Sebelum menginstall GNS3, kita akan bahas sedikit tentang cara kerja GNS3.
Sama dengan aplikasi simulator/virtualisasi lain seperti misalnya VMware atau Virtualbox,
dengan menginstall GNS3, berarti komputer akan menciptakan beberapa virtual network
adapter di komputer induk (host).
Nantinya virtual network adapter itu akan di mapping ke real network adapter baik wireless
maupun wired, sehingga kedua sisi bisa saling berkomunikasi.
Kali ini kita akan belajar menginstall gns3, memilih jenis server yang akan digunakan, lalu
menambahkan perangkat-perangkat ke dalam GNS3, hingga di akhir panduan kamu bisa
membuat lab virtual sendiri.
1. Download GNS3
2. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan
3. Tahapan instalasi
4. Memilih jenis server
5. Masalah-masalah yang sering terjadi di GNS3
6. Menambahkan perangkat
Silakan klik judul untuk menuju tulisan atau lanjutkan membaca jika ingin mengikuti
panduan secara berurutan.
Update: GNS3 terbaru (sejak versi 2.10) memiliki perubahaan mengenai penambahan
perangkat. Sebagian besar daftar perangkat sudah disediakan, kita hanya perlu mengupload
imagenya saja.
1. Download GNS3
Sekedar informasi, dalam menginstall aplikasi, kita sangat disarankan mendownload aplikasi
tersebut dari sumber aslinya. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keduanya harus diinstall. Gns3-gui berfungsi sebagai front end, atau aplikasi yang kita
gunakan sebagai graphical user interface. Sedangkan gns3-server untuk menampung dan
menjalankan semua workspace kita.
Ada beberapa opsi untuk menginstall gns3 server, lokal, remote, ataupun di virtual machine,
akan kita bahas dibawah.
Sebenarnya kebutuhan spesifikasi ini tergantung seberapa besar lab yang ingin kita buat dan
juga perangkat-perangkat yang kita gunakan. Karena setiap perangkat membutuhkan resource
yang berbeda-beda.
Semakin kompleks lab yang kamu bangun, maka semakin banyak resource yang dibutuhkan.
Saya tidak menyarankan spesifikasi dengan space storage 1GB. Kamu akan membutuhkan
space yang lebih besar untuk kebutuhan menyimpan image-image perangkat.
Okelah.
Mudah-mudahan sudah jelas tentang spesifikasi yang dibutuhkan untuk instalasi GNS3 dan
saya anggap kamu sudah mendownload file GNS3 yang dibutuhkan.
Navigasikan file manager kamu ke lokasi file GNS3 yang sudah didownload. Kemudian
double click untuk menginstallnya.
Kamu bisa memilih GNS3 versi 1.5 atau 2.0, keduanya sama-sama stable version. Disini saya
menggunakan GNS3 versi 2.0 (latest stable version).
Antara versi 1.5 dengan 2.0 sudah mendukung template GNS3 appliance. Namun alasan saya
menggunakan GNS3 versi 2.0 adalah:
1. Sudah mendukung multiple user: (dalam hal remote lab) sehingga memungkinkan
beberapa orang untuk mengakses sebuah lab secara bersamaan.
2. Terdapat build-in device seperti NAT, sehingga tidak kesulitan jika ingin
menghubungkan GNS3 ke internet.
Menginstall GNS3 sebenarnya tidak susah, tinggal next-next aja, sama seperti menginstall
program yang lain.
Silakan kamu lanjutkan proses instalnya hingga sampai ke tahap seperti dibawah ini:
Diatas adalah komponen-komponen yang terdapat pada installer GNS3. Saya akan jelaskan
masing-masing fungsinya:
1. WinPCAP: Required
Dibutuhkan oleh GNS3 agar perangkat-perangkat di dalam GNS3 bisa terhubung ke real
network.
2. Npcap: Optional
Versi pengganti WinPCAP, untuk mengatasi issue di Windows 10. Dalam hal ini saya
checklist.
3. Wireshark: Recommended
5. Dynamips: Required
Dibutuhkan sebagai emulator router Cisco. Kamu bisa meng-uncheck nya jika menggunakan
GNS3 VM (fungsi GNS3 VM akan saya jelaskan dibawah).
6. Qemu: Required
Sebagai emulator komputer, layaknya VMware atau Virtualbox. Sebagian besar perangkat
appliance sudah dioptimalkan untuk berjalan di Qemu.
7. VPCS: Recommended
Dibutuhkan untuk simulator PC, mendukung fitur-fitur dasar seperti DHCP dan Ping.
