Anda di halaman 1dari 18

1

Pengaruh Penambahan Kadar Air Pada Minuman


Berkarbonasi Sebagai Surfaktan dan Pembersih
Karat

Disusun oleh :

Fiki Haikal
NIM 3335170065

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2018
2

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penambahan Kadar Air Pada Minuman Berkarbonasi

Sebagai Surfaktan dan Pembersih Karat

Disusun Oleh : Fiki Haikal

NIM : 3335170065

Dilaksanakan : Tanggal 2 Mei 2018

Tanda Tangan Saksi

(Fiki Haikal) (Susi)


3

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya

saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Penambahan Kadar

Air Pada Minuman Berkarbonasi Sebagai Surfaktan dan Pembersih Karat. Penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu saya dengan tulus hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Susi selaku ibu kost yang telah mengijinkan saya untuk menguji coba

beberapa property kostannya.

2. Ibu Nina Gantina, M.Pd selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah mengajari

dan membimbing kami

3. Orang tua saya yang telah memberikan do’a dan semangatnya

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga karya ilmiah ini dapat selesai pada waktunya. Saya menyadari

karya ilmiah saya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi

masayarakat untuk pengembangan ilmu penngetahuan bagi kita semua.

Cilegon, 4 Juni 2018

Penyusun
4

ABSTRAK

Minuman berkarbonasi merupakan minuman non alkohol yang mengalami

proses karbonasi. Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang terdiri dari

karbondioksida (CO2) yang dilarutkan dengan air (H2O) dan zat aditif lainnya. Asam

karbonat (H2CO3) yang merupakan reaksi dari zat diatas merupakan suatu asam dengan

pH 5,5. Asam karbonat bersamaan dengan asam sulfat dan asam lainnya dapat

memberikan rasa getir pada soda. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kadar air pada percobaan dan mengetahui penggunaan lain pada minuman

berkarbonasi. Prosedur percobaan yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan minuman

berkarbonasi dan air dengan tiga variasi perbandingan kadar yang berbeda yaitu

dengan perbangdingan coca-cola:air sebesar 1:0, 1:1 dan 0:1, dengan menggunakannya

pada tiga permukaan yang berbeda yaitu kaca jendela, lantai dan besi berkarat.

Kesimpulan yang didapat yaitu semakin banyak jumlah minuman yang digunakan

maka semakin bersih penampang yang dikenainya, begitu pula sebaliknya dan kita

dapat mengetahui fungsi lain dari minuman berkarbonasi selain sebagai minuman.

Kata Kunci : Asam Karbonat, Kadar, Permukaan


5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….1

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………...2

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...3

ABSTRAK……………………………………………………………………………4

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………7

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...8

1.3 Tujuan Percobaan…………………………………………………………8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Pengertian Minuman Berkarbonasi………………………….9

2.2 Pengertian Surfaktan……………………………………………………..11

BAB 3 METODE PERCOBAAN

3.1 Prosedur Percobaan……………………………………………………...12


6

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil……………………………………………………………………...14

4.2 Pembahasan…………………………………………………………….. 15

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………16

5.2 Saran……………………………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minuman berkarbonasi merupakan minuman non alkohol yang

mengalami proses karbonasi. Bertahun-tahun produk minuman ringan (soft

drink) telah beredar di berbagai sudut kota hingga desa-desa terpencil. Tetapi,

hingga saat ini produk tersebut tidak ada matinya, bahkan semakin diminati

oleh berbagai kalangan masyarakat dunia. Banyak inovasi yang telah dilakukan

untuk penyempurnaan minuman ringan tersebut, baik ditinjau dari segi

tampilan, cita rasa, maupun nilai gizinya. Minuman bersoda atau yang disebut

juga sebagai minuman berkarbonasi, merupakan salah satu minuman ringan

yang kian populer di masyarakat indonesia. Jenis minuman ini sangat digemari

di seluruh dunia. Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang ditemukan

oleh Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan

mencampurnya dengan CO2.

