Anda di halaman 1dari 18

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI


PEGAWAI RSU IPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU IMELDA PEKERJA 00 1/1


INDONESIA MEDAN

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp OG
Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh para pekerja
ditempat kerja. Adalah suatu upaya perlindungan bagi tenaga kerja
didalam melakukan pekerjaannya agar tenaga kerja selalu dalam
keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera. Sehingga pada
akhirnya tercapai suatu tingkat produktifitas yang tinggi dimana
salah satunya melalui upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Meminimalisir angka terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
Tujuan akibat kerja

Kebijakan UU No.I tahun 1970 MENAKER RI Tentang keselamatan dan


kesehatan kerja
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Prosedur kerja 1. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
2. Menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau
menyebarluasnya suatu kelembaban, debu/kotoran, asap
uap, gas, hembuasan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara
dan getaran.
4. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik maupun psykis keracunan, infeksi dan
penularan.
5. Penenrangan yang cukup dan sesuai
6. Menyediakan racun api pada tempat-tempat tertentu
7. Memeriksakan kesehatan bagi tenaga kerja baik secara
awal maupun berkala
8. Diupayakan membentuk panitia Pembina keselamatan dan
kesehatan kerja (P2K3) ditempat kerja.
9. Menempatkan bahan-bahan kimia pada tempat tertentu
agar tidak membahayakan pekerja

Unit Terkait Semua unit instansi


STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 1/3
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG
Pengertian  Evakuasi kebakaran adalah situasi/ kondisi/ kejadian yang
tidak normal, terjadi tiba-tiba, mengganggu kegiatan,
organisasi, komunitas dan perlu segera ditanggulangi.
 Bencana alam adalam adalah suatu gangguan serius terhadap
keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas kepada kehidupan masyarakat dari
segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui
kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri.
1. Memberikan system kondisi umum dan petunjuk khusus
Tujuan sebagai bantuan dalam menghadapi kondisi darurat.
2. Menciptakan kondisi yang aman dan selamat dilingkungan
RSU IPI dengan kedaruratan dan kesehatan kerja

Kebijakan Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman di RSU IPI


I. Evakuasi
Prosedur kerja  Apabila anda mendengar alarm berbunyi satu kali
panjang, hentikanlah pekerjaan yang sedang
dilakukan.
 Bawalah barang berharga/ dokumen penting dan
barang lain seperlunya. Jangan membawa barang
yang berukuran besar dan menyulitkan dalam
evakuasi
 Tetap tenang, berjalan lah biasa dengan cepat dan
keluarlah menuju jalur petunjuk evakuasi
 Pada saat evakuasi, beritahukan kondisi yang
diketahui kepada orang lain yang ditemui.
II. Pada saat terjadi kebakaran
 Berteriaklah bila ada kebakaran.
 Beritahu segera kepada satuan pengamanan atau
pegawai serta orang lain yang ditemui.
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 2/3
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG
Prosedur  Padamkan api bila sudah merasa yakin dan sudah
terlatih, bila ragu-ragu lebih baik mengurungkan
niat.
 Raihlah APAR terdekat untuk memadamkan api;
jika sudah merasa yakin dan sudah terlatih
Apabila api belum berhasil dipadamkan, segera
lah keluar menuju emergency terdekat.
 Tetap tenang dan bawa lah barang erharga anda
seperlunya saja.
 Jangan membawa barang terlalu besar\
 Jangan menaruh barang dijalur evakuasi dan
perhatikan saat anda berlari keluar(potensi
bahaya terjatuh dan bertabrakan)
 Bila anda berada dilantai 2, 3, atau 4 serta dalam
keadaan darurat jangan melompat sampai regu
pemadam datang/ evakuasi
 Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka
tetap menuju tangga darurat dengan ambil nafas
pendek-pendek, upayakan merayap atau
merangkap untuk menghindari asap, jangan
berbalik arah karena akan bertabrakan dengan
orang-orang yang dibelakang anda.
 Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap,
maka tahanlah nafas anda menuju pintu darurat
kebakaran.
 Segera ikut jalur evakuasi menuju tempat
berkumpul yang dekat dengan anda
 Hubungi pemadam kebakaran UPT keamanan,
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
sesegera mungkin jika api tidak dapat
dipadamkan
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 3/3
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG
Pengertian III. Pada saat terjadi gempa bumi
 Bila anda dalam gedung segera berlari dengan hati-hati keluar
gedung menuju tempat terbuka
 Hindari berlindung dekat pohon, tiang listrik atau papan
reklame yang berpotensi roboh
 Bila kesulitan keluar gedung segera berlindung dibawah
kolong meja untuk sementara waktu
 Menjauhlah dari kaca atau barang yang menempel didinding
seperti jam dan papan tulis untuk menghindari barang-barang
tersebut melukai anda
 Bila berada di lantai 2,3,4,5, atau 6 turun dengan tangga
secara perlahan dan jangan panic
 Laporkan keadan anda kepada satuan pengamanan dan UPT
keamanan, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
setelah gempa terjadi.
 Kasie prasarana dan sarana
Unit terkait  UPT keamanan, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 1/1
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG
Pengertian  Evakuasi kebakaran adalah situasi/ kondisi/ kejadian yang
tidak normal, terjadi tiba-tiba, mengganggu kegiatan,
organisasi, komunitas dan perlu segera ditanggulangi.
 Bencana alam adalam adalah suatu gangguan serius terhadap
keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas kepada kehidupan masyarakat dari
segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui
kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri.
1. Memberikan system kondisi umum dan petunjuk khusus
Tujuan sebagai bantuan dalam menghadapi kondisi darurat.
2. Menciptakan kondisi yang aman dan selamat dilingkungan
RSU IPI dengan kedaruratan dan kesehatan kerja

