Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM II

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI VETERINER I

Penghitungan Jumlah Bakteri

Kelompok D1

Siti Mu’ayyanah (1709511094/D)

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum II Bakteriologi dan
Mikologi Veteriner dengan baik.

Penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas praktikum dalam mata


kuliah Bakteriologi dan Mikologi Veteriner. Dalam laporan ini menjelaskan
tentang penghitungan jumlah bakteri.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini


untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun kami menyadari bahwa
paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya. Semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 8 Oktober 2018

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Bakteri merupakan mikro uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak
mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi
aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah,
di atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam
air, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh manusia, hewan,
dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan sekitar. Misalnya,
jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah
(Hidayat, et al., 2006).
Menurut Waluyo (2007), pengamatan bakteri dapat dilakukan secara
individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni. Bila
bakteri yang ditumbuhkan di dalam medium yang tidak cair, maka akan terjadi
suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk
setiap spesies, dan bentuk tersebut merupakan ciri khas bagi suatu spesies
tertentu.
Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan
hidup berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi
indeks bagi jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik
pengitungan ini membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan
mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi
dan kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang
berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal
dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada cawan bersangkutan.
Penghitungan jumlah bakteri dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung. Penghitungan secara langsung dilakukan dengan menghitung
jumlah sel yang tampak pada pengamatan mikroskop. Sedangkan
penghitungan secara tidak langsung dilakukan dengan cara menghitung
jumlah koloni yang tumbuh pada media biakan. Ada beberapa metode yang
digunakan untuk menghitung bakteri secara tidak langsung yaitu:
1. Metode PlateCount ( metode sebar)
Pada metode ini sampel/bahan sebanyak 0,1 ml ditaruh pada
permukaan media agar yang sudah memadat dalam cawan petri,
kemudian sampel diratakan di atas permukaan media tersebut dengan
bantuan alat perata.
2. Metode Total Count ( metode tuang)
Sampel yang digunakan diambil (1 ml) menggunakan pipet
kemuadian ditaruh pada cawan petri kosong yang steril, kemudian
dituangkan dengan media agar yang mencair (suhu 45o C) dan
selanjutnya digoyang-goyangkan agarbahan tercampur merata dan
kemudian dibiarkan memadat. Penghitungan dengan cara ini dapat
dipergunakan untuk bakteri aerob maupun anaerob.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Mempelajari metode penghitungan jumlah bakteri.
2. Mempelajari cara pengenceran yang tepat guna menghitung jumlah
bakteri.
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 September 2018 Pukul
08.00 – 10.00 WITA bertempat di Laboratorium Bakteriologi dan Mikologi
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Sesetan,
Denpasar. Untuk pengecekan dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September
2018 Pukul 16.00 WITA.
2.2 Materi
Alat dan Bahan :
1. Sampel : daging ayam
2. Alcohol 70%
3. Aquades steril
4. Pinset
5. Gunting
6. Mortar dan stamper
7. Tabung reaksi (4 buah)
8. Pipa bengkok
9. Bunsen
10. Spuit
11. Tissue
2.3 Metode
Metode yang kami gunakan untuk penghitungan jumlah bakteri yaitu
plate count (metode sebar) dan total count (metode tuang).
2.4 Langkah Kerja
1. Sterilkan semua alat yang akan digunakan menggunakan alcohol 70%.
2. Panaskan pinset dan gunting menggunakan api bunsen lalu gunakan untuk
mengambil sempel yang telah ditimbang 1 gram dan masukkan ke mortar.
3. Haluskan sampel menggunakan stamper, lalu tambahkan 9mL aquades
steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi I menggunakan spuit.
4. Encerkan sampel sebanyak 3 kali hingga menjadi pengenceran 10-4.
Masing – masing tabung reaksi yang digunakan untuk tempat
pengenceran diberi label 1-4 sesuai dengan tingkat pengenceran.
5. Gunakan spuit untuk mengambil sampel dengan pengenceran 10-3 dan 10-
4
untuk di teteskan pada cawan petri 1 dan 2 yang telah diberi label sesuai
dengan tingkat pengenceran. Tuangkan media agar yang telah di sterilkan
ke dalam cawan petri lalu homogenkan dan tutup. Pastikan ketika
mengerjakan semua alat dalam keadaan steril.
6. Gunakan spuit yang telah disterilkan lagi untuk mengambil sampel
pengenceran 10-3 dan 10-2 untuk di teteskan ke media EMBA. Lalu
ratakan menggunakan batang pipa bengkok dan tutup. Pastikan ketika
mengerjakan semua alat dalam keadaan steril.
7. Masukkan keempat media ke dalam incubator dan tunggu hingga 24 jam.
8. Cek hasil nya pada hari selanjutnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
NO HASIL PRAKTIKUM PENGHITUNGAN
1. Pengenceran 10-4 Rumus hitung bakteri
1 𝐶𝑓𝑢
𝑗𝑘 𝑥 ( )
Fp x VI 𝑚𝑙
1 𝐶𝑓𝑢
300 𝑥 ( )
Fp x VI 𝑚𝑙