8. Cpulimit: Required
9. GNS3: Required
Perangkat-perangkat yang kita jalankan di qemu biasanya tidak semua mendukung remote
over telnet, ada yang menggunakan remote desktop. Makanya perlu tightvnc viewer.
Setelah kamu memilih komponen-komponen diatas, akan tampil installation window yang
baru. Langkah-langkahnya sama, tinggal next saja.
Begitu juga jika kamu mengalami error ketika menginstall komponen GNS3 yang lainnya.
4. Memilih Jenis Server GNS3: Perbedaan Local Server, Remote Server, dan
GNS3 VM Server
Seperti penjelasan saya diatas, aplikasi GNS3 terdiri dari client (GUI) dan server. Jenis server
yang bisa kita gunakan ada 3 jenis:
1. Local server: server berjalan di local komputer. Notif diatas “requires IOS images <
7200“, ini hanya berlaku untuk sistem operasi Windows, sedangkan Linux tidak.
2. Remote server: kita bisa menginstall GNS3 di komputer yang lain, nanti tahapannya
adalah memasukkan alamat IP dan username+password (jika ada).
3. GNS3 VM: server berada di virtual machine, bisa di vmware workstation/player,
virtualbox, atau vmware esxi.
Dari ketiga opsi diatas, saya memilih untuk menggunakan GNS3 VM server, kenapa?
Berikut alasannya:
Jika kamu menggunakan sistem operasi linux, menggunakan GNS3 VM server diatas hanya
perlu sedikit pertimbangan, kalau kamu aware dengan point 5, 6, dan 7.
Oh ya, gns3 vm server dibuat menggunakan sistem operasi ubuntu. Kalau sistem operasi
utama kamu sudah ubuntu, sebenarnya sih sudah optimal.
Sama seperti installer GNS3, file GNS3 VM bisa kita download melalui github ataupun
website GNS3. Saya mendownloadnya dari https://gns3.com/software/download-vm
Jika sudah di download, kamu perlu mengekstraknya terlebih dahulu. Karena file masih
dalam bentuk .zip.
Akan muncul file baru dengan nama “GNS3 VM” berekstensi .OVA.
File inilah yang perlu kita buka dengan aplikasi VM:
1. Virtualbox: free
2. VMware Workstation (paid) / VMware player (free).
Biarkan saja seperti itu, kita kembali ke tampilan GNS3 GUI yang baru diinstall tadi.
Pilih “Run modern IOS (IOSv or IOU), ASA, and appliances fron non Cisco manufactures.”.
Lalu klik “Next”.
Akan tampil pilihan untuk pengaturan local server dan host binding seperti ini:
Pilih alamat “127.0.0.1” (loopback). Agar tidak terjadi masalah kedepannya. Alasannya bisa
kamu baca tentang loopback.
Saat pertama kali dinyalakan, gns3 akan membentuk koneksi ke server, apakah itu local, vm,
atau remote server.
Tapi beberapa pengguna sering mendapati error seperti berikut ini: “please check if GNS3 is
allowed in your antivirus and firewall”.
Cara mengatasinya adalah dengan men-start gns3 server secara manual, dan
menghubungkannya ke gns3 gui secara manual juga.
Selanjutnya buka kembali GNS3, masuk ke Menu Edit, Preferences, pilih “Server”.
Lalu atur menjadi seperti ini:
Ini adalah cara yang sama jika kamu ingin menggunakan remote (main) server.
Keuntungannya adalah, setiap kali kita membuka gns3, tidak perlu menunggu gns3 untuk
men-start server yang notabene memakan waktu.
Oh ya, bedanya remote (main) server dengan remote server adalah, remote main server
menjadi server utama, namun berada di remote (padahal jika dilihat dari contoh diatas, server
tetap berada dalam lokal saya, intinya tergantung oleh pengaturan yang kita buat).
Sedangkan remote server, memang berada di jaringan yang berbeda. Ini opsional, jika kamu
punya, nantinya bisa di load balance antar keduanya.
Baik, kita lanjut ke permasalahan kedua, yakni tentang gns3 vm server, biasanya ada 2
problem:
Masalah kedua adalah error “VMware vmrun tool could not be found. VMware or the VIX
APi (required for VMware player) is probably not installed blablalablablaa…” seperti ini:
Solusinya: download dan install dulu VIX API vmware. Kemudian jalankan kembali GNS3,
harusnya sudah bisa mendeteksi keberadaan gns3 vm server.
Baiklah.
Kita lanjut ke bagian berikutnya, yakni menambahkan perangkat ke GNS3.
Saat pertama kali diinstall, gns3 masih dalam keadaan kosong, tidak ada router, switch,
server dan kawan-kawannya. Kecuali in-build virtual device gns3.
Itu sebabnya kita harus menambahkan perangkat sendiri. Disini saya akan mencotohkan 2
cara menambahkan perangkat switch, router, apapun ke GNS3.
Update: GNS3 terupdate sekarang, kita tidak lagi memerlukan appliances (atau tidak perlu
memasukkan appliances secara manual). Semuanya sudah ada di available images. Tinggal di
drag saja ke workspace.
Cara ini favorit saya, karena kita tidak perlu lagi mengatur spesifikasi perangkat yang ingin
kita masukkan ke GNS3. Semuanya sudah diatur di template.
Setelah file dipilih, tampilannya akan seperti ini. Akan tampil opsi untuk memilih dimana file
tersebut akan dijalankan, pilih GNS3 VM (rekomendasi).
Setelah itu kita akan diminta memasukkan image perangkat. Jika sudah tersedia di server, hal
ini tidak perlu dilakukan, tinggal next. Jika belum, maka pilih “Import”.
Karena saya sudah punya image nya dalam ekstensi .image, maka tahapan selanjutnya tidak
perlu melakukan konversi lagi. Namun jika file yang kamu miliki masih berekstensi .bin,
akan dikonversi dahulu ke .image.
Tidak semua perangkat bisa ditambahkan ke GNS3 menggunakan template atau appliance.
Bahkan meskipun serie router sama, misalnya Cisco 7200, tapi versi IOS nya beda sedikit,
antara 124-15.T7 dengan 124.T14, sehingga kita perlu menambahkannya secara manual.
Contoh diatas, saya ingin menambahkan Cisco IOU L2 ke GNS3. Caranya dengan
menggunakan menu “Edit”, lalu “Preferences”, pilih tab “IOS on UNIX” -> “IOU Device”
kemudian “New”.
Tentang menu di preferences tadi, semuanya tergantung image yang ingin kamu tambahkan,
jika IOU, maka ada di tab IOS on UNIX. Jika Cisco IOS, maka ada di tab Dynamips.
Versi router dan switch high-end biasanya tidak lagi diemulasikan dengan dynamips maupun
IOU, melainkan dengan Qemu. Termasuk perangkat-perangkat lain seperti Firewall, NAC,
dan sebagainya.
Source: https://ngonfig.net/menginstall-gns3.html
Panduan Dasar Belajar GNS3: Mengenal GNS3 dan
Fitur-Fiturnya
Last updated: December 28, 2017 by fathurhoho
3 Comments
Bagi orang-orang yang berkutat di dunia jaringan komputer, gns3 adalah pilihan tools yang
terbaik. Bahkan wajib dimiliki.
1. GNS3 bersifat free, dan open source. Apalagi yang lebih baik daripada free software,
yang mengutamakan freedom pengguna? Open source, kode sumber terbuka dan kita
bisa berkontribusi di github mengenai fiturnya.
2. Oleh karena itu GNS3 menjadi tools simulasi network yang terfavorit hingga kini.
Penggunanya banyak, komunitasnya banyak. Supportnya mudah didapat.
3. Jika berbicara tentang aplikasi network simulator, GNS3 memiliki fitur yang hampir
tak terbatas.
Masih buanyaak lagi manfaat yang bisa kita dapatkan dari gns3 yang bisa membantu
pembelajaran untuk menguasai jaringan komputer.
GNS3 adalah aplikasi simulator jaringan (Graphic Simulator Network) berbasis GUI yang di
rilis pada tahun 2008. Dengan GNS3 kita bisa mensimulasikan perangkat asli baik dengan
bantuan emulator ataupun teknologi virtualisasi.
Salah satu teknologi emulator yaitu dynamips, yang digunakan untuk mensimulasikan Cisco
IOS.
Dulu, untuk mensimulasikan (mengemulasikan) router Cisco, kita perlu menginstall
dynamips terlebih dahulu, bisa di Windows, Linux, FreeBSD, atau MAC OS.
Dengan GNS3, semuanya sudah include, sudah dikemas sedemikian rupa dengan
interfacenya, sehingga jauh lebih mudah digunakan seperti sekarang ini.
Ketika belajar CCNA, kita bisa memanfaatkan packet tracer. Tapi biasanya akan menghadapi
kesulitan jika melanjut ke track lebih tinggi seperti CCNP atau CCIE.