Kebijakan Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman di RSU IPI


1. Rumah sakit dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
Prosedur kerja berupa racun api yang digantung pada tempat-tempat
strategis (Terlihat oleh umum)
2. Racun api ditempatkan dengan petunjuk jelas
3. pelatihan untuk evakuasi pada kejadian kebakaran dan
bencana alam dilakukan setiap 3 bulan oleh instruktur terlatih
4. diruangan yang merawat pasien dalam keadaan yang lemah,
disediakan alat mobilisasi yang cukup untuk membawa
pasien jika terjadi kebakaran dan bencana alam
Uinit terkait  Kasie prasarana dan sarana
 UPT keamanan, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
.
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
MEMAKAI SARUNG TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU IMELDA 00 ½
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG
Pengertian Memasukan tangan kedalam sarung tangan

Tujuan 1. Mencegah penularan


2. Menjaga kesterilan alat

Kebijakan
Persiapan 1. Sarung tangan sesuai dengan jenis tindakan
2. Kuku dijaga agar tetap pendek
3. Lepaskan cincin dan perhiasan lain
4. Cuci tangan sesuai dengan prosedur

Prosedur kerja 1. Cuci tangan


2. Siapkan area yang luas, bersih dan kering untuk
membuka paket sarung tangan
3. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau dekontaminasi
tingkat tinggi)
4. Dapat dipakai sarung tangan yang di sterilkan
5. Buka bungkus sarung tangan bila perlu dapat minta
bantuan ke petugas lain untuk membukanya, letakan
sarung tangan dengan bagian telapak tangan
menghadap ke atas
6. Ambil salah satu sarung tangan, upayakan terlebih
dahulu sarung tangan kanan dengan memegang pada
sisi sebelah lipatannya. Bagian atas bersentuhan dengan
kulit tangan saat dipakai
7. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan
mengantungkan ke Iantai sehingga bagian lubang jari-jari
tangannya terbuka, masukan tangan (jaga sarung tangan
supaya tetap tidak bersentuhan dengan permukaan)
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
MEMAKAI SARUNG TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Kep/RSU- 00 2/2
RSU IMELDA IPI/I/2011
PEKERJA INDONESIA
MEDAN

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur
PROSEDUR
TETAP
2 Januari 2011
Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG

Prosedur kerja 8. Ambilah sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan


jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke
bagian lipatan yaitu bagian yang tidak bersentuhan
dengan kulit tangan saat di pakai
9. Pasang sarung tangan kedua dengan cara memasukan
jari tangan yang belum memakai sarung tangan
kemudian luruskan lipatannya dan atur posisi sarung
tangan sehingga terasa pas dan enak di tangan
10. Setelah melakukan perasat/tindakan cuci tangan pada air
mengalir, kemudian lepas sarung tangan dan
memasukan ke dalam tempat yang berisi larutan chlorine
0,5% dan rendam selama 10 menit
11. Cuci tangan kembali setelah melepas sarung tangan,
keringkan dengan tissue atau handuk kering

Unit terkait 1. Seluruh ruangan rawat inap dan rawat jalan


2. IPSRS (Incenerator)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGGUNAKAN MASKER
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 ½
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG
Pengertian Menggunakan masker secara benar

