Anda di halaman 1dari 14

Tutorial Delft3D

Delft3D FLOW & WAVE


Persiapan Data

• Data batimetri

1. RBI dari BIG (http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web)


• Mengenai tata cara download data bisa baca
2. GEBCO 30 Second modul pada link berikut:
3. SRTM 30 meter (https://earthexplorer.usgs.gov/)
https://drive.google.com/drive/folders/1Fp7E8Le8-
4. BATNAS (http://tides.big.go.id/DEMNAS/Batnas.php)
HxCkJqGyZWM4Hb_ml7iVDSU?usp=sharing
• Data angin

1. Angin ketinggian 10 meter (u dan v) dari ECMWF (https://apps.ecmwf.int/datasets/data/interim-full-daily/levtype=sfc/)

2. Angin ketinggian 10 meter (u dan v) dari NOAA-NCDC berupa deret waktu pada stasiun pengukuran
(https://www7.ncdc.noaa.gov/CDO/dataproduct)

• Data garis pantai

1. RBI dari BIG (http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web)

2. Google Earth

• Data pasang surut

1. Tide Model Driver (https://www.esr.org/polar_tide_models/Model_TPXO71.html)

2. Peramalan pasut BIG (http://tides.big.go.id/pasut/index.html)

3. Tide table admiralty (https://www.admiralty.co.uk/publications/publications-andreference-guides/admiralty-tide-tables)

4. Daftar pasang surut Dishidros


Pembuatan Shoreline

1. Pastikan data-data yang akan diinput dijadikan 1 file agar


proses running bisa berjalan dengan baik. Klik Select
working directory -> Sesuaikan lokasi penyimpanan data
input.

2. Masuk ke menu Grid -> RFGRID.

3. Masukkan data garis pantai yang telah dibuat menggunakan


Google Earth ataupun aplikasi lainnya. Klik File -> Attribute
Files -> Open land boundary (.ldb). Cara convert (.kml,
.kmz, .dwg, lain-lain ke .ldb. Bisa menggunakan Global (1) (3)
mapper).

4. Garis pantai akan terlihat seperti pada gambar 4. Pastikan


zona koordinatnya, apakah menggunakan zona UTM atau
yang lainnya. Coba sesuaikan dengan data batimetri yang
dimiliki.

(4)
Pembuatan Grid

(5)
5. Buka delftdashboard untuk membuat grid dengan mudah.
Atur terlebih dahulu zona yang akan ditinjau. Pilih Coordinate
System -> Selct UTM Zone -> Pilih lokasi tinjauan.

6. Setelah itu masuk ke menu Toolbox -> model maker ->


quick mode -> atur ukuran grid pada kolom delta x dan
delta y dalam satuan (m) -> draw grid outline -> drag area
yang diinginkan -> atur kolom Z max sesuai keinginan ->
make rectangular grid.

7. Atur time step. Cukup klik Suggest time step

8. Kembali ke halaman Delft3D, klik Flow -> Grid -> RFGRID.


Masukkan land boundary dan grid yang telah dibuat. Klik File -
> import -> grid. Pastikan kedua data telah sesuai.

9. Sesuaikan grid dengan garis pantai. Bisa dengan cara


menambahkan atau menghapus beberapa grid yang tidak
masuk kedalam domain pemodelan.
(6)

(7)
(10)

Merapihkan Grid dan


Batimetri

10. Menghapus dan menambahkan bisa menggonakan pilihan


tools pada toolbar. Seperti yang terlihat pada gambar nomor
10.
11. Apabila sudah rapih. Save semua dengan klik save project.
Tutup halaman RFGRID, masuk ke Halaman QUICKIN.
Lakukahn kembali input data land boundary dan grid. Setelah
itu, masukkan data batimetri (.xyz). Pastikan batimetri terbaca
pada area tinjauan. Lakukan export Depth .(dep). Klik File ->
export -> depth. (12)

12. Apabila tidak memiliki data batimetri, bisa menggunakan


data betimetri yang disediakan oleh delftdashboard. Masuk ke
delftdashboard lalu klik Toolbox -> bathymetry -> Pilih
datasets, biasa yang digunakan adalah GEBCO dan SRTM (13)
-> atur kolom isian sesuai yang diinginkan -> centang
Apply FAST -> centang internal diffusion -> GENERATE.
Apabila generate terjadi error, masuk ke menu quick mode ->
make bathymetry.

