"Aturan oktet" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Aturan oktet (disambiguasi).
Ikatan pada karbon dioksida (CO2): semua atom dikelilingi oleh 8 elektron. Oleh karena itu, menurut kaidah oktet,
CO2 adalah molekul yang stabil.
Kaidah oktet (aturan oktet) adalah suatu kaidah sederhana dalam kimia yang menyatakan bahwa atom-atom
cenderung bergabung bersama sedemikiannya tiap-tiap atom memiliki delapan elektron dalam kelopak
valensinya, membuat konfigurasi elektron atom tersebut sama dengan konfigurasi elektron pada gas mulia.
Kaidah ini dapat diterapkan pada unsur-unsur golongan utama, utamanya karbon, nitrogen, oksigen,
dan halogen. Kaidah ini juga dapat diterapkan pada unsur logam seperti natrium dan magnesium. Secara
sederhana, molekul ataupun ion cenderung menjadi stabil apabila kelopak elektron terluarnya mengandung
delapan elektron. Kaidah ini pertama kali dikemukakan oleh W. Kossel dan G.N. Lewis.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]
Dapat dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin untuk memenuhi aturan
oktet untuk Be dalam molekul ini.
Molekul Berelektron Ganjil[sunting | sunting sumber]
Beberapa molekul mempunyai jumlah elektron yang ganjil, misalnya nitrogen oksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2):
Dari keseluruhan unsur gas mulia, hanya tiga unsur yang diketahui dapat bereaksi dengan unsur
lain. Reaksi tersebut sangat sukar terjadi dan hanya berlangsung pada kondisi-kondisi yang khusus.
Tiga unsur gas mulia tersebut yaitu kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Unsur gas mulia yang
hingga saat ini belum diketahui apakh dapat bereaksi dengan unsur lain, yaitu Helium (He), Neon
(Ne), dan Argon (Ar).
Nomor Elektron
Unsur Lambang Konfigurasi elektron
atom valensi
Helium He 2 2 2
Neon Ne 10 2 8 8
Argon Ar 18 2 8 8 8
Kripton Kr 36 2 8 18 8 8
Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8
Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8
Menurut G.N. Lewis dan W. Kossel, kestabilan unsur gas mulia disebabkan oleh elektron valensinya
yang berjumlah delapan kecuali Helium yang hanya memiliki dua elektron. Menurut mereka, setiap
atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi elektron yang stabil, yaitu konfigurasi
elektron yang stabil, yaitu konfigurasi elektron gas mulia yang disebut juga kaidah oktet (untuk
Helium disebut kaidah duplet).
Atom-atom suatu unsur berusaha mencapai konfigurasi oktet (kaidah oktet) atau konfigurasi duplet
dengan cara berikatan dengan atom-atom lain. Ikatan yang terjadi dapat berupa ikatan ion, ikataan
kovalen, atau ikatan kovalen koordinasi.
Jumlah
Konfigurasi
Konfigurasi elektron Bentuk Gas mulia
Atom elektron ion
elektron atom yang ion yang sesuai
(konfigurasi oktet)
dilepas
11 Na 2 8 1 1 Na+ 2 8 Ne
10
19 K 2 8 8 1 1 K+ 2 8 8 Ar
18
12 Mg 2 8 2 2 Mg+ 2 8 Ne
10
20 Ca 2 8 8 2 2 Ca2+ 2 8 8 Ar
18
13 Al 2 8 3 3 Al3+ 2 8 Ne
10
Atom-atom unsur yang cenderung melepas elektron memiliki energi ionisasi relatif kecil. Unsur-
unsur ini merupakan unsur-unsur logam (unsur elektropositif).
Jumlah
Konfigurasi
Konfigurasi elektron Bentuk Gas mulia
Atom elektron ion
elektron atom yang ion yang sesuai
(konfigurasi oktet)
diterima
F
9 2 7 8-7 = 1 F– 2 8 Ne
10
17 Cl 2 8 7 8-7 = 1 Cl– 2 8 8 Ar
18
O
8 2 6 8-6 = 2 O2- 2 8 Ne
10
16 S 2 8 6 8-6 = 2 S2- 2 8 8 Ar
18
N
7 2 5 8-5 = 3 N3- 2 8 Ne
10
15 P 2 8 5 8-5 = 3 P3- 2 8 8 Ar
18
Atom-atom unsur yang cenderung menerima elektron memiliki afinitas elektron atau
keelektronegatifan yang relatif besar. Unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur nonlogam.
Kesimpulan
Supaya stabil setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti Gas Mulia yang memiliki
elektron valensi dua (kaidah duplet) atau delapan (kaidah oktet) entah itu dengan cara menerima
elektron ataupun melepas elektron. Namun sebenarnya ada juga yang tidak dengan cara kedua-
duanya (melepas atau menerima elektron), melainkan dengan cara penggunaan pasangan elektron
bersama. Karena caranya berbeda, makanya jenis ikatannya pun berbeda. Untuk bisa
membedakannya silahkan kunjungi: