Anda di halaman 1dari 74

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


GEOGRAFI

BAB II

DINAMIKA PLANET BUMI

Drs. Daryono, M.Si.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB II
DINAMIKA PLANET BUMI

Kompetensi Inti : Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam


Kompetensi Dasar : 1. Menganalisis dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan
2. Memahami pola dan aturan tata surya dan jagad raya dalam
kaitannya dengan kehidupan di muka bumi
Kompetensi Inti : Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi
Kompetensi Dasar : Menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian
geografi

Tatasurya kita terdiri dari planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus. Bersama-sama planet yang lain bumi mengelilingi matahari,
peristiwa ini disebut revolusi. Revolusi Bumi berada pada suatu bidang datar yang
dinamakan ekliptika dan membentuk sudut dengan equator matahari. Tatasurya kita
merupakan salah satu dari jutaan tatasurya yang lain yang tergabung dalam sebuah galaksi,
yaitu Galaksi Bimasakti atau Galaksi Milkyway. Galaksi Bimasakti dengan jutaan galaksi yang
lain bersama-sama membentuk Alam Semesta.
A. Sifat Fisik Bumi
1. Bentuk Bumi
Bumi merupakan bangun berbentuk spheroid dengan jari-jari di wilayah kutub
lebih pendek dari pada jari-jari di wilayah khatulistiwa. Bentuk ini diakibatkan oleh rotasi
rotasi bumi yang berputar pada sumbunya yang menimbulkan gaya sentrifugal.
Permukaan bumi menjadi agak datar (flat) di daerah kutub dan lebih cembung di
wilayah khatulistiwa (equator).
Ukuran-ukuran bumi yang dikemukakan oleh Hayford adalah sebagai berikut:
1) Jari- jari lingkaran equator (jari-jari bumi terpanjang) = 6.378,38 km.
2) Jari- jari lingkaran meridian (jari-jari bumi terpendek) = 6.356,96 km
3) Panjang rata- rata jari – jari bumi = 6.370 km
4) Elipsitas (kelonjongan) bumi = 1/297

1
5) Keliling lingkaran equator = 40.075,30 km
6) Keliling lingkaran meridian = 40.008,19 km
7) Jarak 1˚ meridian di equator = 111,318 km
8) Jarak 1˚ paralel (lintang) di equator = 110,562 km
9) Jarak 1˚ paralel di kutub = 111,688 km

2. Gravitasi Bumi
Batasan gravitasi digunakan untuk sifat percepatan pada bumi yang menghasilkan
benda jatuh secara bebas. Tingkat percepatan tidak sama untuk semua tempat di
permukaan bumi. Di equator, percepatan karena gravitasi sekitar 9,78 meter perdetik
tiap detik, sedangkan di daerah kutub 9,83 meter perdetik tiap detik. Perbedaan itu
terjadi karena pada equator jarak dari pusat bumi lebih besar dan adanya tenaga
sentrifugal yang menantang kekuatan gravitasi lebih besar di equator.
Kepadatan bumi yang berbeda-beda juga menghasilkan gravitasi pada permukaan
bumi yang berbeda pula, makin padat atau rapat massa bumi, makin besar gravitasinya.
Jika kepadatan lapisan batuan bumi sama dan bentuk seluruhnya serasi (seragam)
dengan perputaran bumi, maka besarnya gravitasi (gaya tarik bumi) pada tiap-tiap
tempat di permukaan bumi akan sama dan dapat dihitung menurut suatu formula
standart. Namun kepadatan bumi berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lain
sehingga menghasilkan gravitasi pada permukaan bumi yang berbeda-beda.

3. Berat Jenis Bumi


Bumi mempunyai berbagai macam batuan yang kepadatannya berbeda-beda. Hal
ini mengakibatkan bervariasinya berat jenis batuan yang menyusun kerak bumi.
Berdasarkan penyelidikan bumi mempunyai berat jenis tertentu pada lapisan-lapisan
tertentu. Dari hasil penelitian terhadap gempa bumi dan penetapan massa serta berat
jenis, bumi mempunyai lapisan-lapisan dalam (geosphere) sebagai berikut:
a. Kerak bumi (lithosfer)
Lapisan bumi sampai kedalaman kurang lebih 70 km, berat jenisnya berkisar
antara 1,5 sampai dengan 3,3 dengan berat jenis rata-rata 2,7. Ini adalah berat

2
jenis kebanyakan batuan yang terdapat di lapisan atas bumi yaitu batuan pasir,
tanah liat, batuan kapur, batu granit, basalt dan lain-lain. Lapisan di bawahnya
yang terletak antara kedalam 70 km sampai dengan 1200 km mempunyai berat
jenis antara 3,4 sampai dengan 4. Jenis batuannya banyak mengandung
magnesium, silisium dan oksigen.
b. Mantel Bumi
Terletak pada kedalam 1200 km, berat jenisnya berkisar anatara 4 sampai 6.
c. Inti Bumi
Terletak di bawah kedalaman 2900 km, berat jenisnya antara 6 sampai 12.
4. Sifat Magnetik Bumi
Kemagnetan bumi ditandai oleh dua hal yaitu deklinasi magnetis dan inklinasi
magnetis. Deklinasi magnetis merupakan sudut yang dibentuk antara jarum magnetis
dengan bujur geografiik. Garis pada peta yang menghubungkan titik-titik dengan
deklinasi sama disebut isogon. Deklinasi dengan isogon nol disebut meredian magnetis.
Garis-garis isogon akan menuju ke satu titik titik utara atau titik selatan kutub magnet
bumi. Koordinat titik kutub utara magnet adalah N; W sedangkan
titik kutub selatan magnet adalah S; E.
Inklinasi magnetis adalah sudut yang dibentuk jarum magnet terhadap horizon.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai inklinasi
magnetis sama disebut isoklin. Sudut inklinasi makin besar kearah kutub dan mencapai
maksimum di kutub-kutub magnet dengan posisi jarum magnet tegak lurus terhadap
horizon.
Sudut inklinasi dan deklinasi disuatu tempat dapat berubah dari waktu ke waktu
secara periodic, hal ini berkaitan dengan jarak dari bumi ke matahari. Perubahan
kemagnetan bumi tersebut juga ditentukan oleh perubahan-perubahan yang terjadi di
matahari yang mempengaruhi intensitas medan magnet bumi.

5. Tekanan Bumi
Tekanan di permukaan bumi ditentukan ukurannya satu atmosfer. Tekanan ini
semakin meningkat seiring kedalamannya. Pada kedalaman 1 km misalnya, tekanannya

3
sebesar adalah 275 atmosfer, pada kedalaman 70 km diperkirakan tekannya 18900
atmosfer, dan di pusat bumi tekanannya diperkirakan 4.163.450 atmosfer.

6. Temperatur Bumi/Suhu Bumi


Temperatur yang dimiliki oleh bumi berasal dari dua sumber yaitu matahari
(external heat) dan dari dalam bumi itu sendiri (internal heat). Temperatur bumi
berganti setiap hari dan setiap musim. Temperatur di permukaan bumi dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu:
- Insolasi (radiasi matahari)
- Tinggi rendahnya permukaan bumi
- Distribusi tanah dan air di permukaan bumi yang tidak merata (tanah dan air
mempunyai sifat menyerap dan menyimpan panas yang berbeda)
- Tumbuh-tumbuhan yang ada di permukaan bumi
- arus laut dan arus udara
Fluktuasi temperatur yang diakibatkan pengaruh dari luar akan berkurang sesuai
dengan kedalaman, dan pada kedalaman tertentu fluktuasinya hilang. Pada kedalaman
20 m dari permukaan bumi, tidak ada lagi perbedaan temperatur rata-rata antara siang
dan malam hari dan di daerah subtropika tidak ada perbedaan temperatur antara
musim dingin dan musim panas.
Di bawah lapisan suhu konstan (zone of constant annual temperature) terdapat
zone geothermal, daerah ini tidak terpengaruh oleh radiasi matahari tetapi dipengaruhi
panas yang berasal dari dalam bumi sehingga makin ke dalam temperatur bumi
bertambah. Kenaikan suhu sehubungan dengan ke dalaman tidak sama besarnya dari
satu tempat ke tempat lain. Makin dekat dengan sumber-sumber panas, misalnya
magma, pengerjaan radioaktif, kenaikan suhunya akan bertambah. Satuan ukuran ke
dalaman lapisan bumi yang diukur sesuai dengan setiap pertambahan atau kenaikan
suhu c disebut derajad geothermic (geothermic degree), sedangkan angka yang
menyatakan kenaikan derajad temperatur pada tiap-tiap 100 m kedalaman lapisan bumi
disebut gradien geothermic.

4
B. Gerakan Bumi
Bumi berputar pada porosnya, poros tempat berputarnya bumi adalah kutub utara
dan kutub selatan bumi. Perputaran bumi tersebut dinamakan rotasi. Ketika berotasi, bumi
bersama-sama planet yang lain juga mengitari matahari yang disebut dengan revolusi.

1. Rotasi
Bumi berputar pada porosnya dari arah barat ke timur, sekali putaran memerlukan
waktu 23 jam 56 menit. Ketika berotasi atmosfer bumi ikut serta berputar.mArah
putaran rotasi dari arah barat ke timur menimbulkan peredaran semu, seolah-olah
matahari terbit dari arah timur dan tenggelam di barat. Kecepatan rotasi tidak sama di
semua bagian bumi. Di khatulistiwa, kecepatan rotasi lebih tinggi daripada kutub.
Beirikut adalah akibat dari terjadinya rotasi:
a. Terdapat perbedaan waktu pada pada wilayah yang berbeda lokasi merediannya.
Setiap derajat meridian terdapat perbedaan waktu 4 menit, atau dengan kata lain,
setiap perbedaan 15 derajat meridian terdapat perbedaan waktu satu jam.
b. Terjadi pembelokan arah angin, yaitu di sebelah utara khatulistiwa angin berbelok ke
kanan dan di sebelah selatan ekuator angin berbelik ke kiri. Pembelokan arah angin
ini disebabkan rotasi di khatulistiwa lebih cepat dibandingkan daerah manapun di
permukaan bumi.
c. Terjadinya peredaran harian semu matahari, yaitu seolah-olah matahari bergerak dari
arah timur ke arah barat.

2. Revolusi
Revolusi bumi memakan waktu selama 365 hari 5 jam 48 menit dan 48 detik sekali
putaran (berdasarkan tarikh matahari). Revolusi bumi menimbulkan peredaran semu
matahari, seolah-olah matahari mengalami pergeseran dari utara khatulistiwa bergeser
ke arah selatan khatulistiwa, dan itu terjadi secara terus menerus. Pergeseran dalam
satu siklus memerlukan waktu satu tahun. Pergeseran tersebut terjadi akibat peredaran
semu matahari sepanjang ekliptika dalam setahun. Ekliptika adalah lingkaran besar pada

5
bola langit yang letaknya berpotongan dengan khatulistiwa langit yang membentuk
sudut 23°39’. Siklus pergeseran tersebut terjadi sebagai berikut.
a. Tanggal 21 Maret matahari tepat di atas khatulistiwa, akibatnya semua tempat
dipermukaan bumi mengalami panjang siang dan malam hari sama, selanjutnya
matahari bergeser kea rah utara.
b. Tanggal 21 Juni matahari tepat di atas garis balik utara, yaitu 23°30’ lintang utara (LU).
Pada saat ini panjang hari di belahan bumi bagian utara mengalami siang hari lebih
panjang daripada malam hari. Sekitar Juni dan Juli belahan bumi bagian utara
mengalami musim panas, sedangkan belahan selatan mengalami musim dingin.
Selanjutnya matahari akan bergeser kea rah selatan.
c. Pada tanggal 23 September matahari kembali beredar di khatulistiwa. Keadaan yang
timbul persis sama dengan tanggal 21 Maret. Dari posisinya ini, matahari terus
bergeser kearah selatan.
d. Pada tanggal 22 Desember posisi matahari berada di atas garis balik selatan, yaitu
23°30’ lintang Selatan (LU). Sekitar bulan Desember dan Januari, belahan bumi
selatan mengalami musim panas, sedangkan belahan utara mengalami musim dingin.

Gambar: Revolusi Bumi


(http://pics-about-space.com/earth-sun-orbit-seasons?p=1) Diakses 19 Juli 2016

6
C. Litosfer dan Dinamikanya
Salah satu objek materiil geografi adalah litosfer. Idealnya, seseorang yang
mempelajari geografii harus pula memahami litosfer dan dinamikanya. Keadaan litosfer di
sauatu wilayah menentukan sumberdaya alam yang dimiliki yang pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap aktivitas penduduknya. Berikut akan dijelaskan litosfer, baik
susunannya, bahan penyusunnya, maupun dinamikanya.

1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan yang paling atas dari tubuh bumi. Secara keseluruhan,
tubuh bumi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu inti, mantel dan litosfer. Secara visual
irisan tubuh bumi dapat dilihat gambar berikut.

Gambar: Irisan Tubuh Bumi


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Lithosphere) Diakses 19 Juli 2016

Bagian tubuh bumi yang telah diteliti ahli-ahli geologi secara langsung masih
sangat terbatas kedalamannya, yaitu pada lapisan yang paling atas (litosfer). Lapisan
tubuh bumi bagian dalam bumi masih didasarkan atas hipotesis-hipotesis. Salah seorang
ahli pikir (filosof) yang pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang susunan
lapisan bumi adalah Plato. Dia berpendapat bahwa bumi terdiri dari substansi massa
cair dan pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan atau kerak bumi. Massa cair pijar, yang
berasal dari inti bumi, kadang-kadang keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa-
pipa gunung api dalam bentuk lava.

7
Penelitian seismologi memberi pandangan baru tentang susunan lapisan bumi.
Getaran gelombang gempa bumi yang merambat di permukaan bumi menembus
lapisan-lapisan di dalam bumi. Substansi yang dilalui oleh getaran gempa akan
mempengaruhi jalan perambatan gelombang-gelombang gempa bumi. Dari penelitian
hasil pencatatan getaran gempa (seismogram) diperkirakan bahwa di dalam bumi
ditemukan lapisan-lapisan yang dibatasi oleh bidang-bidang diskontinyu (tak
bersambung). Bidang diskontinyu yang pertama ditemukan pada kedalaman sekitar 60
km dari permukaan bumi dan diberi nama bidang diskontinyu Mohorovicic. Bidang
diskontinyu juga ditemukan pada kedalaman 1.200 km dan 2.900 km di bawah
permukaan bumi.
Bagian pusat bumi diduga berupa padatan yang disebut inti dalam (inner core)
dengan Jari-jari diperkirakan 1215 km. Di sekeliling inti dalam terdapat inti luar (outer
core) diperkirakan merupakan bahan dengan ketebalan 2270 km. Bagian inti bumi
dikelilingi oleh selubung (mantle) yang ketebalannya diperkirakan 2535 km. Selubung
terdiri dari dua bagian, yaitu selubung dalam dan selubung bagian atas. Selubung bagian
atas (upper mantle) disebut asthenosphere yang terdiri dari substansi yang bersifat
plastis.
Di atas asthenosphere terdapat litosfer yang merupakan lapisan paling atas dari
tubuh bumi. Lapisan ini terdiri terdiri dari 3 bagian yaitu kerak benua (continental crust),
kerak samudera (oceanic crust) dan mantel bagian atas (upper mantle). Ketebalan
litosfer bervariasi, kerak samudera lebih tipis dibandingkan kerak benua.

8
Gambar: Irisan mantel dan litosfer
(http://www.slideshare.net/syifaul123/litosfer-23076069?nomobile=true) Diakses 19
Juli 2016

Suees dan Wiechert mengadakan pembagian lapisan bumi seperti berikut:


a. Kerak bumi (Earth’s crust : The Upper Sell), merupakan lapisan bumi yang paling
atas, mempunyai tebal 30 km sampai 40 km pada daratan, dan pada pegunungan
ketebalannya bisa mencapai 70 km. Berat jenis rata-rata 2,7 yang terdiri dari unsur-
unsur dominan berupa oksigen, silisium dan aluminium, sehingga dinamakan
lapisan sial. Kerak bumi dan selubung bumi bagian atas, disebut lithosfer.
b. Selubung bumi atau mantel, ketebalannya sampai kedalaman 1.200 km dari
permukaan bumi. Berat jenis laipsan ini antara 3,4 sampai 4. Unsur-unsur yang
dominan pada selubung bumi adalah oksigen, silisium dan magnesium sehingga
dinamakan sima.
c. Lapisan antara (intermediate shell) atau mantel umi atau chalkosfera yang
merupakan sisi oksida dan sulfida dengan ketebalan 1.700 km dan berat jenis 6,4.
Lapisan ini terbagi 2 yaitu lapisan yang terletak pada kedalaman antara 1.200 km
sampai 1.250 km dinamakan Crofesima, berat jenis antara 4 sampai 5 terdiri dari
unsur-unsur dominan oksigen, ferrum, silisium, magnesium, dan sedikit chromium.
Lapisan antara kedalaman 1.250 km sampai 2.900 km dinamakan Nifesima, berat
jenis antara 5 sampai 6, unsur yang penting (dominan) adalah Nikel.
d. Inti Bumi (The earth’s core) atau Barysfera.

9
Lapisan ini diperkirakan mencapai kedalaman 5.500 km, banyak mengandung besi
dan nikel sehingga disebut Nife, berat jenisnya antara 6 samapi 12 dengan rata-rata
9,6. Ketebalan inti bumi mempunyai jari-jari kurang lebih 3.500 km.
Kerak bumi terdiri dari beberapa bagian. Holmes melakukan pembagian kerak
bumi seperti berikut.
a. Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kurang lebih 2,7 dan
mempunyai tipe magma granit.
b. Bagian tengah yang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai
tipe magma basalt.
c. Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai
tipe magma peridotit dan magma eklogit.

Gambar. Pembagian kerak Bumi menurut Holmes.


Bagian atas dan bagian tengah disebut sial karena sebagian besar terdiri dari zat-
zat silisium dan aluminium sedangkan bagian bawah disebut sima karena sebagain besar
terdiri dari silium dan magnesium.
Tebal sial dan sima di bawah kontinen (benua) tidak sama, hal ini berdasarkan
penyelidiakan yang dilakukan pada samudra pasifik. Dari hasil penyelidikan diperoleh
bahwa dasar samudra pasifik tidak terdapat lapisan sial sedangkan pada kontinen dan
pegunungan lapisan sial sangat tebal.

2. Mineral dan Batuan


a. Mineral
Mineral adalah persenyawaaan anorganik asli yang mempunyai persenyawaan
kimia tetap, terdapat dalam keadaan padat, setengah padat, gas atau cair. Mineral

10
padat biasanya terdapat dalam bentuk kristal yang di batasi oleh bidang datar
berupa bidang geometrik yang memberi bangun yang khas pada mineral yang
bersangkutan. Minyak bumi merupakan mineral dalam bentuk cair, gas bumi dalam
bentuk gas, dan aspal dalam bentuk setengah padat.
Seringkali terjadi salah pengertian di dalam penggunaan istilah mineral dan
barang tambang. Tidak semua mineral merupakan bahan tambang. Mineral yang
menjadi bahan tambang adalah mineral yang memiliki nilai ekonomis bagi
kehidupan manusia. Nilai ekonomi mineral sangat tergantung pada ruang dan
waktu. Ketika belum ada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar minyak
bumi, mineral tersebut belum menjadi bahan tambang. Bahkan minyak bumi yang
merembes ke permukaan bumi melalui retakan-retakan batuan dan merusak lahan
pertanian dianggap sebagai racun.
Sebagian besar mineral terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi ada juga
yang berada dalam keadaan plastis (setengah padat), gas atau cair. Mineral padat
biasnya terdapat dalam bentuk kristal. Minyak bumi merupakan mineral dalam
bentuk cair, gas bumi dalam bentuk gas, aspal dalam bentuk setengah padat.
Sebagian lagi dalam bentuk amorf artinya tidak mempunyai susunan dan bangun
kristal.
Berdasarkan komposisi kimianya, mineral dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Native elements: unsur mulia yang jarang ditemukan. Bukan merupakan rock-
forming, misalnya grafit , Intan, sulfur, emas, dan platinum
b. Sulfida: memiliki jumlah anggota mineral terbanyak setelah silikat, lbh dari 250
anggota) tetapi massanya sedikit, sehingga tdk termasuk rock-forming), misalnya
pyrite, chalcopyrite, galena, spalerite
c. Halida: mencakup sebagian besar dari mineral yg yg mengendap dari larutan.
Hanya beberapa yang merupakan rock-forming. Contoh: halit, Sylfite, Fluorite.
d. Oksida dan Hidroksida: merupakan mineral-mineral yang memiliki arti ekonomi
penting seperti hematit, magnetit, cromit, manganit, dll.

11
e. Karbonat:yg termasuk ini adalah garam-garam asam karbon (carbonic acid salt),
sebagian diantaranya merupakan rock-forming. Mereka bereaksi dengan HCl.
Contoh: Calsite, aragonit, magnesit, dolomit, siderit, malachite, azurite.
f. Sulfat: mieral dari kelompok ini mayoritas sebagai rock-forming. Contoh
gypshum dan anhydrite.
g. Fosfat: sebagian besar terdiri atas fosfat-fosfat, tetapi jarang terdapatnya.
Mineral yg banyak dijumpai dari kelompok ini adalah apatite.
h. Silikat: 40% dari mineral yang ada termasuk ineral silikat, sebagai pembentuk
batuan terpenting, yang menempati lebih kurang 90% dari lithosfer. Contoh:
augite, hornblede, muscovite, biotite, serpentine.
Mineral merupakan penyusun batuan, terkait dengan hal ini, mineral dapat
dibedakan menjadi mineral utama, mineral sekunder dan aksesor.
1) Mineral utama
Mineral utama merupakan mineral yang penting dalam fungsinya sebagai
mineral pembentuk batuan yang mendominasi batuan di permukaan bumi.
Mineral tersebut adalah kuarsa kalsedon, feldspar, ortoklas, plagioklas, nefelin,
leusit, muskofit, biolit, ambifol, piroksin, olivine, kalsit, granit.
2) Mineral sekunder
Mineral sekunder adalah mineral-mineral yang dibentuk kemudian dari mineral
primer (utama), misalnya oleh proses pelapukan. Contohnya mineral khorit yang
terbentuk dari mineral biotit karena pelapukan. Jadi dapat di simpulkan bahwa
mineral sekunder pasti terdapat pada batuan yang telah lapuk, tetapi belum
tentu batuan yang telah lapuk terdapat mineral sekunder. Ada juga mineral
sekunder yang terdapat dalam batuan metamorfik.
3) Mineral aksesor
Mineral ini tidak terdapat dalam jumlah banyak tetapi hamper terdapat pada
semua batuan sebagai contoh magnetit, suatu oksida besi yang terdapat dalam
jumlah kecil – kecil pada batuan beku. Sirkon juga merupan mineral aksesor yang
terdapat pada batuan masam.

12
b. Batuan
Batuan dalam geologi dapat diartikan sebagai himpunan mineral-mineral
sejenis atau tidak sejenis yang satu dengan yang lain terikat secara padat atau
gembur yang mempunyai peran penting sebagai penyusun kerak bumi.
1) Proses terjadinya batuan
Batuan dapat terjadi melalui proses-proses antara lain sebagai berikut.
1. Akibat proses kimia antara dua buah atau lebih unsur yang menyebabkan
timbulnya endapan kimia.
2. Sebagai akibat proses-proses kimia-fisis yang didalamnya tidak hanya benda-
benda yang bereaksi yang berpengaruh, akan tetapi juga temperatur dan
tekanan yang tinggi.
3. Sebagai akibat proses-proses fisis, termasuk semua gerakan yang
mengakibatkan bertambah banyaknya (akumulasi) mineral yang selanjutnya
terjadi pengkristalan pada suhu rendah, baik oleh turunnya suhu ataupun
menguapnya sebagian dari pelarutnya.
4. Sebagai akibat proses-proses biologi, baik yang bersifat phytogin maupun
zoogin.
5. Karena berubahnya batuan yang telah ada oleh pelbagai proses.
2). Klasifikasi batuan
Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a) Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma yang berupa substansi
cair pijar yang terjadi baik dalam tekanan tinggi maupun dalam tekanan
atmosfer (udara). Batuan beku dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain berdasarkan kandungan silicon oksidanya dan berdasarkan
tempat terjadinya.
Berdasarkan kandungan silicon oksida di dalamnya, CIPW membedakan
batuan beku sebagai berikut.

13
- Batuan Asam (Acid Rocks), batuan yang mengandung lebih 66 % SiO 2,
contoh : granit, liparite, pegmatite, obsidian, pumice.
- Batuan Beku Intermidier, batuan yang mengandung 52 – 66 Si O2, contoh :
diorite, andesit, porfirit, syenit, trachyt. Batuan ini sering sering dinamakan
batuan intermedier
- Batuan basis (basic rocks), batuan yang mengandung 45 – 52% Si O2,
contoh : diabas, basalt, gabbro.
- Batuan Ultra-Basis (Ultra Basic Rocks), batuan yang mengandung Si O2
kurang dari 45%. Contoh : peridotit, dunit, piroksenit.
Selanjutnya, berdasarkan tempat terjadinya, magma dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku dalam, batuan beku luar dan batuan
beku gang.
- Batuan beku dalam.
Batuan ini terbentuk ketika magma masih berada pada bagian kerak
bumi yang dalam. Bantuan beku ini disebut juga sebagai plutonik atau
batuan abisik. Batuan ini mempunyai struktur holokristalin, artinya batuan
tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-kristal. Hal itu terjadi karena selama
proses pembukuan, mineral-mineral yang mengkristal masih sempat
membentuk kristal-kristal. Pembentukan kristal membutuhkan waktu yang
lama dan kondisi tertentu. Batuan beku ini berstruktur fanerik, artinya
mineral-mineral penyusunnya dapat dilihat mata secara langsung tanpa
menggunakan alat.
- Batuan beku luar
Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma di permukaan bumi.
Proses pembekuan terjadi di permukaan bumi sehingga prosesnya cepat.
Proses ini menyebabkan sebagian besar mineralnya akan bersifat amorf.
Meskipun demikian ada mineral tertentu yang dalam perjalanan ke
permukaan bumi telah berbentuk kristal, sehingga dalam batuan beku luar
terdapat campuran mineral yang bersifat amorf, kristal-kristal besar yang

14
terbentuk pertama kali (fenokris), dan kristal-kristal kecil. Batuan ini
berstruktur afanitik, mineral-mineral penyusunnya secara individu tidak
dapat dilihat dengan mata biasa.
- Batuan beku gang
Antara batuan plutonik yang dekat dapur magma dan batuan beku
luar yang dekat permukaan bumi terdapat batuan gang atau hypo abisik.
Batuan ini terbentuk dalam celah-celah atau rekanan-rekanan kerak bum.
Batuan gang yang dekat dengan dapur magma mempunyai struktur
holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan permukaan bumi
mempunyai struktur porfir.
Batuan yang membeku di dalam bumi juga dinamakan batuan intrusive
sedangkan yang membeku di luar bumi dinamakan batuan ekstrusif.
b) Batuan Sedimen (Endapan)
Batuan sedimen ialah batuan yang terbentuk dari endapan hasil dari
proses pelarutan atau pengikisan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik
berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen. Batuan
sedimen merupakan hasil pengendapan yang berasal dari tempat lain dan
diangkat oleh gaya geologi berupa air, angin, es dan salju maupun tumpukan
batuan yang dibentuk oleh aktivitas makhluk hidup.
Batuan yang telah mengalami pelapukan, oleh air, angin, atau es
diangkut dan diendapkan di tempat yang lebih rendah letaknya, misalnya
danau, laut, atau samudera. Mula-mula sedimen tersebut merupakan batuan
yang lunak, karena adanya proses diagenesis (Pemadatan dan sementasi)
maka sedimen lunak akan menjadi keras. Contoh pasir yang tadinya
merupakan batuan lepas dan gembur akan menjadi batuan pasir.
Ciri utama dari batuan sedimen ialah berlapis-lapis, karena terjadinya
secara periodik, misalnya dipengaruhi oleh musim. Namun juga ada batuan
endapan yang tidak terjadi pelapisan-pelapisan, contohnya batuan yang

15
mengendap di laut sebagai akibat aktivitas dari coral dan organisme yang
membentuk karang.
Batuan sedimen dapat dibedakan antara lain berdasarkan cara
terbentuknya, tenaga/media pengangkutnya, tempat terjadinya, besar
butiran, dan ketebalan lapisannya.
(1) Berdasarkan cara terbentuk
Berdasarkan cara terbentuknya (genesis) batuan sedimen dapat
diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu sedimen mekanik, sedimen kimia,
dan sedimen organik.
- Batuan Sedimen Kimia
Batuan yang terbentuk melalui pengendapan unsur-unsur yang
ada pada larutan-larutan. Biasanya sedimen yang terbentuk secara
kimia tersusun dari kristal-kristal. Contohnya adalah hasil dari
penguapan air laut bisa menghasilkan halit (garam) dan terbentuknya
cherts (rijang).
- Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik terbentuk sebagai hasil endapan secara
langsung dari larutan-larutan dengan pertolongan jasad-jasad hidup
baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sedimen organik dibentuk
karena proses-proses biokimia dan biomekanik. Jadi sebenarnya
antara sedimen organik dengan sedimen kimia atau sedimen mekanik
tidak dapat dipisahkan secara nyata. Contoh batuan endapan organik
antara lain batuan kapur (gamping), diatomae, dan batubara.
- Batuan Sedimen Mekanik
Batuan sedimen mekanik terdiri dari fragmen-fragmen atau
bagian batuan. Batuan ini terbentuknya disebabkan terjadinya
pemecahan-pemecahan secara mekanis dan penumpukan fragmen-
fragmen batuan.
(2) Berdasarkan media pembentuknya

16
Berdasarkan media pembentuknya, batuan sedimen dapat
dibedakan sebagai berikut.
- Sedimen akuatis dibentuk oleh air
- Sedimen aeris/aeolis dibentuk oleh media udara
- Sedimen glasial dibentuk oleh media es atau salju
- Sedimen marine dibentuk oleh media air laut
(3) Berdasarkan tempat terbentuknya
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan sedimen dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
- Sedimen teristris terbentuk di darat
- Sedimen fluvial terbentuk di sungai
- Sedimen limnis terbentuk di rawa/danau
- Sedimen marin terbentuk di laut
- Sedimen glasial terbentuk di daerah es atau salju
(4) Berdasarkan ukuran butiran
Berdasarkan ukuran butirannya, batuan sedimen dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Nama dan ukuran material bahan endapan adalah sebagai berikut.
Nama Diameter
Bouler >256 mm
Gravel 2 – 256 mm
Very coarse sand 1 – 2 mm
Coarse sand 0,5 – 1 mm
Mediumsand 0,25 – 0,5 mm
Fine sand 0,125 – 0, 25 mm
Very fine sand 0,0625 – 0,125 mm
Silt 0,002 – 0,0625 mm
Clay 0,0005 – 0,002 mm
Dissolved <0,0005 mm

17
(5) Berdasarkan ketebalan lapisan
Berdasarkan ketebalannya, Mc Kee dan Weir mengklasifikasikannya
sebagai berikut.
Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan ketebalan lapisan adalah sebagai
berikut.
Ketebalan/ cm Penamaan
>100 Sangat tebal
30 – 100 Tebal
10 – 30 Menengah
3 – 10 Tipis
1–3 Sangat tipis
0,3 – 1 Laminasi tebal
< 0,3 Laminasi tipis

c) Batuan Metamorf
Secara umum batuan metamorf berkembang dari batuan yang
mengalami tiga macam proses yaitu panas, tekanan dan aktivitas zat-zat
kimia baik bekerja secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Berdasarkan 3 macam prosesnya, metamorphosis dapat dibedakan menjadi
metamorphosis thermal (sentuh), metamorfosis dinamo, dan metamorphosis
regional.
- Batuan Metamorfosis Sentuh
Pada metamorfosis sentuh, temperatur merupakan faktor yang
paling penting, sedangkan tekanan perannya sangat kecil. Apabila pada
proses metamorfosa temperaturnya sangat tinggi, dinamakan proses
pyrometamorfosis. Jika bukan gas yang berperan tetapi larutan panas
maka proses metamorfosenya dinamakan metamorphosis hydrothermal.
Apabila dalam proses metamorfosisnya ada tambahan bahan-bahan lain,

18
dinamakan proses pneumatolysis. Metamorfosis sentuh dapat jumpai di
daerah tempat batuan beku, yang dulu merupakan magma cair panas,
masuk dalam lapisan sedimen ataupun batuan lain sehingga mengubah
batuan yang dimasukinya.
Gejala metamorfosis sentuh dapat diamati pada batuan granit yang
terletak dekat batuan sedimen yang umurnya lebih tua. Biasanya pada
perbatasan kedua batuan ditemukan mineral-mineral yang telah
mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) yang tampak jelas
perbedaan. Contoh batuan gamping yang diterobos oleh magma granit
akan berubah menjadi marmer, dan mineral-mineral sentuh antara lain
granat, wollastonit dan lain-lain. Batuan andesit yang mengalami proses
hidrothermal berubah menjadi propilit yang menjadi kaya akan mineral-
mineral epidot, pirit dan chlorit.
- Batuan metamorfosis dinamo
Faktor penting yang menyebabkan metamorphosis dynamo adalah
tekanan. Tekanan tersebut antara lain berasal dari gaya-gaya yang
disebabkan oleh gerak-gerak patahan, geseran pada batuan. Di daerah
pergeseran akan terbentuk milonit atau breksi pergeseran yang
disebabkan oleh gesekan. Milonit kadang-kadang hancur sehingga
merupakan tepung yang dinamakan ultramilonit. Pada waktu pergeseran
batuan, sering temperatur meningkat yang dapat melebur ultramilonit
dan membentuk pseudotachylit. Pada metamorphosis dinamo batuan
sedimen berubah menjadi batuan hablur, misalnya gneiss, schist, dsb.
- Batuan Metamorfosis Regional
Metamorfosis regional terjadi jika faktor tekanan dan temperatur
bekerja sama, misalnya pada bagian yang dalam di kerak bumi. Pada
bagian ini, temperatur dan tekanannya tinggi, akibatnya terjadi
perubahan-perubahan pada batuan dalam daerah yang luas. Batuan

19
sedimen yang mendapat tekanan secara terus menerus akan mengristal
dan berubah menjadi batuan kristalin.

