Anda di halaman 1dari 159

PERANCANGAN PRODUK LIFESTYLE DENGAN INSPIRASI

BENTUK RUMAH ADAT SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

CAROLINE

NRP: 180115036

PROGRAM DESAIN DAN MANAJEMEN PRODUK


PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK
FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi/Tesis ini diajukan oleh :
Nama : Caroline
NRP :180115036
Fakultas/Program Studi : Industri Kreatif / Desain Manajemen Produk
Judul Skripsi / Tesis : Perancangan Produk Lifestyle Dengan Inspirasi
Bentuk Rumah Adat Sulawesi Selatan

Telah diperiksa Dosen pembimbing dan berhasil dipertahankan dihadapan Tim


Penguji untuk diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Desain pada Program Studi Desain Manajemen
Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Surabaya.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Kresno Soelasmono, M.S. Audit Yulardi S.T., M.Ds.

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Wyna Herdiana S.T., M.Ds. The, Jaya Suteja S.T., M.Sc., Ph.D.
Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 31 Januari 2019
Mengetahui
Ketua Program Studi Desain Produk

Wyna Herdiana S.T., M.Ds.


PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Caroline

NRP : 180115036

Program Studi : Desain Manajemen Produk

Fakultas : Industri Kreatif

Judul :Perancangan Produk Lifestyle Dengan Inspirasi Bentuk Rumah


Adat Sulawesi Selatan

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber kutipan dan
rujukan. telah saya tulis dengan benar dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftarpustaka. Apabila dikemudian hari penulisan Skripsi/Tesis ini merupakan
hasil plagiat atau jiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
bertanggung jawab atas nama diri sendiri dan menerima sanksi berdasarkan
ketentuan yang berlaku di Universitas Surabaya

Tanggal : 1 Januari 2019

Caroline

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Desain Jurusan Desain Manajemen Produk pada Fakultas Industri Kreatif
Universitas Surabaya. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua saya yang telah memberikan semangat dan bantuan dukungan
material dan moral.
2. Ir. Kresno Soelasmono, M.S. dan Audit Yulardi S.T., M.Ds. selaku dosen
pembimbing dan seluruh dosen Fakultas Industri Kreatif yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
3. Pihak Fort Rotterdam dan Fort Somba Opu Makassar yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
4. Sahabat saya terutama Yoanita Carolina, Sherah Tanzil, Shindy Arista,
Adelia Hapsari, Elvia Edwina, dan Brian Kurniaan Jaya yang telah
banyak membantu, menghibur dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Semua pihak yang ikut berpartisipasi membantu dalam penyusunan tugas
akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya
kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.

iv
JUDUL : PERANCANGAN PRODUK LIFESTYLE DENGAN INSPIRASI
BENTUK RUMAH ADAT SULAWESI SELATAN

Nama : Caroline
Jurusan/Program Studi : Desain Produk
Pembimbing :Audit Yulardi S.T., M.Ds

ABSTRAK

Sulawesi Selatan terdiri dari lima suku yaitu Suku Mandar, Gowa, Toraja, Bugis,
dan Luwuk. Tiap suku di Sulawesi Selatan memiliki rumah adat masing-masing.
Tiap rumah adat di Sulawesi Selatan memiliki bentuk, struktur bangunan dan
filosofi yang berbeda-beda. Tujuannya untuk membuat rumah adat Sulawesi
Selatan dapat dikenang oleh wisatawan maka dibuat produk berupa tas. Tas dibuat
menggabungkan unsur kebudayaan Sulawesi Selatan dan proses pengolahan
material menggunakan teknologi. Tas memiliki 5 variasi yang mewakili masing-
masing rumah adat yang berada di Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan rumah adat Sulawesi Selatan yang memiliki ciri khas kepada
masyarakat. Tas dibuat dengan melakukan penelitian meliputi observasi bentuk
dan motif rumah adat, pemilihan trend forecasting jenis material dan pemilihan
aksesoris hingga ke proses pemasaran agar tas bisa menjadi produk lifestyle yang
memiliki unsur kebudayaan rumah adat Sulawesi Selatan.

Kata kunci : Tas, Perancangan , Sulawesi Selatan, Rumah Adat.

v
TITLE: LIFESTYLE PRODUCT DESIGN WITH INSPIRATION OF SOUTH
SULAWESI TRADITIONAL HOUSE

Name: Caroline
Dicipline / Study Programme: Product Design
Contributor: Audit Yulardi S.T., M.D

ABSTRACT
South Sulawesi consists of five tribes which are Mandar, Gowa, Toraja, Bugis,
and Luwuk. Each tribe in South Sulawesi has their own traditional house. Each
traditional house in South Sulawesi has a different shape, structure and
philosophy. To make the South Sulawesi traditional house memorable by tourists,
the product is made up of bags. South Sulawesi and South Sulawesi the process of
making materials using technology. Tas has 5 variations that represent each of
the traditional houses in South Sulawesi which support South Sulawesi traditional
houses that have a characteristic for the community. Traditional house motifs, the
selection of trends in the type of material forecasting and the selection of
accessories to the marketing process so that bags can be a lifestyle product that
has a cultural element of South Sulawesi traditional houses.

Keywords: Bags, Design, South Sulawesi. Traditional House.

vi
PEDOMAN PENGGUNAAN PENGANTAR TUGAS AKHIR

Pengantar tugas akhir Sarjana yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di
Perpustakaan Universitas Surabaya, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan
bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku
di Universitas Surabaya. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh pengantar Tugas Akhir


haruslah seizin Dekan Fakultas Industri Kreatif – Universitas Surabaya.

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
PEDOMAN PENGGUNAAN PENGANTAR TUGAS AKHIR ......................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1
I.1 Latar Belakang ....................................................................................... I-1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. I-2
I.3 Batasan Masalah ..................................................................................... I-2
I.4 Tujuan ..................................................................................................... I-3
I.5 Manfaat ................................................................................................... I-3
I.6 Metode Penelitian ................................................................................... I-3
I.7 Kerangka Penelitian .............................................................................. I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... II-1
II.1 Rumah Adat Sulawesi Selatan.............................................................. II-1
II.1.1 Rumah adat Suku Gowa........................................................................ II-1
II.1.2 Rumah Adat Suku Bugis ....................................................................... II-2
II.1.3 Rumah Adat Suku Luwu ....................................................................... II-4
II.1.4 Rumah Adat Suku Mandar................................................................... II-5
II.1.5 Rumah Adat Suku Toraja...................................................................... II-6
II.2 Material ................................................................................................ II-8
II.3 Teknologi Laser Cutting ...................................................................... II-8
II.4 Tren Forecasting 2019 ........................................................................ II-10
II.4.1 Tren Forecasting Bekraf ..................................................................... II-10
II.4.2 Tren Forecasting WGSN .................................................................... II-10
II.5 Produk Eksisting................................................................................. II-11

viii
II.6 Lifestyle Product ................................................................................ II-11
II.7 Tas ...................................................................................................... II-14
II.7.1 Aksesoris Tas ...................................................................................... II-14
II.7.2 Proses Pembuatan Tas......................................................................... II-15
II.8 Antropometri ...................................................................................... II-17
II.9 Ergonomi ............................................................................................ II-19
II.10 Bentuk ................................................................................................ II-20
II.11 Tekstur ................................................................................................ II-21
II.12 Harmonisasi ........................................................................................ II-22
II.13 Keseimbangan .................................................................................... II-22
II.14 Point Of Interest ................................................................................. II-22
II.15 Kesatuan ............................................................................................. II-22
BAB III DATA DAN ANALISIS ................................................................. III-1
III.1 Skenario Penelitian .............................................................................. III-1
III.2 Kusioner .............................................................................................. III-2
III.2.1 Analisis Data hasil kuisioner ............................................................... III-2
III.2.2 Sintesis hasil kuisioner......................................................................... III-3
III.2.3 Observasi.............................................................................................. III-3
III.2.4 Kesimpulan hasil observasi rumah adat ............................................... III-3
III.3 Analisis visual rumah adat Sulawesi Selatan ...................................... III-4
III.3.1 Observasi produk eksisting .................................................................. III-5
III.4 Sintesis Hasil Observasi ...................................................................... III-6
III.5 Analisis tren ......................................................................................... III-7
III.6 Sintesis Hasil Keseluruhan .................................................................. III-9
BAB IV PROSES DESAIN ........................................................................... IV-1
IV.1 Pembobotan Aspek Desain .................................................................. IV-1
IV.2 Aspek Teknis ....................................................................................... IV-2
IV.2.1 Aspek Pengguna................................................................................... IV-2
IV.2.2 Aspek Fungsi ....................................................................................... IV-3
IV.2.3 Aspek Kegiatan .................................................................................... IV-3
IV.3 Aspek Antropometri ............................................................................ IV-4

ix
IV.3.1 Aspek Ergonomi .................................................................................. IV-4
IV.3.2 Aspek Material ..................................................................................... IV-5
IV.3.3 Aspek Produksi .................................................................................... IV-7
IV.4 Aspek Rupa ......................................................................................... IV-8
IV.4.1 Estetika ................................................................................................. IV-8
IV.4.2 Bentuk .................................................................................................. IV-9
IV.4.3 Warna ................................................................................................. IV-10
IV.4.4 Tekstur ............................................................................................... IV-10
IV.5 Aspek Psikologi ................................................................................. IV-11
IV.6 Aspek Sosial Budaya ......................................................................... IV-11
IV.7 Konsep Desain ................................................................................... IV-11
IV.7.1 Deskripsi Produk ................................................................................ IV-11
IV.8 Kriteria Desain .................................................................................. IV-12
IV.9 Mind Map .......................................................................................... IV-12
IV.10 Citra Desain ....................................................................................... IV-13
IV.11 Spesifikasi Produk ............................................................................. IV-15
IV.12 Alternatif Desain ............................................................................... IV-15
IV.12.1 Pembobotan Alternatif Desain ........................................................... IV-15
IV.12.2 Proses pengolahan motif .................................................................... IV-16
IV.13 Proses Pembuatan Studi Model ......................................................... IV-17
IV.8 Studi Model.............................................................................................. IV-19
IV.14 Pemilihan Studi Model ...................................................................... IV-20
IV.15 Perbaikan desain terpilih ................................................................... IV-21
IV.16 Pecah Pola ......................................................................................... IV-22
IV.16.1 Gambar Teknik .................................................................................. IV-22
IV.17 Proses Pembuatan Prototype ............................................................. IV-23
IV.18 Manajemen Produk ............................................................................ IV-26
IV.18.1 Analisis SWOT .................................................................................. IV-27
IV.18.2 Analisis STPD.................................................................................... IV-27
IV.18.3 Nama Produk, Logo, dan Tagline ...................................................... IV-29
IV.18.4 Logo ................................................................................................... IV-29

x
IV.18.5 Marketing Mix ................................................................................... IV-31
IV.18.6 Product Launching ............................................................................. IV-37
IV.18.7 Stategi Pemasaran Produk.................................................................. IV-37
BAB V Kesimpulan dan Saran ...................................................................... V-1
V.1 Kesimpulan ........................................................................................... V-1
V.2 Saran ..................................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. x
Lampiran .............................................................................................................. xiii

xi
DAFTAR TABEL
Tabel II-1 Produk eksisting ............................................................................... II-11
Tabel II-2 Lifestye Product ............................................................................... II-12
Tabel II-3 Antropometri Wanita ....................................................................... II-17
Tabel II-4 Contoh bentuk organis ..................................................................... II-20
Tabel III-1 Skenario Penelitian .......................................................................... III-1
Tabel III-2 Analisis Visual ................................................................................. III-4
Tabel III-3 Observasi produk eksisting .............................................................. III-5
Tabel III-4 Analisis tren ..................................................................................... III-7
Tabel III-5 Analisis selera konsumen ................................................................ III-9
Tabel IV-1 Pembobotan aspek ........................................................................... IV-1
Tabel IV-2 Data Antropometri Wanita usia 20-40 tahun................................... IV-4
Tabel IV-3 Pembobotan Material Tas ................................................................ IV-5
Tabel IV-4 Pembobotan Kuncian pada Tas ....................................................... IV-5
Tabel IV-5Pembobotan Alternatif Desain ....................................................... IV-15
Tabel IV-6 Proses Pengolahan motif ............................................................... IV-16
Tabel IV-IV-7 Proses pembuatan studi model ................................................. IV-18
Tabel IV-8 Pembobotan studi model ............................................................... IV-20
Tabel IV-9 Final desain .................................................................................... IV-21
Tabel IV-10Proses pembuatan prototype ......................................................... IV-23
Tabel IV-11 Prototype...................................................................................... IV-25
Tabel IV-12 Alternatif Logo ............................................................................ IV-29
Tabel IV-13 Pembobotan logo ......................................................................... IV-30
Tabel IV-14 Rancangan biaya jasa desain ....................................................... IV-40
Tabel IV-15 Biaya promosi produk ................................................................. IV-40
Tabel IV-16Biaya kantor.................................................................................. IV-40
Tabel IV-17 Investasi Peralatan ....................................................................... IV-41
Tabel IV-18 Biaya depresiasi ........................................................................... IV-41
Tabel IV-19 Harga Jual Produk ....................................................................... IV-42

xii
Tabel 0-1 Makna ukiran Toraja........................................................................... xiii
Tabel 0-2 Macam-macam Tas Fashion Wanita .................................................. xxv
Tabel 0-3 Jenis Material Tas .............................................................................. xxix
Tabel 0-4Jenis-Jenis Kait ................................................................................... xxxi
Tabel 0-5 Jenis-Jenis Cincin ............................................................................. xxxii
Tabel 0-6 Jenis-Jenis Bag Charms ................................................................... xxxiv
Tabel 0-7 Jenis Handle tas ................................................................................ xxxv
Tabel 0-8 Rumah Adat Toraja.............................................................................. xlv
Tabel 0-9 Rumah Adat Bugis ............................................................................. xlvii
Tabel 0-10 Rumah Adat Luwu ........................................................................... xlvii
Tabel 0-11 Rumah Adat Balla........................................................................... xlviii
Tabel 0-12 Rumah Adat Mandar......................................................................... xlix
Tabel 0-13Alternatif 1 .............................................................................................. l
Tabel 0-14Alternatif 2 ............................................................................................. li
Tabel 0-15Alternatif 3 ............................................................................................ lii
Tabel 0-16Alternatif 4 ........................................................................................... liii
Tabel 0-17Alternatif 5 ........................................................................................... liv
Tabel 0-18 Alternatif 6 ........................................................................................... lv
Tabel 0-19Alternatif 7 ........................................................................................... lvi

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1 Kerangka Penelitian ........................................................................... I-4


Gambar II-1 Rumah adat suku Gowa.................................................................. II-1
Gambar II-2 Rumah adat Suku Bugis ................................................................. II-2
Gambar II-3 Rumah Adat Suku Luwu ................................................................ II-4
Gambar II-4 Rumah adat suku Mandar ............................................................... II-5
Gambar II-5 Rumah Adat Tongkonan ................................................................ II-6
Gambar II-6 Beragam ornamen rumah adat Tongkonan .................................... II-7
Gambar II-7 Mesin Laser cutting........................................................................ II-8
Gambar II-8 Hasil cutting pada bahan kulit ........................................................ II-9
Gambar II-9 Pola Tas ........................................................................................ II-15
Gambar II-10 Pola Tas ...................................................................................... II-16
Gambar II-11 Proses Penjahitan....................................................................... II-16
Gambar II-12Proses Packing ............................................................................ II-17
Gambar II-13 Contoh bentuk geometris ........................................................... II-21
Gambar III-1 Kuisioner pemilihan jenis tas ....................................................... III-2
Gambar III-2 Hasil pemilihan jenis tas .............................................................. III-3
Gambar IV-1 Aspek primer sekunder tersier ..................................................... IV-2
Gambar IV-2 Flowchart Kegiatan ..................................................................... IV-3
Gambar IV-3 Snap Hook.................................................................................... IV-6
Gambar IV-4Welded D-Ring.............................................................................. IV-6
Gambar IV-5Handle ring besi ............................................................................ IV-7
Gambar IV-6 Skema produksi ........................................................................... IV-7
Gambar IV-7 Aksesoris tas ................................................................................ IV-8
Gambar IV-8 Warna tas ..................................................................................... IV-8
Gambar IV-9 Bentuk tas .................................................................................... IV-9
Gambar IV-10 Point of interest tas .................................................................... IV-9
Gambar IV-11Bentuk Tas ................................................................................ IV-10

xiv
Gambar IV-12 Cokelat ..................................................................................... IV-10
Gambar IV-13 Tekstur kulit kambing .............................................................. IV-10
Gambar IV-14 Mindmap .................................................................................. IV-12
Gambar IV-15 Image Chart ............................................................................. IV-13
Gambar IV-16 Image Board ............................................................................ IV-14
Gambar IV-17 Moodboard .............................................................................. IV-15
Gambar IV-18 Studi Model Alternatif 1 .......................................................... IV-19
Gambar IV-19Studi Model Alternatif 4 ........................................................... IV-19
Gambar IV-20 Studi Model Alternatif 6 .......................................................... IV-20
Gambar IV-21 Dust Bag .................................................................................. IV-33
Gambar IV-22 Paper Bag ................................................................................. IV-33
Gambar IV-23Souvenir gantungan kunci ........................................................ IV-34
Gambar IV-24 X-Banner.................................................................................. IV-35
Gambar IV-25 Website .................................................................................... IV-35
Gambar IV-26Media Sosial ............................................................................. IV-36
Gambar IV-27 Price tag................................................................................... IV-36
Gambar IV-28Survey reaksi pasar ................................................................... IV-43
Gambar 0-1 Tren Xuberent ............................................................................. xxxvii
Gambar 0-2 Tren Svarga ................................................................................ xxxviii
Gambar 0-3 Tren Neo Medieval .................................................................... xxxviii
Gambar 0-4Dystopian Fortress ....................................................................... xxxix
Gambar 0-5 Armory ......................................................................................... xxxix
Gambar 0-6 GalactocRomantic .............................................................................. xl
Gambar 0-7Tren Cortex ......................................................................................... xl
Gambar 0-8 Crafted Decoration ............................................................................ xli
Gambar 0-9 Tren Layered Patina ........................................................................ xlii
Gambar 0-10Tren Matte Simplicity ..................................................................... xlii
Gambar 0-11 Tren Framed Structure .................................................................. xliii
Gambar 0-12 Tren Interwoven ............................................................................ xliii

xv
Gambar 0-13 Tren Chisseled Grain .................................................................... xliv
Gambar 0-14Tren Home-grown.......................................................................... xliv

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Makna Ukiran Toraja........................................................................ xiii
Lampiran 2 Jenis tas wanita ................................................................................ xxv
Lampiran 3 Jenis Material tas ............................................................................ xxix
Lampiran 4 Jenis kait tas .................................................................................... xxxi
Lampiran 5 jenis cincin tas ............................................................................... xxxii
Lampiran 6 Jenis Bag Charm........................................................................... xxxiv
Lampiran 7 Jenis Handle Tas............................................................................ xxxv
Lampiran 8 Tren Forecasting Bekraf .............................................................. xxxvii
V.2.1 Exuberant .......................................................................................... xxxvii
V.2.2 Svarga .............................................................................................. xxxviii
V.2.3 Neo Medieval ................................................................................... xxxviii
V.2.4 Dystopian Fortress ............................................................................. xxxix
V.2.5 Armory ............................................................................................... xxxix
V.2.6 Galactic romantic ..................................................................................... xl
V.2.7 Cortex ....................................................................................................... xl
V.2.8 Tren Forecasting WGSN......................................................................... xli
V.2.9 Crafted Decoration .................................................................................. xli
V.2.10 Layered Patina ....................................................................................... xlii
V.2.11 Matte simplicity ..................................................................................... xlii
V.2.12 Framed structure ................................................................................... xliii
V.2.13 Interwoven ............................................................................................ xliii
V.2.14 Chiselled grain ...................................................................................... xliv
Lampiran 9 Observasi Rumah adat ...................................................................... xlv
Lampiran 10 Alternatif Desain ................................................................................ l
Lampiran 11 Alternatif rumah adat Situbondo ................................................... lvii
Lampiran 12 Pecah Pola...................................................................................... lviii
Lampiran 13 Gambar Teknik ................................................................................ lxi
Lampiran 14 Data Responden ............................................................................. lxvi
Lampiran 15 Foto Produk ................................................................................... lxix

xvii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Sulawesi Selatan terdiri dari lima suku yaitu Suku Mandar, Gowa, Toraja, Bugis,
dan Luwuk. Tiap suku di Sulawesi Selatan memiliki rumah adat masing-masing.
Tiap rumah adat di Sulawesi Selatan memiliki bentuk, struktur bangunan dan
filosofi yang berbeda-beda (Romadecade, 2018) . Rumah adat Sulawesi Selatan
kurang dikenal masyarakat oleh karena itu, Untuk membuat rumah adat Sulawesi
Selatan dapat dikenang oleh wisatawan maka dibuat produk yang bertemakan
rumah adat Sulawesi Selatan yang dipasarkan berupa miniatur rumah adat, baju,
tas, gelang dan kalung.