13. Kembali ke Delft3D. Masukkan depth file (.dep). Klik file ->
import -. Depth. Perhalus batimetri dengan klik Operation ->
Smoothing.
(17)

Delft3D FLOW & WAVE

14. Masuk ke menu Delft3D-Flow. Di menu awal pilih


Flow -> Flow input.

15. Menu Domain. Masukkan grid, kilik grid -> open grid
dan open grid enclosure. Masukkan batmetri, klik Samakan (17)
bathymetry -> pilih file -> open.

16. Time frame. Atur durasi untuk running pemodelan.


Tanggal Start time harus lebih besar atau sama
dengan tanggal reference date, atau running tidak akan
bisa berjalan.

17. Processes. Centang pada bar constituent sesuai


data yang dimiliki. Untuk Sediment, terdapat piliha jenis
tanah kohesif dan non-kohesif. Pada bar Physical,
centang wind, wave, online delft3d-wave apabila ingin
memasukkan pengaruh dari angin dan gelombang. Agar
bisa mengaktifkan wave, atur tanggal communication
pada menu output.
Delft3D FLOW & WAVE

(18)

18. Initial conditions. Pilih Uniform values untuk


perlakuan yang sama pada setiap gridnya. Isi kolom
sesuai data yang dimiliki seperti pada gambar 18. Apabila
tidak memiliki data untuk diinput, cukup isi dengan nilai 0
atau hapus centang pada menu processes sebelumnya.

19. Physical parameters. Sesuaiakan dengan data yang


dimiliki. Untuk wind, bisa masukkan kecepatan angin rata-
rata atau maksimum dan arah datang dominan untuk
angin yang dianggap seragam (uniform).
(19)
Delft3D FLOW & WAVE
(20)

20. Boundaries. Buat boundaries/batasan menggunakan


delftdashboard. Masuk ke menu Toolbox -> make open
boundaries -> Type (Rieman) -> forcing (Astronomic),
bisa diganti dengan yang lainnya sesuai fungsi yang (20) (20)
diiginkan -> ok. Setelah boundaries muncul, klik make
boundary condition. Tunggu, hingga proses selesai dan
pastikan konstituen pasut sudah terbaca. Kembali ke
Delft3D, masuk menu boundaries -> edit flow
conditions.
(21) (22)
Delft3D FLOW & WAVE (20)

21. Save All (.mdf) file.

22. Hydrodinamics. Centang run wave together with


flow apabila ingin menjalankannya secara
bersamaan/coupling. (23)

23. Masuk ke halaman wave. Flow -> wave input.


Lakukan import grid dan bathymetry pada menu Grids.
Setelah itu, lanjutkan ke bar hydrodinamics. Ubah
semuanya menjadi Use and Extended, agar pengaruh
hydrodinamic dari modul flow terbaca.
Delft3D FLOW & WAVE
(25)

(24)

(26)
24. Boundaries. Masukkan nilai tinggib gelombang dan
arah datang gelombang sesuai dengan data hasil
analisis/hindcasting. Untuk memasukkan arah yang
seragam atau dominan saja cukup mengisi kolom define
boundary by dengan orientation. Apabila ingin
membuat gelombvang data dari salah satu grid bisa
memilih grid atau xy coordinate, atur sesuai kebutuhan.

25. Namai Boundary name sesuai arah datang yang


ingin dimasukkan agar mudah diingat.
(27)
26. Boundary orientation, atur sesuai arah datang
dominan. Untuk yang grid dan xy coordinate, untuk
menyesuaikan posisi coordinate bisa menggunakan tool
view pada toolbar diatas.

27 Boundary condition -> edit conditions. Masukkan


nilai tinggi gelombang, periode gelombang, dan arah
datang gelombang. Untuk Edit Spectral Space atur
sesuai kebutuhan.
Delft3D FLOW & WAVE

(24)
(28)
28. Obstacle. Apabila terdapat bangunan penghalang,
bisa ditambahkan. Set tipe obstacle pada obstacle type. (26)
Atur sifat refleksi gelombang yang terjadi apabila
mengenai obstacle sesuai hasil analisis pada bar
reflections, dll.

