Anda di halaman 1dari 4

PERENCANANAAN TAMBANG PT PARAGON

Dalam kegiatan penambangan di PT Paragon Desa Hulu Hilir, Kecamatan singkawang,


Kabupaten Tanjung Baru, Provinsi Jambi dilakukan system penambangan terbuka dengan cara
pembuatan system bench. Penambangan dolomit dilakukan dengan mengikuti endapan batu
dolomit dengan memotong bukit yang dimulai dari puncak hingga ke bawah. Penambangan di
quarry ini dilakukan secara mekanis dengan pembentukan bench dan memiliki ketinggian 5 m.

Untuk merencanakan dan mempengaruhi daerah yang akan ditambang, ataupun sedang
ditambang, perlu diadakannya kegiatan survey dan pengukuran, data yang diperoleh dari hasil
survey dan pengukuran ini nantinya berguna untuk memetakkan front penambangan.

Setelah data survey dan pengukuran didapatkan, data tersebut disimpan dan diolah melalui
computer sesuai aplikasi yang dibutuhkan. Setelah mengetahui data hasil survey pengukuran
dan system yang efisien untuk melakukan penambangan, perlu direncanakan trik-trik untuk
melakukan penambangan tersebut, sehingga meminimalisir pengeluaran sekecil-kecilnya,
untuk mendapatkan produktifitas yang sebesar-besarnya. Setelah dilakukannya data survey dan
penghitungan penaksiran cadangannya ditemukan sumber daya bahan galian dolomit di PT.
Paragon terdapat 2.696.100 ton.

Proses penambangan

a. Perintisan adalah pembuatan jalan masuk pembukaan daerah yang akan digunakan
sebagai aktifitas penambangan (front baru). Biasanya meliputi penebangan pohon dan
pembersihan dari semak belukar. Hal ini bertujuan untuk membuat jalan masuk sampai
dapat ditempatkan peralatan pada lokasi baru tersebut.
b. Pembabatan (clearing) adalah pekerjaan pengembangan yang bertujuan untuk
membersihkan daerah penambangan yang baru dari vegetasi tumbuhan pada luas areal
tertentu. Biasanya kegiatan tersebut meliputi aktivitas penebangan pohon dan
pembuangan
c. Pengupasan (stripping) merupakan tahap untuk mengupas lapisan penutup atau
overburden (OB) pada batukapur. Pada lokasi penambangan tanah penutupnya juga ada
mengandung silika, jadi overburdennya selama pengupasan juga bias dimanfaatkan
untuk diproduksi. Lapisan ini mengunakan alat berat excavator sebagai alat gali dan
muat lalu dump truck sebagai alat angkut.
d. Pemboran (Drilling) merupakan kegiatan untuk pembuatan lubang ledak. Pada tahap
ini unit penambangan Semen Padang menggunakan 3 unit alat bor, yaitu ingerssol
Rand DM 30 (DM 03) dengan diameter bit 6,5 inchi, Junjin JD 800 dengan diameter
bit 3 inchi 1 unit dan dibantu oleh FRD furukawa Hcr 1500 ED II dengan diameter bit
3,5 inchi.
e. Peledakan (Blasting) adalah tahapan untuk pemisahan batuan dari induknya agar lebih
mudah untuk digali, tahapan ini dilakukan setelah kegiatan pemboran dan lubang
tembak siap untuk diisikan bahan peledak. Bahan peledaknya terdiri dari detonator
listik sebagai penyalaan awal, dinamit (powergel) dan ANFO sebagai blasting agent
yang merpakan campuran dari ammonium nitrat dan Fuel Oil dengan perbandingan
95,5% : 4,5%.
f. Pemuatan (Loading I)
Loading merupakan proses pemuatan material ke alat angkut. Bisanya excavator dan
Wheelloader, biasanya excavator saja untuk pekerjaan penggalian dan pemuatan,
sedangkan wheelloader digunakan untuk pemuatan pada daerah loading area.
g. Rock Slide adalah sistem transportasi untuk memindahkan material dari lokasi
penambangan ke loading area dengan memanfaatkan ketinggian 110 - 120 m dan
kemiringan tebing 30o – 45o. Selain itu Rock Slide juga berguna untuk mereduksi
ukuran batuan dengan memanfaatkan gaya gravitasi yang membuat benturan material
terhadap dinding tebing hingga ke dasar tebing.
h. Pemuatan (Loading) merupakan proses pemuatan dari tumpukan material hasil rock
slide pada loading area menggunakan excavator sebagai alat muat. Tetapi bisa juga
alat langsung menggunakan whell loader sebagai alat muat dan angkut.
i. Peremukan (Crushing)
Crusher bertujuan untuk menghancurkan atau mengubah ukuran (mesh) batukapur
sesuai dengan permintaan pabrik. Material yang telah diremukkan dibawa ke
storage dengan menggunakan belt conveyor
Dalam pembuatan open pit di PT Paragon terdapat 3 bench/jenjang pada kegiatan
penambangan tersebut. Dengan tinggi jenjang pada setiap jenjang yaitu 5 m serta lebar alat
muat yang digunakan adalah Hino Dutro Fm 260 TS dengan lebar alat 3 m. Untuk memberikan
lebar jalan pada alat muat dengan 2 jalur dilakukan proses perhitungan dengan berdasarkan
pada Rule of Thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rural High-way Design adalah :

Perhitungan lebar jalan


Lmin = n. Wt + ( n + 1)(0,5 . Wt )

Dengan :
Lmin = Lebar jalan angkut
n = jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total (m)

maka penyelesaian
L = 2.3 + ( 2 + 1) (0,5 x 3)
= 10,5 m

Dan dimensi lereng yang digunakan untuk membentuk suatu open pit adalah kemiringan pada
lereng 51°, tinggi jenjang yang digunakan, serta jarak crest dan toe. Pada proses perhitungan
ini, untuk mencari jarak crest to crest dan jarak crest to toe untuk melakukan rancangan
pembuatan ramp pada open pit tersebut. Serta grade yang digunakan pada pembuatan ramp
adalah 10%.
Crest = bank width + bench width
= 4 m + 10,5 m = 14,5 m
5
tan 𝛼 = 4

= 1,25
𝛼 = 51°

Pembuatan Ramp

Dalam pembuatan ramp telah diketahui jarak crest to crest yang terdapat perhitungan adalah
14.5 m. Crest to toe adalah 10.5 m dengan tinggi jenjang 5 m dan benchwidth 10.5 m serta
grade 10%. Oleh karena itu, perlu di cari panjang jalan tambang (D) dan sudut terbentuk jalan
tersebut (𝜃) dan jarak semu pada ramp tersebut (Ls).

Penyelesaian :

Crest to Crest Crest to toe

100.𝐻 100. 5 𝑚 100.𝐻 100. 5 𝑚


D= = = 50 m D= = = 50 m
𝐺(%) 10% 𝐺(%) 10%

𝐶−𝐶 14.5 𝑚 𝐶−𝑡 4𝑚


𝜃 = sin-1( ) = sin-1( ) = 16.857° 𝜃 = sin-1( ) = sin-1(50 𝑚) = 4.588°
𝐷 50 𝑚 𝐷

𝐿𝑡 10.5 𝑚 𝐿𝑡 10.5 𝑚
Ls = 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = (cos 16.857°) = 10.971 m Ls = 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = (cos 4.588°) = 10.533 m

Anda mungkin juga menyukai