Selain digunakan sebagai minuman/soft drink, ternyata minuman

berkarbonasi dapat digunakan sebagai surfaktan/pembersih. Maka pada


8

percobaan kali ini dilakukan penggunaan minuman berkarbonasi sebagai

surfaktan dengan kadar yang berbeda pada tiga permukaan yang berbeda

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakng diatas maka dapat kita rumuskan rumusan

masalahnya yaitu:

1. Apa itu minuman berkarbonasi?

2. Apa saja penggunaan lain pada minuman berkarbonasi?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan diadakannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

kadar air pada percobaan dan mengetahui penggunaan lain pada minuman

berkarbonasi.
9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Pengertian Minuman Berkarbonasi

Minuman berkarbonasi adalah minuman tidak memiliki kandungan

alkohol yang mengalami proses karbonasi. Di seluruh belahan bumi, minuman

berkarbonasi memiliki beberapa nama populer yang berbeda-beda, sebagai

contoh, di Amerika Serikat, dikenal dengan nama soda, soda pop, pop atau

tonik, di Inggris dikenal dengan fizzy drinks, di Kanada dikenal dengan Soda

atau Pop saja. Sedangkan di daerah Ireland, mereka menyebutnya Minerals.

Pada tahun 1770an, seorang ilmuwan berhasil menciptakan suatu proses untuk

menghasilkan air mineral berkarbonasi. Adalah seorang berkebangsaan Inggris

bernama Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan

mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain adalah John Mervin

Nooth, yang berhasil memperbaiki hasil penemuan Priestley dan menjualnya

secara komersial alat untuk memproduksi air soda yang pertama untuk

digunakan di bidang farmasi. Karbonasi terjadi ketika gas CO2 terlarut secara

sempurna dalam air. Proses ini akan menghasilkan sensasi karbonasi "Fizz"

pada air berkarbonasi dan sparkling mineral water. Hal tersebut diikuti gengan
10

raeksi keluarnya buih (foaming) pada minuman soda yang tidak lain adalah

proses pelepasan kandungan CO2 terlarut di dalam air (Guntari, 2012)

Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang sudah tidak

memiliki kandungan alkohol. minuman berkarbonasi atau sering disebut

minuman bersoda banyak beredar di masyarakat. Akan tetapi sebagian besar

masyarakat hanya mengetahui sedikit atau bahkan sama sekali tidak

mengetahui bahaya dari minuman bersoda tersebut. Serta masyarakat banyak

yang kesulitan untuk mengurangi konsumsi minuman bersoda ini

(Candrakirana, 2012).

Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang terdiri dari

karbondioksida (CO2) yang dilarutkan dengan air (H2O) dan zat aditif lainnya.

Asam karbonat (H2CO3) yang merupakan reaksi dari zat diatas merupakan

suatu asam dengan pH 5,5. Asam karbonat bersamaan dengan asam sulfat dan

asam lainnya dapat memberikan rasa getir pada soda (Astawan,2012)

Gambar 1 Struktut Asam Karbonat (H2CO3)


11

2.2 Pengertian Surfaktan

Surfaktan atau surface active agent adalah molekul-molekul yang

mengandung gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak/lemak) pada

molekul yang sama , karena itu surfaktan dapat melarutkan zat polar maupun

non polar (Foster, 1996).

Minuman berkarbonasi yang bersifat asam lemah juga dapat bersifat

surfaktan, karena asam merupakan senyawa yang bersifat korosi merusak (Hart,

1990). Hal ini dapat membuat minuman berkarbonasi dapat mengangkat

kotoran-kotoran yang tidak dapat dibersihkan dengan air saja


12

BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1 Prosedur Percobaan

Percobaan ini dilakukan di kost dengan menggunakan bahan yaitu

Minuman berkarbonasi (Coca-cola) dan air putih. Dalam percobaan ini

dilakukan 3 percobaan dengan menggunakan variasi kadar air yang berbeda

pada setiap percobaannya. Percobaan pertama menggunakan 100% Coca-cola,

percobaan kedua menggunakan perbandingan 50% coca-cola + 50% air putih ,

sedangkan percobaan ketiga menggunakan 100% air putih. Percobaan ini

dilakukan selama 1 jam untuk melihat efek setelah pemakaian bahan pada suatu

permukaan tertentu.