Pemerintah Indonesia memulai Revolusi Industri 4.0 pada perekonomian yang


ditandai dengan berkembangnya Internet diikuti teknologi baru dalam data sains,
kecerdasan buatan, robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan teknologi nano
(Setyadi, 2018). Presiden Joko Widodo membuat strategi Indonesia untuk
menerapkan revolusi industri jilid 4 bertujuan untuk mencapai target Indonesia
masuk ke dalam 10 besar ekonomi terkuat dunia di tahun 2030. Industri 4.0. Peta
yang diberi nama Making Indonesia 4.0 yang memberikan arah bagi pergerakan
industri nasional di masa depan. Hadirnya Making Indonesia 4.0 di Indonesia
akan dimulai dengan pengembangan lima sektor manufaktur yaitu industri
makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri
kimia, dan industri elektronik. (Firmansyah, 2018)

Sektor industri tekstil merupakan sector yang meliputi proses pengolahan material
menjadi barang jadi dengan proses penjahitan, penenunan, dan perajutan. Lifestyle
produk merupakan produk yang dibutuhkan oleh manusia sesuai dengan pola
hidup, aktifitas, dan minat. (Reily, 2017)

Di Sulawesi Selatan belum banyak lifestyle produk berupa tas yang dapat
memperkenalkan ciri khas rumah adat yang mengikuti perkembangan zaman baik
dari material, warna, dan bentuk tas dengan pengolahan material menggunakan
teknologi. Penulis melihat adanya peluang untuk merancang lifestyle produk
berupa tas yang memperkenalkan kebudayaan Sulawesi Selatan yang mengikuti
I-2
Bab I. Pendahuluan

perkembangan revolusi industri 4.0. Hal ini dapat memperkenalkan identitas


rumah adat Sulawesi Selatan dan dapat di kenal di dalam maupun luar negeri.

Perancangan ini menarik untuk dibuat karena dapat memperkenalkan kebudayaan


rumah adat kota Sulawesi Selatan melalui tas yang sekaligus menerapkan
teknologi dalam proses pembuatannya serta mengikuti perkembangan zaman baik
dari material, warna, dan bentuk tas. Untuk itu penulis akan merancang lifestyle
product berupa tas dengan ciri khas rumah adat kota Sulawesi Selatan yang
mengikuti perkembangan zaman yang mengikuti perekonomian revolusi industri
4.0 .

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah


sebagai berikut:

- Fokus pemerintah dalam perekonomian revolusi industry vol 4 ke dalam 5


sektor.
- Tas dengan ciri khas rumah adat kota Sulawesi Selatan tidak mengikuti
perkembangan zaman.

Dari poin rumusan masalah di atas, maka muncullah pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
Bagaimana merancang tas dengan pengaplikasian bentuk dan motif yang
terinspirasi dari rumah adat kota Sulawesi Selatan yang mengikuti perkembangan
zaman sekaligus mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0?

I.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya antara
lain sebagai berikut:

- Pembuatan tas dengan ciri khas kota Sulawesi Selatan


- Penggambaran karakteristik ciri khas rumah adat kota Sulawesi Selatan
- Produk merupakan lifestyle produk yang terdiri dari 5 varian tas yang
mewakili masing-masing rumah adat Sulawesi Selatan serta mengadopsi
bentuk dan motif rumah adat
Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya
I-3
Bab I. Pendahuluan

- Pengguna produk adalah wanita usia 20-30 tahun.

I.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang produk lifestyle dengan
pengaplikasian motif dan bentuk dari rumah adat Sulawesi Selatan yang
mengikuti perkembangan tren yang memperkenalkan kebudayaan rumah adat kota
Sulawesi Selatan.

I.5 Manfaat

- Teoritis

Melalui penelitian ini produk lifestyle yang didesain diharapkan dapat menambah
jenis baru produk dengan kebudayaan Indonesia.

- Praktis
Manfaat lain dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada:
- Konsumen
Dengan adanya penelitian ini konsumen dapat mengetahui rumah adat dari kota
Sulawesi Selatan
- Peneliti (Desainer)
Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah pengalaman dan memotivasi
peneliti untuk melakukan inovasi terhadap perancangan lifestyle product.

I.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dimana


pengumpulan data-data menggunakan metode dibawah ini:

- Kualitatif

Observasi, dilakukan dengan mencari referensi suku, dan rumah adat


Analisis visual terhadap bentuk rumah adat
- Kuantitatif
Kuisioner
Untuk mengetahui bentuk tas yang diminati oleh masyarakat

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


I-4
Bab I. Pendahuluan

I.7 Kerangka Penelitian

Pendahuluan
- Revolusi Industri 4.0 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
- Produk Liefestyle memperkenalkan ciri khas rumah adat Sulawesi Selatan yang
tidak mengikuti perkembangan zaman

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat, Metode


Penelitian, Kerangka Penelitian, Sistematika Penulisan.

Data

Studi Pustaka Observasi

Buku dan Sumber Rumah Adat Sulawesi


Elektronik Selatan dan Produk
Eksisting
Sintesis

Aspek Desain

Konsep Desain

Alternatif Desain

Studi Model

Final Desain

Prototype

Manajemen desain

Gambar I-1 Kerangka Penelitian

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


I-5
Bab I. Pendahuluan

I.8 Sistematika Penulisan

BAB 1. PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan,


Manfaat, Metode Penelitian, Kerangka Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Rumah Adat Sulawesi Selatan, Material, Teknologi Laser cutting, Tren


Forecasting 2019, Produk Eksisting, Aksesoris tas, Proses pembuatan tas,
Antropometri, dan Ergonomi

BAB 3. DATA DAN ANALISIS

Observasi Rumah Adat Toraja, Observasi Rumah Adat Mandar, Observasi Rumah
Adat Bugis, Observasi Rumah Adat Luwu, Observasi Rumah Adat Gowa,
kuesioner pemilihan jenis tas, Analisis Visual dan Sintesis Penelitian Keseluruhan

BAB 4. PROSES DESAIN

Aspek Desain, Konsep Desain, Deskrisi Produk, Citra Desain, Kebutuhan Produk,
Kriteria Desain, Spesifikasi Desain, Jangkauan Desain, Desain Akhir, dan
Managemen Produk

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil analisis Bab 1,2,3,4

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Rumah Adat Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan terletak dibagian barat daya pulau Sulawesi yang
berbatasan dengan provinsi Sulawesi tengah di bagian utara. Provinsi Sulawesi
Selatan terdiri dari 21 kabupaten dan 2 kotamadya, dengan luas sekitar 82.768
km2 yang dihuni oleh 5 suku bangsa, yaitu Bugis, Luwuk, Makasar, Mandar dan
Toraja. (Taman Mini Indonesia Indah, 2012)

II.1.1 Rumah adat Suku Gowa

Gambar II-1 Rumah adat suku Gowa

(Sumber: https://andihidayat1505.com) diakses 18 Agustus 2018

Rumah khas suku Gowa Sulawesi Selatan berbentuk rumah panggung yang
tingginya sekitar 3 meter dari tanah dan disanggah oleh tiang-tiang dari kayu yang
berjejer rapih. Rumah atau balla berbentuk segi empat dengan lima tiang
penyangga ke arah belakang dan 5 tiang penyangga ke arah samping. Untuk
rumah milik bangsawan yang biasanya lebih besar, jumlah tiang penyangganya
berjumlah lima ke samping dan enam atau lebih ke arah belakang. Atap rumah
adat Sulawesi Selatan berbentuk pelana, bersudut lancip dan menghadap ke
bawah. Biasanya bahannya terdiri dari nipah, rumbia, bambu, alang-alang, ijuk
atau sirap.
II-2
Bab II. Tinjauan Pustaka

Bagian depan dan belakang puncak atap rumah yang berbatasan dengan dinding
dan berbentuk segitiga disebut timbaksela. Dari timbaksela ini bisa dikenali
derajat kebangsawanan pemiliknya.

Timbaksela yang tidak bersusun menandakan pemiliknya adalah orang biasa, bila
bersusun tiga ke atas menunjukkan pemiliknya adalah bangsawan. Bilsa susunan
timbaksela-nya lebih dari lima atau bahkan sampai tujuh maka menunjukkan sang
pemilik adalah bangsawan yang menduduki jabatan di pemerintahan.

Untuk bisa naik ke atas rumah terdapat tangga atau yang dalam bahasa Sulawesi
Selatan disebut tukak. Tangga juga ada dua macam, yaitu:

- Sapana, dibuat dari bambu. Induk tangganya tiga atau empat dan anak
tangganya dianyam. Sapana ini memiliki coccorang (pegangan). Tangga jenis
ini hanya digunakan oleh para bangsawan.
- Tukak, dibuat dari kayu atau bambu. Induk tangganya ada dua dan ada
juga yang tiga untuk bangsawan. Untuk warga biasa tangga jenis ini tidak
memiliki coccorang atau pegangan. Anak tangganya selalu ganjil. (Ipul, 2012)

II.1.2 Rumah Adat Suku Bugis

Gambar II-2 Rumah adat Suku Bugis

(Sumber: https://novianthy.com) diakses 18 Agustus 2018

Rumah adat bugis terdiri dari tiga bagian yaitu terdiri atas :
- Boting Langiq (Perkawinan di langit yang dilakukan oleh we tenriabeng)
- Ale Kawaq (Di bumi. keadaan-keadaan yang terjadi dibumi)

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-3
Bab II. Tinjauan Pustaka

- Buri Liu (Peretiwi/Dunia Bawah Tanah/Laut)

Rumah adat suku Bugis Sulawesi Selatan dapat di bedakan berdasarkan status
sosial orang yang menempatinya, rumah Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar
yang di tempati oleh keturunan raja (kaum bangsawan). Bola adalah rumah yang
di tempati oleh rakyat biasa.

Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung, lantainya


mempunyai jarak tertentu dengan tanah, bentuk denahnya sama yaitu empat
persegi panjang. Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang lebih luas
begitu juga dengan tiang penyangganya, atap berbentuk prisma sebagai penutup
bubungan yang biasa di sebut timpak laja yang bertingkat-tingkat antara tiga
sampai lima sesuai dengan kedudukan penghuninya.

Rumah adat suku bugis baik saoraja maupun bola terdiri atas tiga bagian :

Awa bola ialah kolong yang terletak pada bagian bawah, yakni antara lantai
dengan tanah. Kolong ini biasa pada zaman dulu dipergunakan untuk menyimpan
alat pertanian, alat berburu, alat untuk menangkap ikan dan hewan-hewan
peliharaan yang di pergunakan dalam pertanian. Alle bola ialah badan rumah yang
terdiri dari lantai dan dinding yang terletak antara lantai dan loteng. Pada bagian
ini terdapat ruangan-ruangan yang dipergunakan dalam aktivitas sehari-hari
seperti menerima tamu, tidur, bermusyawarah, dan berbagai aktifitas lainnya.
Badan rumah tediri dari beberapa bagian rumah seperti: · lotang risaliweng, Pada
bagian depan badan rumah di sebut yang berfungsi sebagai ruang menerima tamu,
ruang tidur tamu, tempat bermusyawarah, tempat menyimpan benih, tempat
membaringkan mayat sebelum dibawa ke pemakaman. Lotang ritenggah atau
Ruang tengah, berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga bersama isteri dan
anak-anaknya yang belum dewasa, hubungan social antara sesame anggota
keluarga lebih banyak berlangsung disini. ·
Lontang rilaleng atau ruang belakang, merupakan merupakan tempat tidur anak
gadis atau orang tua usia lanjut, dapur juga di tempatkan pada ruangan ini yang
dinamakan dapureng atau jonghe. ·

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-4
Bab II. Tinjauan Pustaka

Rakkeang ialah loteng yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian
seperti padi, jagung, kacang dan hasil perkebunan lainnya. Sebagaimana halnya
unsur-unsur kebudayaan lainnya maka teknologi arsitektur tradisionalpun
senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. (Gurupendidikan.com,
2014)

II.1.3 Rumah Adat Suku Luwu

Gambar II-3 Rumah Adat Suku Luwu

(Sumber: https://upload.wikimedia.com) diakses 18 Agustus 2018

Desain dari rumah adat luwu memiliki ruangan pertama yang sangat besar,
ruangan tersebut diperkirakan dapat menampung ribuan orang di dalamnya.
Ruangan ini berfungsi sebagai Tudang Sipulung, yaitu ruangan yang digunakan
untuk membicarakan masalah kerjaan dan rakyat. Pada ruang tengah ini terdapat
sebuah ruangan yang terdiri dari 2 kamar yang luas, kamar ini diyakini sebagai
kamar Datuk dan Raja untuk beristirahat. Bagian selanjutnya dari rumah
adat Luwu, yaitu ruangan terakhir adalah ruangan yang memiliki 2 kamar yang
berukuran kecil.

Rumah adat Langkanae memiliki bentuk persegi empat. Desain bentuk jendela
dan pintu pada rumah adat Luwu ini hampir sama panjangnya. Hal ini
dikarenakan untuk memaksimalkan penghawaan alami disaat siang hari, sehingga
ukuran jendela dibuat sebesar pintu. Yang membedakan antara rumah adat Luwu
dengan rumah adat lainnya di Indonesia ialah ukiran dan pahatan dari ornament
rumah adatnya. Ornament pada Rumah adat Luwu ini memiliki ciri tersendiri
yang di sebut bunga Prengreng yang memiliki filosofi hidup menjalar sulur yang

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-5
Bab II. Tinjauan Pustaka

berarti hidupnya tidak putus-putus. Ornament ini biasanya terdapat pada induk
tangga, papan jendela, dan Anjong (tutup bangunan).

Rumah adat Luwu memiliki status sosialnya bisa kita lihat dengan banyaknya
tingkatan pada rumah tersebut, biasaya rumah adat Luwu terdiri dari 3-5
bubungan yang menandakan status sosial sang pemiliki rumah. (Trisno, 2013)

II.1.4 Rumah Adat Suku Mandar

Gambar II-4 Rumah adat suku Mandar

(Sumber: https://andihidayat.com) diakses 18 Agustus 2018

Rumah Boyang juga merupakan rumah berstruktur panggung yang disusun dari
material kayu-kayuan. Rumah adat Sulawesi Barat ini ditopang oleh tiang-tiang
dari kayu balok berukuran besar setinggi 2 meter. Tiang-tiang tersebut menopang
lantai sekaligus atap rumah. Tiang tidak ditancapkan ke tanah, melainkan
ditumpangkan pada sebuah batu datar untuk mencegah kayu cepat melapuk.
Strukturnya yang berupa rumah panggung yang dilengkapi dengan 2 buah tangga,
satu di bagian depan dan satu lagi di belakang rumah. Tangga-tangga tersebut
memiliki anak tangga yang berjumlah ganjil, biasanya antara 7 sd 13 buah dan
dilengkapi dengan pegangan di sisi kanan dan kirinya.

Untuk dinding dan lantai, rumah Boyang menggunakan material papan. Khusus
bagian dinding, papan yang dipasang umumnya adalah papan yang telah diukir
sedemikian rupa sesuai motif khas suku Mandar. Dinding juga dilengkapi dengan
beberapa jendela sebagai pengatur sirkulasi udara ke dalam rumah. Atap rumah
Boyang berbentuk prisma, memanjang dari depan ke belakang menutupi semua
bagian rumah. Atap ini dibuat dari daun rumbia dan dihiasi dengan ornamen-

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-6
Bab II. Tinjauan Pustaka

ornamen khusus seperti tumbaq layar dan ukiran bunga melati ujung bubungan,
ukiran burung atau ayam jantan di ujung atap, dan ornamen teppang di atas
bubungan. Fungsi Rumah Adat Pada masa silam, rumah adat Boyang digunakan
sebagai tempat tinggal masyarakat suku Mandar.

Ciri Khas dan Nilai Filosofi Ada beberapa keunikan yang terdapat dalam gaya
arsitektur rumah adat Sulawesi Barat yang bernama rumah Boyang ini. keunikan-
keunikan tersebut dapat menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan rumah
adat suku Mandar ini dengan rumah adat suku lain di Indonesia. Ciri khas dan
keunikan tersebut antara lain: Berupa rumah panggung dengan tiang balok yang
berukuran besar. Rumah ini dilengkapi dengan 2 buah tangga yang terdapat di
bagian depan dan belakang rumah. Memiliki atap berbentuk pelana yang
memanjang dari depan ke belakang menutupi rumah. Dibangun menghadap ke
timur (arah matahari terbit) sebagai simbol keselarasan kehidupan. Rumah ini
dihiasi dengan ragam ornamen, baik di bagian atap, dinding, plafon, tangga,
hingga bagian-bagian lainnya. Ornamen tersebut selain berfungsi sebagai hiasan
juga memiliki nilai filosofis yang menjadi identitas sosial kemasyarakatan bagi
suku Mandar. (Kamerabudaya, 2017)

II.1.5 Rumah Adat Suku Toraja

Gambar II-5 Rumah Adat Tongkonan

(Sumber: https://upload.wikimedia.com) diakses 18 Agustus 2018

Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu
dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkonan”
berasal dari bahasa Toraja tongkon (“duduk”).

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-7
Bab II. Tinjauan Pustaka

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang


berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku
Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena
Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka.Menurut
cerita rakyat

Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur
suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara
yang besar.

Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya


dilakukan dengan bantuan keluarga besar. Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan
layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat
“pemerintahan”. Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang
memiliki wewenang tertentu dalam adatdan tradisi lokal sedangkan anggota
keluarga biasa tinggal di tongkonan batu. Eksklusifitas kaum bangsawan atas
tongkonan semakin berkurang seiring banyaknya rakyat biasa yang mencari
pekerjaan yang menguntungkan di daerah lain di Indonesia. Setelah memperoleh
cukup uang, orang biasa pun mampu membangun tongkonan yang besar. (Media
Indonesia, 2018)

II.1.5.1 Ornamen

Gambar II-6 Beragam ornamen rumah adat Tongkonan

(Sumber: https://upload.wikimedia.com) diakses 18 Agustus 2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-8
Bab II. Tinjauan Pustaka

Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah variasi
gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiran-ukiran
tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja yang
disebut Pa’ssura (Penyampaian). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan
perwujudan budaya Toraja. Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase
simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis.
Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural
tertentu.

Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan makna.
Warna-warna yang dominan adalah merah, kuning, putih dan hitam. Semua
sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang
berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiran-
ukiran magis ini diyakini dari Ne’ Limbongan yang mana simbolnya adalah
berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin. (Kompasinia, 2016)

II.2 Material

Tas memiliki material utama dalam pembentukannya. Berikut ini adalah material
utama yang digunakan dalam pembuatan tas yang terdapat pada lampiran.

II.3 Teknologi Laser Cutting

Gambar II-7 Mesin Laser cutting

(Sumber : https://ae01.alicdn.com/) diakses 18 Agustus 2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-9
Bab II. Tinjauan Pustaka

Laser cutting merupakan sebuah teknologi mesin yang menggunakan laser untuk
memotong dan mengukir sebuah benda a tau material tertentu dengan
menggunakan komputer / program software khusus untuk mengoperasikannya.
Kegunaan laser cutting ini untuk hal-hal yang bersifat kreatif, misalnya Souvenir /
Merchandise yang terbuat dari Acrylic (Akrilik), Marmer, Kaca, Kayu, Kertas,
Karet Stempel, Kulit Sintetis dan lain sebagainya.

Gambar II-8 Hasil cutting pada bahan kulit

(Sumber : https://ae01.alicdn.com/) diakses 18 Agustus 2018

Kegunaan mesin Laser Cutting adalah sebagai berikut :

- Menggores (Marking), Sinar laser merusak bagian permukaan material


sehingga meninggalkan tanda berupa goresan.

- Gravir (Engraving), sinar laser menggores permukaan material dengan


kedalaman yang berbeda sehingga menghasilkan bentuk Ukiran atau
Gambar atau Motif yang sesuai dengan Gambar yang kita inginkan..

- Melubangi (Perforating / Punching / Cutting), sinar laser melubangi


material dengan bentuk sesuai yang kita Inginkan. Mesin pemotong laser
dapat memotong kulit sintetis, kulit poliuretan (PU), polivinil klorida
(PVC) kulit buatan, kulit wol, produk setengah jadi, dan berbagai kain
kulit.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-10
Bab II. Tinjauan Pustaka

Kelebihan dari mesin laser cutting ini adalah sinar laser yang digunakan sebagai
alat ukir, grafir, atau potong. Kualitas grafir atau ukiran sangat bagus dan detail,
serta memiliki nilai seni yang baik dan prosesnya juga yang sangat cepat.
(Industrial Laser, 2018)

II.4 Tren Forecasting 2019

Tren yang diprediksikan akan muncul pada tahun 2019/2020 di Indonesia dan di
dunia yaitu

II.4.1 Tren Forecasting Bekraf

Indonesia Trend Forecasting menghadirkan proyeksi tren fashion Indonesia


2019/2020 yang kali ini mengangkat tema Singularity yang terkait perubahan
zaman. Tema ini mengusung gambaran keadaan yang mengindikasikan beragam
pergeseran teknologi dan sikap-sikap yang menyertainya, dan gambaran masa
depan yang masih diraba. Dalam konsep Singularity tersebut terdapat unsur
pertanyaan, kekhawatiran, optimisme, serta harapan akan apa yang terjadi di masa
depan. Tema ini kemudian diturunkan dalam empat tren utama, yaitu Exuberant,
Neo Medieval, Svarga, dan Cortex. (BEKRAF, 2018)

II.4.2 Tren Forecasting WGSN

Common Ground merupakan konsep yang menstabilkan perpaduan antara unsur


lokal dengan perekonomian global yang saling berkolaborasi. Inspirasi datang
pada kesederhanaan yaitu material alam yang relevan dengan perpaduan modern.
Dalam konsep Common Ground kemudian diturunkan dalam sepuluh utama,
yaitu Crafted decoration, layered patina, matte simplicity, framed structure,
interwoven, meadow flora, garden produce. Surface stitch, chiselled grain, dan
home-grown. (WSGN, 2018)

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-11
Bab II. Tinjauan Pustaka

II.5 Produk Eksisting

Tabel II-1 Produk eksisting

Pengelompikan tas Jenis Tas

Tas Rajut serut dengan


motif rumah adat

Tas dengan kulit sintetis


yang memiliki motif rumah
adat.

Tas kain dengan motif


rumah adat.

II.6 Lifestyle Product

Lifestyle adalahgaya hidup mengenai aktifitas seseorang, minat dari seseorang,


dan opini dari masyarakat (Assael, 2017). Lifestyle produk adalah produk yang
berkaitan dengan aktifitas dan kebutuhan manusia. Jenis-jenis produk fashion

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-12
Bab II. Tinjauan Pustaka

yaitu, tas, sepatu, dompet, baju, topi, aksesoris dan lainnya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)

Tabel II-2 Lifestye Product

No. Nama Gambar

1. Jam Tangan

https://www.jakartanotebook.com
diakses 18 Agustus 2018

2. Tas

https://klaasleather.com/ diakses 18
Agustus 2018

3. Sepatu

https://img.mytheresa.com/ diakses
18 Agustus 2018

4. Dompet

https://ae01.alicdn.com/ diakses 18
Agustus 2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-13
Bab II. Tinjauan Pustaka

No. Nama Gambar

5. Baju

https://193dmy3lc0esgku9ooz81h9
u-wpengine.netdna-ssl.com/
diakses 18 Agustus 2018

6. Celana

http://dimg.dillards.com/ diakses
18 Agustus 2018

7. Topi

https://images-na.ssl-images-
amazon.com diakses 18 Agustus
2018

8. Aksesoris
(kalung, anting-
anting)

https://www.overstock.com/
diakses 18 Agustus 2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-14
Bab II. Tinjauan Pustaka

II.7 Tas

Tas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kemasan atau wadah
berbentuk persegi dan sebagainya, biasanya bertali, di pakai untuk menaruh,
menyimpan, atau membawa sesuatu. Tas adalah semua hal yang digunakan untuk
kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan membawa sesuatu bisa
dinamakan dengan tas. Dalam perkembangannya tas mengalami perkembangan
dari segi banyak hal mulai dari bentuk, fungsi dan sebagainya. (Virginia, 2015)
Berikut ini adalah beberapa macam tas fashion wanita yang terdapat pada
halaman lampiran.

II.7.1 Aksesoris Tas

Berikut ini merupakan jenis-jenis aksesoris untuk membuat tas.

II.7.1.1 Kait (Hook)

Kait berarti besi (kawat dan sebagainya) yang ujungnya melentuk (seperti gancu,
seruit, sanggamara). (KBBI, 2018) Berikut ini adalah jenis-jenis kait yang
digunakan untuk membuat tas yang terdapat pada halaman lampiran

II.7.1.2 Cincin (Ring)

Segala sesuatu yang berbentuk lingkaran (seperti gelang-gelang kecil pada tombak
atau mata rantai). (KBBI, 2017) Berikut ini adalah jenis-jenis cincin yang
digunakan untuk membuat tas yang terdapat pada halaman lampiran.

II.7.1.3 Bag Charms


Bag Charmsmerupakan gantungan yang digunakan untuk menghiasi tas. Berikut
ini adalah jenis-jenis bag charms yang terdapat pada halaman lampiran

II.7.1.4 Handle tas


Merupakan pegangan tas yang digunakan dengan cara menggenggam menggunakan
tangan. Berikut ini merupakan jenis-jenis handle tas yang terdapat pada halaman
lampiran.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-15
Bab II. Tinjauan Pustaka

II.7.2 Proses Pembuatan Tas

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan tas.

II.7.2.1 Penggambaran pola tas.

Dalam penggambaran pola tas seringkali dilibatkan kepada orang-orang yang


memang mahir di bidangnya untuk meminimalisir dari kesalahan pola yang
mengakibatkan kegagalan proses pembuatan tas atau proses produksi.
Penggambaran pola biasa dilakukan secara manual atau langsung dilakukan oleh
desainer. (Subagyo, 2017)

Gambar II-9 Pola Tas

(Sumber: http://konveksitascirebon.com, diunduh pada 22 Febuari 2018)

II.7.2.2 Pemotongan gambar hasil pola

Setelah gambar pola berhasil di buat maka langkah selanjutnya adalam


pemotongan gambar yang telah berhasil di pola. Pemotongan gambar ini dapat
dilakukan secaramanual atau langsung oleh bagian cutting maupun dilakukan oleh
bantuan mesin pemotong otomatis yang telah diatur sebelumnya oleh pihak
penerima jasa pembuatan tas. (Subagyo, 2017)

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-16
Bab II. Tinjauan Pustaka

Gambar II-10 Pola Tas

(Sumber: http://konveksitascirebon.com, diunduh pada 22 Febuari 2018)

II.7.2.3 Penjahitan

Langkah yang tidak kalah penting dari proses pembuatan tas adalah penjahitan.
Penjahitan adalah proses penyatuan bahan-bahan yang telah dipotong secara teliti
dan rapih sehingga menghasilkan sebuah tas yang diinginkan. Mungkin beberapa
tas tidak dilakukan penjajhitan melainkan dengan cara pemberian lem dan lain
sebagainya. (Subagyo, 2017)

Gambar II-11 Proses Penjahitan

(Sumber: http://konveksitascirebon.com, diunduh pada 22 Febuari 2018)

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-17
Bab II. Tinjauan Pustaka

II.7.2.4 Packing

Proses terakhir adalah packing dimana tas ini disajikan dalam pembungkusan
yang menarik. Proses packing ini tidak banyak dilakukan karena tas seringkali
disajikan dengan cara dipajang tanpa bungkus. (Subagyo, 2017)

Gambar II-12Proses Packing

(Sumber: http://konveksitascirebon.com, diunduh pada 22 Febuari 2018)

II.8 Antropometri

Berikut ini data ukuran antropometri wanita Indonesia untuk pembuatan produk
tas.

Tabel II-3 Antropometri Wanita

No. Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD Gambar

121.
1. D3 Tinggi bahu 129.2 137.14 4.83
6 http://antropometriindonesia.
org/index.php/detail/sub/3/4/
0/dimensi_antropometri,
diunduh pada 24 Februari
2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-18
Bab II. Tinjauan Pustaka

No. Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD Gambar

Lebar sisi
2. D17 31.9 38.71 45.52 4.14
bahu
http://antropometriindonesia.
org/index.php/detail/sub/3/4/
0/dimensi_antropometri,
diunduh pada 24 Februari
2018

3. D29 Lebar tangan 6.44 7.95 9.45 0.91


http://antropometriindonesia.
org/index.php/detail/sub/3/4/
0/dimensi_antropometri,
diunduh pada 24 Februari
2018

4. Lebar bahu 28.1


D18 35.11 42.06 4.23
bagian atas 6
http://antropometriindonesia.
org/index.php/detail/sub/3/4/
0/dimensi_antropometri,
diunduh pada 24 Februari
2018

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-19
Bab II. Tinjauan Pustaka

No. Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD Gambar

5. Panjang 21.8
D22 32.04 42.23 6.2
lengan atas 5
http://antropometriindonesia.
org/index.php/detail/sub/3/4/
0/dimensi_antropometri,
diunduh pada 24 Februari
2018

II.9 Ergonomi

Model yang stylish, warna dan ukuran adalah pertimbangan utama kaum wanita
dalam memilih tas. Belum banyak yang menyadari bahwa tas yang tidak
ergonomis juga menjadi penyebab nyeri punggung hingga skoliosis atau
pertumbuhan tulang yang tidak normal.
Para pakar menyebutkan, saat ini rata-rata tas yang dibawa wanita memiliki berat
hingga 3 kilogram. Ukuran tas yang semakin besar memang memudahkan banyak
orang memasukkan berbagai hal ke dalamnya, mulai dari laptop, kamera, botol air
minum, dompet, tas kosmetik, atau payung. Padahal, saat kita membawa tas berat
di satu sisi pundak dalam waktu lama, lengkung alamiah leher, yang membagi rata
tekanan di tulang belakang, mulai terganggu sehingga memicu nyeri di punggung,
pundak, dan kepala. Berikut adalah hal yang harus menjadi pertimbangan saat
membeli tas : (Sumber : http://www.tribunnews.com/lifestyle/2011/07/07/yuk-
memilih-tas-yang-tepat-agar-tak-nyeri-punggung)
- Ukuran
Memilih tas yang memiliki ukuran sesuai dengan tipe tubuh. Menghindari
membawa tas yang besar dan berat.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-20
Bab II. Tinjauan Pustaka

- Berat
Berat tas seharusnya tidak melebihi 10 persen dari berat tubuh. Lebih dari
itu sama saja dengan memberi beban terlalu besar pada punggung, leher
dan otot. Tas yang terbuat dari kanvas atau vinil juga lebih ringan
dibanding material dari kulit.
- Tali selempang
Memilih tali selempang (straps) yang lebar dan memiliki bantalan. Tali
seperti ini akan mendistribusikan tekanan di pundak sehingga Anda lebih
merasa nyaman. Pilih juga desain straps yang bisa diatur sesuai dengan
tinggi badan. Desain selempang yang buruk bisa memicu tekanan dan
nyeri otot.
- Banyak Ruang
Memilih tas yang memiliki banyak kompartemen sehingga berat bisa rata.
Benda yang paling berat sebaiknya berada di bagian paling bawah.

II.10 Bentuk

Bentuk adalah wujud rupa yang dapat dilihat oleh mata manusia. Terdapat 2 jenis
bentuk, yaitu bentuk geometris dan organis.

- Bentuk organis
Suatu wujud rupa yang memiliki acuan wujud tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Bentuk organis memiliki banyak lengkung dan tidak beraturan karena
mengikuti wujud makhluk hidup.

Tabel II-4 Contoh bentuk organis

Sumber: http://www.bitebrands.co/2010/12/mengenal-bentuk.html (diakses pada 5 Juni


2018)/

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-21
Bab II. Tinjauan Pustaka

- Bentuk geometris

Suatu wujud rupa yang memiliki sudut, garis, dan lengkung yang dapat
diukur dengan jelas.

Gambar II-13 Contoh bentuk geometris

Sumber: http://marianimahmud.blogspot.co.id/ (diakses pada 5 Juni 2018)

II.11 Tekstur

Dapat disebut sebagai rasa bahan suatu permukaan benda, dinyatakan dengan
kesan kasar, halus, tajam, licin. Tekstur dapat dirasakan melalui sentuhan ataupun
hanya dilihat. Berdasarkan wujudnya, tekstur terdiri dari : (Sulastianto, 2007, p.
12)

- Tekstur asli

Permukaannya dapat dilihat dan diraba karena bend a tersebut memiliki tekstur
sendiri. Tekstur asli dibagi menjadi 2, tekstur kasar dan tekstur halus.

1. Tekstur kasar
Permukaan yang tidak rata dan berbintik yang dapat mengekspresikan kesan
kokoh) Contoh : dasbor mobil, bat u, jalan raya, amplas, karung goni
2. Tekstur halus (permukaan yang rata dan licin yang dapat mengekspresikan
kesan lembut dan halus) Contoh : kaca, keramik, kain sutra
- Tekstur buatan

Merupakan bidang dua dimensi melalui pengolahan unsur warna, ruang, nada, dan
garis yang dapat memberi kesan tertentu pada mata pengamat.

Tas yang dirancang memiliki bentuk dan jenis aksesoris tertentu sehingga terlihat
serasi dan memiliki kesalarasan saat digunakan.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


II-22
Bab II. Tinjauan Pustaka

II.12 Harmonisasi

Harmonisasi pada tas dapat berupa pemilihan bentuk dan jenis aksesoris tertentu
sehingga terlihat serasi dan memiliki kesalarasan saat digunakan.

II.13 Keseimbangan

Keseimbangan pada tas dapat berupa pemilihan bentuk, warna dan ukuran sesuai
dengan antropometri dan gaya desain yang cocok dengan pengguna sehingga
terlihat seimbang saat digunakan bersamaan.

II.14 Point Of Interest

Point of interest pada tas dapat diterapkan berupa aksen yang terlihat menonjol di
bagian tertentu, seperti motif, warna ataupun aksesoris yang digunakan.

II.15 Kesatuan

Kesatuan pada tas dapat berupa pemilihaan warna aksesoris yang akan digunakan
pada tas sehingga terlihat serasi dan memiliki menyatu saat digunakan.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


BAB III DATA DAN ANALISIS

III.1 Skenario Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data tentang perancangan tas dengan
inspirasi suku di Sulawesi Selatan.

Tabel III-1 Skenario Penelitian


Skenario Penelitian

Tujuan Penelitian Mendapatkan data tentang rumah adat di Sulawesi Selatan,

Mengidentifikasi produk eksisting yang telah di pasarkan


sebelumnya

Mendapatkan data tentang bentuk dan motif dari rumah adat

Merancang produk tas dengan data-data yang telah di peroleh

Desain Penelitian Observasi

Kuisioner

Analisis visual

Area Penelitian Kota Surabaya

Kota Makassar

Target Penelitian Benteng Somba Opu Sulawesi Selatan

Benteng Fort Rotterdam Sulawesi Selatan

Ukuran Sampel Observasi

Bentuk rumah adat

Motif rumah adat

Kuisioner

Pemiihan trend forecasting

Pemilihan jenis tas

Analisis visual:

Bentuk Rumah Adat Sulawesi Selatan

Periode Penelitian 7 Maret 2018 – 25 Mei 2018

Pelaksanaan Observasi

25 Mei – 27 Mei
III-2
Bab III. Data dan analisis

Skenario Penelitian
Pembagian Kuisioner dan Analisis hasil

30 Mei – 1 April

Analisis visual bentuk rumah adat Sulawesi Selatan

Peneliti Caroline

III.2 Kusioner

Kuisioner digunakan untuk mengetahu pemilihan jenis tas. Berikut ini adalah
pertanyaan yang diajukan kepada 30 responden dengan kriteria wanita usia 17
sampai 30 tahun

Gambar III-1 Kuisioner pemilihan jenis tas


III.2.1 Analisis Data hasil kuisioner

Kuisioner digunakan untuk mengetahu pemilihan jenis tas. Berikut ini adalah
hasil kuisioner yang diajukan kepada 30 responden dengan kriteria wanita usia 17
sampai 30 tahun

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-3
Bab III. Data dan analisis

Gambar III-2 Hasil pemilihan jenis tas


III.2.2 Sintesis hasil kuisioner

Dari hasil kuisioner diatas, penulis menggambil jawaban dengan nilai yang
tertinggi. Jawaban dijadikan acuan untuk data awal proses perancangan produk.
Data tersebut nantinya akan dilengkapi kembali berdasarkan hasil observasi.