2. Pengenceran 10-3 Rumus hitung bakteri


1 𝐶𝑓𝑢
300 𝑥 ( )
10−3 x 10 𝑚𝑙
1 𝐶𝑓𝑢
300 𝑥 −2
( )
10 𝑚𝑙
𝐶𝑓𝑢
3 𝑥 104 ( )
𝑚𝑙

3. Pengenceran 10-2 Rumus hitung bakteri


Metode Sebar
Coliform
= Jumlah koloni x pengenceran
= x 10-3
= CFU/ml
E. coli
= Jumlah koloni x pengenceran
= 20 x 10-3
= 20 CFU/ml
Non coliform
= jumlah koloni x pengenceran
= 300 x 10-3
= 75 CFU/ml

4. Pengenceran 10-3 Rumus hitung bakteri


Metode Sebar
Coliform
= Jumlah koloni x pengenceran
= 53 x 10-3
= 53 CFU/ml
E. coli
= Jumlah koloni x pengenceran
= 20 x 10-3
= 20 CFU/ml
Non coliform
= jumlah koloni x pengenceran
= 75 x 10-3
= 75 CFU/ml

3.2 Pembahasan
Hasil praktikum yang dilakukan menggunakan 2 metode yaitu total
count dan plate count. Masing – masing dari metode diatas memiliki
menggunakan pengenceran 10-2 hingga 10-4. Pengenceran yang dilakukan
bermaksud untuk mengetahui koloni bakteri lebih jelas, karena semakin
banyak dilakukan pengenceran maka koloni bakteri yang dilihat akan
semakin sedikit.
Hasil perhitungan menggunakan metode total plate count atau metode
tuang mendapatkan hasil bahwa melalui pengenceran 10-3 hingga 10-4 koloni
bakteri jumlahnya diatas rata – rata. Namun, pada pengenceran 10-4 koloni
terlihat jauh lebih jelas dibandingkan pada pengenceran 10-3. Maka
diperlukan pengenceran ulang hingga koloni bakteri lebih mudah untuk
dihitung. Selain itu, penghitungan menggunakan metode ini juga akan
menimbulkan sejumlah koloni mengalami difus dimana koloni terlihat
bersambung menjadi satu dan besar. Metode tuang ini termasuk dalam media
umum sehingga tidak bisa mendeteksi jenis bakteri yang ada. Koloni yang
tebentuk berwarna putih, titik titik pada seluruh permukaan media. Diameter
koloni yang tumbuh pada media terlihat lebih besar pada pengenceran 10-4
dibandingan pada pengenceran 10-3.
Dilihat pada hasil penghitungan melalui metode plate count, jumlah
bakteri coliform dan E. coli dapat tumbuh dengan baik pada media EMBA.
Koloni bakteri coliform ditandai dengan adanya warna pink ditepinya dan
hijau metalik khusus untuk bakteri E. coli. Bakteri non coliform berbentuk
sama dengan yang lain yaitu mucoid, dan berwarna hitam tetapi tidak
memiliki warna di tepi. Pada pengenceran 10-3 dan 10-4 terhitung jumlah
bakteri lebih banyak pada pengenceran 10-3 dibandingkan dengan
pengenceran 10-4. Diameter koloni bakteri jauh lebih besar pada pengenceran
10-3 sekitar 0,3 – 0,5 mm dibandingkan pada pengenceran 10-2. Hal ini
membenarkan daripada teori yang ada bahwa semakin banyak pengenceran
makan bakteri yang dapat terlihat semakin sedikit dan jelas.
Semua hasil praktikum telah sesuai dengan teori yang selama ini ada.
Hanya saja sejumlah faktor external tetap mempengaruhi akurasi akan hasil
praktikum. Maka perlu ditingkatkan sterilitas alat yang akan digunakan dan
seorang yang melakukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Adapun simpulan daripada praktikum yaitu pada media plate count
koloni yang ada lebih dari 300CFU/ml dan pada
4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai