Anda di halaman 1dari 10

PROTOKOL TANGGAP DARURAT

No. Dokumen
SOP No. Revisi
Tanggal Terbit 3 Agustus 2020
Halaman 1/2
PUSKESMAS H. ISWADI, SKM, M.KL
LIMAPULUH NIP.19770715 199703 1 001

Tim Tanggap Darurat (EmergencyResponseTeam) adalah organisasi


yang dibentuk untuk menanggulangi keadaan darurat dalam
1. Pengertian
lingkungan . Organisasi ini dibentuk untuk memenuhi persyaratan
penanganan keadaan darurat dengan sitematis, aman dan efektif
Prosedur ini bertujuan untuk menghadapi kemungkinan musibah
kebakaran agar terjaga sistem proteksi kebakaran pada bangunan dan
2. Tujuan
lingkungan puskesmas Limapuluh Pekanbaru sehingga proses
pelayanan berlangsung dengan aman dan nyaman.
SK kepala puskesmas No. tentang pemantauan
3. Kebijakan fisik puskesmas
4. Referensi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Per-04//Men/1980
5. Alat Dan Bahan
1. Tetap tenang dan jangan panik
2. Hindari Gedung dan hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan diri
3. Selamatkan benda-benda yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan semakin membesar
4. Keluar mengikuti jalur evakuasi atau jalur darurat.
6. Prosedur
5. Keluar dengan tertib tidak berdesakan dari bangunan tersebut
dengan tertib dengan menggunakan tangga biasa atau tangga
darurat, jangan menggunakan tangga berjalan dan lift
6. Lalu kumpul kearah titik kumpul atau tanah lapang.
7. Memeriksa lingkungan sekitar, jika ada yang terluka segera
memberi pertolongan atau memanggil ambulance
7. Unit Terkait Seluruh petugas puskesmas
Diberlakukan
No Halaman Yang Dirubah Perubahan
Tanggal

8. Rekaman Historis
PENANGANAN KEBAKARAN

No. Dokumen
SOP No. Revisi
Tanggal Terbit 3 Agustus 2020
Halaman 1/2
PUSKESMAS H. ISWADI, SKM, M.KL
LIMAPULUH NIP.19770715 199703 1 001

Prosedur jika terjadi kebakaran, ketesediaan APAR, pelatihan


penggunaan APAR, pelatihan jika terjadi kebakaran adalah aktifitas
yang di lakukan untuk memastikan adanya proteksi kebakaran sejak
6. Pengertian
dini agar dapat di cegah atau di tangani dengan cepat, dengan
pengetahuan dan ikut aktif terhadap mitigasi kebakaran untuk
kenyamanan dan keamanan melakukan aktifitas pelayanan.
Prosedur ini bertujuan untuk menghadapi kemungkinan musibah
kebakaran agar terjaga sistem proteksi kebakaran pada bangunan dan
7. Tujuan
lingkungan puskesmas Limapuluh Pekanbaru sehingga proses
pelayanan berlangsung dengan aman dan nyaman.
SK kepala puskesmas No. tentang pemantauan
8. Kebijakan fisik puskesmas
9. Referensi

10. Alat Dan Bahan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


1. Jangan panik dan tetap tenang serta menenangkan semua yang ada
dilokasi kebakaran.
2. Petugas memberitahun terjadinya kebaran dengan berteriak kebakaran.
3. Petugas menghubungi pemadam kebakaran dan tim kebakaran
puskesmas.
4. Bila memungkinkan padamkan api dengan menggunakan alat pemadam
api ringan (APAR) yang terdekat sesuai prosedur.
5. menghubungi tim evakuasi dokumen untuk menyelamatkan dokumen-
dokumen penting.
6. Menguhubungi tim evakuasi pasien untuk menyelamatkan pasien
7. Prosedur
7. Menghubungi tim evakuasi alat medis untuk mengevakuasi beberapa
alat medis yang penting.
8. Mematikan semua perlatan yang menggunakan listrik
9. Setelah sampai titik kumpul memastikan semua karyawan dan
pasien/keluarga sudah di evakuasi semua.
Kesiapsiagaan Menghadapi Keadaan Bencana
1. Identifikasi Risiko Kondisi Darurat atau Bencana
Mengidentifikasi potensi keadaan darurat di area kerja yang berasal
dari aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan jasa
2. Analisis Risiko Kerentanan Bencana
3. Pengendalian kondisi darurat atau bencana
 Membentuk Tim Tanggap Darurat atau Bencana
 Menyusun juknis tanggap darurat atau bencana
 standar prosedur operasional tanggap darurat atau
bencana
4. Menyediakan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat
berdasarkan hasil identifikasi, antara lain:
 rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu
darurat.
 jalur evakuasi.
 titik kumpul (assembly point).
 APAR
Teknik Kebakaran sederhana meliputi :
 Angkat karung goni, handuk, keset dan selimut yang
dibasahi air, pastikan goni atau kain tidak ada yang
koyak atau berlubang
 Angkat kedua ujung dengan posisi ibu jari depan
 Lalu berjalan miring kemudian karung goni ditutupkan
dibagian yang terbakar
 Jika masih ada api tambahkan goni atau kain yang
dibasahi air lagi
8. Unit Terkait Seluruh petugas puskesmas
Diberlakukan
No Halaman Yang Dirubah Perubahan
Tanggal

9. Rekaman Historis
PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN
APAR

No. Dokumen
SOP No. Revisi
Tanggal Terbit 3 Agustus 2020
Halaman 1/2
PUSKESMAS H. ISWADI, SKM, M.KL
LIMAPULUH NIP.19770715 199703 1 001

Prosedur jika terjadi kebakaran, ketesediaan APAR, pelatihan


penggunaan APAR, pelatihan jika terjadi kebakaran adalah aktifitas
yang di lakukan untuk memastikan adanya proteksi kebakaran sejak
11. Pengertian
dini agar dapat di cegah atau di tangani dengan cepat, dengan
pengetahuan dan ikut aktif terhadap mitigasi kebakaran untuk
kenyamanan dan keamanan melakukan aktifitas pelayanan.
Prosedur ini bertujuan untuk menghadapi kemungkinan musibah
kebakaran agar terjaga sistem proteksi kebakaran pada bangunan dan
12. Tujuan
lingkungan puskesmas Limapuluh Pekanbaru sehingga proses
pelayanan berlangsung dengan aman dan nyaman.
SK kepala puskesmas No. tentang
13. Kebijakan
pemantauan fisik puskesmas
14. Referensi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Per-04//Men/1980
15. Alat Dan Bahan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Pemasangan APAR
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
2. Pemberian tanda pemasangan tersebut harus sesuai dengan
tanda untuk menyatakan tempat alat pemadam api ringan yang
dipasang pada dinding.
3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm
8. Prosedur dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam
api ringan bersangkutan.
4. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
5. Kebakaran dapat digolongkan :
 Kebakaran bahan padat kecuali logam ( Golongan A ).
 Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar
( Golongan B ).
 Kebakaran instalasi listrik bertegangan ( Golongan C )
 Kebakaran logam ( Golongan D ).
6. Jenis alat pemadam api ringan terdiri dari :
 Jenis cair ( air ).
 Jenis busa.
 Jenis serbuk Kering.
 Jenis gas ( Hydrocarbon berhalogen dan sebagainya )
7. Penempatan alat pemadam api ringan yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15
meter, kecuali ditetapkan oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja
8. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang ( ditempatkan )
menggantung pada dinding dengan penguat sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnyaatau ditempatkan dalam
lemari atau peti ( box ) yang tidak dikunci.
9. Lemari atau peti ( box ) dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman dengan tebal maximum 2
mm.
10. Sekang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci
atau digembok atau diikat mati.
11. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman, harus sesuai
dengan besarnya alat pemadam api ringan yang adadalam
lemari atau peti ( box ) sehingga mudah dikeluarkan.
12. Pemasangan alat pemadam api rinagn harus dipasang
sedimikian rupa sehingga bagian paling atas berada pada
ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali CO2 dan
serbuk kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat
jarak antara dasar alar pemadam api ringan tidak kurang 15 cm
dari permukaan lantai.
13. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan
atau tempat dimana suhu melebihi 49 derajat C atau turun
samai minus 44 derajat C kecuali apabila alat pemadam api
ringan tersebut dibuat khusus unutuk suhu diluar batas tersebut
di atas.
14. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka
harus dilindungi dengan tutup pengaman.

