IRFAN 22-2016-058
AULIA NURROHMAH 22-2016-060
PANDU 22-2016-061
YUSRON 22-2016-062
HANITA RAHMAWATI 22-2016-063
MISFAT NAWAL 22-2016-064
YOURY IBRANEV 22-2016-065
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
Bapak Benny Moestofa Ir,.MAB selaku dosen mata kuliah geologi teknik yang
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
dibuat ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.1.6 Rembesan Pada Struktur Bangunan .......................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mekanika tanah adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang sifat
fisik dan mekanika serta perilaku masa tanah bila menerima bermacam-macam
bangunan jalan raya, jalan masuk tambang dan sebagainya. Untuk menyelesaikan
mekanika tanah.
didalam sistem tanah melebihi kekuatan tanah, dan ini pada umumnya
potongan jalan raya pada kaki suatu lereng alam. Kekuatan tanah seringkali
1
2
menurun selama terjadinya gempa bumi, akibat tanah mengalami suatu kondisi
pembebanan siklus.
Deformasi yang terlalu besar dari suatu sistem besar dari suatu sistem
kandungan air tanah meningkat dan ini dapat menyebabkan fondasi dan dinding
penehan mengalami deformasi yang terlalu besar. Banyak tanah sangat peka
bangunan lain.
2
3
EXERCISE NO 1
3
4
EXERCISE NO 2
19m
5.75m
1.50m
4.50m
a b c d e f g h
a) Hitung debit rembesan yang melalui tanah di bawah bending per meter
lebar.
b) Hitung gaya angkat (uplift force) yang bekerja pada dasar bendung.
c) Hitung gradient exit terbesar dan hitung faktor keamanan terhadap piping
4
5
EXERCISE NO 3
b) Gambarkan flownet.
Maksud dari dibuatnya laporan ini adalah memenuhi tugas yang diberikan
5
6
Keluaran dari laporan ini adalah perhitungan dari bendungan dan juga
gambar aliran.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Rembesan
Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada analisis dua dimensi.
Bila tanah dianggap homogen dan isotropis, maka dalam bidang x-z hukum darcy
h
v x = ki x = -k
x
h
v z = ki z = -k
z
Sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial disebut jaring arus (flow
isotropis ( k x = k 1 = k ).
hidrostatis yang arahnya keatas (uplift). Akan tetapi, jika air mengalir lewat
7
8
lapisan tanah, aliran air akan mendesak partikel tanah sebesar tekanan rembesan
W-D = O.
W = ' = ( 1-n )( G S - 1 ) W
GS 1
'= . w (kN/m 3 . t/m 3 )
1 e
8
9
Telah disebutkan bahwa bila tekanan rembesan keatas yang terjadi dalam
tanah sama dengan i c , maka tanah akan pada kondisi mengapung. Keadaan
sehingga terjadi pipa-pipa didalam tanah yang disebut Piping. Akibat pipa-
ie
SF =
ie
dan i e = Gradient keluar maksimum tersebut dapat ditentukan dari
w
jarring arus dan besarnya sama dengan tinggi energi antara garis
Lh
LW = LV
3
Dengan :
9
10
LW
WCR =
H1 H 2
maksimum searah lapisan (arah horizontal), dan minimum kearah tegak lurus
dan z. Dalam kondisi ini, permeabilitas pada arah horizontal dan vertikalnya
10
11
h
V x = -k x i x = -k x
x
h
Vz = -k z i z = -k z
z
Arus
Arus
keadaan tanah yang tidak homogen. Bila jaring arus akan digambarkan
untuk 2 lapisan yang berbeda, maka pada batas lapisannya gambar jaring
arus akan patah. Kondisi demikian disebut kondisi transfer. Dimana lajur
jaring arus memotong batas dari 2 lapisan tanah. Lapisan tanah 1 dan 2
berdekatan. Ditinjau dari suatu panjang satuan yang tegak lurus bidang
11
12
a. Jika k1 > k2, maka dpat digambarkan elemen jaring arus bujur sangkar
pada lapisan 1. ini berarti bahwa l1 = b1, maka k1/k2 = b2/l2. jadi
jaring arus dalam lapisan 2 akan berupa segi empat dengan nilai
b. Jika k1 < k2, maka dapat digambarkan jaring arus bujur sangkar pada