Tujuan 1. Mencegah penularan dari pasien ke petugas ataupun dari


petugas ke pasien
2. Mencegah terkontaminasinya alat steril

Kebijakan Standard WHO


SK Men. Kes. RI No. 424/MENKES/SK/IV/2003

Persiapan 1. Tempat cuci tangan


2. Masker N.95 atau surgical Mask
3. Tempat sampah tertutup

Prosedur kerja 1. Cuci tangan secara efektif sebelum mengambil masker


2. Ambil masker, regangkan tali masker (bila terbuat dari
karet)
3. Bila memasang masker N.95, pegang masker dengan
tangan kiri
4. Tempelkan kehidung, tangan kanan mengatur masker
agar pas pada dagu dan bagian logam berada pada
bagian hidung
5. Dengan kedua jari telunjuk tekuk bagian logam yang akan
mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai
6. Selanjutnya dilakukan penekanan pada semua pinggir
masker dengan tujuan tidak ada celah antara masker
dengan daerah muka yang diberi masker ( hidung dan
mulut)
7. Ikatlah tali atas pada bagian atas belakang kepala dan
pastikan bahwa tali lewat telinga
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
II 1/3

RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
Pengertian Suatu cara dalam pengendalian lingkungan untuk meminimalisir kecelakaan.
Tujuan Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan kenyaman bagi pasien, pengunjung
serta pegawai RS yang sesuai dengan yang diperuntukkan.
Kebijakan I. Kebijakan Tentang Ruang dan Bangunan
II. Permenkes No.1024 tahun 2002 Ttg Sanitasi RS
Prosedur 1. Lingkungan , Ruang dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih,
mudah dibersihkan, dan tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
2. Lingkungan, ruang dan bangunan RS tidak memungkinkan sebagai tempat
bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang
pengganggu lainnya.
3. Bangunan RS harus kuat, utuh, terpelihara, mudah dibersihkan, dan dapat
mencegah penularan penyakit serta kecelakaan.
4. Tata ruang dan penggunaannya harus sesuai dangan fungsinya, serta memenuhi
persyaratan kesehatan.
5. Kontruksi:
a. Lantai
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, yang kedap air, permukaan rata, tidak
licin dan mudah dibersihkan.
 Lantai yang selalu kontak dengan air, kemiringannya harus cukup kearah
saluran limbah/ drainase.
 Lantai harus selalu bersih, dibersihkan 2x sehari (Pagi- sore), tingkat
kebersihan memenuhi syarat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
II 2/3

RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
b. Dinding
 Permukaan dinding harus rata, berwarna terang, dicat tembok dan mudah
dibersihkan.
 Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus dilapisi bahan yang
kuat dan kedap air.
c. Ventilasi
 Ventilasi dapat menjamin peredaran udara didalam kamar dengan baik.
 Tersedia lubang udara yang cukup dan dibersihkan secara berkala.
 Dapat dilengkapi Exhauster fan, kipas angin dan atau AC.
6. Lingkungan , Ruang dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih,
mudah dibersihkan, dan tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
7. Lingkungan, ruang dan bangunan RS tidak memungkinkan sebagai tempat
bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang
pengganggu lainnya.
8. Bangunan RS harus kuat, utuh, terpelihara, mudah dibersihkan, dan dapat
mencegah penularan penyakit serta kecelakaan.
9. Tata ruang dan penggunaannya harus sesuai dangan fungsinya, serta memenuhi
persyaratan kesehatan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
II 3/3

RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
10. Kontruksi:
I. Lantai
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, yang kedap air,
permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
 Lantai yang selalu kontak dengan air, kemiringannya harus
cukup kearah saluran limbah/ drainase.
 Lantai harus selalu bersih, dibersihkan 2x sehari (Pagi- sore),
tingkat kebersihan memenuhi syarat.
II. Dinding
 Permukaan dinding harus rata, berwarna terang, dicat tembok
dan mudah dibersihkan.
 Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
dilapisi bahan yang kuat dan kedap air.
III. Ventilasi
 Ventilasi dapat menjamin peredaran udara didalam kamar
dengan baik.
 Tersedia lubang udara yang cukup dan dibersihkan secara
berkala.
 Dapat dilengkapi Exhauster fan, kipas angin dan atau AC.
.
Unit terkait Petugas Teknik
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN BINATANG
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
II 1/3

RSU IMELDA
PEKERJA
INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
Pengertian Pengendalian binatang pengganggu yang dapat menyebabkan penyakit pada pasien,
pengunjung pasien serta pegawai RS.
Tujuan 1.Menghindari terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh binatang pengganggu.
2. Menciptakan sanitasi yang bersih dan bebas vector.
Kebijakan 1. Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Permenkes No.1024 Tahun 2004Tentang Sanitasi kesehatan lingkungan
Rumah Sakit
3. Program Infeksi Nosokomial Rumah Sakit
Prosedur A. Pengendalian Lalat
 Secara Fisik
- Pengaturan pintu ruangan agar lebih sering tertutup
- Mencegah penumpukan sampah domestik, pengolahan sesuai SOP
- Mencegah kontaminasi benda lain oleh cairan tubuh pasien
- Menjaga agar makanan selalu dalam keadaan tertutup
- Merawat luka dengan baik
 Secara Kimia
- Penggunaan pestisida spray
 Cara Lain
- Penggunaan fly paper, fly stick
- Penggunaan lampu anti lalat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN BINATANG
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA

RSU IMELDA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PEKERJA II 2/3
INDONESIA
MEDAN

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
B. Pengendalian Nyamuk
 Secara Fisik
- Penggunaan kawat kasa pada lubang jendela
- Pengaturan pintu yang lebih sering tertutup
- Pencegahan penumpukan linen dalam ruangan
- Pengaturan hyegiene pasien dan penunggu pasien
- Pengurasan tempat penampungan air
 Secara Kimia
- Penggunaan pestisida spray
- Pemberantasan sarang nyamuk/ penggunaan bubuk Abate
- Bekerjasama dengan PKM setempat dalam rangka PSN
 Cara lain
- Penggunaan lampu anti nyamuk
C. Pengendalian Tikus
 Secara Fisik
- Menutup semua lubang pada dinding
- Mencegah penumpukan sampah domestic
- Pengaturan penyimpanan makanan
- Sanitasi pangan yang baik
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN BINATANG
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
II 3/3

RSU IMELDA
PEKERJA
INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP

( dr. Hedy Tan, MARS,M.OG, SpOG )


Direktur
 Secara Kimia
- Memakai racun tikus
 Cara Lain
- Penggunaan paper stick
- Penggunaan perangkap tikus
D. Pengendalian Lalat
 Secara Fisik
- Pengaturan pintu ruangan agar lebih sering tertutup
- Mencegah penumpukan sampah domestik, pengolahan sesuai SOP
- Mencegah kontaminasi benda lain oleh cairan tubuh pasien
- Menjaga agar makanan selalu dalam keadaan tertutup
- Merawat luka dengan baik
 Secara Kimia
- Penggunaan pestisida spray
 Cara Lain
- Penggunaan fly paper, fly stick
- Penggunaan lampu anti lalat

Unit terkait Petugas Kesling


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BAHAYA FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU IMELDA PEKERJA


INDONESIA MEDAN 00 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur

PROSEDUR
TETAP Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG,

Pengertian Segala upaya perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan fungsi Rumah Sakit yang
bertujuan mencegah bahaya / kecelakaan fisik, Kimia dan Biologis menanggulangi
dan mengelola bila terjadi kecelakaan kerja agar dampaknya dapat ditekan sekecil-
kecilnya.

Tujuan Untuk keselamatan dan kesehatan kerja pegawai.

Kebijakan Kebijakan Direktur tentang sarana untuk keamanan kerja.

Prosedur kerja I. Program pelatihan keselamatan kerja


 Mendefinisikan masalah dan mengidentifikasikan bahaya oleh seluruh
jenjang personil dan manajemen.
 Merumuskan kebijakan yang tegas, menyusun “Safety Manual“ ,prosedur
penyelamatan dan lain-lain.
 Pelaksanaan pelatihan untuk seluruh personil.
II. Prosedur kerja yang aman.
Hal-hal umum yang perlu diperhatikan
 Makanan, minuman, merokok tidak diizinkan diruang kerja.
 Buku jurnal perlengkapan tidak diruang kerja.
 Pengunjung harus memakai pakaian pengaman yang sesuai kebutuhan.

