Anda di halaman 1dari 5

Analisis data

Konsentrasi Jumlah Gambar Pengamatan Keterangan


Koloni
10-1 86 Alt koloni= ∑koloni x 1 x
Vol.
ting. Pengenceran
Alt koloni= 86 x 1 x 10
10-1
= 8,6 x 103 cfu/gr

10-2 - TSUD (1 koloni)

10-3 - Belum tumbuh koloni

10-4 - Belum tumbuh koloni

10-5 - Belum tumbuh koloni


10-6 - Belum tumbuh koloni

Berdasarkan hasil pengamatan hasil pengamatan ALT koloni bakteri dengan


menggunakan metode SPC merupakan metode untuk mendapatkan hasil jumlah
mikroba dengan range 30 – 300 CFU (Colony Forming Unit) / ml dari
pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 , 10-4, 10-5, 10-6. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir
kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam proses analisa, terutama statistical
error. Kisaran 30-300 koloni ini dijadikan titik tumpu dalam menentukan semua
faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir dan setelah didapatkan hasilnya
kemudian disesuaikan dengan standard batas minimum ALT yang ditetapkan
BPOM untuk kue sebesar 105 cfu/gr.
Adapun hasil pengamatan setelah diencerkan dengan pepton kemudian di inkubasi
selama 2x24 jam hanya pada cawan dengan tingkat pengenceran 10-1 ditemukan
koloni bakteri sebanyak 8,6 x 103 cfu/gr. Seharusnya masa inkubasi sampel
adalah 1x24 jam. Hal ini dikarenakan setelah diinkubasi selama 1x24 hanya
cawan dengan pengenceran 10-1 yang ditumbuhi bakteri. Sehingga masa inkubasi
ditambah menjadi 2x24 jam untuk meyakinkan ada atau tidaknya koloni bakteri
pada sampel makanan tersebut. Setelah 2x24 jam dilakukan pengmatan kembali
pada sampel, namun tidak menunjukkan adanya pertambahan jumlah koloni
bakteri.
Pada tingkat pengenceran 10-1, jumlah koloni bakteri yang ditemukan
adalah 8,6 x 103 cfu/gr koloni. Pada tingkat pengenceran 10-2 jumlah koloni hanya
1 koloni sehingga tidak memnuhi syarat untuk dihitung dan dinyatakan TSUD
(terlalu sedikit untuk dihitung). Pada pengenceran 10-310-4, 10-5, 10-6 tidak
ditemukan adanya koloni bakteri.
Jumlah tersebut mempengaruhi perhitungan ALT koloni. Koloni yang
ditemukan pada praktikum ini < 30 sehingga ALT koloni yang dihitung adalah
dari koloni yang ada pada tingkat pengenceran 10-1 seperti yang terdapat pada
tabel data pengamatan diatas.
Pembahasan

Praktikum Uji Kualitas Mikrobiologi Makanan ini menggunakan Angka Lempeng


Total (ALT) menurut BPOM (2008) ALT merupakan salah satu cara untuk
mempermudah dalam pengujian mikroorganisme dari suatu produk, dan Angka
Lempeng Total (ALT) menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen atau non
pathogen yang dilakukan pengamatan secara visual atau dengan kaca pembesar
pada media penanaman yang diteliti, kemudian dihitung berdasarkan lempeng
dasar untuk standart test terhadap bakteri.
Pada praktikum ini menggunakan metode pengenceran bertingkat dan
homogenasi sebelum bakteri ditanam di dalam media agar padat Plate Count Agar
(PCA) sebagai media tumbuh. Menurut Bridson (2006)Plate Count Agar (PCA)
mengandung tripton, glukosa dan yeast extract untuk nutrisi petumbuhan bakteri.
PCA digunakan untuk penghitungan jumlah mikroorganisme dalam susu, juga
digunakan untuk penghitungan jumlah mikroorganisme dalam air, makanan,
termasuk juga untuk obat tradisional (Atlas,1997).
Selain media tumbuh, faktor penting dalam praktikum yakni proses homogenasi
dan pengenceran bertingkat. Dasar dari homogenisasi adalah memebedakan sel-
sel bakteri yang terlindung oleh partikel dalam sampel dan untuk menggiatkan
kembali sel-sel yang mungkin terganggu kelangsungan hidupnya karena kondisi
yang kurang menguntungkan didalam sampel (Hadioetomo, 1985).
Menurut Menurut Wasteson and Hornes (2009) tujuan dari pengenceran
bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Taigan (1988) juga berpendapat bahwa Pengenceran dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan koloni bakteri dengan jumlah antara 25-250 sehingga
mempermudah penghitungan koloni. Jika tidak dilakukan pengenceran, maka
koloni bakteri akan sangat pekat, sehingga penghitungan koloni sulit untuk
dilakukan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa koloni bakteri hanya ditemukan pada
tingkat pengenceran 10-1 jumlah koloni bakteri yang ditemukan adalah 8,6 x 103
cfu/gr koloni. Sedangkan pada tingkat pengenceran 10-2 -10-6. Hal ini dapat
disebabkan karena makanan tersebut termasuk makanan yang bersih sehingga
layak untuk dikonsumsi. Selain itu, juga dapat disebabkan karena pengaruh
pengenceran bertingkat diman jumlah total mikroba terbanyak terdapat pada
sampel dengan pengenceran pertama dan semakin menurun pada pengenceran
berikutnya. Hal tersebut didukung oleh Fatmarina (2000) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pengenceran maka sampel yang terdapat pada larutan yang
telah diencerkan sedikit sehingga total mikroba yang terhitung juga semakin
sedikit.
Pengenceran adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya.
Tingkat pengenceran berpengaruh terhadap presentasi motilitas
individu. Tingkat pengenceran mampu menghasilkansegmen yang
optimal pada suhu kamar (Winarto dan Isnanini, 2008).
Refrensi

Atlas, R.M. 2000. Handbook of Microbiological Media 2nd edition. New York:
CRC Press
BPOM. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2008. Angka Lempeng Total
(ALT).www.pom.go.id/ Diakses 29 Desember 201].
Bridson, E.,Y., 2006. Oxoid Manual ninth edition Oxoid Limited. England. pp.
337,338.
Fatmarina S. 2000. Pengaruh konsentrasi sukrosa dan starter terhadap beberapa
karakteristik kombucha [skripsi]. Bandung: Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, UNPAD.

Hadioetomo, R.S., 1985. Mikrobiologi Dasar dan Praktik-Teknik dan Prosedur


Dasar dalam Laboratorium. Jakarta: Gramedia
Tarigan, J.1988. Pengantar Mikrobiologi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Gramedia
Wasteson, Y, and Hornes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food.
International Journal Of Food Microbiology. 12.103-114
Winarto, A dan Isnain, N. 2008. Pengaruh Tingkatan Pengenceran Terhadap
Kualitas Spermatozoa Kambing Setelah Penyimpanan Pada Suhu Kamar.
Malang. FPIK. Universitas Brawijaya

Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan ALT yang dioeroleh pada bahan makanan kue roll
menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri sebanyak 8,6 x 103 cfu/gr yang berarti
lebih kecil dari batas minimum ALT yang ditetapkan oleh BPOM sebesar 105
cfu/gr sehingga dapat disimpulkan bahwa makanan tersebut atau kue basah
tersebut layak dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai