Tentang Penulis
BAGIAN I
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Bagian II
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Tiga Puluh
Bagian III
Empat Puluh
Lima Puluh
Bagian IV
Kontak Perwakilan:
Jabodetabek: (021) 32 37 37 37
Jawa Barat: (022) 7099 3737
Yogyakarta & Jawa Tengah: (0274) 711 3737
Jawa Timur & Indonesia bagian Timur: (031) 7766 3737
Sebuah mahakarya...
‐ USA Today
BAGIAN I
Satu
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sepuluh
Tiga Belas
Lima Belas
Enam Belas
PAGI-PAGI SEKALI BALDINI langsung pergi ke
tempat
Grimal. Pertama‐tama ia membayar pesanan kulit kambing
dengan harga penuh tanpa mengeluh atau menawar
macam-macam. Lalu ia menjamu Grimal di Tour
d’Argent
dengan sebotol arak putih untuk menegosiasikan
perihal
Grenouille. Bisa dipastikan Baldini tak akan
mengungkap
'mengapa’ ia menginginkan pemindahan kepemilikan ini.
Alih-alih berterus terang, ia mendongeng bahwa mendadak
ia kebanjiran pesanan bahan kulit berparfum dan untuk itu
ia butuh pekerja tidak berpengalaman. Dikatakan bahwa ia
butuh pemuda yang tak banyak menuntut, bersedia
mengerjakan tugas-tugas mudah seperti memotong kulit
dan sejenisnya. Baldini memesan sebotol arak lagi sembari
menawar 25 livre sebagai biaya kompensasi transfer.
Zaman itu uang 25 livre sangat besar. Grimal
langsung
menyambut. Berdua mereka berjalan ke penyamakan, di
mana ‐ anehnya, Grenouille telah menunggu dengan buntel
sederhana yang sudah lengkap terkemas. Baldini
membayar 25 livre dan langsung membawa Grenouille
pergi. Benaknya sadar bahwa ia baru saja membuat
transaksi terbesar sepanjang hidup.
Grimal juga berpikiran sama. Ia kembali ke Tour
d’Argent untuk minum dua botol arak putih lagi,
lalu
pindah ke Lion d’Or di seberang sungai menjelang
siang.
Begitu mabuknya ia, sampai-sampai ketika memutuskan
untuk kembali ke Tour d’Argent tengah malam itu, ia salah
mengambil jalan ke jalan Nonanindieres yang ia
sangka
sebagai jalan Geoffroi L’Anier. Walhasil, saat mengira telah
keluar di ujung jalan Pont-Marie, ia malah jatuh ke
sungai
Quai des Ormes. Grimal jatuh tercebur dengan wajah lebih
dulu dan langsung tewas tenggelam. Perlu beberapa waktu
sampai sungai menyeretnya keluar dari kedalaman,
melewati tambatan kapal-kapal tongkang ke aliran arus
utama, mengapungkan mayatnya saat fajar, mengambang
ke arah barat.
Tubuh itu mengapung tanpa suara melewati Pont
au
Change tanpa terantuk tiang-tiang dermaga, persis
enam
puluh kaki di bawah Jean‐Baptiste Grenouille yang hendak
menjelang tidur. Sebuah dipan telah disiapkan di
sudut
belakang laboratorium Baldini. Mulut Grenouille
menyeringai puas sementara mantan majikannya
mengambang tak bernapas di sungai Seine yang
dingin. Ia
menggulung diri di dipan seperti kutu menjelang hibernasi.
Saat lelap, jiwanya melayang makin dalam ke diri
sendiri,
membuncahkan perasaan kemenangan sampai ke tembok
benteng sanubari dan imajinasi, di mana ia melayang dalam
mimpi jamuan pesta yang sarat wewangian - sebuah pesta
raksasa gila‐gilaan dengan awan-awan parfum dan
kabut
dupa, seluruhnya digelar atas nama keagungan pribadi.
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Tiga Puluh
Bagian III
Bagian IV
TAMAT