Kalau urusan router cisco, semuanya bisa kita pelajari hanya dengan GNS3. Tapi kalau
belajar switch, GNS3 tidak support semua fiturnya, hanya sebagian kecil. Ini akan kita bahas
di panduan ke 3 tentang perangkat apa saja yang bisa disimulasikan di GNS3.
Solusi terakhir adalah dengan membeli perangkat asli, masalah pertama tentu adalah biaya.
Lalu fleksibilitas. Makanya walaupun kita punya perangkat asli, tetap saja butuh GNS3.
Bisa dibilang GNS3 memang aplikasi wajib yang harus dimiliki seorang IT networker.
Diatas adalah catatan di forum /r/ccna. “GNS3, the network simulator that every network
person should have”.
… dan satu lagi alasan terakhir kenapa kita harus punya GNS3.
GNS3 mudah digunakan.
Tapi.
Tidak sedikit orang yang merasa kesulitan menggunakan GNS3.
Oleh karena itu panduan ini akan membahas tentang GNS3, fitur-fiturnya, hingga nanti kamu
bisa membuat lab virtual sendiri menggunakan GNS3. Di komputer sendiri.
Perbandingan Antara GNS3 dengan Packet Tracer, Lebih Bagus yang Mana?
Sering saya mendengar orang-orang yang bertanya-tanya tentang gns3 dan packet tracer.
Simpelnya begini, packet tracer adalah aplikasi simulasi jaringan yang dikeluarkan oleh
Cisco System, hanya bisa digunakan untuk mensimulasikan perangkat cisco saja, yang lain
tidak bisa.
Kita juga tidak bisa mensimulasikan real device di packet tracer, karena packet tracer
hanyalah simulator, bukan emulator software.
Sedangkan di GNS3, hampir semuanya bisa disimulasikan, dari router cisco, juniper,
mikrotik, firewall, segala macem. Hampir tak terbatas.
Misalnya, jika kita sudah punya image OS router cisco (IOS), kita dapat mengemulasikannya
di dalam GNS3. ..atau kita sudah punya image RouterOS (mikrotik) baik di VirtualBox,
VMware, atau Qemu, bisa di jalanin di GNS3.
Tampilan
Secara tampilan antara packet tracer dan GNS3 seimbang. Sama-sama user friendly.
Kalaupun kamu orang yang baru menggunakan salah satu aplikasi ini, paling cuma butuh 1
sampai 2 hari untuk membiasakan diri.
Selebihnya sudah lancar.
Kemudahan Dalam Penggunaan
Tapi ada perbedaan yang paling mendasar antara cisco packet tracer dengan GNS3.
Disini bedanya, karena GNS3 tersusun atas komponen-komponen emulator dan teknologi
virtualisasi, tugasnya hanya mengemulasikan/memvirtualisasi, maka kita yang menentukan
sendiri apa yang mau dijalankan diatas emulator tersebut.
Sehingga di GNS3 kita harus menyediakan isinya sendiri, router, switch, firewall, server.
Semuanya. Ada sih beberapa perangkat bawaan seperti virtual switch, hub, cloud, tapi ini
hanya pendukung.
Sebenarnya perbedaan fitur packet tracer dan gns3 sudah bisa kita lihat dari jenis aplikasinya.
Semua perangkat di cisco packet tracer bersifat simulated, sedangkan di gns3 adalah
virtualized, atau emulated.
Seperti pada tampilan packet tracer diatas, ada 2 hal fitur mencolok di packet tracer yang
tidak dimiliki oleh GNS3.
1. Format .pka, scoring, dan window task completion. Kalau kamu pernah mengerjakan
lab dengan format .pka, pasti paham keseruannya. Disini kita bisa melihat score
pengerjaan, panduan pengerjaan (di task completion window, ada atau tidaknya
opsional, tergantung si pembuat file).
2. Simulation mode. Sesuai namanya, mode simulasi, bisa kita aktifkan untuk melihat
proses komunikasinya, nanti terdapat informasi PDU setiap layernya. Ini berguna
sekali untuk pemahaman awal belajar jaringan komputer, terutama OSI layer dan
TCP/IP.
… nah mengenai fitur simulation mode. Ini termasuk fitur favorit saya, dan semua orang.
Kalau masih pertama belajar jaringan komputer terutama CCNA, ini kudu wajib harus musti
dikuasai terlebih dahulu, karena kalau real nya harus menggunakan wireshark.
Pusing pasti kalau pakai wireshark, apalagi belum paham networking model.
Penasaran?
