahir Spontan Pervaginam Jam 22.15 WIB,
Perempuan, Menangis Kuat, Gerak Aktif dan Seluruh Tubuh Merah Jambu.
2. Riwayat Antenatal
a. P2 A0 Ah 2
b. ANC : >4x di Bidan
c. Kenaikan BB
 Sebelum hamil : 52 kg
 Selama Hamil : 65 Kg
d. Riwayat Penyakit Selama Hamil :
Ny. P mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung berdebar-debar,
kepala pusing hebat, batuk berkepanjangan, sesak napas, sering haus, sering lapar
dan sering kencing.

18
e. Komplikasi Ibu :
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan seperti mual muntah yang
berlebihan, perdarahan baik hamil muda maupun hamil tua, tidak ada keluhan
pusing hebat,pandangan kabur.
f. Komplikasi Janin :
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan, seperti janin tidak bergerak, dan
tidak ada keturunan kembar.
g. Kebiasaan Waktu Hamil :
 Makanan :
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada pantangan makanan,ibu makan dengan
porsi sedang sehari 3 kali yaitu nasi putih beserta lauk berupa sayur sayuran
seperti kangkung, bayam, kacang panjang dll. Lauk pauk berupa, ikan,
tempe/tahu, telur. Ibu minum air putih >7-8 kali sehari .
 Obat-obatan/Jamu :
Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan/jamu selain pemberian dari tenaga
kesehatan, ibu mengkonsumsi obat-obatan dari tenaga kesehatan seperti tablet Fe
tiap hari 1 tablet dengan dosis 60 mg.
 Merokok :
Ibu tidak pernah merokok
3. Riwayat Persalinan :
a. HPHT : 12 April 2018
b. HPL : 19 Januari 2019
c. Umur Kehamilan : 37 Minggu
d. Tanggal/jam persalinan : 27 Desember 2018 / 22.15 WIB
e. Jenis Persalinan : Spontan
f. Lama Persalinan :
 Kala I : 8 jam
 Kala II : 15 menit
 Kala III : 5 menit
 Kala IV : 2 Jam

19
g. Penolong Persalinan : Bidan
h. Komplikasi Ibu : Tidak Ada
i. Komplikasi BBL : Tidak Ada
j. Bounding Attachment : setelah bayi dilakukan pemotongan tali pusat,
selanjutnya bayi dilakukan IMD,terlihat bayi mencari putting ibu dan setelah
menemukan putting susu, bayi langsung menyusu pada ibu nya, adanya kontak
mata ibu terhadap bayinya dengan kasih sayang, ibu memberikan sentuhan dengan
mengeksplorasi tubuh bayi yaitu mengelus badan bayi.
k. Menetek Pertama Kali : pada saat dilakukan IMD setelah bayi menemukan
putting susu ± 25 menit segera setelah lahir.
l. Nilai Apgar 1/5/10
No. Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1. Denyut jantung 110x/menit 110x/menit 110x/menit

2. Pernafasan Teratur dan Teratur dan Teratur dan


menangis kuat menangis kuat menangis kuat

3. Tonus Otot Anggota tubuh Seluruh tubuh Seluruh tubuh gerak


sedikit fleksi gerak aktif aktif

4. Reflek Menangis Menangis Menangis

5. Warna kulit Merah muda Merah muda Merah muda

Jumlah 9 10 10

II. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum : Baik

20
b. Tanda Vital
 RR : 42x /menit
 Suhu : 36,9 0 C
 Nadi : 138x /menit
c. warna kulit : merah muda
2. Antropometri
 (Saat lahir)
 BB/PB/LK/LD :
3200 gram/50 cm/32 cm/34 cm
 (saat ini)
 BB :
3200 gram
3. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Kepala
 Muka : Simetris, tidak oedem, warna kulit kemerahan.
 Ubun-ubun : Tidak ada penonjolan/penekanan pada fontanela,tidak ada
penonjolan pada sutura
 Mata : Bersih,tidak ada perdarahan pada mata, konjungtiva
merah muda, sclera putih.
 Telinga : Simetris dan ujung atas telinga terletak diatas garis
imajiner
 Mulut : Bersih,tidak ada mukus,palatum normal
 Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
b. Leher : Klavikula teraba kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan
pada kelenjar tiroid dan vena jugularis.
c. Dada : Terdapat vernik caseosa, simetris, nafas teratur, tidak ada
retraksi dinding dada
d. Abdomen : Terdapat vernik caseosa, Tidak ada perdarahan pada tali
pusat, terdapat 1 vena dan 2 arteri (tali pusat terbungkus
kassa)
e. Punggung : Halus dan tidak ada tumpukan rambut pada punggung