2). Siklus Batuan


Berdasarkan teori tentang pembentukan planet-planet, dijelaskan bahwa
bumi pada awalnya merupakan substansi cair dan pijar. Dengan demikian maka
batuan yang pertama dibentuk berasal dari proses tersebut. Batuan beku tertua
yang pernah ditemukan terdapat dalam bentuk-bentuk intrusi yang menerobos
batuan yang usianya lebih tua. Batuan tersebut meskipun sekarang tergolong
batuan metamorfosis, sebelumnya berasal dari batuan sedimen. Sedimen tua ini
dengan sendirinya harus berasal dari batuan beku yang lebih tua lagi sebagai
hasil penghancuran iklim atau pelapukan. Batuan beku tertua itu merupakan
dasar tempat batuan sedimen dibentuk, akan tetapi batuan dasar demikian telah
lama hilang disebabkan oleh fusi atau penelanan kembali batuan-batuan menjadi
magma.
Semua batuan beku berasal dari magma yang kemudian kembali ke kerak
bumi menjadi magma kembali, dengan cara disintegrasi mineral-mineral
radioaktif dan cairan-cairan panas yang memasuki batuan-batuan beku menjadi
panas dan mencair. Jika siklus batuan dimulai dari batuan beku, maka batuan
akan terbentuk dari magma melalui proses pendinginan. Batuan beku tadi akan
mengalami proses-proses kimia fisika oleh gaya-gaya geologi. Dari proses ini
terbentuk sedimen klastik berupa endapan-endapan yang tidak larut. Material-
material yang larut dengan pertolongan organisme membentuk sedimen
organik, sedangkan larutan lain karena proses penguapan, konsentrasi serta
pengendapan kimia membentuk sedimen kimia. Batuan beku dan batuan
sedimen tersebut karena proses tekanan, temperatur dan aktivitas zat kimia
akan diubah menjadi batuan metamorfosis. Selanjutnya batuan metamorf akan
meleleh dan ditelan oleh badan magma yang ada di dekatnya.

20
Secara sederhana, siklus batuan dapat digambarkan seperi pada gambar
di bawah ini.

Gambar: Siklus batuan


(http://www.slideshare.net/cfoltz/earth-science-chapter-21) Diakses 19 Juli 2016

D. Dinamika Litosfer
1. Teori pembentukan relief permukaan bumi
Permukaan bumi memiliki relief yang bervariasi, yaitu ada yang berupa dataran,
lembah, pegunungan, dan gunung api. Ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya
pembentukan relief di permukaan bumi, antara lain sebagai berikut.
a. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elie De Beaumont dan merupakan
teori tertua (1820) yang berusaha menjelaskan terjadinya relief di permukaan bumi.
Mereka menyatakan bahwa tubuh bumi telah lama mengalami pendinginan di
permukaannya, namun di bagian dalam masih merupakan substansi cair pijar.
Karena bumi terus mendingin, maka bagian inti bumi mengalami pengerutan,
sedangkan bagian klit bumi tetap tidak berubah karena sudah membeku. Kerak bumi
menjadi longgar dari dari intinya dan timbullah gaya tangensial yang mengakibatkan
terbentuk pengerutan di bagian permukaan. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pegunungan lipatan di permukaan bumi.
21
b. Teori Laurasia-Gndwana
Teori ini dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor yang menyatakan
bahwa pada awalnya di bumi ada dua benua, yaitu Laurasia dan Gondwana yang
masing-masing terletak di kedua kutub bumi. Kedua benua kemudian bergerak
secara lambat menuju kearah Ekuator dan kemudia terbentuklah benua-benua di
permukaan bumi seperti saat ini. Benua gondwana meliputi Amerika Selatan, Afrika,
Australia dan anak benua India, sedangkan Eropa, Asia, dan Amerika Utara termasuk
benua Laurasia.
c. Teori Pergeseran Benua (Continental Drift Theori)
Dikemukakan oleh Alfred Wegener yang menyatakan bahwa pada awalnya di
bumi terdapat satu benua yang disebut Pangea. Kemudian secara perlahan benua ini
pecah karena mengalami pergeseran ke arah ekuator dan ke arah barat. Gerakan ke
arah ekuator disebabkan oleh gaya sentrifugal akibat bumi berotasi dan gerakan ke
arah barat akibat gerakan bumi ketika berotasi dari arah barat ke timur.
d. Teori konveksi
Teori ini mengemukakan bahwa di bawah lapisan kerak bumi, yaitu pada
lapisan astenosfer terdapat arus yang memutar (arus konveksi). Arus konveksi ini
merambat sampai permukaan bumi dan menyebabkannya permukaan bumi menjadi
tidak datar.
e. Teori Lempeng Tektonik
Teori ini dikemukakan oleh Mc Kenzie dan Robert Parker yang merupakan
penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya (Teori Pergeseran Benua, Teori
konveksi, dan Teori Pemekaran dasar samudera). Teori yang menjelaskan bahwa
kerak bumi mengapung di atas lapisan astenosfer. Karena adanya aliran arus
konveksi, maka bagian kerak bumi di atasnya terseret mengikuti arah arus konveksi
tersebut. Itulah sebabnya maka selalu terjadi pergeseran pada kerak bumi. Akibat
pergeseran tersebut terjadilah pergeseran yang saling menjauh, seperti terpisahnya
benua-benua seperti saat ini atau minculnya mid oceanic di dasar samudera,
adalanya lempeng kerak bumi yang saling berpapasan, bertabrakan, dan lain-lain.

22
Perubahan-perubahan yang terjadi pada litosfer disebabkan oleh adanya tenaga
geologi. Tenaga geologi dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga endogen dan tenaga
eksogen.

2. Tenaga Endogen
Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Salah satu teori
yang dewasa ini banyak digunakan untuk menjelaskan terjadinya tenaga endogen
adalah teori tektonik lempeng. Teori ini mengasumsikan bahwa kulit bumi terdiri dari
lempeng-lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini selalu bergerak sebagai akibat dari
pengaruh gerakan arus konveksi yang ada pada lapisan mantel.
Arus konveksi terjadi karena adanya pemanasan secara terus menerus dari inti
bumi terhadap lapisan mantel yang ada di atasnya. Bagian mantel yang dekat dengan
inti bumi menjadi lebih panas daripada bagian atas. Akibatnya bagian mantel yang dekat
dengan inti bumi menjadi ringan sehingga terapung dan membentuk arus menuju
bagian atas. Sebaliknya mantel yang dekat dengan lithosfer menjadi dingin dan lebih
berat dan tenggelam kembali menuju inti bumi. Proses ini terjadi secara terus menerus
sehingga membentuk arus konveksi.

Gambar: Arus konveksi yang terbentuk pada air yang dipanasi.


Aliran arus yang berada di bawah lithosfer bisa saling berpapasan atau saling
menjauh. Arus konveksi ini dapat menyeret lapisan kerak bumi yang ada di atasnya,

23
sehingga menimbulkan berbagai bentuk dipermukaan bumi, seperti patahan, lipatan,
maupun pengangkatan.

Gambar: Arus konveksi pada bagian dalam bumi


(https://survivingdisasters. wikispaces.com/Causes+of+Earthquake) Diakses 19 Juli 2016

Adanya arus konveksi yang menyeret lapisan kerak bumi di atasnya


mengakibatkan bentuk dan posisi tempat-tempat dipermukaan bumi selalu berubah.
Bentuk permukaan bumi seperti yang ada pada saat ini terjadi dari sebuah benua yang
sangat besar yang dinamakan super continent. Sebagai akibat dari adanya gerakan
lempeng tektonik, benua tersebut terpecah belah sebagaimana benua-benua yang ada
pada saat ini. Perubahan bentuk konfigurasi permukaan bumi dapat kita lihat
sebagaimana gambar berikut.

24
Gambar : Sejarah gerakan tektonik selama jutaan tahun.
(http://www.uh.edu/ engines/epi2188.htm) Diakses 19 Juli 2016

Gerakan lempeng-lempeng tektonik masih terus sampai saat ini. Lempeng-


lempeng tektonik yang ada di dunia dan arah gerakannya dapat dilihat pada gambar
berikut.

25
Gambar: Lempeng tektonik di dunia dan arah gerakannya
(http://www.limaeasy.com/earthquakes-in-peru/earthquakes-info). Diakses 25 Juli 2016

Tenaga endogen dapat di bedakan menjadi tiga jenis, yaitu tektonisme,


vulkanisme, dan seisme.
a. Tektonisme
Tektonisme adalah proses gerakan-gerakan lapisan penyusun kerak bumi.
Adanya tenaga tektonik dapat menyebabkan terjadinya pengangkatan, lipatan,
dan patahan. Pada kerak bumi fenomena tersebut membentuk permukaan bumi
yang berupa perbukitan, punggungan, maupun lembah/jurang. Ada beberapa
bentuk lipatan seperti terlihat dalam gambar berikut.

Gambar: Bentuk-bentuk lipatan pada lapisan batuan.

26
Bagian puncak lipatan dinamakan antiklin dan lembahnya disebut sinklin.
Kumpulan antiklin dinamakan antiklinorium. Gambar berikut menunjukkan bentuk
sebuah antiklin yang sesungguhnya yang terdapat di alam.
Patahan pada lapisan batuan dapat disebabkan oleh beberapa gaya yang berupa
tarikan, tekanan, dan robekan. Gaya dan bentuk patahan (sesar) yang dibentuk dapat
dilihat pada gambar berikut.
(1)

(2)

(3)

Gambar: (1) Sesar Normal, (2) Sesar Sungkup, (3) sesar mendatar
(Tarbuck, 1998)

27
Orogenesis, atau proses pembentukan pegunugan terjadi karena adanya
tektonisme ini. Pegunungan-pegunungan besar di dunia terjadi karena adanya
tektonisme.
b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa penerobosan magma dari dalam bumi ke
permukaan bumi terdapat dua kemungkinan bsebagai akibat akhtivitas vulkanisme.
Pertama, dalam penerobosan tersebut magma tidak sampai kepermukaan bumi,
sehingga menyusup pada lapisan-lapisan kerak bumi. Kedua, dalam penerobosan
tersebut magma dapat keluar mencapai permukaan bumi. Peristiwa penyusupan
magma kgedalam lapisan kerak bumi disebut intrusi, sedangkan jika magma itu
dapat mencapai permukaan bumi disebut ekstrusi atau gunung berapi.

a) Intrusi
Intrusi terbentuk jika magma dalam perjalanannya terjebak kedalam
lapisan kerak bumi dan kemudian membeku ditempat tersebut. Lapisan kerak
bumi yang ada disekitarnya dimasuki, diterobos atau diubah. Adanya pengerjaan
proses eksogen, badan intrusi tersebut kadang-kadang dapat tersingkap
dipermukaan bumi, bentuk intrusi sangat bervariasi, hal ini dapat dipengaruhi
oleh jenis magma, struktur batuan, dan elastisitas batuan. Berdasarkan
bentuknya intrusi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
b) Batolit
Intrusi ini terletak cukup dalam pada kerak bumi. Biasanya terbentuk
bersamaan dengan terjadinya pegunungan dan bnayak terdapat dalam inti
pegunungan rantai dengan mengikuti struktur jalur pegunungan tersebut. Badan
intrusi ini memiliki bentuk yang tidak teratur dengan batas-batas tepi yang
sangat curam dan ukurannya sangat besar. Batolit yang terdapat di Alaska –
British Columbia memiliki ukuran luas sekitar 100.000 km persegi. Di Indonesia
juga nditemukan adanya batolit antara lain dipegunungan Schwaner, daan
massif Sulandi Lampung.

28
c) Stok
Stok adalah badan intrusi yang agak besar tetapi lebih lecil disbanding
batolit, luasnya kurang dari 100 km persegi. Intrusi ini memiliki formasi, bentuk
dan komposisi yang sama dengan batolit.
d) Lakolit
Lakolit adalah badan intrusi yang menyuap diantara lapisan batuan yang
menyerupai dome di bagian atas dan datar pada bagian dasarnya. Badan intrusi
ini memiliki diameter yang bervariasi, yaitu dari ratusan meter sampai beberapa
kilo meter. Penyusupan konkordan dengan lapisan batuan disekelilingnya, terdiri
dari magma yang kental sehingga mampu mendorong kerak batuan yang ada
diatasnya.
e) Sill
Sill adalah intrusi yang terbentuk lempengan/lembaran tipis yang
menyusup melalui bidang yang menyusup melalui bidang yang relative datar dan
konkordan dengan lapisan batuan yang ada disekitarnya. Kyetebalannya
bervariasi, yaitu dari beberapa sentimeter sampai puluhan meter. Magma
pembentuk sill ini terdiri dari magma yang bersifat cair sehingga mampu
mengalir pada sela-sela lapisan batuan pada areal yang cukup luas. Great whin
sill di inggris utara luasnya sekitar 5000 km2.
f) Dike
Dike adalah intrusi yang menerobos dan memotong lapisan batuan secara
vertical, akibatnya intrusi ini relatif tegak memotong lapisan batuan di atasnya
dan membentuk dinding batuan beku yang panjang dan sempit.
g) Phakolit
Phakolit dalah intrusi yang menyusup pada lapisan batuan yang berstruktur
antiklin atau sinklin. Dalam hubungannya dengan lapisan batuan disekitarnya
intrusi ini tetap konkordan.