29. Atur posisi obstacle pada menu obstacle segments.


Atur sesuai posisi yang diinginkan atau sesuai keadaan
dilapangan. Untuk melhat koordinat bisa menggunakan
menu view pada menu toolbar. Bisa juga dengan
membuat polygon pada modul RFGRID ataupun
delftdashboard, setelah sudah klik add from file (.pol).
(29)
30. Physical parameters dan Numerical parameters.
Atur sesuai keadaan yang diketahui atau diinginkan.

31 Output curves. Sama dengan obstacel, lebih ke pada


bentuk yang cekung.
Delft3D FLOW & WAVE (33)

(32)
32. Output parameters. Centang sesuai pada
gambar (32), atur interval sesuai output
communication pada modul delft3D-Flow
sebelumnya. Save all (.mdw)

33. Kembali ke modul Flow. Masuk ke menu


Operation -> discharge. Apabila ingin memasukkan
pengaruh sungai, bisa menggunakan menu ini. klik
view ->edit mode -> add -> edit -> discharge ->
klik pada posisi yang diiginkan. Kembali ke meu
operation -> discharge -> edit data -> isi sesuai
data yang dimiliki.

Siap untuk di running


Delft3D FLOW & WAVE

35. Operation dan Monitoring. Cara menambahkannya sama dengan langkah nomor
34 Untuk Grid -> Thin dams dan Dry point bisa (33). Berikut penjelasannya.
ditambahkan dengan cara yang sama dengan langakn
nomor 33. Pastikan operasi tersebut digunakan sesuai
Discharge
fungsinya. Berikut adalah penjelasannya Dalam Operasi Grup Data Anda dapat menentukan lokasi dan semua properti pembuangan
yang terkait. Untuk tutorial ini kami telah memperkenalkan satu konstituen (Conservative Spill);
Thin dams
rilisnya tarif harus ditentukan. Klik Operasi Grup Data. Tab Discharges, Gambar 5.28, memiliki
Bendungan tipis adalah benda tipis tak terhingga yang tata letak yang mirip dengan subwindow Dry point atau Thin dams, tetapi sebagai tambahan
Anda harus menentukan laju dan konsentrasi zat yang dibuang.
ditentukan pada titik kecepatan yang melarang
pertukaran aliran antara dua sel komputasi yang
berdekatan tanpa mengurangi total permukaan basah Observation
Titik pengamatan adalah lokasi grid dimana semua besaran dihitung selama simulasi disimpan pada
dan volume model. Tujuan dari bendungan tipis adalah interval waktu yang ditentukan pengguna (Keluaran Grup Data! Penyimpanan). Titik pengamatan terletak
untuk mewakili hambatan kecil (misalnya pemecah di pusat sel grid komputasi, yaitu di titik permukaan air.
gelombang, bendungan) dalam model yang memiliki
dimensi sub-grid, tetapi cukup besar untuk Drogue
Drogue adalah pelampung yang bergerak mengikuti arus. Mereka dirilis dan dipulihkan pada pengguna
mempengaruhi pola aliran lokal. Bendungan tipis
yang ditentukan waktu. Lokasinya disimpan pada interval waktu yang sama dengan waktu komputasi
ditetapkan sebagai sederetan bendungan tipis; sebuah langkah (lihat Kerangka Waktu Grup Data). Drogues dapat ditempatkan dimanapun dalam sel grid, mis
bendungan tipis ditentukan sebagai garis panjang satuan. drogue dapat dirilis pada indeks desimal. Namun, di jendela Area Visualisasi Anda hanya dapat memilih
lokasi pusat kisi, jadi jika nilai desimal lain diperlukan, Anda harus memasukkan indeks ini secara manual
Dry point di FLOW-GUI.

Titik kering adalah sel kisi yang secara permanen kering Cross-Sections
selama penghitungan, terlepas dari kedalaman air lokal. Penampang melintang adalah bagian-bagian sepanjang salah satu dari kisi-kisi arah yang dilalui berbagai
Titik kering terletak pada titik permukaan air macam fluks transportasi ditentukan dan disimpan sebagai fungsi waktu. Untuk mendefinisikan
penampang melintang Anda dapat menerapkan prosedur yang sama seperti untuk bendungan tipis atau
titik kering di Domain Grup Data. Penampang melintang didefinisikan di sepanjang garis kisi, baik sebagai
penampang U atau V. Memasuki sub-grup data Cross-section:
Delft3D FLOW & WAVE

• Untuk melihat hasilnya, pilih menu QUICKPLOT.

Anda mungkin juga menyukai