21
bawah, tidak ada spinabifida
f. Warna kulit : merah muda
g. Genetalia : Labia minora sudah tertutup oleh labia mayora
h. Anus : Normal, tidak atresia ani
i. Ekstremitas Atas : normal, jari-jari lengkap, tidak keriput
j. ekstremitas bawah : tungkai normal, jari-jari lengkap
4. Reflek
a. R. Moro : Baik, pada saat bayi dikagetkan bayi mengangkat tangannya
b. R. Babynsky : Baik, jari jempol mengarah kedepan dan jari lainnya
mengembang jika telapak kaki dirangsang
c. R. Rooting : Baik, pada saat pipi bayi disentuh dengan jari, langsung menoleh
d. R. Walking : pada saat bayi diangkat, ada gerakan pada kedua kaki bayi seperti
berjalan
e. R.Graps : Baik, pada saat telapak tangan disentuh, menggenggam
f. R. Sucking : Baik,saat menyusu bayi menghisap kuat dan tidak tersedak
g. R. Tonic Neck: Baik, bayi dapat menoleh kekanan dan kiri ketika bayi
ditengkurapkan.
5. Eliminasi
a. Miksi : belum
b. Defekasi : belum

22
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. P NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN UMUR 0 HARI
DI RSUD RA KARTINI JEPARA

Interpretasi
Dx Antisipasi/
data (diagnosa,
No. Tgl/Jam Pengkajian potensial/tinda tindakan Intervensi Implementasi Evaluasi
masalah,
kan segera segera
kebutuhan )
1. Kamis, DS : Bayi Ny. P Tidak ada Tidak ada 1. Lakukan 1. Melakukan penilaian 1. DS : menangis kuat
27 Bayi lahir jam 22.15 neonatus cukup penilaian segera segera setelah lahir DO : warna kulit
Desembe WIB, perempuan, bulan sesuai masa setelah lahir meliputi warna kulit, merah jambu , gerak
r 2018 menangis kuat, tubuh kehamilan umur tangisan, gerak aktif .
Pukul merah muda dan 0-6 jam
22:15 bergerak aktif. 2. Lakukan Hisap 2. Menghisap lendir bayi 2. DS : -
WIB DO : lendir menggunakan suction. DO : lendir berwarna
Tidak ada kelainan jernih
Pemeriksaan fisik
dalam batas normal 3.Lakukan 3.Melakukan pemotongan 3.DS : -
APGAR score pemotongan tali tali pusat dan melakukan DO : sudah dilakukan
9/10/10 pusat dan perawatan tali pusat pemotongan tali pusat
KU : baik perawatan tali pusat dengan cara dibalut terdapat 2 arteri 1 vena
Status present : stabil menggunakan kasa steril Tali pusat masih basah
RR: 42x/menit dan sudah dibalut kasa
N: 138x/menit steril
S: 36,5 C

20
BB bayi: 3200 gr 4.Keringkan bayi. 4.Mengeringkan bayi 4.DS: -
PB Bayi: 50 cm dengan menggunakan DO : bayi sudah
LK/LD: 32/34 cm. kain bersih. dikeringkan
Pemeriksaan fisik menggunakan kain.
dalam batas normal.
Reflek morro: positif 5. Lakukan 5. Melakukan penilaian 5. DS: -
kuat (saat bayi penilaian APGAR APGAR score pada menit DO:
score
dikagetkan 5/10 yang meliputi warna APGAR Score menit 1
tangannya kulit, pernafasan, dengan score 9
mengangkat) aktivitas, denyut jantung, meliputi : menangis
R. babynsky: positif reflek kuat, warna kulit
kuat (jari-jari kaki merah muda, gerak
mengembang & ibu tubuh sedikit fleksi.
jari kaki dalam posisi Menit ke 5 dan 10 nilai
dorso fleksi ) APGAR 10/10
R. rooting: positif meliputi menangis
kuat (saat diberi kuat, seluruh tubuh
rangsangan dipipi gerak aktif, pernafasan
langsung menoleh) teratur , denyut
R. Walking: pada jantung 110/menit.
saat bayi diangkat,
kaki tampak berjalan
R. Graps: baik
(tangan