Sintesis hasil kuisioner diatas adalah jenis tas yang dipilih oleh responden yaitu
saddle bag.

III.2.3 Observasi

Observasi dilaakukan di Fort Rotterdam dan Fort Somba Opu Sulawesi Selatan
yang terdapat 5 rumah adat Sulawesi Selatan. Observasi dilakukan berupa melihat
dan meneliti bentuk dan struktur rumah adat. Observasi terdapat pada halaman
lampiran.

III.2.4 Kesimpulan hasil observasi rumah adat

- Rumah adat Toraja memiliki bentuk atap yang menyerupai bentuk perahu dan
merupakan rumah adat yang memiliki paling banyak ukiran motif yang
memiliki makna tersendiri.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-4
Bab III. Data dan analisis

- Rumah adat Bugis memiliki bentuk atap segitiga dengan atap tambahan pada
sebelah kiri bangunan. Rumah adat Bugis memiliki tangga yang menyerupai
jembatan yang digunakan untuk memasuki rumah adat.

- Rumah adat Luwu memiliki 3 atap yang saling tersusun. Pada masing-masing
atap memiliki struktur yang terdiri dari 3 lapis. Atap yang terletak pada bagian
bawah memiliki ukuran paling panjang diantara kedua atap lainnya.

- Rumah adat Gowa memiliki bentuk yang menyerupai tanduk pada bagian
puncak atap. Struktur bangunan atap terdiri dari 3 lapisan yang memiliki 2
jendela pada bagian tengah atap.

- Rumah adat Mandar terdiri dari 2 atap yang masing-masing atapnya terdiri
dari 5 lapisan. Atap sebelah kanan lebih besar daripada sebelah kiri. Rumah
adat Mandar memiliki ornament pada bagian bawah.

III.3 Analisis visual rumah adat Sulawesi Selatan

Tabel III-2 Analisis Visual


No. Gambar Keterangan Analisis Visual

1. Atap Rumah adat toraja yang Yang akan digunakan


memiliki bentuk cekung di pada perancangan tas
bagian atas dan bagian depan adalah bagian atap
berbentuk trapesium. Bagian rumah adat toraja dan
depan rumah dihiasi dengan bagian kaki rumah
ornamen Toraja

2. Bagian atap rumah adat Yang akan digunakan


Bugis yang berbentuk pada perancangan tas
segitiga dengan bagian kiri adalah bagian atap
yang memiliki bidang miring rumah adat Bugis dan
dengan 2 lapisan pada bagian bagian kaki rumah
atap rumah adat

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-5
Bab III. Data dan analisis

3. Bagian atap rumah adat Yang akan digunakan


Mandar yang berbentuk pada perancangan tas
segitiga yang memiliki 3 adalah bagian atap
tumpuk lapisan dengan 2 atap rumah adat Mandar dan
pada rumah dan gerbang bagian kaki rumah
4. Bagian atap rumah adat Balla Yang akan digunakan
yang berbentuk segitiga pada perancangan tas
dengan ornamen pada bagian adalah bagian atap
atas atap serta memiliki 3 rumah adat Balla dan
lapisan atap bagian kaki rumah

5. Bagian atap rumah adat Balla Yang akan digunakan


yang berbentuk segitiga yang pada perancangan tas
memiliki 5 lapisan atap adalah bagian atap
rumah adat Mandar dan
bagian kaki rumah

III.3.1 Observasi produk eksisting

Tabel III-3 Observasi produk eksisting


Gambar Analisis

Tas serut dengan maerial kain serta


penambahan motif dari rumah adat

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-6
Bab III. Data dan analisis

Tas selempang berbentuk kotak dengan


jahitan motif rumah adat dengan
menggunakan kain

Tas rajutan yang berbentuk kotak dengan


bentuk rajutan motif rumah adat.

Tas perpaduan antara rajutan yang bermotif


rumah adat dengan penggunaan bahan
berjenis karung untuk materialnya.

Tas tangan dengan pegangan rotan


berbentuk lingkaran material kain serta
manik-manik yang membentuk motif.

III.4 Sintesis Hasil Observasi

Rumah adat Sulawesi Selatan memiliki ciri khas masing-masing pada tiap
sukunya dan memiliki strukutr atap yang berbeda-beda.

Tas dengan inspriasi rumah adat kurang mengekplorasi bentuk dan mengikuti
perkembangan zaman. Terlihat dari material yang digunakan berupa rajutan serta
kain.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-7
Bab III. Data dan analisis

III.5 Analisis tren

Analisis tren dilakukan agar mengetahui tren produk yang sedang diminati
masyarakat. Analisis tren berupa bentuk, warna dan aksesoris pada produk

Tabel III-4 Analisis tren


Foto Penjelasan

Bentuk Tas memiliki bentuk


geometris dengan
ukuran yang kecil

Warna Memiliki warna yang


monoton dan terkesan
netral

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-8
Bab III. Data dan analisis

Detail Aksesoris berupa


Hand ring, triangle
ring, tussel, dan
studded. Sebagian
besar berinovasi pada
pegangan tas.

Kesimpulan : Dari segi bentuk, tas memiliki bentuk dasar geometris dengan
ukuran kecil. Warna tas menggunakan warna netral Aksesoris tas sebagian besar
pada bagian pegangan tas sehingga tas menjadi multifungsi.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


III-9
Bab III. Data dan analisis

Tabel III-5 Analisis selera konsumen


Foto Penjelasan

Karyawan yang
berada di Sulawesi
Selatan
menggunakan jenis
tas yang berukuran
kecil yang dapat
digenggam maupun
diselempang pada
saat jalan-jalan.

III.6 Sintesis Hasil Keseluruhan

Rumah adat Sulawesi selatan memiliki ciri khas pada bagian Atap dari rumah.
Bagian atap rumah memiliki bentuk serta struktur yang berbeda-beda. Wanita
yang berada di Sulawesi Selatan menggunakan jenis tas yanag berukuran kecil
ketika sedang jalan-jalan yang dapat diselempangkan dibadan. Pemilihan jenis
sadle bag yang paling diminati oleh wanita yang berusia 18-30 tahun. Tas yang
berada di pasaran kurang mengikuti perkembangan zaman, dapat dilihat dari jenis
tas, material tas, dan pemilihan warna dari tas. Trent tass saat ini yaitu Dari segi
bentuk, tas memiliki bentuk dasar geometris dengan ukuran kecil. Warna tas
menggunakan warna netral Aksesoris tas sebagian besar pada bagian pegangan tas
sehingga tas menjadi multifungsi.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


BAB IV PROSES DESAIN

IV.1 Pembobotan Aspek Desain

Pembobotan aspek desain yang dilakukan adalah menentukan aspek primer, aspek
sekunder, dan aspek tersier yang akan digunakan untuk menentukan kriteria
pembobotan alternaitif desain dan studi model yang akan dipilih. Berikut
merupakan pembobotan aspek tersebut.

Latar Belakang Deskripsi Produk

1. Fokus pemerintah dalam revolusi Industri 1. Produk tas yang memperkenalkan rumah
Vol.4 adat Sulawesi Selatan

2. Tas dengan ciri khas Sulawesi Selatan Tidak 2. Produk dengan jenis Saddle Bag
mengikuti perkembangan zaman

Sosial Ergonomi Rupa Antopometri Tata letak Fungsi


budaya

Harga jual Antopometri Fungsi Bentuk Keamanan Bentuk

Pengguna Material Ergonomi Fungsi Material Kegiatan

Kegiatan Fungsi Antropometri Ergonomi Tekstur Pengguna

Estetika pengguna Pengguna Pengguna Warna Warna

Harga Jual Bentuk Kegiatan Ergonomi Keamanan

Estetika Estetika Estetika Estetika Ergonomi

Material Estetika

Material

Tabel IV-1 Pembobotan


aspek
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui aspek primer, aspek sekunder,
dan aspek tersier. Berikut merupakan piramida aspek desain.
IV-2
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-1 Aspek primer sekunder tersier


IV.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang digunakan untuk merancang suatu produk
secara teknikal. Adapun beberapa aspek teknis yang digunakan dalam
perancangan produk ini adalah aspek pengguna, fungsi, kegiatan, operasional,
ergonomi, antropometri, material, produksi, keamanan, dan tata letak.

IV.2.1 Aspek Pengguna

Aspek pengguna dalam perancangan produk lifestyle ini dibagi menjadi dua yaitu
pengguna primer dan pengguna sekunder. Aspek pengguna primer adalah
pengguna perempuan yang ke kampus dan ke kantor sedangkan aspek pengguna
sekunder adalah pengguna perempuan yang hanya ingin menggunakan untuk
jalan-jalan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aspek pengguna adalah:

1. Jenis kelamin : Wanita


2. Usia : 20 - 30 tahun (remaja akhir – dewasa awal)
3. Pengguna primer : mahasiswa dan pekerja
Pengguna sekunder : wisatawan wancanegara
Kegiatan : jalan-jalan
Tingkat ekonomi : menengah ke bawah - menengah

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-3
Bab IV. Aspek Desain

IV.2.2 Aspek Fungsi

Fungsi dari tas dibagi menjadi fungsi primer dan fungsi sekunder, tas juga
memiliki segi positif dan negatif yang diantaranya adalah:

- Fungsi Primer:

Tas digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang digunakan untuk aktifitas


sehari-hari dengan menyesuaikan jenis barang yang digunakan dan tempat yang
ingin kunjungi.

- Fungsi Sekunder

Tas menjadi pelengkap fashion yang melengkapi gaya dari pengguna agar
menjadi lebih percaya diri

- Fungsi Positif

Tas digunakan sebagai wadah untuk menampung peralatan keseharian

-Fungsi Negatif

Tas digunakan sebagai tempat membawa makanan.

IV.2.3 Aspek Kegiatan

Pengguna produk ini memiliki aktivitas yang beragam. Mulai dari memasukkaan
barang kedalam tas, bersiap untuk jalan-jalan, pergi jalan-jalan, pulang ke rumah.

Gambar IV-2 Flowchart Kegiatan

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-4
Bab IV. Aspek Desain

IV.3 Aspek Antropometri


Aspek ini merupakan aspek penunjang produk yang ergonomis. Oleh karena itu,
data antropometri diperlukan untuk menentukan dimensi produk yang akan dibuat.
Data yang digunakan yaitu data antropometri wanita berusia 20-40 tahun .

Tabel IV-2 Data Antropometri Wanita usia 20-40 tahun


No. Keterangan Persentil yang Ukuran yang Aplikasi pada produk
digunakan diharapkan

1. Lebar telapak 50th 4-5 cm Tali pada tas dibuat agak


tangan lebar sesuai dengan
antropometri wanita agar
saat membawa produk
dapat lebih nyaman

2. Menentukan panjang
Tinggi bahu 5th 120
minimal tali produk tas

3. Menentukan panjang
Lebar bahu 5th 33
minimal tali produk tas

4. Panjang Lengan Menentukan Panjang tali


5th 22
Atas tas

5. Panjang Lengan Menentukan Panjang tali


5th 27
Bawah tas

IV.3.1 Aspek Ergonomi

Tas didesain dengan menggunakan data antropometri wanita Indonesia. Tali


selempang dibuat dengan menggunakan bantalan yang empuk agar bagian bahu
tidak terasa sakit. Terdapat kait pada bagian tas agar tali dapat diatur panjang
pendeknya dan tali dapat dilepas sesuai kebutuhan. Serta aksesoris ring yang
dapat digengam yang dapat digunakan untuk membawa tas.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-5
Bab IV. Aspek Desain

IV.3.2 Aspek Material

Material utama yang digunakan dalam pembuatan tas adalah kulit sintetis karena
bahan ini merupakan bahan yang memiliki kemudahan proses produksi beraneka
warna, dan mudah diperoleh.

Tabel IV-3 Pembobotan Material Tas


Kriteria High Medium Low
Quality Quality Quality

Kuat terhadap beban 2 2 1

Tahan lama terhadap cuaca 2 2 1

Tahan air 3 3 2

Mudah dibersihkan 3 3 2

Harga 1 2 3

Kemudahan proses produksi 2 2 2

Total 13 14 11

Tabel IV-4 Pembobotan Kuncian pada Tas


Kriteria Magnet Resleting Slide and
Snap Buckle

Kuat 3 3 2

Tahan lama 3 3 2

Ringan 3 3 3

Kemudahan 3 1 3
proses
produksi

Total 12 10 10

Dari hasil pembobotan, material yang digunakan dalam pembuatan tas adalah
kulit sintetis Medium Quality, penggunaan kuncian berupa resleting dan kuncian

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-6
Bab IV. Aspek Desain

magnet. Pemilihan material tersebut berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan


produk tas.

IV.3.2.1 Aksesories
Tas ini menggunakan aksesories berupa kait, resleting, dan cincin untuk
memudahkan operasional sekaligus mempercantik tas. Berikut aksesories yang
digunakan pada perancangan tas.

Kait
Kait yang digunakan pada perancangan tas adalah snap hook. Snap
hookdigunakan sebagai pengait untuk gantungan tas.

Gambar IV-3 Snap


Hook
(Sumber: http://ljdeals.com, diunduh pada 26 Febuari 2018)

Cincin
Cincin yang digunakan pada perancangan tas adalahwelded d-ring. Welded d-ring
digunakan sebagai tempat untuk mengaitkan pengait tas.

Gambar IV-4Welded D-Ring


(Sumber: https://pacific-canvas.myshopify.com, diunduh pada 26 Febuari 2018)
Handle
Handle yang digunakan pada perancangan tas adalah handle ring besi. Handle
ring besi digunakan sebagai pegangan tas

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-7
Bab IV. Aspek Desain

.
Gambar IV-5Handle ring besi
(Sumber: https://pacific-canvas.myshopify.com, diunduh pada 26 Febuari 2018)

IV.3.3 Aspek Produksi

Proses produksi prototype dibuat menggunakan skala dan ukuran yang sesuai
dengan ukuran tas menggunakan material kulit sintetis sebagai bahan dasar.
Material kulit sintetis diolah dengan menggunakan teknologi laser cutting agar
menghasilkan motif yang sesuai dengan rancangan. Berikut ini adalah alur
produksi tas.

Gambar IV-6 Skema produksi

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-8
Bab IV. Aspek Desain

IV.4 Aspek Rupa

Aspek ini sangat berpengaruh terutama dalam produk tas. Terdapat unsur rupa
yang perlu diperhatikan yaitu warna, bentuk dan tekstur. Berikut ini adalah
pembahasan mengenai unsur-unsur rupa yang diterapkan pada produk. Bentuk
yang diterapkan pada produk yaitu bentuk jadian geometris.

IV.4.1 Estetika

Berikut unsur estetika yang diterapkan pada produk sepatu dan tas.

IV.4.1.1 Harmonisasi
Tas yang dirancang memiliki bentuk dan jenis aksesoris tertentu sehingga terlihat
serasi dan memiliki kesalarasan saat digunakan.

Gambar IV-7 Aksesoris tas

IV.4.1.2 Kesatuan
Tas yang dirancang memiliki warna aksesoris yang netral sehingga terlihat serasi
dan memiliki menyatu saat digunakan.

Gambar IV-8 Warna tas

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-9
Bab IV. Aspek Desain

IV.4.1.3 Keseimbangan
Tas yang dirancang memiliki bentuk, warna dan ukuran sesuai dengan
antropometri dan gaya desain yang cocok dengan pengguna sehingga terlihat
seimbang saat digunakan bersamaan.

Gambar IV-9 Bentuk tas

IV.4.1.4 Point of interest


Tas yang dirancang memiliki sesuatu yang terlihat menonjol di bagian tertentu,
seperti motif, warna ataupun aksesoris yang digunakan.

Gambar IV-10 Point of interest tas


IV.4.2 Bentuk

Bentuk yang diterapkan pada perancangan tas adalah bentuk geometris. Bentuk
geometris yang diterapkan tas berbentuk persegi semi oval yang memiliki ukuran
kecil karena menyesuaikan dengan barang bawaan wanita ketika sedang jalan-
jalan. Bentuk geometris dipilih karena dapat menampung barang lebih efisien
dengan volume lebih besar.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-10
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-11Bentuk Tas


IV.4.3 Warna

Warna yang diterapkan pada perancangan tas yang sesuai dengan gaya desain
Galactic Romantic adalah Cokelat.

Gambar IV-12 Cokelat


(Sumber: https://www.polyvore.com, diunduh pada 26 Febuari 2018)

IV.4.4 Tekstur

Tekstur yang diterapkan pada perancangan tas yang sesuai dengan gaya Chisseled
Grain adalah tekstur kulit kambing.

Gambar IV-13 Tekstur kulit kambing


(Sumber: https://www.ringsandtings.com, diunduh pada 05 Maret 2018)

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-11
Bab IV. Aspek Desain

IV.5 Aspek Psikologi


Berdasarkan dengan kegiatan wanita di Indonesia yang sebagian besar adalah
memiliki kegiatan diluar rumah seperti jalan-jalan. Para wanita juga lebih
memperhatikan penampilannya saat beraktivitas. Dengan penampilan yang rapi
namun tetap fashionable pasti akan membuat wanita tersebut lebih percaya diri
dan meningkatkan interpretasi orang lain terhadap dirinya.

IV.6 Aspek Sosial Budaya


Berdasarkan dengan kegiatan yang dilakukan wanita di perkotaan yang sebagian
besar adalah jalan-jalan untuk mengisi waktu luang. Aktifitas pada saat jalan-jalan
beragam seperti ke mall, makan, dan mengunjungi tempat-tempat tertentu. Wanita
perlu menggunakan tas yang sesuai dengan busana yang dikenakan serta tempat
yang akan dikunjungi.

IV.7 Konsep Desain

Konsep desain dalam proses perancangan produk lifestyle yang berkombinasi


dengan bentuk dan motif rumah adat bersangkutan dengan : deskripsi produk,
kriteria desain, kebutuhan desain, dan citra desain

IV.7.1 Deskripsi Produk

- Nama produk : produk lifestyle (tas) dengan pengaplikasian motif dan bentuk
rumah adat terinspirasi dari rumah adat Tongkonan Toraja
- Sebutan produk : Kasara
- Fungsi produk : produk lifestyle untuk menunjang penampilan
- Tujuan produk : merancang produk lifestyle yang ditujukan untuk wanita
dengan rentang usia 17-35 tahun
- Sasaran : desain tas dengan kombinasi rumah adat untuk wanita dengan usia
17-35 tahun
- Pengguna :
- Jenis kelamin : wanita
- Profesi : pelajar, mahasiswi, dan karyawan swasta
- Usia : 17-35 tahun

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-12
Bab IV. Aspek Desain

- Kegiatan : sekolah, bekerja, jalan-jalan

Keunggulan : penggunaan bentuk dan motif serta bentuk dari rumah adat
Tongkonan Sulawesi Selatan. Agar dapar memperkenalkan kebudayaan rumah
adat Sulawesi Selatan dalam bentuk produk lifestyle tas.

Kategori : produk lifestyle

IV.8 Kriteria Desain

Kata kunci konsep yang digunakan yaitu “Tas yang mengambil inspirasi rumah
adat Sulawesi Selatan dengan memadukan style Galactic Romantic”

Insprasi Rumah adat Sulawesi Selatan: budaya tradisional asli yang terdapat
daerah Sulawesi Selatan berupa rumah adat.

Style Galactic Romantic: merupakan style yang diambil dari trend forecast Bekraf
Indonesia

IV.9 Mind Map

Gambar IV-14 Mindmap

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-13
Bab IV. Aspek Desain

IV.10 Citra Desain

Citra desan merupakan suatu gambaran/kesan visual sebuah rancangan produk


dengan berdasarkan pada konsep desain yang telah dirancang oleh desainer.
Dalam hal ini, citra desain yang ingin ditampilkan pada tas adalah “Modern-
Simple”

Untuk menentukan dan menganalisis citra desain tersebut, pencitraan dilakukan


dengan membuat pemetaan terhadap dua sumbu yang saling bersilangan dengan
empat kesan yang saling berlawanan tiap sumbunya. Pada masing-masing sumbu
dilengkapi dengan gambar yang menunang dan sesuai dengan kesan yang telah
ditentukan. Dari proses tersebut, selanjutnya akan dilakukan penentuan kordinat
sumbu dari kesan yang ingin diterapkan dalam perancangan produk. Pemetaan ini
biasanya disebut dengan istilah image chart.

Gambar IV-15 Image Chart


Berdasarkan image chart di atas, kesan yang ingin ditampilkan penulis pada
produk adalah gabungan Etnic dan Modern. Hal tersebut dapat terlihat dari
lingkaran merah pada koordinat sumbu Neo Medieval dan Modern dengan

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-14
Bab IV. Aspek Desain

gambar produk-produk tas. Selain itu, menganalisis suatu desain juga dapat
menggunakan papan gambar (image board). Merode inilah nantinya
menghubungkan dan menunjukkan gambar sesuai dengan situasi dan citra yang
akan diwujudkan secara spesifik pada produk.

Image board yang ingin ditampilan merupakan perpaduan kesan Modern dan
Etnic Kesan Modern dapat dilihat dari penggunaan aksesoris pada produk dan
Etnic pada penggunaan warna yang membumi.

Gambar IV-16 Image Board


Selain itu, untuk memperjelas citra yang ingin ditampilkan pada tas yang akan
dibuat akan ditampilkan pada moodboard berikut ini

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-15
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-17 Moodboard

IV.11 Spesifikasi Produk

Dimensi produk : 20 cm x 15 cm x 6 cm

Jenis material : kulit sintetis, besi, kayu

Total berat kotor : 250 gram

IV.12 Alternatif Desain

Terdapat 7 alternatif desain tas bentuk atap dan kaki dari rumah adat yang melalui
proses stilasi. Akan terpilih 3 alternatif tas yang kemudian akan terpilih menjadi 1
final desain yang akan dikembangkan menadi prototype. Berikut ini adalah
alternative tas yang terdapat pada halaman lampiran

IV.12.1 Pembobotan Alternatif Desain

Dari 7 set alternatif yang telah dibuat, dilakukan pemilihan 3 alternatif desain
untuk selanjutnya pembuatan studi model dengan pembobotan berdasarkan kiteria
dari aspek desain. Pembobotan dilakukan kepada 10 target konsumen (wanita usia
17-35 tahun)

Tabel IV-5Pembobotan Alternatif Desain

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-16
Bab IV. Aspek Desain

alt 1 alt 2 alt 3 alt 4 alt 5 alt 6 alt 7

Responden 1 4 2 2 3 3 5 3

Responden 2 5 3 2 4 1 2 2

Responden 3 5 2 4 5 2 5 3

Responden 4 4 4 3 3 3 5 5

Responden 5 4 3 2 5 3 4 4

Responden 6 4 2 2 5 2 5 4

Responden 7 4 1 2 3 2 5 3

Responden 8 4 3 3 5 2 5 3

Responden 9 5 4 2 5 2 5 3

Responden 3 2 2 4 3 5 2
10

Rata rata 4,2 2,6 2,4 4,2 2,5 4,6 3,2

Dari hasil pembobotan, terpilih 3 desain untuk dibuat studi model yaitu alternatif
desain 1, 4, dan 6.

IV.12.2 Proses pengolahan motif

Tabel IV-6 Proses Pengolahan motif


No Motif 1 Motif 2 Penggabungan Makna
Motif

1 Kewibawaan dan
kejujuran seseorang
dalam menjalankan
kehidupan dalam
bermasyarakat

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-17
Bab IV. Aspek Desain

2. Wanita yang anggun


dan berprestasi yang
mempunyai cita-cita
tinggi dan pemikiran
cemerlang

3. Kemampuan atau
bakat yang dimiliki
untuk mempersatukan
masyarakat

4. Harapan agar
keturunan memiliki
hidup yang rukun dan
memiliki keterampilan
untuk melaksanakan
tugas dan tanggung
jawab

5. Kebersamaan dalam
keluarga yang bersatu
dan bergotong royong
dalam menjapankan
kehidupan

IV.13 Proses Pembuatan Studi Model

Alat

- Karton duplek

- Pensil

- Penghapus

- Penggaris

- Guting

- Lem

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-18
Bab IV. Aspek Desain

Tabel IV-IV-7 Proses pembuatan studi model

No. Proses Keterangan


1. Menyediakan alat dan
bahan

2. Membuat pola tas di


duplex sintetis sesuai
dengan bentuk masing-
masing model

3. Setelah membuat pola,


sesuai dengan bagian dan
ukuran tas, memotong
pola sesuai garisnya.

4. Setelah terbentuk pola,


satukan semua pola
menjadi satu dengan lem
untuk membentuk tas.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-19
Bab IV. Aspek Desain

IV.8 Studi Model

Setelah dipilih tiga alternatif desain, berikutnya desain tersebut dibuat dalam
bentuk studi model.

- Alternatif 1

Gambar IV-18 Studi Model Alternatif 1


Alternative 4

Gambar IV-19Studi Model Alternatif 4


Alternative 6

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-20
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-20 Studi Model Alternatif 6


IV.14 Pemilihan Studi Model

Setelah membuat studi model, maka terpilihlah 1 desain yang akan diwujudkan
menjadi prototype melalui pembobotan table dibawah ini:

Tabel IV-8 Pembobotan studi model


alt 1 alt 4 alt 7

Responden 1 4 3 3

Responden 2 5 4 2

Responden 3 5 5 3

Responden 4 4 3 5

Responden 5 4 5 4

Responden 6 4 5 4

Responden 7 4 3 3

Responden 8 4 5 3

Responden 9 5 5 3

Responden 10 4 4 2

Rata rata 4,2 4,0 3,2

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-21
Bab IV. Aspek Desain

Tabel hasil pembobotan di atas menunjukkan bahwa alternative desain 1


merupakan desain terpilih dengan perolehan nilai yang tertinggi yaitu sebesar 4,2

IV.15 Perbaikan desain terpilih

Perbaikan desain terpilih dilakukan dengan maksud melengkapi kekurangan pada


desain akhir. Perbaikan desain pada bentuk penutup yang terlalu rumit dan
aksesoris pada tas yang kurang mengikuti perkembangan zaman.

Tabel IV-9 Final desain


No Final Desain

Gammara

Kareba

Ewako

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-22
Bab IV. Aspek Desain

Bakka

Tabangka

IV.16 Pecah Pola


Pecah Pola merupakan sebuah tahap pada proses pembuatan tas berupa bentu dan
ukuran tas secara detail. Pecah pola akan disertakan pada bagian lampiran

IV.16.1 Gambar Teknik

Gambar Teknik digunakan untuk mempermudah proses pembuatan prototype agar


ukuran produk yang diproduksi sesuai dengan ukuran produk yang dirancang..
Gambar teknik akan disertakan pada bagian lampiran.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-23
Bab IV. Aspek Desain

IV.17 Proses Pembuatan Prototype

Tabel IV-10Proses pembuatan prototype


No Foto Keterangan

1 Pembuatan dan pemotongan


pola pada kertas

2 Proses pemotongan spons

3 Proses pemotongan kulit


dan spons

4 Proses pemotongan tali tas

5 Proses pengeleman karton


dan kulit

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-24
Bab IV. Aspek Desain

6 Proses melipat kulit


mengikuti bentuk pola

7. Proses Penjahitan tas

8. Proses pemasangan
aksesorris tas

9. Proses pemasangan kuncian


tas

10. Proses pembentukan


struktur tas

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-25
Bab IV. Aspek Desain

11. Proses engrave motif tas

12. Proses sablon logo tas

Tabel IV-11 Prototype


1.

Gammara

2.

Kareba

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-26
Bab IV. Aspek Desain

3.

Ewako

4.

Bakka

5.

Tabangka

IV.18 Manajemen Produk

Proses Manajemen merupakan aspek penting dalam perancangan dan pembuatan


suatu produk, yang mencakup SWOT ( Strength, Weakness, Oportunity, Threat),
STPD(segmentation, Targeting, Positioning, Differentiation), dan 4P dalam
Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion). Tujuan dari manajemen
produk adalah untuk mengetahui pemasarann dan hal-hal lain yang perlu
diperhatikan dalam target penjualan suatu produk.
Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya
IV-27
Bab IV. Aspek Desain

IV.18.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT mengacu pada strategi produk yang dapat mengidentifikasi


kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agar produk memiliki kedudukan
dalam target pasar, oleh karena itu diperlukan analisis secara sistematis dan tepat
sasaran.

IV.18.1.1 Strength
• Menawarkan suatu produk yang mengangkat nilai budaya dan dipadukan
dengan unsur masa kini .

• Diproduksi dengan memadukan teknologi laser cutting dalam pembuatan


produk

IV.18.1.2 Weakness
Merupakan produk baru dalam jenis produk lifestyle yang menyebabkan produk
sulit dikenal sehingga membutuhkan product launching sebagai solusi pengenalan
pasar.

IV.18.1.3 Opportunity
- Tas merupakan benda yang wajib dibawa wanita sehari-hari

- Persediaan bahan baku selalu ada dan bisa didapatkan dengan harga murah

IV.18.1.4 Threat
- Adanya pesaing yang dapat membuat dan menjual produk serupa setelah
produk dipasarkan.

IV.18.2 Analisis STPD

Analisis STPD digunakann sebagai strategi pemasaran dan identifikasi pada


segmentasi, target, penempatan dan perbedaan pada produk yang menjadi tolak
ukur pada identitas produk yang sesuai dengan keinginan pasar.

IV.18.2.1 Segmentation

Demografis

- Primer : Masyarakat umum


Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya
IV-28
Bab IV. Aspek Desain

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Usia : 20 - 45 tahun

- Pendapatan : Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000,-per bulan

Geografis

- Lokasi : Indonesia

Psikografis/ Gaya Hidup:

- Konsumen yang senang dengan produk yang memiliki unsur budaya

- Konsumen yang mengikuti gaya trend saat ini

IV.18.2.2 Targeting

Demografis

- Primer : Karyawan

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Usia : 20-30 tahun

- Pendapatan : Rp.3.000.000 – Rp.5.000.000,- perbulan

Geografis

- Lokasi : Kota-kota besar di Indonesia

Psikografis

- Konsumen yang mengkoleksi produk yang memiliki desain kebudayaan.

IV.18.2.3 Positioning

Positioning produk yang ingin ditanamkan dalam benak konsumen adalah produk
yang mengikuti perkembangan zaman namun tidak meninggalkan nilai
kebudayaan.

IV.18.2.4 Differentiation

- Saddle bag dengan kombinasi motif dengan bentuk rumah adat

- Konsumen dapat membuat inisial nama pada tas.


Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya
IV-29
Bab IV. Aspek Desain

IV.18.3 Nama Produk, Logo, dan Tagline

Berikut ini mengenai pemilihan nama Produk, logo, dan tagline yang digunakan
untuk produk:

IV.18.3.1 Nama Produk

Pemilihan nama produk dilakukan melalui kuisioner pada segmentasi pengguna


produk, yaitu 17-35 tahun sejumlah 10 responden. Alternative nama produk
dibuat menggunakan Bahasa Sulawesi Selatan yang menambah kesan etnik pada
produk.

Nama Produk Responden

Mangkasara 2

(Makassar)

Kasara 5

(dari kata Mangkasara)

Kareba 3

(Ucapan salam dalam


Bahasa Makassar)

IV.18.4 Logo

Logo merupakan hal yang sangat penting bagi setiap produk, karena dapat
mencerminkan identitas dari produk itu sendiri. Berikut ini adalah 5 alternatif logo
dari “Kasara”

Tabel IV-12 Alternatif Logo


Huruf K yang di ambil dari nama produk
“Kasara” dengan bentuk geometris dan organis
yang elegan perpaduan warna emas dan hitam.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-30
Bab IV. Aspek Desain

Menstilasi bentuk K yang menggambarkan


kelembutan wanita pada kaki K bagian atas
dengan perpaduan warna hitam dan emas agar
manimbulkan kesan elegan

Menstilasi bentuk K dan S dengan huruf S


yang lebi besar daripada huruf K dan
menggunakan warna monokrom yang
menimbulkan kesan modern

Menstilasi bentuk K yang dengan perpaduan


warna hitam dan emas agar manimbulkan kesan
elegan dan modern

Menstilasi bentuk K yang menggambarkan


kelembutan wanita pada kaki K bagian atas
dengan perpaduan warna hitam dan emas agar
manimbulkan kesan elegan

Dari 5 alternatif diatas, penulis telah melakukan pembobotan untuk mendapatkan


logo, yaitu:

Tabel IV-13 Pembobotan logo


No Alternatif Logo Kesesuaian Kesesuaian Total
dengan Acuan dengan produk
Logo

1. 18 22 40

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-31
Bab IV. Aspek Desain

2. 20 19 39

3. 21 18 39

4. 15 16 31

5. 12 11 23

Dari pembobotan diatas, telah terpilih logo yang memiliki bobot paling tinggi
yaitu logo nomor 1.

IV.18.5 Marketing Mix

Marketing mix merupakan salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan


penjualan produk yang mengacu pada 4 komponen penting yaitu : produk, harga,
tempat, dan promosi, sebelum nantinya produk tersebut dipassarkan kepada
konsumen.

IV.18.5.1 Product

- Core benefit

Tas berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan membawa dan peralatan sehari
hari dan Motif serta bentuk rumah adat Sulawesi Selatan memberikan edukasi
tentang rumah adat Sulawesi Selatan

- Basic product
Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya
IV-32
Bab IV. Aspek Desain

Produk yang dibuat adalah tas yang dpat digunakan pada kegiatan sehari-hari

- Expected Product

Detail tas dengan jahitan yang rapi dan penggunaan aksesoris dengan kualitas
yang tinggi

- Augmented Product

Memberikan gaya baru dari tas Saddle berkombinasi dengan motif dan bentuk
rumah adat Sulawesi Selatan

- Potential Product

Akan ada pengembangan jenis tas serta warna-warna tas sesuai dengan trend
forecast Galactic Romantic agar dapat menyesuaikan selera masyarakat

IV.18.5.2 Price
- Penetration Price
Strategi harga yang akan diterapkan pada produk yaitu mengenai penerapan dan
peberian harga rendah dengan tujuan memperoleh penjualan yang banyak dalam
waktu yang relative singkat.

IV.18.5.3 Place
Penjualan akan dipasarkan di kota-kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Makassar,
Surabaya, Bandung dan Palembang pada mall-mall serta toko tas. Penjualan juga
dilakukan melalui media online (website, shopee, tokopedia) yang dapat diakses
konsumen yang berada dimana saja.

IV.18.5.4 Promotion
Media promosi yang dibutuhkan merupakan media promosi ATL dan BTL,
diantaranya :

- Dust bag

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-33
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-21 Dust Bag


Dust bag berfungsi sebagai sarana untuk mengemas produk dengan rapi dan aman.
Dustbag dilengkapi dengan logo produk yang dapat membuat konsumen
mengingat brand.

- Paper bag

Paper bag merupakan salah satu media promosi yang baik untuk
memperkenalkan produk selain fungsinya sebagai wadah atau kantong.
Harganya yang murah, dapat dipakai berkali-kali dan terlihat lebih modis. Paper
bag dicetak pada kertas karton ukuran 18 cm x 16 cm x 20 cm.

Gambar IV-22 Paper Bag


- Souvenir

Souvenir yang digunakan pada produk adalah gantungan kunci yang dapat
digunakan untuk menghiasi kunci mobil ataupun kunci rumah pemilik produk saat
beraktifitas sehari-hari.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-34
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-23Souvenir gantungan kunci


- Kartu nama
Kartu nama pada promosi produk dapat dibagikan pada calon konsumen yang tertarik
akan produk yang dijual, disertakan pada saat pembelian agar pembeli dapat mudah
menghubungi penjual, ataupun diletakkan pada booth untuk bebas diambil oleh calon
konsumen.

Gambar IV.15 Kartu Nama Kasara


- X-banner
X-banner merupakan media promosi produk yang digunakan saat melangsungkan
pameran. Beberapa informasi seperti foto produk, deskripsi produk, dan kontak
pemesanan menjadi materi penting yang ada dalam x-banner.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-35
Bab IV. Aspek Desain

Gambar IV-24 X-Banner


- Website

Website selain dapat memberikan informasi mengenai produk juga dapat


digunakan sebagai platform untuk menjual produk secara online. Dengan
menggunakan website calon konsumen dapat dengan mudah mengakses dan
melihat produk dari kejauhan.

Gambar IV-25 Website

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-36
Bab IV. Aspek Desain

- Media sosial

Instagram sebagai media sosial yang banyak penggunanya. Aplikasi yang


berbagi foto dan video cocok untuk Kasara, karena bisa menampilkan bentuk
diorama kepada pengguna Instagram dengan baik. Selain itu, Instagram juga
sering digunakan untuk bisnis online.

Gambar IV-26Media Sosial

- Price Tag
Price tag berguna untuk memberikan informasi harga produk kepada
konsumen. Selain itu, price tag juga dapat berfungsi sebagai media
pengenalan konsep desain suatu produk.t

Gambar IV-27 Price tag

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-37
Bab IV. Aspek Desain

IV.18.6 Product Launching

Strategi product launching dari produk Kasara adalah promosi melalui Toko tas
dengan cara menyewa stan pada toko tersebut. Saat product launching konsumen
diberi penawaran dengan potongan harga sebesar 10% dari harga display dan
mendapat souvenir khusus. Selain itu, strategi advertising juga digunakan seperti
x-banner dan kartu nama agar konsumen mengerti tentang produk yang
ditawarkan. Untuk menjangkau konsumen dari luar kota dan luar pulau, strategi
penawaran dan informasi produk dapat diakses melalui media sosial seperti
Instagram dan Website.

