Anda di halaman 1dari 6

Kaidah oktet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

"Aturan oktet" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Aturan oktet (disambiguasi).

Ikatan pada karbon dioksida (CO2): semua atom dikelilingi oleh 8 elektron. Oleh karena itu, menurut kaidah oktet,
CO2 adalah molekul yang stabil.

Kaidah oktet (aturan oktet) adalah suatu kaidah sederhana dalam kimia yang menyatakan bahwa atom-atom
cenderung bergabung bersama sedemikiannya tiap-tiap atom memiliki delapan elektron dalam kelopak
valensinya, membuat konfigurasi elektron atom tersebut sama dengan konfigurasi elektron pada gas mulia.
Kaidah ini dapat diterapkan pada unsur-unsur golongan utama, utamanya karbon, nitrogen, oksigen,
dan halogen. Kaidah ini juga dapat diterapkan pada unsur logam seperti natrium dan magnesium. Secara
sederhana, molekul ataupun ion cenderung menjadi stabil apabila kelopak elektron terluarnya mengandung
delapan elektron. Kaidah ini pertama kali dikemukakan oleh W. Kossel dan G.N. Lewis.[1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Cara Mencapai Kestablan Konfigurasi Elektron


o 1.1Pelepasan Elektron
o 1.2Penerimaan Elektron
o 1.3Penggunaan Elektron Bersama
o 1.4Menerima Pasangan Elektron
 2Pengecualian Aturan Oktet
o 2.1Oktet Tak Lengkap
o 2.2Molekul Berelektron Ganjil
o 2.3Oktet yang Diperluas
 3Referensi
 4Lihat pula

Cara Mencapai Kestablan Konfigurasi Elektron[sunting | sunting


sumber]
Kecenderungan unsur-unsur lain mencapai konfigurasi stabil gas mulia (elektron valensi 8) disebut dengan
hukum oktet, sedangkan kecenderungan mencapai konfigurasi stabil gas mulia (elektron valensi 2) disebut
hukum duplet. Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron atom gas mulia dengan cara
melepaskan elektron, menerima/menangkap elektron, dan menggunakan pasangan elektron secara bersama-
sama.[2]
Pelepasan Elektron[sunting | sunting sumber]
Atom-atom yang memiliki kelebihan konfigurasi elektron (1, 2, atau 3 elektron) dibandingkan dengan
konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat maka cenderung untuk melepaskan elektronnya.[2]
Penerimaan Elektron[sunting | sunting sumber]
Penerimaan elektron dapat terjadi pada atom yang memiliki kekurangan konfigurasi (1, 2, atau 3 elektron)
dibandingkan dengan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.[2]
Penggunaan Elektron Bersama[sunting | sunting sumber]
Penggunaan elektron secara bersama-sama dapat terjadi pada atom yang mempunyai keelektronegatifan tinggi
atau atom yang sukar melepakan elektronnya. Cara ini merupakan proses yang terjadi pada
pembentukan ikatan kovalen. Ikatan ini dapat terjadi pada unsur-unsur sesama nonlogam karena unsur-unsur
yang sama cenderung untuk menarik elektron. Konfigurasi elektron yang lebih stabil dicapai dengan cara
memasangkan elektron valensinya. Jumlah elektron yang dipasangkan sesuai dengan keadaan paling stabil
yang mungkin dicapai.[2]
Menerima Pasangan Elektron[sunting | sunting sumber]
Elektron-elektron dilepas, ditambah, atau dipasangkan dalam mencapai konfigurasi elektron yang paling stabil.
Berbagai unsur mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil dengan menerima pasangan elektron dari atom
unsur lain. Kemudian, pasangan elektron tersebut menjadi milik bersama membentuk ikatan kovalen
koordinasi.[2]

Pengecualian Aturan Oktet[sunting | sunting sumber]


Walaupun semua ikatan kovalen mematuhi aturan oktet, ternyata masih ada beberapa senyawa yang
menyimpang dari aturan oktet, misalnya senyawa PCl5, BH3, NO2, BCl3, dan SF6. Hal ini disebut
penyimpangan aturan atau pengecualian aturan oktet.[3]
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yang ditandai oleh oktet tak lengkap, jumlah
elektron ganjil, dan terdapat lebih dari delapan elektron disekitar atom pusat.[4]
Oktet Tak Lengkap[sunting | sunting sumber]
Pada beberapa senyawa, jumlah elektron disekitar atom pusat dalam suatu molekul stabil bisa kurang dari
delapan. Misalanya, berilium unsur periode kedua dan Golongan 2A, memiliki konfigurasi elektron 1s22s2. Be
mempunyai dua elektron valensi pada orbital 2s. Struktur Lewis BeH2 adalah

Dapat dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin untuk memenuhi aturan
oktet untuk Be dalam molekul ini.
Molekul Berelektron Ganjil[sunting | sunting sumber]
Beberapa molekul mempunyai jumlah elektron yang ganjil, misalnya nitrogen oksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2):


Aturan oktet tidak mungkin dipenuhi pada molekul dengan jumlah


elektron valensi ganjil, karena untuk memenuhi aturan oktet diperlukan pasangan elektron yang lengkap
(delapan elektron) yang merupakan bilangan genap.
Oktet yang Diperluas[sunting | sunting sumber]
Jumlah elektron valensi yang lebih besar dari delapan di sekitar satu atom bisa ditemui dalam beberapa
senyawa. Oktet yang diperluas hanya diperlukan untuk atom-atom dari unsur-unsur dalam periode ketiga ke
atas. Disamping orbital 3s dan 3p, unsur-unsur dalam periode ketiga juga mempunyai orbital 3d yang dapat
digunakan untuk membentuk ikatan. Salah satu contoh senyawa dengan oktet yang diperluas adalah sulfur
heksafluorida (SF6) yang merupakan senyawa yang sangat stabil. Konfigurasi elektron pada sulfur adalah
[Ne]3s23p4. Keenam elektron valensi dari S dalam molekul SF6 masing-masing digunakan untuk membentuk
satu ikatan kovalen dengan atom fluorin, sehingga terdapat duabelas elektron disekitar atom pusat S:

KAIDAH OKTET DAN DUPLET


1. KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA
Unsur-unsur gas mulia terletak pada golongan VIIIA dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur gas
mulia merupakan unsur-unsur yang inert (sukar bereaksi) sehingga banyak digunakan dalam
industri yang memerlukan kondisi inert. Di alam, unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk atom
bebas (monoatomik).

Dari keseluruhan unsur gas mulia, hanya tiga unsur yang diketahui dapat bereaksi dengan unsur
lain. Reaksi tersebut sangat sukar terjadi dan hanya berlangsung pada kondisi-kondisi yang khusus.
Tiga unsur gas mulia tersebut yaitu kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Unsur gas mulia yang
hingga saat ini belum diketahui apakh dapat bereaksi dengan unsur lain, yaitu Helium (He), Neon
(Ne), dan Argon (Ar).

Perhatikan konfigurasi elektron gas mulia pada tabel di bawah.

Nomor Elektron
Unsur Lambang Konfigurasi elektron
atom valensi

Helium He 2 2 2

Neon Ne 10 2 8 8
Argon Ar 18 2 8 8 8

Kripton Kr 36 2 8 18 8 8

Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8

Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8

Menurut G.N. Lewis dan W. Kossel, kestabilan unsur gas mulia disebabkan oleh elektron valensinya
yang berjumlah delapan kecuali Helium yang hanya memiliki dua elektron. Menurut mereka, setiap
atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi elektron yang stabil, yaitu konfigurasi
elektron yang stabil, yaitu konfigurasi elektron gas mulia yang disebut juga kaidah oktet (untuk
Helium disebut kaidah duplet).