21
menggenggam saat 6. Lakukan IMD 6. Melakukan IMD 6.DS: Ibu bahagia
disentuh) dengan meletakkan bayi dengan kelahiran anak
R. Sucking: positif diatas perut ibu keduanya dan
kuat (saat menyusu mendekapnya dengan
isapan sangat kuat) penuh kasih sayang
serta mengelusnya
DO: bayi sudah
menemukan puting
susu ibu dan menetek

2. Pukul 7. Lakukan 7.Melakukan 7.DS: -


22:45 pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pada DO:
WIB pada BBL bayi baru lahir meliputi KU : baik
status present, Status present : baik
pemeriksaan RR: 42x/menit.
antopometri, dan reflek. N: 138x/menit
S: 36,5 C
BB bayi: 3200 gr
PB Bayi: 50 cm
LK/LD: 32/34 cm.
Pemeriksaan fisik
dalam batas normal.
Reflek morro: positif
kuat (saat bayi

22
dikagetkan tangannya
mengangkat)
R. babynsky: positif
kuat (jari-jari kaki
mengembang & ibu
jari kaki dalam posisi
dorso fleksi )
R. rooting: positif kuat
(saat diberi rangsangan
dipipi langsung
menoleh)
R. Walking: baik, saat
bayi diangkat kaki bati
tampak berjalan
R. Graps: baik (tangan
menggenggam saat
disentuh)
R. Sucking: positif
kuat (saat menyusu
isapan sangat kuat).

23
8.Berikan injeksi 8.Berikan injeksi vit K 8.DS:-
vit K dan salep dan salep mata DO:
mata Sudah diberikan
vitamin K1 sebanyak
1mg pada paha kiri
secara IM dan salep
mata gentamicin 0,3%.
Berikan injeksi vit K
dan salep mata

9. Jaga kehangatan 9. Menjaga kehangatan 9.DS:-


tubuh bayi tubuh bayi dengan DO: bayi sudah
selimut atau bedong dan diselimuti dan
topi. dipakaikan topi.

10. Kaji eliminasi 10. Mengkaji eliminasi 10.DS:-


pada bayi. DO:
BAK : sudah 1 kali
BAB : belum

3. Jam 11.Lakukan 11. Melakukan rawat 11.DS: -


23.15 bounding gabung DO: dilakukan rawat

WIB attachment antara gabung dan terlihat ibu


ibu dan bayi menyusui sambil

24
melihat anaknya dan
mengelus elus dengan
penuh kasih sayang

12.Berikan KIE dan 12.Memberikan KIE dan 12.DS: Ibu


mengajarkan mengajarkan Tehnik mengatakan sudah
Tehnik Menyusui Menyusi Yang Benar mengerti dan faham
Yang Benar kepada pada ibu dan yang diajarkan bidan
ibu menganjurkan supaya DO: Ibu mampu
menyusui bayinya melakukan TMYB
secara on demand

4. Jumat, DS: Bayi Ny. P 1. Anjurkan ibu 1. Menganjurkan ibu 1.DS: ibu mengatakan
28 Ibu senang ketika Neonatus cukup untuk memberikan untuk memberikan ASI bersedia menyusui
Desemb bayinya menyusu bulan sesuai ASI dan beritahu dan memberitahu ibu bayinya
er 2018 DO: masa kehamilan ibu untuk menyusui untuk menyusui bayinya DO: Bayi menetek
05.55 S: 36,5 C umur 24 jam bayinya minimal 2- minimal 2-3 jam sekali sangat kuat.
WIB N: 120x/menit 3 jam sekali
RR: 46x/menit
KU : Baik
Tubuh tidak sianosis
dan latergis
BAB dan BAK
sudah

25
Tidak ditemukan
tanda tanda infeksi
pada bayi
5. Pukul 2.Lakukan TTV 2.Melakukan 2. DS: -
06:05 pemeriksaan TTV pada DO:
WIB bayi meliputi suhu, nadi, KU : Baik
dan pernafasan. S: 36,5 C
N: 120x/menit
RR: 46x/menit
3.Kaji warna kulit 3.Mengkaji warna kulit 3.DS:-
bayi DO:
Tubuh tidak sianosis
dan latergis

4.Kaji eliminasi 4.Mengkaji eliminasi 4.DS:-


pada bayi DO:
BAK : 3 kali dan
BAB: 1 kali dengan
konsistensi lembek
warna hijau
kehitaman.

26
6. Pukul 5.Kaji tanda tanda 5.Mengkaji tanda infeksi 5.DS: -
07.15 infeksi pada bayi DO: Tidak ditemukan
WIB tanda tanda infeksi
seperti infeksi pada
tali pusat, hipotermi,
bayi tidak dapat
menyusui, bayi kuning
atau ikterik, kejang,
nafas > 60 x/menit,
merintih, dan sianosis

6.Lakukan 6.Melakukan perawatan 6.DS: Ibu bersedia


perawatan bayi bayi sehari hari meliputi, melakukan perawatan
sehari hari dan memandikan dan bayi sehari hari
berikan perawatan merawat tali pusat bayi DO: Bayi sudah
bayi sehari hari dan memberikan KIE dimandikan dan tali
kepada ibu kepada ibu tentang pusat sudah dibalut
perawatan bayi sehari dengan kasa steril
hari

7.Anjurkan ibu 7.Menganjurkan ibu 7.DS: ibu bersedia


untuk memenuhi untuk memenuhi memenuhi ASI
kebutuhan ASI kebutuhan ASI pada bayi padabayi
DO: Bayi menetek
kuat.

27
7. Pukul DS: - 8.Berikan imunisasi 8.Memberikan 8.DS: -
08.30 DO: hepatitis B imunisasi hepatitis B DO: Imunisasi HB 0
WIB KU : Baik 0,5 cc sudah diberikan
o
S: 37 C melalui injeksi IM
N: 120x/menit pada paha kanan bayi.
RR: 46x/menit
Tubuh bayi tidak
sianosis dan latergis,
bayi tidak icterus

8. Pukul DS: 9.Lakukan TTV 9.Melakukan 9.DS: -


13:00 DO: pemeriksaan TTV pada DO:
WIB KU : Baik bayi meliputi suhu, nadi, KU : Baik
o
S: 37o C
S: 36,7 C dan pernafasan. N: 120x/menit
N: 120x/menit RR: 46x/menit
RR: 45x/menit 10.Kaji 10.Mengkaji 10.DS:-
warna kulit bayi warna kulit bayi DO:
Tubuh tidak sianosis
dan latergis, bayi tidak
icterus

11.Jaga kehangatan 11.Menjaga kehangatan 11.DS: -


bayi bayi dengan cara DO: Bayi sudah
dibedong dibedong

28
12.Penuhi 12.Memenuhi 12.DS: ibu
kebutuhan ASI kebutuhan ASI mengatakan bayinya
menyusu 2 jam sekali
DO: isapan bayi kuat.
9. Pukul 13.Lakukan 13.Melakukan 13.DS: -
20:00 pemeriksaan TTV pemeriksaan TTV pada DO:
WIB bayi meliputi suhu, nadi, KU : Baik
dan pernafasan. S: 36,7o C
N: 120x/menit
RR: 45x/menit
10. Sabtu, DS: ibu mengatakan Bayi Ny. P 1.Lakukan 1.Melakukan 1.DS: -
29 bayinya menyusu 2 Neonatus cukup pemeriksaan TTV pemeriksaan TTV pada DO:
Desemb jam sekali bulan sesuai bayi meliputi suhu, nadi, KU : Baik
er 2018 DO: masa kehamilan pernafasan dan reflek Reflek primitive :
06.00 S: 36,6 C umur 1 hari primitive Reflek morro: positif
WIB N: 110x/menit kuat (saat bayi
RR: 46x/menit dikagetkan tangannya
KU : Baik mengangkat)
Reflek primitive : R. babynsky: positif
Reflek morro: positif kuat (jari-jari kaki
kuat (saat bayi mengembang & ibu
dikagetkan jari kaki dalam posisi
tangannya dorso fleksi )
mengangkat) R. rooting: positif kuat

29
R. babynsky: positif (saat diberi rangsangan
kuat (jari-jari kaki dipipi langsung
mengembang & ibu menoleh)
jari kaki dalam posisi R. Walking: baik, saat
dorso fleksi ) bayi diangkat kaki bati
R. rooting: positif tampak berjalan
kuat (saat diberi R. Graps: baik (tangan
rangsangan dipipi menggenggam saat
langsung menoleh) disentuh)
R. Walking: baik, R. Sucking: positif
saat bayi diangkat kuat (saat menyusu
kaki bati tampak isapan sangat kuat).
berjalan S: 36,6 C
R. Graps: baik N: 110x/menit
(tangan RR: 46x/menit
menggenggam saat
disentuh) 2.Kaji eliminasi 2.Mengkaji eliminasi 2.DS:-
R. Sucking: positif pada bayi DO:
kuat (saat menyusu Bayi sudah BAK 7 x
isapan sangat kuat). dan BAB 3x dengan
Tubuh tidak sianosis konsistensi lembek
dan latergis. Bayi
tidak ikterus.
BAB dan BAK

30
sudah
Tidak ditemukan
tanda tanda infeksi
pada bayi
11. Pukul 3.Kaji tanda tanda 3.Mengkaji tanda infeksi 3.DS: -
07:15 infeksi pada bayi DO: Tidak ditemukan
WIB tanda tanda infeksi
seperti infeksi pada
tali pusat, hipotermi,
bayi tidak dapat
menyusui, bayi kuning
atau ikterik, kejang,
nafas > 60 x/menit,
merintih, dan sianosis

4.Lakukan 4.Melakukan perawatan 4.DS: -


perawatan bayi bayi sehari hari DO: Bayi sudah
sehari hari meliputi, memandikan dimandikan dan tali
dan merawat tali pusat pusat sudah dibalut
bayi dengan kasa steril.

5.Anjurkan ibu 5.Menganjurkan ibu 5.DS: Ibu bersedia


memenuhi ASI pada
untuk memenuhi untuk memenuhi
bayi
kebutuhan ASI kebutuhan ASI pada DO: Bayi menetek
bayi kuat.

31
12. Pukul DS: - 6.Jelaskan kepada 6.Menjelaskan kepada 6.DS : ibu bersedia
08:15 DO: ibu tentang ibu tentang imunisasi melakukan kunjungan
WIB KU : Baik imunisasi selanjutnya setelah HB0 ulang untuk imunisasi
o
S: 36,5 C selanjutnya setelah dan jadwal selanjutnya.
N: 120x/menit HB0 dan jadwalnya pemberiannya. DO : ibu mampu
RR: 47x/menit menyebutkan
imunisasi selanjutnya
setelah HB 0

7.Berikan KIE 7.Memberikan KIE 7.DS : Ibu paham


tanda-tanda bahaya tanda-tanda bahaya bayi dengan penjelasan
bayi baru lahir baru lahir yang diberikan
DO : Ibu mampu
menyebutkan kembali
tanda tanda bahaya
pada BBL

13. Pukul DS: - 8. Lakukan 8.Melakukan 8.DS: -


13:00 DO: pemeriksaan TTV pemeriksaan TTV pada DO:
WIB KU: Baik bayi meliputi suhu, nadi, KU : Baik
S: 36,5o C dan pernafasan. S: 36,5o C
N: 115x/menit N: 120x/menit
RR: 45x/menit RR: 47x/menit
Tubuh tidak sianosis

32
dan latergis, bayi 9.Anjurkan ibu 9.Menganjurkan ibu 9.DS : -
tidak ikterus untuk untuk menghangatkan DO :
menghangatkan tubuh bayi dengan Ibu menyelimuti
tubuh bayi selimut bayinya

10.Anjurkan ibu 10.Menganjurkan ibu 10.DS: ibu bersedia


untuk meyusui
untuk menyusui bayinya menyusui bayinya
bayinya secara on
demand secara on demand dan secara on demand
bergantian DO : Ibu menyusui
bayinya secara
bergantian

14. Pukul 11.Lakukan 11.Melakukan 11.DS: -


pemeriksaan TTV pada
20:00 pemeriksaan TTV DO:
bayi meliputi suhu, nadi,
WIB dan pernapasan. KU: Baik
S: 36,5o C
N: 115x/menit
RR: 45x/menit

12.Kaji warna kulit 12.Mengkaji warna kulit 12.DS:-


bayi DO:
Tubuh tidak sianosis
dan latergis, bayi tidak
icterus

33
14.Jaga kehangatan 14.Menjaga kehangatan 14.DS :-
tubuh bayi bayi dengan cara DO :
membedong bayi dan Bayi dibedong dan
memakaikan topi memakai topi