IV.18.7 Stategi Pemasaran Produk

Setelah melakukan product launching, strategi berikutnya yang dapat dilakukan


adalah pengenalan produk lewat instasi terkait yang membutuhkan produk Kasara
yaitu Toko tas. Agar produk dapat dikenal dan dijangkau lebih luas lagi oleh
konsumen yang berlokasi cukup jauh, maka strategi pemasaran lewat media
sosial dapat dimaksimalkan dengan membuat online catalog yang dapat diakses
via website dan akun sosial media lainnya.

IV.16 Rancangan analisis biaya


Perhitungan RAB meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, serta biaya tidak
langsung Perhitungan ini untuk mendapatkan harga pokok produk (HPP), berikut
perhitungan RAB prototype dan produksi massal.
Tabel IV.16 Rincian harga satuan
Biaya Material
No Nama Bahan Jumlah Harga Total
1 Kulit Oscar 2 meter 35000 70000
2 Benang 0.6 roll 20000 12000
3 Spons 0.6 lembar 6000 3600
4 Karton 3 lembar 9000 27000
5 Snap Hook 3 buah 15000 45000

6 Welded ring D 4 buah 7000 28000

7 Lem Kuning 0.6 kaleng 13000 7800


8 Semir 0.6 kaleng 25000 15000

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-38
Bab IV. Aspek Desain

9 Lem G 0.6 tube 15000 9000


10 Keling 12 buah 1000 12000
11 Ring Gelang 3 buah 15000 45000
12 Ring 3 cm 1 buah 3000 3000

13 Penggaris 30 cm 1 buah 8000 8000

14 Gunting 1 buah 5000 5000


15 Jarum 1 buah 1000 1000
16 Cutter 1 buah 8000 8000
17 Kain satin 2 meter 35000 70000
18 Tali kur 10 meter 1000 10000
Subtotal 379.400
Biaya tenaga kerja/jasa
No Nama Bahan Jumlah Harga Total
1 Jasa engrave 90 menit 4000 360000
2 Jasa pembuat tas 3 hari 174000 522000
3 Jasa sablon 10 buah 7000 70000
Subtotal 952.000
Biaya lain-lain
No. Nama Jumlah Harga Total
1 Akomodasi 9 hari 35000 315000
Total biaya produksi 1.646.400

Berdasarkan table diatas, total biaya produksi untuk 5 tas sebesar Rp. 1.646.400,
maka biaya produksi satuan tas sebesar Rp.329.280,-. Biaya ini merupakan biaya
yang didapatkan dari perhitungan biaya material, tenaga kerja /jasa, dan biaya
lain-lain untuk pembuatan prototype. Berikut ini adalah table perhitungan biaya
produksi massal dengan jumlah 300 buah tas per bulan dalam jangka produksi
selama 1 tahun:

Tabel IV.17 Rincian biaya material produksi massal (25 tas/bulan) selama 1 tahun.
Biaya Material
No Nama Bahan Jumlah Harga Total
1 Kulit Oscar 2.4 roll 450000 1080000
2 Benang 30 roll 7500 225000
3 Spons 36 lembar 750 27000
4 Karton 180 lembar 800 144000

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-39
Bab IV. Aspek Desain

5 Snap Hook 9 kodi 4500 40500

6 Welded ring D 12 kodi 14000 168000


7 Lem Kuning 36 kaleng 6000 216000
8 Semir 36 kaleng 12000 432000
9 Lem G 36 tube 5500 198000
10 Keling 36 kodi 3000 108000
11 Ring Gelang 9 kodi 85000 765000

12 Ring 3 cm 3 kodi 35000 105000

13 Kain satin 2.4 roll 300000 720000


14 Tali kur 3 roll 30000 90000
Subtotal 4.318.500
Biaya tenaga kerja/jasa
No Nama Bahan Jumlah Harga Total
1 Jasa engrave 1800 menit 2000 3600000
2 Jasa pembuat tas 12 bulan 2000000 24000000
3 Jasa sablon 300 buah 2500 750000
Subtotal 28350000
Total biaya produksi 32.055.000

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa total biaya produksi massal untuk 5 varian
tas sebesar Rp 32.055.000,-. Biaya ini merupakan biaya yang didapatkan dari
perhitungan biaya material, tenaga kerja/jasa, dan biaya lain-lain untuk pembuatan
300 buah tas. Sehingga tiap produk memiliki biaya produksi (HPP) sebesar Rp.
106.850,-. Perhitungan jasa desain menggunakan metode indeks per jam kerja dan
untuk jasa tertentu akan memiliki tarifnya sendiri, seperti biaya cetak dan
revisinya. Perkiraan gaji standar fresh graduate seorang desainer di kota Surabaya
adalah sebesar Rp 4.000.000,00 tiap bulannya dan dengan perkiraan jam kerja
efektif 8 jam per hari, maka total jam kerja selama sebulan adalah 176 jam (22
hari). Jadi, indeks per jam kerjanya yaitu sebesar Rp. 22.727,00 dan dibulatkan ke
atas menjadi Rp. 23.000,00. Berikut ini adalah rancangan biaya untuk jasa desain:

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-40
Bab IV. Aspek Desain

Tabel IV-14 Rancangan biaya jasa desain


No Keterangan Waktu (jam) Upah (jam) Total

1 Brainstorming 10 jam 23.000/jam 230.000

2 Gambar alternatif desain 28 jam 23.000/jam 644.000


(35 sketsa)

3 Studi model 5 jam 23.000/jam 115.000

4 Gambar teknik 7 jam 23.000/jam 161.000

5 Detailing 5 jam 23.000/jam 115.000

6 Desain promosi 35 jam 23.000/jam 805.000

7 Pembuatan logo 9 jam 23.000/jam 207.000

8 Revisi desain 10 jam 23.000/jam 230.000

Total 2.507.000

Tabel IV-15 Biaya promosi produk

No Media promosi Jumlah Satuan Harga Total

1 Website 1 tahun 100000 100000

2 X-banner 1 unit 55000 55000

3 Kartu nama 1 box 18000 18000

4 Gantungan Kunci 300 unit 3500 1050000

5 Paperbag 300 unit 1500 450000

6 Dustbag 300 unit 1500 450000

Total 2.123.000

Tabel IV-16Biaya kantor

No Nama barang Harga

1 Sewa kios 350000

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-41
Bab IV. Aspek Desain

Karyawan
2 2000000
marketing
3 Alat tulis kantor 50000

4 Biaya booth 40000

Total 2.440.000

Tabel IV-17 Investasi Peralatan

No Nama barang Jumlah satuan Harga Total

1 laptop 1 unit 3500000 3500000

2 Printer 1 unit 600000 600000

3 Mesin jahit 1 unit 1500000 1500000

4 Meja dan kursi 1 set 2000000 2000000

5 Penggaris 30 cm 1 buah 5000 5000

6 Gunting 2 buah 5000 10000


7 Jarum 5 buah 1000 5000

Total 7.620.000

Setiap peralatan atau asset pasti akan mengalami penurunan harga jual atau yang
sering disebut depresiasi. Untuk menghitung depresiasi peralatan menggunakan
metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation), yaitu :

Tabel IV-18 Biaya depresiasi


Umur
No Keperluan Harga Harga jual Penyusutan
pakai

1 Laptop 3000000 3 tahun 1000000 666666

2 Printer 450000 3 tahun 200000 83333

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-42
Bab IV. Aspek Desain

3 Mesin jahit 1000000 3 tahun 500000 166666

4 Meja dan kursi 1500000 3 tahun 500000 33333

5 Penggaris 30 cm 5000 3 tahun 0 1666

6 Gunting 5000 3 tahun 0 1666


7 Jarum 1000 3 tahun 0 333

Total beban penyusutan per tahun 1.253.666

Didapat beban penyusutan peralatan sebesar Rp. 1.253.666 per satu tahunnya.
Berikut merupakan perhitungan harga jual produk yang didapatkan dari
perhitungan biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung .
Tabel IV-19 Harga Jual Produk
Keterangan Total

Total biaya produksi 300 unit 32055000


Biaya jasa desain 2507000

Biaya promosi produk 2123000

Biaya kantor 2440000

Biaya pemyusutan peralatan 1253666

Total 40378666

HPP per produk 134595

Profit margin 30%) 40378

Pajak PPN (10%) 13459

Harga jual Per Produk Rp.188.433,-

Perhitungan harga jual didapatkan dari total biaya produksi, biaya promosi, biaya
kantor, dan biaya penyusutan peralatan. Dengan keuntungan yang diinginkan dari
penjualan sebesar 30% didapatkan harga jual sebesar Rp. 188.443,00 yang akan
dibulatkan menjadi Rp. 200.000,00.

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


IV-43
Bab IV. Aspek Desain

IV.17 Market Testing


Market testing merupakan salah satu cara mengetahui respon masyarakat terhadap
rancangan produk yang sudah direalisasikan. Ada konsumen tertarik dan cukup
tertarik dengan konsep desain dan ide dari produk ini. Tas yang kebanyakan
kurang menarik dan tidak memiliki ciri khas , sekarang dibuat dengan ciri khas
dari bentuk dan motif serta pemilihan aksesoris yang dapat menarik perhatian
konsumen. Dari responden wanita pengusaha, produk ini menarik karena terbilang
baru dan unik. Berdasarkan hasil market testing disimpulkan bahwa prodik ini
telah memnuhi kebutuhan konsumen.

Gambar IV-28Survey reaksi pasar

Tugas Akhir Desain dan Manajemen Produk – Universitas Surabaya


BAB V Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan
Sulawesi Selatan terdiri dari lima suku yaitu Suku Mandar, Gowa, Toraja, Bugis,
dan Luwuk. Tiap suku di Sulawesi Selatan memiliki rumah adat masing-masing.
Tiap rumah adat di Sulawesi Selatan memiliki bentuk, struktur bangunan dan
filosofi yang berbeda-beda. Untuk membuat rumah adat Sulawesi Selatan dapat di
kenal masyarakat maka dibuat produk yang memiliki karakteristik bentuk dan
motif dari rumah adat. Kasara memiliki 5 varian produk berupa sadle bag yang
masing masing mewakili rumah adat dari Sulawesi Selatan. Kasara dibuat
berdasarkan trend forecast dan analisis tren tas agar dapat menyesuaikan
perkembangan jaman sehingga Kasara dapat menjadi produk lifestyle yang
mengikuti perkembangan jaman namun tidak meninggalkan nilai budaya.

V.2 Saran

Saran dari perancangan produk tas yaitu tas sebaiknya memiliki beraneka ukuran
dan bentuk agar dapat digunakan dalam berbagai aktifitas lainnya serta memiliki
warna yang lebih beraneka ragam agar dapat memenuhi selera dari masyarakat.
Tas juga sebaiknya memiliki varian motif dari rumah adat kota lain dengan tujuan
memperkenalkan budaya rumah adat lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ebdi Sanyoto., Sadjiman., 2009, NIRMANA (Dasar-dasar Seni dan Desain)
Yogyakarta: Jalasutra.
Christomy, T dan Untung Yuwono. 2004. Semiotika Budaya. Jakarta: Pusat.
Kemasyarakatan dan Budaya UI.
Berger Arthur Asa. 2010. Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Kebudayaan
Konteporer. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Jalaludin Rakhmat. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Adityawan, Arif. 2010. Tinjauan Desain Grafis. Jakarta: PT. Concept Media.
Arthur, Rene. 2009. Desain Grafis: Dari Mata Turun Ke Hati. Bandung: Penerbit
Kelir.
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.
Sumber Website
(2014). Retrieved from Gurupendidikan.com:
https://www.gurupendidikan.co.id/suku-bugis-sejarah-adat-istiadat-
kebudayaan-kesenian-rumah-adat-dan-bahasa-beserta-pakaian-adatnya-
lengkap/
Firmansyah, T. (2018, April 04). Repubilka.co.id. Retrieved from
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/04/04/p6nf21377
-presiden-luncurkan-peta-jalan-industri-40
Industrial Laser. (2018, Januari 05). Retrieved from https://www.industrial-
lasers.com/articles/print/volume-33/issue-3/features/laser-cutting-
technology-in-the-leather-industry-progresses.html
Ipul, D. (2012, Maret 02). Daenggassing.com. Retrieved from
http://daenggassing.com/perjalanan/budaya/balla-rumah-adat-khas-
makassar/
Kamerabudaya. (2017, Mei 31). Retrieved from
https://www.kamerabudaya.com/2017/05/rumah-boyang-rumah-adat-
suku-mandar-sulawesi-barat.html

x
Kompasinia. (2016, Mei 17). Retrieved from
https://www.kompasiana.com/adiadiadi/573a7ddb44afbd10098d0694/keu
nikan-rumah-tongkonan-rumah-adat-di-indonesia
Koten, T. (2017, Oktober 04). Netral News.com. Retrieved from
http://www.jurnalisme.netralnews.com/news/hits/read/105938/rukun.suku.
nusantara.kebudayaan.sulawesi.selatan.empat.suku.di.sulawsi.selatan.mak
assar.bugis.mandar.toraja
Media Indonesia. (2018). Retrieved from
http://mediaindonesia.com/read/detail/96011-rumah-adat-tongkonan-tana-
toraja
Prakash. (2015, November 25). Retrieved from
https://www.lasercuttingmachines.co.in/leather-laser-cutting-machine/
Reily, M. (2017, September 18). Kata data. Retrieved from http://arti-definisi-
pengertian.info/pengertian-industri-tekstil/
Setyadi, S. (2018, April 20). Beritagar. Retrieved from
https://beritagar.id/artikel/editorial/bersiaplah-memasuki-revolusi-industri-
40
Syaaf, S. (2014, Maret 03). Kompas.com. Retrieved from
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/03/03/0803287/Wanita.dan.Tas.ad
alah.Sahabat.Sejati.yang.Sulit.Terpisah.
Taman Mini Indonesia Indah. (2012). Retrieved from
http://www.tamanmini.com/anjungan/anjungan-sulawesi-selatan
Trisno. (2013). Rumah Perumahan. Retrieved from
http://www.rumahperumahan.com/2016/07/desain-bentuk-rumah-adat-
luwu-dan.html
Virginia, B. (2015, Juni 24). Retrieved from
https://classydepartment.com/2015/06/24/pengertian-tas/
Syaaf, S. (2014, Maret 03). Kompas.com. Retrieved from
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/03/03/0803287/Wanita.dan.Tas.ad
alah.Sahabat.Sejati.yang.Sulit.Terpisah.
Taman Mini Indonesia Indah. (2012). Retrieved from
http://www.tamanmini.com/anjungan/anjungan-sulawesi-selatan
Trisno. (2013). Rumah Perumahan. Retrieved from
http://www.rumahperumahan.com/2016/07/desain-bentuk-rumah-adat-
luwu-dan.html

xi
Virginia, B. (2015, Juni 24). Retrieved from
https://classydepartment.com/2015/06/24/pengertian-tas/
BEKRAF. (2018). Indonesia Trend Forecasting 2019/2020.
WSGN. (2018). Trend Forecasting 2019/2020.

xii
Lampiran
Lampiran 1 Makna Ukiran Toraja

Tabel 0-1 Makna ukiran Toraja


Nama Ukiran Makna

Ukiran Pa'barre Barre = Terbit / Bulat


Allo Allo = Matahari
Ukiran yang menyerupai bulatan
matahari, jenis ukiran ini banyak
ditemukan pada bagian muka dan
belakang rumah adat Toraja pada
papan bagian atas berbentuk segi
www.b
tiga (Para Longa). Biasanya diatas
ahasatoraja.com
ukiran Pa' Barre Allo diletakkan
ukiran Pa' Manuk Londong.
Makna dari ukiran ini adalah:
Percaya bahwa sumber kehidupan
dan segala sesuatu yang ada di
dunia ini berasal dari Puang
Matua (Tuhan Yang Maha Esa),
selain itu pemilik tongkonan
mempunyai kedudukan yang
tertinggi dan mulia. (Taman Mini
Indonesia Indah, 2012)

Ukiran Pa' Manuk Manuk = Ayam


Londong Londong = Jantan
Pa' manuk londong adalah ukiran
berupa ayam jantan, biasanya
terdapat pada bagian muka dan
belakang rumah adat Toraja pada
www.bahasatoraja.com papan atas berbentuk segitiga.
biasanya ukiran ayam jantan
diletakkan di atas ukiran pa' barre
allo.

xiii
Makna dari ukiran ini adalah:
Melambangkan kepemimpinan
yang arif dan bijaksana, dapat
dipercaya oleh karna pintar,
pemahaman dan intuisinya tepat
serta selalu mengatakan apa yang
benar (Manarang ussuka' bongi
ungkararoi malillin). (Kadang,
1960)

Ukiran ini biasanya dilukiskan


pada papan besar teratas (Indo'
Para) dan pada dinding-dinding
Ukiran Pa' Tedong penyanggah badan rumah
(Manangga banua). bagi
masyarakat toraja kerbau adalah
hewan paling tinggi nilai dan
statusnya, untuk itu bagi
http://assets.kompasiana.com/ masyarakat toraja kerbau
dijadikan standar / ukuran dari
semua harta kekayaan. (Barlian,
2018)
Ukiran Pa'Kapu' Baka = Bakul
Baka Kapu' Baka = Pengikat bakul
tampat menyimpan harta
kekayaan rumah.
Pa' kapu' baka adalah ukiran yang
menyerupai simpulan-simpulan
www.bahasatoraja.com penutup bakul (baka) baka bua
dalam bahasa toraja adalah
merupakan tempat untuk
menyimpan harta bagi orang-
orang tua jaman dahulu, sebelum
ada peti, lemari, atau koper.
simpulan-simpulan dari tali ini
benar-benar rapih sehinggah ujung

xiv
simpulan dari tali tidak kelihatan
dan jika simpul telah berubah
berarti ada yang telah mengambil
sesuatu dari dalam bakul itu,
Makna dari ukiran ini adalah:
Melambangkan kekayaan dan
kebangsawanan, simpul rahasia
melambangkan pemilik rumah
memiliki pola kepemimpinan dan
sukar ditiru oleh orang lain, selain
itu juga pandai dalam memelihara
rahasia keluarga. (Djaya, 2018)
Ukiran Pa' lu Karua Ulu = Kepala
Karua = Delapan (8)
Menurut mitos orang toraja,
dahulu kala ada delapan leluhur
dari orang toraja yang masing-
masing menurunkan ilmu dan
pengetahuan menyangkut
http://i450.photobucket.com
kehidupan manusia dan dunianya.
kedelapan orang inilah yang
merupakan penemu (pencipta)
ilmu pangetahuan yang diturunkan
kepada anak cucu turun-temurun.
ilmu dan keterampilan inilah yang
dikembangkan manusia dari masa-
kemasa hingga pada saat ini antara
lain: to sikambi' lolo tau (Ilmu
kesehatan dan para medis), To
sikambi' lolo tananan (Ilmu
tumbuh-tumbuhan / pertanian), to
sikambi' to manarang (Ilmu
Teknik), dll.
Pa' ulu karua juga berarti bahwa
orang yang mempunyai
kemampuan untuk berbaur dengan
orang lain.

xv
Makna dari ukiran ini adalah:
diharapkan dalam keluarga
muncul orang (anggota keluarga)
yang memiliki ilmu yang tinggi
untuk kepentingan keluarga dan
masyarakat. (Kadang, 1960)

Ukiran Pa' Ulu Ulu = Kepala


Gayang Gayang = Keris Emas
Pa' ulu gayang adalah ukiran yang
menyerupai kapala (tangkai) keris
emas. jadi merupakan bagian dari
pada keris emas (gayang / gaang)
Makna dari ukiran ini adalah:
http://i450.photobucket.com
Oleh karna ulu gayang adalah
bagian dari gayang (keris emas)
maka makna dari ukiran ini sama
dengan makna ukiran pa'gayang
yaitu malambangkan laki-laki
yang mulia, kaya, bijak dan dari
golongan bangsawan. (Kadang,
1960)

Ukiran Pa' Bombo Bombo uai = anggang-angang


Uai Pa' bombo uai adalah ukiran yang
menyerupai binatang air (anggang
anggang) yang dapat bergerak
menitih air dengan halus dan
sangat cepat.
http://i450.photobucket.com Makna dari ukiran ini adalah:
Pintar-pintarlah menitih
kehidupan ini dalam hal ini adalah
lincah, cekatan, cepat, dan tepat.
selain itu ukiran ini juga berarti
manusia harus mempunyai
keterampilan dan kemampuan

xvi
yang cukup dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab.
(Sulawesi Selatan Guide, 2018)

Ukiran Pa' Bulu Bulu = Bulu


Londong Londong = Jantan
Ukiran ini menyerupai rumbai
ayam jantan. ada pepatah
mengatakan: ayam dikenal karna
tingkah lakunya. pada ukiran Pa'
http://i450.photobucket.com
manuk londong telah dijelaskan
tentang arti dan makna Londong
(ayam jantan). Pa' bulu londong
biasanya di garunggang atau
diukir tembus.
Makna dari ukiran ini adalah:
Bulu rumbai manghiasi ayam
jantan demikian pula keperkasaan
dan kewibawaan menyertai
seorang pemimpin dan lelaki
pemberani. (Jaringan Kota Pusaka
Indonesia, 2017)

Ukiran Pa' Daun Paria = sayur paria atau Pare


Paria Kita tau bahwa paria ini
merupakan tanaman yang pahit.
baik buah dan daun dapat
dijadikan sayur-sayuran dan obat-
obatan seperti obat batuk, atau

http://i450.photobucket.com malaria.
Makna dari ukiran ini adalah:
kadang sesuatu yang pahit itu
adalah obat yang dapat
menyembuhkan. seperti teguran
atau nasehat yang harus diterima
walau menyakitkan namun akan
membawa kebaikan. (Mahmud,

xvii
2016)

Ukiran Pa' Doti Doti = Ilmu (hitam)


Langi' Doti = Saleko (tedong saleko) /
Kerbau belang
Doti = Baik = Cantik
Langi' = Langit
Ukiran ini berupa palang yang
http://i450.photobucket.com berjejer-jejer dan ditengah-tengah
ada semacam bintang bersinar
seperti bintang di atas langit.
Makna dari ukiran ini adalah:
Kepintaran / prestasi yang tinggi,
kearifan dan ketenangan, juga
mempunyai cita-cita yang tinggi
pemikiran yang jauh cemerlang
kedepan, bisa juga berarti wanita
bangsawan, mempunyai kasta
tinggi. (Kadang, 1960)

Ukiran Ne' Ukiran Ne' Limbongan merupakan


Limbongan ukiran yang orang Toraja
meyakini bahwa nama ini diambil
dari nama leluhur mereka yakni
Limbongan yang diperkirakan
hidup pada 3000 tahun yang lalu.
Sedangkan neq berarti “danau”.
http://i450.photobucket.com Dalam pengertian orang Toraja,
limbongan berarti sumber mata air
yang tidak pernah kering sehingga
menjadi sumber kehidupan. Oleh
karena itu, motif ukiran ini
berbentuk aliran air yang memutar
dengan panah di keempat arah
mata angin. Motif ini dimaknai
bahwa rejeki akan datang dari 4
penjuru bagaikan mata air yang

xviii
bersatu dalam danau dan memberi
kebahagiaan. (Kadang, 1960)

Ukiran Pa'kadang Ukiran Pa' Kadang Pao. Nama ini


Pao berarti “kait mangga”. Oleh
Karena itu, ukiran ini berbentuk
seperti kait penjolok yang
digunakan untuk mengambil
mangga. Ukiran ini dimaknai
bahwa untuk mengaitkan harta
http://i450.photobucket.com
benda ke rumah harus dengan cara
yang jujur dan perlu kerjasama di
lingkungan keluarga atau
masyarakat. (Kadang, 1960)
Ukiran Pa' Sulan Pa' Sulan Sangbua. Sulan berarti
Sangbua “sulam” atau lipatan seperti
tembakau sirih. Oleh karena itu,
ukiran ini mirip sulaman
tembakau sirih dan dimaknai
sebagai lambang kebesaran
bangsawan Toraja. (Kadang,
http://i450.photobucket.com
1960)
Ukiran Pa' Tangko Pa'tangko Pattung. Istilah ini
Pattung berarti menyerupai paku bambu
yang biasa digunakan untuk
mengaitkan tiang bangunan.
Ukiran ini melambangkan
kebesaran bangsawan Toraja dan
lambang persatuan yang kokoh
seperti paku bambu. (Kadang,
http://i450.photobucket.com
1960)

xix
Ukiran Pa' Tangki' Pa' Tangki' Attung II. Ukiran jenis
Attung II ini merupakan pengembangan dari
Paqtangko pattung. Motif ini
terdiri dari 4 bundaran benda
seragam dan membentuk angka 8
sebangun, yang bila dijumlah
menjadi 16, sama dengan 1+6=7.
Angka 7 merupakan angka sakral
http://i450.photobucket.com
bagi orang Toraja sesuai dengan
falsafah aluk saqbu pitu ratuq
pitung pulo pitu (7777). Ukiran ini
merupakan lambang kebersamaan
dan kekeluargaan
Toraja. (Kadang, 1960)
Ukiran Pa' Tanduk Pa' Tanduk Re'pe. Tanduk Re'pe
Re'pe berarti “tanduk yang menggelayut
ke bawah seperti ranting pohon
yang keberatan buah”. Ukiran
yang menyerupai tanduk kerbau
ini melambangkan perjuangan
hidup dan jerih payah. (Kadang,
http://i450.photobucket.com
1960)
Ukiran Pa' Pollo' Pa' Pollo' Gayang. Pollo' artinya
Gayang “ekor”, sedangkan Gayang artinya
“keris emas”. Ukiran yang
menyerupai rumbai ekor penghias
keris emas bangsawan Toraja ini
melambangkan kebesaran,
kedamaian, dan kemudahan rejeki.
http://i450.photobucket.com (Kadang, 1960)

xx
Ukiran Pa' Kollong Pa' Kollong Bu'ku'. Istilah ini
Bu'ku' berarti “leher burung tekukur”.
Ukiran ini bentuknya menyerupai
leher tekukur dan melambangkan
kejujuran. (Kadang, 1960)

http://i450.photobucket.com
Ukiran Pa' Manik- Pa' Manik-manik. Ukiran ini
manik berbentuk manik-manik, hiasan
tradisional Toraja. Ukiran ini
dimaknai sebagai harapan agar
anak cucu Toraja selalu hidup
rukun. (Kadang, 1960)

http://i450.photobucket.com

Ukiran Pa' Sekong Pa' Sekong Kandaure. Ukiran ini


Kandaure berbentuk lengkung lingkar yang
berlekuk-lekuk. Ukiran ini
dimaknai sebagai harapan agar
seluruh keturunan Toraja hidup
berbahagia. (Kadang, 1960)

http://i450.photobucket.com

Ukiran Pa' Sekong Pa' Sekong Anak. Istilah ini


Anak berarti lengkungan bayi ketika
masih ada di rahim ibu. Ukiran ini
berbentuk demikian juga dan
dimaknai sebagai perlambang
kejujuran dan keterbukaan.
http://i450.photobucket.com (Kadang, 1960)

xxi
Ukiran Pa' Sekong Pa' Sekong Dibungai. Ukiran jenis
Dibungai ini hampir sama dengan
sebelumnya, hanya saja
lingkarannya diberi hiasan bunga-
bunga. Ukiran ini menyerupai segi
empat sama sisi yang ujungnya
tersembunyi di bagian tengah.
http://i450.photobucket.com
Ukiran ini dimaknai sebagai
perlambang bahwa seseorang
harus bisa menjaga rahasia.
(Kadang, 1960)
Ukiran Pa' Sepu' Pa' Sepu' Torong Kong. Ukiran ini
Torong Kong menyerupai sulaman pundi tempat
sirih. Torong kong digunakan
untuk menyebut suku bangsa
Rongkong yang masih serumpun
dengan orang Toraja. Ukiran ini
http://i450.photobucket.com dimaknai sebagai semangat
persatuan kedua suku. (Jaringan
Kota Pusaka Indonesia, 2017)
Ukiran Pa' Sala'bi' Pa' Sala'bi' Biasa. Ukiran ini
Biasa berbentuk pagar rumah yang
terbuat dari bambu. Hal ini
dimaknai sebagai perlambang
sikap kehati-hatian dari segala
kemungkinan ancaman. (Djaya,
http://i450.photobucket.com 2018)

Ukiran Pa' Sala'bi' Pa' Sala'bi' Dito'mokki. Ukiran ini


Dito'mokki memiliki bentuk yang sama
dengan sebelumnya, hanya saja
pagar bambu dibuat lebih besar.
Bentuk ini dimaknai sebagai
harapan agar anak cucu terhindar
dari segala wabah penyakit dan
marabahaya lainnya. (Sulawesi
Selatan Guide, 2018)

xxii
http://i450.photobucket.com

Ukiran Pa' Talinga Pa' Talinga. Talinga artinya


telinga. Ukiran ini dimaknai
sebagai peringatan agar manusia
menggunakan telinganya dengan
benar. (Kadang, 1960)

http://i450.photobucket.com

PA' BOKO' Pa' Boko' Komba Kalua'. Ukiran


KOMBA KALUA ini menyerupai hiasan pada gelang
emas dan manik-manik yang
dipakai saat upacara adat. Ukiran
ini dimaknai sebagai perlambang
kewibawaan dan kebesaran kaum

http://i450.photobucket.com bangsawan Toraja. (Kadang,


1960)
Ukiran Pa' Erong Pa' Erong. Erong adalah peti
untuk menyimpan tulang-belulang
orang Toraja yang wafat. Erong
ada yang berbentuk kepala kerbau
atau babi. Ukiran ini dimaknai
sebagai harapan agar arwah
leluhur menjaga dan memberkahi
http://i450.photobucket.com
rejeki. (Kadang, 1960)
Pa' Siborongan. Borongan berarti
“bekerja secara berkelompok”.
Tradisi ini diwujudkan menjadi
Ukiran Pa' ukiran di rumah-rumah orang
Siborongan Toraja yang berbentuk seperti
bunga-bunga yang mekar. Ukiran
http://i450.photobucket.com ini sebagai lambang semangat
persatuan dan
kekerabatan. (Kadang, 1960)

xxiii
Ukiran Pa' Doti Pa' Doti Siluang I. Ukiran ini
Siluang I merupakan repersentasi dari ilmu
hitam dan kerbau. Ukiran ini
biasanya terdapat pada
pembungkus mayat perempuan
dan dimaknai sebagai lambang
keanggunan perempuan. (Kadang,
http://i450.photobucket.com 1960)
Ukiran Pa' Doti Pa' Doti Siluang II. Ukiran ini
Siluang II berupa segi empat kecil dan besar
yang bertanda silang di tengahnya.
Ukiran ini biasa terdapat di rumah
adat Toraja atau pada
pembungkus mayat perempuan.
Makna ukiran ini sebagai lambang
http://i450.photobucket.com hati-hati jika mendengar kabar
dari perempuan. (Kadang, 1960)
Ukiran Pa' Reopo Pa' Reopo Sangbua. Ukiran ini
Sangbua berbentuk garis siku-siku serong
yang berlapis-lapis, sebagai
representasi dari gerakan tari
melipat lutut. Bentuk ukiran ini
biasa ditemukan di dinding
lumbung adat dan dimaknai
http://i450.photobucket.com
sebagai semangat kebersamaan
dan gotong-royong. (Kadang,
1960)
Ukiran Pa' Pollo' Pa' Pollo' Songkang. Ukiran jenis
Songkang ini berbentuk segi empat yang
dibagi dalam segitiga kecil.
Bentuk ini merupakan representasi
dari bambu yang biasa digunakan
untuk memerah susu. Oleh orang
http://i450.photobucket.com Toraja, ukiran ini dimaknai
sebagai lambang kebesaran dan
kemampuan bangsawan Toraja.
(Kadang, 1960)

xxiv
Ukiran Pa' Papan Pa' Papan Kandaure. Ukiran ini
Kandaure berbentuk segi empat besar dan
bermakna harapan menjadi
rumpun keluarga besar yang
bersatu. (Taman Mini Indonesia
Indah, 2012)
http://i450.photobucket.com

Ukiran Pa' Sala'bi' Pa' Sala'bi' Dibungai. Bentuk


Dibungai ukiran ini berupa sebilah bambu
yang dibuat bersilang-silang dan
ujungnya runcing. Ukiran jenis ini
terdapat di rumah adat Toraja dan
dimaknai untuk penangkal
http://i450.photobucket.com
bahaya. (Taman Mini Indonesia
Indah, 2012)

Lampiran 2 Jenis tas wanita


Tabel 0-2 Macam-macam Tas Fashion Wanita

Jenis Gambar Deskripsi

Baguette Bag Tas baguette memiliki mempunyai


tali yang dapat digenggam dan
ukurannya pun lebih besar bila
dibanding dengan tas clutch. Tas ini
dapat diisi dengan berbagai barang
seperti alat kosmetik, handphone
dan barang lainnya. Sebenarnya tas
ini juga dapat berfungsi sebagai
dompet, hanya saja ia mempunyai
Baguette Bag tali yang bisa memudahkan
penggunanya sehingga tidak harus
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
selalu memegangnya setiap kali.
pada 20 Febuari 2018)
(Sumber: https://pasberita.com,
diakses pada 18 Febuari 2018)

xxv
Bucket / Pouch Bag atau biasa dikenal
Pouch dengan Bucket Bag adalah jenis tas
wanita yang mempunyai model
atau terdapat kerutan pada bagian
leher tasnya. Pouch Bag atau
Bucket Bag ini biasa digunakan
untuk kegiatan atau aktifitas sehari-
hari. Biasanya jenis tas ini tidak
Bucket mempunyai resleting, untuk
menguncinya hanya tinggal
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
mengencangkan tali yang
pada 20 Febuari 2018)
melingkar di bagian leher tas
tersebut. Untuk membuat tas jenis
pouch atau bucket ini dapat
menggunakan beraneka jenis bahan
dasar yang tergantung produsennya.
(Sumber: https://pasberita.com,
diakses pada 18 Febuari 2018)

Duffel Bag Duffel bag adalah jenis tas yang


biasanya dipakai oleh para atlet
untuk membawa segala
perlengkapannya. Tas ini umumnya
terbuat dari bahan kain atau
parasut. Banyak juga para pemula
yang menggunakan tas ini untuk
Duffel Bag membawa barang-barangnya saat
bepergian jauh. (Sumber:
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
https://pasberita.com, diakses pada
pada 20 Febuari 2018)
18 Febuari 2018)

xxvi
Saddle Saddle Bag merupakan salah satu
tas yang sangat populer pada jaman
perang dulu yaitu digunakan oleh
para medis dan para pembawa alat
komunikasi. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan tas ini
bermacam-macam, mulai dari
bahan kain sampai kulit. Dan
pastinya desain coraknya dapat
disesuaikan dengan usia si
pengguna. Jadi tidak perlu khawatir
akan terlihat seperti anak-anak,

Saddle Bag karena field bag yang terbuat dari


bahan kulit juga keren dan
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
fashionable. (Sumber:
pada 20 Febuari 2018)
https://pasberita.com, diakses pada
18 Febuari 2018)

Hobo Bag Tas jenis hobo bag mempunyai


model kotak atau seperti setengah
lingkaran dengan tali pegangan
yang umumnya berukuran
panjang.Tetapi ada juga tas hobo
yang mempunyai model tas
pegangan pendek. Fungsi dari
pegangan ini adalah untuk
memudahkan saat diselempangkan
Hobo Bag
di bahu atau lengan.(Sumber:
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh https://pasberita.com, diakses pada
pada 20 Febuari 2018) 18 Febuari 2018)

xxvii
Messenger Jenis dan model tas ini sudah ada
Bag sejak jaman dulu. Modelnya mirip
dengan tas selempang yang biasa
digunakan oleh pak pos untuk
membawa kartu-kartu pos atau
pesan surat untuk disampaikan pada
Messenger Bag seseorang. Tali umumnya
diselempangkan di dada sehingga
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
tidak akan jatuh. Tas ini memiliki
pada 20 Febuari 2018)
banyak fungsi dan umumnya
terbuat dari bahan kain.(Sumber:
https://pasberita.com, diakses pada
18 Febuari 2018)

Mini Bag Mini Bag merupakan salah satu


jenis tas wanita yang memiliki
ukuran kecil, biasanya hanya
seukuran tablet pc. Tas ini dapat
dibuat dengan berbagai macam
bahan tergantung
pembuat/produsennya.Tas ini
digunakan untuk menampung
Mini Bag handphone, charger, dompet,
kunci-kunci ataupun barang lain
(Sumber: https://pasberita.com, diunduh
yang ukurannya kecil. (Sumber:
pada 20 Febuari 2018)
https://pasberita.com, diakses pada
18 Febuari 2018)

xxviii
Satchel Bag Satchel bag adalah salah satu jenis
tas wanita yang mempunyai bentuk
kotak. Tas ini mempunyai dua
pegangan, sehingga akan bisa
memudahkan Anda untuk memilih
bermacam-macam gaya tas. Tas
jenis ini akan sangat cocok jika
digunakan untuk pergi ke kantor,
kampus, atau hanya sekedar jalan-
Satchel Bag jalan. (Sumber:

(Sumber: https://pasberita.com, diunduh https://pasberita.com, diakses pada

pada 20 Febuari 2018) 18 Febuari 2018)

Lampiran 3 Jenis Material tas

Tabel 0-3 Jenis Material Tas

Nama Gambar Keterangan

Kanvas Canvas merupakan


bahan plain-woven
fabric yangsangat
durable. Canvas sekarang
umumnya terbuat
dari cotton atau
https://cdn.shopify.com/ diakses 18 linen. Canvas sendiri
Agustus 2018 tergolong sebagai heavy duty
cotton seperti bahan denim.

Kulit Asli Kulit binatang asli memiliki


karakteristik
kuat, durable, lembut,
elegant, nyaman digunakan
serta makin lama digunakan
maka makin bagus dengan
kesan vintage.
https://cdn.shopify.com/ diakses 18

xxix
Agustus 2018

Kulit Sintetis PU Faux Leather berkualitas


biasanya memiliki tekstur
menyerupai kulit binatang
asli yang sudah lembut. PU
Faux Leather perlu tetap
dirawat agar dapat tahan
lama. Namun perawatannya
sebenarnya lebih mudah dari
https://cdn.shopify.com/ diakses 18
perawatan kulit asli sendiri.
Agustus 2018

Polyester merupakan bahan


sintesis yang sangat kuat.
Selain kuat polyester juga
sangat durable bahkan tahan
akan kimia pada umumnya,
tidak dapat berkerut, tidak
dapat menyusut atau memuai
https://cdn.shopify.com/ diakses 18 serta tahan abrasi. Namun
Agustus 2018 texture polyester cenderung
kasar dan tidak dapat sehalus
nilon.

xxx
Nylon Nilon awalnya digunakan
sebagai bahan pengganti
sutra dimana nilon berhasil
menunjukkan karakteristik
lembut, ringan dan berkesan
mahal.

https://cdn.shopify.com/ diakses 18
Agustus 2018

Lampiran 4 Jenis kait tas


Tabel 0-4Jenis-Jenis Kait

Jenis Gambar Deskripsi

Snap Hook Jenis pengait Snap Hook


adalah pengait yang sering
digunakan untuk tas. Pengait
ini memiliki sistem kuncian
yang sederhana. Cara
membukanya dengan menekan
Snap Hook
salah satu bagian maka pengait
(Sumber: akan terbuka. Namun, pengait
https://www.sailrite.com, ini dapat dikatakan kurang
diunduh pada 26 Febuari 2018) kuat, sehingga mudah lepas.

xxxi
Bolt Snap Hook Jenis pengait Bolt Snap Hook
ini lebih tebal dari pada snap
hook. Pengait ini lebih kuat
karena bahannya yang tebal
dan dilengkapi oleh kuncian
pada bagian pengaitnya. Saat
menekan kuncian maka pengait
Bolt Snap Hook akan terbuka. Pengait bolt snap
hook ini lebih aman digunakan
(Sumber:
dan lebih tahan lama.
http://www.yfrigging.com,
diunduh pada 26 Febuari 2018)

Swivel Lobster Clasp Jenis pengait Swivel Lobster


Clasp ini memiliki bentuk yang
menyerupai hewan lobster.
Pengait ini juga memiliki
sistem kuncian sama seperti
Swivel Lobster Clasp bolt snap hook sehingga lebih
aman. Namun, material yang
(Sumber: http://ljdeals.com,
digunakan lebih tipis dari pada
diunduh pada 26 Febuari 2018)
bolt snap hook.

Lampiran 5 jenis cincin tas

Tabel 0-5 Jenis-Jenis Cincin

Jenis Gambar Deskripsi

Heavy D-Ring Ring ini memiliki bentuk dasar


seperti huruf “D”. Ring ini
digunakan sebagai tempat
untuk mengaitkan tali tas.
Heavy D-Ring memiliki ciri
khas pada ketebalannya yang
Heavy D-Ring
paling tebal dibandingkan
(Sumber: https://www.bag- dengan ring lainnya.
accessory.com, diunduh pada
26 Febuari 2018)

xxxii
Light D-Ring Ring ini memiliki bentuk dasar
seperti huruf “D”. Ring ini
digunakan sebagai tempat
untuk mengaitkan tali tas.
Light D-Ring memiliki ciri
Light D-Ring
khas pada besi yang berkilau
(Sumber: dan umumnya lebih tipis dari
https://www.covenant- pada heavy d-ring.
jewellery.com, diunduh pada
26 Febuari 2018)

Unwelded D-Ring Ring ini memiliki bentuk dasar


seperti huruf “D”. Ring ini
digunakan sebagai tempat
untuk mengaitkan tali tas.
Unwelded D-Ring Unwelded D-Ring memiliki
ciri khas pada besi umumnya
(Sumber:
lebih tipis dari pada heavy d-
https://www.ebay.co.uk,
ring. Selain itu, terdapat
diunduh pada 26 Febuari 2018)
potongan di sisi lurusnya.
Potongan tersebut tidak saling
menyatu.

Welded D-Ring Ring ini memiliki bentuk dasar


seperti huruf “D”. Ring ini
digunakan sebagai tempat
untuk mengaitkan tali tas.
Unwelded D-Ring memiliki
ciri khas pada besi umumnya
lebih tebal dari pada unwelded
Welded D-Ring d-ring. Selain itu, terdapat

(Sumber: https://pacific- potongan di sisi lurusnya.

canvas.myshopify.com, Potongan tersebut saling

diunduh pada 26 Febuari 2018) menyatu.

xxxiii
Lampiran 6 Jenis Bag Charm
Tabel 0-6 Jenis-Jenis Bag Charms

Jenis Gambar Deskripsi

Hanging Tassel Jenis aksesoris berupa


gantungan yang memiliki
bentuk potongan yang lurus
membentuk rumbai.

Hanging Tassel

(Sumber:
http://www.saazipper.com,
diunduh pada 26 Febuari 2018)

Wrist Strap Jenis aksesoris berupa


gantungan yang memiliki
bentuk garis lurus yang dilipat.
Lipatan tersebut saling
menyatu sehingga membentuk
sebuah lingkaran.

Wrist Strap

(Sumber:
http://www.saazipper.com,
diunduh pada 26 Febuari 2018)

Hook Strap Keychain Jenis aksesoris berupa


gantungan yang memiliki
bentuk garis lurus yang dilipat.
Terdapat pengait berupa hook
dan ring.

Hook Strap

xxxiv
Keychain

(Sumber:
http://www.saazipper.com,
diunduh pada 26 Febuari 2018)

Lampiran 7 Jenis Handle Tas


Tabel 0-7 Jenis Handle tas

Jenis Gambar Deskripsi

Handle besi jepit Jenis handle yang terbuat


dari besi yang digunakan
dengan menjepit kedua
sisi pada bagian tas

Handle besi jepit

(http://CrownBenangHandleTasBesi.JPG)

Handle kulit Jenis handle yang


dihubungkan
menggunakan keling pada
kedua sisinya yang
terbuat dari kulit

Handle kulit

(https://www.tokopedia.com/)

xxxv
Handle gelang bambu Jenis handle yang terbuat
dari bamboo yang
berbentuk gelang yang
memiliki beragam ukuran

Handle gelang bambu

(https://media.karousell.com/)

Handle kayu Jenis pegangan tas yang


terbuat dari kayu yang
dihubungkan dengan cara
memasang baut pada
kedua sisi handle

Handle kayu

(https://media.karousell.com/)

Handle gelang metal Jenis handle yang terbuat


dari besi yang berbentuk
gelang yang memiliki
beragam ukuran

Handle gelang besi

(https://media.karousell.com/)

xxxvi
Lampiran 8 Tren Forecasting Bekraf
Indonesia Trend Forecasting menghadirkan proyeksi tren fashion Indonesia
2019/2020 yang kali ini mengangkat tema Singularity yang terkait perubahan
zaman. Tema ini mengusung gambaran keadaan yang mengindikasikan beragam
pergeseran teknologi dan sikap-sikap yang menyertainya, dan gambaran masa
depan yang masih diraba. Dalam konsep Singularity tersebut terdapat unsur
pertanyaan, kekhawatiran, optimisme, serta harapan akan apa yang terjadi di masa
depan. Tema ini kemudian diturunkan dalam empat tren utama, yaitu Exuberant,
Neo Medieval, Svarga, dan Cortex. (BEKRAF, 2018)

V.2.1 Exuberant

Gambar 0-1 Tren Xuberent

Exuberent memiliki arti sebagai semangat kehidupan di era teknologi yang kian
pesat. Di tema ini, busana-busananya menggambarkan keceriaan dan optimisme
lewat permainan warna yang colorful atau plastic coloryang memberi mood
ceria.. (BEKRAF, 2018)

xxxvii
V.2.2 Svarga

Gambar 0-2 Tren Svarga

Svarga diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya surga. Berbeda


dengan exuberent, busana-busana di sini kental dengan nuansa etnik, tetapi tetap
modern. Ada semacam motif artefak atau unsur-unsur purba yang dipadankan
dengan modernitas kaum urban melalui permainan warnanya, seperti biru gelap,
pink keunguan, atau hijau tua. (BEKRAF, 2018)

V.2.3 Neo Medieval

Gambar 0-3 Tren Neo Medieval

Di tema yang ketiga ada neo medieval. Di mana tema ini sangat berbeda
dengan exuberent dan svarga. Sebab untuk penerapannya pada busana, tema ini

xxxviii
cenderung mengambil warna-warna yang lebih netral dan membumi.Misalnya,
palet cokelat atau warna-warna hangat. Inspirasi gaya ini sendiri diambil dari
perpaduan romantisme zaman pertengahan yang menggabungkan unsur maskulin
dan tetap lembut dalam satu waktu. Neo Medieval terbagi menjadi Dystopian
Fortress, Armory, Galactic romantic (BEKRAF, 2018)

V.2.4 Dystopian Fortress

Gambar 0-4Dystopian Fortress

Menggambarkan kehidupan antargalaksi dengan inspirasi kegelapan benteng-


benteng Abad Pertengahan, detail bernilai sangat tinggi berpadu dengan blok-blok
batu permukaan yang tampak berkarat, tembaga yang teroksidasi, serta aksen
yang mengkilap dan dipoles dengan sempurna. Sebuah fiksi ilmiah yang
mengintegrasikan teknologi tinggi dengan tampilan abad pertengahan.

V.2.5 Armory

Gambar 0-5 Armory

xxxix
Terinspirasi dari Kastria di abad pertengahan dengan baju dari bahan metal, hem
yang menutupi wajah, dab benteng pertahanan yang kokoh. Garis-garis yang kuat
dan material yang tahan lama, baik kulit maupun serat hasill produksi teknologi
tinggi, batu alam, dan karbon membentuk struktur geometris yang impresif,
memperlihatkan kekuatan dan kekukuhan.

V.2.6 Galactic romantic

Gambar 0-6 GalactocRomantic

Seperti abad pertengahan yang diakhiri dengan kebangkitan masa Renaissance,


subtema ini merangkul detail romantic dan mewahh masa tersebut dalam konsep
antargalaksi. Kemewahan terlihat pada bordiran, brokat, pada material titanium,
kayu dan material yang setara. Gayanya memperlihatkan peradaban baru yang
indah, intelek dan basis teknologi tinggi.

V.2.7 Cortex

Gambar 0-7Tren Cortex

xl
Cortex merupakan tren yang memiliki nuansa futuristic yang sangat kental dengan
inspirasi gaya dari teknologi artificial intellegence . Warna-warnanya sendiri lebih
light atau terang, tetapi tidak seheboh exuberent dan svarga. Sementara untuk
bentuk dan potongan, lebih tak terduga dan bersifat abstrak. (BEKRAF, 2018)

V.2.8 Tren Forecasting WGSN

Common Ground merupakan konsep yang menstabilkan perpaduan antara unsur


lokal dengan perekonomian global yang saling berkolaborasi. Inspirasi datang
pada kesederhanaan yaitu material alam yang relevan dengan perpaduan modern.
Dalam konsep Common Ground kemudian diturunkan dalam sepuluh utama,
yaitu Crafted decoration, layered patina, matte simplicity, framed structure,
interwoven, meadow flora, garden produce. Surface stitch, chiselled grain, dan
home-grown. (WSGN, 2018)

V.2.9 Crafted Decoration

Gambar 0-8 Crafted Decoration

Tema Crafted Decoration memiliki ciri khas yang rumit dapat menggunakan
Teknik emboss yang bertemakan kerajinan. Produk mengeksplorasi motif
tradisional,keramik, kertas, kayu, dan produk kulist dan menggunakan bahan
buatan manusia seperti karet dan plastic. (WSGN, 2018)

xli
V.2.10 Layered Patina

Gambar 0-9 Tren Layered Patina

Layered Patina memiliki ciri khas pada pengaplikasian tekstil yang terdapat
warna seperti bercak-bercak. Pada benda lain, layered patina juga menggunakan
material seperti kayu, resin, keramik, serta logam oksidasi Jesmonite (WSGN,
2018)

V.2.11 Matte simplicity

Gambar 0-10Tren Matte Simplicity

Kembalinya kesederhanaan merupakan ciri khas tema Matte Simplicity yang


masih tetap memiliki unsur modern. Satu tone warna merupakan pengaplikasian
pada semua produk, Matte Simplicity merupakan style yang tidak lekang oleh
waktu. (WSGN, 2018)

xlii
V.2.12 Framed structure

Gambar 0-11 Tren Framed Structure

Ciri khas dari Framed Structure yaitu memiliki kerangka pada setiap strukturnya.
Percampuran antara kayu dan metal pada satu produk dapat membuat produk
memiliki kesan yang klasik. (WSGN, 2018)

V.2.13 Interwoven

Gambar 0-12 Tren Interwoven

Interwoven menginovasi traditional raw material dengan pengolahan menjadi


sebuah produk dalam bentuk tenun atau rajutan. Material berupa kulit, perhiasan
ataupun produk interior. (WSGN, 2018)

xliii
V.2.14 Chiselled grain

Gambar 0-13 Tren Chisseled Grain

Style yang menunjukkan keaslian permukaan material yang digunakan seperti


tekstur kain pada fashion tetap di perlihatkan keasliannya. Untuk desain produk
dan interior, tekstur kayu dan tanah liat tetap diperlihatkan tanpa lapisan tambahan.
(WSGN, 2018)

V.2.14.1 Home-grown

Gambar 0-14Tren Home-grown

Kesadaran akan lingkungan menjadi kunci karena sumber daya alam digunakan
menjadi produk-produk. Limbah pertanian biodegrable seperti jerami, jagung,
rami, dan rumput Bersama dengan bamboo dan gabus diubah menjadi produk
baru dengan penambahan materrual tanah liat dan lilin alami. (WSGN, 2018)

xliv
Lampiran 9 Observasi Rumah adat

Tabel 0-8 Rumah Adat Toraja


Gambar Keterangan
Bagian samping rumah
adat toraja

Bagian depan rumah


adat toraja

Motif bagian depan


rumah adat

xlv
Bagian samping
rumah adat

Motif bagian bawah


rumah adat

Bagian samping rumah


adat

Tampak 3D rumah adat

xlvi
Tabel 0-9 Rumah Adat Bugis
Gambar Keterangan

Tampak depan rumah Adat


Bugis

Tampak kanan rumah Adat


Bugis

Tampak kiri rumah Adat Bugis

Tampak depan rumah Adat


Bugis

Tabel 0-10 Rumah Adat Luwu


Gambar Keterangan
Tampak depan rumah Adat Luwu

Tampak kanan rumah Adat Luwu

xlvii
Tampak tangga rumah Adat
Luwu

Tampak atap rumah Adat Luwu

Tabel 0-11 Rumah Adat Balla


Gambar Keterangan

Tampak depan rumah Adat Balla

Tampak kiri rumah Adat Balla

xlviii
Tampak atap rumah Adat Balla

Tampak kanan rumah Adat Balla

Tabel 0-12 Rumah Adat Mandar


Gambar Keterangan

Tampak depan rumah Adat Mandar

Tampak kanan rumah Adat Balla

xlix
Lampiran 10 Alternatif Desain

Tabel 0-13Alternatif 1

No Alternatif 1 Keterangan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Toraja yang
berbentuk trapezium
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

2. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Bugis yang
berbentuk segitiga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

3. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Mandar yang
berbentuk seperti anak
tangga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

4. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Gowa yang
berbentuk seperti
tanduk yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

5. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap

l
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

Tabel 0-14Alternatif 2
No Alternatif 2 Keterangan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Toraja yang
berbentuk trapezium
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

2. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Bugis yang
berbentuk segitiga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

3. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Mandar yang
berbentuk seperti anak
tangga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

4. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Gowa yang
berbentuk seperti
tanduk yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

li
5. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

Tabel 0-15Alternatif 3
No Alternatif 3 Keterangan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Toraja yang
berbentuk trapezium
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

2. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Bugis yang
berbentuk segitiga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

3. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Mandar yang
berbentuk seperti anak
tangga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

4. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap
yamg menjadi bentuk

lii
motif pada penutup tas.

5. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

Tabel 0-16Alternatif 4

No Alternatif 4 Keteranagan

1. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Toraja yang berbentuk
trapezium yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

2. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Bugis yang berbentuk
segitiga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

3. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Mandar yang berbentuk
seperti anak tangga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

liii
4. Mengambil bentuk dasar
dari atas rumah adat
Gowa yang berbentuk
seperti tanduk yamg
menjadi bentuk motif
pada penutup tas.

5. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Luwu yang berbentuk
seperti susunan
tumpukan atap yamg
menjadi bentuk motif
pada penutup tas.

Tabel 0-17Alternatif 5
No Alternatif 5 Keteranagan

1. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Toraja yang berbentuk
trapezium yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

2. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Bugis yang berbentuk
segitiga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

3. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Mandar yang berbentuk
seperti anak tangga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

liv
4. Mengambil bentuk dasar
dari atas rumah adat
Gowa yang berbentuk
seperti tanduk yamg
menjadi bentuk motif
pada penutup tas.

5. Mengambil bentuk dasar


dari atas rumah adat
Luwu yang berbentuk
seperti susunan
tumpukan atap yamg
menjadi bentuk motif
pada penutup tas.

Tabel 0-18 Alternatif 6


No Alternatif 6 Keteranagan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Toraja yang
berbentuk trapezium
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

2. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Bugis yang
berbentuk segitiga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

3. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Mandar yang
berbentuk seperti anak
tangga yamg menjadi
bentuk motif pada

lv
penutup tas.

4. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Gowa yang
berbentuk seperti
tanduk yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

5. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

Tabel 0-19Alternatif 7
No Alternatif 7 Keteranagan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Toraja yang
berbentuk trapezium
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

2. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Bugis yang
berbentuk segitiga
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

lvi
3. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Mandar yang
berbentuk seperti anak
tangga yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

4. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Gowa yang
berbentuk seperti
tanduk yamg menjadi
bentuk motif pada
penutup tas.

5. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Luwu yang
berbentuk seperti
susunan tumpukan atap
yamg menjadi bentuk
motif pada penutup tas.

Lampiran 11 Alternatif rumah adat Situbondo

No Gambar Keterangan

1. Mengambil bentuk
dasar dari atas rumah
adat Situbondo yang
berbentuk seperti
trapesium yamg
menjadi bentuk motif
batik Situbonfo pada
penutup tas.

lvii
Lampiran 12 Varian warna produk

lviii
Lampiran 13 Pecah Pola

lix
lx
Lampiran 14 Gambar Teknik

lxi
lxii
lxiii
lxiv
lxv
Lampiran 15 Data Responden
Foto Identitas

Nama : Gelen Mariska

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Sherah tanzil

Usia : 22 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Yessy

Usia : 20 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Desi valentina

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

lxvi
Nama : Ferrent Allysa

Usia : 20 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Karren Wijaya

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Shavira Dewi

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Jovita Sirait

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

lxvii
Nama : Levinska Lisuryono

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

Nama : Santy Cristabel

Usia : 21 tahun

Profesi : Karyawan

lxviii
Lampiran 16 Foto Produk

lxix
lxx
lxxi

Anda mungkin juga menyukai