Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Harga Diri Rendah
Oleh
Oleh
I. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (eksternal or internal sources) yang dibagi lima kategori:
a. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan. Terdapat tiga
jenis transisi peran yaitu perkembangan, situasi dan sehat-sakit
b. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi transisi peran yang
dapat menimbulkan stres tersendiri bagi individu. Stuart dan Sundeen,
1998 mengidentifikasi transisi peran menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Transisi Perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan
menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini
dapat merupakan stresor bagi konsep diri.
b. Transisi Peran situasi.
Transisi peran situai terjadi sepa njang daur kehidupan, bertambah
atau berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian,
misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat
menimbulkan ketegangan peran, yaitu konflik peran tidak jelas atau
peran berlebihan.
c. Transisi Peran Sehat-Sakit
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.
D. RENTANG RESPONS
Keterangan:
a) Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b) Konsep diri: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c) Harga diri rendah: transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal
adiptif
d) Keracunan identitas: kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial, kepribadian
pada masa dewasa yang harmonis.
e) Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
B. Pohon Masalah
DAFTAR PUSTAKA
Capernito-moyet, Lnyda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:
EGC
Dalami, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta:
Trans Info Media
Keliat Budi Anna, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat Budi Anna, dkk. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien sedang duduk di atas tempat tidur sambil menunduk. Klien merasa malu dan
tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain. Ia merasa tidak berdaya dan tidak
berguna lagi untuk orang lain.
2. Diagnosis keperawatan :
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Situasional
3. Tujuan khusus (TUK) :
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
4. Tindakan keperawatan :
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan di rumah, adanya keluarga
dan lingkungan terdekat dari pasien
2) Berikan pujian yang realistik dan hindari penilaian yang negatif kepada
pasien
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat
digunakan saat ini
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang
aktif
c. Pasien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
1) Diskusikan dengan kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan
mandiri ataupun dengan bantuan minimal
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
1) Diskusiakan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang
telah dipilih
2) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang telah ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi! Bagaimana keadaan Ibu hari ini?”
2. Evaluasi/ Validasi:
Pasien terlihat segar dan nampak sedikit murung
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
”Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah Ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Ibu
lakukan di rumah sakit. Kemudian setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih.”
”Kalau begitu, dimana kita bisa duduk sambil ngobrol? Bagaimana kalau diruang
tamu? Berapa lama kontrak waktu yang bisa kita gunakan? Bagaimana kalau 15
menit?
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur?”
Obyektif:
”Ya, ternyata Ibu memiliki banyak sekali kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya adalah dengan merapikan tempat tidur, yang salah
saunya sudah kita praktikkan dengan baik sekali.”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
”Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah Ibu pulang kerumah
nantinya. Sekarang, mari kita masukkan kegiatan ini dalam jadwal harian Ibu. Ibu
mau berapa kali sehari melakukan kegiatan merapikan tempat tidur ini?”
”Bagus, 2 kali ya bu, jam berapa ?
”Lalu bisa ditambahkan sehabis istirahat, atau sekitar jam 4 sore.”
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
”Bagaimana kalau besok pagi kita melakukan latihan dari kemampuan Ibu yang
kedua. Ibu masih ingat tidak apa saja yang bisa masih bisa Ibu lakukan di rumah
sakit selain merapikan tempat tidur?”
”Ya, bagus sekali, mencuci piring ya bu?”
”Baik kalau begitu, kita bisa melakukan latihan cuci piring di dapur ruangan ini
jam 8 pagi setelah sarapan ya bu?”
”Oh iya bu, berhubung kontrak waktu kita telah habis,, untuk pertemuan kita hari
ini sampai disini dulu ya, besok kita akan bertemu lagi di jam yang sama dan dalam
waktu 15 menit. Baik, saya permisi duluu ya bu, jika Ibu membutuhkan saya,
silahkan hubungi saya di ruang perawat, selamat pagi”