15. Minggu, DS: Ibu mengatakan Bayi Ny. P 1.Lakukan 1.Melakukan 1.DS: -
30 paham yang Neonatus cukup pemeriksaan TTV pemeriksaan TTV DO:
Desemb dijelaskan bidan bulan sesuai pabayi meliputi suhu, KU: Baik
er 2018 tentang ASI eksklusif masa kehamilan nadi, dan pernafasan. S: 36,4o C
Pukul dan ibu mengatakan umur 2 hari N: 110x/menit
06.00 ingin menerapkan RR: 42x/menit
WIB ASI Eksklusif
DO:
KU: Baik
S: 36,4o C
N: 110x/menit
RR: 42x/menit
Reflek primitive :
Reflek morro: positif
kuat (saat bayi
dikagetkan
tangannya
mengangkat)
R. babynsky: positif

34
kuat (jari-jari kaki
mengembang & ibu
jari kaki dalam posisi
dorso fleksi )
R. rooting: positif
kuat (saat diberi
rangsangan dipipi
langsung menoleh)
R. Walking: baik,
saat bayi diangkat
kaki bati tampak
berjalan
R. Graps: baik
(tangan
menggenggam saat
disentuh)
R. Sucking: positif
kuat (saat menyusu
isapan sangat kuat).
Bayi sudah
dimandikan dan tali
pusat sudah dibalut
dengan kasa steril.

35
16. Pukul 2.Lakukan 2.Melakukan perawatan 2.DS: Ibu mengatakan
07:15 perawatan bayi bayi sehari hari masih ingat cara
WIB sehari hari dan dan meliputi, memandikan memandikan dan
ingatkan cara dan merawat tali pusat merawat tali pusat
perawatan bayi bayi dan mengingatkan yang diajarkan bidan
sehari hari kepada kepada ibu cara DO: Bayi sudah
ibu perawatan bayi sehari dimandikan dan tali
hari. pusat sudah dibalut
dengan kasa steril.

3.Kaji kembali 3.Mengkaji kembali 3.DS :-


reflek primitive reflek primitive pada DO :
bayi Reflek morro: positif
kuat (saat bayi
dikagetkan tangannya
mengangkat)
R. babynsky: positif
kuat (jari-jari kaki
mengembang & ibu
jari kaki dalam posisi
dorso fleksi )
R. rooting: positif kuat
(saat diberi rangsangan
dipipi langsung
menoleh)

36
R. Walking: baik, saat
bayi diangkat kaki bati
tampak berjalan
R. Graps: baik (tangan
menggenggam saat
disentuh)
R. Sucking: positif
kuat (saat menyusu
isapan sangat kuat).

4.Anjurkan ibu 4.Menganjurkan ibu 4.DS: Ibu bersedia


untuk memenuhi untuk memenuhi memenuhi ASI
kebutuhan ASI kebutuhan ASI DO: Bayi menetek
kuat.
17. Pukul 5.Berikan KIE ASI 5.Memberikan KIE ASI 5.DS: Ibu mengatakan
18:10 Eksklusif pada ibu Eksklusif pada ibu paham yang dijelaskan
WIB bidan dan ibu
mengatakan ingin
menerapkan ASI
Eksklusif
DO : ibu mengangguk
saat dijelaskan dan ibu
sering bertanya
tentang ASI Eksklusif

37
6.Beritahu ibu 6.Memberitahu ibu 6.DS : Ibu mengatakan
tentang kunjungan tentang kunjungan rutin akan melakukan
rutin yang yang dilakukan pada kunjungan ke bidan
dilakukan pada bayi, untuk melihat terdekat.
bayi, perkembangan bayi atau DO : ibu antusias dan
untuk melihat jika terdapat tanda aktif bertanya saat
perkembangan tanda bahaya pada bayi dijelaskan kunjungan
bayi. rutin.

17. 5.Berikan KIE ASI 5.Memberikan KIE ASI 5.DS: Ibu mengatakan
Eksklusif pada ibu Eksklusif pada ibu paham yang dijelaskan
bidan dan ibu
mengatakan ingin
menerapkan ASI
Eksklusif
DO : ibu mengangguk
saat dijelaskan dan ibu
sering bertanya
tentang ASI Eksklusif

6.Beritahu ibu 6.Memberitahu ibu 6.DS : Ibu mengatakan


tentang kunjungan tentang kunjungan rutin akan melakukan
rutin yang yang dilakukan pada kunjungan ke bidan
dilakukan pada bayi, untuk melihat terdekat.
bayi, perkembangan bayi atau DO : ibu antusias dan
untuk melihat jika terdapat tanda tanda aktif bertanya saat

38
perkembangan bahaya pada bayi dijelaskan kunjungan
bayi. rutin.