29
h) Ekstrusi
Penyusupan magma yang mencapai permukaan bumi dinamakan ekstrusi.
Akumulasi hari hasil ekstrusi menyebabkan terjadinya gunung berapi (volkano).
Erupsi gunung gunung berapi merupakan salah satu fenomena alam yang
dahsyat. Bukan saja karena sering menimbulkan letusan hebat, tetapi juga
mampu memberi bentuk arsitektur kerak bumi yang sangat mengagumkan.
1) Hasil-hasil erupsi gunung berapi
Menurut wujudnya material vulkanik dapat di bedakan menjadi tiga macam,
yaitu membentuk material cair, padat dan gas.
a. Material cair
Material ini berupa aliran lava ketika suatu vulkan bererupsi. Meskipun
semua magma memiliki induk yang sama yaitu bersifat basaltis, namun
ternyata jenis magma yang di hasilakan oleh vulkan-vulkan dapat
menghasilkan magma yang berbeda dalam perjalanan sejarahnya.
Hal ini di sebabkan oleh adanya differensiasi magma. Yaitu proses
perubahan komposisi magma yang semula homogen menjadi berkomposisi
lain. Akibatnya proses tersebut menghasilakan berjenis-jenis magma. Salah
satu sebab terjadinya diferensiasi tersebut adalah karena adanya proses
asaimilasi. Yaitu proses peleburan batuan disekitar magma dan menyatu
dengan magma yang meleburnya. Sebagai contoh magma yang bersifat
asam. Setelah mengalami asimilasi dengan batuan kapur tingkat
keasamannya menjadi berkurang. Sedeangkan magma basa setelah
berasimilasi dengan pasir kwarsa akan berkurang tingkat kebasaanya.
Lava yang bersifat asam lebih kental sehingga sukar menyebar.
Sebaliknya lava basa bersifat cair sehingga dapat mengalir dengan kecepatan
yang tinggi tersebar sampai tempay yang jauh. Bahkan arus lava semacam ini
dapat mencapai sejauh 50 kilometer.
Jika lava yang keluar bersifat kental dan lama dalam keadaan cair liat,
maka permukaan yang lama membeku secara keseluruhan akan dikerutkan

30
oleh lava yang masih mengalir dubawahnya. Akibatnya terbentuklah kerutan-
kerutan yang menyerupai pintalan tali sehingga dinamakan lava tali atau
pahoehoe lava. Jika lava yang mengalir tersebut akan di hancurkan oleh arus
yang masih mengalir di bagian dalam. Akibatnya terbentuklah lava bongkah
atau lava.
Bahan cair yang di hasilkan oleh erupsi gunung berapi adalah lahar.
Lahar ini terjadi dari lava yang bercampur dengan air sehingga membentuk
aliram Lumpur panas. lahar bisa di hasilkan dalam suatu erupsi jika dalam
kawah suatu vulkan teriusi oljeh air dan membentuk danau kawah.
Contohnya adalah vulkan kelud dijawa timur. Lahar panas di hasilkan oleh
vulkan pada saat gunung berapi bererupsi. Setelah aktivitas berhenti bahkan
lama setelah erupsi tersebut terjadi. Suatu vulkan masih dapat menghasilkan
lahar , yaitu lahar dingin.
Lahar dingin ini terjadi jika pada lereng suatu vulkan terdapat bahan-
bahan yang gembur dan tidak berkonsolidasi. Pada saat hujan lebat, bahan-
bahan ini akan jenuh dengan air dan membentuk aliran Lumpur menuruni
lereng-lereng vulkan trersebut. Lahar dingin ini sering terjadi di gunung
merapi jawa tengah.
b. Material padat atau Eflata
Material ini terdiri dari piroklastika dan berdasarkan ukurannya dapat di
bedakan menjadi beberapa macam, yaitu bom dengan garis tengah lebih dari
64 mm, lapili (4-64 mm), Abu vulkanik (0,25 – 4 mm) dan debu vulkanik
(kurang dari0,25 mm). bahan-bahan ini sering bercampur dengan fragmen-
fragmen batuan yang berasal dari dinding diatreme yang ikut terseret keluar
ketika terjadi erupsi. Batuan ini dinamakan xenolit.
c. Material vulkanik yang berbentuk gas
Gas vulkanik adalah merupakan motor pendorong dalam suatu erupsi
gunung berapiu yang berupa gaas di sebut ekskalasi. Gas-gas yang sering

31
terdapat pada gunung berapi antara lain CL, HCL, C02, H2S, H2SO3, CH4, H2
dan lain-lain.
2) Erupsi vulkanik
Bentuk erupsi vulkanik dapat dibedakan menjadikan menjadi beberapa
macam, hal ini sangat tergantung pada dasar klasifikasi yang dipakai.
Berdasarkan bentuk lubang tempat keluarnya magma ke permukaan bumi,
erupsi vulkanik dapat dibedakan menjadi menjadi dua macam, yaitu erupsi
sentral dan erupsi linier.
a. Erupsi sentral
Pada erupsi ini, magma keluar keperemukaan bumi melalui sebuah pipa
kepundan. Luapan magma melalui pipa kepundan ini memiliki sifat erupsi
yang berbeda-beda. Berdasarkan sifatnya erupsi sentral dapat dibedakan
menmjadi tiga njenis yaitu erupsi efisit, eksplosif dan erupsi campuran antara
efuait dan eksplosif.
b. Erupsi Efusif
Pada erupsi ini magma keluar dari lubang kepundan tanpa disertai
ledakan. Hasil dari erupsi ini adalah hanya lava. Erupsi efusi murni
menghasilkan gunung berapi yang berbentuk perisai atau aspit. Lava yang
dikeluarkan dari erupsi ini terutama bersufat cair encer sehingga dapat
mengalir jauh dan menutupi daerah hyang cukup luas. Vulkan yang demikian
banyak ditemukan di Kepulauan Hawai. Bahkan kepulauan tersebut memang
terbentuk oleh vulkan-vulkan semacam itu yang muncul dipermukaan
samudra pasifik.Vulkan-vulkan tersebut antara lain mauna loa, Kilauea,
mauna lea, dan sebagainya.
Vulkan Kilauea, tingginya kira-kira 4000 meter di atas permukaan air
laut. Diukur dari dasar Samudera Pasifik tingginya mencapai 10.000 meter
dengan lereng yang sangat landai, yaitu berkisar antara 1 – 10. di Iceland juga
terdapat erupsi efusif, tetapi hanya membentuk aspit yang kecil-kecil,

32
misalnya kalkota dyngya dengan ketinggian 500 meter dari dataran yang ada
disekitarnya.
c. Erupsi Eksplosif
Erupsi pada umumnya ditandai dengan ledakan yang keras. Bahan-
bahan yang dijhasilakan terutama adalah piroklastika, bentuk gunung berapi
yang dihasilkan tidak tinggi. Yaitu hanya menyerupai tanggul yang
melingakari kawah . gunung berapi ioni disebut maar. Jika dasar dan dinding-
dinding terdiri dari batuan yang impermeable , maka kawah tersebut dapat
terisi oleh air. Akibatnya terbentuklah ranu, telaga atau situ. Dijawa terdapat
beberapa ranu, misalnya ranu klakah, ranu pakis, telaga manjer, dan lain-lain.
Di eropa, yaitu dijerman terdapat dipegunungan Eifel dengan laacher seenya.

d. Erupsi campuran
Suatu vulkan tidak selamanya memiloiki sifat erupsi yang bervariasi,
yaitu antara efusi dan eksplosif yang silih berganti. Erupsi semacam ini
menghasilakan gunung berapi strato, gunung berapi ini strukturnya berlapis-
lapis yaitu terdiri dari lava yang membeku berselang seling dengan bahan
piroklastika. Pada umumnya berbentuk kerucut sehingga memiliki lereng
yang lebih curam dari pada gunung berapi aspit. Menurut perkiraan 99%
vulkan yang ada di dunia terdiri dari vulkan strato.
Berdasarkan kekuatan tekanan gas dan derajat kecairan lava, Eschar
mengklasifikasikan erupsi sentral menjadi beberapa tipe, yaitu :
a. Tipe hawai
Tipe ini bercirikan lava yang cair encer, dapur magma sangat ndangkal
dan tekanan gas yang rendah. Gunung berapi yang dihasilakan ber4bentuk
perisai. Magma pada kawah vulkan tetap berhubungan dengan udara luar.
Contohnya adalah di Kilauea terdapat danau lava dengan pulau-pulau lava
yang telah membeku terapung di atasnya.

33
b. Tipe Stroboli
Bercirikan lava yang cair encer, waduk magma dangkal dengan tekanan
gas sedang dan magmanya tetap berhubungan dengan dunia luar. Semburan
gas yang membawa magma dapat menimbulkan erupsi pendek menyerupai
letusan yang menghasilkan bom, lapili dan debu. Vulkan denga tipe letusan
ini nmisalnya stromboli, visuvius setelah mengalami periode istirahat dan
gunung raung.
c. Tipe vulkano
Tipe letusan ini dapat dibagi menjadi dua macam , yaiyu vulkano yang
lemah dan vulkano yang kuat. Tipe vulkano yang lemah bercirikan lava cair,
waduk magma dangkal dan tekanan gasnya sedang. Contohnya vulkan
bromo dan raung. Tipe vulkano yang kuat bercirikan magma cair, waduk
magma dalam dengan tekanan gas yang tinggi. Contohnya vulkan visuvius
dan Etna. Letusan tipe vulkano berupa hembusan abu vulkanik berbentuk
kembang kol yang disertai dengan lemparan bom, lapili dan juga aliran lava.
d. Tipe Merapi
Bercirikan magma kental, waduk magma terletak dangkal dengan
tekanan gas yang rendah, lava kental yang keluar dari pipa kepundan segera
membentuk jarak pembekuan pada bagian luarnya. Akibatnya terjadilah
sumbat lava. Sumbat lava ini pada bagian dalamnya masih tetap dalam
keadaan cair. Pada saat terjadi peledakan, sumbat lava dihembus dan
dihancurkan oleh tekanan gas yang berasal dari dalam oleh sksplotasi yang
berulang-ulang. Erupsi ini menghasilakn awan panas yang berhembus
sepanjang jalur lereng vulkan. Awan panas ini disebut nuee ardente. Sumbat
lava yang berhembus dan hancur menghasilkan banjir batu pijar yang
meluncur menuruni leeng vulkan.
e. Tipe pelee
Bercirikan magma kental, waduk magma terletak dangkal dengan
tekanan gas yang tinggi, sifat peledakannya kuat disertai penembakan gas

34
kearah jurusan mendatar. Studi mengenai peledakan ini diadakan pada
montagne pelee di pulau Martinique, salah satu pulau Antila kecil. Pada
punca vulkan ini terdapat sumbat lava yang mencuat membventuk jarum
lava.
Pada peledakan tanggal 8 mei 1902 terjadi hembusan awan pijar
dengan kecepatan 150 meter perdetik. Sehingga Kota St.pierre yang jaraknya
6 km darinpuncak gunung terhembus oleh awan pijar itu dalam waktu 40
detik. Seluruh penduduk kota tersebut tewas karena menghirup udara panas
yang temperaturnya 210 -230° c.
f. Tipe St. Vincent
Bercirikan magma kental, waduk magma terletak dangkal dengan
tekanan gas sedang. Di dalam kawah terdapat danau sewaktu erupsi, air
danau kawah bercampur dengan lava dan dimuntahkan keluar membentuk
lahar. Setelah kawah menjadi kosong, terjadi aktivitas pelemparan bom, lapili
dan awan pijar.
g. Tipe perret
Adalah tipe letusan vulkan yang paling hebat, cirri-ciri letusan ini yaitu
lava cair, waduk magma sangat dalam dengan tekanan gas yang sangta
tinggi. Pada saat terjadi erupsi terbentuk tiang gas yang sangat tinggi dengan
bentuk bunga kol di bagian atasnya. Tipe letusan ini mempunyai akibat yang
merusak terhadapp badan gunung berapi, bahkan dapat menyebabkan
terjadinya pembentukan kaldera. Ledakan vulkan visuvius pada tahun 1906,
krakatu pada tahun 1988 adalah merupakan contoh dari ledakan tipe ini.
h. Erupsi linier
Pada erupsi ini, magma keluar melalui rekahan pada kerak bumi. Pada
umumnya sebagian besar material yang dikeluarkan berupa lava yang
bersifat cair, yaitu dengan komposisi basalt. Erupsi ini dapat menghasilkan
luapan magma yang tebal dan meliputi daerah yang luas sehingga sering
membentuk plato basalt luapan magma semacam ini dapat dijumpai di

35
beberapa daerah misalnya di india membentuk plato deccan, Brazil, plato
Columbia, Iceland, afrika selatan, dan lain-lain. Erupsi linier yang sangat
terkenal di dunia terdapat di Iceland, yaitu pada celah leki. Dari celah yang
panjangnya 30 kilometer, magma yaitu bersifat cair meluap kepermukaan
bumi dan menutupi daratan seluas lebih dari 200.000 km persegi dengan
ketebalan ribuan meter.

3) Gejala pasca vulkanik


Pada suatu saat aktivitas vulkanik di suatu tempat dapat berakhir, ledakan-
ledakan yang hebat atau luapan-luapan magma gtidak lagi terjadi. Sehingga
orang menyebutnnya sebagai gunung api yang telah mati atau padam, walaupun
sebenarnya mungkin hanya mengalami waktu istirahat yang panjang.
Meskipun kegiatan vulkanik telah berhenti, sering kali di temukan aktivitas
pasca vulkanik. Terdapat bermacam-macam bentuk pasca vulkanik, antara lain
berupa fumarola, mata air panas dan geyser.
a. Fumarola
Fumarola berasal dari kata latin yang artinya asap. Tetapi secra lebih luas
dapat di artikan sebagai aktivitas gas pada gunung berapi yang sedang padam.
Fumarola yang mengandung gas belerang seperti kisalnya H2s, SO2 dan S di
namkan solfara. Gas-gas lain yang di hasilakn yaitu CO2 dinamakan mofet. Di
indonersia antara lain terdapat di dieng, karena CO2 merupakan gas yang
berat, akibatnya gas ini menempati bagian yang terendah dari lembah.
Dengan demikian terbentuklah lembah maut.
b. Ekshalasi, yaitu berupa mofet (CO2), fumarol (H2O), dan solfatar
(H2S).Kegiatan ini banyak di temukan di Dieng Jawa tengah.
c. Mata air panas, yaitu mata air yang temperaturnya lebih tinggi dari udara
disekitarnya. Contohnya mata air panas di Pacet Mojokerto Jawa Timur.
d. Mata air mineral, yaitu mata air yang airnya mengandung mineral-mineral
tertentu, seperti belerang, atau mineral yang lai. Contohnya terdapat di Ciater
Maribaya Jawa Barat.

36
e. Geyser, yaitu pancaran air panas yang terjadi secara periodik. Contohnya di
Yellow Stone National Park, California (USA).

4) Hubungan antara Lempeng Tektonik dan Vulkansme


Keberadaan gunung api di dunia sebagian besar terkait dengan gerakan
lempeng tektonik. Pada jalur subduksi (penunjaman) lempeng samudera
terhadap lempeng benua mengakibatkan tekanan dan gesekan yang kuat di
antara lempeng tersebut. Energi yang timbul dari fenomena tersebut berakibat
melelehnya batuan sehingga membentuk magma. Magma yang di dalamnya
mengandung gas memiliki tekanan yang tinggi, sehingga ketika bagian ketak
bumi di atasnya lemah, misalnya adanya patahan atau lipatan, magma tersebut
dapat menerobos ke permukaan bumi, dan dengan demikian terbentuklah
vulkanisme.

Gambar: Arus konveksi dan fenomena-fenomena kerak bumi yang ditimbulkan.


(Tarbuck. (1998)

Keterkaitan antara gerakan lempeng tektonik dengan keberadaan gunung


api dibuktikan dari persebaran gunung api yang sebagian besar berada di
sepanjang jalur subduksi di dunia.

5) Dampak keberadaan vulkanisme terhadap kehidupan manusia.

37
Letusan gunung api sering menimbulkan bencana bagi manusia yang
menelan korban jiwa maupun harta benda serta dapat merusak infrastruktur di
suatu wilayah. Letusan gunung api Visuvius mengubur seluruh kota Pompeji yang
menewaskan seluruh penduduknya dengan material vulkanik yang panas.
Letusan gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1988 juga banyak
menimbulkan korban akibat tsunami yang ditimbulkannya.
Di samping akibat-akibat yang merugikan dari adanya letusan gunung api,
seperti timbulnya korban harta, benda, dan nyawa, keberadaan gunung berapi
banyak memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Keuntungan
Keberadaan gunung api bagi suatu wilayah, antara lain sebagai berikut.
 Material yang dikeluarkan menghasilkan tanah yang subur.
 Menghasilkan berbagai jenis bahan tambang.
 Dengan morfologinya menimbulkan hujan orografis.
 Mengatur tata hidrologis di suatu wilayah.
 Dengan morfologinya menyebabkan terjadinya variasi iklim.
 Sebagai salah satu sumber energi, yaitu panas bumi.
 Potensial sebagai objek wisata.

