Makalah CH 14 Audit Siklus Penjualan Dan Penagihan Pertemuan 4
Makalah CH 14 Audit Siklus Penjualan Dan Penagihan Pertemuan 4
Dosen Pembina
Disusun oleh:
Kelompok 3
KELAS C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KOTA BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelasaikan penyusunan Makalah yang berjudul
“Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atasTransaksi”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan
melengkapi tugas mata kuliah Auditing 2 pada semester genap tahun akademik
2017/2018 di Universitas Widyatama.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi
kami secara pribadi tetapi bermanfaat bagi kita semua.
1
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan .............................................. 5
2.2. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Terkait......................................... 6
2.3 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas
Transaksi Penjualan ................................................................................................................................. 9
2.4 Retur dan Pengurangan Penjualan .............................................................................................. 10
2.5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substanstif Atas Transaksi
Penerimaan Kas ..................................................................................................................................... 11
2.6 Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih ............................................................. 12
2.7 Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian ............................................... 12
2.8 Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi ...................... 13
BAB III ....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
City Finance adalah klien terbesar yang dikelola dari kantor perusahaan Big Four di
Pittsburgh, perusahaan tersebut adalah konglomerat jasa kekuangan yang memiliki
hamper seribu kantor yang tersebar di Amerika Serikat dan Kanada, serta kantor
koresponden diluar negeri. Catatan perusahaan berisi lebih dari sejuta piutang usaha dan
perusahaan ini juga memroses jutaan transkasi penjualan serta transaksi lainnya setiap
tahun. Pusat computer perusahaan berada didalam sebuah ruangan yang besar dan
nyaman yang berisikan beberapa computer mainframe yang besar serta banyak peralatan
pendukung lainnya.
Karena City Finance merupakan sebuah perusahaan public, perusahaan tersebut harus
melaporkan laporan keuangan tahunannya termasuk laporan manajemen mengenai
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan pada From 10-K kepada Securities
dan Exchange Commissions dalam waktu 60 hari setelah akhir tahun fiskalnya. Selain itu,
perusahaan juga harus mengumumkan laba tahunan dan menerbitkan laporan tahunannya
segera setelah akhir tahun dengan selayak – layaknya. Dalam keadaan tersebut, selalu ada
tekanan yang kuat kepada kantor akuntan public untuk menyelesaikan audit dengan
cepat.
Berdasarkan dalam latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja akun-akun dan kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas ?
2. Apa fungsi-fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen dan catatan terkait?
3. Bagaimana perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas
Transaksi Penjualan ?
4. Bagaimana dengan retur dan pengurangan harga jual ?
3
5. Bagaimana pengendalian intern, pengujian atas pengendalian substantif atas
transaksi untuk penerimaan kas ?
6. Apa saja pengujian audit atas piutang tak tertagih ?
7. Bagaimana pengendalian intern tambahan atas Akun neraca ?
8. Bagaimana dampak dari hasil pengujian atas transaksi ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum.
Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penjualan dan penagihan. Gambar tersebut menunjukkan bahwa lima kelas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan (classes of transactions in the sales and
collection cycle) antara lain :
2.2. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Terkait
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan
untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya
tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan
diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi
kas.
Permintaan pelanggan atas barang akan mengawali siklus secara keseluruhan. Secara
legal, siklus tersebut merupakan penawaran untuk membeli barang dengan syarat
tertentu. Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan pesanan
penjualan.
Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan.
6
Laporan bulanan
Penerimaan Kas di bank ( debet Pemroses dan Remittance advice
Kas dari penerimaan pencatatan Prelisting penerimaan kas
kas ) penerimaan kas
File transaksi penerimaan
Piutang usaha kas
Jurnal penerimaan kas
atau listing
Retur Dan Retur dan Pemroses dan Memo kredit
Pengurangan pengurangan pencatatan retur Jurnal retur dan
Penjualan penjualan dan pengurangan pengurangan penjualan
penjualan
Pitang usaha
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan Formulir otorisasi piutang
Piutang tak piutang usaha tak tak tertagih
Penyisihan untuk
Tertagih tertagih
piutang tak tertagih Jurnal umum
Beban Piutang Beban piutang tak Penyediaan Jurnal umum
tak Tertagih tertagih piutang tak
tertagih
Penyisihan untuk
piutang tak tertagih
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.
· Pemberian kredit
7
o Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang
antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika
barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan
yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
§ Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence )
o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal,
jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini produk.
o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat
penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan
bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.
o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya.