1. Tahap percobaan

Pertama dilakukan penyiapan satu botol minuman berkarbonasi

dan air putih. Lalu, disiapkan 3 larutan dengan kadar coca-cola dengan

air yang berbeda. Setiap larutan kemudian digunakan sebagai pembersih

pada permukaan kaca jendela, lantai, dan besi berkarat. Setelah larutan
13

digunakan, kemudian ditunggu selama 1 jam untuk melihat efek yang

terjadi setelah penggunaan.

2. Tahap pengambilan data

Setelah ditunggu selama 1 jam, setiap permukaan yang telah

diberikan larutan tersebut dicatat kualitas setelah penggunaan minuman

berkarbonasi tersebut.
14

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut hasil dari ketiga percobaan penggunaan minuman

berkarbonasi pada ketiga permukaan yang berbeda

Tabel 1 Data Percobaan

Perc- Perbanding- Penggunaan pada permukaan

obaan -an Coca- Kaca Jendela Lantai Besi Berkarat


cola : Air Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 1:0 Kotor Sangat Kotor Sangat Berkarat Karat


Berkurang
Bersih Bersih

2 1:1 Kotor Bersih Kotor Sangat Berkarat Karat


Berkurang
Bersih

3 0:1 Kotor Bersih Kotor Kotor Berkarat Berkarat


15

4.2 Pembahasan

Setelah melihat data diatas, dapat kita lihat bahwa semakin banyak

minuman berkarbonasi yang digunakan maka semakin bersih permukaan yang

dikenainya. Dapat dilihat pada percobaan yang dilakukan pada lantai, bahwa

kotoran yang ada pada lantai tersebut hanya dapat terangkat dengan

menggunakan minuman berkarbonasi. Penambahan kadar air untuk percobaan

pada kaca dan lantai hanya mengurangi kemampuan minuman berkarbonasi

untuk dapat bersifat sebagai surfaktan. Hal ini dikarenakan air yang memiliki

pH netral (pH=7) dan lebih tinggi dari minuman berkarbonasi tersebut

(pH=5,5) membuat minuman tersebut menjadi netral seiring dengan

penambahan jumlah airnya, ini membuat minuman tersebut kekurangan sifat

asamnya yaitu korosif itu sendiri.

Selain sebagai surfaktan, minuman berkarbonasi juga dapat

mengurangi karatan pada besi yang dikarenakan sifat asamnya tersebut.

Penambahan kadar air untuk percobaan pada besi berkarat hanya akan

mempercepat dan memperbanyak karatnya.


16

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dan pembahasan yang telah didapat maka

dapat disimpulkan bahwa semakin banyak minuman berkarbonasi yang

digunakan sebagai surfaktan pada suatu permukaan maka, semakin bersih

suatu permukaan yang dikenai minuman tersebut. Dan setelah melakukan

percobaan ini kita dapat mengetahui fungsi lain dari minuman berkarbonasi

selain sebagai minuman.

5.2 Saran

Untuk percobaan selanjutnya, sebaiknya jika ingin menggunakan

minuman berkarbonasi sebagai pembersih/surfaktan maka lebih baik

menambahkan asam-asam lain daripada menambahkan air untuk

mempertahankan pH asamnya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2012. Jangan Takut Makan Enak. Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara.

Candrakirana, Dyahwisnu. 2012. Bahaya dan Cara Mengurangi Minuman Bersoda.

Tersedia di: http://dykirana.blogspot.com/2012/08/bahaya -dan-cara-

mengurangi-minuman.html. Diakses pada kamis, 02 Mei 2018.

Foster, N.C. 1996. Sulfonation and Sulfation Processes. In : Soap and Detergents :

A Theoretical and Practical Review. Spitz, L. (Ed). AOCS

Press, Champaign, Illinois.

Guntari.A, Wahyu.I. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa Merk

Dagang Minuman Ringan Secara Spektofotometri Ultraviolet. Jurnal

: Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Vol.2.no2: 111-118.

Hart, H. 1990. Kimia Organik. Edisi Keenam. Suminar Ahmadi, Penterjemah.

Penerbit Erlangga. Jakarta


18

Lampiran

Gambar 2 Bahan bahan yang digunakan

Gambar 3 Kondisi kaca jendela

Gambar 4 Kondisi lantai sebelum dan sesudah pemakaian

Gambar 5 Kondisi Besi berkarat setelah pemakaian

Anda mungkin juga menyukai