Gambar: Kaldera Tengger, salah satu primadona tujuan wisata di Jawa Timur.

38
6) Persebaran Vulkanisme Di Dunia
Aktivitas vulkanisme, baik yang berupa gunung berapi maupun intrusi pada
umumnya memiliki persebaran yang teratur. Hal ini sangat bertalian dengan
sejarah perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Serangkain vulkan yang
sangat nyata menuruti jalur pegungnagn sirkum pasifik. Jalur ini melalui
Pegunungan Andes Amerika Tengah ke Mexico, bagian barat Amerrika Serikat
dan kanada, Alaska melalui pulau-pulau aleut ke Asia.
Zona vulkanik yang kedua, mengikuti jalur pegunungan lipatan muda
sirkum kediteran, zona vulkanik ini membentuk jalur yang tidak begitu
sempurna, yaitu dari laut tengah ke asia kecil dan dari sini terganggu oleh jalur
pegununagn tinngi yang cukup panjang membentang di Asia dan kemudian
dapat di ikuti lagi kesumtara, jawa, bali, nusa tenggara dan kepulauan maluku.
Ledakan-ledakan submarine di jumpai dobeberapa tempat misalnya di laut
tengah, antara lain Sisilia dan Tunisia, dan juga di Indonesia tengah.
Zona gunung berapi yang lain terdapat di samopdra atlantik, yaitu di pulau-
Pulau Azores, Canari, Tanjung Verdi, Busur Antila, Iceland, Jan Mayen, dan lain-
lain. Di kontinen seperti Eropa dan Afrika juga terdapat kegiatan gunung berapi.
Di Eropa misalnya di dareah Eifel (jerman), Auvergne (prancis), sedangkan yang
di Afrika misalnya sebelah timur dan barat danau Victoria, nyassa, Abes sinia dan
Eritheria. Persebaran gunung api di dunia dapat dilihat pada gambar berikut.

39
Gambar: Peta Persebaran Gunungapi di Dunia
(http://cooklowery15.wikis.birmingham.k12.mi.us/Earth+Science)
Diakses 25 Juli 2016

7) Gempa Bumi
Beberapa istilah dalam seismologi.
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi dan dapat dirasakan
sampai dipermukaan bumi. Ada beberapa istilah yang perlu dipahami dalam
mempelajari gempa bumi, antara lain sebagai berikut.
 Hiposentrum, adalah pusat/ sumber gempa yang terletak di dalam bumi.
 Episentrum, adalah titik atau garis yang terletak di permukaan bumi.
 Seismograf, adalah alat yang digunakan untuk mencatat getaran gempa.
 Seismogram, adalah gambaran getaran gempa yang dicatat oleh seiismograf.
 Jarak fokus, adalah jarak antara episentrum dan hiposentrum (kedalaman
gempa).
 Isoseis, adalah garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah
dipermukaan bumi yang mengalami getaran gempa bumi yang kekuatannya
sama.
 Pleistosesis, adalah garis pada peta yang menggambarkan daerah-daerah
yang mengalami kerusakan paling hebat ketika terjadi gempa bumi.
 Homoseis, adalah garis pada peta yang menggambarkan daerah yang
merasakan getaran gelombang primer pada waktu yang sama.
 Getaran gempa, adalah getaran yang terjadi pada saat terjadinya gempa
bumi. Getaran gempa bumi berupa gelombang yang dapat merambat
sebagaimana gelombang suara.
8) Gelombang Gempa Bumi
Gelombang gempa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
 Gelombang primer (P), berupa gelombang getarangempayang merambat
secara longitudinal,berasal darihiposentrum dan merambat ke segala arah
dengan kecepatan 4 – 7 km/detik.

40
 Gelombang sekunder (S) atau gelombang transversal, yaitu gelombang
getaran gempa yang merambat dari hiposentrummerambat kesegala arah
dengan kecepatan 2 - 5 km/detik.
 Gelombang panjang (L) atau gelombang permukaan,yaitu getaran gempa
yang merambat di permukaan bumi, dengan kecepatan rambat lebih rendah.

Gambar: Rambatan Gelombang Gempabumi dan Zone Teduh


(Seismahttp://www.bgs.ac.uk/discoveringGeology/hazards/earthquakes/structure
OfEarth.html). Diakses 23 Juli 2016

Gelombang gempa bumi yang dapat menembus inti bumi hanya


gelombang primer. Gelombang ini ketika menembus inti bumi mengalami
pembiasan sehingga menyebabkan terjadinya suatu wilayah di permukaan bumi
yang sama sekali tidak merasakan getaran gempa meskipun pada saat itu sedang
terjadi gempa besar. Wilayah tersebut dinamakan teduh seisma yang terbentang
antara 105° sd 145° dari episentrum.

9) Jenis Gempa Bumi


Gempa bumi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, hal ini
tergantung dari dasar klasifikasi yang digunakan. Antara lain sebagai berikut:
(a) Menurut terjadinya dibedakan menjadi:

41
 Gempa Vulkanik (gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunung
berapi, misalnya ketika gunung api akan meletus dan pada saat meletus).
 Gempa tektonik (gempa yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit
bumi. Gempa ini merupakan gempa yang paling dahsyat dan paling sering
terjadi dibandingkan jenis gempa yang lain).
 Gempa runtuhan (gempa yang terjadi karena bagian kulit bumi yang
runtuh. Misalnya runtuhnya goa-goa di daerah kapur).
Dari tiga jenis gemba bumi tersebut yang paling sering terjadi adalah
gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik sebagian besar diakibatkan oleh
gerakan-gerakan lempeng tektonik, terutama pada jalur subduksi lempeng
samudera terhadap lempeng benua.

Gambar 6.13. Subduksi dan sumber gempabumi


(b) Menurut kedalaman hiposentrum dibedakan menjadi:
 Gempa dalam, jika hiposentrum terletak 300-700 km di bawah permukaan
bumi.
 Gempa sedang, jika hiposentrum terletak 100 km-300 km di bawah
permukaan bumi.
 Gempa dangkal, jika hiposentrumnya terletak kurang dari 100 km di
bawah permukaan bumi.
10) Menentukan letak episentrum
Salah satu cara untuk menentukan letak episentrum adalah dengan
menggunakan rumus Laska. Rumus Laska di dasarkan pada selisih datangnya
gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S).
Rumus LASKA:
= { (S - P) - 1} x 1 megameter

Keterangan: = jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa.


S – P = selisih waktu datangnya gelombang P dan S (dalam menit)

42
1 megameter = 1.000 km

11) Persebaran Gempa di dunia


Secara umum pusat-pusat gempa terletak pada punggungan tengah
samudera dan pada zone penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng
benua. Terhadap keterkaitan yang signifikan antara tektonisme, vulkanisme,
dan seisme. Terjadinya vulkanisme dan seisme, terutama disebabkan oleh
adanya tektonisme.

Gambar: Persebaran terjadinya gempa bumi di dunia


(http://www.physicalgeography.net/fundamentals/2f.html) Diakses 23 Juli 2016

Keterangan: Simbol warna pada peta menunjukkan kedalaman hiposentrum, yaitu


warna kuning menunjukkan kedalaman 25 km, merah antara 26 to 75,
dan hitam 76-660 kilometer di bawah permukaan bumi.

Gempa bumi yang episentrumnya terdapat di dasar laut dapat


menyebabkan terjadinya tsunami. Meskipun tsunami tidak semata-mata
disebabkan oleh gempa bumi, namun, peranan gempa bumi sebagai salah
satu penyebab terjadinya tsunami sangat dominan.

43
Gambar: Proses terjadinya tsunami karena adanya patahan di dasar laut.

Di Indonesia, zone penunjaman tersebut antara lain terletak di dasar


samudera Hindia di sebelah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Sumbawa,
Timor, Maluku, Sulawesi utara, dan Irian Jaya. Oleh karena itu sepanjang
daerah tersebut merupakan daerah yang rawan terhadap bencana gempa.
Karena gerakan lempeng yang terus terjadi menyebabkan daerah tersebut
pada suatu waktu pasti akan terjadi gempa. Hanya saja mengenai kapan
terjadinya gempa tersebut belum bisa diramalkan.

Gambar: Peta wilayah di Indonesia yang potensial terhadap bencana tsunami

44
3. Gaya Eksogen
Gaya eksogen meliputi proses pelapukan, pengikisan, transportasi, dan
pengendapan.
a. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran batuan penyusun
kerak bumi. Pelapukan terjadi melalui tiga macam proses yaitu secara mekanis,
kimia dan organis. Meskipun demikian, kadang-kadang sulit untuk membedakan
antara proses yang satu dengan proses yang lain. Karena kenyataan di alam sering
terjadi secara bersamaan dan saling menunjang.
1) Pelapukan mekanik/ Fisika
Pelapukan mekanik antara lain terjadi karena adanya perubahan
temperatur, pemanasan langsung dari matahari, perubahan air menjadi es, dan
lain-lain. Batuan yang kompak, biasanya tersusun dari bermacam-macam
mineral atau butiran-butiran yang bervariasi warna ataupun ukurannya. Masing-
masing mineral memiliki koefisien pemuaian yang berbeda-beda. Jika batuan
tersebut terkena sinar matahari dan menjadi panas, maka batas mineral yang
satu dengan yang lain akan menjadi retak-retak. Jika proses ini berlangsung
terus-menerus akan berakibat terlepasnya ikatan antara butiran yang satu
dengan butiran yang lain dan hancurlah batuan tersebut.
Batuan yang tersusun dari bermacam-macam mineral pada umunya akan
lebih cepat mengalami pelapukan fisika dibandingkan dengan batuan yang
tersusun dari mineral tunggal karena mineral-mineral penyusun batuan memiliki
koefisien pemuaian yang berbeda. Batuan yang tersusun dari mineral-mineral
yang berwarna-warni akan lebih cepat lapuk dibanding dengan batuan yang
terdiri dari mineral-mineral dengan warna yang sama. Mineral-mineral yang
berwarna gelap akan lebih cepat panas dibandingkan dengan warna yang lain.
Konsekwensinya, pada mineral yang berwarna gelap akan terjadi pengembangan
volume yang lebih cepat dibandingkan mineral-mineral yang lain. Sebagai contoh
adalah batuan Granit, batuan ini terdiri dari mineral-mineral yang berwarna

45
hitam, merah, dan putih. Pada saat menerima sinar matahari, mineral yang
berwarna hitam akan mengembang terlebih dahulu dibandingkan dengan
mineral yang berwarna lain. Akibat perbedaan pemuaian ini budang batas antara
mineral-mineral penyusun batuan tersebut akan timbul bentuk retakan. Pada
mulanya retakan-retakan tersebut, sangat halus bahkan tidak terlihat oleh mata
telanjang. Tetapi karena proses itu berlangsung terus-menerus, retakan-retakan
tersebut semakin berkembang dan menyebabkan batuan menjadi pecah-pecah
dan ahirnya hancur. Pelapukan mekanik semacam ini terjadi secara intensif pada
daerah-daerah yang memiliki perubahan temperature secara tajam. Sebagai
contoh adalah daerah gurun. Pada siang hari, temperature permukaan batuan
dapat mencapai 700 C, sedang pada malam hari temperature turun secara drastic
yaitu dapat encapai 00 C, sehingga terjadi perubahan volume batuan yang cukup
besar. Akibatnya batuan mengalami ketegangan-ketegangan dan batuan pun
pecah-pecah. Pelapukan yang terdapat didaerah gurun sebagau akibat
penyinaran matahari dinamakan pelapukan kering atau insolasi.
Air juga memegang peranan yang sangat penting dalam proses pelapukan
mekanik. Pada musim hujan, batuan menjadi basah dan pada musim kemarau
menjadi kering.pengulangan antara keadaan basah dan kering yang terjadi
secara terus menerus dapat menyebabkan rapuhnya ikatan partikel-partikel
penyusun batuan.
Adanya penurunan temperature sampai dibawah 00C, menyebabkan air
akan berubah menjadi es. Perubahan ini disertai dengan pengembangan volume
sampai 9%. Pembekuan air dalam celah maupun lubang-lubang batuan dapat
berfungsi sebagai tenaga penghancur yang efektif. Pada siang hari ketika
temperature diatas 00C,air akan mengisi bagian-bagian yang kosong pada celah-
celah atau lubang-lubang pada batuan. Pada malam hari, jika temperature turun
sampai dibawah 00C, air dalam celah-celah atau lubang-lubang batuan akan
membeku, karena volumenya yang mengembang, celah-celah atau lubang-
lubang pada batuan akan didesak menjadi lebih besar atau pecah-pecah.

46
Pada pelapukan fisika tidak terdapat perubahan materi batuan. Batuan
yang besar pecah menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil dan menjadi lebih
kecil lagi tanpa pengerjaan kimia.
2) Pelapukan kimia
Aktivitas uap, gas , dan air memegang peranan yang sangat penting dalam
perubahan komposisi mineral dan batuan. Uap air yang mengalami kondensasi
memungkinkannya untuk mengandung substansi yang dapat meningkatkan daya
larut terhadap mineral-mineral tertentu. Air hujan yang jatuh di permukaan
bumi bukanlah merupakan air murni. Air hujan dapat mengandung o2 dan CO2
yang berasal dari atmosfer. Kadang-kadang juga mengandung HCL dan NH3 yang
dihasilkan oleh kegiatan vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, air yang
mengalir mengambil pula CO2 maupun asam organik dari tutupan tumbuh-
tumbuhan air yang mengandung unsur-unsur tersebut dapat melarutkan,
mengoksidasi atau juga mereduksi. Terjadilah oleh karenanya reaksi-reaksi kimia.
Untuk menjelaskan terjadinya pelapukan kimia, berikut dikemukakan
beberapa contoh proses tersebut.
Pyrit dibawah pengaruh udara lembah dan oksigen dapat menghasilkan sulfat
besi dengan proses kimia:
Fe S2 + 8H2O 7 O -------------- Fe SO4 + 7 H2O + H2 SO4
Anhidrit dapat berubah menjadi gips melalui proses kimia:
Ca SO4 + 2 H2 O ------------- Ca SO4 . 2 H2O
3) Pelapukan organik
Organisme dapat mengubah bentuk batuan baik secara mekanik maupun
kimiawi. Kehadiran mikroorganisme pada lapisan batuan dapat mengakibatkan
reaksi – reaksi kimia berlangsung secara lebih intensif. Cendawan dan lumut
yang tumbuh dipermukaan batuan, menyerap bahan-bahan dari batuan tersebut
dan kemudian menghancurkanya sedikit demi sedikit.
Akar tanaman yang masuk kedalam batuan dibawah lapisan tanah dapat
menyebabkan terjadinya retakan-retakan. Retakan-retakan pada batuan akan

47
berkembang baik kualitas maupun kwantitas seiring dengan semakin tumbuhnya
tanaman tersebut. Akhirnya batuan menjadi pecah-pecah dan hancur oleh
aktivitas akar tanaman baik secara mekanik maupun melalui proses kimia.
Binatang-binatang kecil seperti misalnya tikus, semut, cacing, dan rayap
membuat lubang-lubang pada batuan sebagai tempat tinggalnya. Akibatnya
batuan yang semula kompak dan keras dapat langsung dapat hancur. Batuan
yang terdapat di daerah perairan seringkali digali dan dihancurkan binatang-
binatang air seperti ketam, kepiting, dan jenis-jenis binatang kecil lain.
Akhirnya manusia dengan kemampuan tehnologinya mampu
menghancurkan kerak batuan pada daerah yang luas. Pembajakan tanah untuk
lahan pertanian, pembongkaran lapisan batuan dalam pertambangan dan
ledakan-ledakan bom dimasa perang, adalah merupakan bentuk-bentuk
penghancuran batuan oleh manusia.
b. Pengikisan dan Pengendapan
1) Pengikisan dan pengendapan oleh tenaga angin
Kekuatan tenaga angin sangat tergantung dari kecepatannya. Angin yang
bertiup lemah, misalnya dengan kecepatan beberapa sentimeter perdetik hanya
dapat mengangkut debu yang halus. Sebaliknya angin taufan yang berkecapan
tinggi dapat memindahkan batuan dengan diameter beberapa sentimeter.
a) Deflasi dan korasi
Angin terdapat dimanapun di permukaan bumi ini, tetapi sebagai
tenaga geologi, angin tidak mempunyai pengaruh yang sama terhadap setiap
daerah. Aktivitas tenaga angin yang sifatnya merusak terutama terjadi
didaerah gurun atau semi gurun. Didaerah ini curah hujan sangat kecil,
sehingga tumbuhan sangat jarang bahkan dibeberapa bagian tidak ada
tumbuh-tumbuhan sama sekali. Tiadanya tumbuh-tumbuhan didaerah ini
menyebabkan pengerjaan angin secara leluasa. Karena di samping tidak
adanya rintangan yang dapat mematahkan laju tiupan angin, tanah tidak
terlindung oleh tumbuh-tumbuhan tersebut.