Saya sudah menuliskan tentang memahami OSI layer dengan memanfaatkan simulation
mode di packet tracer. Silakan dibaca.
Satu lagi fitur packet tracer yang lumayan berbeda dengan gns3, yakni tutorials on demand,
sudah include di packet tracer itu sendiri.
Seperti ini maksudnya:
Sekilas aja tentang packet tracer. Selebihnya kamu bisa melihatnya di packet tracer kamu
sendiri.
Fitur GNS3
1. Tidak ada simulation mode. Karena yang disimulasikan adalah real devices, caranya
bisa menggunakan aplikasi sniffer seperti wireshark atau tcpdump.
2. Tutorialnya tidak ada di aplikasi, semuanya diluar. Berarti harus mencari sendiri, di
website gns3 sendiri, di blog, di forum, atau di buku. Dari yang gratis sampai
berbayar.
Oh ya, GNS3 juga menyediakan academy, dari penggunaan dasar GNS3 sampai
semuanya tentang network yang menggunakan GNS3.
Ada kalanya kita ingin mensimulasikan perangkat lain misalnya Windows/Linux server,
MikroTik, Juniper, hingga perangkat high end seperti firewall Palo Alto, F5, ASA atau
switch data center seperti Nexus atau Arista, dst.
Hampir semuanya sudah bisa disimulasikan di GNS3. Kita hanya perlu melakukan initial
setting, bahkan beberapa diantaranya sudah memiliki template yang disediakan oleh
developer GNS3 sehingga kita hanya memasukkan image nya saja.
Semua perangkat diatas nanti bisa dihubungkan dengan perangkat-perangkat lain mesti
berada dalam environtment yang berbeda.
Dukungan docker memang masih baru diimplementasikan di GNS3, tepatnya sejak GNS3
versi 1.5. Fitur ini berawal dari Google Summer of Code yang diikuti oleh Goran Cetusic.
Kemudian akhirnya diselesaikan dan oleh GNS3 team hingga sekarang sudah bisa digunakan.
Berbeda dengan simulasi Cisco IOS di dynamips, IOU (dikenal juga dengan IOL) atau IOS
on unix berjalan sebagai program (running as program) di lingkungan Unix.
Keuntungannya, IOU membutuhkan resource yang jauh lebih kecil dibanding jika kita
menggunakan dynamips. Malah di IOU kita sudah bisa menggunakan IOS 15 (terbaru),
dibanding dynamips yang masih 12.54.
Kecuali jika kita menggunakan Cisco 7200 di dynamips, bisa merasakan IOS 15, tapi RAM
yang dibutuhkan sampai 512MB. Sangat jauh berbeda dengan IOU yang hanya puluhan MB.
Jika kamu pernah menggunakan Virtual PC Simulator (VPCS), ini adalah sebuah program
untuk mensimulasikan komputer mini, fiturnya tidak banyak, umumnya DHCP hingga tools
network connectivity seperti PING.
VPCS sangat berfungsi sekali untuk mensimulasikan end device. Di GNS3 sudah include dan
terintegrasi VPCS, resource yang dibutuhkan sekitar 2MB.
Selain itu, jika kita membutuhkan virtual switch atau hub, juga sudah tersedia di GNS3. Hal
ini berguna apabila kita tidak membutuhkan manageable switch di virtual lab.
Oh ya, di GNS3 2.0 (latest stable version), sudah terdapat appliance cloud yang siap pakai.
Fungsinya untuk menghubungkan virtual lab dengan internet. Kalau sebelumnya kita harus
melakukan sharing connection dulu dari main network adapter ke virtual network adapter.
Wireshark juga sudah terintegrasi dengan GNS3. Artinya jika kita ingin menganalisa network
yang kita buat, semua dapat dilakukan dengan mudah, tinggal click, dan capture.
Selanjutnya tinggal menganalisa. Hasilnya benar-benar tidak ada bedanya dengan real
environment.
Sarannya, jika kamu belum paham tentang dengan networking model, lebih baik memulai
pemahamannya dengan network simulation mode di packet tracer. Karena membaca hasil
capture di wireshark relatif sulit untuk pemula.
Itulah sekilas tentang GNS3, perbedaannya dengan packet tracer, dan fitur-fitur (secara
umum) yang bisa kita gunakan di GNS3.
Diatas adalah fitur-fitur secara umum, yang biasa digunakan sehari-hari. Untuk penggunaan
yang lebih advance seperti penggunaan sebelum ke production, sering menggunakan fitur
snapshot untuk membackup lab sewaktu-waktu terjadi kesalahan.