39
BAB IV
PEMBAHASAN

No. Di lahan Landasan Teori Alas an


Semua bayi baru lahir harus Terjadi kesenjangan
diberikan vitamin K injeksi antara teori dengan
Diberikan injeksi vit k 1mg intramuskuler setelah 1 pelaksanaan di lahan
setelah dilakukan jam kontak kulit ke kulit dan
pemeriksaan antopometri bayi selesai menyusui untuk
±30 menit setelah bayi lahir mencegah perdarahan BBL
1.
akibat defisiensi vitamin K
Pemberian injeksi vit k yang dapat dialami oleh
dilakukan pada bayi berusia sebagian BBL (Madjid, 2008).
kurang dari 1 jam

Pada Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. P Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan Umur 0 Hari di RSUD RA Kartini Jepara. Selama melakukan asuhan
kebidanan, petugas menemukan beberapa hal terkait kesenjangan antara teori dan praktik di
lahan antara lain :

Pemberian suntikan vit K

Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi untuk

pembentukan prothrombin, faktor koagulasi II, VII, IX dan X yang harus tersedia pada tubuh

dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2008). Ada dua jenis vitamin K alamiah, yaitu berasal dari

tanaman yang larut lemak dan dari flora usus yang larut air. Asupan utama vitamin K pada bayi

bersumber dari susu, hanya sebagian kecil yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru

lahir, vitamin K juga bisa bersumber dari ibundanya saat persalinan. Namun, vitamain K dari ibu

bisa tidak sampai bila terjadi gangguan plasenta dan ari-ari. Selain itu, fungsi hati, tempat

34
metabolisme vitamin K, juga belum matang menambah resiko si kecil kekurangan vitamin K.

(Endriana, 2009).

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K. Jenis vitamin K yang digunakan
adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg vitamin K1
per 1 ml. Injeksi disuntikkan secara Intra Muscular dipaha kiri bagian anterolateral sebanyak 1
mg segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defesiensi vitamin K.
vitamin K1 diberikan sebelum pemberian imunisasi HB0 dengan selang waktu 1-2 jam.
penyuntikan vitamin K sebanyak 1 mg pada semua bayi baru lahir ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan penyuntikan Vit K ini adalah : kadar dalam darah lebih tinggi dan
bertahan lama, bisa disimpan lebih lama, penyimpanannya lebih baik, dan hanya sekali
pemberian sedangkan Kekurangan Vit K itu sendiri adalah: harus lewat suntikan.

Namun yang ditemukan di lahan tidak sesuai dengan teori, di RS RA Kartini Jepara
pemberian injeksi vit K dilakukan pada bayi yang berumur kurang dari 1 jam, alasan mengapa
pemberian vit K pada bayi yang berumur kurang dari 1 jam karena pemberian injeksi dilakukan
setelah pemeriksaan antopometri selesai, seharusnya vit K diberikan maksimal 1 jam setelah
kelahiran, setelah diklarifikasi dengan tenaga kesehatan RS, jika pemberian vit K diberikan pada
bayi umur kurang dari 1 jam bertujuan untuk mencegah lebih dini terjadinya pedarahan dan
memar pada permukaan kulit bayi, selain itu mempermudah petugas untuk mengingat asuhan
atau tindakan yang telah diberikan.

35
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram ( Depkes RI ,2005 ).
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga
dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal.
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan
lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelumnya bayi hanya cukup
beradabtasi dengan kehidupan intra uteri. Perubahan fisiologis bayi baru lahir diantaranya
sistem pernapasan, sistem sirkulasi, perubahan suhu, sistem kekebalan tubuh, dll.

B. Saran
1. Setiap tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan pelayanan secara cepat dan
tepat pada bayi baru lahir.
2. Diharapkan setiap tenaga kesehatan terutama bidan memberikan asuhan sesuai dengan
teori sehingga tercapainya asuhan yang tepat

36
DAFTAR PUSTAKA

Cunning.2013. Obstetri Williams.Jakarta : EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta; Salemba
Medika

Khoirunnisa, Endang. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika
Prawiroharjo, Sarwono .2009. ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sulistyawati Ari, S.Si.T.2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika

37

Anda mungkin juga menyukai