48
Didaerah gurun, perubahan temperatur terjadi secara mencolok, yaitu
amplitudo harian dapat mencapai 60oC. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pelapukan mekanik secara intensif yang memberikan bahan pada proses
deflasi. Sedikitnya curah hujan menyebabkan pertikel-pertikel pelapukan
bersifat kering kersai dan ringan sehingga mudah diterbangkan. Angin yang
membawa serta partikel-partikel batuan, dapat mengikis kerak bumi secara
intensif. Karena partikel-partikel tersebut dapat memukul dan mengasah
rintangan-rintangan maupun celah-celah yang dilaluinya. Pengerjaan angin
seperti ini disebut korasi.
Partikel-partikel sebagai hasil pengerjaan korasi akan dibawa serta oleh
tiupan angin yang melaluinya dan dipindahkan ke daerah yang lain.
Perpindahan partikel-partikel batuan oleh aktifitas disebut deflasi. Korasi dan
deflasi adalah merupakan dua proses yang saling berinterrelasi. Proses yang
satu dapat menyebabkan proses yang lain.
Sebagai tenaga angin yang bersifat merusak, didaerah-daerah gurun
sering dijumpai dengan kenampakan-kenampakan yang berupa:
1. Wadi, adalah lembah-lembah dalam yang tidak berair. Beberapa ahli
berpendapat bahwa wadi ini mula-mula dibentuk oleh erosi fluvial yang
menghasilkan celah-celah besar yang dalam karena adanya deflasi pada
celah-celah tersebut, terbentuklah lembah-lembah yang lebar dan dalam.
2. Batu Jamur (mushroom), yaitu yang berbentuk jamur. Bentuk ini tercipta
karena adanya pengerjaan korasi. Karena partikel-partikel yang
diterbangkan oleh angin dibagian bawah lebih kasar dibandingkan
dibagian atas, menyebabkan daya asah pada kaki batuan menjadi lebih
besar. Akibatnya dibagian atas batuan masih tetap besar, sementara
bagian bawahnya sudah terkikis menjadi lebih kecil.
3. Honeycomb, yaitu batuan yang terbentuk menyerupai sarang lebah.
Bentuk ini terjadi pada batuan yang memiliki permukaan vertical dengan
kekerasan yang tidak seragam. Pengerjaan korasi terjadi secara intensif

49
pada bagian-bagian batuan yang lunak, dan kurang berpengaruh pada
bagian-bagian yang keras.akibatnya terbentuklah lubang-lubang pada
bagian-bagian batuan yang lunak.

Gambar: Honeycomb (http://geology.utah.gov/map-pub/survey-


notes/geosights/the-honeycombs/) diakses 11 Maret, 2017.

4. Pyramid rock, yaitu batuan hasil sisa pengerjaan korasi yang dasarnya
dibatasi oleh tiga bidang atau lebih dengan bentuk yang menyerupai
piramida.

b) Deposisi
Partikel-partikel batuan hasil pelapukan di daerah gurun diangkat dan
diterbangkan oleh angin. Jika kekuatan angin berkurang partikel-partikel
tersebut akan diendapkan di tempat tertentu dan bisa membentuk bukit
pasir. Proses terjadinya bukit pasir dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu bukit pasir yang berbentuk tanpa bantuan tumbuh tumbuhan dan bukit
pasir yang terbentuk dengan bantuan tumbuh-tumbuhan.
Bukit pasir yang terbentuk tanpa bantuan tumbuh-tumbuhan,
berbentuk memanjang menurut arah angin sebagai pematang-pematang

50
yang sejajar. Pematang-pematang bukit ini merupakan bentuk pelonggokan
yang dipisahkan oleh lembah-lembah yang sebgaian hasil pemngikisan. Bukit
pasir ini terbentuk didaerah gurun yang mempunyai arah angin tetap.
Disamping bukit pasir bujur, dapat pula terjadi bukit pasir yang
berbentuk sabit atau barkhan. Barkhan terjadi karena angin berhembus
secara tegak lurus hanya kebagian tengah suatu longgokan pasir, sedang
pada ujung-ujung sebelah kanan dan kiri terjadi pembelokan arah angin.
Angin mendorong ujung-ujung bukit pasir karena ujung-ujung tersebut lebih
mudah digerakkan dari pada bagian tengah yang lebih banyak mengandung
pasir. Disamping itu, diujung bukit terjadi pusaran angin kecil yang
menggores ujung itu dibagian dalam. Akibatnya ujung-ujung tersebut tidak
bergerak jauh dari pusatnya. Sisi cembung barkhan ada dibagian yang
menghadap arah angin, sedangkan sisi cekung terletak dibelakang arah
angin.
Bukit pasir yang terbentuk dengan bantuan tumbuh-tumbuhan
seringkali terdapat didaerah pantai. Adanya tumbuh-tumbuhan misalnya
berupa rumput-rumputan atau semak belukar dapat merupakan penghalang
yang dapat menyebabkan terbentuknya bukit pasir. Pada fase pertama
dimulai dengan pergeseran angin melalui tumbuh-tumbuhan. Lama
kelamaan angin mulai kehilangan kekuatan dan mengendapkan pasir yang
berbentuk lidah dibelakang tumbuh-tumbuhan. Pada stadium selanjutnya,
jika terdapat tumbuh-tumbuhan yang ber jajarjajar, misalnya pada daerah
pantai dengan tumbuh-tumbuhan yang sejajar dengan garis pantai maka
terbentuklah bukit lidah yang bersambungan. Bukit-bukit lidah yang
bersambungan ini membentuk bukit pasir lintang. Jika pada bagian beberapa
bukit pasir lintang terdapat tumbuh-tumbuhan yang mati, angin dapat
menghembus dan memindahkan pasir sehingga terbentuklah bukit pasir
parabola, bukit pasir, dan bukit pasir garis.

51
Pada bukit-bukit pasir yang tua, lama kelamaan dapat ditumbuhi oleh
vegetasi yang kuat, pada bukit pasir yang tua kadang-kadang terdapat
pengerjaan angin yang baru. Dengan cara demikian terjadilah bentang alam
yang dinamakan kupsten.
Kupsten adalah bukit pasir yang rusak, berbentuk gundukan-gundukan
pasir yang tidak beraturan yang masih bertahan terhadap pengerjaan angin
yang baru. Gundukan-gundukan pasir yang merupakan sisa pengerjaan angin
tersebut dapat bertahan karena adanya penguat oleh akar-akar tumbuhan
yang ada. Bukit pasir yang ada digurun dapat mencapai ukuran yang besar.
Sebagai contoh bukit pasir yang terdapat digurun Igmidi Maroko dapat
mencapai 200 meter.
Oleh pengerjaan deflasi, butir-butir yang sangat halus diterbangkan
oleh angin sampai ketempat yang jauh dari gurun. Jika tempat pengendapan
yang baru terdapat curah hujan yang cukup tinggi, partikel-partikel hasil
pengendapan tersebut diikat oleh tanah yang lembab dan ditahan oleh
tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan lapisan debu yang diendapkan berjalan
secara lambat yaitu satu atau dua sentimeter per tahun. Tetapi dengan
tingkat pertumbuhan tersebut, dalam jangka waktu ribuan tahun dapat
terbentuk deposit dengan ketebalan mencapai 15-20 meter. Dengan
demikian secara perlahan-lahan terbentuklah tutupan tanah tebal yang
disebut dengan loes. Loes merupakan tanah yang terdiri dari bahan-bahan
halus yang mengandung gamping dengan warna kuning sampai kecoklat-
coklatan. Loes semacam ini terdapat di cina. Dinegara ini loes menutupi
daerah yang sangat luas dan dapat mencapai ketebalan 400 meter. Gurun
Gobi, Khami dan Jungar adalah merupakan “pabrik” loes yang terdapat di
Cina Utara.

52
Gambar: Beberapa Bentuk Bukit Pasir (http://www.civilsdaily.com/blog/the-
changing-earth-phenomena-of-weathering-and-erosion/), diakses tgl
10 Maret 2017

2) Pengikisan dan pengendapan aliran air permukaan


Air hujan, salju, dan mata air adalah merupakan sumber terjadinya aliran
air di permukaan bumi, aliran ini secara terus menerus menjalanya peranya
sebagai salah satu kekuatan dalam geologi. Batuan yang dilalui dikikis, dilarutkan
dan kemudian diangkutnya.
Kontinuitas gaya geologi oleh air disebabkan oleh adanya siklus hidrologi
yang terdapat dibumi. Air yang terdapat di samudra, laut, rawa, danau,sungai,
dan lain-lain diuapkan oleh sinar matahari. Uap ini masuk kedalam atmosfer,
mengalami kondensasi dan ahirnya jatuh dipermukaan bumi. Sebagian dari air
tersebut meresap kedalam lapisan batuan dan sebagian lagi membentuk aliran-
aliran. Aliran-aliran tersebut mengikis, melarutkan, dan mengangkut batuan yang
dilalui. Oleh pengerjaan ini terbentuklah alur-alur erosi. Setelah hujan berhenti,

53
alur-alur menjadi kering dan dinding-dindingnya dapat roboh. Jika hujan turun
lagi, material-material hasil robohan tersebut diangkut oleh aliran yang melalui
alur tersebut. Dalam jangka waktu yang cukup lama, alur-alur tersebut dapat
berkembang menjadi jurang-jurang dan lembah-lembah sungai.
Torehan pada alur-alur erosi, biasanya akan membentuk suatu jaringan
yang menyerupai pohon dengan cabang-cabangnya. Adanya erosi mundur(back
erosion) menyebabkan ujung-ujung alur erosi semakin bergeser kearah hulu.
Akibatnya, dinding perbatasan antara jaringan satu dengan jaringan yang lain
akan semakin tererodir. Sehingga bidang pembatas yang biasanya igir
pegunungan semakin rendah dan lambat laun akan habis. Dengan demikian
sangat mungkin terjadi jaringan alur yang satu memotong jaringan alur yang lain.
Adanya proses erosi yang berlangsung terus, puncak-puncak pegunungan
yang tinggi akan menjadi semakin rendah. Dalam jangka waktu yang panjang ,
daerah pegunungan dapat berubah menjadi daerah yang landai dengan bukit-
bukit sisa disana sini. Dengan demikian terbentuklah peneplain.
Di lereng-lereng pegunungan, erosi vertical berjalan secara intensif,
akibatnya lembah-lembah yang terjadi berbentuk V. Kadang-kadang, lembah ini
dapat mencapai dan memotong permukaan air tanah. Permukaan air tanah
yang terpotong tersebut menimbulkan mata air disepanjang tepian lembah
bagian bawah. Air ini dapat mengisi lembah sepanjang waktu dan terjadilah
aliran air yang membentuk sungai permanen. Adanya perbedaan kekerasan
batuan dan struktur pertahanan di sepanjang lembah sungai menyebabkan
terbentuknya Riam, Ambang, dan Jeram. Ditempat-tempat tertentu terjadi
pusaran-pusaran arus. Karena aliran sungai di lereng-lereng pegunungan
membawa serta material-maetrial kasar. Menyebabkan arus memutar tersebut
mengasah dasar sungai. Pengerjaan ini menghasilkan ledokan pada dasar sungai
yang berbentuk melingkar.
Di daerah-daerah yang relative lebih rendah dan datar, erosi vertical
semakin lemah. Bahkan kadang-kadang bahan-bahan yang diangkut oleh sungai

54
diendapkan. Meskipun kadang-kadang pengendapan tersebut hanya bersifat
sementara. Disini, keseimbangan antara pengikisan dan pengandapan mulai
tampak. Terjadinya pengendapan dapat merintangi arus sungai. Hal ini
menyebabkan arus sungai menjadi berbelok-belok. Akibatnya tepian lembah
dapat terkikis. Dengan demikian timbullah erosi lateral pada lembah sungai dan
menyababkan lembah sungai menjadi lebar dan berbentuk U.
Pembelokan arus sungai yang berkelanjutan dapat menyebabkan
terbentuknya aliran sungai yang berbelok-belok. Gejala ini disebut dengan
meander. Pada tempat ini erosi lateral lebih berpengaruh dibanding dengan
erosi vertikal.
Pada sungai yang lurus dengan dasar lembah bebas dari rintangan-
rintangan yang berarti, kekuatan arus terdapat di tengah-tengah sungai. Arus
sungai yang kekuatannya tertinggi disebut dengan garis arus. Adanya belokan-
belokan sungai menyebabkan garis arus terdesak keluar. Akibatnya, proses erosi
pada sisi luar belokan lembah menjadi besar sekali sedang pada sisi dalam terjadi
pengendapan. Belokan-belokan sungai ini akan bertambah lebar oleh kikisan
pada sisi luar.
Pada waktu air sungai meluap, terdapat hubungan langsung antara belokan
yang satu dengan yang lain. Hubungan ini lama-kelamaan dapat bersifat
permanen,sehingga belokan-belokan sunngai tersebut terputus dan
terbentuklah genangan yang berbentuk melengkung. Gejala ini dinamakan
Oxbow Lake. Di Indonesia, gejala semacam ini banyak ditemukan di Bengawan
Solo dan Sungai Kapuas.
Di daerah hilir, arus sungai pada umumnya sudah sangat lemah. sehingga
daya angkut air menurun dan banyak material yang diendapkan. Dekat dengan
muara sungai, aliran aliran sungai telah kehilangan daya angkutnya dan bahan-
bahan yang masih terbawa segera diendapkan. Disini sama sekali tidak ada
pengerjaan erosi vertikal.

55
Pada hari-hari biasa, aliran air terbatas di dalam lembah sungai. Pada
waktu banjir, air meluap dan keluar dari lembah sungai, menggenangi daerah-
daerah sekitarnya. Daerah luapan air pada saat sungai banjir dinamakan Flood
plains. Pada tepian lembah bagian atas, biasanya ditumbuhi oleh rerumputan
dan semak belukar yang lebat. Ketika air meluap keluar lembah, luapan itu akan
terhambat oleh tumbuh-tumbuhan tersebut. Akibatnya, daya angkut air menjadi
lemah dan bahan-bahan yang di angkut diendapkan di tempat tersebut sehingga
dapat membentuk tanggul-tanggul alam di sepanjanng tepian yang disebut
natural levees.
Selama banjir, kekuatan arus sungai sangat kuat sehingga mampu
mengahanyutkan bahan-bahan dari berbagai ukuran. Bahan-bahan yang kasar
akan diendapkan lebih dahulu,menyusul kemudian bahan-bahan yang lebih
halus.

Material-material yang diendapkan dan terakumulasi di muara dapat


membentuk delta. Delta ini terbentuk jika dasar laut landai, tidak terjadi gerakan
dasar laut yang menurun dan perbedaan pasang naik dan pasang surut tidak
besar. Pada tempat ini aliran sungai dapat terpecah-pecah menjadi cabang-
cabang yang dapat berubah-ubah jika terjadi banjir. Pada saat-saat tertentu, jika
air sungai meluap dan menggenangi delta, maka pada permukaan delta tersebut
akan diendapkan alluvium yang baru.
3) Pengikisan dan Pengendapan Oleh Air Bawah Tanah
Pengikisan dan pengendapan oleh air bawah tanah terutama terjadi di
daerah yang terdiri dari batuan kapur. Pada daerah kapur, air hujan yang jatuh
disamping membentuk aliran permukaan, sebagian diantaranya meresap dan
mengalir memasuki diaklas-diaklas yang pada umumnya terdapat pada batuan
kapur.
Batuan kapur memiliki sifat mudah terlarut oleh air yang mengandung CO 2.
Air hujan banyak mengandung CO2 yang terbawa dari atmosfera. Akibatnya,
pengerjaan kimia oleh air hujan dapat menyebabkan terjadinya korosi. Air yang

56
meresap mengalir melalui celah-celah dan diaklas-diaklas akan melarutkan
dinding-dinding batuan yang dilalui. Pelarutan ini terus berlangsung sehingga
terbentuklah suatu jaringan rekahan-rekahan tiga dimensi yang melenyapkan
semua air hujan yang jatuh di atasnya. Dengan demikian terbantuklah aliran-
aliran bawah tanah. Air hujan lenyap di dalam ponor-ponor, yaitu lubang-lubang
dipermukaan batu kapur yang di dalamnya air hujan dapat mengalir. Proses
pelarutan batuan kapur oleh air hujan terjadi sebagai berikut:
Ca CO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3) 2
Reaksi kimia ini adalah suatu reaksi bolak-balik, reaksi ini dapat berpindah
kekiri, artinya, akan terjadi kembali pengendapan batuan gamping jika dari
sistem ini H2O atau CO2 dikeluarkan atau menguap. Pada langit-langit gua kapur
biasanya terdapat rembesan-rembesan air yang mengandung larutan kapur
melaui retakan retakan halus dan kemudian menetes dan jatuh kedasar gua.
Karena airnya menguap maka yang tertingal adalah kristal-kristal Ca CO3 yang
menggantung pada langit-langit gua. Fenomena ini disebut stalaktit. pada
stalaktit terdapat pipa didalamnya. Air yang jatuh pada dasar gua akan menguap
juga, akibatnya terbentuklah kristal-kristal kalsit dengan bentuk seperti tongkat
yang mencuat dari dasar gua yang disebut stalagmit. Stalaktit maupun stalagmit
dapat terus tumbuh dan membentuk tiang-tiang dalam gua kapur. Oleh gaya air
yang melarutkan batuan kapur, dibawah permukaan tanah akan terbentuk
rongga-rongga atau gua-gua, jika dinding gua bagian atas roboh terbentuklah
dolina robohan. Akibat proses pelarutan yang berlangsung terus, beberapa
dolina dapat tergabung menjadi satu dan disebut Uvala.
Air hujan yang membawa CO2 dari atmosfera, di dalam tanah kadarnya
akan meningkat, terutama jika ia melalui akar-akar tanaman atau sisa-sisa
tumbuhan bersifat membebaskan CO2. Oleh karena itu daya larut air pada
daerah kapur akan lebih besar pada daerah yang tertutup oleh vegetasi daripada
dareah yang gundul.
4) Pengkisan dan Pengendapan Pada Air Laut

57
a) Aktifitas Pada Laut yang Bersifat Merusak
Aktifitas pada laut yang bersifat merusak disebabkan oleh pengerjaan
gelombang, pasang naik dan pasang surut serta arus laut. Pukulan ombak
yang merupakan gaya terpenting yang mengikis batuan di pantai. Pecahan
gelombang (breaking wave) terjadi jika gelombang air dari tempat yang
dalam datang pada tempat yang dangkal. Dalam peritiwa ini terjadilah surf,
yaitu gelombang yang menjulur sampai di pantai yang dangkal dengan
gerakan semakin lambat, panjang gelombang semakin pendek dan lereng
bagian depan makin curam. Akhirnya, puncak gelombang yang curam itu
terhempas ke depan dan terjadilah pecahan gelombang. Terjadinya surf akan
memperbesar tekanan gelombang yang menghempas pantai. Pengerjaan
gelombang semakin intensif jika gelombang tersebut membawa serta
material-material yang berupa fragmen-fragmen batuan. Fragmen-fragmen
ini dapat terdiri dari bermacam-macam ukuran seperti misalnya pecahan-
pecahan batu, kerikil, pasir dan lain-lain. Meterial-material kasar, oleh ombak
akan dilemparkan pada dinding-dinding batuan di pantai. Sedangkan bahan-
bahan yang halus akan mengikis batuan dengan cara mengasah. Makin tinggi
kekuatannya untuk merusak pantai.
Jika gelombang laut masuk ke pantai yang dangkal dengan membentuk
sudut terhadap kontur dasar laut, maka gelombang ini akan mengalami
pembelokan arah. Hal ini disebabkan karena sebagian dari gelombang
tersebut ketika mencapai laut dangkal kecepatannya berkurang. Akibatnya
arah gerakan gelombang cenderung sejajar dengan kontur dasar laut. inilah
sebabnya ketika gelombang laut sampai di pantai pada umumnya memiliki
arah gerakan lurus dengan garis pantai. Pada garis pantai yang berbelok-
belok, terdapat bagian laut yang menjorok ke darat dan ada daratan yang
menjorok ke laut. bagian laut yang menjorok ke daratan disebut teluk dan
bagian daratan yang menjorok ke laut disebut ujung. Akibanya adanya
pembiasan gelomabang, arah gelombang akan berkonvergensi di depan

58
ujung dan bergerak devergensi di depan teluk. Akibatnya dibagian ujung
terjadi abrasi yang lebih kuat dibandingkan di bagian teluk. Bahkan di teluk
dapat terjadi pengendapan.
Pada pantai yang rata, pengikisan oleh gelombang laut tidak seberapa
kuat, bahkan di beberapa tempat dapat terjadi pengendapan. Pada panatai
yang curam pengerjaan gelombang yang bersifat merusak lebih besar, lebih-
lebih ketika terjadi pasang naik. Pada pantai-pantai yang curam, kekuatan
pukulan gelombang akan membentuk lekukan-lekukan dan lubang-lubang
pusaran pada garis pasang naik dan pasang surut. Lekukan-lekukan ini
kemudian berkembang menjadi lubang-lubang yang besar dan terbentuklah
gua-gua pantai. gua-gua ini semakin lama semakin lebar dan karena gaya
beratnya, dinding-dinding atas gua tersebut akhirnya runtuh. Pada gilirannya
batuan yang runtuh tersebut hancur dan menjadi fragmen-fragmen yang
menyebabkan pengerjaan gelombang lebih intensif.
Posisi lapisan batuan yang terdapat di pantai juga mempengaruhi
intensitas abrasi yang terjadi. Proses abrasi akan berlangsung cepat pada
lapisan batuan yang miring kearah daratan. Sebalikknya pantai yang lapisan
batuannya miring kearah laut batuannya akan lebih mudah terabrasi. Pada
pantai yang lapisan batuannya horizontal, proses abrasi juga berjalan lambat.
Karena abrasi pada pantai ini akan membentuk teras-teras yang dapat
melemahkan tenaga gelombang.
Pengerjaan gelombang yang bersifat merusak oleh aktivitas yang
bersifat mekhanis, ditunjang oleh pengerjaan yang bersifat khemis.
Pengerjaan air laut yang bersifat khemis ini disebabkan karena air laut
banyak mengandung garam. Pasang naik dan pasang surut air laut pada
umumnya terjadi secara bergantian setiap 6 jam 20 menit. Pengerjaan oleh
pasang laut, terutama terjadi pada selat-selat yang sempt, teluk-teluk dan
muara-muara sungai. Pada tempat-tempat tersebut, perbedaan antara
pasang naik dan pasang surut luar biasa tingginya, bahkan dapat mencapai

59
21 meter, sehingga pada saat peralihan dari pasang naik ke pasang surut
terjadilah arus yang kuat yang dapat mengikis batuan di dasar selat atau
teluk. Pada muara-muara sungai perbedaan pasang yang besar dapat
merintangi pembentukan delta dan menjadikan muara sungai berbentuk
corong. Muara sungai berbentuk corong ini dinamakan Estuarium.
Arus laut juga mempunyai pengaruh yang merusak terhadap dasar laut.
Gulf Sream yang berada pada kedalaman beberapa ratus meter di sepanjang
pantai Skandinavia dapat mengikis sedimen (terrigenous) dari dasar laut
dangkal dan bagian atas continental slope dan dihanyutkan sampai ribuan
kilometer. Arus dasar laut yang kuat dan jenuh dengan sedimen yang disebut
dengan turbidity current, menyebabkan terjadinya ersi dasar laut yang kuat.
Erosi oleh tubidity current ini dapat membentuk jurang-jurang dasar laut (sub
marine canyon) dengan penampang melintang yang berbentuk V.

b) Sedimen Dasar Laut


Sebagian besar sungai yang mengalir di permukaan bumi bermuara
dilaut. Aliran sungai selalu membawa serta material-material hasil
pengikisan dan pelarutan. Akibatnya di dasar laut selalu terjadi proses
sedimentasi. Meskipun demikian tidak semua sedimen dasar laut berasal
dari daratan secara langsung. Endapan-endapan laut tertentu terjadi
setelah melalui suatu proses yang rumit. Berdasarkan asal sedimen dan
tempat pengendapannya, sedimen dasar laut dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sedimen terrigen dan sedimen pelagik.
Sedimen terigen adalah endapan dasar laut yang bersal langsung
dari daratan. Karena ukuran butiran yang pada umumnya kasar, maka
sebagian besar sedimen ini diendapkan tidak jauh dari pantai. Pasir dan
partikel-partikel yang lebih kasar diendapkan di pantai. Sedangkan
partikel-partikel yang lebih halus, seperti misalnya tanah liat diendapkan
pada dasar laut yang lebih jauh dari pantai. Sedimen terrigen dapat
bermacam-macam asalnya, antara lain bersal dari lumpur yang diangkut

60
sungai, bahan-bahan hancuran sungai abrasi, material-material vulkanik,
glacial deposit, den sebagainya.
Endapan yang tidak secara jelas berasal dari darat disebut endapan
pellagik. Pada umumnya terdiri dari bahan-bahan yang lebih halus dan
sisa-sisa organisme. Lebih lanjut sedimen pelagik dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu sedimen biogen, anorganik, autogenik, dan
vulkanik.
1. Sedimen biogen, adalah sedimen yang mengandung bahan-bahan
organis lebih dari 30%. Organisme yang memiliki peranan penting
dalam membentuk sedimen ini adalah dari jenis foramini fera jika
mati, rangkanya akan mengendap sebagai Ca CO3 pada dasas laut.
Pada kedalaman lebih dari 7000 meter, semua Ca CO3 di larutkan oleh
air laut yang banyak mengandung CO2. Sedangkan organisme dengan
rangka dari Si O2, seperti misalnya radiolari masih dapat bertahan.
2. Sedimen anorganik, adalah sedimen pelagik yang mengandung bahan
organik kurang dari 30%. Bahan-bahan yang bersifat anorganik terdiri
dari partikel-partikel halus yang berasal dari abu vulkanik, debu
kosmik dan lain-lain.
3. Sedimen antigenik, adalah sedimen yang terbentuk adari zat-zat yang
larut dalam air laut. Contoh sedimen ini adalah terjadinya endapan
mangan didasar laut yang berbentuk butiran-butiran, lapisan-lapisan
tipis pada dasar laut yang datar,membentuk lapisan-lapisan pada sisa-
sisa kerangka ikan, dan lain-lain. Sedimen antigenik ini dapat
ditemukan pada dasar laut yang dalam.
4. Sedimen vulkanik, yaitu sedimen yang terdiri dari material-material
vulakanik sebagai hasil kegiatan gunung berapi di laut. Material-
material vulkanik ini membentuk sedimen yang cukup tebal dan
bercampur dengan sedimen-sedimen lain di dasar laut.

c) Pembentukan Terumbu Karang

61
Terumbu karang adalah merupakan endapan neritis yang sangat
penting. Terumbu karang dibentuk oleh binatang koral. syarat hidu
binatang ini adalah suhu air laut yang lebih dari 18 0C kedalaman kurang
dari 40 meter, air laut jernih dan kadar garamnya normal. Karena itu
termbu karang ini hanya di jumpai di perairan laut tropika.
Binatang koral tidak dapat hidup dalam air tawar atau payau, oleh
karena itu terumbu karang tidak di temukan dekat muara sungai. daerah
perairan yang sekitarnya terdapat vulkan aktif yang sering mengadakan
eksplotasi juga tidak ditemukan adanya terumbu-terumbu karang.
Perluasan koloni terumbu karang terutama menuju ke jurusan laut
terbuka. Hal ini terutama disebabkan oleh makanan binatang koral yang
diperolehnya dari siraman ketika laut terbuka mengalami pasang dan
surut. Pada pantai yang stabil, tebal terumbu karang tidak akan lebih dari
40 meter.
Terumbu karang dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Karang pantai (fringing reef) adalah terumbu karang yang menempel
pada pantai. Lebarnya berkisar antara be erapa meter sampai 1 km.
2. Karang penghalang (barrier reef) adalah termbu karang terbentuk
pada jarak tertentu dari pantai.
3. Atol, adalah sebuah pulau yang terdiri dari terumbu karang berbentuk
gelang yang di bagian dalamnya berupa laguna yng pada umumnya
dangkal.
4. Karang papan (platform reef), adalah terumbu karang yang datar dan
sejajar dengan permukaan air laut.
5.

5) Pengikisan dan Pengendapan di Danau dan Rawa


a) Danau
Danau merupakan genangan air yang cukup luas diatas daratan yang
tidak memiliki hubungan secara langsung dengan laut. Bagian tengah dari

62
dasar danau biasanya cukup dalam, ukuran danau sangat bervariasi, yaitu
ada yang kurang dari satu kilometer persegi tetapi ada yng mencapai ribuan
kilometer persegi. Berdasarkan cara terjadinya, danau dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu:
1. Danau Glasial
Danau ini terjadi karena adanya pengerjaan gletser. Danau ini terutama
terjadi pada cekungan kerak bumi yang di bentuk oleh kikisan gletser pada
masa geologi yang silam. Contohnya adalah danau Michigan, Ontario, dan
Superior.
2. Danau Tektonik
Yaitu danau yang terjadi kerena adanya depresi tektonik. Salah satu
bentuka dari depresi tektonik adalah terjadinya graben. Jika graben ini
kemudian terisi oleh air, maka terbentuklah danau. Danau semacam ini
biasanya sangat dalam, bahkan dasarnya dapat lebih rendah daripada
permukaan air laut.
3. Danau Vulkanik
Danau ini terdapat pada lubang kawah letusan gunung berapi. Contohnya
adalah danau kawah Oregon-Amerika Utara dan danau kawah gunung
Kelud di Jawa Timur.
4. Danau Vulkano Tektonik
Yaitu danau yang terdapat pada lekuk vulkano tektoniknya, yaitu lekuk
pada kerak bumi yang terjadi karena adanya aktivitas bersama antara
vulkanik dan tektonik. Contohnya adalah danau Toba.
5. Danau Bendungan
Danau ini terjadi karena adanya aliran sungai yang terbendung, contohnya
adalah danau Tawar yang terdapat di tanah Gayo, Aceh, terjadi karena
aliran sungai Peusangan terbendung oleh material-material hasil erupsi
vulkan Popanji dan Boerni Bios pada permulaan divilium. Demikian juga

63
dengan danau Bandung purba, terjadi karena aliran sungai Citarum yang
terbendung oleh hasil erupsi vulkan Sunda.
6. Danau Karst
Danau yang terdapat pada daerah karst. Pada daerah ini sering dijumpai
adanya dolina-dolina. Jika pelepasan air pada bagian bawah dolina (pipa
karst) tersumbat, air tidak lagi dapat mengalir ke bawah. Akibatnya, jika
turun hujan dolina-dolina tersebut terisi oleh air sehingga terbentuklah
danau. Danau yang terdapat didaerah arid akan mengalami penguapan
yang sangat intensif sehingga tidak ada kelebihan air yang dapat dialirkan
ke laut. Pada danau-danau yang demikian, airnya akan memiliki salinitas
yang tinggi, seperti misalnya Laut Mati dan laut Kaspi.
b) Rawa
Rawa adalah lahan yang cukup luas dengan tanah yang jenuh air. Pada
beberapa tempat rawa dapat merupakan fenomena yang sifatnya hanya
musiman, tetapi ada juga yang merupakan rawa permanen. Vegetasi yang
tumbuh disini seperti rumput-rumputan dan belukar, melalui perjalanan
sejarah geologi yang cukup panjang, pada dasar rawa akan terbentuk
endapan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang cukup tebal. Jika proses
sedimentasi terus berlangsung, sisa-sisa tumbuhan tersebut akan tertutup
oleh lapisan-lapisan sedimen yang terbentuk kemudian. Akibat proses
diagenesis dan tiadanya pengaruh eksogen, korban yang terdapat pada
tumbuhan tidak dapat berubah menjadi karbon dioksida sebagaiman kayu
yang mengalami dekomposisi pada udara terbuka. Dengan demikian
terjadilah deposit batu bara yang memiliki arti ekonomi cukup penting.

6) Pengikisan dan Pengendapan Oleh Salju dan Es


Salju yang jatuh pada lereng-lereng pegunungan akan selalu bergerak ke
bawah dan membentuk gletser. Gerakan gletser tergantung pada ukuran masa
es dan kemiringan dasar lembah sepanjang gletser bergerak. Bagian tengah
gletser memiliki gerakan yang lebih cepat daripada bagian-bagian tepinya. Pada

64
waktu gletser bergerak kebawah melaui lembah, ia akan mengikis bagian dasar
dan tepi lembah. Pengikisan oleh gletser disebut erosi glasial.
c. Aktivitas Geologi Oleh Manusia
Dengan bermacam-macam kegiatannya, manusia mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kerak bumi. Pengolahan tanah untuk lahan pertanian dengan cara
membajak atau mencangkul, menyebabkan tanah yang semula padat menjadi
gembur dan tidak terkobnsulidasi lagi. Tanah yang semula merupakan lahan kering
diusahakan untuk di airi, sebaliknya tanah rawa yang semula selalu tergenang air di
buat saluran-saluran pemutus supaya kering untuk dijadikan lahan pertanian. Di
negara-negara yang sedang berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang
sangat pesat mengakibatkan kebutuhan akan tanah pertanian kian mendesak.
Hutan-hutan dibabat dan lahan pertanian puan semakin merayap kepuncak-puncak
gunung dengan lereng yang terjal. Usaha-usaha tersebut di atas dapat
mengakibatkan kelapukan dan pengikisan pada batuan yang dipercepat. Apalagi jika
penduduk dalam mengelolah tanah tersebut tidak dibarengi dengan usaha-uasha
konservasi tanah.
Usaha penambangan mineral atau bahan-bahan yang di perlukan untuk
kehidupan manusia terbesar dibeberapa daerah. Bahan-bahan tambang ini terdapat
pada kerak bumi dengan kedalaman yang sangat bervariasi. Ada yang terdapat pada
permukaan bumi tetapi ada juga yang mencapai kedalaman ribuan meter di dalam
kerak bumi. Deposit batu bara, misalnya dapat terletak dekat dengan permukaan
bumi. Sehingga pengambilannya dapat dilakukan dengan sistem tambang terbuka,
yaitu membongkar lapisan batuan yang menutupinya. Sedangkan batu bara yang
terletak jauh dari permukaan bumi, penambangannya dilakukan dengan membuat
lubang-lubang pada lapisan batuan. Akibatnya udara dengan berbagai gas yang
dikandungnya dan juga air dapat masuk kedalam lubang-lubang tambang tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pelapukan batuan baik secara mekanik
maupun kimia pada lubang-lubang tambang yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Disamping itu, pembuatan lubang-lubang tambang akan menyebabkan terjadinya

65
lapisan batuan baru di permukaan bumi yang berasal dari material-material batuan
hasil bongkaran.
Aktivitas manusia dalam penambangan bahan-bahan yang lain juga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan permukaan bumi secara mencolok. Deposit
minyak bumi yang terletak pada kedalaman 5 atau 6 kilometer atau lebih dibawah
permukaan bumi dapat ditambang dengan pembuatan pompa-pompa. Pemerasan
minyak bumi pada lapisan batuan dalam jumlah yang sangat besar dapat
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada lapisan-lapisan batuan yang
ada diatasnya. Penambangan besi, tembaga, timah, bauksit, dan lain-lain,
menyebabkan perombakan kerak bumi pada areal yang cukup luas. Batuan kapur
yang oleh alam dibentuk ribuan tahun lamanya, dibongkar oleh manusia dalam
waktu yang sangat singkat, yaitu untuk bahan mentah industri semen, usaha
pembakaran kapur, pengerasan jalan, dan sebagainya.
Di kota-kota besar, manusia mendirikan bangunan-bangunan raksasa seperti
misalnya : pabrik dan gedung-gedung pencakar langit. Bangunan-bangunan ini
memerlukan fondasi yang menerobos lapisan batuan yang cukup dalam. Disamping
itu, untuk kepentingan transportasi manusia membangun jalan dengan membongkar
bukit, menerobos gunung dan membuat terowongan-terowongan di bawah kota-
kota besar atau bahkan dibawah dasar laut.
Untuk mememenuhi kebutuhan air dikota-kota besar, yaitu untuk keperluan
rumah tangga dan industri, kadang-kadang menyebabkan terjadinya pemompaan air
tanah secara berlebihan. Di kota-kota pantai, pemompaan air tanah yang berlebihan
dapat menyebabakan terjadinya intrusi air laut yang semakin jauh ke darat.
Masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang memberi warna yang sangat
komplek terhadap bentang alam ini. Limbah industri menyebabkan tanah, air dan
atmosfer menjadi tercemar. Pengambilan terumbui karang di pantai menyebabakan
aktivitas abrasi semakin meningkat dan lain-lain. Aktivitas geologi oleh manusia
nampaknya akan semakin intensif seiring dengan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologinya.

66
E. Orde Perkembangan Relief Permukaan Bumi dan Kasifikasi Bentuk Lahan
Relief permukaan bumi dapat dikelompokkan atas 3 golongan besar, yaitu Relief Orde
I (Relief of the first order), Relief Orde II (Relief of the second order), dan Relief Orde III
(Relief of the third order).
1. Relief Orde Pertama
Pada orde pertama ini, permukaan bumi masih berupa Paparan Benua
(Continental Platforms) dan Cekungan Lautan (Ocean Basin). Relief di atas permukaan
bumi disebut benua, sedangkan permukaan bumi yang ada di dasar laut kita sebut ledok
lautan.
2. Relief Orde kedua
Pada orde kedua ini, pada permukaan bumi telah bekerja tenaga endogen yang
membentuk dataran, perbukitan, pegunungan, dan gunung api. Dengan demikian
bentang relief yang terbentuk adalah bentuk lahan initial yang bersifat konstruksional.
3. Relief Orde Ketiga
Relief permukaan bumi pada orde ini merupakan hasil dari proses-proses yang
berasal dari tenaga eksogen. Bentang relief Relief order ketiga dikenal juga sebagai
bentuk yang bersifat menghancurkan atau distruksional.

Selanjutnya, bentuk lahan dapat dibedakan menjadi 10 kelas, yaitu sebagai


berikut.

1) Bentuk lahan asal struktural


Bentuklahan asal proses struktural ini terbentuk karena adanya tenaga endogen yang
berasal dari gerakan-gerakan lempeng tektonik. Gerakan lempeng tektonik dapat
menyebabkan terjadinya gerakan yang saling bertumbukan (convergen), saling
menjauh (devergen), atau berpapasan (transform). Tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng benua, atau lempeng benua dan lempeng samudera dapat menimbulkan
tenaga tektonik yang membentuk lipatan-lipatan, pengangkatan atau sesaran pada
kerak bumi yang kemudian membentuk pegunungan. Mengenai hal ini baca kembali
mengenai tektonik/ tektonik lempeng seperti yang telah dijelaskan di atas.
2) Bentuk lahan asal vulkanik
Secara garis besar bentuk lahan asal vulkanik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
hasil dari letusan eksplosif dan bentuk effusif. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh

67
letusan eksplosif antara lain berupa kawah dan kaldera, sedangkan yang effusif antara
lain menghasilkan aliran lava dan plato basalt.
3) Bentuk lahan asal denudasi
Denudasi meliputi dua proses utama yaitu pelapukan dan perpindahan material dari
bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan
(masswashting). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pelapukan adalah
batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan iklim.
4) Bentuk lahan asal fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa
pengikisan, pengangkutan (transportasi) dan pengendapan (sedimentasi). Pengikisan
terjadi pada lereng-lereng gunung atau pegunungan, sedangkan pengendapan terbentu
di dataran rendah, cekungan di permukaan bumi, dan di dasar laut. Bentuk lahan asal
fluvial ini berupa dataran aluvial dengan struktur horisontal dan tersusun atas
material-material berbutir halus.
5) Bentuk lahan asal marin
Bentuk lahan asal marin terdapat disepanjang pantai. Bentuk lahan ini sangat
dipengaruhi oleh kedalaman laut dan bentuk konvigurasi pantai. Pada laut dangkal
pembentukan lahan asal marin ini lebih mudah dibandingkan laut yang dalam. Pada
pantai yang berbentu teluk, terjadinya bentang lahan tersebut bisa terbentuk lebih
cepat daripada pantai yang berbentuk tanjung. Bahkan pada pantai yang berbentuk
tanjung pada umumnya malah terjadi pengikisan (abrasi)
6) Bentuk lahan asal glasial
Bentuk lahan asal glasial dibentuk oleh aktivitas glasial (es dan saju). Pada daerah-
daerah yang beriklim subtropis dan kutub, terdapat lidah-lidah gletser yang mengikis,
menyeret dan kemudian mengendapkan hasil-hasil pengikisan tersebut. Di daerah
Subtropis, pegunungan-pegunungan yang tinggi selalu tertutup oleh salju abadi yang
membentuk gletser.
7) Bentuk lahan asal aeolin
Bentuk lahan asal aeolin terjadi di daerah yang beriklim arid. Kekuatan utama yang
membentuk bentuk lahan ini adalah tenaga angin. Endapan yang terbentuk oleh
tenaga angin terutama berupa bukut-bukit pasir dan endapan debu yang membentuk
hamparan loos. Mengenai proses terjadinya bentuk lahan ini di bagian atas telah
dijelaskan.
8) Bentuk lahan asal solusional
Bentuk lahan ini terbentuk pada daerah yang batuannya mudah larut. Sebagai
contoh adalah daerah yang telah berkembang sebagai topografi karst. Kawasan
karst terbentuk karena batuannya (batuan kapur) mudah larut oleh air yang
mengandung karbon dioksida (air hujan). Air hujan yang banyak mengandung

68
karbon dioksida akan melarutkan batuan kapur yang mengalir melalui diaklas-diaklas
yang ada. Akibatnya diaklas-diaklas tersebut kemudian berkembang menjadi goa,
dan kenampakan-kenampakan lain daerah karst seperti dolin, uvala, polye, kubah-
kubah kapur, dan lain-lain.

9) Bentuk lahan asal organik


Bentuk lahan asal organik adalah bentuk lahan yang terbentuk dari proses kegiatan
makhluk hidup. Contoh bentuk lahan ini adalah berupa terumbu karang (coral reefs).
Terumbu karang terbentuk dari endapan kapur (limestone/CaCO3) yang terbentuk
dari hasil sekresi biota laut sebagai hasil simbiosis antara polyp dan alga
zooxanthellae yang menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis
yang akan dimanfaatkan oleh karang. Selanjutnya karang menghasilkan komponen
inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup
zooxanthellae. Kedua organisme laut ini sama-sama menghasilkan kapur.

10) Bentuk lahan asal antropogenik


Bentang lahan antropogenik dihasilkan oleh aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, manusia memiliki
kemampuan untuk mengubah berbagai macam bentuk lahan yang terjadi secara
alamiah. Kawasan industri, perumahan, perkotaan, dan seterusnya adalah merupakan
wujut dari bentuk lahan antropogenik. Secara lebih jelas proses terjadinya bentuk
lahan asal antropogenik ini telah dijelaskan di bagian atas. (baca kembali aktivitas
geologi oleh manusia).

F. Mitigasi Bencana Alam


Menurut UU no 24 Tahun 2007, bencana didefinisikan sebagai n peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis. Sementara itu, United Nations International
Strategy for Disaster Reduction-UN ISDR (2004) mendevinisikan bahwa bencana adalah
suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari segi materi, ekonomi, atau
lingkungan dan melampaui batas kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk
mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.
69
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi bencana
alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan
tanah longsor.
Bencana (disaster) adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam (seperti gempa‐
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, epidemi
dan wabah penyakit) atau ulah manusia (seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, konflik
sosial antar‐kelompok atau antar‐komunitas masyarakat dan teror) sehingga menyebabkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Berikut beberapa istilah yang yang terkait dengan kebencanaan.
- Ancaman (hazard) adalah situasi, kondisi atau karakteristik biologis, klimatologis,
geografiis, geologis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di
suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan
kerusakan.
- Kerentanan (vulnerability) adalah tingkat kekurangan kemampuan suatu masyarakat
untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya
tertentu. Kerentanan dapat berupa kerentanan fisik, ekonomi, sosial dan tabiat, yang
dapat ditimbulkan oleh beragam penyebab.
- Kemampuan (capacity) adalah penguasaan sumber‐daya, cara dan kekuatan yang
dimiliki penduduk, yang memungkinkan mereka untuk, mempersiapkan diri, mencegah,
menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat memulihkan
diri dari akibat bencana.
- Risiko (risk) bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat.
- Pencegahan (prevention) adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
sebagian atau seluruh bencana.

70
- Mitigasi (mitigation) adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
- Mitigasi Fisik (Structure Mitigation) adalah upaya dilakukan untuk mengurangi risiko
bencana dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan kemampuan
menghadapi ancaman bencana dengan membangun infrastruktur.
- Mitigasi Non‐Fisik (Non Structure Mitigation) adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana dengan menurunkan kerentanan dan/ atau meningkatkan
kemampuan menghadapi ancaman bencana dengan meningkatkan kapasitas
pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana.
- Kesiap‐siagaan (preparedness) adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian langkah‐langkah yang tepat‐guna dan berdaya‐guna.
- Peringatan dini (early warning) adalah upaya pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
- Tanggap darurat (emergency response) bencana adalah upaya yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan, evakuasi korban dan harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
pra‐sarana dan sarana.
- Bantuan darurat (relief) bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
- Pemulihan (recovery) adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat, lingkungan
hidup dan pelayanan publik yang terkena bencana melalui rehabilitasi.
- Rehabilitasi (rehabilitation) adalah perbaikan semua aspek pelayanan publik dan
kehidupan masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah bencana.
- Rekonstruksi (reconstruction) adalah upaya perbaikan jangka menengah dan jangka
panjang berupa fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan pelayanan publik dan
kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelum bencana.

71
- Penanggulangan Bencana (disaster management) adalah upaya yang meliputi:
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana; pencegahan
bencana; mitigasi bencana; kesiap‐siagaan; rehabilitasi dan rekonstruksi.
- Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.
- Pengungsi adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari
tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk
bencana.
- Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum.
- Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal
dunia akibat bencana.
- Prosedur Tetap adalah serangkaian upaya terstruktur yang disepakati secara bersama
tentang siapa berbuat apa, kapan, dimana dan bagaimana cara penanganan bencana.
- Gagal teknologi adalah jenis ancaman bahaya yang disebabkan oleh tidak berfungsinya
atau kesalahan operasi suatu media/aplikasi tertentu.
- Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction) adalah segala tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapeasitas terhadap jenis
bahaya tertentu atau mengurangi potensi jenis bahaya tertentu.
Sistem penanganan darurat bencana adalah serangkaian jaringan kerja berdasarkan
prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk mengeurangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evaluasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan
sarana.

Penanggulangan Bencana (disaster management) dapat digambarkan sebagai berikut.

72
Gambar: Siklus Managemen Bencana (http://www.fp7-sector.eu/?p=578)
Siklus managemen bencana meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Pra Bencana, meliputi kegiatan Pencegahan (prevention, Kesiapsiagaan, Peringatan


dini, dan mitigasi.
2. Kegiatan saat terjadi bencana, meliputi kegiatan tanggap darurat (response) dan
bantuan darurat.
3. Kegiatan Pasca Bencana, meliputi Pemulihan (recovery), Rehabilitasi (rehabilitation),
Rekontruksi (reconstruction).

73

Anda mungkin juga menyukai