8
o Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan
biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas
o Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan,
piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.
o Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat retur dan pengurangan penjualan.
o Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan dalam
lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha
sebagai tak tertagih.
9
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada keefektifan
pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk
mengurangi resiko pengendalian.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan
menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah untuk
transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang
telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama
adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak
material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah
penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya
auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap
pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan
penjualan fiktif.
10
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo
akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun. Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan
metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti
untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika
ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang
sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif
atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.
Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian pengendalian bergantung pada
pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa andal pengendalian itu akan
mengurangi penilaian risiko pengendalian, dan apakah perusahaan yang sedang diaudit
merupakan perusahaan publik. Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika
mengaudit penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit di deteksi oleh auditor adalah ketika hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatatdi catat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya,
terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan. Jadi
menelusuri dari remittance advice atau prelisting penerimaan kas yang telah dipranomori
ke jurnal penerimaan kas dan catatan pembantu piutang usaha sebagai pengujian
substantif atas pencatatan kas aktual yang diterima merupakan praktik yang normal.
Pengujian ini hanya efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya
disiapkan pada saat kas diterima.
11
Penyiapan Bukti Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat elah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas
(proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas selama satu periode tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi
dengan deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang belum
dicatat dalam jurnal atau lamanya kas yang telah dicatat namun belum disetorkan, deposit
atau setoran yang yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, pinjaman bank yang
didepositkan langsung ke rekening bank, dan salah saji yang serupa.
Biasanya verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu yang relatif
singkat. Yaitu auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat. Menyangkut
sampel piutang yang dihapus, biasanya auditor juga harus memeriksa korespondensi
dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Dalam beberapa kasus, auditor
juga memeriksa laporan kredit seperti yang disediakan oleh Dun & Bradstreet. Setelah
auditor menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah benar,
pos tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah
penghapusan telah dicatat dengan benar.
Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasidan hak serta
kewajiban dan empat tujuan penyajian serta pengungkapan.
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting
bagi piutang uasaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Hal ini sudah menjadi suatu isu pada sejumlah kasus kewajiban
akuntan. Karena itu, biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk
tujuan realisasi.
12
Dua pengendalian lainnya adalah:
1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review oleh personil
manajemen yang tepat.
2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi
untuk ditagih
Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian
substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan
piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga
harus mempertimbangkan dampak hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebabk dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko pengendalian, yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi yang
didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa. Metodelogi dan implikasi dari
analisis pengecualian akan dijelaskan secara lebih gamblang pada bab berikutnya.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap
konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu
pengujian semuanya juga berpengaruh. Pengaruh pengujian terhadap piutang usaha,
beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih akan dibahas pada
bab 16.
Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan penagihan
serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.gambar
ini telah diperkenalkan pada bab sebelumnya (jilid 1) dan disajikan disini untuk direview
lebih lanjut. Jenis pengujian audit untuk siklus penjualan dan penagihan (gambar 14-1
untuk melihat akun-akunnya)
13
Penjualan Piutang usaha Kas di bank
Pengujian pengendalian
Pengujian Pengujian atas
(termasuk prosedur untuk Prosedur Bukti yang
substantif atas
memahami pengendalian + + + (AP)
Analitis =rincian saldo mencukupi
transaksi (STOT) (TDB)
internal)(TOC)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai penerapan proses audit pada siklus
penjualan dan penagihan ini, diharapkan kepada para pembaca sekalian untuk
dapat lebih mengerti dan memahami mengenai apa saja akun-akun yang ada di
dalam siklus penjualan dan penagihan, dan bagaimana proses audit dalam siklus
penjualan dan penagihan itu sendiri. Sehingga kedepannya kita dapat
menerapkan segala ilmu yang terkandung di dalam penulisan makalah ini ke
dalam dunia nyata yakni dunia kerja yang syarat akan prinsip profesionalitas dan
efektifitas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Randol J. ELDER. Alvin A. Arens. Mark S. Beasley 2011. Audit Dan Jasa
Assurance pendekatan terintegritas Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA
Hanifani, Erfini. 2014. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta
Penagihan. [online].
http://erfinihanifaniofficial.blogspot.co.id/2014/06/akun-dan-kelas-transaksi-dalam-sikl
us.html. Diakses tanggal: 22 Februari 2018
17