Atom-atom suatu unsur berusaha mencapai konfigurasi oktet (kaidah oktet) atau konfigurasi duplet
dengan cara berikatan dengan atom-atom lain. Ikatan yang terjadi dapat berupa ikatan ion, ikataan
kovalen, atau ikatan kovalen koordinasi.

2. KONFIGURASI ELEKTRON DARI ATOM DENGAN


KECENDERUNGAN MELEPASKAN ELEKTRON
Dalam pembentukan suatu senyawa, atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah
sedikit, misalnya unsur-unsur golongan IA (kecuali atom H), IIA, dan IIIA, memiliki kecenderungan
membentuk ion positif disebut unsur elektropositif. Nilai muatan positif yang terjadi sesuai dengan
elektron valensi atom-atom tersebut. Perhatikan tabel di bawah.
Tabel pembentukan ion positif beberapa unsur

Jumlah
Konfigurasi
Konfigurasi elektron Bentuk Gas mulia
Atom elektron ion
elektron atom yang ion yang sesuai
(konfigurasi oktet)
dilepas

11 Na 2 8 1 1 Na+ 2 8 Ne
10

19 K 2 8 8 1 1 K+ 2 8 8 Ar
18

12 Mg 2 8 2 2 Mg+ 2 8 Ne
10

20 Ca 2 8 8 2 2 Ca2+ 2 8 8 Ar
18

13 Al 2 8 3 3 Al3+ 2 8 Ne
10

Atom-atom unsur yang cenderung melepas elektron memiliki energi ionisasi relatif kecil. Unsur-
unsur ini merupakan unsur-unsur logam (unsur elektropositif).

3. KONFIGURASI ELEKTRON DARI ATOM DENGAN


KECENDERUNGAN MENERIMA ELEKTRON
Dalam pembentukan suatu senyawa atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah
banyak, misalnya unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, yaang memiliki kecenderungan
mengikuti kaidah oktet dengan cara menerima elektron untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur
yang memiliki kecenderungan membentuk ion negatif disebut elektronegatif. Nilai muatan negatif
yang terjadi adalah sejumlah elektron yang diterima, yaitu 8-x (dalam hal ini x adalah jumlah elektron
valensi). Perhatikan tabel di bawah.

Tabel Pembentukan Ion Negatif Beberapa Unsur

Jumlah
Konfigurasi
Konfigurasi elektron Bentuk Gas mulia
Atom elektron ion
elektron atom yang ion yang sesuai
(konfigurasi oktet)
diterima

F
9 2 7 8-7 = 1 F– 2 8 Ne
10

17 Cl 2 8 7 8-7 = 1 Cl– 2 8 8 Ar
18
O
8 2 6 8-6 = 2 O2- 2 8 Ne
10

16 S 2 8 6 8-6 = 2 S2- 2 8 8 Ar
18

N
7 2 5 8-5 = 3 N3- 2 8 Ne
10

15 P 2 8 5 8-5 = 3 P3- 2 8 8 Ar
18

Atom-atom unsur yang cenderung menerima elektron memiliki afinitas elektron atau
keelektronegatifan yang relatif besar. Unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur nonlogam.

Kesimpulan

Supaya stabil setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti Gas Mulia yang memiliki
elektron valensi dua (kaidah duplet) atau delapan (kaidah oktet) entah itu dengan cara menerima
elektron ataupun melepas elektron. Namun sebenarnya ada juga yang tidak dengan cara kedua-
duanya (melepas atau menerima elektron), melainkan dengan cara penggunaan pasangan elektron
bersama. Karena caranya berbeda, makanya jenis ikatannya pun berbeda. Untuk bisa
membedakannya silahkan kunjungi:

1. Ikatan Ionik (serah terima elektron)


2. Ikatan Kovalen (penggunaan elektron bersama)
3. Ikatan kovalen koordinasi

Anda mungkin juga menyukai