lapisan 1, yaitu dengan l1 = b1, k1/k2 = b2/l2. maka elemen jaring arus
ekipotensial dalam tiap lapisan hádala vertikal. Jika h1 dan h2 adalah tinggi
energi total pada masing-masing lapisan maka untuk sembarang titik pada
tiap lapisannya, h1 = h2. Karena itu, sembarang garis vertikal yang lewat
gradien hidrolis dalam dua lapisan dan dalam lapisan tunggal ekivalennya
adalah sama, yaitu gradien hidrolis ix. Aliran horizontal total persatuan
12
13
Untuk aliran rembesan satu dimensi arah vertikal, debit tiap lapisan dan
debit dalam anggapan lapisan tunggal ekivalen harus sama. Jika persyratan
kontinuitas, maka:
H1 + H2, sama dengan kehilangan energi total dalam tiap lapisan, yaitu:
iz (H1 + H2) = i1 H1 + i2 H2
tanahnya. Dapat dilihat bahwa kx harus selalu lebih besar kz, yaitu rembesan
yang terjadi cenderung lebih besar dalam atau sejajar lapisan, daripada
kehilangan air akibat rembesan yang melalui tubuh bendungan. Beberapa cara
13
14
yang dibangun dari tanah homogen. Berikut ini disajikan beberapa cara untuk
adalah garis permukaan freatis, yaitu garis rembesan paling atas. Besarnya
rembesan persatuan panjang arah tegak lurus bidang gambar yang duberikan
hidrolis (i) adalah sama dengan kemiringan permukaan freatis dan besarnya
hilir pada jarak a dari dasarla[pisan kedap air. Rembesan persatuan panjang
A = BD x 1 = a sin α
q = ka sin α tg α
14
15
berawal dari titik A seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 3.37, dengan
A’A = 0,3 x (AD). Pada modifikasi ini, nilai d yang digunakan dalam
kenyataannya.
Untuk kemiringan sebelah hilir α yang lebih besar dari 30°, deviasi dari
rembesan q = kiA
sebagai berikut:
15
16
Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas pada potongan
dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan laboratorium dari
elektris.
kurva terjadi pada daerah hulu dan hilirnya. Pengamatan secara grafis
transformasi adalah ;
kz
x1= X
kx
16
17
K’ = kx kz
(1937), maksud dari kondisi aliran masuk adalah bila aliran rembesan
berasal dari daerah bahan tanah dengan koefisien permeabilitas sangat besar.
2.1.7 Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju lapisan
bahan yang lebih kasar tersebut dapat terjadi. Erosi butiran dapat
yang berangsur-angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi
persyaratan:
terbawa aliran.
17
18
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
EXERCISE NO.1
Diketahui:
𝑘1 = 4 𝑥 10−7 𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑘2 = 5 𝑥 10−7 𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑘3 = 6 𝑥 10−7 𝑚/𝑑𝑒𝑡
ℎ = 4,50 𝑚
𝑁𝑓 = 6, 𝑁𝑑 = 10
jawab :
𝑁
𝑞 = 𝑘. 𝑁𝑓 . ∆𝐻
𝑑
6
a. 𝑞 = 4 𝑥 10−7 . 10 . 4,50 = 1,08 𝑥 10−6 𝑚/𝑑𝑒𝑡
6
b. 𝑞 = 5 𝑥 10−7 . 10 . 4,50 = 1,35 𝑥 10−6 𝑚/𝑑𝑒𝑡
6
c. 𝑞 = 6 𝑥 10−7 . 10 . 4,50 = 1,62 𝑥 10−6 𝑚/𝑑𝑒𝑡
19
20
EXERCISE NO.2
Diketahui:
∆𝐻 = 5,75 𝑚 = 575 𝑐𝑚
𝑘 = 4 𝑥 10−7 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑁𝑓 = 4, 𝑁𝑑 = 14
Jawab :
𝑁
a. 𝑞 = 𝑘. 𝑁𝑓 . ∆𝐻
𝑑
4
= 4 x 10−7 . . 575 = 6,57 x 10−9 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡
14
∆𝐻 5,75
b. ∆ℎ = = = 0,4107 𝑚 ≅ 0,41 𝑚
𝑁𝑑 14
20
21
21
22
∆ℎ 0,41
c. 𝑖𝑒 = = = 0,178
X 2,30
𝑖𝑐 0,96
𝐹𝐾 = = = 5,393 ≅ 5,4
𝑖𝑒 0,178
22
23
EXERCISE NO. 3
Dik : ke = 4 x 10-4cm/s
L = 15 m
H = 40 m
= 4 x 10-4cm/s x 40 x 102
= 1.6
ke = 4 x 10-4cm/s
= A = 15 m = 15000 mm
Q = K.i A
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dari laporan ini didapat debit air rembesan
pada EXERCISE NO.1 sebesar 1,08 𝑥 10−6 𝑚/𝑑𝑒𝑡 , 1,35 𝑥 10−6 𝑚/𝑑𝑒𝑡 , dan
6,57 x 10−9 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡. Total gaya angkat yang bekerja pada dasar bendungan
4.2 Saran
dalam berbagai bidang sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Juni 2017].
25