Pemeliharaan APAR
1. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 ( dua ) kali
dalam setahun, yaitu :
a.Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan.
b.Pemeriksaan dalam jangka 12 ( dua belas ) bulan.
2. Cacad pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui
waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut
segera diganti dengan yang tidak cacad.
3. Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan
meliputi dengan cara :
 Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan
dalam tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman tabung.
 Bagian luar tabung tidak boleh cacad termasuk handle dan label
harus selalu dalam keadaan baik.
 Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang
terpasang tidak boleh retak, atau menunjukan tanda –tanda
rusak.
 Untuk alat pemadam jenis busa diperiksa dengan
mencampurkan sedikit larutan sodium bicarbonate dan
alumunium sulfat di luar tabung, apabila cukup kuat, maka alat
pemadam api ringan tersebut dipasang kembali.
 Untuk alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen
kecuali jenis tetra chloride diperiksa dengan cara menimbang,
jika beratnya sesuai dengan aslinya dapat dipasang kembali.
 Cara –cara pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan cara
lain sesuai dengan perkembangan.
4. Pemerikasaan dalam jangka 12 ( dua belas ) bulan meliouti
dengan cara :
a. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati –hati
dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak, lalu di
teliti :
 Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang
ditentukan.
 Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan
tidak boleh tersumbat atau buntu.
 Ulir tutup kepala tidak boleh cacad, dan saluran
penyemprotan tidak boleh tersumbat.
 Perlatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam
danbak gasket atau packing harus masih dalam keadaan
baik.
 Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
 Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang
atau cacad karena karat.
 Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum
dimasukakan larutannya harus dalam keadaan baik.
 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam
keadaan baik.
 Tabung gas bertekanan harus berisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
 Untuk alat pemadam api jenis busa harus tahan terhadap
tekanan coba sebesar 20 kg per cm2.
b. Untuk alat pemadam api jenis hydrocarbon berhalogen
dilakukan dengan cara :
 Isi tabung harus diisi dengan berat yang ditentukan.
 Pipa pelelas isi yang berada dalam tabung dan saringan
tidak boleh tersumbat atau buntu.
 Ulir tutup kepala tidak boleh rusak, dan saluran keluar tidak
boleh tersumbat.
 Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.
 Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan
baik.
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
5. Petunjuk cara –cara pemakaian alat pemadam api ringan harus
dapat dibaca dengan jelas.
6. Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan
secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 tahun
sekali dan harus kuat menahan tekanan coba.
7. Untuk alat pemadam api ringan jenis carbon dioxide ( Co2 )
harus dilakukan percobaan tekan dengan syarat :
a. Percobaan tekana pertama satu setengah kali tekana kerja.
b. Percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja.
8. Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali
dengan cara :
a. Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun
sekali.
b. Untuk jenis cairan busa yang dicampur dahulu harus diisi 2
tahun sekali.
c. Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung
harus diisi 3 tahun sekali.
d. Untuk tabung selainnya diisi selambat –lambatnya 5 tahun
sekali.
9. Semua alat pemadam api ringan sebelum diisi kembali harus
dilakukan pemeriksaan atau tindakan sebagai berikut :
a. Isinya dikosongkan secara normal.
b. Setelah seluruh isi tabung dikeluarkan, katup kepala dibuka
dan tabung serta alat –alat diperksa.
c. Bagian dalm dan luar tabung harus diteliti untuk
memastikan tidak terdapat lubang –lubvang atau cacad.
d. Ulir katup kepala harus dberi gemuk tipis, gelang tutup
ditempatkan kembali dan tutup kepala dipasang dengan
mengunci sampai kuat.
e. Apabila ge;ang tutup terbuat dari karet harus dijaga gelang
tersebut tidak terkena gemuk.
f. Tanggal, bulan dan tahun pengisian harus dicatat pada
badan alat pemadam api ringan tersebut.
g. Alat pemadam api ringan ditempatkan pada posisi yang
tepat.
9. Unit Terkait Seluruh petugas puskesmas

Diberlakukan
No Halaman Yang Dirubah Perubahan
Tanggal
10. Rekaman Historis

Anda mungkin juga menyukai