Tindakan Pencegahan
1. Bahaya Fisik.
Dalam melakukan pekerjaan harus hati-hati serta sesuai dengan prosedur
kerja yang sudah ada. Terutama bila menyusun untuk pemeriksaan tabung
atau mencuci tabung dengan menggunakan sarung tangan. Dan jika ada
yang Pecah maka kita harus menggunakan sarung tangan yang tahan
terhadap tusukan benda tajam untuk mengumpulkan pecahan-
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BAHAYA FISIK, KIMIA, DAN
BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA 00 2/3
MEDAN

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur

PROSEDUR
Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG,
TETAP

pecehan tabung tadi atau yang dapat melindungi kulit terhadap


suhu tinggi atau suhu rendah. Disetiap ruang harus tersedia racun
api yang lengkap dan siap untuk digunakan dan mudah dijangkau.
Bila kebisingan melebihi batas normal digunakan alat peredam
bunyi agar tidak mengganggu konsentrasi kerja.

2. Bahaya Kimia.
Penyimpanan dan pengambilan bahan / larutan kimia yang keras
seperti obat – obatan kemoterapi harus didalam lemari
pendingin/kulkas dan menggunakan sarung tangan.

Penanganan kecelakaan :
1. Semua prosedur penanganan kecelakaan harus diletakkan
ditempat yang mudah dijangkau.
2. Mengidentifikasi jenis kecelakaan yang terjadi.
3. Menangani kecelakaan sesuai dengan jenisnya.
4. Melakukan pertolongan pertama.
5. Melaporkan pada yang berwenang apabila tidak dapat
menangani sendiri.

Penanganan terhadap petugas:


1. Menggunakan APD seperti Masker, handscoon dan apron bila
meracik obat, menuang reagen yang mudah menguap dan
terbakar.
2. Bila bahan kimia mengenai kulit segera dicuci dengan air
mengalir selanjutnya dilakukan tindakan medis.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BAHAYA FISIK, KIMIA, DAN
BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU IMELDA
PEKERJA 00 3/3
INDONESIA MEDAN

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur

PROSEDUR
Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG,
TETAP

3. Bahaya Biologi
Bahaya yang meliputi terinfeksi kuman akibat tertusuk jarum suntik,
pernafasan ataupun percikan cairan tubuh ke mata ataupun daerah
luka lainnya. Oleh sebab itu petugas harus dilengkapi dengan APD
seperti masker, handscoon, jas khusus, sepatu khusus bila berhadapan
dengan pasien khusus pasien yang positif HIV, Hepatitis B atau
Hepatitis C dan penyakit menular lainnya.

Penanganan terhadap petugas yang terpapar benda tajam:


1. Jangan panik, tekan disekitar area kulit yang tertusuk dan
biarkan darah keluar lalu cuci di air yang mengalir.
2. Lapor ke petugas yang bertanggung jawab terhadap kecelakaan
kerja oleh karena bahan infeksius.
3. Status petugas yang terpapar ditentukan melalui pemeriksaan
laboratorium ( HIV, Hepatitis B atau Hepatitis C)
4. Status pasien sumber paparan juga ditentukan dengan cara yang
sama
5. Pemeriksaan ulang dilakukan terhadap petugas yang terpapar 3
bulan kemudian jika sumber paparan hasil pemeriksaannya
positif

Unit terkait Semua unit terkait


STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
PENGOLAHAN IPAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 1/1
RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Dr. Hedy Tan, MARS, ,MOG, Sp OG
Pengertian Proses pengolahan semua limbah cair medis
Untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan
Tujuan
Kebijakan KepMenLH No.Kep-58/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair bagi Kegiatan RS
1. Alirkan air dari BAK INLET ke BAK AERASI sampai penuh,
Prosedur kerja kemudian campur ENZYME sebanyak 500mL tunggu sampai 60
menit.
2. Kemudian hidupkan POMPA I (tekan tombol ON) untuk
mengalirkan ke BAK PENCAMPURAN sampai bak penuh
kemudian matikan pompa.
3. Hidupkan POMPA II untuk mengaduk
NB: stop kran diputar kearah VERTIKAL
Setelah bak penuh masukkan bahan aktif :
a. Conditioner sebanyak 250mL -- tunggu 15 menit
b. Settler sebanyak 300mL -- tunggu 15 menit

Setelah 15 menit arah kan stop kran kearah HORIZONTAL


untuk mengalirkan air ke BAK PENGENDAPAN.
4. Air dari bak pengendapan dialirkan ke BAK UMPAN FILTER
sampai penuh kemudian matikan POMPA II
5. Hidupkan POMPA III untuk menyaring air dari bak umpan filter
ke BAK AIR BERSIH.
6. Setelah bak air bersih sudah penuh matikan POMPA III
Uinit terkait Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai